1. Pendahuluan 1.1
Latar belakang
Agama Islam adalah agama yang di dalamnya mengatur semua aspek kehidupan. Mulai dari tatacara hubungan dengan sesama mahluk sampai hubungan dengan Sang Pencipta. Kesadaran umat muslim akan pentingnya ketaatan pada perintah Allah yang tertulis dalam Al-Quran, membuat umat muslim berusaha untuk memahami dan menerapkan perintah-perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan membaca Al-Quran dan bukubuku keagamaan yang mendukungnya. Namun untuk memahami ayat-ayat AlQuran tak semudah membaca buku novel atau buku pelajaran, tetapi diperlukan pemahaman mendalam akan ayat yang dibaca. Sehingga umat muslim biasanya berguru pada seorang ulama atau menghadiri majelis ta’lim yang dipimpin oleh ulama dan juga melakukan konsultasi kepada ulama. Perhitungan zakat dan pembagian harta waris adalah salah satu dari sekian banyak hal yang diatur di dalam agama Islam yang semuanya tercantum dalam Al-Quran. Saat seorang muslim yang memiliki masalah dalam hal perhitungan zakat dan pembagian harta waris, ia akan melakukan konsultasi dengan narasumber yang ia anggap sudah ahli dalam kedua hal tersebut. Konsultasi dapat dilakukan dengan dengan dua cara, yaitu konsultasi langsung (face-to-face) dan konsultasi melalui media elektronik seperti pesawat telepon atau telepon selular dan internet. Untuk cara yang pertama, yakni konsultasi langsung (face-to-face) : pada umumnya seorang muslim yang ingin melakukan konsultasi akan mendatangi ulama atas rekomendasi dari kerabat, telah mendengar acara keagamaan melalui radio, melihat acara di televisi atau mengikuti suatu majelis ta’lim. Sebelum melakukan konsultasi, ia diharuskan menghubungi sang ulama untuk membuat janji pertemuan. Setelah jadwal pertemuan ditentukan barulah ia dapat melakukan sesi konsultasinya. Namun masalah muncul saat adanya ketidakcocokan waktu antara seorang muslim yang ingin melakukan konsultasi dan sang ulama. Adakalanya saat sang ulama bisa melakukan konsultasi pada waktu tertentu, ternyata yang ingin melakukan konsultasi berhalangan pada waktu yang ditentukan, begitu juga sebaliknya. Cara yang kedua, yakni konsultasi melalui media elektronik salah satunya dengan menggunkan internet. Seorang muslim akan melakukan pencarian terhadap website yang ada hubungannya dengan masalah perhitungan zakat dan pembagian harta waris. Pencarian dilakukan dengan menggunakan search engine misalnya Google. Hasil yang diperoleh biasanya web-web yang berbentuk forum tanya jawab masalah keagamaan (zakat, shalat, puasa, haji dll). Ia akan menginputkan pertanyaan pada forum tersebut, untuk kemudian dijawab oleh narasumber dalam kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Pertanyaan tersebut dijawab tergantung kapan dan seberapa cepat narasumber mengakses website untuk merespon pertanyaan yang diajukan user. Masalah yang dapat terjadi pada cara yang kedua ini adalah saat ulama tidak dapat mengakses internet karena jaringan yang terganggu atau tidak adanya fasilitas internet yang tersedia di tempat ulama berada. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa konsultasi yang dilakukan sangat bergantung pada keberadaan sang ulama. Sehingga dibutuhkan suatu aplikasi
1
yang dapat membantu dalam konsultasi mengenai perhitungan zakat dan pembagian harta waris, walaupun tanpa kehadiran dari sang ulama itu sendiri. Sistem pakar berbasis Web merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah ini. Karena sistem pakar memungkinkan pemindahan pengetahuan dari seorang ulama (pakar/ahli) ke dalam komputer dalam suatu bentuk basis pengetahuan (knowledge base), sehingga kepakarannya dapat digunakan kapan saja dan dimana saja oleh setiap muslim yang membutuhkan meskipun mungkin sang pakar sudah tiada.
1.2
Perumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengimplementasikan perhitungan zakat dan pembagian harta waris menurut Islam ke dalam suatu bentuk sistem pakar berbasis Web sehingga mampu menyelesaikan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang ulama (pakar/ahli). 2. Bagaimana merepresentasikan pengetahuan dari seorang pakar ke komputer dalam bentuk kaidah produksi (production rule) yang tepat sehingga dapat digunakan oleh mesin inferensi dalam menyelesaikan masalah perhitungan zakat dan pembagian harta waris. 3. Bagaimana membangun mesin inferensi menggunakan metode runut maju (forward chaining) ke dalam bentuk suatu program yang dapat melakukan penalaran untuk menghasilkan solusi dengan menggunakan aturan-aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan. 4. Bagaimana memberikan informasi kepada masyarakat mengenai fiqih zakat dan ilmu waris serta memfasilitasi masyarakat untuk bertanya kepada sang pakar mengenai masalah yang ada kaitannya zakat dan waris. Adapun batasan dan asumsi pada aplikasi sistem pakar yang dibangun, yaitu sebagai berikut : 1. Sistem pakar ini bisa diakses oleh user dengan berbagai macam sistem operasi dengan syarat memiliki browser. 2. Tidak ada masalah jaringan (asumsi adanya jaminan keamanan baik dari sisi server maupun client) 3. Tidak menjamin keamanan dari segi aplikasi (aplikasi ini hanya menggunakan mode authentication dan authorization berdasarkan level user). 4. Sistem pakar ini hanya bertindak sebagai alat bantu dalam penyelesaian masalah perhitungan zakat dan/atau pembagian waris, bukan sebagai pengganti pakar. 5. Sistem pakar ini tidak menangani konsultasi berkaitan dengan Zakat Fitrah, karena ketentuan Zakat Fitrah yang hukumnya wajib bagi setiap muslim baik anak kecil, orang dewasa, merdeka ataupun budak adalah sudah jelas yaitu satu sha’ (kira-kira 3 1/3 liter) dan disyariatkan pada bulan Ramadhan. 6. Orang yang mewariskan hartanya telah meninggal baik secara hakiki maupun secara hukum.
2
7. Ahli waris masih hidup ketika orang yang mewariskan hartanya meninggal walaupun hanya sekejap, baik secara hakiki maupun secara hukum. 8. Status pernikahan dalam konsultasi pembagian waris adalah pernikahan yang sudah resmi (diakui oleh pemerintah). 9. Status anak dalam pembagian waris adalah anak kandung dari pernikahan yang sudah resmi (diakui oleh pemerintah). 10. Status orang tua dalam konsultasi pembagian waris adalah orang tua kandung dengan status pernikahan yang sudah resmi (diakui oleh pemerintah). 11. Jenis harta yang dipergunakan dalam konsultasi pembagian waris adalah mata uang rupiah. 12. Ukuran satuan untuk emas dan perak yang digunakan dalam konsultasi perhitungan zakat adalah gram. 13. Ukuran satuan untuk zakat mata uang simpanan dan perniagaan adalah rupiah. 14. Ukuran satuan untuk zakat tanaman dan buah-buahan adalah kilogram.
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah : 1. Mengimplementasikan perhitungan zakat dan pembagian harta waris menurut Islam ke dalam suatu bentuk sistem pakar yang dapat mengatasi masalah yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang ulama (pakar/ahli). 2. Merepresentasikan pengetahuan dari seorang pakar ke komputer dalam bentuk kaidah produksi (production rule) yang disimpan dalam basis pengetahuan (knowledge base) untuk dapat digunakan oleh mesin inferensi dalam menyelesaikan masalah perhitungan zakat dan pembagian harta waris. 3. Membangun mesin inferensi menggunakan metode runut maju (forward chaining) ke dalam bentuk suatu program yang dapat melakukan penalaran untuk menghasilkan solusi dengan menggunakan aturan-aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan. 4. Mempublikasikan informasi berupa materi fiqih zakat dan ilmu waris kepada masyarakat dalam bentuk web serta memfasilitasi masyarakat agar dapat bertanya kepada pakar melalui web.
1.4
Metodologi penyelesaian masalah
Metode yang digunakan dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah : 1. Studi literatur Mencari dan kemudian mempelajari buku-buku serta referensi mengenai zakat, pembagian harta waris, pengembangan aplikasi Expert System (Sistem Pakar) dan juga referensi lain yang berkaitan dengan proyek akhir ini. 2. Pengumpulan bahan studi lapangan
3
Mengumpulkan informasi mengenai knowledge base ( basis pengetahuan ) yang akan ditanamkan pada aplikasi, dengan melakukan diskusi/wawancara dengan narasumber yang ahli dalam hukum zakat dan pembagian harta waris yaitu Drs. H. Dedeng Rosidin M.Ag. Selain itu juga, pengumpulan informasi dilakukan dengan membaca buku ”Kumpulan Risalah A. Hasan” untuk zakat dan buku ”Ilmu Faraidh Drs. H. Dedeng Rosidin, M.Ag” untuk waris, tafsir Al-Qur’an, Fikih Sunnah serta buku-buku lain yang membahas mengenai zakat dan ilmu waris. 3. Pengembangan perangkat lunak Dalam pengembangan sistem, metode yang digunakan adalah pemodelan sistem Waterfall classic life cycle atau model linear sequential, yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Analisis dan Kebutuhan Sistem pakar yang dibangun membutuhkan informasi dari pakar, yaitu seorang ulama (Drs. H. Dedeng Rosidin M.Ag.) yang dapat memberikan solusi mengenai zakat dan/atau pembagian harta waris berdasarkan pengalaman dan pengetahuanya mengenai bagaimana melakukan perhitungan zakat dan pembagian harta waris yang sesuai dengan hukum-hukum Islam, Al-Qur’an, buku Fikih Sunnah dan buku yang berkaitan dengan zakat dan ilmu waris. Tahap analisis dan kebutuhan aplikasi meliputi beberapa kegiatan yakni : a. Analisis kebutuhan fungsionalitas sistem yang akan ditanamkan ke dalam aplikasi sistem pakar. b. Analisis kebutuhan pengguna aplikasi sistem pakar. c. Analisis masukan dan keluaran sistem. 2. Desain Pada tahap ini akan dibuat perancangan terhadap komponenkomponen yang mendukung sistem pakar. Desain perangkat lunak dibuat secara terstruktur. Oleh karena itu tahapan desain yang harus dilalui adalah : 1) Pemodelan Aliran Informasi, meliputi Diagram Konteks, Diagram Aliran Data (DFD), Kamus Data dan Spesifikasi Proses. 2) Pemodelan Basis Data, meliputi diagram Entity Relationship (diagram ER) dan skema relasi terhadap data-data yang digunakan dalam proyek akhir ini. 3) Perancangan Basis Pengetahuan (Knowledge Base), meliputi aturan-aturan yang digunakan untuk diagnosis masalah. 4) Perancangan Mesin Inferensi, meliputi struktur kontrol atau interpreter rule (dalam rule berbasis sistem pakar) yang pada dasarnya memberikan arah tentang bagaimana menggunakan basis pengetahuan dengan membangun agenda yang mengorganisir dan mengontrol langkah-langkah yang diambil untuk pemecahan masalah kapanpun konsultasi dilakukan. 5) Perancangan User Interface, meliputi perancangan menu baik untuk pengguna biasa atau admin dan menangani keamanan dalam pengaksesan data dengan menggunakan username dan password. 3. Implementasi (coding)
4
Hasil desain pada tahap desain akan diimplementasikan secara nyata melalui suatu pengkodean (coding) menggunakan bahasa pemograman HTML dan PHP dengan MySQL sebagai basisdatanya dan Apache untuk web servernya serta interface dengan Macromedia Dreamweaver 8 dan Adobe Photoshop CS . 4. Testing Teknik pengujian (testing) yang dilakukan pada sistem pakar ini adalah teknik black box testing. Pengujiannya meliputi fungsionalitas sistem pakar dalam melakukan penalaran berdasarkan data yang diinputkan pengguna dalam menyelesaikan masalah perhitungan zakat dan pembagian waris dan juga kesesuaian sistem dengan spesifikasi kebutuhan yang merupakan hasil dari tahapan analisis dan kebutuhan. Testing itu sendiri dilakukan oleh programmer, pakar yang ilmunya ditanamkan ke dalam sistem dan pihak-pihak lain yang berwenang dalam memberikan keputusan bahwa rule-rule yang ditanamkan dalam sistem ini telah sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. 4. Penyusunan dokumentasi Pembuatan dokumentasi dari sistem yang telah dibangun dalam bentuk buku Proyek Akhir.
5