PENGARUH AKTIVA TETAP, MODAL KERJA, DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) ( Sensus Pada Perusahaan sub sektor Food and Baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Deri Achmad Sidiq 123403008
Kp. Selaawi Rt/Rw 04/05 Kel. Tuguraja Kec. Cihideung Kota Tasikmalaya e-mail :
[email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115
Dibawah Bimbingan :
Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si.,Ak., CA., Rani Rahman, SE., M.Ak.,
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meneliti mengenai aktiva tetap, modal kerja, volume penjualan dan return on asset pada perusahaan sub sektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Serta pengaruh aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan terhadap return on asset pada perusahaan sub sektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus, sedangkan teknik pengumpulan data melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, dengan ukuran sampel 12 perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda, dan analisis kofisien determinasi. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukan bahwa tedapat pengaruh aktiva tetap secara parsial terhadap return on asset yaitu sebesar 7,29%, pengaruh modal kerja secara parsial terhadap return on asset yaitu sebesar 12,67%, dan pengaruh volume penjualan secara parsial terhadap return on asset yaitu sebesar 10,17%. Terdapat pengaruh aktiva
1
tetap, modal kerja, dan volume penjualan secara simultan terhadap return on asset yaitu sebesar 21,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Kata Kunci : aktiva tetap, modal kerja, volume penjualan, dan return on asset.
ABSTRACT The purpose of this research that is to know and check fixed assets, working capital, sales and return on assets on the company's food and baverages listed on the Indonesia Stock Exchange. And the effects of fixed assets, working capital, and the return on asset sales in the company's food and baverages subsectors listed in the Indonesia Stock Exchange. The method used in this research is census method, while data collection through field research and literature. The sampling technique using saturation sampling, with a sample of 12 companies. The analysis tool used is the classical assumption test, multiple regression analysis, multiple correlation analysis, and analysis of the coefficient of determination. Based on the results of data processing using SPSS version 16.0 shows that artifacts influence of fixed assets to return on assets in the amount of 7.29%, the effect of working capital to return on assets in the amount of 12.67%, and the effect of the sales volume of the return on assets is equal 10.17%. There are significant fixed assets, working capital, and sales simultaneously to return on assets in the amount of 21.7% and the rest influenced by other factors not examined. .
Keywords : Fixed Asset, Working Capital,Sales, and Return On Asset.
2
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang dewasa ini, membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan tajam. Sektor food and beverages merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena sektor ini memproduksi produk makanan dan minuman yang merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat Indonesia. Selain itu Indonesia merupakan konsumen bahan makanan terbesar di Asia Tenggara. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan berkembang pesatnya sektor food and beverages ditunjang populasi penduduk Indonesia yang kini mencapai 241 juta jiwa, yang berarti memiliki pasar atau kebutuhan makanan dan minuman yang banyak. Industri sektor food and beverages mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat produksi serta penjualan sektor food and beverages di Indonesia mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari produksi rataan tahunan sebelumnya sebesar 172.13 menjadi 208.17 pada tahun berikutnya. Walaupun Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak, produksi pada sektor food and beverages terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari produksi rataan tahunan 20014 sebesar 232.91. Kenaikan ini terus berlangsung hingga tahun 2015 yaitu sebesar 245.01. Dengan adanya kenaikan dalam jumlah rataan tahunan produksi, berarti permintaan akan produk food and beverages juga meningkat. Perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai perusahaan yang diteliti karena industri ini akan terus bertahan dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi krisis konsumen akan membatasi konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dan mengurangi barang sekunder. Selain itu untuk dapat memproduksi makanan dan minuman perusahaan membutukan aktiva tetap, seperti mesin, gedung, perlengkapan dan lainnya. Tanpa aktiva tetap tersebut perusahaan tidak dapat beroperasi dan menghasilkan keuntungan.
3
Sektor usaha ini juga akan terus mengalami pertumbuhan dan persaingan yang ketat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia maka volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman akan terus meningkat. Peningkatan kebutuhan akan makanan dan minuman berdampak pada munculnya berbagai jenis dan merek makanan minuman yang bersaing dengan ketat, baik bersaing dengan perusahaan sejenis dalam negeri, maupun bersaing dengan produk impor yang masuknya ke pasar dalam negeri didukung oleh adanya perdagangan bebas. Persaingan yang tinggi menuntut kinerja perusahaan selalu efektif dan efisien agar dapat menghasilkan laba optimal dan unggul dalam persaingan. Untuk itulah pihak manajemen perusahaan harus mengoptimalkan kegiatan usaha perusahaan dalam menginvestasikan aktiva tetap. Untuk dapat mengoptimalkan investasi aktiva tetap maka perusahaan memerlukan informasi keuangan dengan melakukan interpretasi atau penilaian terhadap kinerja keuangan berdasarkan atas laporan keuangan. Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan, pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan merupakan bagian masalah yang di hadapi oleh perusahaan industri food and baverages yang perlu diteliti. Karena aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan merupakan sumber daya financial yang penggunaannya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuaan perusahaan dalam memproduksi barang yang lebih baik ditujukan untuk merangsang konsumen, sehingga diharapkan mampu menjaga konsumen yang sudah ada bahkan menjaring konsumen baru dan membantu perusahaan mencapai tujuannya memperoleh laba yang optimal. Namun, belum diketahui secara pasti apakah benar pengelolaan dan penggunaan aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan akan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan di sektor food and baverages. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
4
1. Aktiva tetap,modal kerja, volume penjualan, dan return on asset pada perusahaan industri sektor food and baverages. 2.
Pengaruh secara parsial dan aktiva tetap, modal kerja, volume penjualan terhadap return on asset pada perusahaan industri sektor food and beverages.
3.
Pengaruh secara
simultan aktiva tetap, modal kerja, volume penjualan
terhadap return on asset pada perusahaan industri sektor food and beverages. METODE PENELITIAN Objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah aktiva tetap, modal kerja, volume penjualan dan return on asset. Untuk meneliti objek tersebut, penulis akan mengadakan penelitian pada perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Data diperoleh dari Pojok Bursa Tasikmalaya yang beralamat di jalan Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan metode verikatif. Menurut Nazir (2005: 89), metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dimana termasuk didalamnya termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifatsifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu, secara studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalkan bias dan memaksimumkan
reliabilitas.
Metode
ini
digunakan
untuk
menjawab
permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen. Sedangkan metode verikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujan yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. OPERASIONAL VARIABEL Pada penelitian ini penulis mengambil data laporan keuangan selama setahun dari beberpa perusahaan food and baverages yang listing di BEI dan melakukan analisis pada besarnya pengaruh yang ditimbulkan variabel indepeden terhadap variabel dependen. Sesuai dengan judul penelitian yang penulis pilih yaitu “
5
Pengaruh Aktiva Tetap, Modal Kerja dan Volume Penjualan terhadap Return On Assets (ROA)”, maka terdapat empat variabel yang terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen yang terinci sebagai berikut : 1. Variabel Independen (X) Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perusahaannya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiyono, 2013: 4). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen atau variabel bebas yang diteliti yaitu Aktiva Tetap (X1), Modal Kerja (X2), dan Volume Penjualan (X3). 2. Variabel Dependen (Y) Variabel Dependen adalah variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 4). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets.
6
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Variabel
Indikator
Skala
Aktiva tetap (X1)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode (SAK 2015 : 16.1). Modal kerja adalah keseluruhan elemen aktiva lancar yang diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital). Munawir (2004:113)
Rasio
Modal Kerja (X2)
Volume penjualan (X3)
Return On Asset ( ROA ) (Y)
Tanah Bangunan Peralatan Kendaraan
Kas dan setara kas Surat berharga Piutang Persediaan Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aktiva lancar lainnya
Rasio
Volume penjualan adalah barang Jumlah yang terjual dalam bentuk uang penjualan dalam jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik. Philip Kotler dan AB Susanto (2000:50) "Return On Assets (ROA) Laba sebelum pajak menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari Total Aktiva aktiva yang dipergunakan”. Agus Sartono (2000 : 130)
Rasio
Rasio
TEKNIK PENGUMPULAN DATA JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data sekunder. Dalam memperoleh data sekunder tersebut, cara yang digunakan 7
adalah Dokumentasi (documentation), yang merupakan pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen atau cara-cara yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas. Data sekunder tersebut diperoleh di pojok bursa yang berlokasi di jalan siliwangi no.24. POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian adalah perusahaan sub sektor food and baverages yang listing go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara jumlah perusahaan yang di listing di BEI sampai tahun 2014-2015 berjumlah 12 perusahaan. Sampel yang digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sampling sensus). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kode AISA INDF MYOR STTP ULTJ CEKA DLTA ICBP MLBI ROTI SKBM SKLT
Nama perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah PT Siantar Top Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Delta Jakarta Tbk PT Indofood ICB Sukses Makmur Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Nippon Indosari Corporindo Tbk PT Sekar Bumi Tbk PT Sekar Laut Tbk
PARADIGMA PENELITIAN Dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen diantarannya yaitu aktiva tetap (X1), modal kerja (X2), volume penjualan (X3), sedangkan untuk variabel dependen adalah return on asset (Y). Paradigma penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
ρYX1 X1 Y
ρYX X2 X3
2
ρYX3 8
ρY1
TEKNIK ANALISI DATA 1. Analisis regresi berganda 2. Uji asumsi klasik a. Uji normalitas b. Uji autokorelasi c. Uji multikolinearitas d. Uji heteroskedastisitas 3. Koefisien korelasi berganda 4. Koefisien determinasi PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai gambaran umum unit observasi, aktiva tetap, modal kerja berdasarkan konsep kuantitatif yang berasal dari keseluruhan aktiva lancar (Gross Working Capital), volume penjualan, serta profitabilitas berdasarkan rasio profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA). Aktiva Tetap, Modal Kerja, Volume Penjualan dan Return On Asset Perusahaan dalam kegitan produksinya menggunakan sumber daya yang dimiliki, misalnya aktiva yang dimilki perusahaan tersebut. Aktiva tetap dan aktiva lancar menjadi modal yang sangat penting unruk membantu kegiatan operasional perusahaan. Pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien dapat dilihat dari volume penjualan yang dicapai, karena volume penjualan berkaitan dengan laba yang diterima perusahaan. Laba yang diterima perusahaan pada awalnya belum menunjukan nilai yang sebenarnya. Untuk mengetahui apakah laba yang diterima sesuai dengan apa yang telah dikeluarkan perusahaan, maka perlu dilakukan pengujian dengan mengukur retutn on asset perusahaan tersebut. Pengertian Aktiva Tetap menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK 2015 : 16.1), adalah : “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
9
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode ”.
Penulis mengambil kesimpulan bahwa aktiva tetap merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki wujud, digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat jangka panjang. Aktiva tetap dikelompokan kedalam lima kategori seperti yang adalah sebagai berikut : 1. Tanah adalah bidang tanah yang di atasnya digunakan untuk operasi (seperti lapangan, halaman, tempat parkir dll). 2 Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik. 3. Mesin. 4. Inventaris
5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya. Selain Aktiva tetap yang mempengaruhi modal dalam melakukan aktivitas perusahaan, modal kerja (Working Capital) juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, pembayaran kerugian oleh perusahaan karena adanya penjualan efek atau surat berharga, pengambilan uang kas oleh pemilik (prive), pembayaran utang-utang jangka panjang, adanya pembentukan dana pada tujuan tertentu dalam jangka panjang, adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan investasi jangka panjang. Dana tersebut diharapkan akan diterima kembali oleh perusahaan dalam waktu yang tidak lama (kurang dari 1 tahun). Pengertian modal kerja menurut Munawir (2004:113), adalah sebagai berikut : “Modal
kerja
adalah
keseluruhan
elemen
aktiva
lancar
yang
diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-
10
kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital)”.
Unsur modal kerja diantaranya adalah kas dan bank, surat berharga yang mudah untuk dijual, deposito jangka pendek, wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, piutang, persediaan, pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar, pembayaran pajak dimuka, dan biaya dibayar dimuka. Dalam perusahaan penjualan tidak kalah pentingnya dari aktiva tetap dan modal kerja. Penjualan adalah pencapaian perusahaan dalam mendistribusikan barang yang telah dihasilkan melalui proses produksi. Menurut Basu Swastha DH (2009 : 403), penjualan memiliki pengertian : “ Penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan
untuk
menciptakan,
memperbaiki,
menguasai
atau
mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain” .
Penulis mengambil keputusan bahwa penjualan adalah suatu kegiatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan, berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut. Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas merupakan informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Jumlah keuntungan yang didapat satu perusahaan dapat dilihat pada laporan rugi laba tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu memaksimal Adapun jumlah keuntungan yang didapat tersebut merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan. Untuk mengukur apakah penggunaan aktiva tetap dan modal kerja sejalan dengan laba yang diharapkan atau volume penjualan yang dicapai dengan efektif dan efisien, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan rasio return on asset.
11
Pengaruh Aktiva tetap secara persial terhadap Return on asset pada perusahaan sub sektor food and baverages. Berdasarkan data statistik deskriptif (lampiran) hasil olah data SPSS v.16 terhadap laporan keuangan perusahaan sub sektor food and baverages tahun 2015, diperoleh kesimpulan deskriptif mengenai aktiva tetap sebagai berikut : a. Aktiva tetap memiliki nilai minimum sebesar Rp. 105.314.440.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktiva tetap terkecil yang dimiliki oleh PT Delta Jakarta Tbk. b. Aktiva tetap memiliki nilai maksimum sebesar Rp. 25.096.342.000.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktiva tetap terbesar yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh Aktiva tetap secara parsial terhadap Return on asset penulis menggunakan Analisis Regresi Berganda, data diolah dengan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 16. Berdasarkan hasil uji Statistik dengan menggunakan SPSS (lampiran 3 hal:104) diperoleh bahwa nilai koefesien partial sebesar 0,270 yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara aktiva tetap dengan return on asset. Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) dimana kd dapat dicari dengan rumus berikut : kd = (r)2 x 100% = (0,270)2 x 100 % = 7,29% Nilai koefisien determinasi diatas menunjukan bahwa Aktiva Tetap berpengaruh terhadap Return On Asset sebesar 7,29% sedangkan untuk sisanya
12
sebesar 92,71% Return On Asset dipengaruhi oleh faktor lain seperti modal kerja, volume penjualan, dan faktor lain di luar model regresi ini. Dengan kata lain nilai r sebesar 0,270 artinya Aktiva Tetap mempunyai pengaruh positif, sehingga bila Aktiva Tetap mengalami kenaikan sebesar 1% maka Return On Asset akan mengalami kenaikan sebesar 7,29%. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan bahwa Return On Asset dipengaruhi oleh Aktiva Tetap yaitu sebesar 7,29% dan sisanya sebesar 92,71% merupakan pengaruh modal kerja, volume penjualan, dan factor lain diluar model regresi ini. Artinya menunjukkan bahwa variasi naik turunnya jumlah Return On Asset dipengaruhi sebesar 7,29% oleh kontribusi dari Aktiva Tetap, semakin tinggi kontribusi dari Aktiva tetap maka akan semakin tinggi pula Return On Asset. Begitu juga sebaliknya jika Aktiva Tetap mengalami penurunan maka Return On Asset juga akan mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan konsep yang dinyatakan oleh Will et al (2000:309), bahwa perusahaan sangat membutuhkan aktiva tetap untuk menjaga kelancaran kontinuitas usahanya, dengan adanya aktiva tetap perusahaan dapat memberikan dan terus meningkatkan pelayanan kepada konsumennya dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba (profitabilitas perusahaan). Serta hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Risa Restuhanisa (2004) dengan judul “Pengaruh Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas“, dari penelitiannya diperoleh hasil
bahwa
Aktiva
Tetap
berpengaruh
menggunakan rasio Return On Asset.
13
terhadap
Profitabilitas
dengan
Pengaruh Modal Kerja secara parsial terhadap Return on asset pada perusahaan sub sektor food and baverages Berdasarkan data statistik deskriptif (lampiran) hasil olah data SPSS v.16 terhadap laporan keuangan perusahaan sub sektor food and baverages tahun 2015, diperoleh kesimpulan deskriptif mengenai retribusi daerah sebagai berikut : a. Modal Kerja memiliki nilai minimum sebesar Rp. 189.758.915.421. Hasil tersebut menunjukkan bahwa modal kerja terkecil yang dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk. b. Modal
Kerja
memiliki
nilai
maksimum
sebesar
Rp.
42.816.745.000.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa modal kerja terbesar yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja secara parsial terhadap Return On Asset penulis menggunakan Analisis Regresi Berganda Analisis,data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 16. Berdasarkan hasil uji Statistik dengan SPSS (lampiran 3 hal:104) diperoleh bahwa nilai koefesien partial sebesar 0,356, yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara modal kerja dengan return on asset. Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) dimana kd dapat dicari dengan rumus berikut :
kd = (r)2 x 100% = (0,356)2 x 100 % = 12,67%
14
Nilai koefisien determinasi diatas menunjukan bahwa Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Asset sebesar 12,67% sedangkan untuk sisanya sebesar 87,33% Return On Asset dipengaruhi oleh aktiva tetap, volume penjualan dan faktor lain di luar model regresi ini. Dengan kata lain nilai r sebesar 0,356 artinya Modal Kerja mempunyai pengaruh positif, sehingga bila Modal Kerja mengalami kenaikan sebesar 1% maka Return On Asset akan mengalami kenaikan sebesar 12,67%. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan bahwa Return On Asset dipengaruhi oleh Modal Kerja yaitu sebesar 12,67% dan sisanya sebesar 87,33% merupakan pengaruh aktiva tetap, volume penjualan dan faktor lain di luar model regresi ini. Artinya yaitu bahwa pengelolaan modal kerja yang baik akan meningkatkan pada profitabilitas perusahaan dan begitu juga sebaliknya apabila pengelolaan modal kerja yang buruk akan menurunkan pada profitabilitas perusahaan. Pengelolaan dan pemanfaatan modal kerja yang efektif dan efisien akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam meghasilkan laba atau dengan kata lain rasio yang mengukur kemampuan tersebut dalam hal ini adalah rasio profitabilitas yaitu Return On Assets (ROA). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Keown et al (2005:644) bahwa dengan mempertahankan
investasi yang besar dalam asset lancar seperti kas, persediaan dan dalam modal kerja, akan ada peningkatan dalam tingkat profitabilitas. Serta hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Irpan Herdiansyah (2014)
dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Aktiva Tetap Terhadap
15
Profitabilitas “, dari penelitiannya diperoleh hasil bahwa Modal Kerja berpengaruh terhadap Profitabilitas dengan menggunakan rasio Return On Asset. Pengaruh Volume Penjualan secara parsial terhadap Return On Asset pada perusahaan sub sektor food and baverages Berdasarkan data statistik deskriptif (lampiran) hasil olah data SPSS v.16 terhadap laporan keuangan perusahaan sub sektor food and baverages tahun 2015, diperoleh kesimpulan deskriptif mengenai retribusi daerah sebagai berikut : a. Volume
Penjualan
745.107.731.208.
memiliki
Hasil
tersebut
nilai
minimum
menunjukkan
sebesar bahwa
Rp.
volume
penjualan terkecil yang dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk. b. Volume
Penjualan
64.061.947.000.000. penjualan
memiliki
nilai
maksimum
sebesar
Rp.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa volume
terbesar yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja secara parsial terhadap Return On Asset penulis menggunakan Analisis Regresi Berganda Analisis,data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 16. Berdasarkan hasil uji Statistik dengan SPSS (lampiran 3 hal:104) diperoleh bahwa nilai koefesien partial sebesar 0,319, yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara volume penjualan dengan return on asset. Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) dimana kd dapat dicari dengan rumus berikut : kd = (r)2 x 100%
16
= (0,319)2 x 100 % = 10,17% Nilai koefisien determinasi diatas menunjukan bahwa Volume Penjualan berpengaruh terhadap Return On Asset sebesar 10,17% sedangkan untuk sisanya sebesar 89,83% Return On Asset dipengaruhi aktiva tetap, modal kerja dan faktor lain di luar model regresi ini. Dengan kata lain nilai r sebesar 0,1319 artinya Volume Penjualan mempunyai pengaruh positif, sehingga bila Volume Penjualan mengalami kenaikan sebesar 1% maka Return On Asset akan mengalami kenaikan sebesar 10,17%. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan bahwa Return On Asset dipengaruhi oleh Volume Penjualan yaitu sebesar 10,17% dan sisanya sebesar 89,83% merupakan pengaruh faktor lain. Artinya menunjukkan bahwa variasi naik turunnya jumlah Return On Asset dipengaruhi sebesar 10,17% oleh kontribusi dari Volume Penjualan, semakin tinggi kontribusi dari Volume Penjualan maka akan semakin tinggi pula Laba yang diterima oleh perusahaan dan semakin tinggi pula Return On Asset. Begitu juga sebaliknya jikaVolume penjualan mengalami penurunan maka Laba yang diterima perusahaan dan Return On Asset juga akan mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Basu Swastha DH (2009) bahwa seandainya volume penjualan meningkat dan biaya distribusi menurun maka tingkat pencapaian laba perusahaan meningkat tetapi sebaliknya bila volume penjualan menurun maka pencapaian laba perusahaan juga menurun. Serta hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Deni Faisal (2014) dengan judul “Pengaruh Modal Kerja
17
dan Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas “, dari penelitiannya diperoleh hasil bahwa Volume Penjualan berpengaruh terhadap Profitabilitas dengan menggunakan rasio Return On Asset. Pengaruh Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan secara simultan Terhadap Return On Asset pada perusahaan sub sektor food and baverages Sebelum melakukan uji regresi linear berganda, penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang merupakan uji prasyarat apabila menggunakan analisis regresi linier. Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji asumsi klasik yang dilakukan oleh penulis : a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki data distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Tes statistik yang dapat digunakan antara lain analisis kolmogrov-smirnovtest.Nilai residual terstandarisasi terdistribusi normal apabila nilai Sig>alpha. Berdasarkan hasil penelitian (lampiran 3, hal 102) diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dalam uji kolmogrov-smirnovtest menunjukan bahwa α=5% (0,05) yaitu Aktiva Tetap sebesar 0,153, Modal Kerja sebesar 0,197, Volume Penjualan sebesar 0,088, dan Retrun On Asset sebesar 0,780.
18
Maka dapat dilihat dari ketiga variabel tersebut lebih dari α=0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut berdistribusi normal. Deteksi lain dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik melalui grafik normal P-P Plots. Berdasarkan grafik P-P Plots (lampiran 3, hal 105) untuk variabel independent Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan serta variabel dependent Return On Asset terlihat titik pada grafik masih menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya hampir mengikuti arah garis diagonal serta kurva berbentuk lonceng. Hasil tersebut menunjukan data penelitian berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas Metode yang digunakan penulis untuk uji multikolinearitas yaitu dengan menggunakan analisis nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan Telorance. Berdasarkan data pada tabel Coefficients (lampiran hal:115) diperoleh hasil bahwa variabel independen Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan memiliki nilai Variance Inflation Factors (VIF) di bawah 10 dengan nilai Tolerance yang menunjukkan nilai lebih dari 0,10. Namun cara tersebut belum akurat sehingga penulis menggunakan metode uji multikolinieritas dengan cara lain yaitu dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai koefisien determinasi secara serentak (R2). Menurut Duwi Priyatno, dalam metode ini, cara yang ditempuh adalah dengan meregresikan setiap variable independen dengan
19
variable independen lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui nilai koefisien r2 tersebut dibandngkan dengan nilai koefisien determinasi R2. Kriteria pengujian yaitu yaitu jika r2 > R2 maka terjadi multikolinieritas dan jika r2
nilai koefisien
determinasi R2 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi sehingga model regresi telah memenuhi uji multikolinearitas.
c.
Uji Autokorelasi Metode yang digunakan penulis untuk uji autokorelasi yaitu dengan uji Durbin-Watson (DW-test). Berdasarkan data pada tabel Model Summary (lampiran) diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,246. kriteria pengambilan keputusan uji Durbin-Watson adalah tidak terjadi autokorelasi. Autokorelasi terjadi jika angka Durbin-Watson (DW) <1 dan >3 . Nilai Durbin-Watson 2,246 berada diantara nilai < 1 dan >3, maka sesuai dengan kriteria uji Durbin-Watson dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi sehingga model telah memenuhi uji autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas Metode yang digunakan penulis untuk uji heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan analisis grafik Scatterplot. Berdasarkan analisis terhadap grafik Scatterplot (lampiran 3 hal:105), diperoleh hasil bahwa titik
20
menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas atau teratur, serta titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
gejala
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga dengan hasil tersebut model regresi telah memenuhi syarat uji heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi uji asumsi klasik sehingga model layak menggunakan regresi linear. Selanjutnya untuk menguji ada tidaknya pengaruh secara simultan antara Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan secara simultan terhadap Return On Asset, penulis menggunakan Uji Regresi Linear Berganda dengan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Analisis yang digunakan dengan memperhatikan Aktiva Tetap, Modal Kerja, Volume Penjualan dan Return On Asset pada Perusahaan sub sektor food and baverages pada tahun 2015. 1.
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan Terhadap Return On Asset perusahaan sub sektor food and baverages pada tahun 2015. Berdasarkan perhitungan yang penulis lakukan dengan menggunakan SPSS Versi 16 diperoleh nilai konstanta serta koefisien Aktiva Tetap, Modal Kerja dan Volume Penjualan sebagai berikut : a = 13,276 b1 = 3,830
21
b2 = 4,077 b3 = 1,095 Sehingga akan didapat persamaan regresi sebagai berikut : Y= a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e Y= 13,276+ 3,830X1+ 4,077X2+ 1,095X3 + e Dimana: Y = Return on asset a = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien regresi X1 = Aktiva tetap X2 = Modal kerja X3 = Volume penjualan e = Error Berdasarkan persamaan regresi diatas didapat nilai dari koefisien b1, b2, b3, positif dan negatif yang dapat diartikan bahwa arah angka atau koefisien regresi tersebut menunjukan angka peningkatan, setiap peningkatan Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan maka akan meningkatkan Return On Asset.. Dari persamaan regresi diatas diinterpetasikan apabila Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan nilainya 0 maka Return On Asset nilainya sebesar 13,276 %, dan apabila Aktiva tetap meningkat sebesar Rp. 1,- maka Return On Asset akan mengalami peningkatan sebesar 3,830%, dengan asumsi variabel Modal Kerja, dan Volume Penjualan bernilai konstan. Kemudian apabila Modal Kerja mengalami kenaikan Rp. 1,- maka Return on asset akan meningkat sebesar 4,077%, dengan asumsi Aktiva Tetap, dan Volume Penjualan bernilai konstan. Selanjutnya apabila Volume Penjualan mengalami kenaikan Rp. 1,- maka
22
Return On Asset akan meningkat sebesar 1,095%, dengan asumsi Aktiva Tetap, dan Modal Kerja bernilai konstan. 2.
Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan perhitungan yang penulis lakukan dengan menggunakan SPSS Versi 16 diperoleh koefisien korelasi berganda R sebesar 0,465 . Sesuai dengan kriteria tingkat keeratan korelasi, diketahui bahwa nilai korelasi 0,465 berada pada rentang nilai 0,40-0,599 dengan tingkat keeratan hubungan sangat sedang. Artinya terdapat hubungan yang sedang antara Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan dengan Return On Asset dimana setiap penurunan atau kenaikan Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan berbanding lurus dengan penurunan atau kenaikan Return On Asset.
3.
Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan terhadap Return On Asset dapat diketahui dengan mencari nilai koefisien determinasi dengan rumus : Kd = (R)2 x 100 % Berdasarkan program SPSS Versi 16 yang terdapat dalam tabel model summary (lampiran 2 hal:114) diperoleh nilai R sebesar 0,440 sehingga dapat diketahui koefisien determinasinya adalah : Kd = (0,465) x 100 % = 21,7% Nilai tersebut menunjukan bahwa Aktiva Tetap, Modal Kerja, dan Volume Penjualan mempengaruhi Return On Asset sebesar 21,7% , sedangkan
23
78,3% dipengaruhi oleh variable lain yag tidak diteliti dalam model regresi ini. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan terhadap return on asset, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :. 1. Pada perusahaan sub sektor food and baverages memiliki tingkat aktiva tetap yang beragam untuk periode penelitian yaitu tahun 2015, dimana aktiva tetap terbesar Rp.25.096.342.000.000 oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan terkecil Rp. 105.314.440.000 oleh PT Delta Jakarta Tbk. Tingkat modal kerja terbesar Rp. 42.816.745.000.000 oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan terkecil Rp. 189.758.915.421 oleh PT Sekar Laut Tbk. Tingkat volume penjualan terbesar Rp. 64.061.947.000.000 oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan terkecil Rp. 745.107.731.208 oleh PT Sekar Laut Tbk. Sedangkan return on asset perusahaan sub sektor food and baverages terbesar 32,16% oleh adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan terkecil 5.36% oleh adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 2. Secara parsial aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan berpengaruh positif terhadap return on asset pada perusahaan sub sektor food and baverages periode 2015. 3. Secara simultanl aktiva tetap, modal kerja, dan volume penjualan berpengaruh positif terhadap return on asset pada perusahaan sub sektor food and baverages periode 2015.
24
Saran 1. Bagi pihak perusahaan diharapkan untuk terus meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, apakah itu dari peningkatan aktiva tetap, modal kerja, maupun volume penjualan. Karena dengan meningkatkan aktiva tetap, modal kerja, serta volume penjualan akan meningkatkan laba perusahaan, semakin besar laba maka return on asset akan semakin besar. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan periode penelitian lebih lama, karena dengan waktu penelitian yang lebih lama akan memberikan hasil penelitian yang lebih optimal, dan juga tema penelitian dan judul penelitian bisa lebih dikembangkan lagi misalnya dengan menambah sampel, menambah variable, atau menambahkan faktor residu menjadi variable bebas, dimana faktor residunya yaitu kondisi perusahaan, faktor tekhnikal perusahaan, dan lain-lain.
25
DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Cetakan ketujuh. Yogyakarta : BFPE. Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : GFPE Deni Faisal. 2014. Pengaruh Modal Kerja dan Volume penjualan terhadap Profitabilitas. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Fatur Rohman. 2014. Pengaruh Biaya Kualitas dan Volume Penjualan terhadap Laba Kotor. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Gitman, Lawrence. C. 2006. Principles of Managerial Finance. Eleventh Edition. Pearson : Boston. Ghozali, Imam.2006. StatistikNonparametrik. Semarang :BadanPenerbit UNDIP. Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Indriyo Gito dan Basri. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi empat. Yogyakarta : BFPE. Irfan Nurdin. 2002. Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas dan dampaknya terhadap Profitabilitas. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Irpan Herdiansyah. 2014. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Aktiva tetap terhadap Profitabilitas. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Keown, Arthur et al. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu. Diterjemahkan oleh Chaerul Djakman. Jakarta : Salemba Empat. Kotler, Philip dan AB Susanto, 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Jakarta : Salemba Empat. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Nazir, Mohammad. 2005. MetodePenelitian. Jakarta :Ghalia. Priyatno, Duwi. 2013. MandiriBelajarAnalisis Data Dengan SPSS.Yogyakarta :Mediakom.
26
Rani Oktasari. 2008. Analisis Pengelolaan Modal Kerja dan pengaruhnya terhadap Profitabilitas. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Muda. Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Risa Restuhanisa. 2004. Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas. Jurnal Akuntansi Volume 2 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Sekaran, Uma. 2007. Metode Penelitian untuk Bisnis. Buku 1. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan Satu dan Dua. Jakarta : Literata Lintas Media.
Sogiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Bandung : PT. Alfabeta. Soemarso. 2003. Pengantar Keuangan 2. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Skoussen and Smith. 2001. Akuntansi Intermedite. Jakarta : Salemba empat. . 2007. Intermediate Accunting. Swastha, Basu dan Irawan. 2009. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua. Yogyakarta : Liberty. Van Horne, James dan Jhon M Wachowichz. 2005. Fundamentals of Financial Management, Edisi Duabelas. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat. Weston, J.Fred dan Thomas Copeland. 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan. Cetakan Pertama. Diterjemahkan oleh A. Jaka Wasana dan Kibrandoko. Jakarta : Binarupa Aksara. Wild, K.R.Subramanyam dan Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analysis, Edisi Kedelapan. Diterjemehkan oleh Yanivi S Bachtiar dan Nurwahyu Harahap. Jakarta : Salemba Empat.
27