1. Pendahuluan 1.1.
Latar belakang Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya.Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi, kondisi fisik, serta kecepatan dalam memproses informasi.Adanya gangguan pada kondisi fisik sangat mempengaruhi manusia dalam memproses dan menerima informasi, salah satunya adalah gangguan pendengaran. Di Indonesia, mendapati jumlah pasti orang dengan disabilitas bukanlah perkara mudah. Data yang diperoleh dari Kementerian Sosial RI memperkirakan populasi penyandang disabilitas sebesar 3,11% dengan data dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial RI. Detail dari data tersebut dirincikan bahwa penyandang tuna netra 1.749.981 jiwa, tuna rungu wicara 602.784 jiwa, tuna daksa 1.652.741 jiwa, tuna grahita 777.761 jiwa. Hasil yang berbeda ditunjukan oleh Kementerian Kesehatan RI memberikan angka yang lebih besar yaitu sebanyak 6%, sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan angka 10%.Dengan keterangan diatas maka dapat diketahui bahawa penderita disabilitas di Indonesia cukup banyak dan butuh untuk mendapatkan perhatian khusus. Karakteristik tunarungu menurut Somad dan Hernawati (1995: 35-39) dapat dilihat dari segi: intelegensi, bahasa dan bicara, emosi, dan sosial. a Karakteristik Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarungu memiliki intelegensi normal dan rata-rata. Prestasi anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi anak normal karena dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan. b Karakteristik Bahasa dan Bicara Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan berbicara berbeda dengan anak normal pada umumnya karena kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu tidak bisa mendengar bahasa, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam berkomunikasi. c Karakteristik Emosi dan Sosial Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan lingkungan. Keterasingan tersebut akan menimbulkan beberapa efek negatif seperti: egosentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih sukar dialihkan, umumnya memiliki sifat yang polos dan tanpa banyak masalah, dan lebih mudah marah dan cepat tersinggung. Selain itu, menurut Leigh (1994; dalam bunawan, 2004) yang dikutip dari referensi [1]mengemukakan bahwa masalah utama kaum tunarungu bukan
1
terletak pada tidak dikuasainya suatu sarana komunikasi lisan, melainkan akibat hal tersebut terhadap perkembangan kemampuan berbahasanya secara keseluruhan yaitu mereka tidak atau kurang mampu dalam memahami lambang dan aturan bahasa.Secara lebih spesifik, mereka tidak mengenal atau mengerti lambang/kode atau ‘nama’ yang digunakan lingkungan guna mewakili benda-benda, peristiwa kegiatan, dan perasaan serta tidak memahami aturan/sistem/tata bahasa. Keadaan ini terutama dialami anak tunarungu yang mengalami ketulian sejak lahir atau usia dini (tuli prabahasa). Terhambatnya kemampuan berbahasa yang dialami anak tunarungu, berimplikasi pada kebutuhan khusus mereka untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dengan metode khusus, yang merupakan dasarnya setiap anak tunarungu dapat dikembangkan kemampuan berbahasa dan berbicaranya melalui berbagai layanan khusus dan fasilitas khusus yang sesuai dengan kebutuhannya. Banyak media pembelajaran untuk anak tunarungu yang sudah ada dan digunakan, antara lain: Media Stimulasi Visual, Media Stimulasi Auditoris, Media Pembelajaran Berbasis Komunikasi Visual, serta TooLips Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Kata dan Kalimat. TooLips adalah salah satu aplikasi pembelajaran tunarungu yang dikhususkan untuk menambah perbendaharaan kata, dan melatih anak dengan masalah pendengaran sehingga memahami pola kalimat S-P-O-K.Aplikasi TooLips sudah diuji coba di beberapa SLB di Bandung.Menurut hasil uji coba tersebut ternyata anak memiliki kendala dalam pelafalan kosa kata sehingga merasa kesulitan dalam pemahaman pola kalimat S-P-O-K. Oleh sebab itu, aplikasi TooLips di kembangkan dan diberi nama Advanced TooLips (A-TooLips) yang terfokus pada pembelajaran produksi kata. Karena produksi kata menjadi bagian yang penting bagi keterbatasan pendengaran untuk bisa berkomunikasi.
1.2.
Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas,maka rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: a. bagaimana membuat aplikasi pembelajaran yang dapat digunakan user kapanpun dan dimanapun user berada di mobile yang berbeda?, b. bagaimana menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran khusus bagi anak tunarungu sehingga anak tunarungu mengerti materi yang disampaikan karena anak yang memiliki masalah pendengaran biasanya kesulitan dalam memproduksi kata?, c. bagaimana cara melatih anak yang memiliki masalah pendengaran untuk memproduksi kata dengan baik dan benar melalui aplikasi ini?, d. bagaimana cara agar orang tua atau pembimbing dapat mudah memonitoring belajar anak, sehingga dapat mengetahui perkembangan anak dalam belajar?.
2
1.3.
Batasan Masalah Berikut ini merupakan batasan masalah dari aplikasi A-TooLips: a Aplikasi ini diimplementasikan pada smartphone dengan ukuran layar 4,5 inc, 5 inc, 7 inc dan berbasis Android 4.3 (Jellybean) atau diatasnya. b Aplikasi ini digunakan hanya untuk membantu pembelajaran produksi kata pada anak tunarungu,tidak sebagai media pengganti dalam proses pembelajaran. c Target user dalam aplikasi ini adalah anak tunarungu kelas 1 hingga kelas 5 SD yang memiliki tingkat kehilangan pendengaran ringan hingga berat (27 hingga 90 dB). Dengan beberapa asumsi bahwa : Anak tersebut tidak memiliki keterbelakangan mental Anak tersebut tidak memiliki cacat fisik d Kata yang dikenalkan meliputi kata benda, kata kerja dan alfabet. e Kata yang dikenalkan adalah kata-kata yang sering anak temui seperti buah, hewan, keluarga dan orang sekitar, benda sekitar, anggota tubuh, ruang kelas, transportasi, dan lain sebagainya.
1.4.
Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah a. membuat aplikasi pembelajaran berbasis mobile yang menyediakan fungsi pembuatan akun di setiap usernya sehingga user dapat belajar kapanpun dan dimanapun tanpa bergantung kepada satu mobile. b. menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran khusus bagi anak tunarungu yaitu prinsip keterarahwajahan, prinsip keterarahsuaraan, serta prinsip visualisasi yang dikemas secara menarik dan mudah di pahami dengan menggunakan platform Android. c. menyediakan fasilitas belajar dan latihan dengan pembelajaran pelafalan agar dapat melatih anak tunarungu sehingga dapat memproduksi kata dengan baik dan benar. d. menyediakan fasilitas laporan yang menampilkan data pembelajaran anak tunarungu sehingga orang tua atau pembimbing dapat mudah memonitoring perkembangan anak dalam belajar.
1.5.
Metodologi penyelesaian masalah Metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut: a Tahap Studi Literatur Tahap pertama yang dilakukan adalah mencari referensi yang digunakan untuk mendukung topik Proyek Akhir ini, yaitu pemrograman pada platform Android, database pada platform Android, aplikasi TooLips serta materi yang berkaitan dengan topik Proyek Akhir ini, seperti karakteristik ABK Tunarungu dari segi bahasa dan perbendaharaan kata, bagaimana pelaksanaan Komunikasi Total (KOMTAL) dalam pembelajaran untuk ABK Tunarungu, kosa kata dan pola kalimat apa saja yang harus dikuasai oleh
3
ABK Tunarungu pada tingkat sekolah dasar kelas 1 hingga kelas 5. Sumber literatur tersebut berupa buku, jurnal, paper, artikel, situs web, dan sumber referensi lainnya. b Tahap Pencarian dan Pengumpulan Data Melakukan pencarian dan pengumpulan data yang mendukung pengerjaan Proyek Akhir ini diantaranya source code, software atau tools yang akan digunakan, kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia untuk TK-LB dan SD-LB, materi pembelajaran untuk aplikasi (gambar, suara, teks, video) berdasarkan kurikulum pembelajaran yang telah didapatkan. c Tahap Analisis dan Perancangan Sistem Mempelajari dan menganalisis kebutuhan pengguna yaitu ABK Tunarungu untuk memperoleh spesifikasi kebutuhan sistem dan perangkat lunak. Memilih dan menentukan source code yang akan digunakan untuk membuat aplikasi Proyek Akhir pada platform Android. Membuat desain interface aplikasi berdasarkan karakteristik dari ABK Tunarungu. Membuat rancangan database sistem dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), dan juga perancangan alur proses bisnis aplikasi dan pemodelan dengan Unified Modeling Language (UML). Membuat rancangan untuk poster dan video promosi aplikasi Proyek Akhir. d Tahap Implementasi Melakukan implementasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Implementasi aplikasi ini akan menggunakan IDE Eclipse dengan bahasa pemrograman Java dan menggunakan database SQLitedan mySql untuk platform Android.
4
e
f
1.6.
Tahap Pengujian dan Analisis Melakukan pengujian fingsionalitas aplikasi dengan metode Black-Box Testing yang akan dilakukan pada ABK Tunarungu dengan tingkat sekolah dasar kelas 1 hingga kelas 5 serta menganalisis hasil pengujian untuk memperbaiki bugs yang mungkin ditemukan saat pengujian. Tahap Pembuatan Laporan Membuat laporan Proyek Akhir yang berisi dokumentasi setiap tahap yang dilakukan untuk menyelesaikan Proyek Akhir yang telah dilakukan.
Pembagian Tugas Anggota Berikut merupakan pembagian tugas tiap anggota tim berdasarkan dengan jadwal kegiatan. a. Desi Noor Linda Peran : Active View Developer Tanggung Jawab : Perancangan User Interface (GUI) Pembuatan Interface Aplikasi Testing pada ABK Tunarungu Pembuatan Dokumentasi (Video) Pembuatan Laporan (Bab 1,2,5) Pembuatan Dokumentasi (Poster, Brosur) b. Meiditia Mustika Rani Peran : Active View Developer Tanggung Jawab : Perancangan Arsitektur Sistem Pembuatan Interface Aplikasi Pembuatan/Pencarian resources (suara) untuk materi aplikasi Implementasi Fungsionalitas Aplikasi (Coding) o Fungsionalitas Login o Fungsionalitas Daftar o Fungsionalitas Tes Level o Fungsionalitas Anjuran o Fungsionalitas Laporan Pembuatan Laporan (Bab 3,4) Testing pada ABK Tunarungu
5
c. Rahmi Maulidina Nistia Peran : Active View Developer Tanggung Jawab : Perancangan Materi Ajar Aplikasi Pembuatan Materi Ajar (teks) untuk Aplikasi Implementasi Fungsionalitas Aplikasi (Coding) o Fungsionalitas Belajar o Fungsionalitas Latihan o Fungsionalitas Petunjuk o Fungsionalitas Pengaturan o Overlay Testing pada ABK Tunarungu Pembuatan Laporan (Bab 3,4)
6