1
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada Tahun 2012, terjadi penurunan harga komoditas dunia seperti emas, minyak, batubara dan minyak kelapa sawit sebagai dampak dari krisis di Eropa yang berkepanjangan. Sepanjang Tahun 2012 harga batubara mengalami penurunan hingga menyentuh titik terendah pada bulan Oktober-November pada harga 84.71 US dolar per ton. Padahal harga sebelumnya berada pada posisi diatas 100 US dolar per ton dan mencapai titik tertinggi 128.92 US dolar per ton pada awal Tahun 20111. Harga CPO pun mengalami hal yang sama. Pada akhir Tahun 2012 harga CPO berada pada level 761.99 US dolar per ton yang sebelumnya pada awal Tahun 2011 berada pada titik tinggi 1,257.72 US dolar per ton2. Penurunan harga komoditas ini sangat memengaruhi perusahaan-perusahaan yang menjadi pemasok komoditas seperti perusahaan pertambangan maupun perusahaan perkebunan. Bisnis penjualan alat-alat berat sangat tergantung dari kinerja industri lainnya seperti pertambangan, perkebunan, konstruksi, maupun kehutanan. Dari keempat industri tersebut sektor pertambangan merupakan pengguna terbesar. Selain masalah-masalah makro ekonomi yang berdampak pada harga-harga komoditas, terutama batubara dan minyak kelapa sawit, faktor lain yang ikut memengaruhi bisnis alat-alat berat adalah faktor persaingan. Perusahaan-perusahaan tersebut bersaing melalui perang harga maupun dengan cara meningkatkan layanan purna jualnya untuk dapat menarik para pelanggan. Penurunan penjualan alat-alat berat di Indonesia dapat dilihat dari laporan kinerja industri alat berat yang menyatakan bahwa penjualan alat-alat berat selama Tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 17% dibanding penjualan alat-alat berat pada Tahun 2011. Selama Tahun 2011 penjualan alat-alat berat mencapai 17,360 unit, namun Tahun 2012 penjualan alat-alat berat hanya mencapai 14,421 unit saja3. PT United Tractors Tbk (PT UT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan alat-alat berat. PT UT merupakan salah satu anak perusahaan grup PT Astra International, Tbk yang didirikan pada Tahun 1972. Perusahaan ini merupakan distributor utama dari alat-alat berat merek Komatsu di Indonesia. Setelah melalui beberapa kali krisis dan kondisi fluktuatif dari bisnis penjualan alat-alat berat, PT UT mencoba untuk mengamankan usahanya melalui pertumbuhan dan perkembangan dengan mendirikan unit-unit usaha yang lainnya. Saat ini selain menjadi perusahaan yang bergerak dalam penjualan alat-alat berat, PT UT juga masuk ke dalam bidang kontraktor pertambangan maupun penambangan batubara. Perkembangan dunia usaha serta persaingan yang semakin meningkat mengakibatkan adanya tuntutan terhadap kinerja sumber daya manusia (SDM) yang tinggi. Persaingan dalam bisnis alat-alat berat dapat dilihat dari turunnya pangsa pasar (market share) dari 48.8% pada Tahun 2011 menjadi hanya 43.0% pada Tahun 20124. Menurut Mathis dan Jackson (2003) ada tiga faktor utama yang memengaruhi individu dalam bekerja dan meningkatkan kinerjanya. Faktorfaktor tersebut adalah kemampuan (ability) individual untuk melakukan pekerjaan 1
Global Coal. Bursa Malaysia. 3 http://indoanalisis.co.id di akses pada Tanggal 20 Juli 2013. 4 Laporan tahunan perusahaan. 2
2
tersebut, tingkat usaha (effort) yang dicurahkan, dan dukungan (support) organisasi. Kinerja individu akan meningkat ketika kemampuan individu meningkat, ada usaha dari individu tersebut dan adanya dukungan dari lingkungan organisasinya. Sedangkan menurut Anyim et al. (2012) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja adalah motivasi, kemampuan dan kesempatan. Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan, keahlian, keterampilan serta perilaku. Semuanya itu, baik pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun perilaku dapat diperoleh melalui pelatihan dan pengembangan karyawan. Pelatihan dan pengembangan SDM diharapkan dapat meningkatkan kompetensi (Ali 2005; Rosa 2004) serta kemampuan individu. Pemanfaatan dari kemampuan individu yang berhasil dapat memberi pengaruh yang positif bagi kinerja dan meningkatkan citra perusahaan (Bhatti et al. 2011). Kemampuan individu yang meningkat perlu diimbangi dengan peningkatan usaha dari individu tersebut. Peningkatan usaha individu dapat diperoleh dari adanya motivasi yang ada pada individu tersebut. Karyawan yang memiliki motivasi secara strategis penting bagi daya saing perusahaan (Kumar 2011). Pelatihan dan pengembangan yang disertai motivasi karyawan dapat secara bersama-sama meningkatkan kinerja karyawan (Hadi 2012) atau dapat tidak seluruhnya efektif, namun dapat meningkatkan pengetahuan karyawan setelah mereka mengikuti pelatihan. Dukungan dari organisasi merupakan faktor berikutnya yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Dukungan organisasi dapat berupa penyediaan alat-alat bagi karyawan untuk melakukan pekerjaannya, dan dapat pula berupa penciptaan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan. Pelatihan dan pengembangan SDM di PT UT selama ini telah dilakukan secara rutin. Setiap akhir tahun selalu diadakan pertemuan manajemen yang membahas rencana kerja tahun berikutnya. Manajemen menetapkan target perusahaan serta menetapkan strategi perusahaan yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Strategi perusahaan juga diikuti dengan ditetapkannya strategi dari divisi-divisi yang ada di PT UT, seperti divisi product support (divisi Parts maupun divisi Service) dan divisi Human Capital. Demikian pula ditetapkan target pencapaian dari tiap divisi hingga target pencapaian masing-masing individu karyawan. Penetapan strategi mulai dari strategi perusahaan pada tingkat yang tertinggi hingga strategi perusahaan pada tingkat yang lebih rendah memiliki tujuan agar strategi tersebut selaras (Niven 2006). Agar karyawan dapat mencapai target yang telah ditentukan, direncanakan pula pelatihan dan pengembangan yang akan diberikan kepada karyawan PT UT. Namun belum diketahui dampak dari pelatihan tersebut terhadap kinerja karyawan PT UT karena penilaian pelatihan baru terbatas pada reaksi peserta terhadap pelatihan melalui form feedback yang diisi oleh peserta setelah mengikuti pelatihan serta kadang-kadang melalui ujian sebelum maupun sesudah pelatihan dilaksanakan. Tantangan untuk menghadapi persaingan pada bisnis penjualan alat-alat berat serta turunnya penjualan alat-alat berat, mengakibatkan PT UT harus dapat meningkatkan kinerja dari kegiatan purna jual yang menjadi andalan dari perusahaan yang berhubungan dengan barang modal. Tuntutan untuk terus meningkatkan kinerja divisi yang berhubungan dengan kegiatan purna jual (divisi Parts dan divisi Service), berakibat pada tuntutan kinerja karyawan yang berada pada kedua divisi tersebut. Turunnya penjualan alat-alat berat juga berakibat pada
3
tuntutan untuk terus meningkatkan efisiensi pada segala bidang termasuk yang berhubungan dengan SDM seperti pembatasan waktu lembur bagi karyawan. Tuntutan untuk meningkatkan kinerja divisi serta efisiensi dapat berdampak pada motivasi karyawan. Karyawan cenderung untuk menunda pekerjaan hingga pada hari berikutnya dan hal ini dirasakan oleh pelanggan, terbukti dari suara pelanggan (voice of customer) yang disampaikan ketika diadakan rapat rutin antara manajemen UT dan manajemen pelanggan. Berdasarkan latar belakang di atas studi kinerja karyawan di PT UT perlu dilakukan untuk dapat menganalisis seberapa besar faktor pelatihan dan motivasi memengaruhi kinerja karyawan dan memberikan saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan di PT UT.
Rumusan Masalah Kinerja karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga perusahaan dapat menghadapi perubahan kondisi ekonomi maupun ketatnya persaingan. Kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan karyawan dan motivasi yang dimiliki karyawan yang memengaruhi usaha karyawan serta dukungan dari organisasi untuk peningkatan kinerja. Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM di dalam perusahaan. Karyawan yang mendapatkan pelatihan dan pengembangan akan memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan serta perilaku yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan karyawan. Peningkatan kemampuan karyawan dirasakan dapat meningkatkan kinerjanya. Pelatihan dan pengembangan yang diberikan belum cukup untuk meningkatkan kinerja karyawan, dikarenakan adanya aspek kebutuhan karyawan yang perlu diperhatikan perusahaan. Perusahaan harus mampu memberikan dorongan berupa motivasi kerja bagi karyawan. Motivasi kerja merupakan kekuatan atau dorongan bagi seseorang yang dapat menimbulkan semangat seseorang dalam melakukan pekerjaan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap pelatihan, motivasi dan kinerja karyawan di PT UT? 2. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT UT? 3. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT UT? 4. Apakah pelatihan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT UT?
Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis persepsi karyawan terhadap pelatihan, motivasi dan kinerja karyawan PT UT. 2. Menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan di PT UT.
4
3. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di PT UT. 4. Menganalisis pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan di PT UT.
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan proses pembelajaran serta penerapan ilmu yang telah diperoleh. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi PT UT dalam menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja karyawannya. 3. Bagi pembaca dan pihak lain, diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat menjadi referensi dalam penelitian berikutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di divisi service PT United Tractors Tbk yang berada di Jalan Raya Bekasi km 22, Jakarta Timur. Sasaran penelitian dibatasi pada karyawan divisi service yang mendapatkan pelatihan dalam Service Officer Management Program (SOMP). Penelitian menitik beratkan pada analisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan, analisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan serta analisis pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan.
2 TINJAUAN PUSTAKA Situasi ekonomi yang mudah berubah sebagai dampak dari perubahan pada ekonomi global serta kondisi persaingan yang semakin hari semakin tajam, membuat perusahaan harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Penyesuaian dapat berupa cara atau strategi dalam menghadapi perubahan maupun perubahan terhadap orang-orang yang ada di dalam perusahaan tersebut. Perubahan terhadap orang-orang atau SDM dapat berupa perubahan sikap ataupun perubahan dalam hal peningkatan pengetahuan serta keterampilan untuk menghadapi hal tersebut. Kondisi perekonomian dunia yang tidak menentu, persaingan yang semakin ketat serta perubahan teknologi yang cepat merupakan beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan (eksternal). Sedangkan faktor dari dalam perusahaan sendiri (internal) dapat merupakan besarnya biaya kompensasi yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta tuntutan akan perlunya karyawan yang terlatih secara memadai. Karyawan yang terlatih secara baik ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja individu sehingga pada akhirnya kinerja organisasi atau perusahaan juga meningkat. Peningkatan tersebut diharapkan dapat membuat
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB