September 2016
1
- Santo Hieronimus 2
September 2016
Bulan September ditetapkan Gereja Katolik di Indonesia sebagai Bulan Kitab Suci. Lantas apa yang menjadi tujuan dengan adanya Bulan Kitab Suci ? Setidaknya ada dua hal yang menjadi tujuan, yaitu memperkenalkan dan mendekatkan umat dengan Sabda Allah, serta mendorong umat agar memiliki dan mendalami isi kitab suci. Bertepatan dengan Bulan Kitab Suci, INRI edisi September 2016 menyajikan tema “SabdaMu adalah Pelita Bagi Langkahku”. Secara khusus, kami mengambil kutipan dari Mazmur 119 : 105, yang memberikan makna bahwa kita akan bertumbuh dalam kasih dan kebenaran hanya bila kasih akan Firman itu tumbuh dalam diri kita. Kitab suci adalah sumber iman kristiani. Semakin mendalami isi Kitab Suci, kita akan semakin mengenal Kristus. Mari kita gunakan firman Tuhan sebagai pelita dalam hidup agar kita tak tersesat dalam kegelapan dan juga mampu menjadi terang bagi sesama. Bunga mawar bunga melati …. Kala dicium harum baunya Banyak cara sembuhkan hati ….. Baca Kitab Suci paham maknanya
4 Sajian Utama Sabda-Mu Yang Menuntun Langkah Hidupku
9 Santo/Santa Santo Petrus Claver Pengaku Iman
10 Kabar
Lansia Berkarya Melalui Paduan Suara
14 Inspirasi Berkarya dengan Hati
17 Renungan Iman FirmanMu Cahaya Hidupku
20 Ziarah Gua Maria Kaliori
22 Di Balik Layar Pelindung Pemimpin Redaksi Redaktur Pelaksana Sekretaris Redaksi Editor Staf Redaksi Fotografer Layout Iklan Sirkulasi
: RD Rochadi Widagdo. : RD Angga Sri Prasetyo. : Beny Wijayanto. : Margaretha Umi Shella. : Rully Larasati. : Fani Natalia, Ignatius Dimas, Wahyu Haryo. : Alexander Hendrito, Dani Alyandu. : Hilarion Anggoro, Vincentius Andre. : Inigo Ayom Bawono (0813 8178 4803), Stella Intan (0857 1763 4260). : Paskalia Yosephin (085883469145), Theodorus Egep Henakin (085693661808).
Redaksi menerima kiriman foto (beserta keterangan), berita dan artikel dari umat disertai identitas pengirim dan nomor telpon / HP yang dapat dihubungi, Kirim ke
[email protected]. Redaksi berhak menyunting semua kiriman berita dan tulisan yang masuk.
Menciptakan Aplikasi E-Katolik
25 Kesehatan Diabetes Melitus
28 Tunas Melawan Rasa Malas adalah Kunci Meraih Prestasi
Tema Bulan Oktober 2016 : “Membangun Habitus Doa”
Alamat Redaksi Sekretariat Paroki St.Yohanes Maria Vianney Jl. Bambu Wulung No.60, Bambu Apus, Jakarta Timur. Telp: 021-8444893 / 021-84307905
September 2016
3
Foto : Komsos / Dani
Sabda-Mu Yang Menuntun Langkah Hidupku
Bulan September adalah bulan Kitab Suci Nasional. Selama 30 hari umat Katolik diajak kembali untuk melihat betapa esensialnya Kitab Suci dalam kehidupan beriman. embaca dan mempelajari Kitab Suci serta menemukan makna terdalam merupakan langkah awal menjalin relasi yang akrab dengan Allah. Pergaulan yang otentik dengan Kitab Suci akan menghasilkan buah-buah yang menguntungkan bagi kehidupan kita. Pertama, Kitab Suci mendorong kita untuk dapat mempertanggungjawabkan iman. Kedua, Kitab Suci dapat melindungi kita dari kejatuhan dalam godaan. Ketiga, Kitab Suci akan mendorong kita untuk dapat menjadi bait kudus Allah dan Keempat, Kitab Suci menjadi penerang langkah hidup kita. 4
September 2016
Sabda Allah adalah terang hidup Kitab Suci memberikan cahaya terang bagi kita umat Katolik yang mau berpegang pada sabda-Nya. Kuncinya, umat beriman harus sungguh-sungguh menyadari bahwa hidup tanpa terang Sabda Allah sama dengan hidup di dalam kegelapan. Artinya kita tidak akan pernah bisa melihat jalan kehidupan yang sesungguhnya. Itulah kenapa setiap orang percaya harus menjadikan firman Tuhan sebagai pelita kehidupan yang selalu menerangi jalan hidupnya. Firman Tuhan dalam Mazmur 119 : 105 “Firman-Mu pelita bagi kakiku
dan terang bagi jalanku”. Dari ayat ini bisa dilihat, ada sebuah kesadaran yang timbul bahwa firman itu benarbenar menjadi pelita yang akan menerangi setiap langkah dalam perjalanan hidup ini. Pelita atau lampu berfungsi memberi penerangan kepada sekelilingnya. Oleh karena itu, pelita harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terangnya bisa menjangkau daerah seluas mungkin. Misalnya menggantung lampu atau pelita di tempat yang tinggi agar orang bisa melihat terang di sekitarnya dalam kegelapan. Itulah kenapa setiap orang yang hidup di luar firman Tuhan, sama halnya seperti orang yang hidup di dalam kegelapan. Ia tidak mendapat terang yang dapat menerangi jalan hidupnya. Orang dapat mengenal Kristus hanya melalui Kitab Suci, karena Allah sendiri yang akan mengajar dan memberikan kebijaksanaan. Karena ketika kita membaca Kitab Suci, Allah sendirilah yang berbicara kepada diri kita. Maka terjadilah suatu relasi antara manusia dengan Allah. Perlu diketahui bahwa Gereja Katolik menempatkan keempat Injil sebagai kitab utama karena memuat kisah hidup dan ajaran Yesus yang
kita ikuti. Ketika membaca Injil, kita menyaksikan apa yang dikerjakan Yesus dan mendengarkan ajaran-Nya. Semakin banyak membaca Injil, pengenalan kita terhadap Kristus akan lebih mendalam dan lengkap. Perlu diingat juga bahwa “…tidak mengenal Kitab Suci berarti belum mengenal Kristus” (DV 25, mengutip St Hieronimus). Artinya, semua orang beriman, para pengikut Kristus harus membaca Kitab Suci sebagai sarana untuk mengenal Dia. Dalam setiap keluarga Katolik, orangtua bertanggung jawab mengenalkan serta mengajarkan anak-anak menjadi cinta terhadap Yesus Sang Sabda.
Sabda yang Hidup Menjadi Manusia Menurut Dei Verbum 21, dalam Kitab Suci, Bapa yang ada di surga dengan penuh cinta kasih menjumpai dan berbicara kepada para putraNya. Ketika seluruh anggota keluarga berkumpul dan membaca Kitab Suci, Allah hadir dan menyampaikan sabda dan kehendak-Nya pada setiap anggota keluarga. Kitab Suci adalah sumber iman Kristiani. Orangtua perlu mengajak anak-anak untuk membaca dan menjelaskan isi Kitab Suci.
Foto : Komsos / Dani
September 2016
5
Di dalam Kitab Suci, kita dapat berjumpa dengan Allah yang sungguh hidup, maka sudah seharusnya dipercaya dan diandalkan manusia. Selain itu, kita belajar bagaimana menyerahkan diri pada Allah yang sejati dan mengandalkan-Nya. Hanya dengan membaca Kitab Suci, kita dapat berjumpa dengan Allah yang kita imani dan mengenal-Nya dengan sungguh. Dengan demikian, orangtua menjadi pewarta Kabar Gembira Kristus bagi anak-anak. Seperti halnya Gereja, keluarga harus menjadi tempat di mana Injil diteruskan dan dari mana Injil bercahaya.
Terang Sabda yang Menyertai hidup Kalau kita telah menerima terang keselamatan dari Yesus Kristus melalui kisah-kisah yang ada di Kitab Suci, maka anugerah itu harus ditanggapi dengan menjalani hidup sesuai dengan yang dilakukan Tuhan Yesus, yaitu hanya melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. selain itu, terang keselamatan yang kita terima dari Yesus Kristus harus pula kita bagikan pada sesama. Sehingga semakin banyak orang yang tersentuh olehNya, dan semakin banyak orang yang merasakan anugerah ini.
Tidak dipungkiri ada banyak peristiwa hidup yang ‘mencobai’ ketangguhan iman kita. Sebagai terang kehidupan, Kitab Suci menjaga kita agar tetap tangguh dalam menghadapi berbagai peristiwa yang melemahkan iman kita serta menjadi penunjuk arah di tengah kelamnya jalan kehidupan yang serba membingungkan. Orang yang tidak mengarahkan hidupnya untuk terus berjalan dalam kebenaran, maka akan terjerat dalam kegelapan dunia yang menyesatkan. Itulah kenapa setiap orang percaya harus terus berjuang untuk tetap tinggal di dalam kebenaran firman Tuhan. Menjadi sangat jelas bila kita hidup di luar injil artinya kita tidak mengetahui bahwa ada terang yang menyelamatkan. Hidup di luar injil, akan sama halnya dengan hidup di luar kebenaran yang Allah kehendaki. Dan di luar kebenaran Allah, tidak ada keselamatan. Bahwa dalam kebenaran Allah, kasihNya dicurahkan pada kita umatNya. Kiranya hal ini mampu membuka mata hati kita untuk mengerti bahwa betapa pentingnya untuk menjadikan firman Tuhan sebagai pelita bagi jalan hidup, sebab firman itu adalah terang kehidupan. (Dimas)
Kitab Suci bukan untuk disimpan di dalam rak buku, namun untuk senantiasa berada dalam genggamanmu, untuk dibaca sesering mungkin, baik sendiri maupun bersama-sama. - Paus Fransiskus -
6
September 2016
Diawali pada tahun 1975, LBI (Lembaga Biblika Indonesia) menyarankan supaya setiap paroki mengadakan misa syukur pada bulan Agustus untuk menyambut terbitnya Alkitab lengkap ekumenis. Ini yang disebut sebagai percobaan pertama.
P
ercobaan kedua dilakukan pada tahun 1976 tepatnya pada akhir Mei 1976, LBI mengirimkan bahan – bahan langsung kepada pastor – pastor paroki untuk Hari Minggu Kitab Suci tanggal 24/25 Juli 1976 dengan ditambahkan lampiran contoh pendalaman, leafleat, tawaran bahan diskusi dan lain – lain. Dalam sidang MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia) tahun 1977 para uskup menetapkan agar satu Hari Minggu tertentu dalam tahun gerejani ditetapkan sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Hari Minggu yang dimaksudkan adalah Hari Minggu Pertama September. Keinginan umat untuk membaca dan mendalami kitab suci dirasakan semakin berkembang. Satu Minggu dirasa mencukupi lagi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan seputar Kitab Suci. Maka, kegiatan-kegiatan ini berlangsung sepanjang Bulan September dan bulan ke-9 ini sampai sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional.
Selama satu bulan umat beriman diajak untuk membaca dan mencintai Kitab Suci serta mengadakan kegiatan‐kegiatan seputar Kitab Suci; sarasehan/ seminar seputar Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci, aneka lomba tentang Kitab Suci, dan lain sebagainya. Tujuan dari Bulan Kitab Suci adalah pertama, untuk mendekatkan dan memperkenalkan umat dengan sabda Allah. KS juga diperuntukkan bagi umat biasa, tidak hanya untuk kelompok tertentu dalam Gereja. Mereka dipersilakan melihatnya dari dekat, mengenalnya lebih akrab sebagai sumber kehidupan iman mereka. Kedua, untuk mendorong agar umat memiliki dan menggunakannya. Melihat dan mengagumi saja belum cukup. Umat perlu didorong untuk memilikinya paling sedikit setiap keluarga mempunyai satu kitab suci di rumahnya. Dengan demikian, umat dapat membacanya sendiri untuk memperdalam iman kepercayaannya sendiri. (Beny) September 2016
7
Oleh: Andreas Harjito
Pada hari Minggu (23/8) telah dilantik pengurus baru Gereja Yohanes Maria Vianney, Cilangkap. Mereka adalah hamba Tuhan yang dipilih sebagai pekerja kebun anggur untuk melayani umatNya. Salut dan profisiat atas wajah-wajah baru dan lama yang bersedia menyisihkan waktu, tenaga, dan egonya untuk mengabdikan dirinya pada ladang Tuhan.
I
ni mengingatkan kita pada pribadi Yesus yang rela merendahkan dirinya datang ke dunia untuk menggembalakan domba-dombaNya dengan penuh kasih. Terinspirasi pribadi Yesus, maka Fransiskus dari Asisi terpanggil mengabarkan Injil melalui karya, serta selibat kemiskinannya yang memberikan layanan melalui kesederhanaan, kasih, dan kepeduliannya pada kaum marginal. Fransiskus awalnya dikenal sebagai pemuda kaya, suka foya-foya, pernah ditahan dalam perang, lalu jatuh sakit. Ia mempunyai pengalaman spiritual mendengar suara salib Yesus di Gereja San Damian di Asisi, yang memanggil untuk memperbaiki rumahNya yang mau runtuh. Panggilan itu ditanggapi dengan menyerahkan diri sepenuhnya sebagai hamba Tuhan. Fransiskus berubah seratus delapan puluh derajat, menjadi hidup sederhana, miskin, dan meluangkan waktunya untuk berdoa khusyuk di gereja. Ia rajin mengunjungi orang di penjara, melayani orang-orang miskin dan sakit. Di hadapan Uskup Asisi, ia melucuti dan mengembalikan pakaian yang dikenakan dan hartanya kepada Pietro Bernardone, ayahnya. Dengan hanya berbekal sehelai mantel dan ikat 8
September 2016
pinggang pemberian dari Bapa Uskup, ia melaksanakan karya kasihnya. Di kemudian hari ia menjadi pendiri ordo biarawan Fransiskan, sebuah komunitas persaudaraan sebagai “Ordo Saudarasaudara Dina”. Ia juga dijuluki “sahabat alam semesta” karena cintanya yang besar dan dalam terhadap alam ciptaan Tuhan. Ia dapat berbincang-bincang dengan semua ciptaan seperti layaknya dengan manusia. Semua disapanya sebagai ‘saudara’. Kebesaran Fransiskus terletak pada dua hal yaitu: kegembiraannya dalam hidup yang sederhana, dan pada cintanya yang merangkul seluruh ciptaan Tuhan. Dalam menyampaikan Injil, Fransiskus menerapkan tindakan konkret seperti yang dilakukan Yesus Kristus. Pelayanannya berpedoman pada firman: “Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa kantong perbekalan dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat nafkahnya” (Mat 10 : 9-10). Firman tersebut menyentuh dan konsisten dilaksanakan sampai akhir hayatnya.
Imam Yesuit dari Spanyol ini lahir di Verdu, Katalonia pada tahun 1581. Selama 40 tahun, ia berkarya sebagai misionaris di antara para budak belian di Kartagena, Kolombia.
I
a masuk novisiat Serikat Yesus di Tarragona pada tahun 1601, dan dikirim ke kolese Montesione di Palma Mayorca. Disini ia bersahabat dengan bruder Alphonsus Rodriquez, penjaga pintu kolese, yang kemudian membimbingnya mengenai cara hidup penyangkalan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Alphonsus jugalah yang mendorong dan menyemangati dia untuk menjadi rasul bagi para budak di Amerika Selatan. Pada tahun 1610 selagi masih belajar di Seminari, atas permintaannya sendiri Petrus Claver dikirim ke Kartagena, Kolombia, pantai Utara Amerika Selatan. Kartagena adalah kota pelabuhan yang sangat ramai dan pintu gerbang masuknya para budak yang didatangkan dari Afrika. Petrus ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1616. Ketika mengucapkan kaul kekalnya, ia menambahkan sebagai kaul keempat suatu janji untuk bekerja semata – mata bagi budak di Kartagena. Sejak saat itu Petrus menjadi “budak para budak”. Petrus mengabdikan dirinya baik di bidang perawatan
kesehatan jasmani maupun jiwa. Ia mewartakan Injil dan mengajarkan kasih Kristus. Dalam 40 tahun karyanya, ia berhasil membaptis 300.000 orang, tidak hanya para budak tetapi juga para pelaut, pedagang dan para pemimpin kota itu. Bagi orang yang sakit dan miskin, ia menyediakan obat, makanan dan pakaian. Banyak mukzijat dilakukannya terutama untuk menyembuhkan orang – orang sakit. Mantelnya yang dikenakannya pada sisakit selalu menyemburkan bau harum semerbak dan dapat menyembuhkan mereka. Kesuciannya lambat laun diketahui seluruh penduduk kota. Para pemimpin masyarakat yang semula tidak senang padanya mulai tertarik dan mengaguminya. Petrus kemudian jatuh sakit selama 4 tahun dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 September 1654. Oleh Paus Leo XIII, Claver dinyatakan sebagai kudus pada tahun 1888, dan diangkat sebagai pelindung karya misi ditengah dunia budak. (Igo) September 2016
9
Peserta dari Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap tampil berlomba. Tim ini dilatih khusus oleh Benny Alyandu dan menjadi penampilan perdana dimana pada waktu sebelumnya Paroki Cilangkap belum memiliki sebuah tim paduan suara Lansia.
Menjadi Lansia bukan berarti berhenti berkarya. Ini dibuktikan oleh para Lansia yang tergabung dalam Komunitas Pastoral Adi Yuswa. Pada hari Sabtu (30/6/2016), Komunitas Lansia Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap sukses menyelenggarakan Lomba Paduan Suara Lansia Tingkat Dekenat Jakarta Timur, bertempat di Aula Budi Murni, Cipayung, Jakarta Timur.
K
etua Panitia Lomba, FX Mudjiono mengungkapkan bahwa lomba ini bertujuan untuk menggalang kerjasama antar komunitas lansia, menghidupkan komunitas lansia dan sebagai ajang penyaluran hobi. Lomba ini diikuti oleh 6 paroki dari 9 paroki di Dekenat Jakarta Timur, dimana dalam satu tim yang terdiri dari minimal 25 orang lansia dan menyanyikan satu lagu wajib dan 2 lagu pilihan nasional dan daerah. Sebelum lomba, terdapat sajian Karawitan Siswa – Siswi SDK Nusa Melati untuk menyambut kedatangan para peserta lomba. Romo TAM Rochadi Widagdo, Pr dalam kesempatan ini memberikan sambutan pembukaan dan turut memainkan saksofon sebagai penanda dimulainya lomba. Setelah seluruh peserta tampil, dewan juri yang terdiri atas Y Totok 10
September 2016
Pujianto, C.Hardiarini dan FX Widiatmo mulai merapatkan hasil lomba. Sembari menunggu keputusan juri, penonton dan peserta lomba dihibur oleh senam gemufamire, senam anak burung, juga permainan angklung Misdinar Paroki Cilangkap yang mengiringi lantunan suara indah Horas Sinaga. Keputusan juri secara bulat menentukan para pemenang yaitu Juara I dari Paroki Santa Anna Duren Sawit; Juara II dari Paroki St Robertus Bellarminus Cililitan, Juara III dari Paroki St Aloysius Gonzaga Cijantung, JuaraHarapan I dari Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap, Juara Harapan II dari Paroki St Antonius Padua Bidaracina dan JuaraHarapan III dari Paroki Keluarga Kudus Rawamangun. Profisiat buat Para Lansia! TeruslahBerkarya! (Theo)
Romo Rochadi berfoto bersama Ketua Wilayah VI Y Samiran, Ketua Lingkungan Mangunwijaya Gregorius Handogo, Ketua Lingkungan Sugiyopranoto Suko Raharjo dan Ketua Lingkungan RK Sanjaya Romarta Naibaho setelah memotong tumpeng syukur atas pemekaran lingkungan baru.
Peringatan HUT 18 tahun Paroki St Yohanes Maria Vianney diiringi kabar sukacita karena adanya pemekaran lingkungan RK Sanjaya yang berada di Wilayah VI. Berdasarkan referendum yang dilakukan, telah disepakati akan adanya penambahan 2 lingkungan baru di luar dari Leo Sukoto, Theresia dan RK Sanjaya yang saat ini sudah masuk di dalam wilayah VI.
P
ersiapan matang dalam pemekaran lingkungan telah dilakukan oleh pengurus lingkungan maupun wilayah. “Prosesnya cukup panjang. Diawali dengan rapat bersama beberapa tokoh umat, kemudian membentuk panitia kecil, memulai pembagian lingkungan, hingga sosialisasi ke umat calon lingkungan baru, dan ditutup dengan misa peresmian nama lingkungan,” tutur Suko Raharjo yang menjabat Ketua Lingkungan RK Sanjaya sebelum pemekaran. Suko menerangkan bahwa Lingkungan RK Sanjaya telah memiliki 110 Kepala Keluarga, belum lagi ditambah dari seberang tol Setu yang seharusnya masuk di Paroki Kalvari. Rabu, 10 Agustus 2016 Romo Rochadi memimpin Misa perayaan syukur peresmian lingkungan Mangunwijaya
dan Sugiyopranoto di Aula Gereja Anak Domba. Dihadiri oleh umat wilayah VI dan para ketua lingkungan selaku tamu undangan, serta ditandai dengan pemotongan tumpeng.Romo Rochadi berharap pemekaran lingkungan ini bisa menjadi contoh yang baik bagi lingkungan lainnya yang memiliki umat dalam jumlah besar, agar pelayanan bisa semakin mendalam ke setiap umat. Partisipasi awam dalam reksa pastoral diperluas dengan membagi paroki menjadi bentuk-bentuk seperti wilayah, stasi dan lingkungan, di mana ideal anggotanya terdiri dari 20-30 KK dengan teritorial tinggal berdekatan. Pada prinsipnya, setiap satuan ini diharapkan merupakan suatu komunitas basis gerejani yang bersifat terbuka hingga memiliki pelayanan yang lebih mendalam ke masing-masing umat. Proficiat! (Fani/ Nino) September 2016
11
Sosialisasi Seksi KKS
Foto: Komsos / Ari
Seksi KKS menggelar sosialisasi bahan pendalaman kitab suci 2016, Minggu (14/8/2016) di Aula Gereja Anak Domba. Tema bulan kitab suci KAJ 2016 adalah “Amalkan Pancasila Dalam Terang Sabda”
Serah Terima Ketua Lingkungan
Foto: Komsos / Beny
Serah Terima Jabatan Ketua Lingkungan Ignatius Loyola Wilayah III , Rabu (24/8/2016). Bapak Johanes Ignatius sebagai ketua lingkungan yang baru menggantikan Ibu Linda R. Siregar.
12
September 2016
September 2016
13
Saat menghadiri Misa, jika melihat seluruh rangkaian acara berjalan lancar, mulai dari para tatib bertugas dengan baik, lektor dan pemazmur membawakan sabda Tuhan dengan suara jelas, paduan suara mengiringi misa dengan merdu, kita pun bisa mengikuti perayaan Ekaristi dengan khusyuk. ahukah Anda, di balik lancarnya setiap perayaan misa, seksi liturgi yang berperan besar di sana? Mari berkenalan dengan Petrus Kia Namang, Ketua Seksi Liturgi periode 2016-2019. Melihat wajahnya, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bapak dua anak ini. Sebelum menjabat sebagai ketua seksi liturgi, Pak Petrus sudah lebih dulu aktif sebagai prodiakon, pengurus lingkungan, dan sering diminta menjadi pemimpin doa di lingkungan. Lahir dari keluarga Katolik yang taat, ia sudah diperkenalkan untuk melayani di Gereja sejak dini. Mulai sebagai pengajar putraputri altar di Gereja St.Paulus, Atawolo dan aktif sebagai mudika dan lektor di Paroki Cililitan.
Setelah menikah, beliau dipercayakan dalam Seksi Kateketik, sebagai pendamping orangtua baptisan bayi di Stasi St.Chatarina, Taman Mini hingga saat ini di Paroki Cilangkap. Pak Petrus juga termasuk sebagai orang yang menghidupkan pendalaman kitab suci dan kegiatan di lingkungan, khususnya anak muda di lingkungan Sesilia wilayah VIII.
Foto : Komsos / Dani
14
September 2016
“Dahulu sangat minim anak muda yang mau untuk aktif di lingkunganlingkungan,” jelasnya. Ia ingin agar anak muda mau terlibat aktif dalam pelayanan dan kegiatan rohani. Keterlibatan Pak Petrus dalam seksi liturgi dimulai 6 tahun yang lalu. Ketika itu, ia diajak untuk membantu petugas liturgi sebagai pendamping lektor/ lektris. Ia bertanggung jawab untuk membuat jadwal hinggal pelatihan lektor/lektris, juga sering mengikuti pelatihan katakese liturgi di KAJ. “Dari sinilah saya semakin mengetahui dan memahami akan keistimewaan liturgi ekaristi,” tambahnya. Bagi Pak Petrus, liturgi adalah tradisi luhur yang diwariskan oleh Gereja Katolik. Menurutnya lagi, trradisi inilah yang membedakan kita dari gereja lain. “Mungkin ada orang bosan dan jemu dengan tata cara yang itu-itu saja, lagu yang modelnya begitu saja. Namun bila dihayati dan didalami, ini punya makna yang dalam” jelasnya mantap. Banyak suka duka yang dialami Pak Petrus selama menangani seksi liturgi. Pernah, ketika dia sedang berada di luar kota, ada yang meneleponnya karena tidak ada lektor atau lektris yang bertugas. Hal ini ia jadikan pelajaran, bahwa penting untuk selalu mengatur dan mengelola jadwal lektor dan lektris dengan baik. Hal apa yang membuatnya tetap senang menjalani tugas ini? “Semua perayaan misa akan berkesan apabila seluruhnya mengikuti aturan baku liturgi dan tata cara yang sudah ada. Tata cara itu adalah tradisi, dan itu yang membuat kita istimewa,” ujarnya. Usia boleh 60 tahun, namun semangat pelayanan Pak Petrus tidak surut. Tidak ada resep khusus, hanya perlu ikhlas dan tulus untuk melayani
dengan hati. “Tanpa ketulusan hati, kita tidak akan terpanggil sepenuhnya untuk bekerja di ladang Tuhan. Jalankan dan kerjakan dengan hati, jangan jadikan pelayanan ini sebagai beban melainkan lakukan ini karena merupakan bagian dari diri kita. Tentu, dukungan dari keluarga dan lingkungan, akan sangat membantu agar tetap semangat melayani,” ujarnya.
“tanpa ketulusan hati, kita tidak akan terpanggil sepenuhnya untuk bekerja di ladang Tuhan”. Ia pun menularkan semangat pelayanan ini kepada anak-anaknya yang juga aktif di misdinar dan Kelompok Angklung Paroki Cilangkap. Baginya, pengetahuan akan gereja dan semangat untuk melayani berasal dari keluarga. “Yang paling penting adalah adanya dukungan dan pendidikan dasar dari keluarga karena dari keluargalah anak-anak belajar dasar-dasar Iman Katolik yang nantinya menjadi bekal kita untuk melayani,” katanya menerangkan. Masih ada harapan-harapan yang ia gantungkan untuk paroki ini. Di antaranya umat semakin sadar untuk mengambil peran dalam tugas liturgi dan diadakan pendidikan katakese Liturgi di Paroki Cilangkap. “Karena tidak semua umat tahu tata cara yang benar dan baku mengenai liturgi dan ekaristi. serta makin banyak umat yang terlibat supaya perayaan misa selalu berjalan dengan lancar,” ujarnya menutup sesi wawancara dengan INRI. Tetap semangat dalam melayani dan selamat berkarya Pak Petrus. (Igo/Sefin) September 2016
15
Oleh: RD Angga Sri Prasetyo
Foto : Komsos / Igo
Injil Markus adalah Injil yang paling pendek dan ‘sederhana’ dari keempat Injil yang lain. Ini terlihat dari jumlah ayat yang ada dalam Injil Markus, yakni 678 ayat.
M
arkus ingin memberikan kesaksian akan imannya bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah. Markus mengambil bahan-bahan dari tradisi jemaah, kemudian ia susun dengan teratur. Dalam susunan itu, kisah tentang sengsara Yesus merupakan tujuan dan sasaran dari seluruh cerita. Injil Markus diawali dengan pendahuluan (Mrk 1:1-13) dan puncaknya—dari sudut teologis— adalah pengakuan Petrus yang ada dalam Mrk 8:27-30. Markus 8:27-30 menjadi pusat di antara dua bagian. Bagian pertama (Mrk 1:14-8:26), Yesus menyatakan diri dengan berbagai karya yang mengagumkan di Galilea. 16
September 2016
Bagian kedua (Mrk 8:31-16:8) bercerita tentang pewahyuan Anak Manusia yang bersengsara dan bangkit di Yerusalem. Pada Mrk 8:27-30, Yesus diperkenalkan dalam perkataan dan perbuatan-Nya sebagai utusan Allah, sesudahnya dinyatakan kesediaan-Nya untuk menderita. Hal penting dalam Markus adalah “proklamasi Putera Allah” (Mrk 1:11). Pernyataan ini muncul dalam tiga tempat yang menonjol dalam masingmasing bagian, yakni Mrk 1:1; 9:7; 15:39. Oleh karena itu, gelar “Putera Allah” secara khusus digarisbawahi dalam Injil Markus dibanding dengan gelar “Anak Manusia”.
Oleh: RD Rochadi Widagdo
Ada dua kata untuk firman yang dipakai dalam bahasa latin yaitu logos dan rhema. Logos artinya pengertian yang menyangkut logika otak manusia. Rhema artinya kekuatan dari kata yang berhubungan dengan penciptaan.
P
ada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia padamulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:1-5) Nah itulah rhema, Firman yang menjadikan, menghidupkan, dan terang manusia. Kita sebaiknya mendaraskan Firman dengan sungguh-sungguh mendengarkan, merasakan, menghayati daya kuasanya, hingga kita mengalami kehadiranNya. Sebagaimana iman seorang perwira yang mengungkapkan, “Bersabdalah saja maka hamba akan sembuh”. Sayang sekali bila kita membaca kitab suci hanya untuk memuaskan otak kita yang hanya mencari pengertian,
sehingga firman hanya menjadi logos atau ilmu; seperti ketika kita mengadakan pendalaman iman. Padahal setiap kali kita membaca firman sesungguhnya kita berjumpa dengan Allah Sang Firman, sehingga menjadi pengalaman iman, bukan pendalaman iman. Sekarang kita paham mengapa pendalaman iman kurang peminat dan tidak menarik? Firman adalah Allah dan Dia hadir member hidup dalam segala kelimpahannya. Supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. “(Yohanes 10:10) Kitab Suci bukan untuk ahli kitab melainkan untuk semua orang yang merindukan kehadiran Allah. Berbahagialah orang yang mendengarkan firman Allah dan tekun mengimaninya. Dengan membaca kitab suci kita mengalami perjumpaan dengan Allah sendiri. September 2016
17
Food Combining adalah pilihan hidup sehat yang menekankan pada pola makan teratur, tepat, menyeimbangkan kadar asam-basa tubuh. Food Combining membantu mengubah berat badan ke kondisi ideal tanpa menyiksa tubuh dalam beradaptasi.
Pola dan Cara Makan Food Combining
Healthy Tasty, Healthy Lifestyle
Food Combining (FC) membebaskan Anda untuk memilih isi menu makan siang, meski tetap memperhatikan keseimbangan pH tubuh lewat sifat asam-basa makanan. Makanan yang bersifat asam sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan bersifat basa. Satu hal yang penting dalam FC adalah 3 fase makan Anda. Fase pembuangan (pukul 04.00-12.00) yang dapat Anda manfaatkan untuk sarapan eksklusif buah, fase pencernaan (pukul 12.00-20.00) yang tepat untuk makan siang dan malam, serta fase penyerapan (pukul 20.00-04.00) yang digunakan untuk mengkonsumsi air mineral serta istirahat yang cukup. Menu makanan yang sesuai kaidah FC adalah nasi (asam) dengan sayur dan lauk tempe tahu (basa). Atau capcay yang lengkap dengan isian sayuran (basa), seafood atau daging ayam (asam). FC ini pun tetap akan mengenyangkan, asalkan Anda memilih makanan pembentuk asam dan basa yang tepat.
Healthy Tasty Indonesia merupakan salah satu catering sehat organik yang menyajikan berbagai menu makanan dan program diet dengan metode Food Combining. Dengan didukung nutrisionis yang siap membantu Anda serta berbagai bahan alami organik mulai dari garam Himalaya, minyak Canola/Soya/ Zaitun, hingga penggunaan bento tray BPA Free, Healthy Tasty siap membantu mengatur gaya hidup sehat Anda mulai dari pola makan yang benar dan lezat. Berbagai program sehat seperti Food Combining program untuk Anda, para Ibu Hamil dan Menyusui, calon ibu yang sedang melakukan program hamil IVF atau bayi tabung, hingga catering harian sehat organik bagi Anda bersama teman sekantor yang ingin mendapatkan makanan sehat di tengah aktivitas yang padat. Untuk informasi lebih lengkap dapat membuka website kami dan terdapat banyak testimoni dari pelanggan kami di instagram. Ingin hidup sehat ala Food Combining bersama Healthy Tasty? Hubungi kami sekarang juga. (Adv)
Healthy Tasty Indonesia www.healthytastyindo.com instagram : healthytastyindo FB Page : Healthy Tasty 18
September 2016
September 2016
19
Pasti banyak pembaca yang sudah tidak asing lagi dengan lokasi peziarahan satu ini. Selain karena fasilitasnya yang lengkap, Gua Maria Kaliori juga terkenal akan peristiwa bersejarahnya. Foto : tanagekeo.wordpress.com
ua Maria yang cukup luas ini banyak dikunjungi oleh peziarah dari pelosok Indonesia. Suasana yang damai dinaungi pepohonan rimbun dan alam perbukitan yang asri sangat cocok digunakan umat untuk “mengadu” kepada Bunda Maria. Bagi umat yang menjadikan Gua Maria Kaliori sebagai destinasi ziarah, tidak perlu khawatir akan akomodasi tempat ini. Terdapat rumah retret yang mampu menampung hingga 150 orang. Dan di Gua Maria Kaliori terdapat banyak fasilitas untuk berdoa dan berdevosi. Sebut saja Taman Rosario Hidup, Kapel Tritunggal Maha Kudus, Jalan Salib dan Gua Maria itu sendiri. Umat tinggal menentukan pilihan lokasi untuk mendaraskan permohonan dan pujian syukurnya. Gua Maria Kaliori terletak di Desa 20
September 2016
Kaliori Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, sekitar 20 km dari Kota Purwokerto. Gua ini dibangun di atas bukit kecil yang sebelumnya tandus dan kemudian diubah menjadi bukit yang hijau dan segar, yang menawarkan pemandangan alam yang segar. Gua Maria Kaliori didirikan atas inisiatif tokoh-tokoh awam Katolik yang mengikuti Retret Awal Hidup Baru di Ngadireso, Tumpang, Malang. Para tokoh awam ini merasa tersentuh dan dibaharui hidupnya sehingga mereka mau berbuat sesuatu untuk Gereja dan masyarakat. Selain itu, tujuan pembangunan Gua Maria Kaliori adalah untuk menyambut dan mengisi Tahun Maria yang dicanangkan oleh Paus Yohanes Paulus II. Dimulailah pembangunan Gua Maria pada tanggal 15 Agustus 1989, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Uskup
Foto : www.gadomu.org
Purwokerto, Mgr. Hardjasoemarta. Satu peristiwa bersejarah bagi Gua Maria Kaliori yang patut dicatat terjadi pada 10 Oktober 1989. Ketika itu dalam Misa Agung di Yogyakarta, Bapa Suci Yohanes Paulus II berkenan memberkati Patung Bunda Maria dan menandatangani Prasasti Gua Maria Kaliori. Selanjutnya, Gua yang terletak di komplek peziarahan seluas 5,6 hektar ini diberkati dan diresmikan penggunaannya pada 8 Desember 1989. Pembangunan tempat ziarah umat Katolik tersebut berlanjut terus. Berbagai fasilitas, seperti Kapel Ratu Surga, Jalan Salib, Taman Rosario Hidup, pendopo bagi para peziarah, dan terakhir dibangun adalah Rumah Retret Maria Immaculata, dengan kapasitas 150 orang. Setiap umat yang datang tidak akan mengalami kendala
fasilitas dan akomodasi. Hingga saat iniGua Maria Kaliori termasuk salah satu tempat ziarah umat Katolik terlengkap di Indonesia. Dalam perkembangannya Gua Maria Kaliori berkembang menjadi salah satu pusat ziarah umat Katolik seIndonesia di Jawa Tengah. Gua Kaliori pun memberi rahmat rejeki kepada warga sekitar yang membuka kios cindera mata dan benda rohani serta menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan mengunjungi Gua Maria Kaliori di Purwokerto, selain dapat memanjatkan devosi kepada Bunda Maria, umat katolik juga bisa mendapat asupan wawasan sejarah kehidupan Gereja Katholik di Indonesia. Jadi tunggu apa lagi? Segera jadikan Gua Maria Kaliori sebagai destinasi ziarah anda dan keluarga, maupun komunitas. Salam sejahtera. (Igo) September 2016
21
Kegemaran dan kecintaannya terhadap Kitab Suci, renungan, dan doa menjadi landasan utamanya mewujudkan aplikasi melalui teknologi handphone android dengan membuat e-katolik.
A
dalah Dominus Bernardus yang menjadi penggagas aplikasi E-Katolik. Aplikasi yang bisa di-download lewat Google Play ini merupakan aplikasi yang menyediakan kemudahan untuk mengakses informasi lengkap seputar pewartaan iman seperti bacaan harian yang berasal dari alkitab deuterokanonika, renungan iman, kumpulan berbagai doa serta jadwal 22
September 2016
misa di berbagai gereja di Indonesia, Kalender Liturgi, Riwayat Orang Kudus serta Daily Fresh Juice. “Awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan bidang teknologi informasi. Tapi seiring berjalannya waktu, semakin mendalami jurusan yang saya pilih, saya semakin jatuh cinta dan tertarik dengan teknik informatika” ujar lulusan Sarjana Teknik Informatika Komputer ISTTS
(Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya) angkatan 2004 ini. Pria yang biasa disapa Bernard ini mengungkapkan visi E-Katolik yaitu ingin menjadikan eKatolik sebagai one stop solution untuk umat Katolik agar dapat semakin dekat dengan Tuhan melalui konten-konten harian yang disediakan dalam bahasa Indonesia. “Melalui E-Katolik, saya mempersembahkan sebagian kecil dari diri saya kepada Yesus yang telah memberikan seluruh hidup-Nya bagi saya,” ucap Dominus yang dikutip dari situs Sathora. Saat ditanya mengenai kendala ketika mengelola E-Katolik, pria kelahiran Blitar, 24 Oktober 1985 ini mengatakan bawa konten adalah persoalan yang utama.“Sangat sulit mendapatkan konten, apalagi softcopy-nya. Saya dibantu beberapa teman dan Romo untuk mendapatkan konten. Ada juga tim yang kami pekerjakan untuk membuat konten.”
Meski tampilan dan fungsi E-Katolik sudah dirasa lengkap bagi beberapa orang namun Bernard masih ingin meningkatkan fungsi dari aplikasi E-Katolik. “Masih ada beberapa fitur impian yang hendak dicapai, dari segi konten dan kemudahan dalam penggunaannya. Rencananya dalam waktu dekat akan launch fitur Puji Syukur, Madah Bakti, dan Alkitab Suara, mohon doanya,” tutur anak kedua dari 3 bersaudara ini. Sejak aplikasi E-Katolik mendapatkan respon yang positif dari masyarakat, Bernard yang merupakan umat Paroki Santa Maria Tak Bercela Surabaya ini mulai mendapat banyak permintaan untuk membuat aplikasi Android dari beberapa perusahaan. Ia pun berharap agar E-Katolik bisa dinikmati oleh umat Katolik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. “Semoga ini bisa menjadi berkat, sehingga setiap pengguna aplikasi ini makin mengenal Tuhan dan FirmanNya.” (shella) September 2016
23
Pada Bulan Kitab Suci ini menjadi momentum yang berharga bagi setiap orang tua memberikan pengenalan kitab suci kepada anak. Meskipun sudah ada pendalaman kitab suci di lingkungan namun alangkah lebih baiknya juga dilakukan bersama dalam keluarga. Foto : Dok. Komsos
M
engajarkan anak untuk semakin mengenal kitab suci menjadi salah satu cara agar anak semakin mengenal Kristus. Keluarga menjadi tempat awal di mana benih iman akan Tuhan ditanamkan dan dihidupi dan tugas keluarga adalah saling meneguhkan iman akan Tuhan, dan meneruskan keyakinan iman yang kokoh tersebut kepada anak – anak. Beberapa hal yang penting untuk diingat dalam mengenalkan anak membaca kitab suci yaitu : Pertama, kita tidak perlu memberikan target, misalnya anak tidak perlu diminta untuk membaca kitab suci dalam sekian ayat, perikop atau pasal. Karena akan membebani si anak. Gunakan cerita dan perumpamaan yang menarik dan sederhana dalam menjelaskan isi kitab suci. Kedua, jika anak mengalami kejenuhan membaca kitab suci, orang tua tidak perlu memaksa. Untuk sementara, alihkan perhatian anak untuk membaca buku-buku yang lebih “ringan” dan “mudah dicerna”, 24
September 2016
seperti buku buku rohani bergambar. Apabila anak sudah mulai bersemangat kembali, ajak si anak untuk melanjutkan pembacaan kitab suci yang mudah dimengerti. Selain membaca kitab suci secara langsung, orang tua juga dapat menggunakan pedoman menggunakan buku ziarah batin yang melampirkan ayat bacaan hari ini. Ketiga, orang tua juga disarankan untuk mengajak dan mendorong anak ikut sekolah minggu atau bina iman anak. Mengapa? Karena pada umumnya, sekolah minggu dan bina iman anak memberikan ayat hafalan yang bisa dihafalkan anakanak. Hal ini mendorong anak untuk membaca kitab suci dengan tekun. Yang terakhir dan tak kalah penting. Gunakan pengalaman hidup dan aktifitas seharihari sebagai contoh dalam menerapkan isi dan ajaran kitab suci. Latih anak untuk tidak hanya menghafal isi kitab suci secara teori melainkan mampu menerapkan ajaran luhur kitab suci bagi sesama dan lingkungannya. (Igo/Beny)
Penyakit Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis atau sakit gula merupakan penyakit kronik dengan konsentrasi gula dalam darah yang tinggi. Siapapun dapat berisiko terkena DM. Seseorang dengan riwayat keluarga DM, obesitas atau berat badan lebih, usia di atas 45 tahun, prediabetes (glukosa darah puasa atau sesudah makan melebihi normal), tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi dan bayi lahir lebih dari 4 kg, memiliki risiko DM lebih tinggi. Foto : pengobatanalternatifdiabetesterbaik.wordpress.com
S
eseorang dikatakan penderita DM bila hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan Glukosa Darah Puasa (GDP) pagi hari melebihi 126 mg/dL dan atau gula darah 2 jam sesudah makan melebihi 200 mg/dL atau Glukosa Darah Sewaktu (GDS) melebihi 200 mg/dL. Konsentrasi glukosa darah tinggi dalam jangka waktu lama mengakibatkan komplikasi kronis, terutama pembuluh darah besar sehingga menyebabkan gangguan kemampuan seksual, serangan jantung, stroke dan kematian jaringan (gangren). Pada pembuluh darah kecil, DM kronis mengakibatkan kerusakan mata, ginjal, dan syaraf. Selain faktor genetik, bertambahnya usia, serta pola hidup tidak sehat dapat memicu terjadinya DM yang biasa ditandai dengan seringnya buang air kecil terutama pada malam hari, cepat merasa haus dan lapar, berat badan turun tanpa penyebab jelas, cepat
lelah dan mengantuk, luka yang sukar sembuh, gatal-gatal terutama daerah sekitar kelamin, kesemutan pada kaki/ tungkai, kemampuan seks menurun, penglihatan kabur (seringnya berganti ukuran kacamata), dan bayi lahir lebih dari 4 kg. Seseorang bisa mengalami DM tanpa mengetahui dirinya telah terkena Diabetes Melitus. Meskipun tidak dapat disembuhkan, DM dapat dikendalikan dengan pola hidup sehat yaitu konsumsi makanan bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak serta aktivitas fisik 30 menit setiap hari secara teratur seperti berjalan kaki, sehingga tercipta berat badan ideal. Apabila makanan sehat, latihan jasmani dan obat diabetes tidak dapat menurunkan glukosa darah, mungkin Anda perlu suntikan insulin. CEGAH DIABETES MELITUS, kenali gejalanya. Lakukan GAYA HIDUP SEHAT mulai sekarang... Sumber: Departemen Kesehatan RI September 2016
25
S
eekor singa sedang tidur dengan lelap di dalam hutan, dengan kepalanya yang besar bersandar pada telapak kakinya. Seekor tikus kecil tidak sengaja berjalan didekatnya, dan setelah tikus itu sadar bahwa dia berjalan di depan singa yang tidur itu, sang tikus ketakutan dan berlari dengan cepat, tetapi karena ketakutan, sang tikus malah berlari di atas hidung sang singa. Sang singa pun terbangun dan marah, hingga hendak menangkap tikus kecil itu dengan cakarnya yang sangat besar. “Ampuni saya!” teriak sang tikus ketakutan. “Tolong lepaskan saya... aku berjanji untuk membalas kebaikanmu”. Mendengar jeritan tikus, sang singa tertawa terbahak-bahak. “Mana mungkin kamu yang kecil seperti ini bisa membantu aku sang penguasa” sombong sang singa. Tetapi akhirnya singa itu melepaskan tikus untuk pergi darinya. Suatu hari, ketika sang singa mengintai mangsanya, sang singa malah tertangkap dengan jala yang ditebar oleh pemburu. Karena tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, sang singa mengaum dengan marah ke seluruh hutan. Saat itu sang tikus yang pernah dilepaskannya mendengarkan auman itu dengan cepat menuju ke arah dimana sang singa terjerat pada jala. Sang tikus kemudian menemukan sang singa yang meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari jala yang menjeratnya. Sang tikus kemudian berlari ke tali besar yang menahan jala tersebut, dia lalu menggigit tali tersebut sampai putus hingga akhirnya sang singa dapat dibebaskan. “Kamu tertawa ketika saya berkata akan membalas perbuatan baikmu,” kata sang tikus. “Sekarang kamu lihat bahwa walaupun saya kecil, seekor tikus dapat juga menolong seekor singa besar seperti mu !”. Sang tikus pun pergi meninggalkan sang singa yang telah terbebas dari jala pemburu. Adik – adik yang disayangi Tuhan … Ayo jangan yang selalu merendahkan orang lain yaaa, jangan merasa diri kita lebih hebat dari yang lainnya dan jangan pernah takut berbuat baik kepada siapapun, karena kebaikan hati kita akan selalu mendapat balasan yang baik juga dari Tuhan melalui sesama. Tuhan memberkati !!!
26
September 2016
Adik-adik terkasih yuk kita biasakan diri membaca kitab suci, agar tidak lupa bagian mana yang sudah kita baca, kita buat pembatas kitab suci yang unik dan lucu. Ikuti langkahnya seperti pada gambar di bawah ya...
1
Siapkan Kertas Berwarna
4
Lipat pada bagian tengah kertas, mengikuti gambar
7
Lipat sehingga membentuk lipatan pada petunjuk gambar
2
Lipat menjadi dua, lalu potong menjadi dua
5
Lipat kembali mengikuti petunjuk gambar
3
Lipat kembali menjadi dua bagian
6
Lipat kedua sisi hingga menyerupai petunjuk gambar, lalu baliklah
8
Jadilah Pembatas Kitab Suci
Contoh pengaplikasian pada Kitab Suci
September 2016
27
R
Foto : Komsos / Ari
emaja kelahiran Jakarta, 4 September 1999 ini pernah menjadi peserta Pelatihan Kaderisasi Pemuda Nasional yang diadakan oleh KEMENPORA pada tahun 2014 dan mendapatJuara 3 Baris Berbaris Pramuka. Dan pada tahun 2015 ia meraih Juara 1 Lomba Kaizen POLMAN ASTRA. Sementara pada tahun 2016, Nanta berhasil masuk dalam 35 anak yang berhasil mengikuti magangers di Kompas Gramedia dari ratusan anak yang diseleksi. Nanta juga aktif di berbagai kegiatan kategorial Gereja salah satunya pernah menjadi Wakil Ketua Misdinar (20142015). “Saya sudah sering melihat kegiatan misdinar. Ada teman yang mengajak, eeh... dia yang mundur dan saya tetap bertahan hingga pelantikan. Tidak menyangka pada akhirnya terpilih sebagai Wakil Ketua Misdinar,” ujar Nanta yang saat ini menjabat sebagai Ketua OMK Wilayah VI dan bergabung dengan Komsos Muda Paroki. Sudah menjadi keinginan bagi siwa kelas 12 SMK 52 Jakarta ini untuk terlibat aktif melayani Gereja dan berkarya dengan kemampuan terbaiknya. “Awalnya 28
September 2016
sempat malu untuk terlibat aktif dalam berbagai perlombaan dan kegiatan. Namun setelah melihat beberapa teman yang mampu beprestasi, saya menjadi terpacu untuk ikut terlibat dalam berbagai perlombaan dan aktif dalam berbagai macam kegiatan baik di sekolah, gereja, maupun masyarakat, ” tambahnya kembali. Baginya, dibutuhkan perjuangan untuk meraih prestasi. “Saya harus melawan rasa malas dan tidak mudah tergoda untuk memainkan ponsel saat belajar. Kurangnya dukungan sarana prasarana dari guru saat akan mengikuti perlombaan dan menjadi golongan minoritas karena beragama katolik, terkadang membuat saya tidak percaya diri. Namun, saya fokus saja untuk berprestasi dan mengembangkan kualitas diri dalam setiap perlombaan yang saya ikuti,” ujar Nanta yang berharap agar semakin banyak OMK yang menunjukkan prestasi mereka di sekolah, masyarakat, dan gereja. “Semoga OMK dapat mencerminkan Kristus kepada sesama!”kata Nanta menutup perbincangan dengan INRI. (Etha/Nino)
September 2016
29
Marilah kita membaca, merenungkan dan mendoakan Firman Allah dalam Kitab Suci! Kita dipanggil memberikan kesaksian tentang Kristus. Maka kita gunakan firman Tuhan sebagai pelita dalam hidup agar kita tak tersesat dalam kegelapan dan juga mampu menjadi terang bagi sesama
30
September 2016
Kitab Suci adalah kisah kasih Allah kepada manusia - RD Angga Sri Prasetyo September 2016
31
32
September 2016