1. BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Menurut undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah,
“Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).” Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia dengan 87,18% penduduknya memeluk agama Islam (BPS, 2010). Selain itu, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia terus meningkat sehingga gaya hidup meningkat termasuk keinginan berbisnis dengan bank syariah utamanya dari masyarakat muslim (Bank Indonesia, 2012). Oleh karena itu, orientasi pengembangan perbankan syariah di Indonesia menekankan pada pasar domestik sesuai dengan tahapan perkembangan industri perbankan syariah dalam blue print perbankan syariah pada gambar 1.1 berikut ini:
Gambar 1.1 Blue print Perbankan Syariah tahun 2005
Sumber: (Bank Indonesia, 2005)
1
Forum riset perbankan syariah yang diselenggarakan oleh Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia di Makasar tahun 2012 menyatakan bahwa diharapkan kedepannya bank-bank syariah di Indonesia mampu meningkatkan perannya bagi perekonomian masyarakat. Selain itu, diharapkan bank syariah mampu meningkatkan daya tahan terhadap: 1) perubahan lingkungan bisnis, sosial dan persaingan, 2) tantangan bisnis di masa datang, dan 3) potensi krisis keuangan/ekonomi (Bank Indonesia, 2012). Saat ini, dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun terakhir sejak 1990, industri perbankan syariah tumbuh cukup pesat. Tabel 1.1 berikut menunjukan perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia mulai 2009 hingga Februari 2015 (Otoritas Jasa Keuangan, 2014): Tabel 1.1 Perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia 2009-2015 Bank Syariah menurut kegiatannya
2015* 2009
2010
2012
2013
2014 Feb
Bank Umum Syariah - Jumlah Bank
6
- Jumlah Kantor
11
11
12
12
12
711 1.215
1.745
2.147
2.151
2.144
Unit Usaha Syariah Jumlah Bank Umum - Konvensional yang memiliki UUS
25
23
24
22
22
22
287
262
517
354
320
324
- Jumlah Bank
138
150
158
163
163
162
- Jumlah Kantor
225
286
401
438
439
486
1.223 1.763
2.663
2.939
2.910
2.954
- Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Total Kantor
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2015
2
Berdasarkan tabel diatas terjadi tren peningkatan jumlah bank umum syariah di Indonesia. Peningkatan besar terjadi tahun 2009-2010 padahal saat itu terjadi krisis global yang melanda seluruh negara di dunia. Hal ini yang menjadi keunggulan perbankan syariah bahwa perbankan syariah cukup tangguh dan tahan terhadap adanya krisis (Bank Indonesia, 2012). Namun demikian, berdasarkan Statistik Perbankan Syariah
yang
dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba industri perbankan syariah November 2014 adalah Rp1,83 triliun, turun Rp1,61 triliun atau berkisar 46,82% dari laba pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp3,44 triliun. Pertumbuhan bank syariah saat ini juga dinilai sangat lambat. Hal ini karena aset perbankan syariah masih sangat kecil yaitu di bawah 5% dari aset perbankan nasional (Otoritas Jasa Keuangan, 2014). Data dari Bank Indonesia menunjukkan hingga Oktober 2014 total aset perbankan syariah (BUS dan UUS) adalah Rp 260,36 triliun atau sekitar 4,78 % dari total aset perbankan konvensional yang bernilai Rp 5.445,65 triliun. Selain itu pangsa pasar perbankan syariah juga masih tertahan di angka 5% (Neraca, 2014). Bahkan angka tersebut jauh dibawah perbankan syariah di Malaysia yang menikmati 20% pangsa pasar pada tahun 2012. Aset dan pangsa pasar perbankan syariah yang tidak kunjung tumbuh di Indonesia disebabkan oleh minimnya modal dan likuiditas yang ketat (Purwanto, 2012). Saat ini belum ada strategic group mapping yang membagi pasar perbankan syariah bagi perusahaan bank syariah milik pemerintah. Sehingga terjadi persaingan antar bank-bank syariah milik pemerintah tersebut. Akibatnya, kinerja
3
menjadi tidak efektif ketika bank-bank syariah anak usaha BUMN saling bersaing dalam satu segmen yang sama. Misalnya Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah berkompetisi untuk menjaring nasabah tanpa ada faktor pembeda segmen yang berarti satu dengan yang lain. Oleh karena itu, tahun 2015 ini pemerintah akan segera merealisasikan konsolidasi empat bank syariah milik pemerintah yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah dan BTN syariah (Kompas, 2015; Kontan, 2015; dan Bisnis, 2015). Tujuannya yaitu untuk memperkuat permodalan dan mendukung ekspansi serta sebagai persiapan menghadapi pasar tunggal ASEAN (Bumntrack, 2015). Didirikannya bank syariah BUMN dapat menciptakan efek berlapis terhadap pertumbuhan keuangan syariah. Bank syariah BUMN yang besar akan memengaruhi perkembangan produk investasi syariah yang lain. Empat bank syariah nasional juga akan jadi daya tarik perhatian masyarakat dalam negeri maupun dunia internasional dan menggairahkan pasar modal tanah air khususnya saham syariah (sukuk) (Neraca, 2014). Namun demikian adanya konsolidasi bank syariah BUMN diperkirakan juga akan memberikan efek samping tersendiri diantaranya terjadinya perubahan struktur, perilaku dan kinerja pasar perbankan syariah. Misalnya, secara umum apabila struktur pasar terkonsentrasi tinggi maka dapat mengakibatkan entry barrier terlalu tinggi yang dapat memicu terjadinya kolusi yang merugikan konsumen. Oleh karena itu, konsolidasi bank syariah BUMN harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan dengan studi kelayakan yang baik.
4
Analisis struktur-perilaku-kinerja dilakukan untuk menganalisis perubahan apa yang akan terjadi pada struktur, perilaku, dan kinerja perbankan syariah nasional sebagai dampak dari adanya rencana konsolidasi keempat bank syariah BUMN. Bagi bank syariah BUMN analisis ini dilakukan sebagai pertimbangan menentukan arah strategi pada pasar persaingan baru yang akan terbentuk paska konsolidasi. 1.2
Rumusan Masalah Konsolidasi untuk membentuk satu bank syariah BUMN oleh pemerintah
akan mengakibatkan adanya perubahan struktur pasar. Perubahan struktur pasar akan direspon oleh bank syariah lainnya dengan mengubah perilaku agar tetap mampu bersaing yang pada akhirnya perubahan perilaku tersebut mengubah kinerja industri perbankan syariah secara umum. Analisis struktur-perilaku-kinerja dapat menjelaskan perubahan apa yang terjadi pada industri perbankan syariah apabila konsolidasi bank syariah BUMN dilakukan sehingga dapat menjadi masukan bagi bank syariah BUMN baru yang terbentuk atau bank stariah lainnya dalam menyusun strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan industri perbankan syariah kedepannya. 1.3
Pertanyaan Penelitian 1) Apa perubahan yang akan terjadi pada stuktur pasar perbankan syariah di Indonesia apabila konsolidasi bank syariah BUMN dilakukan? 2) Apa perubahan perilaku yang akan terjadi pada bank-bank syariah di Indonesia apabila konsolidasi bank syariah BUMN terealisasi?
5
3) Bagaimana tingkat kinerja perbankan syariah nasional saat ini dan bagaimana menjaga kesehatan kinerja bank syariah di Indonesia setelah adanya konsolidasi bank syariah BUMN? 1.4
Tujuan Penelitian 1) Menganalisis perubahan stuktur pasar yang akan terjadi pada perbankan syariah di Indonesia apabila konsolidasi bank syariah BUMN dilakukan. 2) Menganalisis perubahan perilaku bank syariah di Indonesia apabila konsolidasi bank syariah BUMN terealisasi. 3) Menganalisis tingkat kinerja bank syariah di Indonesia dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan kinerja bank syariah apabila konsolidasi bank syariah BUMN dilakukan.
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini adalah dapat memberi kontribusi
berupa masukan kepada pemerintah, manajemen, dan berbagai pihak yang terkait atas rencana konsolidasi bank syariah BUMN sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi bank-bank syariah di Indonesia untuk menghadapi bentuk persaingan baru yang terbentuk. 1.6
Ruang Lingkup Penelitian 1) Objek penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah (BUS) dan 22 Unit Usaha Syariah (UUS) yang berada di bawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas dan regulator. 2) Penelitian ini mengabaikan proses (tahap-tahap) konsolidasi.
6
1.7
Susunan penelitian
Sistematika penulisan pada penelitian ini sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan susunan penelitian.
BAB II
Landasan Teori Pada bab ini berisi teori-teori yang menjelaskan tentang paradigma struktur-perilaku-kinerja,
struktur-perilaku-kinerja
pada
industri
perbankan. Bab ini juga menampilkan tinjauan studi empiris yang pernah dilakukan sebelumnya. BAB III
Metode Penelitian Bab iii berisi desain, metode, jenis, dan pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data
BAB IV
Data, Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini dibahas mengenai struktur pasar yang terbentuk saat ini dan perubahan yang terjadi apabila dilakukan konsolidasi, perubahan perilaku industri perbankan syariah setelah konsolidasi dan analisis halhal yan perlu diperhatikan dalam menjaga kinerja bank syariah setelah adanya konsolidasi
BAB V
Simpulan
7