THE HIGH IQ SOCIETY
MEDIA INTERNAL MENSA INDONESIA
04
SIAPAKAH MANUSIA 09 Usaha bunuh diri mungkin bisa dicegah 14 Eiffel, Here I come!
Edisi #01 2015
DAFTAR ISI
MInd
03
EDITOR’S NOTE TAMPILAN BARU MInd Greetings!
03
10 04
Siapakah Manusia? Tulisan dari Pak Bayu Aktami yang akan membahas apa esensi yang sebenarnya dari manusia.
10
Deus Ex: Human Revolution Arya membuat ulasan dari role playing game (RPG): Deus Ex yang dikeluarkan tahun 2013.
MInd kini kembali hadir dengan tampilan yang berbeda. Tampilan yang baru ini diharapkan membantu rekan-rekan sekalian untuk lebih mudah membaca artikelartikel yang dimuat dan lebih menarik untuk rekan-rekan sekalian. Kami masih membuka kesempatan untuk rekan-rekan sekalian yang ingin turut berkontribusi menjadi bagian dalam tim redaksi MInd. Kami dari tim redaksi akan berusaha membawakan beragam artikel yang diharapkan bisa memberi wawasan baru dan menarik bagi rekan-rekan mensan semua.
Oleh-oleh dari Bali Sebuah rangkaian artikel sebagai oleh-oleh dari perjalanan Pak Nurseto dari Bali.
09
03
Usaha bunuh diri mungkin bisa dideteksi Membahas bagaimana cara untuk mendeteksi usaha bunuh diri.
13
14
16
17
Problem Solving 101 Sebuah review dari Patricia mengenai buku Problem Solving 101.
Anjing Shih Tzu Mengadopsi Anak Kucing Kisah seekor anjing yang memperlakukan seekor anak kucing seperti anaknya sendiri.
Eiffel, Here I come! Pengalaman perjalanan Bu Liliana selama berwisata ke Eropa.
Why Short People May Have Higher Risk of Heart Disease Artikel yang diambil dari livescience.com mengenai resiko penyakit jantung pada orang-orang yang memiliki tubuh pendek.
Apabila ada masukan ataupun harapan agar MInd bisa menyajikan suatu topik yang rekan-rekan sekalian anggap menarik silahkan kirim masukan melalui email ke:
[email protected]. Adapun tata cara pengiriman dapat dilihat pada bagian submission guidelines.
14
Terima kasih kami ucapkan kepada para kontributor yang telah mengirimkan artikel yang dimuat dalam MInd edisi #1 ini. Kami akan berusaha lebih baik lagi dalam menata Majalah MInd dan memberikan bacaan yang bermanfaat. Semoga rekan-rekan sekalian menikmati sajian terbaru dari MInd.
Selamat membaca!
16 MEDIA INTERNAL MENSA INDONESIA
EDITORIAL
SUBMISSION GUIDELINES
editor in chief:
contributors
Anggriyani Asri
Nurseto Ardiputranto, Bayu Aktami, Theodore Manthovani, Arya Antaputra, Patricia Wahyu Yosie Octavia
e d i to r i a l b oa r d :
Satriadi Xue Femi Ardine creative designer
Anggriyani Asri
:
Language: English or Bahasa Indonesia; Text: MS Word (Windows) or plain text; Word count limit: 250-500 words (short article) 600-1000 words (long article) Photo: PNG or JPG;
Send by e-mail to:
[email protected]
*The Editor reserves the right to include or edit submissions for space and content considerations.
04
Edisi #01 2015
MInd
05
OLEH-OLEH DARI BALI
NATIONAL DIRECTORY OF MENSA INDONESIA
BAGIAN SATU Oleh: Nurseto Ardiputranto THE HIGH IQ SOCIETY
chairman
honorary president
Sahat Simarmata (52039), +628563095938, BB 20f99d97,
[email protected]
Thomas Hanan Thoha (52144), +6281383390150,
[email protected]
vice chairman and
Sariputra Sumana (20238), +62816913849, BB 253ab5f2,
[email protected]
legal director
Ferial Fahmi Kadir (52126), +62818131304, BB 22aa16e0,
[email protected] director admin
Muhamad A. Martoprawiro (52007), +6281221222424,
[email protected] director organizational development
Riyanto Mashan (52045), +6281510676188, BB 214d7cd,
[email protected] director relationship development
Bayu Prawira Hie (52006), BB 21cc56da,
[email protected] treasurer
Anne K. Adijuwono (80041), +6281386060508, BB 269b765e,
[email protected]
sight coordinator
sig coordinator
SIG Business Management: Bayu Prawira Hie SIG M-Concept: Anwar Hadi SIG Young Mensa: Sonny V SIG Open Mind: Jujung T. SIG Book: Patricia Wahyu
mailing-list
[email protected]
Inilah oleh² perenungan selama perjalanan kami di Bali.
website
www.mensa-indonesia.org;
I. BARONG YANG BER EVOLUSI.
twitter
@Mensa_Indonesia atau http://www.twitter. com/mensa_indonesia
Baru beberapa hari yg lalu kulihat tari Barong Bali. Segera mengingatkanku pada Barongsai saat perayaan Imlek.
fac e b o o k
Mensa Indonesia (FB Personal Account, FB Group, FB Page) telegram group
MInd (Mensa Indonesia) address
Mayapada tower 11th floor Jl. Jendral Sudirman kav. 28 INDONESIA
Image courtesy of: balidms.com
Ref: http://www.
SIG Animal Lover: Yosie Octavia
com/sejarah-tari-
SIG Dandan: Tara Anindyta ombudsman
Samsul Hadi (52079), +62816899850, BB 207d23ea,
[email protected] archievist
Linda Yohana Ijo (52042), BB 261b831a,
[email protected]
test proctors
Thomas Hanan Thoha (52144), Sariputra Sumana (20238), Sahat Simarmata (52039)
Dengan bantuan keduanya, budget liburan bisa ditekan habis.
SIG MaGE: Theodore Manthovani
psychologist
Rismawati Silaban +62818760173,
[email protected]
e-mail
[email protected]
bank account number
BCA 467.137.913.1 a.n. Anne Kurniawati Adijuwono
L
iburan Akhir tahun 2013 ini, aku dan ke 2 anakku berlibur di Bali. Pesan tiket online melalui http://www.traveloka. com/ (yang salah satu pegawainya adalah pak Dannis, Mensan), dan pemesanan tiket hotelnya melalui http://www. voucherhotel.com/ (milik pak Alfan Hendro, aktivis Mensa).
pesonadewata.
Mensa is an international society in which the sole requirement for qualification for membership is a score at or above the 98th percentile on any of a number of standardized intelligence test. Mensa is not-for-profit organization whose main purpose is to serve as a means of communication and assembly for its members. Qualification for membership may be determined by tests administered by Mensa, or by submission of properly certified prior evidence of qualification. All inquiries should be adressed to
[email protected].
“Mensa’s purposes are to identify and foster human intelligence for the benefit of humanity; to encourage research in the nature, characteristics, and uses of intelligence; and to provide a stimulating intellectual and social environment for its members.”
barong-bali/
Evolusi Barong
1300
Penyerbuan Kubilai Khan
1470 Runtuhnya Majapahit
Lamunanku mengelana sampai pada tahun 1293 an. Saat budaya China mulai bersentuhan dengan budaya Jawa.
Ketika Pasukan China di bawah pimpinan Ike Mase tiba, Kertanegara telah wafat. Tahta direbut oleh Jayakatwang, adipati Kediri. Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yg mengungsi di desa Tarik, segera memanfaatkan Pasukan China untuk menumpas Jayakatwang. Setelah pasukan Jayakatwang terkalahkan, kekuatan Ike Mase berkurang. Saat itulah R. Wijaya menghajar pasukan China hingga kalah. Kerajaan Majapahit lahir. Sisa pasukan China yang tercecer, berasimilasi dengan penduduk Majapahit. Ku pikir..., inilah saat mulainya pengaruh budaya China pada budaya Majapahit. Dalam kurun 700 tahun, budaya Barong di China terus mengalami EVOLUSI, pergeseran hingga menjadi Barongsai yg sekarang ini. Dalam kurun 700 tahun juga, budaya Barong di Majapahit terus mengalami EVOLUSI, pergeseran hingga menjadi Tari Barong Bali yg sekarang ini.
west jakarta area coordinator
Liliana Widyaningsih (52093), +62811987620,
[email protected] bandung area coordinator
Muhamad A. Martoprawiro (52007), +6281221222424,
[email protected]
Sama2 dimain kan oleh 2 orang. Cara memainkannyapun hampir sama. Barongsai lebih energic, penuh gerakan2 dasar silat Kung Fu. Sedangkan Barong Bali menampilkan tarian, pertunjukan magis dan pengembangan pada keindahan penampilan Barongnya sendiri.
Saat berakhirnya kerajaan Singosari, kaisar Kubilai Khan mengirimkan armada pasukannya untuk menaklukkan Kertanegara, Raja Singasari, yg berani menolak menjadi taklukan China.
Images courtesy of: pjwar-flickriver.com, nazharve-kaskus.co.id, tempo.co
06
A Edisi #01 2015
Siapakah Manusia?
harimau, maka dapat kita pastikan kemungkinan besar bahwa manusia itu akan kalah, dicabik-cabik oleh harimau karena secara fisik harimau lebih kuat dari manusia. Harimau dipersenjatai dengan taring dan cengkraman yang lebih kuat dari pada manusia. Tapi, pada kenyataannya pasti kita tidak setuju bahwa harimau lebih unggul dari kita, dapat kita lihat bahwa manusialah yang menguasai bumi ini.
(MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERINTELEGENSI)
Oleh: Bayu Aktami
ABSTRAKSI Manusia terlibat dengan benda-benda disekelilingnya, dia tidak dapat hidup tanpa yang lain disekitarnya. Namun, kehadiran yang lain disekitarnya tidak mempunyai arti jika dia tidak mampu membedakan mana yang dirinya dan mana yang bukan dirinya. Untuk manusia dapat bergumul dengan apa-apa yang ada disekelilingnya maka pertama manusia harus mengenal tentang dirinya. Tanpa terang akan diri sendiri, maka tak mungkin ada penglihatan pada yang lain, tanpa penglihatan akan yang lain tak mungkin ada interaksi, tanpa interaksi dengan lingkungan tak mungkin manusia itu ada.
M Namun, kadang pemahaman kita tentang diri kita sendiri terkorupsi dengan realitas kekinian yang membungkus apa realitas yang sebenarnya. Kerap kita mengakui begitu saja definisi-definisi, cara berpikir, cara bertindak, perilaku-perilaku dan aturan-aturan yang ada disekitar kita. Tanpa sadar
kita telah diturunkan dari derajat kemanusiaan kita yang sebenarnya. Dalam tulisan ini, akan dibahas apa esensi yang sebenarnya dari manusia. Bagaimana esensi itu ada, potensipotensi yang dimilikinya, dan bagaimana manusia seharusnya dengan potensi itu. Kemudian akan dilihat bagaimana kehidupan manusia dewasa ini yang mengkorupsi ke-aseli-an manusia. Bagaimana manusia jatuh ke tingkatnya yang lebih bawah. Dan, tentunya terakhir akan dibahas bagaimana kita tetap harus optimis dengan kemampuan kita, bahwa dengan esensi kita sebagai manusia, dengan potensipotensi yang dimiliki, kita masih sanggup mengatas.
KENAPA PERTANYAAN INI PERLU? Kita perlu tahu tentang manusia karena kita adalah manusia, artinya manusia itu adalah diri kita sendiri, tanpa kita mengetahui tentang diri kita sendiri bagaimana kita
dapat mengetahui yang lain?
KENAPA KITA PERLU TAHU? Kualitas manusia ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki olehnya. Karena pengetahuan itu manusia bisa berinteraksi dengan objek pengetahuannya, entah apakah objek itu adalah dirinya sendiri maupun yang lain. Tanpa pengetahuan, manusia tidak dapat berinteraksi, apakah itu dengan dirinya, maupun dengan bendabenda, makhluk-makhluk lain, dan manusia lain. Bahwa, manusia juga bukanlah makhluk fisik semata. Benar bahwa manusia memiliki substansi fisik, dan tanpa itu dia tak mungkin dapat ada, tapi tidak hanya sebatas itu. Manusia juga mempunyai substansi non fisik yang memungkinkannya mengatasi benda-benda fisik, menjadikan benda-benda fisik dibawah kendali dan kuasanya. Sebagai contoh, jika kita adakan suatu pertarungan antara manusia dengan
Kenapa harimau yang kuat secara fisik, namun dalam kehidupan manusialah yang merajai dan menguasai? Jawabannya sudah pasti, bukan taring atau cakar yang kuat yang membuat manusia unggul, bukan masalah kekuatan fisik yang menjadi penentu, tapi karena manusia mempunyai potensi non fisik yang memungkinkan dia mengatasi keterbatasan-keterbatasan fisiknya. Potensi non fisik itu yang memungkinkan manusia untuk mengenal, dengan mengenal maka dia mengerti dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu dia tahu bagaimana cara harus menghadapi objek dihadapannya, dengan pengetahuan manusia mengendalikan objek dihadapannya, dengan pengetahuan manusia menguasai objek dihadapannya. Seperti contoh harimau tadi, manusia belajar, berusaha mengerti tentang harimau, tentang perilaku harimau, sehingga manusia memiliki pengetahuan tentang harimau.
Dengan pengetahuan itulah manusia mampu berinterakasi dengan harimau dan kemudian membuatnya menjadi jinak. Dengan jinaknya harimau, maka niscaya kekuatan fisik si harimau tadi berada dalam pengawasan dan penguasaan manusia. Demikian itu adalah sebuah contoh bahwa kekuatan fisik dapat dikalahkan oleh kemampuan non fisik, meski bukan berarti hal-hal fisik tidak diperlukan, hanya saja untuk manusia mampu untuk meng-atas dari yang lain, maka penting baginya mengembangkan kemampuan non fisiknya sebesarbesarnya. Kemampuan non fisik ini terejawantahkan salah satunya dalam bentuk pengetahuan manusia. Nah, untuk berpengetahuan manusia perlu untuk memiliki kesadaran. Kesadaran merupakan suatu bentuk pengetahuan kita tentang diri kita sendiri dan akivitasakitivitas yang dilakukannya. Sehingga, pertanyaan siapakah manusia adalah penting untuk membuat manusia menjadi sadar, memiliki kesadaran, untuk selanjutnya mampu untuk berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu manusia dapat berinteraksi dengan yang lain, dan menang dalam hidupnya.
BAGAIMANA KITA MENJAWABNYA? Untuk menjawab sebuah pertanyaan yang mempertanyakan tentang diri sendiri tentu tidaklah mudah. Karena bagaimana kita dapat melihat diri kita
sendiri, kecuali ada bantuan dari luar sana yang dapat mencerminkan ulang diri kita. Meskipun dalam cermin kita bisa melihat diri kita, tapi tetap bukanlah diri kita, hanya sebuah proyeksi tentang diri kita. Namun, paling tidak itu dapatlah dikatakan cukup, meski tidak mampu menangkap semua apa yang ada pada diri kita, tapi dalam kadar minimal itu cukup untuk memberi pengetahuan kepada kita, memberi kesadaran pada diri kita bahwa kita ada. Karena syarat pertama untuk kita mampu menjawab adalah dengan kita ada terlebih dahulu, hanya sesuatu yang ada yang dapat dipertanyakan dan dibicarakan, dan untuk mampu menjawab, paling tidak si penjawab harus ada terlebih dahulu.
Dengan demikian, penting untuk kita sadar tentang keberadaan kita. Bahwa, kita memiliki kesadaran akan adanya diri dan aktivitasakitivitas yang mungkin dilakukannya. Tanpa kesadaran itu, tak ada jawaban yang dapat kita berikan. Kalaupun ada, jawaban itu pastilah tidak berkoneksi secara baik dengan objeknya, karena kita sebagai subjek untuk terang terhadap objek harus mengarah kepada objek tersebut, dan keterarahan itu hanya bisa jika terlebih dahulu subjek jelas atas dirinya, sadar akan dirinya. Kemudian perlu adanya cermin, tempat kita memproyeksikan diri. Seperti, disebutkan sebelumnya bahwa hanya dengan adanya bantuan dari luar, atau semacam cermin, maka
MInd
07
dengan itulah kita mampu melihat keberadaan diri kita sendiri. Dan, dalam hal ini kita memiliki bahasa. Bahasalah yang membuat kita bisa melihat tentang proyeksi diri kita, dan membuka peluang untuk mengenalnya lebih dalam.
Kemudian pertanyaan berikutnya tentu muncul. Dengan apa kita mampu memproyeksikan diri kita kehadapan cermin? Dengan kata lain, potensi apa yang kita miliki sehingga kita bisa memproyeksikan diri kita ke dalam bahasa?
Pada manusia kemampuan itu, kemampuan untuk mencerminkan kembali diri, terinstall pada dirinya. Manusia dikatakan memiliki intelegensi. Dengan intelegensi manusia mampu melakukan aktivitas reflektif, yaitu menampilkan kembali dirinya sendiri sebagai atribut luar yang dapat dia lihat dan dia telaah sehingga menimbulkan pemahaman bagi dirinya sendiri yang kita sebut sebagai pengetahuan.
Intelegensi merupakan suatu yang khas bagi manusia. Kenapa dikatakan khas? Dengan intelegensilah pengetahuan dapat mungkin bagi manusia, dan intelegensi berkembang dengan optimal hanya pada manusia. Binatang memiliki intelegensi dalam arti terbatas. Benar bahwa binatang seperti kera dapat kita katakan sebagai binatang yang lebih ber-intelegensi dibanding yang lain, namun intelegensi kera terbatas pada situasi yang pernah dia alami dan yang telah terjadi
08 berulang-ulang, berubah sedikit saja stimulus-stimulus dan/ atau signal-signal yang dia temukan, maka dia tak bisa menalarkannya lagi. Sementara intelegensi manusia mampu menjangkau apa yang ada di masa lalu, apa yang terjadi sekarang, dan apa yang belum terjadi.
JADI, SIAPAKAH MANUSIA? Dengan kita melihat bahwa yang khas pada manusia adalah intelegensinya, maka dapat kita katakan bahwa manusia adalah makhluk berintelegensi.
SEPERTI APAKAH INTELEGENSI ITU? Untuk kita tahu seperti apa intelegensi itu, maka perlu sebelumnya kita membanding dua cara mengenal yang dimiliki manusia, yaitu inderawi dan intelektif.
APA ITU YANG INDERAWI? Bahwa cara kita mengenal objek di luar kita, salah satunya berkat adanya inderawi kita. Oleh sebab itu kita tidak bisa mengatakan unsur fisik tidak berperan dalam hal ini, dengan inderawi kita memulai proses mengenal kita. Kita mampu melihat, mendengar, meraba, mengecap, dan mencium. Hasil dari sensor-sensor indera itu menjadi suatu bahan bagi intelegensi kita untuk memulai proses mengerti.
Edisi #01 2015
lalu. Sementara khayalan, tidak berangkat dari suatu yang secara nyata ada, namun dia muncul, menampilkan diri dalam benak kita, tanpa ada usaha aktif yang serius dari diri untuk mempengaruhi kemunculannya. Namun, hasil-hasil inderawi, ingatan dan khayalan, belumlah dapat kita katakan bersifat inteligen, bukan suatu proses untuk mengerti. Karena mengerti lebih daripada mengenal. Dalam kegiatan intelegensi terjadi aktifitas reflektif, dimana hasil pengenalan diproyeksikan lagi untuk menemukan kembali secara lebih dalam apa yang hanya selintas terungkap dalam proses pengenalan. Jadi, intelegensi mencoba mengetahui lebih dalam akan realitas, mengkajinya, mengurai bagian-bagiannya, menyusunnya dalam konsep yang universal, mengelompokkannya, melihat hubungan-hubungannya, mengetahui prinsipprinsipnya, dan konsekuensikonsekuensi yang mungkin dari realitas tersebut.
APA ITU YANG INTELEKTIF?
Intelegensi juga bukanlah proses yang sesaat, membutuhkan kehendak, keyakinan, keberanian, dan kesabaran. Proses mengetahui merupakan suatu yang bersifat progresif, terungkap tahap demi tahap. Dan, hal ini tidak mungkin dilakukan hanya dalam sekejap seperti dalam proses mengenal ataupun seperti insight sekalipun.
Bahwa kemampuan mengenal kita tidak terbatas pada inderawi semata. Hal-hal seperti ingatan dan khayalan juga merupakan suatu pengenalan yang kelak menjadi bahan yang akan diolah oleh intelegensi. Ingatan merupakan catatan dalam benak kita tentang apa yang telah terjadi/ ada di masa
Dalam insight, dapat saja kita melihat terang akan objek akan tetapi hal itu tidaklah cukup dikatakan sebagai suatu kegiatan intelegensi. Bahwa benar insight dapat terjadi dengan sebelumnya kita telah melakukan kegiatan intelegensi. Bahwa, kita melihat objek, namun objek
MANUSIA itu tidak dapat kita temukan kesesuaiannya dalam kategori yang telah kita miliki. Ini kemudian menjadi masalah, memunculkan pertanyaan bagi kita. Dan, guna mencari jawaban itu kita melakukan kegiatan intelegensi, mereflesikannya, melihat bagian-bagiannya, menemukan konsep umumnya, melihat jaringan hubungan yang menjalinnya, menemukan prinsip-prinsip dan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin, namun setelah itu semua jawaban belum dapat ditemukan. Setelah itu, dalam keadaan kita tidak melakukan kegiatan intelegensi lagi, tiba-tiba jawaban itu muncul, objek secara mendadak menjadi terang, itulah yang dikatakan insight. Tapi, insight tidak cukup dikatakan sebagai yang intelegen, karena untuk menjadi intelegen apa yang mendadak terang tadi harus kembali di refleksikan, ditemukan hakikatnya yang lebih dalam, dan baru dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan intelegensi atau mengerti.
Dengan demikian, dengan dikatakan manusia sebagai makhluk yang berintelegensi dapat kita benarkan karena aktifitas intelegensi merupakan aktifitas pokok manusia, tanpa intelegensi objek disekitar manusia hanyalah gelap. Intelegensilah yang membuat terang objekobjek itu sehingga dengan terangnya objek-objek tersebut maka manusia dapat membedakan mana yang dirinya dan yang bukan dirinya, dengan dia mengerti dirinya maka berarti dia menegaskan keberadaannya. Tanpa mengerti maka keberadaan itu tidak ada. Jadi, teranglah sudah kenapa dikatakan manusia makhluk berintelegensi.
U
BAGAIMANA KONDISI SEKARANG MENEMPATKAN MANUSIA? Sementara secara global kalau kita memperhatikan, apa yang melandasi cara manusia melihat dirinya sendiri pada saat sekarang ini, secara umum dapat kita tunjuk tiga poin penting fenomenafenomena yang terjadi yang mengakibatkan cara kita melihat manusia terdistorsi.
MERAJANYA LOGIKA
KAPITALIS Kita tahu, dewasa ini kehidupan kita erat dengan perlombaan mencari keuntungan secara finansial. Kalau kita perhatikan kehidupan manusia dulu, saat mereka masih hidup secara primitif dan sederhana, kebutuhankebutuhan mereka hanyalah bagaimana mereka dapat makan, mempunyai tempat berteduh, berlindung dari cuaca dan serangan-serangan hewan buas, dan menyusun kelompok (keluarga) mereka dan menjaga keharmonisan dan kebutuhan satu sama lain. Namun, logika kapitalisme yang berkembang dewasa ini melihat bahwa kekuatan modal harus dikumpulkan sebanyakbanyaknya karena itulah yang menjamin kehidupan kita. Hal ini mengakibatkan manusia bersaing satu sama lainnya. Melihat yang lain sebagai serigala bagi yang lainnya ataupun melihat yang lain sebagai objek/ alat yang dapat digunakan demi mencapai keuntungan. Cara berpikir ini terbentuk dengan tertancapnya sistem kapitalis yang kuat. Sehingga kehidupan kita tak lepas dari transaksi tukar menukar, dan uang sebagai
I N T E L E G E N S I J U G A BU K A N L A H P RO S E S YA N G S E S A A T, M E M B U T U H K A N K E H E N D A K , K E YA K I N A N , KEBERANIAN, DAN KESABARAN. PROSES M E N G E T A H U I M E R U P A K A N S U A T U Y A N G B E R S I FA T P R O G R E S I F, T E R U N G K A P T A H A P D E M I T A H A P.
MInd
09
kekuatannya. Tanpa uang orang tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena apapun alat pemenuh kebutuhan, yang dahulunya dikala zaman primitif masih bisa kita dapat langsung dari alam, dan dikerjakan secara bersama-sama dengan keluarga/ kelompok, sekarang harus melalui suatu standar penentu, yaitu : uang. Dengan demikian, mau tak mau yang dikejar oleh manusia adalah uang. Sehingga kebutuhankebutuhan untuk hidup dalam bersosial dan berkelompok menjadi terkorupsi dari yang dahulunya hidup bersama demi suatu jalinan harmonis antara satu dan yang lain demi menjaga dan saling memenuhi kebutuhan, sekarang menjadi hubungan yang artifisial demi suatu maksud, mendapatkan modal, uang, dan keuntungan.
TERTANCAP KUATNYA CARA PANDANG EMPIRIK Bahwa kita ketahui, ilmu pengetahuan berkembang pesat di zaman ini. Ciri khas ilmu pengetahuan adalah objektifitas. Objektifitas yang dilandasi pada pengujian empirik, pengetahuan tidak dapat diterima jika tidak dapat dibuktikan secara inderawi, pengetahuan harus berangkat dari data dan fakta. Namun, seperti penjelasan diawal bahwa, manusia terbatas dalam hal inderawinya, yang mampu mengatasi itu adalah unsur non fisik dari manusia, dalam hal ini yang utama adalah intelegensi. Memang benar inderawi salah satu sensor untuk mengenal dan mendapatkan data untuk diolah oleh intelegensi, tapi inputan bagi intelegensi bukan hanya itu, juga hal-hal intelektif seperti ingatan dan imajinasi.
S 10
Edisi #01 2015
Jika kita hanya membatasi diri pada hal-hal yang inderawi, maka berarti memangkas kemampuan sendiri untuk meng-atas. Kita memenjarakan diri pada determinasi inderawi, sementara intelektif kita terkungkung yang dengan demikian itu sebenarnya telah menghancurkan diri kita sendiri. Kita takkan mampu sampai pada eidos dari realitas karena hanya bermain di permukaan saja. Suatu bentuk penjatuhan manusia kedalam determinasi yang pada hakikatnya mampu di-atasinya.
PARADIGMA MANAJEMEN YANG MENGATUR KEHIDUPAN KITA Hal ketiga dari fenomena dewasa ini yang mendistorsi pengertian kita tentang manusia adalah paradigma manjemen sebagai turunan dari hasrat kapitalisme, dan determinasi empirik. Manajemen menjadi suatu gaya dalam menjalankan kehidupan. Kehidupan yang disetir oleh tujuan materialistis dengan prosedurprosedur empirik yang ketat. Manusia menjadi objek di dalam sistem, diperlakukan sebagai komoditi, diukur dan dikuantitatifikasi. Manusia adalah nomor-nomor dan angka-angka, direduksi kedalam proses mekanis yang deterministik. Kebebasan manusia terbatas pada ruang yang ciptakan, reward dan punishment diterapkan untuk memastikan manusia tetap berada pada ruang keterbatasan itu. Manusia hadir untuk meladeni sistem. Sistem dipuja sebagai puncak intelektualitas manusia. Keserasian, kerapian, keteraturan dipandang sebagai bentuk puncak dari kehidupan, tapi sayang karena hanya menekankan pada yang fisik dan inderawi. Sehingga manusia seolah hanyalah mesin, yang memang
teratur tapi kosong dari hakikat kemanusiaannya. Relasi menjadi dingin dan kaku, komunikasi adalah transaksional yang memuat kepentingan. Hidup dikejar oleh waktu, diburu oleh ketakutan dan kehampaan yang terpendam karena manusia yang didalam tak terberi kesempatan untuk menampilkan dirinya. Dengan melihat tiga fenomena yang membungkus realitas kita, maka dapat kita pahami suatu konsekuensi tentang keberadaan manusia dewasa ini. Paradigma materialistis, mengejar materi, seakanakan hidup ditentukan oleh seberapa banyak materi yang dikumpulkan. Bahwa, segala sesuatu diukur sebagai suatu yang inderawi, yang mengakibatkan manusia masuk ke dalam determinasi inderawi yang terbatas, sehingga intelegensi yang membebaskan tidak berkembang secara optimal. Bahwa, segala macam prosedur dan sistem telah membatasi penglihatan manusia, sehingga ia terkurung dalam mekanisme yang sangat mekanistik yang memangkas kemanusiaannya yang cair dan bebas. Dengan demikian, konsekuensi terparahnya adalah tidak berkembangnya manusia semaksimalnya dengan segala potensinya. Manusia tidak bebas dan hanya menjadi layaknya mesin yang disetir oleh prosedur dan sistem. Aspirasi manusia yang bebas akan kualitas yang lebih tinggi terbentur dengan paradigmaparadigma yang membatasi itu. Manusia terkurung, terpenjara, dan terkerdilkan.
KERINDUAN AKAN IMMATERIALITAS Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia memiliki aspek fisik dan non fisik. Bahwa, fisik manusia membatasinya tapi non
fisiknya mampu membawa menuju yang tak terbatas. Aspek non fisik adalah pangkal kebebasan manusia, dan potensi terbesar bagi manusia. Dengan adanya pandangan materialistis telah membawa manusia turun ke dimensinya yang lebih bawah. Intelegensi digunakan dalam batas-batas materialitas. Sehingga intelegensi menjadi kerdil dan tidak berkembang sebesar kemampuannya yang sesungguh. Namun, immaterialitas dalam diri manusia tidak begitu saja dapat terbendung. Bagaimanapun materialitas telah mendeterminasi, namun immaterialitas selalu hidup di dalam diri manusia. Saat manusia sadar akan immaterialitasnya dia akan memecah kebuntuan meterialitas, dia melejitkan dirinya menjangkau ketakterbatasan. Saat manusia sadar akan immaterialitasnya, dirinya akan bergerak menanjak membongkar besi-besi penyangga materialitas. Saat manusia sadar akan immaterialitasnya, kerinduannya pada aspirasi yang lebih tinggi membawanya naik mengatasi batas-batas. Dan itu bukan suatu yang mustahil, karena esensi manusia ada pada immaterialitas itu, dan dia hidup bersama dengan manusia. Hanya butuh kesadaran untuk membangunkan potensi immaterialitas yang tertidur, dan menjadikannya manusia yang sesungguhnya, manusia yang berkesadaran, manusia yang sadar pada potensi immateri-nya, manusia cerdas yang memiliki intelegensi, yang mampu menjangkau ketakterbatasan.
MInd
11
USAHA BUNUH DIRI MUNGKIN BISA TERDETEKSI Oleh: Theodore Manthovani
P
ara penderita depresi berat bisa jadi memikirkan untuk mengakhiri nyawanya di suatu saat. Hal serupa juga menjadi kondisi kronis penderita gangguan bipolar, dimana emosi negatif yang berkembang terus dapat terjadi tanpa terdeteksi oleh rekan dan kerabat. Sering terdengar pula betapa kagetnya seseorang yang mendapat kabar bahwa saudara atau temannya melakukan bunuh diri, dan dalam banyak kasus, tidak menyangka bahwa mereka sampai mau berpikir demikian, ataupun baru tersadar tandatanda yang selama ini tersirat secara halus ke arah sana. Segala proses berpikir yang terjadi di dalam otak, seringkali hanya dapat terdeteksi dari aktivitas yang tampak pada otak bila kepala dipasangkan reseptor yang memindai secara aktif. Namun bagaimana kalau seandainya pemikiran untuk mengakhiri nyawa seseorang dapat terdeteksi tanpa harus
melalui metode itu, contohnya, dari sampel darah? Tentu saja hal ini akan menjadi terobosan besar pada pencegahan usaha bunuh diri seseorang, maupun perawatan untuk mengeleminasi keputusan itu. Walaupun tampak terlalu jauh dan sulit dibuktikan, tim peneliti di Sekolah Pengobatan Universitas Indiana di Indianapolis meneliti hal ini. Alexander Niculescu III seorang psikiater di sana menyatakan bahwa tidak seperti serangan jantung, usaha bunuh diri tidak menunjukkan tanda-tanda awal kepada dokter dan tidak ada tes seperti kolesterol atau tekanan darah untuk mendeteksi seseorang akan membunuh dirinya. Peneliti menggunakan istilah biomarker untuk mencari tanda-tanda fisik yang dapat diukur dalam aliran darah untuk menandakan kapan seseorang berada dalam kondisi beresiko tinggi untuk melakukan usaha bunuh diri.
Penelitian ini bukan hal baru, secara Niculescu dan timnya telah melakukannya selama sepuluh tahun terakhir, dan sampel yang diambil berasal dari penderita gangguan bipolar yang memiliki kecenderungan mood swing dan mampu berubah dengan cepat. Dari hasil penyaringan sampel, dikeluarkan daftar kandidat gen biomarker dengan mencari hasil yang memiliki hubungan pada studi database oleh grup lain untuk mencari biomarker pada gangguan bipolar, psikosis, dan ketergantungan alkohol. Setelah melalui banyak penyaringan, ada 5 kandidat biomarker teratas menurut para peneliti. Salah satunya adalah sebuah protein yang dibuat oleh gen SAT1, yang terlibat dalam stres dan kerusakan sel. Ekspresi SAT1 sangat menonjol dalam memperlihatkan kondisi mental tanpa pemikiran bunuh diri dan penuh pemikiran bunuh diri, secara jelas meningkat ketika hasil interview subyek sampel menyatakan mereka mengalami pemikiran bunuh diri. Studi oleh grup lain menyatakan bahwa aktivitas SAT1 ditemukan meningkat sebagai respon terhadap berbagai faktor stress seperti racun, infeksi, dan kekurangan oksigen. Sebagai usahha konfirmasi, dilakukan tes pada sembilan subyek yang meninggal karena gantung diri, luka tembak, atau potong nadi (luka fatal oleh fisik, karena overdosis obat akan merubah proses kimia otak), dan ditemukan tingginya level ekspresi SAT1 pada mereka.
Bahkan jauh lebih tinggi dari semua yang memiliki ide bunuh diri di penelitian sebelumnya, sesuai pernyataan mereka pada Molecular Psychiatry. Hasil ini kemudian diaplikasikan untuk mendeteksi resiko bunuh diri pada studi jangka panjang terhadap subyek dengan gangguan bipolar dan scizophrenia. Walaupun biomarker hanya menunjukkan sedikit peningkatan, namun cukup signifikan untuk dapat dikenali bedanya antara pasien yang nantinya dirawat karena perilaku bunuh diri dengan yang tidak. Tim Niculescu menyatakan bahwa prediksi untuk grup penderita bipolar menggunakan biomarker dapat mencapai 80% akurasi, bila digabungkan dengan pengukuran psikologi lain. Dikarenakan marker ini diduga bukan hanya penanda spesifik untuk kasus bunuh diri, tapi lebih kepada faktor yang mengarah ke fungsi sel abnormal akibat stress, bila SAT1 atau biomarker lain akan digunakan di klinik, peneliti perlu memastikan bahwa mereka dapat mewakili populasi yang lebih besar dan beragam dan mereka perlu dikombinasikan dengan informasi lain. Penelitian Niculescu didukung oleh Gustavo Turecki, seorang psikiater di Universitas McGill di Montreal, Kanada, yang sebelumnya telah menerbitkan hasil penelitiannya tentang peningkatan produksi protein SAT1 dalam otak pelaku bunuh diri setelah mereka mati. Sumber: nature.com dan sciencemag.org
12
Deus Ex: Human Revolution
Edisi #01 2015
Tahun 2027, teknologi human augmentation sudah berkembang pesat dan digunakan secara luas.
A
ugmentasi, yaitu penggunaan organ tubuh robotik, memungkinkan manusia meningkatkan kemampuan fisik dan mentalnya jauh melebihi manusia normal. Teknologi ini menuai berbagai pro dan kontra, baik dari sudut pandang potensinya bagi umat manusia, ketidakpercayaan terhadap korporasi, kemurnian tubuh manusia, dan tentunya ketakutan bila teknologi tersebut jatuh ke tangan yang salah. Dan yang terakhir ini
MInd
13
UNTUK PEMAIN STEALTH, TERSEDIA AUGMENTASI UNTUK MEREDAM SUARA LARI, MELIHAT MENEMBUS TEMBOK, DAN BAHKAN C L OA K I N G U N T U K M E M B UA T A D A M M E N J A D I T I D A K T E R L I H A T.
Oleh: Arya Antaputra
bukan tanpa alasan, karena di balik layar, sebuah konspirasi berusia ratusan tahun sedang merancang rencana berikutnya untuk menguasai dunia… Demikian latar dari game Deus Ex: Human Revolution – Director’s Cut (DXHRDC). Game action role-playing game (RPG) keluaran 2013 ini merupakan revisi dari Deus Ex: Human Revolution (2011), yang merupakan game ketiga dari seri game Deus Ex, yang memang selalu mengusung tema konspirasi dan transhumanisme. Dalam game action role-playing game (RPG) ini, pemain berperan sebagai Adam Jensen, kepala keamanan dari perusahaan Sarif Industries yang merupakan salah satu pemain utama bidang human augmentation. Sebuah serangan misterius di kantornya di Detroit mengakibatkan Adam terluka parah dan harus menjalani operasi augmentasi dalam keadaan koma. Sambil beradaptasi dengan tubuh barunya, Adam harus mencari tahu siapa dalang di balik serangan tersebut,
yang juga memakan korban mantan kekasihnya, Megan Reed. Petualangan Adam membawanya ke berbagai kota di dunia, termasuk Hengsha, Montreal, dan Singapura, dan ia harus menghadapi banyak musuh yang juga diaugmentasi seperti dirinya. Cerita dalam DXHRDC mengeksplorasi transhumanisme dan berbagai isu yang dapat ditimbulkan. Berbagai sudut pandang ditampilkan di sini, seperti Megan yang idealis dan meyakini kebaikan yang dibawa augmentasi bagi kemajuan umat manusia, David Sarif yang idealismenya bercampur dengan kepentingan bisnis perusahaannya, lembaga quasi-relijius Purity First yang ingin mempertahankan kemurnian manusia, maupun Adam sendiri yang diaugmentasi karena terpaksa dan berusaha menerima tubuh barunya. Selain para tokoh utama, masyarakat umum juga senantiasa berdebat satu sama lain tentang pro-kontra augmentasi, mulai dari obat penstabil augmentasi yang
mahal dan dapat menimbulkan adiksi, keluhan bahwa hanya orang kaya yang mampu memasang augmentasi, sampai ketakutan adanya penindasan dari kaum augmented terhadap manusia normal. Hal yang menonjol dari DXHRDC adalah banyaknya pilihan yang ditawarkan pada pemain. Selalu ada lebih dari satu jalur untuk menyelesaikan tiap misi. Pemain dapat menggunakan senjata berat dan granat dan menembaki lawan tanpa ampun; mengendap tanpa suara melalui atap atau saluran udara, membobol pintu dengan kemampuan hacking, dan memprogram ulang robot dan gun turret untuk berbalik menyerang lawan; menghabisi musuh dari atap gedung di seberang jalan menggunakan sniper rifle sebelum masuk; mendobrak tembok dengan tinju tangan robot untuk mengejutkan lawan; maupun kombinasi beberapa metode tersebut. Misi yang tersedia juga bervariasi: menjinakkan bom, memburu orang gila bersenjata di labirin saluran pembuangan, membantu detektif menangkap polisi yang berkhianat, masuk ke
14 ruang server dengan alarm berpemicu laser seperti di film-film heist, membantu PSK yang dipaksa memasang augmentasi seksual oleh mucikarinya, dan banyak lagi. Belasan augmentasi dalam tubuh Adam dapat digunakan untuk mendukung gaya bermain yang disukai. Untuk pemain stealth, tersedia augmentasi untuk meredam suara lari, melihat menembus tembok, dan bahkan cloaking untuk membuat Adam menjadi tidak terlihat. Yang lebih suka bermain kasar dapat memilih augmentasi anti-recoil dan Typhoon, yaitu sistem yang memungkinkan Adam menembakkan peluru dari dalam tubuhnya ke segala arah. Interaksi sosial juga berperan penting. Pemain dapat mendapatkan bantuan, kemudahan maupun informasi tambahan melalui dialog dengan karakter lain, bahkan dalam beberapa kasus pemain dapat membujuk lawan untuk menenangkan diri dan menghindari pertumpahan darah. Kejelian pemain dalam membaca ekspresi dan memahami kata-kata lawan bicara menjadi kunci di sini, apalagi beberapa dialog bersifat random, sehingga tiap kali bermain pemain bisa mendapat tantangan yang berbeda. Untuk membantu dalam bagian ini, terdapat augmentasi untuk membantu analisis ekspresi lawan bicara dan mengeluarkan zat kimia tertentu yang dapat membantu dalam negosiasi dan persuasi. Dari segi audio-visual, DXHRDC mempunyai ciri khas berupa warna yang didominasi kuning emas dan hitam, yang melambangkan zaman keemasan yang dihantui kabut gelap konspirasi dan ketamakan. Desain pakaian dan kota cukup detail dan merupakan kombinasi unik dari gaya cyberpunk
Edisi #01 2015
dan baroque ala Italian Renaissance, yang juga merupakan masa revolusi umat manusia. Pengaruh ini misalnya dapat dilihat pada perabotan berukir ala Eropa, jendela-jendela tinggi, detail pola geometris, pelindung dan helm petugas keamanan yang menyerupai helm ksatria abad ke-16, dan juga gaun dan jas yang dikenakan oleh para karakter. Icarus, karakter mitologi Yunani yang mencoba terbang dengan sayap buatan, juga banyak direferensikan sebagai simbol dari keinginan manusia untuk selalu menembus batas. Tapi detail-detail kecillah yang membuat dunia DXHRDC begitu hidup. Dialog antar karakter dalam bahasa yang sesuai untuk tiap kota (tentunya dilengkapi subtitle) membuat suasana bertambah hidup, dan menguping pembicaraan mereka merupakan kesenangan tersendiri. Banyak pula komputer yang dapat di-hack berisi komunikasi email, yang seringkali berisi petunjuk jalan rahasia yang dapat kita lewati dan juga diskusi antar karakter. Kita juga dapat menonton berita untuk mengetahui perkembangan terbaru di dunia, yang biasanya berhubungan dengan misi yang baru kita selesaikan, dan membaca buku-buku dan majalah yang membahas lebih jauh tentang penjelasan teknologi augmentasi, terbentuknya singularitas manusia dan mesin, opini-opini politik, maupun sekedar liputan gaya hidup kaum augmented. Selain itu, tiap tindakan kecil Adam mempunyai konsekuensi: karakter lain akan berkomentar bila Adam ketahuan masuk ke toilet wanita, atau bila membunuh terlalu banyak orang dalam misi, atau membiarkan pemimpin lawan kabur. Adam
MInd
15
PROBLEM SOLVING 101 A SIMPLE BOOK FOR SMART PEOPLE Oleh: Patricia Wahyu
B TAPI DETAIL-DETAIL KECILLAH YA N G M E M BUAT D U N I A D X H R D C B E G I T U H I D U P.
bahkan dapat tanpa sengaja menyelesaikan tugas sebuah misi sebelum misi tersebut diberikan kepadanya, dan atasannya akan memberikan tanggapan yang sesuai. Semua itu membuat petualangan Adam Jensen menjadi semakin menarik untuk diikuti sampai akhir, dan bahkan dimainkan lagi dengan cara yang berbeda untuk melihat apa yang terjadi. Tentunya game ini bukan tanpa kekurangan. Kecerdasan buatan (AI) karakter musuh terkadang tidak dapat bertindak dengan sempurna dan agak mudah ditipu oleh pemain. Grafis dari game ini relatif kurang tajam untuk ukuran tahun 2013, yang bisa dimaklumi mengingat game aslinya dirilis pada tahun
2011. Ekspresi wajah dari tiap karakter juga terkadang terlihat kaku, yang cukup mengganggu pemain saat mengikuti pembicaraan. Biarpun demikian, secara keseluruhan game ini sangat direkomendasikan, baik bagi para penyuka game stealth, RPG, action, maupun penyuka isu-isu berat seperti transhumanisme dan konspirasi, yang tentunya banyak terdapat di Mensa. DXHRDC merupakan salah satu game yang berani membawa pemain masuk dan melihat dunia masa depan dari dekat, dan pada akhirnya pertanyaan besarnya adalah: apa artinya menjadi manusia, dan sejauh mana manusia dapat berintegrasi dengan teknologi dan masih bisa disebut manusia?
uku ini pada awalnya ditulis oleh Ken Watanabe sebagai sebuah panduan sederhana untuk mengajari anak-anak sekolah di Jepang tentang kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah di dunia nyata. Dengan enam tahun pengalaman sebagai konsultan di McKinsey dan pendidikan yang dikenyam di Yale dan Harvard Business School, Ken menawarkan konsep memecahkan masalah secara mendetail dan menyederhanakannya menjadi pendekatan yang lebih mudah dipahami sehingga dapat diikuti oleh anak-anak. Secara mengejutkan, buku ini kemudian menjadi best seller tidak hanya bagi anakanak, tapi juga sebagai buku bisnis di kalangan orang dewasa. Saya sendiri tertarik untuk membeli setelah mendapat rekomendasi yang mengesankan tentang buku ini dari beberapa teman yang bekerja di beberapa bidang industri yang berbeda.
Dari covernya, buku ini memang terlihat seperti buku untuk anak-anak, cukup tipis dengan 113 halaman. Ken memberikan hanya 3 contoh kasus dalam buku ini, dengan nama-nama pemeran yang lucu, masalah yang sederhana dan mudah dipahami. Ada Jamur Mania, sebuah band rock yang ingin mengadakan konser sukses di sekolahnya, John Gurita yang ingin pergi ke Hollywood dan menjadi seorang animator, dan Kiwi yang ingin mengejar citacitanya menjadi pesepak bola. Terdapat juga perangkatperangkat pemecahan masalah lengkap dengan ilustrasi gambar, grafik atau tabel yang disertakan dalam setiap pembahasan masing-masing kasus. Yang saya suka dari buku ini adalah bagaimana Ken membuat konsep pemecahan masalah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana dan terkesan tidak rumit.
Dengan target pembaca anakanak, tidak heran kalau konsep yang dibahas dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diikuti dengan mudah. Kemampuan memecahkan masalah secara efektif sendiri adalah konsep yang cukup kompleks, dan saya rasa belum tentu dimiliki oleh semua orang, termasuk pula orang dewasa. Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh siapa pun, tidak terbatas hanya untuk anak-anak saja. Secara pribadi, saya merasa buku ini sangat bermanfaat untuk saya dalam memecahkan masalah dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Mungkin semacam sebuah buku panduan pemecah masalah yang perlu dibaca teratur. Bagi saya, konsep yang ditawarkan berguna untuk mencari dan merapikan ide atau permasalahan yang sehari-hari saya temui. Beberapa kritik yang saya temukan tentang buku ini adalah justru tentang kesederhanaan dalam memecahkan masalah -- sesuatu yang justru saya rasa adalah kekuatan di dalam buku ini. Mungkin bagi beberapa orang, konsep pemecahan masalah yang ditawarkan
sebenarnya adalah konsep dasar pemecahan masalah yang sudah umum/ bukan sesuatu yang baru lagi. Ken Watanabe memiliki misi menulis buku ini untuk mereformasi pendidikan di Jepang dan juga telah memulai mengajarkan metode tersebut di sekolah-sekolah dasar di Jepang. “Permasalah terbesar dalam pendidikan di Jepang adalah kurangnya pendidikan pengambilan keputusan yang logic-based dan inisiatif”, mengutip pernyataan Ken tentang alasan ia menulis buku ini. Mungkin terlalu jauh untuk membayangkan konsep tersebut mulai diajarkan pula dalam sistem pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, saya rasa tidak ada salahnya kalau kita yang membaca buku ini dan merasa sudah mampu menguasai konsep pemecahan masalahnya, untuk kemudian memberikan buku ini atau mengajarkan konsepnya pada anak-anak di sekitar kita.
16
Edisi #01 2015
MInd
17
MENYENANGKAN, KARENA DI MENSA KITA T I D A K P E R L U K UAT I R T I D A K P U N YA T E M A N, T I N G G A L H U B U N G I M E N S A S E T E M PA T S A J A DAN KITA DISAMBUT BAGAI SAHABAT LAMA.
bus daripada menapak tanah.
Eiffel, Here I come! Oleh: Liliana Olley
Sudah lama jadi impian saya untuk melihat Eropa Barat, menara Eiffel persisnya. Sedemikian lamanya sampai hampir yakin bahwa impian itu tidak akan terwujud.
A
khirnya kesempatan itu datang juga, walaupun dengan sedikit deg-degan karena teman seperjalanan yang pertama tidak jadi berangkat, dan yang kedua hampir batal karena masalah pengurusan visa. Bahkan seminggu sebelum berangkat saya kena flu berat, sampai vertigo karena stress, sampai pergi ke internist karena kuatir tidak bisa pergi gara-gara tidak sembuh juga. Padahal sudah bayar tur dan teman saya tidak akan pergi kalau saya tidak berangkat. Triple stress. Akhirnya, walau masih agak demam, berangkat
juga pakai pesawat malam dan tiba di Paris siang hari dalam cuaca cerah, langsung ke menara Eiffel yang jadi impian. Eiffel here I come… Tapi hari berikutnya Paris diguyur hujan! Hari ke-3 teman saya kuatir kalau saya sampai harus opname karena flunya tambah berat, beruntung siang harinya cerah dan bisa keliling Paris pakai bus Hop-on-hop-off. Perjalanan mengunjungi total 8 negara: Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Swiss, Austria, Vatican dan Italia ditempuh selama 16 hari menggunakan bus. Lebih banyak duduk di
Di Amsterdam, sempat makan malam dengan beberapa Mensan Belanda, pertemuan diatur oleh suami-istri Benno-Nelleke yang pernah berkunjung ke Jakarta beberapa bulan sebelumnya. Menyenangkan, karena di Mensa kita tidak perlu kuatir tidak punya teman, tinggal hubungi Mensa setempat saja dan kita disambut bagai sahabat lama. Dan keren, karena peserta tur lainnya menganggap saya fasih bahasa Belanda, karena saya dijemput bule di depan teman2 tur…cool… Secara keseluruhan perjalanan menyenangkan, karena selepas Amsterdam saya sudah sehat betul dan bisa menikmati sisa
perjalanan, bahkan ketika banyak yang mulai sakit kecapekan saya malah sehat. Makan pagi di hotel menjadi masalah buat kebanyakan peserta, karena menunya minim pilihan dan tidak banyak beda dari hari ke hari, roti, sosis, ham, keju. Kadang ada salad dan buah. Yang pengalaman pergi, bawa mie instan dan saus sambal. Buat saya tidak masalah, karena termasuk pemakan segala. Kesan yang saya dapat dari kunjungan itu adalah bahwa negara2 di Eropa Barat memang terurus baik, jalan rayanya semua mulus, bangunan kuno dan modern terawat baik, begitu juga fasumnya. Rest area di semua negara bersih dan ada minimarket
yang dilengkapi restoran dengan makanan yang baik mutu dan rasanya. Hanya saja, kualitas pelayanannya tidak sebaik kita. Mereka cenderung lamban dan ketus. Jam kerja juga pendek. Tidak heran kalau krisis ekonominya berkepanjangan. Kesan lainnya adalah, orang Indonesia memang gila belanja. Di LaffayetteParis sampai ada counter information khusus dengan pelayan berbahasa Indonesia. Ada 3 counter disana, 1 untuk orang Cina dan 1 lagi untuk internasional. Dan anggota tur banyak yang protes karena kurang banyak waktu untuk shopping, padahal sampai bosen saya nunggu….
18
Edisi #01 2015
MInd
19
ANJING SHIH TZU MENGADOPSI ANAK KUCING Oleh: Theodore Manthovani
P
anggilan telepon melaporkan suara anjing yang memprihatinkan di wilayah Anderson, South Carolina pada bulan Mei, sehingga petugas pengendalian hewan melakukan kunjungan ke lokasi yang dimaksud. Michelle Smith, sang petugas, mendengar suara anjing tersebut di belakang Home Depot dan bergegas menghampiri untuk menolongnya, dan mendapati anjing jenis Shih Tzu bersama seekor anak kucing. Tampaknya anjing itu mendengar panggilan anak kucing dan tergerak untuk mengurusnya, karena dia memutuskan untuk terus bersama anak kucing itu. Petugas Smith akhirnya membawa keduanya ke sebuah penampungan hewan PAWS dimana mereka tinggal bersama dan lebih terlindungi. Terlihat dari tindak-tanduknya bahwa anjing tersebut sudah menganggapnya anak sendiri, dan anak
kucing itu pun mengakuinya sebagai induknya. Jessica Cwynar pengurus PAWS menyatakan bahwa anjing itu mungkin mengalami kehamilan semu dan memproduksi susu yang dikonsumsi anak kucing itu, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Naluri keibuan mampu memupus diskriminasi antar spesies yang digambarkan sebagai musuh bebuyutan, tentunya siapapun yang mengambil anjing itu harus menerima kucing itu untuk dipelihara bersama. Anjing itu memiliki kalung leher tanda peliharaan dan tampak cukup terawat, mengindikasikan pemiliknya tentu sedang mencari hewan peliharaannya saat itu. Namun setelah 14 hari tanpa berita, keduanya dititipkan di sebuah rumah asuh. Video interaksi antar spesies itu dapat dilihat di sini: http://www.youtube.com/ watch?v=sFLfWuls9ws
WHY SHORT PEOPLE MAY HAVE HIGHER RISK OF HEART DISEASE Images courtesy of: Anderson Independent-Mail / Via 10news.com
J E S S I C A C W Y N A R P E N G U R U S PA W S M E N YA T A K A N B A H W A ANJING ITU MUNGKIN MENGALAMI KEHAMILAN SEMU DAN M E M P RO D U K S I S U S U YA N G D I KO N S U M S I A NA K K U C I N G I T U
Oleh: Rachael Rettner
S
hort people have an increased risk of heart disease that may be partly due to their genes, a new study suggests. Researchers analyzed information from more than 65,000 people with coronary artery disease and 128,000 people who did not have this disease. Coronary artery disease is a type of heart disease in which plaque builds up in the arteries that supply blood to the heart. The researchers looked at 180 genetic markers known to affect people’s height, to see if they were also linked with coronary artery disease.
The study found that, for every 2.5-inch increase in a person’s
height, the risk of coronary artery disease decreased by 13.5 percent, on average. For example, the risk of coronary artery disease would be about 32 percent higher for a 5-foot-tall person compared to a person who is 5 feet 6 inches, the researchers said. Although many lifestyle factors, such as smoking, affect people’s risk of developing coronary heart disease, the findings emphasize that “the causes of this common disease are very complex,” said study researcher Dr. Nilesh Samani, a professor of cardiology at the University of Leicester in the United Kingdom. The study also found that people who had more of the height-increasing genetic markers were at lower risk
20
Edisi #01 2015
MInd edisi 01 | 2015
MInd
APAKAH ORANG YANG PINTAR PASTI TIDAK BAHAGIA? Oleh: Lisa Earle McLeod | Alih Bahasa Oleh: Yosie Octavia for coronary artery disease. People who had the most height-increasing genetic markers were 26 percent less likely to have coronary artery disease than those with the fewest height-increasing genetic markers. [Where Is Heart Disease Risk the Highest and Lowest? (Maps)] The link between height and coronary artery disease was found only in men, and not women. However, there were fewer women than men in the study, which may have affected the ability of the study to detect a significant finding in women.
Sumber Artikel: http://www. livescience.com/50429-shortheight-heart-disease-genes.html
A number of studies have linked short stature with heart disease risk, but it was not known whether this link was a direct link or whether it was due to other factors, such as poor nutrition during childhood that could affect both a person’s height and his or her heart disease risk. “By using the power of verylarge-scale genetic studies, this research is the first to show that the known association between increased height and a lower risk of coronary heart disease is at least in part due to genetics, rather than purely down to nutrition or lifestyle factors,” Jeremy Pearson, associate medical
director of the British Heart Foundation, which funded the study, said in a statement. Dr. Andrew Freeman, director of clinical cardiology at National Jewish Health in Denver, said the findings agree with earlier research showing that people at the high and low extremes of height are at increased risk for early death. For example, a 2012 study found that shorter people are more likely to die from heart problems or stroke. But that doesn’t mean that people who are short should be worried about the findings. “Just because you’re shorter, or you have genes to be shorter, doesn’t necessarily mean you’re going to have coronary artery disease,” said Freeman, who was not involved in the study. While there’s not much people can do about their genes, “the goal is to take the genes you have been given and put them in the best possible environment, Freeman said. Habits such as eating a more plant-based diet, exercising regularly and not leading a sedentary lifestyle “can have a huge impact,” on reducing heart disease risk, Freeman said.
The study also found a link between the height genetic markers and people’s cholesterol and fat levels, which are risk factors for coronary artery disease. This suggests that the link between genetically determined short height and coronary artery disease is due, in part, to higher cholesterol and fat levels in shorter people. However, these risk factors could only explain part of the link, meaning that other factors likely play a role. There could be a shared biological process that determines both height and the development of heart disease, the researchers said. Because the study found an association, not a causeand-effect relationship, it does not prove that the genes that determine height also cause heart disease. Freeman noted that because the study included mostly people from Western countries, there may be lifestyle factors that affect the findings that the researchers weren’t able to take into account. The study is published online today (April 8) in the New England Journal of Medicine.
E
rnest Hemingway pernah berkata , “Kebahagiaan pada orang cerdas adalah hal paling langka yang saya tahu . “ Umumnya orang menganggap bahwa orang dengan tingkat inteligensi rata-rata cenderung lebih bahagia daripada orangorang pintar. Kalimat yang sering disebut-sebut pada pertemuan Mensa dan pesta koktail Unitarian adalah bahwa orang-orang yang super pintar lebih mungkin untuk disiksa oleh isu-isu seperti pemanasan global dan makna hidup dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Sekumpulan massa di tengah-tengah kurva lonceng mungkin puas dengan rumah yang hangat untuk tidur dan sesekali minum martini pada Jumat malam. Tapi kaum elit intelektual cenderung didera putus asa karena mereka paham akan kompleksitas kehidupan. Teori diatas mungkin terdengar bagus. Namun ternyata semua itu tidaklah benar adanya. Menurut sebuah studi dari Belanda, tidak ada korelasi antara kecerdasan dan kebahagiaan. Jika Anda belum menemukan cara untuk menjadi bahagia, bagaimana Anda bisa dibilang pintar? “Aku terlalu pintar untuk menjadi bahagia” tentunya terdengar lebih keren daripada “Saya terlalu gemuk untuk menjadi bahagia,” tapi itu hanyalah salah satu dari banyak alasan
yang kita gunakan untuk menekankan penderitaan kita. “Saya tidak bisa bahagia karena saya memiliki orang tua yang buruk.” “Saya tidak bisa bahagia karena saya benci pekerjaan saya.” “Saya tidak bisa bahagia karena saya dalam pernikahan yang buruk.” “Saya tidak bisa bahagia karena saya terlalu tua.” Sesungguhnya, untuk menjadi bahagia Anda harus berusaha, tidak peduli berapa IQ Anda, usia Anda, berat badan Anda, atau status perkawinan Anda. Kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya kepada Anda, Anda harus berusaha menciptakan kebahagiaan untuk diri Anda sendiri. Kita semua membutuhkan dua hal untuk menjadi bahagia: tujuan dan kesenangan. Kita butuh perasaan bahwa kita telah membuat kemajuan menuju tujuan yang bermakna, dan kita perlu mengalami perasaan senang karena sudah menjalani hidup dengan semaksimal mungkin di setiap waktu yang kita jalani. Tantangannya adalah: Anda membutuhkan kedua hal tersebut. Jika hanya salah satu saja yang tersedia maka belumlah cukup untuk mencapai kebahagiaan. Anda dapat bekerja tanpa kenal lelah menuju perdamaian dunia atau menyendoki sup untuk orang miskin, tetapi jika Anda tidak menikmatidan merasa senang dalam proses tersebut, Anda tidak akan pernah benar-benar bahagia.
22
23
MInd
Edisi #01 2015
IT’S A SUDOKU, BUT WITH LETTERS. Using only the nine letters that appear in the grid, fill in the empty cells so that every row, every column, and each of the nine 3x3 boxes contains all nine letters.
R L
U
Sumber Artikel: http://www. huffingtonpost.com/lisaearle-mcleod/intelligencehappiness_b_1567747.html
Di sisi lain , Anda dapat menghabiskan hari tanpa henti di spa untukmenikmati setiap inci tubuh Anda dirawat, namun setelah jangka waktu tertentu kurangnya tujuan yang jelas atau mulia pada akhirnya akan menggerogoti jiwa Anda. Kita seringkali percaya bahwa kebahagiaan sedang menunggu di balik “seandainya saya …”. Seandainya saja saya tidak menikah dengan orang ini, tidak memiliki pekerjaan ini, memiliki tubuh yang kurus, atau bisa memecahkan semua masalah di dunia maka saya akan bahagia. Kita berkata kepada diri sendiri bahwa seandainya saja kita bisa menyingkirkan semua masalah dari hidup kita (pasangan, pekerjaan, timbunan lemak di perut) maka kita akan bahagia. Tapi semua itu hanyalah mitos.
Jika Anda ingin bahagia Anda perlu melakukan dua hal ini:
1 . PUTUSKAN UNTUK PEDULI TENTANG SESUATU. Hal ini bisa berarti peduli pada anak-anak Anda, pekerjaan Anda, tempat beribadah Anda ataupun pemanasan global. Temukan sesuatu yang penting bagi Anda dan bantulah hal itu untuk menjadi lebih baik. Menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri akan meningkatkan percaya diri dan harga diri Anda. Jangan melakukannya untuk memperoleh pujian dari orang lain, tapi lakukan karena hal itu penting bagi Anda.
2 . SEPENUHNYA HADIR Kebahagiaan tidak ditemukan di masa lalu atau masa depan. Mengingat kenangan yang menyenangkan memang dapat
membangun rasa percaya diri Anda. Tapi terjebak di masa lalu akan merampas Anda dari hidup Anda sekarang. Berpikir tentang masa depan membantu Anda menetapkan tujuan, tetapi Anda tentu tidak ingin menahan kebahagiaan Anda hingga saat itu tiba. Tenangkan pikiran-pikiran di otak Anda dan fokus pada momen yang sedang Anda hadapi saat ini. Ada banyak kesenangan yang dapat Anda temukan didalamnya. Cari tujuan spesifik dan putuskan bahwa Anda akan mencintai semua momen dalam hidup Anda. Mungkin ini tidak mudah dan perlu usaha, tapi usaha ini menunjukkan bahwa Anda cerdas.
March 26 is the birthday of the famous mathematician who is associated with a number that even Wolfram Alpha doesn’t know how to compute. The anagram part of the puzzle requires you to rearrange the nine letters that appear in the puzzle to reveal this march birthday person’s name.
A
A D
And it’s also an anagram. Properly arrange, the nine letters in the puzzle will spell a secret word.
E
S L
E
P R
S
L
O
R D
R
A
E
U
O
D
U
Sumber: Pragmatic
Lisa Earle McLeod adalah seorang konsultan kepemimpinan sales. Perusahaan seperti Apple, Kimberly- Clark dan Pfizer menyewa jasanya untuk membantu mereka dalam menciptakan gairah dalam bekerja. Dia penulis The Triangle of Truth , yang oleh Washington Post disebut sebagai “ Top Five Book for Leaders”. Dia pernah diwawancara di The Today Show, dan dimuat dalam Forbes, Fortune, dan The Wall Street Journal. Lisa’s Blog -How Smart People Can Get Better At Everything
Programmer Issue #
WHO OWNS THE FISH? Oleh: Albert Einstein (?) There are 5 houses in 5 different colours. In each house lives a person of a different nationality. The 5 owners drink a certain type of beverage, smoke a certain brand of cigar, and keep a certain pet. Using the clues below can you determine who owns the fish?
Sumber: http://www.brainbashers. com/showpuzzles.asp?formpost=Y&f ield=ctop10a&page=1&puzzletext=A
The Brit lives in a red house.
The Norwegian lives in the first house.
The Swede keeps dogs as pets. The Dane drinks tea.
The man who smokes Blend lives next door to the one who keeps cats.
The green house is on the immediate left of the white house.
The man who keeps horses lives next door to the man who smokes Dunhill.
The green house owner drinks coffee.
The owner who smokes Blue Master drinks chocolate.
The person who smokes Pall Mall rears birds.
The German smokes Prince.
The owner of the yellow house smokes Dunhill.
The Norwegian lives next to the blue house.
The man living in the house right in the middle drinks milk.
The man who smokes Blend has a neighbour who drinks water.