iv
Hermeneutik
HERMENEUTIK Panduan ke Arah Desain Penelitian dan Analisi Penulis: Dr. Saifur Rohman] S.S, M.Hum, M.S. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail :
[email protected]
Rohman, Saifur, Dr. S.S, M.Hum, M.Si. HERMENEUTIK; Panduan ke Arah Desain Penelitian dan Analisis/Dr. Saifur Rohman, S.S, M.Hum, M.Si. - Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 X + 66 hlm, 1 Jil.: 26 cm. ISBN:
978-602-262-045-7
1. Metodologi Penelitian
I. Judul
Pendahuluan
v
KATA PENGANTAR
S
ecara singkat buku ini berfokus pada penjelasan tentang model-model penelitian yang memanfaatkan kerangka teori hermeneutik. Jadi hermeneutik didudukkan dalam penyusunan dasar asumsi, metode, dan praktik penelitian dalam ilmu-ilmu humaniora. Suka atau tidak, buku ini adalah bukti penundaan gagasan saya selama ini. Penundaan, memang begitu istilahnya, karena mestinya buku ini sudah saya tulis lima atau sepuluh tahun yang lalu. Tapi penundaan ini menghasilkan pembedaan. Jika buku ini sudah saya tulis sepuluh tahun lalu, tentulah hasilnya tidak seperti pada masa sekarang ini, setidaknya dalam gaya, aroma, dan percikan pengetahuan. Saya tidak berbicara bahwa naskah sekarang lebih baik ketimbang masa lalu, tetapi saya berbicara soal lika-liku pengalaman saya. Lima tahun lalu ketika saya menyelesaikan disertasi di Universitas Gadjah Mada, yakni sekitar 700 halaman, itulah naskah paling tebal yang pernah saya tulis. Tesis saya di Universitas Indonesia sekitar 500 halaman. Dan sejumlah naskah penelitian sebagai syarat memperoleh gelar akademik yang lain di bidang berbeda juga memiliki ketebalan serupa. Saat itu saya berpikir bahwa naskah yang tebal itu akan memuat banyak gagasan karena tidak ada gagasan penting yang tidak ditulis. Sampai kemudian saya bertemu dengan kenyataan bahwa ketebalan itu hanya menghasilkan siksaan yang berlebihan bagi manusia-manusia teknologis masa kini. Tidak ada yang mudah dalam menuangkan gagasan, baik dalam kalimat yang panjang maupun pendek, tetapi gagasan tentang mudah dan sulit itu sendiri sebetulnya bisa lebih dipermudah dalam kalimat yang pendek. Karena itulah buku ini ditulis untuk mempermudah pembaca, meski upaya mempermudah ini bukan persoalan mudah. Kesulitannya terletak pada upaya menjawab bagaimana persoalan rumit menjadi sederhana. Terkadang saya mesti memerlukan waktu berhari-hari untuk membuat satu kalimat yang mewakili satu buku. Dengan begitu menjadi sederhana sesungguhnya sangat rumit. Kendati begitu, saya tetap optimis upaya menyederhanakan ini bukan bagian dari upaya menggampangkan atau mengecilkan persoalan-persoalan rumit. Harapan saya, buku ini bermanfaat bagi pembaca yang memerlukan petunjuk yang jelas, rinci, dan bisa dipraktikkan. Tegur sapa dari pembaca sangat dinantikan. Jakarta, Oktober 2012 SR
Pendahuluan
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI TEKNIK PEMBACAAN BUKU INI BAB 1
BAB 2
PENDAHULUAN
1
Mengapa Buku Ini Ditulis? Masalah Apa yang Diidentifikasi? Apa Penyelesaian yang Ditawarkan? Apa Kelebihan Buku Ini Dibandingkan dengan Buku Lain? Apakah Buku Ini Berguna? Apa Saja Inti Buku Ini?
2 4 5 5 6 6
HIPOTESIS DASAR HERMENEUTIK
9
A. B. C. BAB 3
BAB 4
v vii ix
Pengantar Hipotesis Dasar Refleksi tentang Hermeneutika dalam Rumpun Ilmu
9 10 13
DESAIN PENELITIAN HERMENEUTIK
17
A. B. C.
17 17 19
Pengertian Langkah-langkah Penelitian Hermeneutik Model Penelitian Hermeneutik
METODE HERMENEUTIK
23
A. B.
24 24
Pengertian Metode Ciri-ciri Metode Hermeneutik
viii
Hermeneutik
C. D. E. F. BAB 5
BAB 6
BAB 7
Teknik Pengambilan Data Instrumen Penelitian Teknik Analisis Validitas Penelitian Hermeneutik
24 25 27 28
OBJEK HERMENEUTIK
31
A. B. C.
31 32 32
Pengertian Objek, Objektivikasi, Objektif, dan Objektivitas Cara Mengidentifikasi Teks Objek Hermeneutik
HERMENEUTIK GAYUS H.P TAMBUNAN: DARI REKONSTRUKSI MENUJU DESTRUKSI INDONESIA
37
A. B. C. D.
37 38 41 43
Deskripsi Kasus Lingkaran Hermeneutik Tahap Pertama Lingkaran Hermeneutik Tahap Kedua Ringkasan
PENUTUP
45
Menimbang Fakta-fakta Baru Tantangan Postmodernisme Pentingnya Makna dalam Ilmu Sosial
46 46 47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN GLOSARIUM TENTANG PENULIS
49 53 63 67
--o0o--
Pendahuluan
ix
TEKNIK PEMBACAAN BUKU INI
P
enting kiranya dijelaskan tentang cara membaca buku ini untuk memperkecil kesalahpahaman. Konsep-konsep penelitian yang sudah ada sebelumnya memang tidak bisa dihindari dalam uraian karena ada metode dasar penelitian yang harus diikuti dalam tradisi ilmiah. Maksudnya, ada kesamaan alur antara konsep dasar ppenelitian secara umum dan penelitian hermeneutik. Kendati begitu, secara prinsip pemahaman tentang penelitian hermeneutik memiliki perbedaan-perbedaan mendasar dalam pengenalan objek, metode, dan teori. Karena itu, ada baiknya pembaca yang budiman meluangkan waktu untuk mencermati cara membaca di bawah ini: -
- - - -
-
Hal utama sebelum Anda menghabiskan halaman demi halaman buku ini adalah memahami bahwa penelitian hermeneutik itu tidaklah sama dengan penelitian yang mendasarkan diri pada penafsiran yang lain, seperti kritik sastra dalam ilmu sastra, tradisi close reading dalam tradisi new criticism, atau kritik teks sebagaimana dilakukan dalam ilmu filologi. Hermeneutik pertama-tama harus dilihat sebagai sebuah disiplin ilmu tentang penafsiran teks fiksi maupun nonfiksi dengan metode-metode khusus yang perlu diikuti. Bila Anda sudah yakin tentang fungsi hermeneutik di dalam penelitian, maka bacalah bab dua. Bab dua berisi sembilan hipotesis dasar tentang penelitian hermeneutik. Bab tersebut menjelaskan tentang titik tolak melakukan penelitian secara kokoh dan meyakinkan. Bila Anda tidak memahami tentang pengertian, posisi hermeneutik dalam ilmu humaniora, dan pentingnya penelitian hermeneutik, maka sebaiknya Anda membaca bab satu. Sebab, bab satu mengetengahkan tentang alasan-alasan yang paling masuk akal mengapa desain penelitian hermeneutik harus dilakukan. Sebelum membaca semua uraian di dalam satu bab, maka Anda harus melihat topik-topik utama yang dibicarakan dalam bab tersebut. Topik itu setelah judul atau sebelum uraian tentang suatu permasalahan dimulai. Topik ini merupakan tongkat petunjuk bagi pembaca yang ingin segera menangkap penjelasan dalam frase yang pendek. Dalam rangka memahami bab demi bab, Anda akan menjumpai sejumlah istilah kunci yang menjadi pembuka sebuah gagasan penting hermeneutik. Kata-kata penting itu dicatat di dalam Glosarium dan diberi pengertian yang lebih panjang. Dengan begitu, kesulitan pembaca atas kata-kata sulit yang ada di dalam tiap bab bisa diatasi. Sejak awal, diharapkan pembaca dapat langsung mengetahui halaman Glosarium yang diletakkan di dalam lampiran. Bila sampai akhir bab belum juga memahami konsep-konsep utama dalam uraian, maka ada baiknya Anda membaca ulang beberapa penjelasan atau uraian yang menurut Anda sulit. Lihat pula lampiran yang diperkirakan mendukung uraian-uraian tersebut sehingga Anda bisa melihat sisi lain dari penjelasan atau topik yang sama.
x - - -
-
- -
Hermeneutik
Bab tiga tentang desain penelitian hermeneutik harus dibaca sebagai unsur yang tidak terpisah dari metode. Ada hubungan-hubungan sebab-akibat antara desain dan metode. Dalam hal ini, pemahaman desain harus dengan serta merta bisa memahami tentang hubungan antara desain dan metode. Karena Anda harus menghubungkan antara teori dan metode, maka Anda tidak bisa memutuskan diri pada bab tiga saja tanpa mengikutsertakan bab empat tentang metode. Pembacaan ini harus bolak-balik sehingga terjadi refleksi. Refleksi tentang metode dan teori ini harus dicerminkan pada objek dari hermeneutik. Anda harus mampu mengenali desain penelitian hermeneutik melalui identifikasi terhadap objek-objek hermeneutik. Artinya, ada hubungan logis antara kemampuan identifikasi objek dengan pemilihan desain penelitian. Jika hubungan ini tidak bisa dipahami, maka indikator kesuksesan membaca buku ini belumn bisa dicapai. Sebaiknya Anda memulai lagi membaca tentang desain dan metode kembali sebelum akhirnya Anda harus memutuskan untuk membaca bab tentang objek hermeneutik. Bab selanjutnya adalah praktik dari sebuah desain penelitian hermeneutik. Praktik ini bisa dijadikan sebagai model penelitian hermeneutik yang mendasarkan diri pada desain tertentu. Karena itu, pembaca diharapkan sekali lagi untuk melakukan refleksi tentang teori yang sudah dijabarkan dalam bab dua hingga bab lima ke dalam praktik yang dijabarkan dalam bab tiga. Ukuran keberhasilan pembacaan Anda sangat tergantung pada praktik yang Anda lakukan dalam bentuk penelitian. Dari keseluruhan teknik membaca yang telah dijelaskan di atas, penting kiranya dicatat bahwa teknik membaca tersebut bukanlah satu-satunya cara untuk memahami buku ini, tetapi inilah salah satu cara yang terbaik untuk menangkap apa yang hendak diungkapkan oleh penulis buku ini.
--o0o--