1 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk masa depan. Sejarah dalam sudut pandang pendidikan merupakan komponen yang sangat lekat pada proses pembelajaran menuju pengembangan generasi muda. Seperti yang diungkapkan oleh Bung Hatta (1944) bahwa sepanjang sejarah pergerakan, pemuda Indonesia adalah pejuang di barisan terdepan, pelopor perjuangan bangsa. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa selain fungsinya sebagai ilmu pengetahuan, sejarah juga menjadi sebuah teladan dari generasi terdahulu untuk pemuda saat ini, berkaitan dengan identitas suatu kelompok masyarakat, atau biasa disebut sebagai jati diri. Hal itulah yang menjadi poin penting pada sejarah, terutama yang berkaitan dengan sejarah nasional Indonesia. Sejarah nasional Indonesia sendiri terdiri dari beberapa pembabakan zaman. Pembabakan zaman tersebut diantaranya terdapat masa kejayaan Kerajaan Hindu-Budha, munculnya Kerajaan Islam, masa Kolonialisme, hingga babak-babak zaman lainnya. Salah satu masa yang sangat dirasakan pengaruhnya sampai saat ini adalah masa munculnya Kerajaan-Kerajaan Islam. Melalui masa itu, selain terjadinya penyebaran agama Islam yang akhirnya menjadi agama mayoritas di Indonesia, juga banyak bermunculan pahlawan sekaligus da’i yang memperjuangkan tanah air atas dasar ajaran Islam (jihad), seperti perjuangan pasukan Kerajaan Islam Demak melawan pasukan Portugis penjajah di Malaka. Hingga pada akhirnya tanah air terus diperjuangkan dari tangan para penjajah yang menghasilkan sebuah kemerdekaan negeri ini. Terdapat peran Wali Songo dibalik perjuangan pasukan Kerajaan Islam Demak. Melalui syi’ar yang dilakukan oleh salah satu Wali Songo di wilayah Jawa Barat, Sunan Gunung Jati, terbentuklah Kerajaan Islam
1
Cirebon yang turut serta membantu perjuangan pasukan Kerajaan Demak untuk mengusir pasukan Portugis dari Malaka. Hingga saat ini Cirebon merupakan salah satu kota yang memiliki keraton sebagai peninggalan dari peristiwa masa itu, selain Solo, Yogyakarta, dan kota lainnya. Terdapat empat keraton di Cirebon yang masih terjaga keberadaannya sampai sekarang, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Keraton Keprabonan. Masa kejayaan Kerajaan Cirebon dengan melahirkan pejuang-pejuang tanah air menjadi salah satu subjek yang patut diteladani. Hal itulah yang menjadi esensi dari sejarah mengenai keraton-keraton di Cirebon. Melihat adanya esensi pada sejarah Keraton Cirebon seharusnya bisa menjadi semangat pemuda, terutama pemuda/remaja di Cirebon, untuk mempelajarinya. Namun nampaknya justru banyak remaja enggan mempelajari sejarah tersebut. Hal itu terindikasi dari jumlah pengunjung di Keraton Kasepuhan Cirebon, selama bulan Juli 2014 sampai Maret 2015 persentase pengunjung pelajar hanya sebesar 28% dari total kategori pengunjung yang terdiri dari pelajar dan dewasa (sumber : BP Keraton Kasepuhan Cirebon). Selain rendahnya intensitas kunjungan, media beredar di pasaran yang membahas sejarah Keraton Cirebon secara komprehensif dan menarik tergolong sedikit jumlahnya. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa wajar saja jika para remaja tidak mendapatkan wawasan yang baik mengenai sejarah Keraton Cirebon, serta mengakibatkan kurangnya minat mereka terhadap topik tersebut. Minat kunjungan dan belajar bagi para remaja memang tidak bisa dipaksakan, namun tentunya dapat didorong salah satunya melalui media. Maka dibutuhkan media yang mampu mendorong minat tersebut yaitu melalui penyampaian informasi secara menarik. Selain itu juga media tersebut sebaiknya memiliki daya tahan yang cukup lama karena dapat berfungsi sebagai bahan referensi bagi proses pemahaman selanjutnya. Hingga pada akhirnya media itu dapat mengajak audiensnya untuk melakukan aktivitas yang menjadi tujuan. Kriteria-kriteria tersebut dapat diwakili oleh buku. Buku selain dapat memuat penjelasan yang
2
komprehensif dan memiliki daya tahan cukup lama, juga dapat digunakan oleh semua kalangan sosial. Hal ini sesuai dengan tujuan edukasi yang diperuntukkan bagi seluruh kalangan masyarakat pada umumnya. Namun jika berbicara tentang sejarah, maka dalam buku tidak cukup penjelasan secara tekstual saja. Dibutuhkan penjelasan yang mampu menggambarkan peristiwa masa lampau secara lebih jelas atau tidak abstrak dalam bentuk visual. Ilustrasi merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui ilustrasi, khalayak dapat diajak untuk berimajinasi tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang akan memberikan pengalaman tersendiri dalam proses pemahaman sejarah. Hal inilah yang menjadi keunggulan ilustrasi jika dibandingkan dengan elemen teks maupun foto. Maka dari itu, buku yang memuat ilustrasi di dalamnya sebagai poin utama pada pembahasan dapat membantu mendorong minat remaja terhadap sejarah Keraton Cirebon. Guna mencapai tujuan serupa, penulis melakukan penelitian tugas akhir yang berjudul “Perancangan Buku Ilustrasi Sejarah Keraton Cirebon” untuk menyajikan informasi secara menarik mengenai sejarah Keraton Cirebon pada buku ilustrasi. 1.2
Identifikasi Masalah Adapun masalah yang dapat diidentifikasikan dari latar belakang di atas yaitu, 1.
Kurangnya minat remaja untuk mempelajari sejarah Keraton Cirebon.
2.
Kurang tersedianya media informasi yang dapat menarik minat remaja mengenai sejarah Keraton Cirebon.
3.
Adanya kebutuhan akan media informasi berupa buku ilustrasi.
1.3
Rumusan Masalah Bagaimana merancang buku ilustrasi sebagai media informasi mengenai sejarah Keraton Cirebon yang menarik bagi remaja ?
3
1.4
Ruang Lingkup Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk merancangan buku ilustrasi sejarah mengenai Keraton Cirebon yang pembahasannya difokuskan dengan cara membaginya menjadi tiga jilid buku. Masingmasing jilid membahas satu bab sejarah Keraton Cirebon melalui aspek kronologisnya, yaitu pada proses berdirinya, kejayaannya, hingga kemundurannya. Target utama dari buku ilustrasi ini adalah pembacanya yang berjenis kelamin Laki – Laki / Perempuan, remaja usia 13 sampai 18 tahun. Kemudian untuk target geografisnya yaitu di Kota Cirebon sebagai tempat keraton itu berada. Sedangkan target psikografis dan behavior-nya adalah kalangan remaja yang kurang memiliki wawasan dan minat terhadap Keraton Cirebon, serta menyukai media hiburan dalam bentuk buku. Penulis melakukan penelitian tugas akhir ini di Keraton Kasepuhan Cirebon karena merupakan situs yang menjadi awal kemunculan keratonkeraton lainnya di Cirebon. Penelitian terhadap sasaran khalayak dilakukan di sekolah tingkat SMA di Kota Cirebon. Penelitian tugas akhir ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan April 2015. Kemudian dirangkaikan dengan perancangan visual pada bulan yang sama sampai dengan Juni 2015. Cara dilakukannya penelitian tugas akhir ini adalah dengan melakukan studi pustaka untuk mempelajari data dari sumber-sumber baik buku elektronik maupun buku cetak yang berkaitan dengan teori dan masalah yang dibahas. Penulis juga akan membagikan kuesioner kepada pelajar SMA di Kota Cirebon. Setelah itu penulis melakukan observasi langsung terhadap Keraton Kasepuhan Cirebon untuk keperluan data konten buku, referensi visual, dan keperluan lainnya. Kemudian melakukan wawancara kepada narasumber ahli di bidang ilustrasi, kalangan pelajar SMA, dan pihak Keraton Cirebon.
4
1.5
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan buku ilustrasi sebagai media informasi yang menarik bagi remaja sehingga dapat meningkatkan minat mereka untuk mempelajari sejarah Keraton Cirebon.
1.6
Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka, kuesioner, observasi, dan wawancara. a.
Studi Pustaka
“Membaca juga bertujuan untuk memperkuat perspektif dan kemudian meletakkan dalam konteks. Teori-teori yang digunakan untuk menganalisis bersumber dari pemikiran para ahli yang telah melakukan penelitian. Teori-teori yang ditulis berdasarkan suatu cara pandang atau pemahaman tertentu yang kadang kala dapat berbeda dengan cara pandang ahli yang lain.” (Soewardikoen, 2013:6) Untuk mengetahui landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penyusun melakukan metode studi pustaka terhadap pengkajian teori-teori tersebut. Selain itu, studi pustaka juga dilakukan untuk mendapatkan teori yang disajikan dalam laporan penelitian. b.
Kuesioner
“Dengan demikian maka kuesioner dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden (orang-orang yang menjawab).” (Koentjaraningrat, 1997:173) “Prinsipnya kuesioner adalah cara untuk memperoleh data dalam waktu yang relatif singkat karena banyak orang dapat sekaligus dihubungi. Pertanyaan sudah disiapkan terlebih dahulu, diarahkan ke suatu jawaban untuk dikuantifikasi (dihitung).” (Soewardikoen, 2013:25)
5
Metode kuesioner dilakukan penulis terhadap pelajar SMA/sederajat di Kota Cirebon. Jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan data baik secara kuantitatif, maupun kualitatif. c.
Observasi
“Observasi
mengungkapkan
gambaran
sistematis
mengenai
peristiwa, tingkah laku, benda atau karya yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan.” (Rohidi, 2011:181) Penulis melakukan observasi melalui pengamatan dan pencarian data pada Keraton Kasepuhan Cirebon. Hasil dari pengamatan ini yang nantinya akan digunakan untuk pengkajian dan perancangan. d.
Wawancara
“Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian.” (Rohidi, 2011:208) “Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas dan juga mendalam (in-depth), tetapi kebebasan ini tetap tidak lepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara.” (Bungin, 2011:113) Wawancara terstruktur dilakukan oleh penulis kepada narasumber ahli di bidang ilustrasi, Dinas Kebudayaan Kota Cirebon, kemudian pengurus dan warga Keraton Cirebon. Wawancara dilakukan untuk mengetahui teori, informasi serta menambah wawasan yang berkaitan dengan objek perancangan, serta pengalaman individu mengenai kondisi dan sejarah pada Keraton Cirebon.
6
1.7
Metode Analisis Penulis menggunakan metode analisis visual pada penelitian ini. “Analisis visual, tahapan menguraikan dan menginterpretasi gambar. Pola gejala visual yang muncul dari hasil analisis konten selanjutnya dianalisis secara visual.” (Soewardikoen, 2013:39) Penulis melakukan analisis visual terhadap pola gambar dan bentukbentuk pada aset keraton untuk kemudian diaplikasikan dalam visual produk hasil penelitian. Sementara analisis perbandingan visual dalam bentuk tabel matriks dilakukan terhadap produk-produk sejenis untuk diketahui kelebihan dan kekurangannya yang dapat digunakan sebagai landasan bagi perancangan ini.
7
1.8
Kerangka Penelitian
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Penelitian (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
8
1.9
Pembabakan
Laporan penelitian ini terdiri dari 5 bab yaitu bab pendahuluan, bab dasar pemikiran, bab data dan hasil analisis masalah, bab konsep dan hasil perancangan, serta bab penutup. Bab pendahuluan merupakan bab yang menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, fokus, tujuan penelitian, cara pengumpulan data dan analisis, kerangka penelitian dan pembabakan. Bab dasar pemikiran merupakan bab yang menjelaskan dengan jelas mengenai landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian dan perancangan. Bab data dan analisis masalah merupakan bab yang menjelaskan mengenai hasil pengumpulan data yang terdiri dari data institusi pemberi proyek, data produk, data khalayak sasaran, data proyek sejenis, dan data hasil penelitian. Selain itu berisi juga hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian dan perancangan. Bab konsep dan hasil perancangan merupakan bab yang menjelaskan tentang konsep perancangan yang terdiri dari konsep pesan, konsep kreatif, konsep media, konsep visual, dan konsep bisnis yang digunakan. Kemudian diakhiri dengan hasil perancangan yang diawali dengan sketsa hingga penerapan visual pada media. Bab penutup merupakan bab yang menjelaskan kesimpulan dan saran dari hasil hasil penelitian dan perancangan.
9