1
PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 151 PEKANBARU. Herlin Nopariza1, Erlisnawati,2Mahmud Alpusari,3 Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar FakultaskeguruandanIlmuPendidikan Universitas Riau 1 2
[email protected],
[email protected],3
[email protected] Absrtac Backround problem in this observation is: In teach, teacher always to dominate study activity, student hard to dominate material concept of education, students cann’t give a question and aswer a question so that the education be not full of meaning for student. So that, need to do a study observation with concept map untilization. This observation is observation do for class. This observation is to in crease study results IPS the students of class IV SDN 151 Pekanbaru in stem material problem social about poverty. This matter can practice the student to fast thinking and with this concept map utilization, hope the student can have a motivation, active in follow the education and successful in study. This results of observation meaning a apply concept map can increase student’s study results of IPS, from 40 student’s information study results in bottom score ( 45 %), increase ( 9 %) student. Teacher’s activity in education process in stage I is ( 71,87 %) and to increase in stage II be ( 81,25 %) with category very good. The average of study results I is ( 53,12 %) and the average in stage II be ( 71,87 %) to increase ( 12,5). From the observation results on there to know apply the concept map can incease study results IPS the students class IV SDN 151 Pekanbaru, can have a conclusion that the hipotesis that give, can receive. Keyword : Concept Map, Study Results of IPS PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah satu istilah yang bermula dari kata social studies, karena terjemahan secara harfiah dari social studies adalah ilmu sosial. Menurut Ischak (Noviana:2010:1) pendidikan IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisa gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau suatu perpaduan. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dengan guru IPS kelas IV SDN 151 Pekanbaru pada tahun pelajaran 2011-2012, apakah penerapan strategi peta konsep dapat meningkatakn hasil belajar dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah dalam pelajaran dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar IPS dengan penerapan strategi peta konsep. Dalam pembelajaran di sekolah, guru tidak menerapkan model atau strategi dalam pembelajaran dan keterlibatan anak dalam belajar sangat sedikit sehingga hasil belajar IPS siswa masih tergolong rendah. Dari 40 siswa, yang tuntas hanya 18 orang atau 45% dan siswa yang tidak tuntas ada 22 0rang atau 5,5%. Dengan rata-rata 67,25. Dari persentase ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS SDN 151 Pekanbaru belum mencapai ketuntasan klasikal, karena
2
siswa dinyatakan tuntas secara klasikal apabila 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPS , maka peneliti mencari solusi lain untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan menerapkan strategi peta konsepmerupakan pembelajaranyang menggunakan peta konsep. Karena peta konsep adalah suatu cara dengan memperlihatkan konsep-konsep suatu bidang studi. Dengan membuat peta konsep, anak dilatih untuk mengeluarkan konsep-konsep dari dalam buku, berarti kita meminta mereka untuk membaca buku itu dengan seksama. Mereka tidak lagi dikatakan tidak berfikir, sebab untuk dapat mengeluarkan konsep-konsep itu dengan kata penghubung dengan menjadi kata yang lebih bermakna. Mereka harus benarbenar belajar melatih diriuntuk menghasilkan peta konsep yang bermakna bagi dirinya. George menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep tertentu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integrative. diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami, sedangkan penyesuaian integratif adalah sesuai prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar langsumg lebih muda bermakna, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep inklusif. Dengan menerapkan strategi peta konsep dapat memberikan aktivitas belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS karena peta konsep menyediakan gambar dan mudah dimengerti sehingga mudah untuk dipahami dan juga dapat menentukan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi guru dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang strategi pembelajaran peta konsep sehingga dapat menerapkan proses belajar mengajar dengan maksimal. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok siswa atau peserta didik. Penelitian ini berlokasi di SDN 151 Pekanbaru Provinsi Riau, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan Bulan Maret sampai April 2012.. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dan dalam empat tahap, yaitu. Menetapkan kelas sebagai tempat penelitian yaitu kelas IV SD Negeri 151 Pekanbaru. Menetapkan jadwal penelitian yaitu semester genap tahun ajaran 2011 / 2012. Menetapkan materi yang akan di jadikan bahan penelitian yaitu peta konsep. Menetapkan jumlah siklus yaitu dua siklus. Adapun penelitian ini dilakukuan berdasarkan observasi dan tes, adapun observasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru didalam kelasnya sedangkan tes yang dilakukan guru berupa
3
ulangan harian dalam bentuk objektif untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan anak terhadap materi yang telah diajarkan. TeknikPengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut: a. Tes 1. Ulangan harian yang diberikan dalam bentuk objektif untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan anak terhadap materi yang diajarkan. b. Non Tes 1. Pengamatan aktifitas guru dalam kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi aktifitas guru digunakan untuk melihat aktifitas yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar. 2. Pengamatan aktifitas siswa, berupa lembar pengamatan aktifitas siswa selamapem belajaran berlangsug. Teknik Analisis Data Aktifitas Guru dan Siswa Observasi kegiatan guru dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan peta konsep. Kriteria untuk menentukan keberhasilan guru dalam aktifitasnya. Rumus : P= X 100% (KTSP, 2007:367) Keterangan: P= angka persentase aktivitas guru F= total aktivitas yang diperoleh guru N=jumlah nilai tertinggi Hasil Belajar Hasil belajar dapat dilihat dari nilai setiap tindakan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa tes hasil belajar siswa yang meliputi ketuntasan individu dan klasikal untuk meningkatkan hasil belajar IPS. a. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan rumus: S= 100 (Purwanto,2006:112) Keterangan: S = Nilai yang diharapkan R = Jumlah skor N = Skor maksimum b. Ketuntasan belajar klasikal tercapai 75 % dari seluruh siswa manguasai materi pelajaran dengan nilai minimal 70. Untukmengetahui persentase ketuntasan klasikal siswa dapat digunakan rumus sebaga iberikut: KK= X 100 (KTSP 2007, 382) JS Keterangan: KK = Persentase ketuntasan belajar klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas
4
JS = Jumlah seluruh siswa c. Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan rumus: (Zaini, dkk 2008:53) Keterangan : P = Persentase peningkatan Posrate = Nilai sesudah diberikan tindakan Baserate = Nilai sebelum tindakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pelaksanaan tindakan Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD N egeri 151 Pekanbaru. Tindakan Siklus I. Perencanaan tindakan siklus I Pada tahap persiapan / perencanaan, peneliti telah merancang perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa silabus , Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan , Lembar soal latihan sebanyak 2 kali pertemuan, lembar observasi guru sebanyak 2 kali pertemuan. Lembar aktivitas siswa untuk 2 kali pertemuan, kisi-kisi soal ulangan harian , Soal ulangan harian I, alternatif jawaban ulangan harian I Pelaksanaan tindakan Siklus I. Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) jam pelajaran ke 5 dan 6, dengan materi masalah sosial kemiskinan. Penyajian materi dilaksanakan olehpeneliti di kelasIV dengan jumlah siswa 40 orang. Pengamatan aktivitas guru Kegiatanpembelajaran yang dilakukan guru berpedomanpada RPP yang telahdibuat.PadaawalpembelajaranBerawaldariappersepsiuntukmemulaikegiatanin i guru mengajukanpertanyaan “apakahanak-anakibupernahmelihattawuran?” guru memotivasisiswadenganmenjelaskantentangmasalahsosialkemiskinanpenyebabda ncaramengatasikemiskinan. Pada kegiatan ini pembelajaran guru menguraikan materi tentang masalah sosial kenakalan remaja dengan langkah-langkah peta konsep¸ siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang perkelompok, kemudia siswa bergantian membaca buku yang lain menyimak, siswa dalam kelompok menggaris bawahi konsep-konsep penting yang ada dalam buku dan mengurutkan konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif,guru menbimbing siswa mengerjakan LKS, siswa dalam memasukkan konsep-konsep penting dalam bagan / LKS. Pengamatan aktivitas siswa Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. siswa dengan bantuan guru menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, guru memerikan evaluasi dengan mengerjakan soal latihan,
5
kemudian guru memberikan tindak lanjut tentang materi yang baru di pelajari dan menginformasikan materi pada pertemuanberikutnya Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 25 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) jam pelajaran ke 5dan ke 6, dengan materi dengan materi masalah sosial pengangguran. Penyajian materi dilaksanakan oleh peneliti di kelasIV dengan jumlah siswa 40 orang. Pada kegiatan ini pembelajaran guru menguraikan materi tentang masalah sosial pengangguran dengan langkah-langkah peta konsep¸ siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang perkelompok, kemudia siswa bergantian membaca buku yang lain menyimak, siswa dalam kelompok menggaris bawahi konsep-konsep penting yang ada dalam buku dan mengurutkan konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif,guru menbimbing siswa mengerjakan LKS, siswa dalam memasukkan konsep-konsep penting dalam bagan / LKS. Kemudian guru melakukan tindak lanjut dengan merancang perbaikan tindakan pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran. Pengamatan aktivitas guru dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri 151 Pekanbaru. Skor yang menjadi acuan semua kegiatan yakni: angka 1 berarti kurang, angka 2 berarti cukup, angka 3 berarti baik, angka 4 berati baik sekali. Untuk mengetahui skor penilain tersebut mengacu kepada rubrik penilaian disiapkan sebelumnya Jenis pengamatan aktivitas siswa yang diamati adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga guru mengadakan ulangan harian pertama dengan jumlah siswa 40 orang hadir semua, yang dilaksanakan I kali pertemuan. Soal dan lembar jawaban disediakan oleh guru dan dibagikan kepada siswa. Soal ulangan harian berbentuk Objektif . Refleksi Siklus I Adapun hasil refleksi Siklus I yang dilakukan dua kali pertemuan sudah cukup baik tetapi disamping kelebihan masih ada kelemahan yang peneliti temukan. Kebaikkan yang peneliti temukan yaitu selama proses pembelajaran penerapan media peta konsep, guru telah berusaha untuk membuat siswa terlihat sudah mulai ikut termotivasi dengan penerapan peta konsep sesuai materi yang diajarkan, dalam kegiatan pembelajaran yang selama ini, siswa hanya sebagai penerima informasi yang diberikan guru Dari hasil refleksi siklus I, maka perencanaan perbaikkan yang akan peneliti lakukan pada siklus II semakin meningkat. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus ke II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 mei 2012 dengan materi masalah sosial kenakalan remaja. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 orang. Pada siklus ke II ini siswa sudah banyak yang dapat belajar dengan menggunakan penerapan peta konsep. Pertemuan kedua
6
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 3 Mei 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) jam pelajaran ke 5dan ke 6, dengan materi dengan materi masalah sosial kejahatan. Penyajian materi dilaksanakan oleh peneliti di kelas IV dengan jumlah siswa 40 orang. Pada kegiatan ini pembelajaran guru menguraikan materi tentang masalah sosial kejahatan dengan langkah-langkah peta konsep¸ siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang perkelompok, kemudia siswa bergantian membaca buku yang lain menyimak, siswa dalam kelompok menggaris bawahi konsep-konsep penting yang ada dalam buku dan mengurutkan konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif,guru menbimbing siswa mengerjakan LKS, siswa dalam memasukkan konsep-konsep penting dalam bagan / LKS. Kemudian guru melakukan tindak lanjut dengan merancang perbaikan tindakan pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran. Pengamatan aktivitas guru dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri 151 Pekanbaru. Skor yang menjadi acuan semua kegiatan yakni: angka 1 berarti kurang, angka 2 berarti cukup, angka 3 berarti baik, angka 4 berati baik sekali. Jenis pengamatan aktivitas siswa yang diamati adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Sabtu tanggal 6 meil 2012 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 orang. Pada pertemuan ini diadakan ulangan harian II dengan jumlah soal 25 butir soal objektif. Hasil ulangan harian II diperiksa berdasarkan kunci jawaban ulangan harian. Suasana ulangan harian II berjalan dengan tenang, siswa dengan serius mengerjakan soal ulangan dan tidak ada siswa yang mencoba meminta jawaban dari teman lain. Setelah selesai mengerjakan ulangan guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar soal dan jawaban dengan tertib, Berdasarkan hasil ulangan diperoleh dari siswa pada siklus pertama. Setelah siklus pertama, diadakan refleksi untuk siklus berikutnya. Refleksi Siklus II Refleksi dilakukan setelah ulangan harian dilaksanakan.Hasil refleksi II diketahui siswa tidak tuntas secara individu 2 orang, berdasarkan perhitungan secara klasikal ulangan harian dinyatakan tuntas.Karena jumlah presentase siswa yang tuntas lebih dari 75%, yaitu 90% dari seluruh siswa.Kemudian dari hasil refleksi pada siklus II diketahui bahwa siswa sudah memahami prosedur tentang penerapan peta konsep.Berdasarkan lembar aktivitas guru dan siswa terjadi peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.Ini menunjukkan, siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran strategi penerapan peta konsep.Dari refleksi tersebut maka peneliti tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. Analisis Deskripsi Hasil Penelitian Data Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas guru yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa, aktivitas guru dan siswa, serta dalam proses pembelajaran dengan strategi penerapan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar.
7
Tabel. 4.1 Rata-rata Persentase Aktivitas Guru dalam Penerapan Strategi Peta Konsep Siklus Pertemuan Persentase Aktivitas Kategori I 1 56,25% Kurang 2 65,62% Cukup II 1 71,87% Sedang 2 81,25% Tinggi Dari tabel diatas dapat dilihat pada siklus I (pertemuan 1 dan 2) rat-rata aktivitas guru adalah 56,25% dengan kategori kurang, kemudian meningkat menjadi 65,62% dengan kategori cukup. Pada pertemuan pertama guru belum terlalu bisa mengontrol kegiatan siswa dalam strategi penerapan peta konsep, namu pada pertemuan kedua beberapa aspek yang dinilai sudah mengalami meningkatan. Pada siklus II pertemuan pertama rata-rata aktivitas guru semakin meningkat yaitu 71,87% dengan kategori sedang dan pada pertemuan kedua lebih meningkat dibandingkan dengan siklus pertama menjadi 81,25% dengan kategori tinggi. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Data aktivitas siswa yang diperoleh selama pembelajaran dengan penerapan peta konsep di SDN 151 Pekanbaru dimulai dari pertemuan I siklus I sampai dengan pertemuan II siklus II mengalami peningkatan Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada materi kemiskinan dengan penerapan peta konsep dapat dilihat dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I. Tabel. 4.2 Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa dalam Penerapan Strategi Peta Konsep Siklus Pertemuan Persentase Kategori Aktivitas I 1 34,37% Kurang 2 53,12% Cukup II 1 71,87% Sedang 2 84,37% Tinggi Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas siswa yang diamati pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus pertama. Pada pertemuan pertama siklus I rata-rata aktivitas siswa 34,37% dengan kategori kurang, pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas siswa meningkatn menjadi 53,12% dengan kategori cukup. Pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas siswa 71,87% dengan kategori sedang dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya dengan rata-rata aktivitas siswa 84,37% dengan kategori tinggi. Jika aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II semakin meningkat. Peningkatan aktivitas siswa ini disebabkan karena siswa telah memahami dan terbiasa dengan strategi penerapan peta konsep.
8
Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan hasil UH I dan UH II. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa secara individu dan secara klasikal pada siklus I dan siklus II pada materi masalah sosial tentang kemiskinan dikelas IV SDN 151 Pekanbaru tahun pelajaran 2011 / 2012 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.4.3 KetuntasanBelajarSiswasetelahPenerapanStrategi PetaKonsepdikelas IV SDN 151 PekanbaruTahunPelajaran 2011 / 2012 Siklus Jumlah Ketuntasan Belajar siswa Individu PersenKlasikal Kategori Tuntas Tidaktuntas SkorDasar 40
18(45%) 22(55%)
Belum Tuntas UH I 40 28(70%) 12(30%) 70% Belum Tuntas UH II 40 36(90%) 4(10%) 36% Tuntas Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 151 Pekanbaru. Pada siklus I ilangan harian I yang tuntas sebanyak 28 orang (70%) dan yang tidak tuntas 12 orang (30%). Sedangkan pada siklus II, Ulangan harian II yang tuntas 36 orang (90%) dan yang tidak tuntas 4 orang (36%). Jadi ketuntasan semakin bertambah sampai ulangan harian I dan ulangan harian II pada siklus II. Grafik peningkatan Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan 40
45%
36
35 28
30 25 20
22 18
15
12
10 4
5 0 Skor Dasar
UH I siswa yang tuntas
UH II siswa yang tidak tuntas
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pada ulangan harian I jumlah siswa yang tidak tuntas 12 siswa dan yang tuntas 28 siswa, meningkat pada ulangan harian II yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa dan yang tuntas 36 siswa.
9
Tabel.4.3 Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas iv sdn 151 Pekanbaru No. Data Jumlah Rata-rata Peningkatan siswa SD-UH I SD-UH II 1.
Skor dasar
2.
Siklus I
3
Siklus II
67,25 40
71,5
4,25 %
5,75 %
77,25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar IPS dari skor dasar ke siklus I yaitu dari 67,25 menjadi 71,5 dengan peningkatan sebesar 4,25%. Peningkatan hasil belajar IPS dari skor dasar ke siklus II yaitu 71,5 menjadi 77,25 dengan peningkatan sebesar 5,75%. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa disebabkan siswa telah melakukan langkah-langkah penerapan strategi peta konsep dengan baik. Semua siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajarinya dengan penerapan peta konsep. Peningkatan hasil belajar dari sebelum penerapan dan setelah penerapan berdasarkan data awal, siklus I dan siklus II dikelas IV SDN 151 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik.4.3 Peningkatan Hasil Belajar IPS SDN IV 151 Pekanbaru 9.00%
8.04%
8.00% 7.00%
6.31%
6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% SD-UH I
SD-UH II
Peningkatan SD. UH I
Peningkatan SD. UH II
Hasil secara klasikal dari penerapan strategi peta konsep juga mengalami ketuntasan dapat dilihat pada tabel dibawah ini berdasarkan skor dasar yang diperoleh siswa 45%, secara klasikal tidak tuntas. Pada UH- I peningkatan, skor yang diperoleh siswa 70% secara klasikal tidak tuntas kemudian meningkat pada UH- II mengalami peningkatan 36 % secara klsikal tuntas.
10
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Penerapan peta konsep dapat meningkatkan proses belajar, hal ini dapat dilihat pada aktivitas kegiatan guru dan siswa di tiap siklus. Siklus I yaitu aktivitas guru dengan rata-rata 5,25% meningkat pada siklus II menjadi 81,25%, sedangkan aktivitas siswa pada siklus I yaitu 34,37% meningkat menjadi 84,37%, penerapan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS, hal ini dapat dilihat pada ketuntasan individu dan klasikal siswa, dimana ketuntasan hasil belajar pada siklus I secara individu 65 %, sedangkan klasikal tidak tuntas dan siklus II secara individu 87,5 % dan secara klasikal tuntas. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan keterlibatan siswa, hal ini terlihat sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran hanya saja guru belum cukup terampil dalam penggunaan waktu dan pengelolaan kelas. Saran Melalui tulisan ini peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan peta konsep dalam pembelajaran IPS yaitu:Bagi guru, penerapan peta konsep dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran IPS di SDN 151 Pekanbaru. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal hendaknya guru dapat melaksanakan pembelajaran peta konsep di kelas masing-masing sesuai dengan materi yang akan dibahas. Hal ini bertujuan untuk membantu guru mempermudah menyampaikan materi sehingga bermakna yang menjadikan siswa termotivasi belajar. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama pada pembelajaran IPS, bagi peneliti lain, pembelajaran dengan peta konsep ini dapat juga diteliti untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pelajaran yang lain.
11
DAFTAR PUSTAKA Arikonto Suharismi, Suehardjono, dkk. 2009. Penelitian tindakan kelas. Jakarta Bumi Aksara. Arikunto Suharismi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara Dimyati. Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Mulyasa. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya. Purwanto N. 2007. Psikologipendidikan. Jakarta: RemajaRosdakarya. Sudjana. N, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syahrilfuddin.
2011.
Bahan
Ajar
PenelitianTindakankelas.
Pekanbaru.Tidakditerbitkan. Sofan Amri. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam kelas Trianto. 2007. Model- model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktiv konsep dasar teoritis dan implementasi prestasi. Jakarta : Pustaka dan Publisher. Trianto. 2010. Model Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Kencana.