1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang M usik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi yang akan mempromosikan album lagu mereka dengan melakukan berbagai macam pertunjukan musik, mereka memerlukan tempat yang dapat mengumpulkan banyak orang pada satu tempat, tempat tersebut bisa di dalam ruangan atau di luar ruangan. Namun gedung pertunjukan musik tersebut harus memiliki persyaratan yang memiliki kualitas akusik yang baik, sehingga mendukung kualitas suara yang akan didengar oleh banyak orang. Sayangnya di Indonesia, masih kurang gedung pertunjukkan yang memiliki kualitas akustik yang bagus, seringkali pertunjukan musik dilaksanakan di gedung-gedung olahraga. Para event organizer hanya memikirkan bagamana caranya agar dapat mengumpulkan banyak orang di dalam sebuah tempat indoor, namun kurang memperhatikan kecacatan akustik di gedung tersebut. M asih banyak orang yang ingin menikmati sebuah pertunjukkan musik dengan kualitas yang bagus, tidak hanya dari penampilan aksi panggung para artis tetapi juga kualiats suara yang ingin didengar. Sebenarnya, apabila ada tempat yang telah memenuhi kualitas sebagai gedung pertunjukkan yang baik, walaupun harga tiket pertunjukkan tersebut juga tidak murah, bukan tidak mungkin acara pertunjukkan musik tersebut tetap padat pengunjungnya. Di Jakarta, ada beberapa gedung pertunjukkan yang juga berfungsi sebagai gedung serbaguna, tetapi secara keseluruhan sistem di semua gedung pertunjukkan yang ada di Jakarta kurang lebih belum memaksimalkan potensi kualitas akustik ruang yang baik. Beberapa contoh gedung pertunjukkan yang ada di Jakarta antara lain : Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Convention Center, Balai Sarbini, Graha Bhakti Budaya TIM , Teater Kecil TIM , Teater Tanah Airku TM II, PPHUI, dan Yamaha M usic Hall. Sedangkan gedung pertunjukkan di Bandung hanya terdapat Sasana Budaya Ganesha saja yang 1
cukup representatif sebagai tempat pertunjukkan dengan kualitas akustik yang cukup baik. Dan untuk pertunjukkan dengan skala kecil, di kedua kota tersebut menggunakan kafe-kafe atau restoran-restoran serta pusat-pusat kebudayaan yang menyediakan tempat untuk menggelar pertunjukkan musik saja. Sisanya, jika melihat pertunjukkan yang telah diselenggarakan di kedua tempat ini, biasanya diselengarakan di Parkir Timur Senayan Jakarta, Pantai Karnival Ancol Jakarta, Lapangan Tenis indoor Senayan, GOR Citra Cikutra Bandung,
Lapangan Gasibu Bandung, Bandara Husein
Sastranegara
Bandung. Kesemuanya adalah tempat pertunjukkan di luar ruangan yang hanya mengandalkan sistem pengeras suara saja, sehingga ketika sistem penguat suara tersebut mengalami gangguan atau tidak bekerja maksimal, maka pertunjukkan tersebut sudah tidak dapat lagi dinikmati dengan baik. Gagasan akan keberadaan Jakarta M usic Arena juga bermula dari kebutuhan untuk memfasilitasi penyelenggaraan pertunjukkan berskala nasional maupun internasional yang sering diadakan di kota Jakarta. Dengan adanya Jakarta M usic Arena yang dapat menampung orang-orang untuk mengadakan pertunjukkan musik
maka perlu dipertimbangkan juga cara
memanfaatkan pertunjukkan-pertunjukkan ini agar dapat meningkatkan nilai ekonomi, industri dan pariwisata kota. M eskipun kota Jakarta sendiri telah memiliki beberapa gedung pertunjukkan yang dapat dipergunakan seperti Jakarta Convention Center maupun Balai Sarbini. Namun semuanya berada di tengah kota Jakarta yang sangat padat, agak sulit untuk mencapainya dengan kendaraan umum. Dan kebanyakan pada dasarnya adalah gedung serba guna yang kurang memperhatikan masalah akustik ruang. Oleh karena itu Jakarta M usik Arena yang terletak di kawasan Jakarta selatan, tepatnya di daerah Pondok Indah yang sedang berkembang sangat cepat menjadi pusat bisnis dan hiburan, akan memberi alternatif tempat pertunjukkan yang mudah untuk dicapai dan sangat baik kualitas akustik ruangnya.
2
I.2. Pemahaman Judul dan Tema Jakarta M usic Arena adalah sebuah tempat serbaguna untuk mengadakan berbagai macam pertunjukkan budaya - konser musik, drama, opera, dll - . Sebagai tempat yang dapat menginspirasi semua pecinta seni untuk mengadakan berbagai macam program pertunjukkan berkualitas tinggi. M enyediakan hiburan pertunjukkan musik hidup yang didukung oleh pengaturan suara dan akustik yang baik. M usik sebagai bahasa komunikasi antarmanusia adalah merupakan suatu nilai kebudayaan manusia yang sifatnya universal dan sudah diakui oleh seluruh bangsa di dunia. Di belahan dunia bagian manapun, musik mempunyai arti yang selalu sama, hanya pengartian tiap orang yang berbedabeda. Namun dengan adanya musik, seluruh manusia di seluruh dunia mempunyai rasa kesatuan. Bagi kehidupan itu sendiri, musik dapat dijadikan sebagai kebutuhan hidup bagi manusia. Oleh karena itu, Jakarta dengan jumlah penduduknya yang padat akan sangat memerlukan sebuah tempat hiburan, tempat yang dapat menyediakan kenyamanan dan tempat “melarikan diri” sejenak setelah beraktifitas di kantor pada siang hari dan kesibukankesibukan lainnya.
I.3. Tujuan Perancangan M erancang gedung pertunjukkan indoor yang dapat mewadahi para musisi yang akan melakukan pertunjukkannya di Jakarta dengan kualitas akustik yang baik dan memiliki fasilitas pendukung yang cukup lengkap.
I.4. Permasalahan Perancangan 1.
Aksesibilitas, sirkulasi, dan pencapaian ke bangunan.
Pengaturan
massa bangunan didasarkan pada pemintakatan. Kualitas ruang kota tidak rusak akibat adanya penambahan bangunan yang baru di antara tiga bangunan tinggi.
3
2.
Penekanan fungsi publik pada fasilitas petunjukan dengan jalur service yang tidak terganggu oleh pengunjung.
3.
Penerapan kaidah-kaidah akustik ruang yang efesien pada auditorium ini sehingga kualitas suara yang dihasilkan akan sangat nyaman untuk didengarkan.
I.5. Pendekatan Perancangan I.5.1. S tudi Literatur •
M empelajari perbedaan karakter suara jenis musik klasik dengan jenis musik pop.
•
M empelajari persyaratan kualitas ruangan akustik yang baik
I.5.2. Pengamatan Lapangan • M endapatkan data-data mengenai kondisi, potensi lokasi dan halhal yang dapat mempengaruhi rancangan. • I.5.3.
M empelajari kondisi dan karakter lokasi.
S tudi Banding •
M elakukan studi pustaka melalui internet dan buku-buku di perpustakaan mengenai preseden bangunan pertunjukkan musik.
•
M empelajari melalui buku-buku tentang segala macam persyaratan ruangan dan penunjang bangunan pertunjukkan musik.
•
M emahami permasalahan yang dimiliki oleh fasilitas-fasilitas bangunan pertunjukkan musik.
•
Studi langsung ke lapangan dengan cara mempelajari beberapa bangunan pertunjukkan musik yang ada di sekitar kota Jakarta dan Bandung.
4
I.6. Sistematika Laporan BAB I PENDAHULUAN, berisi mengenai latar belakang kasus ini, pemahaman judul dan tema, maksud dan tujuan kasus ini diajukan, pendekatan yang digunakan, serta permasalahan perancangan yang dihadapi. BAB II DATA AWAL PROYEK, berisi lokasi proyek, peraturan dan standar yang digunakan, pemahaman tipologi bangunan, tinjauan teori yang berhubungan. BAB III ANALISA, berisi mengenai analisa data-data yang telah terkumpul, yaitu analisa tapak, analisa kegiatan, analisa pemakai, analisa ruang dan bentuk, analisa struktur dan utilitas bangunan, serta kebutuhan ruang. BAB IV KONSEP, berisi mengenai ide awal, konsep tapak, konsep bangunan, konsep struktur, dan konsep utilitas. BAB V HASIL RANCANGAN, berisi mengenai penerapan konsep pada desain dan hal-hal yang menentukan hasil rancangan. BAB VI KESIM PULAN, berisi tentang ringkasan dari mulai proses perancangan hingga hasil rancangan sebagai refleksi dari perancangan tugas akhir.
5