1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan bermutu merupakan salah satu cara yang dilakukan suatu bangsa dalam menghadapi era globalisasi sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Hal ini akan berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kompetensi melalui pendidikan bermutu. Tampubolon (2001) menjelaskan bahwa peningkatan mutu berkelanjutan perguruan tinggi sangat perlu. Hal ini berkaitan dengan 1) Kebutuhan pelanggan selalu berubah mengiringi perubahan zaman dan perkembangan masyarakat; 2) Kelemahankelemahan masa lalu yang perlu diperbaiki selalu ada, baik besar maupun kecil; dan 3) Keterbatasan kemampuan perguruan tinggi sehingga tak dapat mengatasi masalah (meningkatkan mutu) sekaligus, tapi harus bertahap dan berangsur. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk penyampaian pesan/informasi sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik (Haryoko 2009). Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan sistem pembelajaran yang efektif dapat menciptakan sumberdaya manusia yang kompeten dan berdaya saing tinggi di semua bidang. Desain pembelajaran yang efektif seharusnya bisa memastikan bahwa program tersebut dapat mengenali kebutuhan identifikasi pendidikan, dan dengannya metode mengajar dan strategi asesmen dapat dipilih untuk mencapai sasaran hasil program dengan adanya evaluasi dan tinjauan ulang yang memfasilitasi terjaganya kualitas materi ajar, serta peningkatan secara berkelanjutan (Setyawan 2006). Perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan sumberdaya manusia, tetapi juga menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Kedudukan dan peran strategis yang diemban perguruan tinggi, mengharuskan lembaga ini secara terus menerus melakukan perubahan dan perbaikan dalam rangka peningkatan mutu perguruan tinggi (Abbas 2008). Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan berpengaruh langsung terhadap perkembangan perguruan tinggi. Perguruan tinggi harus terus berupaya meningkatkan mutu proses pembelajaran yang berkelanjutan dengan merumuskan strategi peningkatan mutu pembelajaran seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pembelajaran yang semakin meningkat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini perlu dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia untuk mengembangkan proses pembelajaran. Konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informasi sangat penting direalisasikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan di Indonesia sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikannya. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi maupun sistemnya. E-learning merupakan teknologi informasi baru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran (Wahyuni 2013). Konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat
2 dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga pendidikan tinggi. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk memiliki kompetensi yang baik guna kesiapan dalam menghadapi persaingan yang semakin tinggi disemua bidang secara global. Salah satu upaya dalam pembentukan masyarakat yang kompeten yakni dengan menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu melalui perguruan tinggi yang merupakan satuan penyelenggara lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Era globalisasi saat ini menuntut setiap instansi pendidikan tinggi untuk menerima e-learning dalam sistem pendidikan (Capogna 2015). E-learning sebagai media elektronik dapat membawa dampak perubahan pada proses pembelajaran. Metode e-learning memberikan keleluasaan pada dosen untuk memberikan akses kepada mahasiswa untuk mendapatkan referensi ilmiah terkait dengan mata kuliah tersebut yang mungkin tidak didapat selama jam kuliah maupun praktikum (Budi dan Nurjayanti 2012). Interaksi antara pengajar dan peserta didik tidak hanya dilakukan dengan tatap muka langsung tetapi juga dapat menggunakan media elektronik sebagai perantara sehingga suasana belajar mengajar menjadi lebih menarik, visual dan interaktif. E-learning merupakan kombinasi antara informasi, komunikasi, pendidikan dan pelatihan yang merupakan elemen inti untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum. Perangkat dasar yang digunakan adalah seperangkat komputer yang memiliki akses internet. Tanpa memiliki akses internet, sulit bagi peserta didik dan pengajar untuk mempraktekkan e-learning. Penyelenggaraan pembelajaran dengan metode e-learning di lingkungan Institut Pertanian Bogor telah disosialisasikan berdasarkan surat keputusan Rektor IPB No. 13/I3/PP/2011 tentang penyelenggaraan pembelajaran berbasis elearning di Institut Pertanian Bogor. Panduan tentang pengembangan dan penyelenggaraan e-learning pada program sarjana di lingkungan IPB juga telah disusun dalam Prosedur Operasional Baku (POB) penyelenggaraan program pendidikan sarjana IPB yang ruang lingkupnya mencakup prosedur pengembangan bahan ajar berbasis e-learning dan penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-learning (POB-IPB-S1-9 2012). Meskipun IPB telah menyampaikan kebijakan-kebijakan tentang pelaksanaan e-learning tersebut, tetapi dalam kenyataannya masih ada program studi di lingkungan IPB yang belum maksimal menerapkan metode pembelajaran e-learning. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) merupakan unit penyelenggara pendidikan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dibentuk pada tahun 1981 dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0546/0/1983. Dokumen buku IIIA Borang Akreditasi MSP (2013a) menjelaskan bahwa sistem pembelajaran dibangun berdasarkan perencanaan yang relevan dengan tujuan, ranah belajar dan hierarkinya. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan berbagai strategi dan teknik yang menantang, mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis bereksplorasi, berkreasi dan bereksperimen dengan memanfaatkan aneka sumber. Upaya yang perlu dilakukan oleh Departemen MSP dalam merealisasikan proses pembelajaran seperti yang dijelaskan tersebut salah satu alternatifnya adalah dengan meningkatkan penerapan metode pembelajaran e-learning pada program sarjana di Departemen MSP.
3 Departemen MSP saat ini memiliki staf pengajar yang kompeten dan kurikulum yang terstruktur dengan pencapaian kompetensi lulusan. Proses pembelajaran di Departemen MSP saat ini dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya terarah ke metode pembelajaran partisipatif yang mengharuskan mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan oleh staf pengajar dalam proses pembelajaran secara efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan bahan ajar yang relevan atau pun membuat forum diskusi perkuliahan melalui internet sehingga dapat memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan bahan ajar dan melakukan diskusi diluar jam perkuliahan tanpa harus tatap muka langsung. Proses belajar mengajar di Departemen MSP saat ini masih konvensional dan belum sepenuhnya terarah ke sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL), yaitu sistem yang menempatkan mahasiswa sebagai subyek yang aktif dan mandiri (Harsono 2008). SCL mengutamakan keaktifan dari mahasiswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran e-learning merupakan realisasi dari sistem pembelajaran SCL (Istambul 2012). Metode pembelajaran e-learning adalah salah satu alternatif metode pembelajaran yang memudahkan mahasiswa dan dosen untuk berinteraksi tanpa harus tatap muka langsung dalam proses belajar mengajar. Banyak faktor pendukung yang harus dipenuhi dalam peningkatan metode e-learning. Departemen MSP perlu mempersiapkan diri dalam memenuhi semua faktor-faktor pendukung yang dibutuhkan dalam peningkatan penerapan metode pembelajaran e-learning. Jumlah mata kuliah program sarjana di Departemen MSP saat ini ada 31 mata kuliah yang seluruhnya sudah terdaftar di Lecture Management System (LMS) IPB. Meskipun seluruh mata kuliah departemen MSP sudah terdaftar di LMS IPB namun hanya tiga mata kuliah atau kurang dari 10% mata kuliah yang sudah mencoba menerapkan e-learning di LMS IPB dan mayoritas konsep model pembelajaran yang diterapkan masih konvensional. Beberapa mata kuliah sudah mulai mencoba menerapkan model e-learning melalui website Lecture Management System (LMS) IPB diantaranya mata kuliah Kualitas Air (MSP 212), Avertebrata Air (MSP 222) dan Konservasi Sumber Daya Hayati Perairan (MSP 322). Penerapan e-learning dari beberapa mata kuliah tersebut sampai saat ini belum terlaksana dengan baik dan terarah pada tujuan e-learning. Kondisi demikian perlu dikaji untuk mengidentifikasi permasalahan terkait penerapan elearning pada program sarjana Departemen MSP. Peningkatan penerapan metode pembelajaran e-learning di Departemen MSP perlu didukung sepenuhnya oleh civitas akademik di program sarjana Departemen MSP.
Perumusan Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pembelajaran yang efektif. Metode elearning merupakan alternatif model pembelajaran yang perlu ditingkatkan oleh Departemen MSP sebagai upaya untuk mencapai efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
4 1. Bagaimana persepsi mahasiswa dan dosen terhadap penerapan metode pembelajaran e-learning pada program sarjana Departemen MSP? 2. Strategi apa yang harus diterapkan Departemen MSP dalam meningkatkan penerapan metode pembelajaran e-learning pada program sarjana?
Tujuan Penelitian Penelitian mengenai peningkatan penerapan metode pembelajaran elearning di Departemen MSP ini bertujuan. 1. Menganalisis persepsi mahasiswa dan dosen tentang penerapan metode pembelajaran e-learning program sarjana Departemen MSP saat ini. 2. Merumuskan strategi peningkatan penerapan metode pembelajaran e-learning pada program sarjana Departemen MSP.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian ini bagi Departemen MSP, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menentukan strategi pengembangan metode pembelajaran elearning program sarjana departemen MSP. 2. Manfaat penelitian ini bagi akademisi dan institusi pendidikan khususnya MBIPB dapat menambah pengetahuan tentang cara membuat perumusan strategi pengembangan metode pembelajaran e-learning serta dapat memberikan acuan pustaka baru terkait e-learning.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan di Departemen MSP ini melingkup penyelenggaraan pendidikan yang memfokuskan bahasan terhadap proses pembelajaran program sarjana di Departemen MSP FPIK IPB. Responden dalam penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa aktif program sarjana Departemen MSP.
2 TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran E-learning E-learning dapat didefinisikan sebagai konten pembelajaran yang disampaikan oleh teknologi elektronik (Li 2009). E-learning merupakan pembelajaran on-line yang disampaikan melalui internet (Conn 2008). Internet merupakan teknologi penting untuk pembelajaran jarak jauh (Mohamed 2012), elearning ini merupakan model pembelajaran yang dihubungkan dengan teknologi internet, membutuhkan sebuah media untuk dapat menampilkan materi pembelajaran. Diskusi juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling bertukar informasi antara peserta dengan pengajar.
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB