1.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi memberikan fasilitas dan kemudahan dalam kehidupan manusia. Pertukaran informasi mudah dan cepat dilakukan. Perkembangan Internet dan aplikasi menggunakan Internet, juga mengakibatkan berkembangnya pula kejahatan sistem informasi. Informasi yang bersifat pribadi atau rahasia dapat diketahui pihak lain, dan beresiko untuk dipalsukan, atau digunakan tanpa ijin [1]. Salah satu sistem yang paling rentan terhadap pencurian informasi adalah teknologi smart card yaitu media pertukaran data pada sistem berbasis kartu. Teknologi smart card bukanlah hal yang baru, penggunaan smart card sudah umum dijumpai seperti pada kartu kredit, bidang pendidikan seperti kartu siswa/mahasiswa, perhubungan, industri jasa hingga digunakan sebagai kartu identitas multifungsi seorang karyawan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan keamanan data yang handal ketika terjadinya pertukaran data dalam sistem [2]. Pembobolan rekening bank menghiasi berita baru-baru ini. Selain dengan cara penipuan undian lewat sms, transaksi kartu kredit, ATM Skimming juga perlu diwaspadai. Istilah ini digunakan untuk kejahatan dengan modus pencurian data melalui kartu ATM atau kartu kredit nasabah bank [3]. Algoritma Luhn dapat digunakan untuk melakukan validasi terhadap nomor smart card. Proses validasi ini dapat digunakan sebagai pengamanan tahap awal pada proses transaksi berbasis kartu. Pengamanan selanjutnya dapat digunakan teknik kriptografi untuk menyandikan nomor smart card, dengan tujuan untuk menghindari pencurian nomor smart card. Salah satu algoritma kriptografi yang disepakati sebagai standar saat ini adalah Advanced Encryption Standard (AES). Advanced Encryption Standard (AES) merupakan standar enkripsi dengan kunci-simetris yang diadopsi oleh pemerintah Amerika Serikat. Standar ini terdiri atas 3 blok cipher, yaitu AES-128, AES-192 dan AES-256, yang diadopsi dari koleksi yang lebih besar yang awalnya diterbitkan oleh Rijndael. Masing-masing cipher memiliki ukuran 128-bit, dengan ukuran kunci masingmasing 128, 192, dan 256 bit. AES telah dianalisis secara luas dan sekarang digunakan di seluruh dunia, seperti halnya dengan pendahulunya, Data Encryption Standard (DES). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang membahas tentang implementasi algoritma Luhn pada aplikasi validasi smart card, dan pengamanan nomor smart card dengan teknik kriptografi Advanced Encryption Standard (AES). 2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang verifikasi kartu kredit yang pernah dilakukan salah satunya adalah “Method and Apparatus for Credit Card Verfication”. Penelitian tersebut menyebutkan tentang perlunya verifikasi kartu kredit, untuk menghindari kerugian pada pihak penjual ataupun pembeli. Teknik yang diajukan adalah dengan menggunakan informasi gambar dan otorisasi data ke dalam kartu kredit.
1
Gambar identitas dari pemilik kartu ditanamkan ke dalam kartu kredit, disimpan secara digital [4]. Penelitian yang membahas tentang penggunaan algoritma Luhn adalah “Luhn Validation And Data Security Across Multiple Active Domains”. Penelitian tersebut membahas tentang penggunaan algoritma Luhn, untuk membangkitkan dan memvalidasi token dari data sensitif, salah satunya adalah nomor kartu kredit [5]. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang algoritma Luhn dan validasi nomor kartu kredit, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengimplementasikan algoritma Luhn pada aplikasi validasi smart card. Pada penelitian ini juga ditambahkan lapisan keamanan dengan menggunakan teknik kriptografi algoritma AES. Penelitian yang dilakukan membahas tentang validasi nomor kartu kredit. Pada sistem yang terdapat pada kasir-kasir supermarket, bila nomor identitas setiap barang yang ada dibuat berurutan, maka saat kasir salah memasukkan satu selisih angka saja, sistem akan tetap menganggap nomor yang dimasukkan tersebut valid walaupun jenis barang yang diinginkan oleh pembeli tidak sama dengan jenis barang yang dimasukkan datanya oleh kasir. Hal yang sama berlaku terhadap nomor kartu kredit. Bila nomor kartu kredit dibuat berurutan, maka sistem akan menganggap setiap nomor yang dimasukkan saat melakukan transaksi hampir selalu merupakan nomor valid [6]. Berdasarkan masalah tersebut, maka dapat dilakukan cara baru untuk membangkitkan nomor kartu kredit yang baik. Nomor kartu kredit sekarang ini merupakan hasil operasi dari nomor identitas yang dimiliki oleh tiap-tiap penyelenggara kartu kredit. Nomor kartu kredit pada umumnya terdiri dari 13 sampai 16 digit. Untuk mencegah nomor kartu kredit yang berurutan, biasanya nomor-nomor yang dimiliki oleh masing-masing pengguna kartu kredit merupakan hasil operasi dari angka-angka yang disebut Check Digit. Check Digit terletak pada satu digit terakhir pada rangkaian nomor kartu kredit. Check Digit adalah bilangan yang ditambahkan untuk memastikan nomor kartu kredit akan dinyatakan valid saat dilakukan pengecekan. Karena 6 digit awal dan 1 digit terakhir tersebut sudah memiliki arti, berarti tinggal tersisa 9 digit di tengah yang berfungsi sebagai Account number. 10 kemungkinan angka (dari angka 0 sampai dengan 9) yang dapat dimasukkan ke tiap digit dari 9 digit account number tersebut, maka kombinasi yang dihasilkan dari 9 digit tersebut berjumlah 1 milyar kemungkinan nomor untuk masing-masing jenis kartu kredit. Panjang nomor kartu kredit pun berbeda-beda tergantung dari penyelenggaraannya, kebanyakan nomor kartu kredit 16 digit. Berikut ini adalah panjang nomor kartu kredit dari 3 bank yang telah disebutkan VISA 16 digit, MasterCard 16 digit, American Express 16 digit [7]. Penelitian yang dilakukan, menggunakan algoritma Luhn untuk validasi nomor smart card. Algoritma Luhn merupakan pertahanan garis depan pada banyak layanan e-commerce. Algoritma tersebut digunakan untuk melakukan validasi berbagai macam nomor identitas, seperti nomor kartu MasterCard dan Visa. Algoritma Luhn dibuat oleh IBM, dirancang untuk melindungi perusahaan dan konsumen terhadap kesalahan tidak disengaja atau kesalahan ketik [8].
2
Penelitian ini membahas teknik kriptografi AES. AES adalah singkatan dari Advanced Encryption Standard, yakni teknik algoritma kriptografi yang juga dikenal dengan sebutan Rijndael. Dikembangkan oleh dua orang ahli kriptografi Belgia, Joan Daemen dan Vincent Rijmen, standar Enkripsi AES kemudian diadopsi sebagai standar yang digunakan di Amerika Serikat, dan akhirnya di seluruh penjuru dunia. AES adalah penerus dari Data Encryption Standard (DES) [9]. Rijndael mendukung panjang kunci 128 bit sampai 256 bit dengan step 32 bit. Panjang kunci dan ukuran blok dapat dipilih secara independent. Setiap blok dienkripsi dalam sejumlah putaran tertentu. AES menetapkan panjang kunci adalah 128 bit, 192 bit, dan 256 bit, maka dikenal AES-128, AES-192, dan AES256. Karena AES mempunyai panjang kunci paling sedikit 128 bit, sehingga AES tahan terhadap serangan exhaustive key search dengan teknologi saat ini, dan dengan panjang kunci 128 bit, maka terdapat sebanyak kemungkinan kunci. Jika digunakan komputer tercepat yang dapat mencoba 1 juta kunci setiap detik, maka akan dibutuhkan waktu tahun untuk mencoba seluruh kemungkinan kunci. Jika digunakan komputer tercepat yang dapat mencoba 1 juta kunci setiap milidetik, maka akan dibutuhkan waktu tahun untuk mencoba seluruh kemungkinan kunci [10]. 3.
Metode dan Perancangan Sistem
Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, (2) Perancangan sistem, meliputi perancangan proses dan antarmuka, (3) Implementasi sistem, (4) Pengujian dan analisis sistem. Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data
Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses, dan Perancangan Antarmuka
Implementasi Sistem
Pengujian dan Analisis Sistem
Gambar 1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian pada Gambar 1, dijelaskan sebagai berikut: Tahap pertama: mengumpulkan data latar belakang masalah yaitu perlunya validasi nomor kartu kredit, kemudian memilih metode validasi yang tepat, yaitu Algoritma Luhn dan teknik kriptografi AES; Tahap kedua: merancang proses validasi menggunakan Algoritma LUHN, dan merancang tampilan aplikasi; Tahap ketiga: yaitu mengimplementasikan hasil perancangan aplikasi, membangun aplikasi berdasarkan rancangan pada tahap sebelumnya. Sistem dikembangkan dalam bentuk aplikasi desktop. Data yang akan divalidasi adalah nomor kartu kredit. Tahap keempat: adalah melakukan pengujian sistem dan 3
kemudian melakukan analisis terhadap hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan pembuatan sistem telah tercapai yaitu berhasil mengetahui apakah suatu nomor kartu kredit valid atau tidak. Mulai
Nomor Smart Card
Kunci Enkripsi
Proses Validasi dengan Luhn
Valid
Ya
Enkripsi dengan AES
Tidak
Hasil Enkripsi
Selesai
Gambar 2 Proses Enkripsi dan Validasi pada Sistem
Proses validasi dan enkripsi sistem ditunjukkan pada Gambar 2. Proses dimulai dengan input nomor smart card dan input kunci enkripsi. Proses dilanjutkan dengan validasi nomor kartu, jika nomor kartu valid, maka dilakukan proses enkripsi.
4
Mulai
Nomor Smart Card Terenkripsi
Kunci Dekripsi
Proses Dekripsi dengan AES
Proses Validas dengan Luhn
Valid
Ya
Tampilkan Pesan Valid
Tidak
Tampilkan Pesan Tidak Valid
Selesai
Gambar 3 Proses Dekripsi dan Validasi pada Sistem
Proses dekripsi dan validasi merupakan kebalikan dari proses enkripsi, ditunjukkan pada Gambar 3. Proses ini diawali dengan input nomor smart card yang telah terenkripsi, dan kunci untuk proses dekripsi. Selanjutnya nomor tersebut didekripsi, dan hasilnya dilakukan proses validasi dengan algoritma Luhn. Output dari proses ini adalah pesan valid atau tidak valid.
5
mulai
Input nomor smart card
Digit ke-1 adalah chek digit
I=2
Kalikan digit pada posisi ke-I dengan angka 2
Hasil > 9
Ya
Kurangi dengan angka 9
Tidak I=I+2
Digit selesai dikalikan
Sum Of Digit = jumlahkan semua digit (tanpa digit)
Sum Of Digit x 9
Angka paling belakang sama dengan chek digit
Ya
Valid
Tidak
Tidak valid
Selesai
Gambar 4 Proses Validasi Nomor Smart Card dengan Algoritma Luhn
Detail Proses validasi nomor kartu kredit menggunakan algoritma Luhn ditunjukkan dengan flowchart, pada Gambar 4. Penjelasan langkah proses pada Gambar 4 adalah sebagai berikut: 1) Input nomor kartu kredit; 2) Digit paling kanan adalah Check Digit;
6
3) Dimulai dari posisi ke-2 sebelah kanan, dilakukan perkalian digit tersebut dengan angka dua; 4) Jika hasil dari langkah 3 adalah lebih dari 9, maka dilakukan pengurangan 9 pada angka tersebut; 5) Langkah 3 dan 4 dilakukan kembali untuk digit posisi ke- 4, 6, 8, dan seterusnya; 6) Proses perhitungan Sum of Digits, yaitu dengan menjumlahkan semua digit yang ada, tanpa Check Digit; 7) Sum of Digits dikalikan dengan 9; 8) Digit terakhir dari langkah 7 merupakan Check Digit sebenarnya. 9) Jika Check Digit dari langkah 8 dengan Check Digit dari langkah 2 sama, maka nomor kartu kredit dinyatakan valid; 10) Selesai; Contoh Proses Validasi nomor kartu kredit dengan menggunakan algoritma Luhn adalah sebagai berikut. Jika diketahui nomor kartu kredit adalah 5542135611412, maka angka hasil proses validasi adalah 342, yang berarti valid karena digit terakhir antara nomor kartu kredit dengan angka tersebut adalah sama, yaitu 2. Proses validasi dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 5. Jika diketahui IMEI suatu handphone adalah 358472042445412, maka angka hasil proses validasi adalah 540. Digit terakhir nomor berbeda dengan angka hasil proses validasi (2 tidak sama dengan 0), maka nomor tersebut tidak valid. Proses validasi dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 6. Posisi
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Nomor Kartu
5
5
4
2
1
3
5
6
1
1
4
1
2
Kalikan 2
5
10
4
4
1
6
5
12
1
2
4
2
?
Sum of Digit
5
1
4
4
1
6
5
3
1
2
4
2
?
38
Gambar 5 Contoh 1 Proses Validasi Nomor Kartu Kredit Check Digit = 2 Sum of Digit = 38 38 x 9 = 342 Posisi
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Nomor
3
5
8
4
7
2
0
4
2
4
4
5
4
1
2
3
10
8
8
7
4
0
8
2
8
4
10
4
2
?
3
1
8
8
7
4
0
8
2
8
4
1
4
2
?
Kalikan 2 Sum of Digit
Gambar 6 Contoh 2 Proses Validasi IMEI (tidak valid) Check Digit = 2 Sum of Digit = 60 60 x 9 = 540
7
60
4.
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini dibahas tentang hasil implementasi sistem berdasarkan perancangan yang telah dibuat dijelaskan sebagai berikut. Aplikasi yang dihasilkan dalam penelitian ini, dibangun menggunakan Visual Studio.Net digunakan untuk memvalidasi dan mengamankan data pemilik kartu kredit, SQLite digunakan untuk menginput data pemilik kartu kredit, setelah nomor dan data pemilik kartu kredit diinput maka nomor akan divalidasi menggunakan algoritma LUHN. Pengamanan nomor dan data pemilik kartu kredit dapat dienkripsi menggunakan . Net Framework library.
Gambar 7 Database Pemilik Nomor Kartu Kredit
Gambar 7 menjelaskan database dari pemilik kartu kredit yang terdiri dari nomor kartu kredit, nama pemilik, tanggal lahir, dan alamat. Edit data digunakan untuk menambahkan data pemilik kartu baru dan dapat menghapus data pemilik kartu
8
Gambar 8 Validasi Nomor Kartu Kredit Valid dan Hasil Enkripsi
Gambar 9 Hasil Dekripsi Nomor Kartu Kredit
Pada Gambar 8 ditunjukkan antarmuka aplikasi, yang menyediakan kolom untuk input nomor kartu kredit. Langkah validasi dan hasilnya akan ditampilkan pada bagian bawah kolom input tersebut. Bagian kanan bawah form terdapat fungsi untuk enkripsi dan dekripsi nomor kartu kredit. Hasil dekripsi ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 10 menunjukkan tampilan antarmuka untuk hasil validasi nomor kartu kredit yang tidak valid.
9
Gambar 10 Validasi Nomor Kartu Kredit Invalid Kode Program 1 Perintah database 1. var list = new List
(); 2 using (var connection = new SQLiteConnection(ConnectionString))
Kode Program 1 merupakan perintah pemanggilan data yang sudah tersimpan di dalam database. Kode Program 2 Perintah Validasi 1. for (int i = x.Length - 2; i >= 0; i -= 2) 2. { 3. step2[i] = step1[i] * 2; 4. } 5. for (int i = x.Length - 2; i >= 0; i--) 6. { 7. step3[i] = step2[i] - 9; 8. } 9. int sumOfDigit = step2.Sum(); 10. var multiplyBy9 = sumOfDigit * 9; 11. var lastDigit = multiplyBy9 % 10;
Kode Program 2 merupakan perintah untuk validasi. Perintah pada baris 1baris 4 merupakan bagian dari validasi nomor kartu kredit, yaitu menggandakan tiap 2 angka. Proses penggandaan angka dilakukan dengan perintah perulangan, dimulai dari posisi angka paling kanan. Angka yang ditemukan, dikalikan dengan angka 2. Kemudian posisi dipindah 2 langkah ke kiri, dan pada angka yang ditemukan, dikalikan dengan angka 2. Proses ini dilakukan sampai posisi angka paling kiri (depan). Perintah pada baris 5 – baris 9 merupakan perintah yang merupakan bagian dari validasi nomor kartu kredit, yaitu menghitung sum of digits. Proses penjumlahan dilakukan dengan menggunakan perulangan. Perulangan dilakukan pada tiap 2 angka dimulai dari posisi paling kanan. Jika angka tersebut bernilai lebih dari 9, maka dilakukan proses pengurangan dengan
10
angka 9, sehingga digit yang memiliki nilai lebih dari 9 akan menjadi digit bernilai di bawah 9. Perintah pada baris 10 – baris 11, sum of digit dikalikan dengan 9, kemudian di-modulo dengan angka 10 untuk mendapatkan digit paling belakang (lastDigit). Nilai dari lastDigit ini kemudian dibandingkan dengan nilai digit paling kanan dari nomor kartu kredit, jika hasilnya sama maka nomor tersebut valid. Pengujian 1 dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat berhasil melakukan validasi terhadap beberapa contoh nomor kartu kredit yang valid. Nomor kartu kredit pada pengujian ini diperoleh dari paypalobject.com. Nomor kartu kredit yang diujikan adalah 15 nomor valid, terbagi ke dalam 8 jenis yaitu American Express, American Express Corporate, Diners Club, Discover, JCB, MasterCard, dan Visa. Pengujian 1 memberikan hasil bahwa aplikasi berhasil melakukan validasi. Hasil pengujian 1 ditunjukkan pada Tabel 1.
No
Tabel 1 Hasil Pengujian Nomor Kartu Kredit Valid Nomor Kartu Check Last Jenis Kartu Kredit Kredit Digit Digit
Hasil Pengujian
1
American Express
378282246310005
5
495
5=5 valid
2
371449635398431
1
711
1=1 valid
378734493671000
0
540
0=0 valid
5610591081018250
0
360
0=0 valid
5
American Express American Express Corporate Australian BankCard Diners Club
30569309025904
4
414
4=4 valid
6
Diners Club
38520000023237
7
297
7=7 valid
7
Discover
6011111111111117
7
207
7=7 valid
8
Discover
6011000990139424
4
414
4=4 valid
9
JCB
3530111333300000
0
360
0=0 valid
10
JCB
3566002020360505
5
405
5=5 valid
11
MasterCard
5555555555554444
4
504
4=4 valid
12
MasterCard
5105105105105100
0
180
0=0 valid
13
Visa
4111111111111111
1
261
1=1 valid
14
Visa
4012888888881881
1
801
1=1 valid
15
Visa
4222222222222
2
342
2=2 valid
3 4
Hasil pengujian 1 menunjukkan nomor kartu kredit yang valid, sebagai contoh jenis kartu kredit yaitu American Express dengan nomor kartu kredit 378282246310005 yang tersedia pada kartu kredit. Angka pada Last Digit dihasilkan dari perhitungan menggunakan algoritma LUHN, kemudian hasil tersebut dimodulus dengan 10 yang terdapat pada perhitungan algoritma LUHN, jika hasil Last Digit sama dengan Chek Digit maka nomor kartu valid. Angka pada Chek Digit didapat dari nomor kartu kredit yang terletak paling kanan. Pengujian 2 dilakukan terhadap beberapa nomor kartu kredit yang tidak valid. Nomor kartu kredit yang diujikan terdiri dari 15 nomor, terbagi ke dalam 8 jenis, sama seperti pada pengujian 1. Hasil pengujian 2 ditunjukkan pada Tabel 2.
11
No
Tabel 2 Hasil Pengujian Nomor Kartu Kredit Tidak Valid Nomor Kartu Check Last Hasil Jenis Kartu Kredit Kredit Digit Digit Pengujian
1
American Express
378282246310001
1
495
1<>5 tidak valid
2
American Express
371449635398432
2
711
2<>1 tidak valid
3
American Express Corporate
378734493671003
3
540
3<>0 tidak valid
4
Australian BankCard
5610591081018254
4
360
4<>0 tidak valid
5
Diners Club
30569309025905
5
414
5<>4 tidak valid
6
Diners Club
38520000023236
6
297
6<>7 tidak valid
7
Discover
6011111111111110
0
207
0<>7 tidak valid
8
Discover
6011000990139420
0
414
0<>4 tidak valid
9
JCB
3530111333300001
1
360
1<>0 tidak valid
10
JCB
3566002020360500
0
405
0<>5 tidak valid
11
MasterCard
5555555555554440
0
504
0<>4 tidak valid
12
MasterCard
5105105105105101
1
180
1<>0 tidak valid
13
Visa
4111111111111110
0
261
0<>1 tidak valid
14
Visa
4012888888881880
0
801
0<>1 tidak valid
15
Visa
4222222222226
6
342
6<>2 tidak valid
Pengujian 2 memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian pertama contoh jenis kartu kredit yaitu American Express dengan nomor kartu kredit 378282246310001 yang tersedia pada kartu kredit. Angka pada Last Digit dihasilkan dari perhitungan menggunakan algoritma LUHN, kemudian hasil tersebut dimodulus dengan 10 yang terdapat pada perhitungan algoritma LUHN , jika hasil Last Digit tidak sama dengan Chek Digit maka nomor kartu tidak valid. Berdasarkan hasil pengujian 1 dan pengujian 2, disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat telah berhasil melakukan validasi terhadap nomor kartu kredit. Pengujian 3 dilakukan untuk mengetahui pengaruh panjang kunci terhadap waktu proses enkripsi dan dekripsi. Kunci yang digunakan pada AES adalah 128 bit (16 karakter). Pada pengujian ini dimasukkan kunci antara 1 sampai dengan 16 kemudian dicatat perbedaan waktu proses enkripsi dan dekripsi.
12
No
Tabel 3 Hasil Pengujian Nomor Kartu Kredit Valid Panjang Kunci Waktu Enkripsi Waktu Dekripsi (byte) (milidetik) (milidetik)
1
1
0.93
0.94
2
2
0.94
0.94
3
3
0.91
0.96
4
4
1.00
0.98
5
5
0.92
0.96
6
6
0.96
0.92
7
7
0.91
0.99
8
8
0.92
0.90
9
9
0.94
0.92
10
10
0.95
0.93
11
11
0.95
0.93
12
12
0.99
0.97
13
13
0.99
0.95
14
14
0.99
0.95
15
15
0.99
0.91
16
16
0.96
0.96
Berdasarkan hasil pengujian 3, maka disimpulkan bahwa panjang kunci mempengaruhi proses enkripsi dan dekripsi. Kunci kurang dari 16 byte, akan diulang oleh AES sehingga menjadi 16 byte. Sebagai contoh kunci "abcde" (5 karakter) akan diulang menjadi "abcdeabcdeabcdea" (16 karakter), sebelum digunakan pada proses enkripsi maupun dekripsi. 5.
Simpulan
Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap sistem, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan AES menunjukkan panjang kunci mempengaruhi waktu proses enkripsi dan dekripsi, dengan kata lain berapapun panjang kunci, akan dimodifikasi menjadi panjang 16 byte; (2) Validasi kartu kredit menggunakan algoritma Luhn menunjukkan hasil yang valid yaitu dengan logika pengujian check digit dan last digit. Dengan kata lain, (3) Aplikasi untuk menguji validitas nomor kartu kredit dapat memanfaatkan algoritma Luhn; (4) Aplikasi dapat melakukan validasi terhadap 8 jenis kartu kredit; (5) Hasil pengujian juga menunjukkan waktu yang diperlukan dalam proses validasi berkisar di bawah satu detik, atau mencapai 0.99 milidetik. Adapun saran pengembangan yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah validasi nomor kartu kredit dengan menggunakan algoritma Luhn dapat diimplementasikan pada web e-commerce.
13
6.
Daftar Pustaka
[1].
Dal Pozzolo, A., Caelen, O., Le Borgne, Y.-A., Waterschoot, S. & Bontempi, G. 2014. Learned lessons in credit card fraud detection from a practitioner perspective. Expert Systems with Applications 41, 4915–4928. [2]. Chen, Y. & Chou, J.-S. 2014. ID-Based Certificateless Electronic Cash on Smart Card against Identity Theft and Financial Card Fraud. In The International Conference on Digital Security and Forensics (DigitalSec2014), pp. 56–67. [3]. Duvey, A. A., Goyal, D. & Hemrajani, D. N. 2013. A Reliable ATM Protocol and Comparative Analysis on Various Parameters with Other ATM Protocols. International Journal of Communication and Computer Technologies 1. [4]. Ellson, R. N. & Ray, L. A. 1994. Method and apparatus for credit card verification. U.S. Patent No. 5,321,751 [5]. Chambers, J., Robison, T., Dorsner, D., Manickam, S. & Konisky, D. 2012. Luhn validation and data security across multiple active domains. U.S. Patent Application 13/527,852 [6]. Rankl, W. & Effing, W. 2010. Smart card handbook. John Wiley & Sons. [7]. Halim, S. A. 2007. Pembangkitan Nomor Kartu Kredit dan Pengecekannya Dengan Menggunakan Algoritma Luhn. Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung [8]. Hussein, K. W., Fazlida, N. & Sani, M. 2013. Enhance Luhn Algorithm for Validation of Credit Cards Numbers. Journal of Computer Science and Information Technology 2, 262–272. [9]. Danielyan, E. 2001. Goodbye DES, Welcome AES. Cisco The Internet Protocol Journal 4, 15–21. [10]. Munir, R. 2011. Advanced Encryption Standard (AES). Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung
14