1
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di dalam usaha perikanan tangkap, peranan mesin penggerak kapal sangat
penting. Hal ini mengingat operasi penangkapan ikan yang semakin jauh dari garis pantai, dengan waktu penangkapan lebih lama (long trip). Saat ini nelayan tradisional Ur Pulau dalam melakukan pengoperasian penangkapan ikan demersal dan pelagis nelayan menggunakan kapal jukung yang dilengkapi dengan motor penggerak luar (out board), dengan daya motor yang dipakai adalah 5,5 HP dan 6,5 HP dengan menggunakan poros panjang. Motor penggerak yang digunakan selama ini pada kapal tradisional menggunakan beberapa jenis ukuran baling-baling, baik motor dalam (in board engine) maupun pada motor luar (out board engine). Mesin penggerak luar yang digunakan oleh nelayan Ur Pulau bukan merupakan jenis mesin yang dirancang khusus sebagai tenaga penggerak kapal, namun jenis mesin ini digunakan untuk tenaga penggerak serbaguna yang telah dimodifikasikan menjadi mesin penggerak kapal dengan konstruksi poros balingbaling panjang sehingga terbentuk sudut antara poros baling-baling dengan permukaan air. Harvald (1992), mengemukakan bahwa baling-baling merupakan perantara antara mesin induk dan badab kapal, dimana efesiensi total pada sistem tersebut dengan penertian bahwa penghamburan daya yang sekecil mungkin. Untuk memperoleh penghamburan daya yang kecil maka harus menggunakan ukuran baling-baling yang sesuai berdasarkan daya mesin serta ukuran kapal jukung yang dilengkapi dengan mesin tempel (katinting). Kecepatan kapal dapat ditentukan oleh dimensi utama kapal yang diantaranya panjang seluruh kapal (LOA), lebar kapal (B), dalam/tinggi kapal (D) koefesienkoefesien bentuk, displasemen, bentuk lambung dibawah air, trim, dan pemilihan type mesin, demensi utama pada masing-masing kapal tidak sama menyebabkan
2
2
penggerak kapal berbeda-beda, dengan demikian daya dorong kapal yang diperlukan sangat besar. Penggunaan poros baling-baling dengan panjang yang berbeda dapat mengakibatkan kehilangan daya mesin. Besar kecilnya sudut jatuh poros balingbaling yang terbentuk sangat menentukan besarnya daya dorong yang ditransmisikan oleh mesin. Pergerakan baling-baling yang berasal dari hasil kerja mesin penggerak kapal yang ditransmisikan melalui shafting atau poros baling-baling. Posisi poros balingbaling berdasarkan kedudukan mesin utama kapal seharusnya berada di atas permukaan air sehingga posisi poros baling-baling tidak sejajar dengan mesin dan baling-baling. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan rekomendasi terkait dengan jumlah daun baling-baling dan besar sudut jatuh poros baling-baling yang memberikan kecepatan maksimum. Diharapkan dari penelitian ini operasi penangkapan ikan yang efektif dan efesien dapat tercapai. 1.2
Perumusan Masalah Keberhasilan suatu usaha operasi penangkapan dengan menggunakan kapal
jukung tergantung pada kecepatan. Kecepatan suatu kapal banyak tergantung pada ukuran kapal, besarnya tenaga penggerak yang digunakan, sudut kemiringan poros baling-baling, ukuran/nomor baling-baling, ukuran panjang poros baling-baling, jenis kapal jukung yang menggunakan semang dan tanpa semang. Dengan demikian, untuk menentukan suatu keberhasilan operasi penangkapan dengan kapal jukung yang meggunakan katir (semang) dan tanpa menggunakan semang, maka akan lebih cocok menggunakan ukuran baling-baling, sudut kemiringan poros baling-baling, panjang poros
baling-baling, jenis kapal yang digunakan dan tenaga penggerak yang
berkekuatan tertentu. Kapal jukung juga digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis, ikan-ikan demersal. Keberadaan jenis ikan-ikan tersebut dijumpai di sekitar pantai. Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan antara ukuran/nomor
3
3
baling-baling yang sesuai dengan daya mesin yang digunakan oleh nelayan Ur Pulau yaitu : 1)
Kekuatan tenaga penggerak kapal yang digunakan belum sesuai dengan ukuran baling-baling dan daya mesin.
2)
Penggunaan panjang poros baling-baling yang berbeda, dan besar kecilnya
sudut
jatuh
kemeringan
poros
baling-baling
dapat
mempengaruhi kecepatan kapal. Dengan demikian informasi tentang kombinasi tersebut sangat dibutuhkan oleh nelayan setempat. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dapat memberikan keuntungan secara teknis maupun ekonomis bagi masyarakat nelayan Ur Pulau Kabupaten Maluku Tenggara. Parameter yang dapat digunakan dalam menentukan kecepatan suatu kapal adalah demensi utama kapal, besaran mesin yang digunakan dimana daya yang digunakan adalah bervariasi yaitu anatar 5,5 HP dan 6,5 HP, penggunaan panjang poros yang berbeda yaitu antara 2,60 m dan 2,20 m, sudut kemiringan poros balingbaling yang berbeda, kapal yang semang dan kapal tanpa semang, ukuran/nomor baling-baling antara no. 5-6, 6,5, dan 5. Masyarakat nelayan Ur Pulau dalam melakukan operasi penangkapan ikan belum memperhatikan ukuran/nomor baling-baling yang sesuai dengan daya mesin, karena umumnya nelayan menentukan ukuran/nomor baling-baling berdasarkan pengalaman semata. Hal ini merupakan faktor penyebab dimana nelayan belum mengetahui ukuran baling-baling dan daya motor yang sesuai untuk dipergunakan dalam pengoperasian. Berdasarkan anggapan yang dikemukakan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai kajian teknis kecepatan kapal jukung berdasarkan ukuran/nomor baling-baling, poros baling-baling, sudut jatuh poros baling-baling dan daya mesin tempel pada kapal jukung.
4
4
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1)
Menentukan sudut jatuh poros baling-baling yang menghasilkan kecepatan maksimum kapal jukung.
2)
Menentukan ukuran baling-baling yang memberikan pengaruh nyata terhadap kecepatan kapal.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian ini adalah untuk dapat memberikan manfaat berupa : 1)
Memberikan informasi lapang tentang ukuran/nomor baling-baling yang memiliki efisiensi tertinggi dan panjang poros baling-baling yang sesuai terhadap kecepatan kapal jukung berdasarkan jenis kapal yang akan digunakan.
2)
Memberikan informasi tentang pertimbangan teknis dalam menggunakan ukuran/nomor baling-baling dan ukuran poros baling-baling berdasarkan daya mesin yang digunakan pada kapal. .
3)
Memberikan informasi kedepan tentang ukuran/nomor baling-baling, sudut kemiringan poros baling-baling yang digunakan pada kapal jukung berdasarkan daya mesin agar diperoleh kecepatan kapal yang maksimum pada saat pengoperasian kapal pada nelayan Ur Pulau Kabupaten Maluku Tenggara khususnya maupun pemerintah dan masyarakat perikanan tangkap pada umumnya.
1.5 Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui daya mesin yang sesuai untuk menghasilkan kecepatan kapal di harapkan akan dilakukan pendekatan berdasarkan beberapa parameter analisis pada kapal jukung, antara lain yaitu : dimensi utama kapal, kekuatan tenaga penggerak kapal yang digunakan belum sesuai dengan ukuran/nomor baling-baling dan daya mesin, daya mesin, kemeringan poros baling-baling, poros baling-baling.
5
5
Kajian kecepatan kapal : Langkah awal yang dilakukan yaitu untuk mengetahui langsung daya dari masing-masing mesin, ukuran baling-baling, diameter poros baling-baling, dan panjang dari masing-masing poros baling-baling. 1.6 Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)
Ukuran/nomor baling-baling dan panjang poros baling-baling menentukan efisiensi yang tinggi pada kecepatan kapal jukung;
2)
Panjang poros baling-baling dapat mempengaruhi kecepatan kapal; dan
3)
Sudut jatuh poros baling-baling dapat memberikan pengaruh terhadap kecepatan kapal jukung.
6
6
Mulai
Permasalahan: Kecepatan kapal katinting yang sangat bervariasi pada daya kekuatan mesin, balingbaling dan sudut jatuh poros yang sama
Analisis dimensi utama
Analisis kecepatan
kapal dan kecepatan kapal
berdasarkan kekuatan mesin, ukuran baling-baling dan sudut
Kekuatan mesin, ukuran baling-baling, dan sudut jatuh poros tertentu yang menghasilkan kecepatan mesin
Selesai
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Pendekatan Studi