Modul ke:
07
Komunikasi Antar Budaya Relasi Budaya dan Budaya
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Periklanan
Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si
Pembuka Kramsch (2001:11, 77) mengemukakan bahwa orang berbicara dengan cara yang berbeda karena mereka berpikir dengan cara yang berbeda. Mereka berpikir dengan cara yang berbeda karena bahasa mereka menawarkan cara mengungkapkan (makna) dunia luar di sekitar mereka dengan cara yang berbeda pula.
BEBERAPA TOERI MENGENAI RELASI BAHASA DAN BUDAYA
1. Wilhelm Von Humboldt 2. Sapir-Whorf 3. Teori Jean Piaget 4. Teori L.S Vygotksy 5. Noam Chomsky
1. Wilhelm Von Humboldt Von Humboldt menjelaskan bahawa pandangan hidup dan budaya suatu masyarakat ditentukan oleh bahasa masyarakat itu sendiri. Kemudian ia menjelaskan bahwa anggota-anggota masyarakat tidak dapat menyimpang dari garis-garis yang telah ditentukan oleh bahasanya. Bila salah seorang dari anggota masyrakat ni ingin mengubah pandangan hidupnya, maka dia harus mempeljarai dulu satu bahasa lain (Abdul Chaer: 2002 hal, 51-52).
2. Sapir-Whorf
• Sapir mengatakan bahwa manusia hidup di dunia ini dibawah “belas kasih” bahasanya yang telah menjadi alat pengantar dalam kehidupan suatu masyarakat yang sebagian didirikan di atas tabiat-tabiat dan sifat bahasa (Abdul Chaer: 2002 hal, 52). •
3. Teori Jean Piaget Jean Piaget berpendapat bahwa pikirnlah yang membentuk bahasa. Tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Pikiranlah yang menentukan aspek-aspek sintaksis dan lesksikon bahasa, bukan sebaliknya (Abdul Chaer: 2002 hal, 54). •
4. Teori L.S Vygotksy Vygostky berpendapat bahwa adanya satu tahap perkembangan bahsa sebelum adanya pikiran, dan adanya satu tahap perkembangan pikiran sebelum adanya bahasa. Kemduian, kedua garis perkembangan ini salling bertemu, maka terjadilah secara serentak pikiran berbahasa dan bahasa berpikir. Dengan kata lain, pikiran dan bahasa pada tahap permulaan berkembang secara terpisah, dan tidak saling mempengaruhi. Jadi mula-mula pikiran berkembang tanpa bahasa, dan bahasa mula-mula berkembang tanpa pikiran. Lalu pada tahap berikutnya, keduanya bertemu dan bekerja sama, saling mempengaruhi (Abdul Chaer: 2002 hal, 55).
5. Noam Chomsky Menurut Chomsky, bahasa-bahasa yang ad di dunia adalah sama (karena didasari oleh satu sistem yang universal) hanyalah pada tingkat dalamnya saja yang disebut struktur-dalam (deep-structur). Pada tingkat luar atau struktur luar bahasa-bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat dalam bahsa itulah terdapat rumus-rumus tata bahasa yang mengatur proses-proses untuk memungkinkan aspek-aspek kreatif bahasa bekerja. Apa yang disebut oleh Chomsky sebagai inti proses generatif bahsa terletak pada tingkat dalam ini. Inti proses generatif inilah yang merupakan alat semantic untuk menciptakan kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas jumlahnya, fan finamai “tata bahasa generatif” (Abdul Chaer: 2002 hal, 56-57).
RELATIVITAS BAHASA setiap bahasa mempunyai ciri khas yang membedakannya dari bahasa yang lain. Ciri khas bahasa tersebut lahir akibat keragaman keadaan masyarakat dan budaya para penutur bahasa tersebut. Dengan kata lain, setiap masyarakat dan setiap budaya mempunyai bahasanya sendiri; yang cocok dengan keadaan lingkungan sosiokultural mereka.
Relasi Antara Bahasa Dan Budaya • bahasa itu adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan. Dalam budaya masyarakat inggris yang tidak mengenal nasi sebagai makanan pokok hanya ada kata rice untuk menyatakan nasi, beras, gabah, dan padi. Karena itu, kata rice pada konteks tertentu berarti nasi pada konteks lain berarti gabah dan pada konteks lain lagi berarti beras atau padi.
Hubungan Antara Bahasa dan Budaya
hubungan bahasa dan kebudayaan seperti anak kembar siam, dua buah fenomena sangat erat sekali bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu sebagai sistem kebahasaan dan sisi yang lain sebagai sistem kebudayaan.
Daftar Pustaka • • • •
•
• • •
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Cambridge : Harvard University Press Anderson, Benedict. 2001. Imagined Communities (Komunitaskomunitas Terbayang). (terj. Omi Intan Naomi) Yogyakarta: Inist. Brown, Peneloe and S.C. Levinson. 1987. Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press. Budiman, Maneke 1999. ‘Jati Diri Budaya dalam Proses Nation Building di Indonesia: Mengubah Kendala Menjadi Aset’, Jurnal Wacana FSUI.No.1 April 1999. Vol 1. hal. 3 Hamengkubuwono X. 2001. ‘Implementasi Budaya Jawa dalam Menjaga Keutuhan dan Persatuan Bangsa, Mungkinkah?’ Makalah seminar Nasional. Surakarta: Univet. Jatman, Darmanto. Psikologi Jawa. Yogyakarta: Bentang Kleden, Ignas.1987. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3 Es. Roeder, O.G. 1987. Indonesia. A Personal Introduction. Jakarta : Gramedia
Terima Kasih Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si