JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS KESIAPAN MITIGASI NON STRUKTURAL WARGA TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KAWASAN PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK (Studi Kasus di RW 16 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur) Hamas Musyaddad AA, Suroto, Baju Widjasena Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected] Abstract : One of the examples of disasters that frequently occurred in Indonesia, especially in the big cities in Indonesia are fires densely populated settlements. No exception in Jakarta as the capital city of Indonesia, a city growing in the center of this government annually increasing number of residents and the migrant significantly. One of the initial steps to address the fire problem in congested with preparing the readiness of citizens to anticipate before the occurrence of non-structural mitigation of fires as a means of fire prevention and control in congested. The purpose of this study was to know and analyze the non-structural mitigation readiness of citizens to fire prevention and control densely populated residential areas in the village of Kayu Putih, District Pulogadung, East Jakarta. This research uses descriptive qualitative approach. The samples in this study using purposive sampling. This study takes the key informants as many as eight people and informants triangulation four people. The results showed the knowledge and attitudes of citizens regarding fire prevention and suppression densely populated settlements of all informants know it very well, the environmental conditions in RW 16 Kayu Putih Village including densely populated settlements and slums so relatively vulnerable to a potential fire hazard, Dissemination SKKL new limited appeal, training Balakar've never been there but there is no repetition of material, the Budget funds for fire prevention and suppression in the settlements is indispensable but can not be felt by residents and is now better allocated for the procurement of fire extinguishers, Regarding the role of the Balakar his role is still evident , All the key informants had warned not to do things that can cause a fire in the family, and there is no form of direct supervision of RT / RW / village on fire. Factors - factors that support non-structural mitigation readiness of citizens to fire prevention and control densely Keywords
: non structural mitigation, disaster, citizen, settlements, fire
405
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
PENDAHULUAN
menyebutkan bahwa bangunan perumahan
Latar Belakang
yang berada di lingkungan permukiman yang
Salah satu contoh bencana yang
tertata
harus
dilengkapi
dengan
sering terjadi di Indonesia khususnya di
prasarana dan sarana pencegahan dan
kota-kota
adalah
penanggulangan kebakaran.5 Sedangkan
kebakaran permukiman padat penduduk.
pada pasal 55 ayat 1 menyebutkan bahwa
Tidak terkecuali di DKI Jakarta sebagai
masyarakat harus berperan aktif dalam :
ibukota
a.melakukan
pencegahan
tumbuh di pusat pemerintahan ini tiap
penanggulangan
kebakaran
tahunnya bertambah jumlah penduduk dan
lingkungannya;
besar
negara
di
Indonesia
Indonesia,
kota
yang
2
dini
b.membantu
di
melakukan
pendatangnya secara signifikan. Hasilnya
pengawasan,menjaga
semakin banyak permukiman padat yang
prasarana dan sarana pemadam kebakaran
menimbulkan permasalahan bagi warganya
di lingkungannya; c.melaporkan terjadinya
sendiri. Mengingat saat ini provinsi DKI
kebakaran;
Jakarta menjadi provinsi dengan kepadatan
yang menimbulkan ancaman kebakaran.5
penduduk tertinggi di Indonesia dengan
dan
Menurut
jumlah penduduk mencapai lebih dari 9,6
Penanggulangan
juta jiwa dengan kepadatan penduduknya
Penyelamatan
2 4
dan
dan
memelihara
d.melaporkan
data
kegiatan
dari
Dinas
Kebakaran Provinsi
DKI
dan Jakarta,
14.440 jiwa/KM . Dilihat dari data tersebut,
Kejadian kebakaran di DKI Jakarta pada
kebutuhan tempat tinggal akan semakin
tahun 2015 mencapai 1.473 kasus dan
tinggi. Namun, apabila tidak diiringi dengan
kerugiannya ditaksir hingga 285 milyar
sarana dan prasarana yang menunjang
rupiah. Dari kejadian tersebut, 420 kasus
keselamatan
setiap
diantaranya kebakaran di perumahan atau
bersama
pada
bangunan
akan
menjadi
ancaman
permukiman penduduk.6 Dari data tersebut,
terjadinya
suatu
bencana
kebakaran
Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah
bangunan di permukiman padat penduduk . Berdasarkan
Peraturan
satu wilayah DKI jakarta yang menyumbang
daerah
kejadian
kebakaran
terbanyak
di
DKI
(Perda) Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta pada tahun 2015 dengan jumlah
Jakarta nomor 8 tahun 2008 tentang
frekuensi sebanyak 362 kasus.6
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
pada
Pasal
30
ayat
Kasus kebakaran pada tanggal 7
1
Desember 2015 di kawasan permukiman 406
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
padat penduduk di Jalan Pulo Nangka Barat
hingga pendidikan dan pelatihan untuk
2,
menyiapkan masyarakat membiasakan diri
RT
08/016
Kelurahan Kayu Putih,
Pulogadung, Jakarta Timur menjadi salah
hidup
satu
khususnya
contohnya.
Dugaan
terjadinya
siapsiaga
dengan
bencana
bencana,
kebakaran
untuk
kebakaran dipicu bocornya tabung gas milik
lingkungan yang sudah terlanjur terbangun
salah seorang warga bernama Ibu Alliyah,
dipermukiman padat.12,13,14
menghanguskan sedikitnya 200 rumah yang
Saat ini, sudah ada upaya mitigasi
tersebar di tiga RT di RW 016, yakni RT 08,
non struktural yang ada di Kelurahan Kayu
04, dan 05. Cuaca terik dan angin kencang
Putih Kecamatan Pulogadung Kotamadya
di sekitar lokasi membuat kobaran api
Jakarta
semakin
pencegahan
meluas.
Meskipun
tidak
ada
Timur
untuk dan
melakukan
penanggulangan
korban jiwa dalam kejadian kebakaran
kebakaran
dengan
tersebut, Sekitar 800 jiwa warga terpaksa
(Sistem
Keselamatan
tinggal di pengungsian setelah permukiman
Lingkungan) di tingkat RW (Rukun Warga)
mereka terbakar dan kerugian ditaksir
di setiap kelurahan di Kotamadya Jakarta
mencapai Rp 1,5 miliar. Salah
satu
mengatasi
7,8,9
langkah
padat
awal
untuk
kebakaran
penduduk
SKKL
Kebakaran
Timur dan adanya Balakar
permasalahan
permukiman
dibentuknya
(Barisan
Sukarela Kebakaran) untuk mendukung
di
program tersebut. Anggota Balakar ini
adalah
adalah masyarakat.15 Namun keberjalanan
dengan menyiapkan kesiapan warga dalam
SKKL (Sistem
mengantisipasi
terjadinya
Lingkungan) masih sangat perlu di evaluasi
kebakaran secara mitigasi non struktural
agar dapat berjalan secara optimal dan
sebagai
Balakar (Barisan Sukarela Kebakaran) yang
sebelum
sarana
pencegahan
dan
Keselamatan Kebakaran
penanggulangan kebakaran di permukiman
dibentuk
juga
padat
sehingga
menjadi
yang
meliputi perencanaan
bangunan
permukiman,
peraturan
pembangunan
tata
memberlakukan yang
masih
bersifat
hambatan
sukarela partisipasi
masyarakat, ditambah dengan pengetahuan
ada,
masyarakat
mengenai
kesadaran
dan
pemberdayaan respon darurat kebakaran
kesiapan dalam mengantisipasi bencana
tahap awal, manajemen informasi keadaan
kebakaran masih sangat minim. Dengan
darurat, memasifkan program sosialisasi
kata lain, kesiapan mitigasi non struktural
pencegahan kebakaran kepada warga ,
warga 407
dalam
menghadapi
bencana
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
kebakaran dipermukiman padat penduduk
Penyelamatan Kotamadya Jakarta Timur.
yang bertujuan untuk mencegah bertambah
Pengumpulan data
besarnya jumlah korban dan kerusakan
dengan
atau kerugian akibat kebakaran masih perlu
wawancara mendalam (indepth interview)
dikaji lebih mendalam.
15,16
Berdasarkan
cara
penelitian dilakukan
observasi
kemudian
kepada informan. Pengumpulan fakta dari
latar
belakang
fenomena atau peristiwa – peristiwa yang
permasalahan yang telah diuraikan, maka
bersifat khusus kemudian masuk pada
peneliti tertarik untuk meneliti menganalisis
kesimpulan yang bersifat umum.
kesiapan mitigasi non struktural warga
Keabsahan
data
dilakukan
dengan
terhadap pencegahan dan penanggulangan
teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber
kebakaran kawasan permukiman padat
dan data. Triangulasi sumber diakukan
penduduk
dengan cara mengecek data yang diperoleh
di
Kecamatan
Kelurahan
Kayu
Pulogadung,
Putih,
Kotamadya
melalui
Jakarta Timur
beberapa
sumber.
Reliabilitas
penelitian dapat dicapai dengan melakukan verifikasi hasil wawancara dengan hasil
METODE PENELITIAN
observasi peneliti.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif-kualitatif.
A.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan
Dalam
mendukung
hasil
penelitian,
sampling.
peneliti melakukan observasi pada lokasi
Informan utama dalam penelitian ini adalah
penelitian di RW 16 Kelurahan Kayu Putih,
informan utama berasal dari warga RW 16
Kecamatan Pulogadung, Kotamadya Jakarta
Kelurahan Kayu Putih. Informan triangulasi
Timur.
dalam penelitian ini adalah Ketua RW 16 ,
lingkungan, semua faktor-faktor pendukung
Lurah Kelurahan Kayu Putih , kepala sie
resiko terjadinya kebakaran di permukiman
pencegahan dan partisipasi masyarakat
padat penduduk yang ada di wilayah RW 16
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran
Kelurahan Kayu Putih ditemui oleh peneliti.
dan
Berdasarkan
Penyelamatan
Timur,
dan
Penanggulangan
purposive
Analisis Hasil Observasi
Kotamadya
kepala
Jakarta
Berdasarkan
pengamatan
observasi
potret
mengenai
Suku
Dinas
keberjalanan program Sistem Keselamatan
Kebakaran
dan
Kebakaran Lingkungan (SKKL) oleh Suku 408
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Dinas
Penanggulangan
Penyelamatan secara
Kebakaran
dan
Kelurahan Kayu Putih pada bulan Desember
Kotamadya Jakarta Timur,
garis
besar
tahun 2015 lalu. C. Sikap
elemen-elemen
pendukung program SKKL sudah lengkap , seperti
adanya
program,
prosedur
Panduan
terselenggaranya dengan
Dinas
Peneliti menganalisis informan utama
pelaksanan
memilki sikap cukup baik saat menghadapi
(Prosedur)
kebakaran. Dalam mencegah terjadinya
koordinasi
kebakaran
Tindakan hubungan/
Pemadam
(e-Journal) 2356-3346)
di
rumah
dan
disekitar
Kebakaran.
permukiman informan tinggal, sudah ada
Panduan Tindakan (Prosedur) pada saat
bentuk himbauan dan mayoritas mereka
terjadi kebakaran, saat evakuasi, dan pasca
sudah
kebakaran,
pencegahan. Saat terjadi kebakaran pada
program
pelatihan,
hingga
mengantisipasi
dalam
bentuk
pencatatan administratif programnya.
bulan Desember tahun 2015 lalu, Informan
B. Pengetahuan
utama
Pengetahuan mengenai
informan
pengertian
yang
berjenis
kelamin
laki-laki
utama
memiliki sikap yang tanggap jika melihat
kebakaran
atau terjadi kebakaran sehingga salng
dipermukiman padat penduduk tergolong
gotong
cukup
utama
terjadi kebakaran menggunakan air selokan
menjawab pengertian kebakaran didukung
dan air sungai disekitar permukiman untuk
faktor ekperimental reality atau pengalaman
membantu
pribadi informan akibat mengalami kejadian
mobil pemadam kebakaran tiba dilokasi
tersebut sendiri saat kebakaran sebelumnya
kebakaran, untuk informan utama yang
di wilayah RW 16 Kelurahan Kayu Putih,
berjenis kelamin wanita memilih untuk
namun informan utama masih belum dapat
menyelamatkan diri, menyelamatkan anak
menjelaskan
dan menyelamatkan harta benda yang bisa
baik,
semua
pengertian
informan
kebakaran
di
royong
memadamkan api saat
memadamkan
api
sebelum
permukiman padat secara ilmiah, detail, dan
dibawa seadanya.
terperinci. Jawaban informan utama dalam
D. Pengaruh Lingkungan Sekitar
menjawab pengertian kebakaran lebih di dukung
hasil
penginderaan
Peneliti
menganalisis
pengaruh
berupa
lingkungan
sekitar
warga
penglihatan, pendengaran, dan perasaan
Kelurahan
Kayu
Putih,
saat terjadinya proses kebakaran di RW 16
Pulogadung , Kotamadya Jakarta Timur
di
RW
16
Kecamatan
berpengaruh terhadap kesiapan mitigasi 409
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
E. Sosialisasi SKKL
non struktural warga dalam pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran
(e-Journal) 2356-3346)
di
Berdasarkan
wawancara
dengan
permukiman padat penduduk. Hal yang
informan utama, mengatakan belum pernah
dapat
dan
ada sosialisasi secara formal dalam bentuk
kepeduliaan antar penduduk di wilayah RW
kegiatan resmi di tingkat RT maupun RW di
16 Kelurahan Kayu Putih untuk mencegah
RW 16 Kelurahan Kayu Putih ke warga
dan menanggulangi kebakaran tergolong
tentang pencegahan dan penanggulangan
baik, hal ini dikarenakan warga tinggal
kebakaran secara langsung, yang ada
dipermukiman padat penduduk sehingga
hanya dalam bentuk himbauan dari kepala
interaksi komunikasi antar warga sering
RW saat sambutan – sambutan acara-acara
terjadi. Selain itu solidaritas, kekeluargaan,
keagamaan ataupun acara warga
dan kepedulian warga dalam mencegah
lingkungan RW 16. Kegiatan yang pernah
dan menanggulangi kejadian kebakaran
ada diadakan di tingkat Kelurahan juga baru
pada bulan Desember tahun 2015 yang lalu
sebatas himbauan, hanya beberapa warga
juga baik karena saling gotong royong dan
menjadi delegasi perwakilan RT untuk
membantu memadamkan api.
mendapatkan
dilihat
Namun,
yaitu,
jika
kekeluargaan
dilihat
dari
tingkat
himbauan
tersebut
di
di
Kelurahan Kayu Putih.
kerawanan lingkungan permukiman di RW F. Diklat Balakar
16 Kelurahan Kayu Putih, informan utama berpendapat
bahwa
kebakaran
di
potensi
bahaya
Berdasarkan informasi dari informan
tempat
utama yang pernah mengikuti pelatihan
tinggalnya masih tergolong sangat rawan
SKKL, peserta yang mengikuti pelatihan
sekali. Hal ini disebabkan permukiman
adalah perwakilan dua hingga tiga orang
padat
dari tiap RT yang telah ditunjuk oleh
permukiman
penduduk,
lingkungan
kumuh,
kerapatan rumah antar penduduk yang
masing-masing
saling berhimpitan dan masih sekitar 60%
Kelurahan Kayu Putih. Pemberi materi dan
lebih
instruktur diklat terdiri dari tim Suku Dinas
bangunan
Kelurahan
Kayu
di
wilayah
Putih
RW
masih
16 semi
Ketua
Penanggulangan
RT
di
RW
Kebakaran
16
dan
permanen dan banyak kontrakan bertingkat
Penyelamatan Kotamadya Jakarta Timur.
yang kontruksi bangunannya terdiri dari
Bentuk
kayu dan triplek .
disampaikan 410
materi saat
dan
metode
pelatihan
yang
kombinasi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
penyampaian
materi
didalam
kelas
pemasangan
hidran,
(e-Journal) 2356-3346)
dan
sarana
mengenai teori kebakaran dan praktek
pencegahan kebakaran lainnya.
langsung dilapangan cara memadamkan
hingga saat ini pendapat warga masih
api menggunakan peralatan tradisional,
belum merasakan hasil dari anggaran dana
cara penggunaan APAR, dan pemeriksaan
untuk pencegahan dan penanggulangan
APAR.
kebakaran
Efektivitas diklat
Balakar
berbasis
yang
telah
Namun,
dianggarkan
pemerintah melalui Dinas Penanggulangan
SKKL yang sudah berjalan saat ini dinilai
Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta.
belum
H. Peran Serta Balakar
baik
dikarenakan
tidak
adanya
keberlanjutan program pelatihan berjenjang
Peneliti
menganalisis
peran
serta
dan pelatihan rutin sejenis sebagai sarana
Balakar masih belum terlihat nyata di RW
pengulangan materi yang sudah didapatkan
16
peserta pelatihan. Selain itu, warga yang
Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur.
pernah mendapatkan diklat pada akhir
Pernyataan tersebut didukung pendapat
penyelenggaraan
empat
diberikan
diklat,
sarana
peserta
dan
belum
prasarana
Kelurahan
Kayu
Informan
Putih,
utama
Kecamatan
yang
belum
mengetahui sama sekali mengenai Balakar
penanggulangan kebakaran untuk dikelola
(Barisan
oleh warga itu sendiri di RW 16 Kelurahan
mayoritas masih belum mengetahui tugas
Kayu
dan fungsi Balakar itu sendiri , ditambah lagi
Putih,
Kecamatan
Pulogadung,
Sukarelawan
Kebakaran)
dan
Kotamadya Jakarta Timur.
pendapat informan utama yang menjadi
G. Anggaran Dana SKKL
Balakar yang sudah mendapatkan diklat
Sangat perlunya dana untuk SKKL (Sistem
oleh
Dinas
Penanggulangan
Kebakaran
Kebakaran dan Penyelamatan juga ada
Lingkungan) di lingkungan tempat mereka
yang masih belum memahami tugasnya
tinggal. Menurut pendapat informan utama,
setelah mendapatkan pelatihan dikarenakan
anggaran dana untuk pencegahan dan
tidak ada tindak lanjut setelah mendapatkan
penanggulangan kebakaran di permukiman
pelatihan.
penduduk saat ini lebih baik dialokasikan
I.
untuk
Keselamatan
Balakar
pengadaan
alat
alat
pemadam
Dukungan Keluarga Dukungan
keluarga
terhadap
kebakaran di wilayah RW 16 Kelurahan
pencegahan
Kayu Putih, seperti pembeliaan APAR,
kebakaran, semua informan utama pernah 411
dan
penanggulangan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
mengingatkan untuk tidak melakukan hal-
KESIMPULAN
hal yang dapat menyebabkan kebakaran
1. Pengetahuan informan utama mengenai
pada keluarganya, cara mengingatkannya
pencegahan
dan
secara langsung kepada bapak, ibu, dan
kebakaran
dipermukiman
anak-anak untuk hati hati jika memasak,
penduduk sudah mengetahui apa itu
memasang tabung gas, memakai korek api
kebakaran,
dan lain lainnya. Semua informan utama
menyebabkan dan yang harus dilakukan
juga
dan
saat kebakaran, serta alat apa saja yang
mendiskusikan tentang pencegahan dan
dapat membantu untuk menanggulangi
penanggulangan kebakaran di rumahnya
kebakaran.
masing-masing, seperti peletakan kompor,
menjawab
peletakan lilin jika mati lampu, ventilasi
didukung
faktor
udara yang cukup didekat kompor.
informan
akibat
J. Dukungan Tokoh Masyarakat
kejadian tersebut sendiri saat kebakaran
pernah
Peneliti tokoh
merencanakan
menganalisis
masyarakat
yang
peran
serta
terdiri
atas
RT/RW/Kelurahan
sudah
pernah
mengingatkan
mencegah
hal-hal
untuk
penanggulangan
hal-hal
padat
yang
informan
utama
pengertian
dalam
kebakaran
pengalaman pernah
dapat
pribadi
mengalami
sebelumnya di wilayah RW 16 Kelurahan Kayu Putih. 2. Sikap
informan
utama
terhadap
pencegahan
dan
yang dapat menyebabkan kebakaran di
kebakaran
dipermukiman
rumah masing-masing warga, namun masih
penduduk
dalam
melalui
utama yang berjenis kelamin laki-laki
acara
kegiatan
memiliki sikap yang tanggap jika melihat
Meskipun
mayoritas
atau terjadi kebakaran sehingga saling
informan utama mengatakan sudah ada
gotong royong memadamkan api saat
himbauan tentang pencegahan kebakaran,
terjadi kebakaran. informan utama yang
belum ada bentuk pengawasan secara
berjenis kelamin wanita memilih untuk
langsung dari RT/RW/Kelurahan mengenai
menyelamatkan
kebakaran.
anak dan menyelamatkan harta benda
bentuk
himbauan
sambutan-sambutan RT/RW/Kelurahan.
dan
yang
penanggulangan
dilakukan
diri,
padat Informan
menyelamatkan
yang bisa dibawa seadanya. Semua Informan utama memiliki sikap untuk mengingatkan dan menasehati jika ada 412
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
kegiatan yang mengancam terjadinya
berjenjang dan pelatihan rutin sejenis
kebakaran di lingkungannya.
sebagai
3. Kondisi
lingkungan
Kelurahan
Kayu
sekitar Putih
RW
16
yang
mayoritas
dan
mayoritas
bangunan
semi
tergolong
rawan
terhadap
materi
didapatkan
peserta
6. Anggaran dana untuk pencegahan dan
konstruksi
permanen
sudah
pengulangan
pelatihan.
termasuk permukiman padat penduduk, kumuh,
sarana
penanggulangan
kebakaran
di
sehingga
permukiman penduduk sangat diperlukan
potensi
dan saat ini lebih baik dialokasikan untuk
bahaya kebakaran, namun warga di RW
pengadaan
16
memiliki
kebakaran di wilayah RW 16 Kelurahan
kekeluargaan dan kepeduliaan yang erat
Kayu Putih. Anggaran pencegahan dan
untuk mencegah dan menanggulangi
penanggulangan kebakaran yang ada
kebakaran karena sering berkomunikasi
saat ini belum bisa mencakup seluruh
dan berinteraksi.
wilayah
Kelurahan
Kayu
Putih
4. Pelaksanaan sosialisasi SKKL mengenai pencegahan
dan
penanggulangan
Kotamadya
pemadam
Jakarta
Timur,
yang diutamakan untuk mendapatkan anggaran tersebut.
belum menyeluruh ke semua warga bentuk
alat
sehingga ada skala prioritas wilayah
kebakaran di Kelurahan Kayu Putih
dalam
alat
7. Mengenai peran serta Balakar, informan
kegiatan
ataupun
karena
sosialisasi
belum terlihat nyata di RW 16 Kelurahan
yang ada baru dalam bentuk himbauan
Kayu Putih. Hal ini disebabkan karena
dari Ketua RT, RW dan Lurah melalui
selain minimnya penyebaran informasi
sambutan
dan
pertemuan
resmi,
–
sambutan
utama
acara-acara
keagamaan ataupun acara warga
di
tingkat RT,RW, atau Kelurahan. 5. Diklat Balakar berbasis SKKL sudah
berpendapat
perannya
masih
anggaran , pihak Suku Dinas
Penanggulangan
Kebakaran
Penyelamatan
juga
keterbatasan
sumber
dan memiliki
daya
manusia
pernah dilaksanakan di Kelurahan Kayu
untuk menindaklanjuti program Balakar
Putih , namun efektivitas diklat Balakar
tersebut.
yang sudah berjalan saat ini dinilai belum baik
dikarenakan
keberlanjutan
tidak
program
8. Semua
adanya
informan
utama
pernah
mengingatkan untuk tidak melakukan
pelatihan
hal-hal 413
yang
dapat
menyebabkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kebakaran
pada
mengingatkannya
keluarganya, secara
cara
Jakarta Barat. diponegoro. 2008 ;1-5.
langsung
kepada bapak, ibu, dan anak-anak untuk hati
hati
jika
memasak,
memasang
lainnya.
5. Perda DKI Jakarta No.8 tahun 2008: tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dalam Wilayah DKI.
Peran serta tokoh masyarakat yang terdiri
atas
RT/RW/Kelurahan
Universitas
4. Badan Pusat Statistik.Sensus Penduduk tahun 2015 [internet].[cited 2016 januari 15].http://sp2010.bps.go.id/.
tabung gas, memakai korek api dan lain
9.
(e-Journal) 2356-3346)
sudah
pernah mengingatkan untuk mencegah hal-hal
yang
kebakaran
di
dapat
menyebabkan
rumah
masing-masing
6. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kotamadya jakarta Timur. Jakarta: Laporan kejadian Kebakaran;2015.
warga, namun masih dalam bentuk himbauan
dan
sambutan
melalui acara
sambutan-
7. Niken Widya Yunita.Kebakaran di Kayu Putih Jaktim, 27 Damkar Dikerahkan[internet].[cited2016Janu ari15].http://news.detik.com/berita/30 90097/kebakaran-di-kayu-putihjaktim-27-damkar-dikerahkan.
kegiatan
RT/RW/Kelurahan, namun belum ada bentuk pengawasan secara langsung dari
RT/RW/Kelurahan
mengenai 8.
kebakaran. DAFTAR PUSTAKA 1. Presiden Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana: Igarss 2014; 2014;(1):1–5.
Aldi Geri Lumban Tobing. Kebakaran di Kayu Putih, 800 Jiwa Mengungsi[internet].[cited2016janua ri15].http://www.beritajakarta.com/re ad/21909/Kebakaran_di_Kayu_Putih _800_Jiwa_Mengungsi#.VsR57no5 XfY
9. Red.2015. Kebakaran di Kayu Putih, 800 Jiwa Mengungsi. [internet].[cited2015januari15].http:// ww.suarakarya.id/2015/12/09/kebak aran-di-kayu-putih-800-jiwamengungsi.html.
2. Pitono A. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Ancaman Bencana Kebakaran Di Kelurahan Kauman Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakata.Univ muhamadiyah surakarta.2014;1(kebakaran):1–12.
10. Fitri, Husnul. Program kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas: studi di RW 04 Kelurahan Manggarai - Jakarta Selatan. Jurnal Alami SiRRMA
3. Dimas Andhi Ismawan. Kajian Kerentanan Kawasan Permukiman Padat Terhadap Bencana Kebakaran Di Kecamatan Tambora 414
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(Sistem Reduksi Resiko Multi Bencana). Vol. 2. p. 1-10.2008.
(e-Journal) 2356-3346)
19. Carter, W. Nick.Disaster Management: A Disaster Manager’s Handbook. Manila: ADB;1991
11. Steven. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanganan Pra Bencana Kebakaran Di Tingkat Komunitas. Jakarta.Universitas Indonesia;2011. 12. Bakornas PB.Pengenalan karakteristik bencana dan upaya mitigasinya di Indonesia.Jakarta:BNPB;2007. 13. Coppola, Damon. Introduction to international disaster management. Amsterdam:Elsevier;2007. 14. International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. Vulnerability and capacity assessment: lessons learned and recommendations. Switzerland: International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies;2006 15. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta. Modul Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL). Jakarta : Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta;2008. 16. Ramli, Soehatman.Pedoman praktis Manajemen Bencana. Jakarta:PT Dian rakyat;2010. 17. Kodoatie Robert J, dan Rostam Sjarief. Pengelolaan bencana Terpadu. Jakarta: Yasrif Watampone;2006. 18. Ramli, Soehatman.Pedoman praktis Manajemen Kebakaran (Fire Management). Jakarta:PT Dian rakyat;2010. 415