ICj
.... PENE GAS AN
FUN GSI
KOT A
I._.,./'
/
Oleh: Poerno mosid i H adj is a rosa Sury atin Wiyo to
.I
DEPARTEMEN
PEKERJAAN
. lJMUM
DAN
TENAGA
LISTRIK
-
PENEGA SAN
FUNGSI
KOTA
Oleh: Poernomosi di Hadjisarosa Suryatin "\Vi yo to
DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUM
DAN
TENAGA
LISTRJK
DAFT!1R
ISI
HAL A.
KOTA TIMBUL KARENA TUNTUTAN EFFISIENSI
1
4
B.
FUNGSI KOTA DALAM PERTUMBUHAN
5
9
C.
KOTA SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK SATUAN vliLAYAH EKONOMI ( S. W. E . ) DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN
10
14
D.
SISTIM YANG MENDASARI PERANAN KOTA
15
24
E.
POSISI PERENCANAAN PHISIK ( TATA RUANG ) 25 DALAM PEMBINAAN KOTA
28
- 1 -
A.
KOTA TIMBUL KARENA TUNTUTAN EFFISIENSI
no.1 Kegiatan - usaha manusia mempunyai fungsi : ( a ) sebagai penghasi1 jasa 1 ) dan barang 2 ), ( b ) sebagai sumber pendapatan, dan ( c ) sebagai 1apangan kerja. Dengan demikian kegiatan - usaha memberikan produk berupa jasa, barang, pendapatan dan lapangan kerja. Produk-produk ini merupakan unsur pembentuk sasaran-sasaran ' yang mengisi tujuan-tujuan da1am kehidupan manusia.
no, 2 Kebutuhan hidup manusia se1alu bertambah;kebutuhan hidup sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat serta seb~ gai bangsa) kebutuhan hidup bernegara dan lain sebagainya. Pertambahan ini disebabkan karena tuntutannya sendiri selalu meningkat dan jumlah manusianya juga selalu bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan yang se1alu bertambahitu, kegiatan usahanya juga selalu berkembang. Adanya perkembang an kegiatan ·· usaha menampakkan adanya gejala pertumbuhan dalam kehidupan manusia. Dalam pada itu selalu dijaga, agar tingkat pertumbuhan dapat mengimbangi pertambahan jum1ah penduduk sebagai syarat perbaikan taraf kehidupan.
- 2 -
no. 3
Pertumbuhan dalam kehidupan manusia, atau perkembangan dalam kegiatan - usaha, hanya mungkin terjadi apabila berlangsung pemupukan ( akumulasi ) modal. Pemupukan modal terjadi p~da kegiatan -· usaha yang tergolong dalam bidang ekonomi,atau dengan lain perkataan, kegiat.an-usaha yang tergolong bidang ekonomi merupakan kegiatan-usaha yang memberikan produk "langsung" berupa surplus - modal. Oleh karena itu, perturnbuhan hanya mungkin terjadi apabila cukup ada dan cukup terbinanya . 3) kegiatan - usaha bidang ekonomi
no. 4 Sebagian terbesar kegiatan - usaha bidang ekonomi melibatkan "arus - barang". Kegiatan ini bermula pada sumber-sumber alam dan berakhir pada konsumen - akhir 4 ).
no. 5 Sumber alam letaknya tersebar 5 ). Konsumen - akhir letak nyapun tersebar-sebar. Padahal~ keduanya itu saling dihubun& kan, sehingga sifat "penyebarannya" lebih terasa lagi. Derajad penyebaran" akan makin meningkat, apabila ruang lingkup sistim yang dilibatkan makin luas,misalnya dari ruang lingkup lokal neluas keseluruh pulau, .antar pulau serta dunia. Dalam i·ada i tu, kesempatan berkembang akan makin besar, apabila ruang ~.ingkup sistim yang dilibatkan ma.kin luas. Prinsip ini bErpijak pada kenyataan) bahwa sumber-sumber alam dalam suatu s~. 3tim i tu ada batasnya. Makin luas ruang lingkup sistim yang d~Libatkan akan makin banyak ragam sumber alam yang dapat di~tnfaatkan.
-
3 -
Ruang lingkup sistim dapat menjangkau lebih dari satu negara. Dengan demikian terjadi perdagangan antar negara, s~ jalan dengan usaha masing···masing untuk memperoleh kesempatan berkembang yang besar.
no. 6 Perkembangan meningkat sejalan dengan meluasnya ruang lingkup sistim yang dilibatkan. Dengan demikian, peningkatan perkembangan menghadapi peningkatan "derajad penyebaran", seperti yang dimaksudkan dalam no. 4. "Derajad penyebaran; 1 dihubungkan dengan masalah "arusbarang11. Arus-barang berlangsung karena adanya "jasa- distri busi" 6 ). Arus jasa--distribusi memungkinkan berlangsungnya arus - barang yang bermula pada tempat diketemukannya sumber alam dan berakhir pada konsumen - a1chir. Barang, bermula dcngan bentuknya sebagai produk . ?)d an sepanJang . . . k ekonsumen - a kh.~r pr~mer perJalanannya menu]u memperoleh perlakuan jasa~jasa sckonder 8 >, dalam hal kegunaan dan k\olali tasnya sesuai dcngan tuntutan konsume:n - akhir. Oleh karena itu, jasa -· sekonder sifatnya hanya sejauh meleng kapi jasa- distribusi dalRm proses~emasaran. Dalam hubungan ini maka jasa - distribusilah yang pertama-tama harus menampung akibat atau memperhitungkan pengaruh"penyeba.E_ an".
no. 7 Dalam menghadapi sifat "penyebaran" seperti itu, terj!!_ dilah bentuk-bentuk yang mengikuti prinsip-prinsip effisiensipemasaran dalam proses distribusi, yaitu untuk menekan biaya serendah-rendahnya.
-
IJ -
Diantaranya yang menonjol ialah TERMINAL JASA DISTRIBUSI
g)
no. 8 Terminal Jasa distribusi menggambarkan pusat kegiatanusaha perdag~ngan dan angkutan, sebagai bagian-bagian tak ter pisahkan dalam sistim distribusi. Kcgiatan - usaha tersebut membutuhkan jasa-jasa lain, baik yang tergolong dalam bidang ekonomi, sosial maupun poli tik ( pcmerintahan, hukum, keamanan ), yang berakibat mengundang kegiatan-kegiatan-uaaha lain. Selain dari itu,kegiatanusaha perdagangan dan angkutan tersebut melibatkan sejumlah. penduduk. Penduduk ini memerlukan kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, yang berarti mengundang juga kegiatan -kegiatan - usaha lain. Kegiatan-kegiatan - usaha lain itu melibatkan sej umlah penduduk ,. dan seterusnya. Keseluruhannya, akhirnya menimbulkan konsentrasi penduduk de ngan segala aspek kehidupannya,yang nampak akhirnya sebagai ke hidupan kota. Dengan demikian, rnaka "terminal jasa distribusi" meru pakan titik tumpu bagi tumbuh dan berkernbangnya kota, menurut prinsip-prinsip ekonomi. Atau sebaliknya dapat dikatakan, bahwa kota yang mempunyai fungsi ekonomis dalam pertumbuhankehidupan manusia mempunyai fungsi sebagai terminal jasa distribusi.
*"'*
- 5 -
B.
FUNGSI KOTA DALAM PERTUMBUHAN
no.9 Terminal jasa distribusi mengandung unsur perdagang~n dan angkutan. Khusus dalam hubungannya dengan unsur perdagang an, terminal jasa distribusi berperan pula sebagai "pusat pe£, daganga.n 11 • Dalam hubungan ini, harga- barang yang berlaku pa da terminal merupakan "ukuran harga - pasar" bagi kegiatan-us~ ha produksi diwilayah sekitarnya. Dengan lain perkataan,seti ap kegiatan-usaha produksi pada dasarnya berusaha untuk menca pai harga-pasar yang berlaku pada terminal. Sesuai dengan itu, terminal jasa distribusi ngan demikian juga kota _---mempunyai fungsi pelayanan masarEn kep~da wilayah sekitarnya.
de pe
no.lO Kemampuan pelayanan pcmasaran mencapai suatu jangkauan tertentu lO). Wilayah, yang berada dalam jangkauan pelayanan pemasaran suatu kota disebut "wilayah pengaruh" kota bersang kutan. Peningkatan teknologi angkutan biasanya dikaitkan de ngan maksud untuk menurunkan biaya angkutan. Peningkatan tek nologi angkutan sedemikian itu akan membawa akibat memperluas wilayah - pengaruh kota, yang berarti akan memberikan keuntunK an lebih besar bagi kegiatan - usaha produksi yang ada dalam
- 6 -
mencapai harga - pasar10 ) serta berarti makin besar kesempatan yang tersedia untuk memperoleh pelayanan pemasaran. Peningkatan teknologi angkutan terjadi sejalan dengan meningkatnya arus barang. Atau dengan lain perkataan, gejala meningkatnya arus barang yang diikuti dengan peningkatan tek nologi angkutan akan membawa akibat meluasnya wilayah - penga ruh kota. Dalam pada itu, peningkatan teknologi angkutan pada suatu taraf ---- akan menuntut syarat berupa "pengumpul an barang". "Pengumpulan barcmg" akan berarti tidak lain su atu terminal jasa distribusi. Dengan demikian maka suatu g~ jala meningkatnya arus barang yang diikuti dengan peningkatanteknologi angkutan akan mendorong timbulnya terminal jasa dis tribusi baru ---- sebagai inti tumbuhnya kota baru.
no. 11 Sesuai dengan uraian diatas~ maka proses pertumbuh~n d~ lam kehidupan manusia akan ditandai dengan bertambahnya ju~ lah kota-kota, sebagai pencerminan penerapan prinsip prinsip effisiensi ( landasan pertumbuhan ). Terminal jasa distribusi yang baru, merupakan pelengkap dari terminal yang telah ada sebelumnya atau berada dalam subordinasi terminal yang telah ada sebelumnya, dalam proses pe masaran. Antar terminal tcrjalin kaitan dengan hubungan hirar khis. Dalam hubunean ini antar terminal berlaku "orde" dalam fungsinya. Terminal orde ke-1, merupakan terminal yang tidak berada dalam sub~ordinasi suatu terminal manapun. Terminal orde ke-2, berada dalam sub-ordinasi terminal orde ke-1, orde ke-3 berada dalam sub-ordinasi terminal orde ke-2, begitu seterusnya.
- 7 -
no. 12 Suatu kota, yang berhasil menjalankan fungsinya sebagai mengalami terminal jasa distribusi dengan baik, selain akan perkembangan perkembangan pada dirinya sendiri juga membawa pada kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya. Yang disebut terakhir ini sudah barang tentu juga wajibmenan& gapinya sesuai dengan fungsinya pula. Jika tidak demikian ha! mestinya, juga tidak akan membawa perkembangan sebagaimana nya. membawa Suatu kota yang berkembang tidak selalu akan pengaruh perkembangan pada kota-kota yang berada dalam sub-o~ dinasinya, Sebab perkembangan kota dapat terjadi tanpa mengh! raukan fungsinya yang sebenarnya. Kota bersangkutan menikmati perkembangan karena kota orde diatasnya melaksanakan fungsinya dengan baik. Apabila kota yang dimaksudkan itu kebetulan me~ punyai orde ke-1, maka perkembangan yang dinikmatinya itu te~ orde jadi berkat hubungan timbal balik yang baik antar kota ke-1. Perlu diingat, bahwa kegiatan-usaha industri 8 ) sifatnya pemasa£ hanya sejauh melengkapi jasa-distribusi dalam proses an. Oleh sebab itu, kegiatan - usaha industri cenderung untuk mendekat pada terminal jasa distribusi, artinya, cenderung ~ tuk berkembang dikota. Kegiatan - usaha industri inilah yang memungkinkan berlangsungnya perkembangan kota, tanpa menghira~ yang kan fungsi yang sebenarnya, terutama terhadap kota-kota berada dalam sub-ordinasinya. no. 13 Padahal, kegiatan-usaha industri membawa akibat menin& katnya kepadatan jasa - distribusi pada kota bersangkutan.
8
Kepadatan jasa distribusi yang meningkat berarti meningkatkankemampuan kota dalam fungsi pelayanan pemasaran kepada wilayah sekitarnya, baik yang langsung maupun melalui kota-kota dalam sub-ordinasinya. Namun demikian, kemampuan yang meningkat tidak otomatis akan memenuhi sasaran, jika tidak disertai pengaturan kearahitu.
no. 14 Pelaksanaan fungsi kota yang terhambat akan berakibat diantaranya, bahwa masyarakat yang seharusnya memperoleh pel~ yanan akan mencarinya mendekat kekota, bahkan langsung mencari masuk kedalamnya. Jadi, suatu proses imigrasi kekota yang di nilai berlangsung secara berlebihan juga disebabkan oleh ter hambatnya pelaksanaan fungsi kota bersangkutan. Kurangnya ke sempatan untuk melakukan kegiatan-usaha diluar kota, diantaranya disebabkan juga oleh terhambatnya pelaksanaan fungsi kota tersebut. Proses imigrasi kekota sGperti itu akan lcbih terasa pada suatu orde ke-1 dan tergolong b~sar. Pelaksanaan fungsi kota akan t~rc2rmin p~da pengaturan fasilitas-fasilitas didalam kota dan fasilitas-fasilitas pendukung jasa-distribusi yang mengembangkan kota bersangkutan dengan kota-kota yang berada dalam sub-ordinasi 1 atau kota d~ ngan orde diatasnya. Dalam pada itu, fasilitas pendukung jasa distribusi yang herkaitan dengan fungsi kota perlu dihindar kan dari gangguan proses distribus~ yang ditujukan untuk kepentingan lokal kota bersangkutan, begitu pula lalu lintas P~ numpang lokal.
- 9 -
no. 15 Wilayah - pengaruh suatu kota berupa wilayah pedesaan, tanpa ataupun dengan kota~kota yang berada dalam sub- ordinasinya. Kemampuan kota yang meningkat- dalam melaksanakan fun& sinya akan membawa pengaruh perkembangan pada wilayah pedesaan, baik secara. langsung maupun melalui kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya. Peningkatan kemampuan tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan atau sekaligus meningkatkan j~ lah kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya,yang berpeng~ ruh positip bagi perkembangan wilayah pedesaan. Usaha peningkatan kcmampuan kotn, berupa peningkatan kcpndatan jasa-·distribusi dalam waktu yang relatip pendek,d2, pat menggunakan 11 p<::rkembangan industri') sebagai peralatan (tool). Untuk itu dipilih industri yang tergolong " pend£ rong :1 ( propulsive ) , yang mampu menimbulkan effek aglomerasi - industri. Dalam hubungan ini maka pengembangan industri seke dalam suatu kota perlu disadc=n"'i betul maknanya, apakah d·3.r untuk menciptakan lapangu.n kerja, atau memproduksi barang harang substitusi impor untuk menghemat devisa, ataukah me ~!!.B_SE:ngaja meni!}gkn.tkan kemampuG.n kota dalam fungsinya se bagai terminal jasa distr~busi.
8 AL ~
,__ .. , ·. ''
- 10 -
C.
l
no. 16
"Wilayah - Pengaruh" kota orde ke-1, melalui kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya, merupalcan wilayah yang da lam pengembangannya terikat oleh satu satuan organisasi dengan satu hirarki dalam fungsi-fungsi pengembangan. Wilayah seperti itu berada dalam satu satuan mekanisme penge~ bangan dan dapat digolongkan kedalam apa y.;..:--.g .::.:::::!::'..lt "satuan wilayah pengembangan". Oleh karena proses pengembangannya didasarkan pada ke kuatan-kekuatan eKonomi, maka satuan wilayah pengembangan te~ sebut dinamakan SATUAN WILAYAH EKONOMI.
no. 17 Sesuai dengan namanya,suatu terminal jasa distribusi ti dak hanya berperan sebagai pasar yang berdiri sendiri, melain kan merupakan bagian dari suatu sistim-pasar. Antar terminal berlaku sistim·h~ga-pasar, yang berarti, bahwa setiap kegia! an - usaha produJcsi' cuJcup hanya berusaha untuk mencapai hargapasar pada terminal yang terdekat. Dengan cara itu sudah akan terjamin pemasarannya sampai pada konsumen - akhir.
- 11 -
Satuan Wilayah Ekonomi menggambarkan suatu kelompok sistim - harga - pasar. Hubungan antar Satuan Wilayah Ekonomi menggambarkan hubungan antar kelompok sistim - harga - pasar dan menunjukkan luasnya sistim - harga - pasar, hubungan pe£ dagangan antar negara sesungguhnya berupa hubungan antar Satu an Wilayah Ekonomi yang berada pada masing- masing negara. no. 18 Satuan·Wilayah Ekonomi memberikan gambaran tentang" ke sempatan" untuk melakukan kegiatan - usaha produksi, ditinjau dari kemungkinan pemasarannya. Satuan Wilayah Ekonomi yang kuat, menyatakan tersedianya kemungkinan yang luas dan besar dalam hal pemasaran hasil-hasil produksi, yang berarti pula memberikan kesempatan yang besar untuk melakukan kegiatan - usaha produksi. Sesuai dengan itu, perkembangan suatu daerah ll)ditentukan diantaranya oleh Satuan Wilayah Ekonomi yang menguasai nya. Makin kuat Satuan Wilayah Ekonomi, akan makin kuat pe£ kembangannya. Dalam hubungan itu, Satuan Wilayah Ekonomi dip~kai s~ bagai variable dalam menilai tingkat perkembangan serta ke mungkinan perkembangan daerah - daerah dimasa mendatang. J~=:~~ dan kekuatan masing - masing Satuan Wilayah Ekonomi beserta penyebarannya dalam wilayah - nasional menggambarkan apa yang disebut Struktur Pengembangan Wilayah Tingkat Nasio nal.
no. 19 Dengan mengingat, bahwa theori keseimbangan tidak be£ laku pada sistim- sosial 12 >, maka tanpa pengenda,1ian atas
- 12 -
pembentukan Struktur Pengembangan Wilayah pertumbuhan kehidu~ an nasional akan menuju pada prinsipnya ke ketidak seimbangan antar daerah dalam tingkat perkembangannya. Bertolak pada Struktur yang menggambarkan ketidak seimbangan, proses pertumbuhan akan menuju kekeadaan yang semakin tidak se imbang.
no. 20 Dewasa ini Struktur Pengembangan Wilayah di Indonesia menggambarkan ketidak seimbangan. Tanpa adanya usaha untuk memperbaiki struktur tersebut, pertumbuhan justru berlangsung menuju tingkat perkembangan antar daerah yang semakin tidak seimbang. Perbaikan struktur pada prinsipnya menuju pembentukan Satuan-satuan Wilayah Ekonomi yang seimbang. Pada tingkat pe~ dapatan nasional dewasa ini, yang masih tergolong rendah, belum cukup kemampuan untuk menyeimbangkan Satuan-satuan Wilayah Ekonomi yang banyak jumlahnya ( lebih dari 70 buah ). Sebaliknya, makin banyak jumlah Satuan Wilayah Ekonomi akan makin merata tingkat kescimbangan antar daerah. Dalam hu/Jungan itu, maka pembinaan Struktur pengemban& an.,· wilayah men~.ju tingkat perkembangan antar daerah yang se~D2. J
.
Perio,!e .ke ... I Y,~nguran:6i
jumlah P.d.tuan Wilayah Ekonomi,dengan tujuan m~ningg'J.kan "tihgkat 1v:..·1:umbuhan nasional, dengan struk:tur P,! ngembc:i1ga~- wilaya!", -,yang lebih effisien (misal.ilya dari 70 men jadi.·~e}';itar 1<'./". Mengurangi jumlah tidak berarti mengabai I
.
- 13 -
kan selebihnya, melainkan dengan jalan memberikan kesempatan kepada Satuan-satuan Wilayah Ekonomi yang tergolong kecil- ke cil untuk mengelompokkan diri menjadi satuan-satuan yang le bih besar, guna mengimbangi yang sudah besar. Periode ini mungkin memakan waktu sekitar 25 - 30 tahun. Periode ke - II Dengan Struktur pengernhangan wilayah yang effisien pe£ tumbuhan nasional di~iarkan berlangsung dengan tingkat pert~ buhan yang tinggi, hingga mencapai tingkat perkernbangan nasi onal yang mulai mampu membiayai defisiensi dalam perataan tin& kat perkembangan antar daerah, melalui penambahan kembali ju~ lah Satuan Wilayah Ekonomi. Periode ini mungkin memakan waktu 15 - 20 tahun. Periode ke - III Dengan bertolak pada tingkat perkembangan nasional yang tinggi mulai dilaksanakan proses perataan tingkat perkembangan antar daerah yang sebenarnya. Tingkat perataan disesuaikan dengan tingkat perkembangan nasional, yang menjadi ukuran ke mampuan dalam membiayai proses perataan.
no. 21 Kota-kota merupakan unsur pembentuk utama dalam satuan Wilayah Ekonomi. Oleh karena itu, be$ar pula peranannya dalam proses pembinaan Struktur Pengembang~~ Wilayah tingkat Na sional. Sudah barang tentu, ~isamping adanya ~ebijaksanaan ~ebijaksanaan yang ditujukan paSa kota-ko~, dipe~~an ·kebi jaksanaan mengenai perkembangan .pra~ar~3 lal~,_bersil~t-~menun jang pembinaan struktur Eengembangan wilayah, be~~tu ~ula ke bijaksanaan sektor-sektor produksinya.
- 14 -
Khusus kebijaksanaan pembinaan kota, selain dimaksudkan untuk penertiban kehidupan kota pada umumnya, £erJ~~engand~~ p_e_~~~rah~ __y_ang mendudukkan kota menurut. fungf?J.ny~ ____4
***
- 15 -
D.
SISTIM YANG MENDASARI PERANAN KOTA
no. 22 Dalam uraian yang terdahulu telah disinggung Perannan (Fungsi) Utama kota terdasarkan konsiderasi ekonomi,i~ lah pelayanan jasa distribusi yang merupakan kesatuan jasa perdagangan dan angkutan.
no. 23 Agar supaya peranan kota dapat dikenal dengan lebih baik, diusahakan dicarinya sistim yang mendasarinya. Hal ini dapat diikuti apabila diketahui hal ikhwal Pendeka tan Sistim dan Proses-Proses.
no. 24 PENDEKATAN SISTIM Istilah masalah yang dipakai dalam uraian ini dimak sudkan untuk menyatakan hakekat sesuatu1 ). Masalah tidak sama artinya dengan persoalan. Masalah mengandung pengerti an netral, sedangkan persoalan mengandung pengertian adanya penyimpangan-penyimpangan d'iukur dari ti tik tolak pe:~lihat an tertentu.
- 16 -
Jika pad~ persoalan dikenal istilab "pemecahan persoalan", ma.ka pada masalah hanya dikenal istilah "pengenalan masa lah". Dalam pada itu, persoalan dapat timbul pada setiap masalah. Untuk mengenal persoalannya dengan baik, begitu pula untuk memperoleh petunjuk pemecahan yang baik, perlu dikenal terlebih dahulu masalahnya dengan baik pula.
no. 25 Setiap orang pada dasarnya akan mempunyai pekerja an dala~ hidupnya. Setiap pekerjaan selalu berhubungan dengan sesuatu masalah Oleh sebab itu, "pengenalan masalah" dapat dinilai sebag~j. suatu keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari, ter lepas dari ada atau tidaknya persoalan.
no.
26
-
Masalah, jika dikenal sampai pada strUkturnya dise but sistim. Pendekatan sistim ialah suatu pendekatan melalui pengen~"lan masalah sampai kepada strukturnya. Apakah yang dimaksudkan dengan struktur ~salah1 Bagaimana kah caranya dapat mengenal struktur masalah ?. Apakah ~ .... Jawab faat pengenalan masalah sampai pada strukturnya ? atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijumpai dalamuraian-uraian berikut ini.
- 17 -
no. 27 STRUKTUR MASALAH
yang Setiap ma~alah terdiri dari bagian-bagiannya disebut bagian masalah. Masing-masing bagian masalah pada dasarnya mempunyai fungsi tertentu. Sesuai dengan adanya fungsi-fungsi itu, antar bagian masalah berlaku perbedaan dalam tingkat kepentingan. Perbedaan tingkat kepentingan berlaku sedemikian, sehingga nampak ~danya birarki. Dalam pada itu, salah satu bagian m~ salah menunjtikan tingkat kepentingan tertinggi, dan bagianbagian masalah selebihnya menunjukan tingkat-tingkat kepentingan lebih rendah, lebih rendah satu tingkat, dua tingkat dst.
no. 28 SYARAT UliTUK MENGENAL STRUKTUR MASALAH
Setiap masalah baru akan menampakan strukturnya apa bila padanya dikaitkan tujuan tertentu. Untuk r,~~ngisi "tujuan" perlu diwujudkan sasaran-sasaran. SasaranSalah datu sarana dikenal sebagai sasaran pokok. sasa/an selebihnya dikenal sebagai sasaran tidak pokok 2 ) ' yang dinamakan sasaran penunjang. ,':1.igian masalah yang berhubWlgan dengan sasaran pokok dise but bagian masalah pokok dan menunjukan tingkat kepentingan tertinggi. Bagian-bagian masalah selebihnya berhub~gan dengan sasardan an penunjang, yang dinamakan bagian masalah penunjang menunjukan tingkat kepentingan lebih rendah, lebih rendah·satu tingkatJ dua tingkat dst.
- 18 -
no. 29 Dalam hal, masalah tersebut berupa kumpulan proses, maka salah satu proses yang memberikan produk identik dengan sa saran pokok disebut proses. sentral dan menunj ukan tingkat kepentingan tertinggi. dengan Proses-proses selebihnya memberikan produk identik sasaran penunjang, yang dinamakan proses penunjang dan menunjukan tingkat-tingkat kepentingan yang lebih rendah; lebih rendah satu tingkat, dua tingkat dst. Dengan adanya tujuan tertentu, sesuatu masalah akan menam pakan strukturnya, sebagaimana diuraikan diatas.
no. 30 MANFAAT PENGENALAN STRUKTUR MASALAH
menyadari MerrJ)icarakan "struktur masalah" berarti adanya 11 tt\juan" tertentu. Dengan demikian penyeragaman tiSebagai pihak yang tik tolak /penglihatan telah dirintis. terlibat G.ilam pengenalan masalah bersangkutan akan mudah Selain mencapai kesepakatan atas masalahnya itu sendiri. dari itu. penyeragaman titik tolak penglihatan akan menci£ takan Uk\~an yang seragam pula atas sesuatu persoalan yang 1
timbul. dari Struktur masalah yang membedakan bagian masalah pokok yang tidak pokok, akan membantu tahap-tahap pembahasannya. dapat diatur pula pihak-pihak yang te~ Dengan petunjuk itu . . libat dalam masing-masing tingkat kepentingan. Sejalan de membantu ngan itu, gambaran tentang struktur masalah akan pengaturan institutionil, apabila masalah bersangkutan menK gambarkan suatu proses pelaksanaan tugas.
- 19 -
Keterangan 1).
Sesuatu, dapat berupa proses.
2).
Sasaran.tidak pokok, tidak berarti dapat ditiadakan begitu saja, bahkan ikut menentukan terwujudnya sasaran pokok, dan memi1iki peranan menunjang. 01eh karena itu disebut sasaran penunjang.
~roses
dan bukan
20 -
no. 31
P R0 S E S Pekerjaan, merupakan bagian dari proses-proses da~ lam kehidupan manusia, yang hanya mungkin akan berlangsung jika ada unsur manusianya. Dalam hal ini manusia memberikan produk langsung berupa "jasa" manusia. "Jasa" manusia dinilai sebagai masukan dasar bagi berlangsungnya suatu proses. Dalam rangka menghasilkan " jasa " itu rnanusia memerlukan perlengkapan, yang digolongkan ke dalarn perlengkapan urnurn. Kepada manusia perlu diberikan masukan yang sifatnya pengarahan, yaitu : rencana teknis untuk rnenentukan spesifikasi teknis produk yang diharapkan, dan program pelaksanaan untuk mengatur jalannya proses. Program pelaksanaan, sebagai masukan pengatur jalannya proses, pada hakekatnya, mengatur penyediaan rnasuk-masukan seperti uang, bahan, dan peralatan 1 ). Selain masukan-rnasukan tersebut diatas, masih diperlukan masuk berupa produk hukurn. Disamping melandasi existensi suatu proses (pekerjaan), produk hukum melandasi pula proses pengadaan barang-barang dan lapangan kerja/penrlapatan.
no. 32 Dengan tersedianya masukan-masukan seperti "Jasa" manusia, perlengkapan umum, rencana teknis, program pelaksanaan, uang, bahan, peralatan dan produk hukum proses sudah dapat dianggap rnampu berlangsung dengan sendirinya.
- 21 -
Apabila hendak mencapai tingkat yang lebih lengkap lagi d~ pat disertakan masukan yang digolongkan masukan teknologi, yang dimaksudkan untuk menjamin tercapainya mutu atau pen~ embangan mutu produknya. Meskipun demikian, setia~ prosespacta dasarnya membutuhkan suatu "pengenpalian". Untuk itu diperlukan umpan menejemen. Umpan ini berfungsi mengaturpenyediaan keseluruhan masukan. Untuk pembahasan suatu pr£ ses, lebih-lebih kumpulan proses, masukan-masukan tersebut perlu dikelompokan kedalam empat kategori yaitu a.
Masukan dasar
b.
Masukan umum
c.
Masukan khusus
1.
2. 1. 2. 1. 2. 3.
4.
d•
man usia, dalam hal ini "jasa"nya; perlengkapan umum uang 2) produk hukum rencana teknis program pelaksanaan bahan/peralatan masukan teknologi
Umpan men_e j emen
Masukan·-masukan yang tergolong masukan dasar dan masukanumum mengandung nilai "universil",jika dibandingkan dengan masukan selebihnya. Dalam hubungan ini, pembahasan suatukumpulan proses akan d~permudah jika diadakan pemisahan te£ lebih dahulu antara masukan dasar dan masukan umum disatupihak dengan, masukan khusus dilain pihak. Keterangan
1). 2).
Peralatan, sifatnya memperkuat "jasa"· m~ nusia ( blow up ) Uang, mempunyai sifat universil,artinya, dapat merupakan pengganti bahan,peralatan ataupun kalau perlu "jasa" manusia(da lam pengadaannya).
- 22 -
no o ·33
SISTIM PERANAN KOTA dengan Dari kejelasa~ yang diuraikan terdahulu, memperhatikan proses-proses dan masukan - masukannya, maka dari sekian banyak proses-proses yang ada, dapat dike nal adanya satu proses central yang langsung memberikan produk kota sebagai terminal· jasa distribusi yang efektip, ialah Proses Utama Penyediaan Fasilitas Jasa Distribusi Kota ( Pu). Proses ini akan dapat berlangsung dengan sendirinya apabila diberi masukan-masukan yang memadai; danproses ·ini akan herlangsung dengan baik apabila masu~an masukan yang diberikan-diamankan dengan baik. Demikian pu la proses-proses yang mempunyai produk berupa masukan-masukan tersebut, harus diamankan dengan baik (proses-pro ses P 2 , P 3 dan P4 - lihat bagan sistim impormasi fungsi Ko ta ). Masukan - masukan tersebut, i 1 ,i 2 dan i 3 , karena sifatnya menunjang Proses Utama, dinamakan masukan penunjang. Demikian halnya dengan prosesnya, berupa proses penunjang.
no o 34 Proses-~roses
P1
P2
penunjang yang diperlukan ialah : Proses penentuan spesifikasi fungsi jasa distribu si yang bersangkutan, agar supaya proses utama da .Pat · berlangsung dengan memberikan produk kota seba gai terminal j~sa distribusi yang effektip sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses penyediaan bahan/peralatan yang diperlukan.
- 23 -
P3
Proses Pengembangan Teknologi yang sangat diperlukan agar Proses Utama dapat berjalan sesuai dengan kemajuan teknologi.
P4
Proses pembuatan program (investasi) yang diperlukan oleh Proses Utama. Tanpa proses ini Proses Utama tidak dapat di realisir. Proses Perencanaan Tata Ruang , dengan mcmpertimhangkan kota dalam S.W.E., adalah suatu proses yang merr~erikan landasan yang sama untuk proses proses penunjang, agar. proses-proses tersebut dapat berjalan serasi. Sifat P 5 adalah koordinatip. Proses ini juga melingkupi proses perencanaan Ta ta Ruang Recional/Nasional {sifat komprehens1p) yang memberikan arah pengembangan wilayah-wilayah, baik antar satuan wilayah ekonomi maupun di dalamsatu satuan wilayah ekonomi, termasuk dari fungsikota tersebut dalam S.W.E.
no. 35 KESATUAN PROSES UTA11A & PENUNJANG
Proses-proses yang di sebut terdahulu, ialah proses-proses untuk merealisir peranan utamn kota, sehingga proses-proses tersebut ialah proses-proses utama dan tergabung dalam kumpulan proses Utama yang kemudian di sebutKesatuan-Proses Utama ( K.P.U.). Disamping proses-proses yang tergabung dalam kesatuan proses utama, diidentifisir proses-proses lain yang sifatnyamenunjang secara umu~, agar proses-proses dalam kesatuanproses utama dapat berlangsung dengan memadai. Proses-proses yang sifatnya menunjang ini dikelompokan da lam Kesatuan Proses Penunjang. Proses-proses tersebut ada lah antara lain
24 -
- (1)
Umum Kota yang meng Proses Pembuatan Administrasi urus masalah administrasi umum dan lain-lain.
(2)
Proses Pembinaan administrasi Keuangan Kota
(3)
Proses Pembinaan administrasi Personalia Kota
(4)
Proses Pembinaan produk-produk Hukum
K.P.U. dan K.D.P. bersama~sama mewujudkan Kesatuan Proses Total peranan kota, yang terkoordinir oleh menejemen kota.
no. 36 memberikan Sistim Imformasi diatas kiranya dapat kota surr~angan yang berarti pada pengaturan institutionil yang (executip), dengan penentuan tugas dan wewenangnya tepat menur·ut proses.:.proses yang berlangsung. Manfaat lain yang dapat ditarik, ialah bahwa setiap k~giat an (usaha) yang ada dikota dapat dibedakan dengan jelas fungsinya, ialah kegiatan-kegiatan yang langsung berhubung lang an dengan fungsi utama dan kegiatan-kegiatan yang sung berhubungan dengan fungsi penunjang.
*''c *
- 25 -
E.
POSISI PERENCANAAN PHISIK TATA RUANG KOTA DALAM PEMBINAAN KOTA
no. 37 Untuk mengidentifi kasikan jalur-jalur jasa distribusi ( angkutan & perdagangan )j perlu kiranya ditentukan terlebih dahulu hirarki kota-kota atau orde kota menurut kemampuan p~ layanannya didalam daerah pengaruhnya ( Satuan Wilayah Ekonomi ). Kemampuan pelayanan suatu kota tergantung dari kelen~ kapan fasilitas jasa distribusi yang dimilikinya. Seperti fasilitas angkutan, perdagangan dan lain-lain.
no. 38 Dilihat dari segi pertumbuhan kota, wilayah - wilcyah yang langsung berada dalam pen~aruh kota-kota dengan orde yang lebih tinggi, yang mcnjalankan fungsinya dengan baik a ~ kan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Analog dengan hal diatas, maka pada segi angkutan jalur yang yang menghubungka n kota-kota dengan orde yang lebih tinggi, menjalankan fungsinya dengan taik) akan menunjukkan intensitas arus barang yang lebih tinggi pula.
no. 39 Peningkatan kemampuan kota dapat berlangsung sesuai efisie:~~si peralatan transportasi atau baiknya harga pasar pada kotFL yang bersangkutan ( Gambar 2 ) •
~ISTIM
INFORMASI fUNGSI KOTA DIDALAM PELAKSANAU TUGAS PEP.,BINAAN KOTA
G1mbu: 1
/,-
....
(M p '\. .
5
. I ),
P,
\ .
\\ r.· A .
p
',""'-\'- 3
--~
.,
·.
)
"-~/ '·
\
Kota~ r~\ \ . ........ iasa distribusi
\\J' ~\ \
\1
i1
{ ,r-\ /is ~·s
\
·:.:
' \ K.P.U. \
: ;
5
/f.)
t.......--.:./ Pu ,I
1
)
!UI efaktif.
·l
/~
(
p4
;
v:
K.P.U.
f
i
\ \
'·
K.P. total
\ ,,(;.p \
\J
\
K.P.P. Pu
=
p
=
f2
=
PJ
= =
-· 1
p4
Ps i1
'=
s/d
Pro$es Utama Penyediaan Fasilitas Jasa Oistribusi Proses Penentuan Spesifikasi Jasa Distribusi Pro~s Penyediaan tlchan I Perclatan froSts Ft-n~embon~an Td.ntloyi Proses Pembuatan Program llnvestasi ) Proses Perencanoon lata Ruang , deogan mempertimbaogkan fungsi kota sebagai terminal jasa distribusi daJam S.Y'.E. •
;, I
~
Pr~duk
is
~
Produ~
P1 sld P4 sebajjei umpan Pu ( penu!ljenJ) P0 ~bagai umpan I' 1 s/d P4 ( ltoa:dinatip )
Ap
=
Administmi Umum
r.
=
Administrasi
p
=
Admir.istmi Personalia
H
=
Proses Hukt:m
M
=
i
Menejerr.(:n
•) Fungsi EkonomiS
7
Gam bar
--. r, ...... •
t I
•
jasa 4istriiMisi
,I r, '1 .•.... a
/
_______.....
_.,.,-··'.,..·
''"--·--
~~r~_!l!!'_~ota
yeng mebail: tlitunju~l:an dengar. h:d41a ena!. panah ( jesa distribmi )
1.
Tingkat harga pasar ni:ik. memperber.ar jangkauan kemampuan pelaranan kota
1..
Biaya transport yang rendah. memperbesar jant:kiluan hmampqa!l pelayanan kota.
ko11-kota yang meNpakaa tlrmiaal-tet:mi•l
~
tnekat-tingbt llarp pasar
..
harp transport
Gaml:>ar
.•
3
KLASIFIY.ASI
~GSIO_!!k_!2!~:-IroTA
&
JALUR
ANGKUT.Amt"YA
1
1
2
2
..,.,.,.."'' /
',\ ~ r:-< ----- Q ---------1/ >1' )' I \ I
,
---
/
'
,I
I
/
/
'
'
I
I
'
I
'
1
arteri utama arteri
------
ko11ektor I distributor 1oka1
'
'
''
',
;
/ ~'
I
I
'I I I
G
G· G
I
',
' /
',
.
kota orde
l
kota orde
2
kota orde
3
\
\
.-
..~-........ ;
I
I
'
....
I
....
I
I
t i I
j,l
- 26 -
Dengan demikian dapat ditentukan k1asifikasi fungsioni1 kotakota dan jalur angkutan antara kota-kota dalam satu satuan wilayah ekonomi, dan kemudian juga antar satuan wilayah ekono mi. Secara singkat k1asifikasi tersehut adalah (1ihat garnbar 3.). Klasifikasi Funesioni1 Kota Orde
1
Kota yane tidak ada dalam subordinasi kota in di da1am suatu S.W.E.
Orde
2
Kota yang ada di da1am subordinasi kota orde 1 disebut kolektor/distribut or besar.
Orde
3
Kota yang ada di dalam subordinasi kota orde 2 disebut kolektor/distribut or awal atau akhir •
la
Klasifikasi Fungsionil Jalur Angkutan Arteri Utama
Jalur-jalur angkutan yang menghuhungkan kota-kota orde ke-1 dan orde ke-1.
Ar
Ja1ur angkutan yang menghubungkan kota-kota orde ke-1 dan orde ke-2 atau orde ke-2 dan orde ke-2.
t
e r i
Kolektor/Distribut or
Ja1ur angkutan yang menghubt.mgkan kota-kota orde ke-2 dan orde ke-3.
L
Ja1ur anr,kutan yang menghubungkan kota orde 1, 2 atau 3 dengan produsen awa1 atau konsumen akhir.
o
k
a
1
- 27 -
no. 40 Penelaahan regional terhadap-satuan wilayah ekonomi ' memberikan hirarki kota yang di~erminkan dalam orde ke-l,orde ke-2 dan orde ke 3 dst. Orde menyatakan fungsi pelayanan jasa-distribusi, sehingga apabila diketahui hirarki kota (orde ke-1, orde ke-2 dst.) dapat digariskan pola dasar perencanaan tata ruang regional berikut klasifikasi fungsionilnya, lengkap dengan fasilitasfasilitas p~riunjangnya ( industri ). Disamping itu, pengetahuan tentang orde sesuatu kota, yang me nyangkut fungsi pelayanan, di tambah peneetahuan tcntang fasi litas yang tersadia yang mempengaruhinya memberikan spesifika si fungsi kota dalam fungsinya sebagai terminal jasa distribu si.
no. 41 Dencan kdnsiderasi Pola Dasar Percncanaan Tata Ruang (nasional & rer:ional, SWE) bcrikut klasifiknsi funesionil dan Spesifikasi Kota sebap.:ai terminal jasa distribusi dapat di susun Pere:ncanaan Penyediaan Fasilitas Jasa Distribusi Kota •
no. 42 Dengan berp~gang pada Perencanaan Penyediaan Jasa Dis tribusi dapat di susun Perencanaan Physik Tata Ruang Kota. Karena Perencanaan Phisik Kota ini merupakan pendukung utama kemampuan pelayanan distribusi ~ika Perencanaan Phisik ·Kota harus di pandang sebagai pegangan bagi percncanaan sektor sektor selanjutnya.
- 28 -
no. 43 Perencanaan selanjutnya yang di maksud meliputi antara lain tata guna tanah, transportasi, industri dan lain sebagainya. Perencanaan sektor-sektor seperti tata guna tanah dan lain-lainnya harus sedemikian rupa sehingga akibatdari perencanaan tersebut tidak akan mengganggu kemampuanpel~yanan jasa distribusi yang dihasilkan oleh Perenca na Phisik Tata Ruang Kota. Periksa Gambar 4.
Penutup.
Dengan memahami suatu "disiplin berdalam
fikir" seperti yang diuraikan paper ini, khususnya
fungsi
kota -
kota, maka perkembangan dan pertumbul! an nasional kiranya akan lenggarakan secara efektip sien.
dapat
dis~
dan efi-
POSISI PERENCANAAN PHYSIK TATA RUANG KOTA
4
Gambar
DIDALAM PROSES
PERENC~NAAN
TATA RUANG KESELURUHAN (P 5)
·-------------- ------i I
PENELAAHAN REGIONAL TER- ' I HADAP FUNGSI KOTA-KOTA
SPESIFIKASI
DAN JANGKAUAN KEMAMPUAN PELAYANANNYA (ST!7E)
!
IPOLA
DASAR
PERENCl~
TATA RUANG NASIONAL/ I I
!REGIONAL
L - - - - - - - - -----------
FUNGSI
KOTA
l
,-- - · - - - ---------:--1
I
I
I
PENYEDIAJL~
PERENCANAAN JASA
:
I
:
orsTRmusr
:
ICIRI-ciRI YANG ADA •
1
tDARI KOTA-KO'l'A
:l I
I r
1
I
l(
FASILITAS YANG ADA
.
I
I PERENCANAAN P~IYS IK TATA RUANG KOTA
Comprehensip
JI _ _ _ _ _ _ _
--------I - - - - - - - -· - - - --- -- - ·- -- - --- - - - - - - - ........ Sektoral
--
-- ----- - -
J, Perenc3naan - perencanaan Sektor yang diturunkan dari P.P.T.R.
Kota.
-- - -
·'
..
'
'
.. •
''
.
.•.• • .: • •
·.,
• • l
'.
. ~
•'
,,
•
.
i
•·
·>'
.
••
K
••
'
r<•
..