Rohis.Itsar.Org
MADLUUL ASY-SYAHAADAH (Kandungan Kalimat Syahadat)
Sinopsis Syahaadatain begitu berat diperjuangkan oleh para sahabat dan Nabi SAW, bahkan mereka siap dan tidak takut terhadap segala ancaman orang kafir. Sahabat nabi misalnya Habib berani menghadapi siksaan yang dipotong tubuhnya satu persatu oleh Musailamah, Bilal bin Rabah tahan menerima himpitan batu besar di siang hari yang panas dan beberapa deretan nama sahabat lainnya. Mereka mempertahankan syahaadatain. Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia dan berani mempertahankan kalimat syahaadahl Ini disebabkan karena kalimat syahaadah mengandung makna yang sangat mendalam bagi mereka. Syahaadah bagi mereka dipahami dengan arti yang sebenarnya yang melingkupi pengertian ikrar, sumpah dan janji. Mayoritas umat Islam mengartikan syahadat sebagai ikrar saja, apabila mereka tahu bahwa syahaadah juga mengandung arti sumpah dan janji, serta tahu bahwa akibat janji dan sumpah maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahaadah yang betul. I Iman merupakan pernyataan yang keluar dari mulut, juga diyakini oleh hati dan diamalkan oleh perbuatan sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamalkan syahaadah dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqamah, maka beberapa hasil akan dirasakan seperti keberanian, ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah SWT memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.
1. Madluul Asy-Syahaadah (Kandungan Kalimat Syahadat) A. Al'Iqraar (Pernyataan) Iqrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah SWT, Malaikat dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang benman). Hasil dan ikrarir adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan. Syahadat yang berarti ikrar dari Allah SWT, Malaikat dan orang-orang yang berilmu tentang Laa ilaaha illa Allaah. Ikrar tentang Rububiyatullah (Allah sebagai rabb) bagi manusia merupakan alasan bagi ikrar
tentang keesaan Allah SWT. Ikrar para nabi mengakui kerasulan Muhammad SAW meskipun mereka hidup sebelum
kedatangan Rasulullah SAW.
Dalil Q. 3:18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Q. 7:172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
Rohis.Itsar.Org Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". Q. 3:81. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima peijanjianKu terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". Hadits. Diriwayatkan oleh Al-Hafizh Abu Ya'la Mushili dari Anas bin Malik RA. Berkata Rasulullah SAW membacakan kepada kami ayat," Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan " Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendiriannya," sungguh telah banyak diucapkan oleh banyak orang kemudian kebanyakan mereka kafir: Maka barang siapa yang mengatakannya sampai mati maka sesungguhnya orang itu telah beristiqamah di atasnya"
B. Al-Qasam (Sumpah) Sumpah yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan syahaadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan bertanggung-jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka jahanam. Syahadaah berarti sumpah- Orang-orang munafiq berlebihan dalam pernyataan syahadaahnya, padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta. Beberapa ciri orang yang melanggar sumpahnya yaitu memberikan walaa, kepada orang-orang kafir memperolok-olok ayat Allah SWT, mencari kesempatan dalam kesempitan kaum muslimin, menunggununggu kesalahan kaum muslimin, malas dalam shalat dan tidak punya pendirian. Orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut. Dalil Q. 63:1-2. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui,
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Q. 4:138-145. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
Rohis.Itsar.Org mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam, (yaitu) orang-orang yang menunggu- nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orangorang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang- orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekalikali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali- kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. C. Al-Miitsaaq (Perjanjian yang Teguh) Mitsaq yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT yang terkandung dalam Kkabullah maupun Sunah Rasul. Syahadah adalah mitsaq yang harus diterima dengan sam'an wa th'atan didasari dengan iman yang sebenarnya terhadap Allah SWT, Malaikat. Kitab kitab Rasul-rasul, Hari Akhir dan Qadar baik maupun buruk. Pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat Allah SWT seperti yang pernah terjadi pada orangorang Yahudi. Dalil Q 5:7. Dan ingatlah karunia AlUh kepadamu dan perjanjiannya yang : telah dukatNya dengan
kamu, ketika kamu mengatakan: Kaimi dengar dankami taati . Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati(mu) Q 2-285 Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membedabedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Q. 2:93. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)".
Rohis.Itsar.Org Hadits. Rasul bersabda: Kalimat yang paling diutamakan untuk diucapkan olehku dan oleh para
Nabi sebelumku adalah laa ilaaha illa Allaah wahdahu laa syarikalah.
2. Al-Iimaan (Keyakinan) Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan, kepercayaan tanpa pilihan lain terhadap semua keputusan Allah SWT • Iman adalah sikap hidup yang merupakan cermin identitas Islam. Iman sebagai dasar bagi seluruh kegiatan dan tingkah laku manusia agar mendapatkan ridha dari Allah SWT. Iman bukanlah hanya angan-angan, tetapi sesuatu yang tertanam di dalam hati dan harus diamalkan dalam bentuk amal produktif. Amal yang dikenakan harus merupakan amal shalih yang dilakukan dengan ihsan dan penyerahan yang sempurna kepada kehendak Allah SWT Dalam melakukan amal tersebut, seorang mukmin merasa dilindungi oleh Allah SWT Di antara kekeliruan umat Islam adalah mencontoh sikap Yahudi. Misalnya merasa bahwa neraka merupakan siksaan yang sebentar sehingga tidak risau masuk neraka. Atau mereka merasa akan masuk surga semata-mata karena imannya sehingga tidak perlu beramal saleh lagi. Syahaadah yang dinyatakan seorang muslim dengan penuh kesadaran sebagai sumpah dan janji setia ini merupakan ruh iman, yaitu: ucapan (alqaul), membenarkan (as-tnshdiuj) dan perbuatan (al-'amal). Dalil Q. 49:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang- orang yang benar. Q. 4:65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. Q. 33:36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. Q. 3:64. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah)'. Q. 4:123-125. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia lakilaki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Rohis.Itsar.Org Q. 2:80. Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali
selama beberapa hari saja". Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janjiNya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?".
A. Al-Qaul (Ucapan) Ucapan yang senantiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci. Perkataan maupun kalimat yang keluar dari lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Syahaadah diucapkan dengan penuh kebanggaan/ketinggian iman (isti'Ia-ul mum) berangkat dari semangat isyhadu bianruta muslimin (saya adalah muslim). Ucapan lisan tanpa membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq i'tiqpM. Berbicara dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya. Dalil Q. 2:8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Q. 63:1-2. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui,
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasuINya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orangorang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Q. 48:11. Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
B. At-Tashdiiq (Membenarkan) Membenarkan dengan hati tanpa keraguan. Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah SWT. Dalil Q. 49:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan RasuINya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang- orang yang benar
C. Al-'Amal (Perbuatan) Perbuatan yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan pemahaman terhadap maksud-maksud aturan
Rohis.Itsar.Org Allah SWT. Amal merupakan cerminan dari kesucian hati dan upaya untuk mencari ridha Ilahi. Amal yang menunjukkan sikap mental dan moral Islami yang dapat dijadikan teladan. Ketiga perkara di atas tidak terpisahkan sama sekali. Seorang muslim yang tidak membenarkan ajaran Allah SWT dalam hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan mengamalkan sebagian ajaran Islam adalah munafiq i'tiqadi yang terlaknat. Muslim yang meyakini kebenaran ajaran Islam dan menyatakan syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan dalam kehidupan adalah munafiq amali. Sifat nifaq dapat terjadi sementara terhadap seorang muslim oleh karena berdusta, menyalahi janji atau berkhianat. Dalil Hadits. Tanda-tanda munafiq ada tiga. Jika salah satu ada pada seseorang, maka ia merupakan
munafiq sebagian. Bila keseluruhannya terdapat, maka ia munafiq yang sesungguhnya yaitu: bila berbicara ia berdusta, bila berjanji mengingkari, dan bila diberi amanah ia berkhianat. Ketiga tanda ini termasuk jenis munafiq Wm Hasan Basri berkata, "Iman bukanlah anganangan, bukan pula sekedar hiasan, tetapi keyakinan yang hidup di dalam hati dan dibuktikan dalam amal Q 9:105 Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu dibentakan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
3. Al-Istiqaamah (Konsisten) Istiqamah artinya tidak menyimpang atau cenderung pada kekufuran. Istiqamah berarti konsisten dalam menegakkan agama Allah dan tidak ragu dalam mengamalkan nilai Islam yang dianutnya. Istiqamah tetap teguh, tahan dan kuat dalam menghadapi dan melaksanakan perintah Allah SWT, serta mampu menghadapi segala cobaan. Istiqamah berarti terus berjuang menyampaikan ajaran Allah SWT dengan tidak mengikuti hawa nafsu. Keimanan seseorang muslim yang mencakupi tiga unsur di atas harus senantiasa dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqamah. Istiqamah adalah konsisten, tetap dan teguh. Tetap pada pendirian, tidak berubah dan tahan uji. Sikap istiqamah akan melahirkan tiga hal yang merupakan ciri orang-orang beriman sempurna, yaitu: keberanian, ketenangan dan optimis. Dalil Q. 11:112-113. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Q. 17:73-74. Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau
Rohis.Itsar.Org sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Q. 42:15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafku mereka dan katakanlah: Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku dipenntahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Aliahlah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepadaNyalah kembali (kita)"
A. Asy-Syajaa'ah (Keberanian) Keberanian muncul karena keyakinan sebagai hamba Allah SWT yang selalu dibela dan didukung
Allah SWT Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk tegaknya yang haq (kebenaran). Keberanian juga bersumber kepada keyakinan terhadap qadha! dan qadar Allah SWT yang pasti. Tidak takut pada kematian karena kematian di jalan Allah SWT merupakan anugerah yang selalu dirindukannya. Orang yang beristiqamah didukung Malaikat yang akan menjadikannya berani, tenang dan optimis. Sumber keyakinan tentang qadha' dan qadar yang menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan hanyalah ketentuan Allah SWT belaka. Kemuliaan merupakan anugerah Allah SWT bagi orang-orang mukmin sehingga mereka tidak takut menyampaikan risalah kebenaran, lihat Q. 33:39.
Dalil Q. 41:30-32. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q. 9:52. Katakanlah: "Tidak yang kamu tunggu-tunggu bagi kami kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisiNya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu". Q. 3:157-158. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.
B. Al-Ithmi»naan (Ketenangan) Ketenangan berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah SWT yang memelihara orang-orang mukmin secara lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat pada Allah SWT dan selalu berpanduan kepada petunjukNya (kitabullah dan sunah), maka ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya
Rohis.Itsar.Org Ketenangan dapat diperoleh dengan mengingat Allah SWT. Bahkan Allah menyebutkan bahwa hanya mengingat Allah saja hati tenang sedangkan mengingat selain Allah hanya memperoleh ketenangan yang semu. Ketenangan yang diperoleh karena tawakkal terhadap janji perlindungan Allah SWT yang pasti sehingga timbul pula keberanian menghadapi musuh. Ibnu Taimiyah berkata, "Apa yang hendak dilakukan musuhmusuhku terhadapku? Sesungguhnya surga aku terletak dihatiku. Dimanapun aku berada ia selalu bersamaku. Sesungguhnya kematianku adalah syahid. Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan mengusirku bagiku adalah travelling. Dalil Q 13:28. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Aliahlah hati menjadi tenteram. . , Q. 47:7. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allan, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Q. 3:173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-
orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takudah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Pfenolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". Q. 33:23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugui. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya).
C. At-Tafaa’ul (Optimis) Optimis meyakini bahwa masa depan adalah milik orang-orang yang beriman. Kemenangan umat Islam dan kehancuran kaum kufar sudah pasti. Mukmin menyadari bahwa amal perbuatan yang dilakukannya tidak akan sia-sia, melainkan pasti dibalas Allah SWT dengan pembalasan yang sempurna. Optimis bahwa dengan pertolongan Allah SWT tak akan ada yang dapat mengalahkan seperti contoh optimis yang dilakukan oleh para sahabat Rasul di perang Ahdzab. Dalil Hadits. Abi Amr atau Abi Amrah Sufyan bin Abdillah, ia berkata: "Aku berkata: Wahai Rasulullah
katakanlah kepadaku tentang suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seseorang kecuali kepadamu'. Bersabdalah Rasulullah, katakanlah: "Aku telah beriman kepada Allah SWT, kemudian berlaku istiqamahlah kamu". (Muslim). Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim "Sesungguhnya kita berada dalam kelezatan (hati) yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu mereka ingin mengambilnya dengan pedang-pedang mereka." Q. 3:160. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orangorang mukmin bertawakal.
Rohis.Itsar.Org Q. 33.22-23. Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu,
mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita . Dan benarlah Allah dan RasulNya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukkan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur: Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya). Hadits. Rasulullah yakin akan mengalahkan Rumawi dan Parsi dengan menjanjikan kepada Saraqah bin Malik akan memberikan gelang dan mahkota Parsi dengan keislamannya. Hal ini kemudian terbukti dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Qadissiyya.
4. As-Sa'aadah (Kebahagiaan) Ketiga hasil istiqamah tadi akan membuat kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. Jadi hanya syahaadah sejati dapat menimbulkan sa'adah. Hanya Islam dengan konsep syahaadah yang dapat memberikan kebahagiaan kepada manusia di dunia maupun di akhirat. Al-Quran menyebutkan bahwa orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah di dunia ataupun di akhirat. Dalil Q. 3:185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Ringkasan Dalil Kandungan kata "Syahaadah" Iqrar (pengakuan) (Q. 3:18,81) Sumpah (Q. 63:2,24:6,8) Perjanjian (Q. 3:81,5:7,2:26-27)
Iman (Q. 2:285) Perkataan Membenarkan Amal
Istiqamah (Q. 41:30) Berani (Q. 41:30, 5:52) Tenang (Q. 41:30, 13:28) Optimis (Q. 41:30,24:55)
Rohis.Itsar.Org Bahagia (Q. 3:185)