-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
PENYUSUNAN BAHAN AJAR TATA BAHASA BIPA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA SISWA BIPA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Siswa BIPA Tingkat Lanjut Berbahasa Ibu Bahasa Thailand) Mochamad Whilky Rizkyan i
[email protected]
Abstract BIPA can be described as “child” who needs to be matured professionally with scienti ic responsibility of all parties. Bahasa Indonesia trip is now large enough to provide input on the progress of the nation of Indonesia. This is evident from the growing interest of other nations to learn bahasa Indonesia, either to study or to work in Indonesia. With increasing user Indonesian and foreigners who want to learn bahasa Indonesia be a challenge for teachers BIPA, how to teach the bahasa Indonesia as a second language to students (foreign students) who have a language background different mother tongue. However, the interest of foreign students is as if not accompanied by the many BIPA teaching materials on the market that can be used independently. Moreover, the matter of grammar which makes students BIPA many dif iculties in studying bahasa Indonesia. The method used in this research is descriptive qualitative. The results obtained in this study is a mistake bahasa Indonesia foreign students in the formation of Indonesian words bring contributions to the determination of the teaching materials BIPA with the pressure in the formation of words through af ixation process. Errors in the category of sequencing errors cause said Indonesian BIPA teaching materials focused on the structure of the sentence.
Abstrak BIPA dapat diibaratkan sebagai “anak kecil” yang perlu didewasakan secara profesional dengan tanggung jawab keilmuan semua pihak. Perjalanan bahasa Indonesia sekarang ini memberikan masukan yang cukup besar pada kemajuan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari semakin besarnya ketertarikan bangsa lain untuk mempelajari bahasa Indonesia, baik untuk belajar maupun untuk bekerja di Indonesia. Dengan meningkatnya pengguna bahasa Indonesia dan orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi tantangan bagi para pengajar BIPA, bagaimana mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua kepada siswa (siswa asing) yang memiliki latar belakang bahasa ibu yang berbeda-beda. Namun, ketertarikan siswa asing tersebut seakan tidak diiringi dengan banyaknya bahan ajar BIPA di pasaran yang dapat digunakan secara mandiri. Apalagi pada materi tata bahasa yang banyak membuat siswa BIPA kesulitan dalam mempelajari bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kesalahan bahasa Indonesia siswa asing pada pembentukan kata bahasa Indonesia membawa kontribusi pada penentuan bahan ajar BIPA dengan tekanan di pembentukan kata melalui proses a iksasi. Kesalahan pada kategori kesalahan pengurutan kata bahasa Indonesia menyebabkan bahan ajar BIPA dititikberatkan pada struktur kalimat. Kata Kunci: Bahan Ajar, BIPA, Kesalahan Berbahasa, A iksasi
Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia Penutur Asing (yang selanjutnya akan disingkat menjadi BIPA) dapat diibaratkan sebagai “anak kecil” yang perlu didewasakan secara profesional dengan tanggung jawab keilmuan semua pihak. Untuk memastikan bahwa BIPA dapat dikembangkan secara sistematis dan sekaligus responsif terhadap keperluan siswa diperlukan telaah dan penataan saksama terhadap pola tutur esensial yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Dalam perjalanannya, bahasa Indonesia sekarang ini memberikan masukan yang cukup besar pada kemajuan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari semakin besarnya ketertarikan bangsa lain untuk mempelajari bahasa Indonesia, baik untuk belajar maupun untuk bekerja di Indonesia. 460
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Kepedulian terhadap bahasa Indonesia tidak hanya datang dari orang Indonesia, tetapi juga dari bangsa asing. Kepedulian orang asing itu diwujudkannya dengan berbagai cara. Di antaranya dengan mempelajari bahasa Indonesia, baik di negerinya sendiri maupun di Indonesia dan dengan orang Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah pemakai bangsa-bangsa lain yang mempelajari bahasa Indonesia selalu menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang menggembirakan. Dengan meningkatnya pengguna bahasa Indonesia dan orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi tantangan bagi para pengajar BIPA, bagaimana mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua kepada siswa (siswa) asing yang memiliki latar belakang bahasa ibu yang berbeda-beda. Berita gembira tersebut tentu saja harus dilayani sepenuhnya dengan materi-materi yang menarik minat bangsa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia. Salah satunya, yaitu dengan materi dalam bahan ajar BIPA, khususnya bahan ajar tata bahasa yang menjadi tolok ukur yang cukup sulit dalam pembahasan materi-materi ke-BIPA-an. Namun, begitu besarnya minat bangsa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia tidak didampingi dengan bahan ajar yang selaras dengan keinginan bangsa asing dalam mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini terkait dengan langkanya buku-buku bahan ajar yang beredar di toko buku yang sekait dengan bahan ajar BIPA. Hal ini sejalan dengan beberapa fenomena pengajaran BIPA di luar negeri seperti yang dapat penulis temukan yang berkaitan dengan tawaran BIPA di berbagai negara. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, siswa asing dalam belajar bahasa Indonesia sering mengalami berbagai kesulitan, baik pada tataran pemahaman maupun pada tataran produksi. Kesulitan pada tataran pemahaman, misalnya kesulitan dalam memahami bunyi-bunyi dan urutan kata dalam kalimat bahasa Indonesia. Kesulitan dalam produksi, misalnya, pada aspek pengucapan kata-kata bahasa Indonesia dan penulisan kata dan kalimat. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa asing tersebut menyebabkan terjadinya bentukbentuk yang salah dalam bahasa Indonesia mereka. Bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia oleh siswa asing mencerminkan tahapan perkembangan proses pemerolehan bahasa Indonesia mereka. Bentuk-bentuk kesalahan juga menggambarkan urutan proses perkembangan pemerolehan bahasa Indonesia mereka. Artinya, bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia siswa asing mencerminkan level penguasaan bahasa Indonesia mereka. Siswa pada tingkat pemula akan melakukan kesalahan bahasa Indonesia yang berbeda dengan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada tingkat menengah dan tingkat lanjut. Siswa asing akan melakukan bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia tertentu sebelum mereka melakukan bentuk-bentuk kesalahan berikutnya. Bentuk-bentuk kesalahan berikutnya itu merupakan kelanjutan dari bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan sebelumnya dan hal itu merupakan bentuk perkembangan proses belajar bahasa Indonesia mereka. Bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh siswa asing dalam belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing sangat penting untuk dicermati, diinventarisasi, dicatat, dan dianalisis. Hasil catatan dan analisis kesalahan bahasa Indonesia oleh siswa asing ditindaklanjuti dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia mereka. Itu dapat didayagunakan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan program BIPA, salah satunya untuk meningkatkan mutu bahan ajar BIPA. Bahan ajar BIPA dapat dikembangkan atas dasar pertimbangan bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh siswa asing. Penyiapan dan pengembangan bahan ajar BIPA yang meliputi penataan bahan ajar, pilihan bahan ajar, dan urutan penyajian bahan ajar akan disusun atas dasar bentuk-bentuk kesalahan yang umum dilakukan oleh siswa asing. Dengan demikian, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa 461
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia siswa asing memiliki sumbangan terhadap penyusunan bahan ajar tata bahasa BIPA. Berdasarkan permasalahan di atas, kiranya peneliti merasa tertarik untuk meneliti rancangan penyusunan bahan ajar tata bahasa BIPA berdasarkan hasil analisis kesalahan umum berbahasa. Konsep bahan ajar tata bahasa yang diusung dalam penelitian ini disesuaikan dengan pro il siswa BIPA itu sendiri, yakni disesuaikan dengan keperluan siswa tersebut dalam mempelajari bahasa Indonesia, apakah untuk keperluan akademik atau untuk keperluan kunjungan wisata ke Indonesia. Pembahasan Sebuah alternatif untuk klasi ikasi kesalahan (deskripsi kesalahan) adalah menggunakan taksonomi tampak luar. Taksonomi tersebut menyoroti cara struktur-struktur tampak luar diubah melalui sarana operasi penanggalan, penambahan, kesalahan informasi, dan kesalahan pengurutan. Deskripsi kesalahan model itulah yang digunakan untuk mendeskripsikan datadata kesalahan BI siswa asing. Dalam penelitian ini, deskripsi kesalahan bahasa difokuskan pada kepenulisan a iksasi dalam keterampilan menulis yang diperoleh gambaran sebagai berikut. Kategori Penanggalan
Tabel 1 Kesalahan Berbahasa Deskripsi Bentuk Kalimat Analisis Ketiadaan satu item yang Ada dua orang Kesalahan pada bentuk harus muncul dalam satu pasangan rencana kalimat tersebut terletak ujaran ke PVJ pada kata rencana. Seharusnya kata rencana tersebut ditambahkan imbuhan ber- sehingga kata yang seharusnya digunakan adalah berencana.
Penjelasan Hasil Deskripsi dan Analisis Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar kesalahan yang terjadi dalam sistem tata bahasa adalah kesalahan penggunaan imbuhan (a iksasi) dan kesalahan dalam menggunakan kata-kata dalam bahasa Indonesia yang dianggap cukup sulit sehingga hal tersebut dapat mengaburkan makna dalam kalimat yang sudah diproduksi. Oleh karena itu, perlu ada pembelajaran tata bahasa yang tepat, khususnya pembelajaran a iksasi agar penggunaan a iksasi baik ketika siswa menulis maupun berbicara dapat digunakan secara efektif. Evaluasi Kesalahan Bahasa Indonesia Siswa BIPA Berdasarkan Analisis Analisis kesalahan itu memproduksi bukti yang menunjukkan bahwa kesalahan global lebih memengaruhi pemahaman si siswa bahasa daripada kesalahan lokal, di mana hakim bahasa yang bukan penutur asli dinilai lebih keras daripada hakim bahasa yang penutur asli. Berdasarkan uraian tersebut, kriteria yang digunakan untuk menilai kesalahan itu adalah (1) integibilitas (kemampuan untuk dapat dimengerti) bahasa Indonesia siswa asing, (2) acceptibilitas (kemampuan untuk dapat diterima) atas bahasa Indonesia siswa asing, dan (3) iritasi atau gangguan atas bahasa Indonesia siswa asing. Rancangan Sederhana Bahan Ajar Tata Bahasa BIPA Tingkat Lanjut Berdasarkan hasil analisis terhadap kesalahan yang telah dilakukan, peneliti dapat membuat sebuah rancangan sederhana pada penyusunan bahan ajar tata bahasa untuk BIPA tingkat lanjut yang dapat dilihat sebagai berikut:
462
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
UNIT I Awalan di- dan Awalan ber
Standar Kompetensi o Pembelajar mampu memahami dan menggunakan awalan di- dan ber- dalam percakapan sehari-hari. Kompetensi Dasar o Menggunakan awalan di- dan ber- dalam sebuah kalimat. Indikator o Pembelajar mampu menggunakan awalan di- dan ber- dalam sebuah kalimat.
Jika suatu kata diberi awalan di- atau ber- , kata tersebut akan membentuk kata kerja. Selain itu, kata yang diberi awalan di- atau awalan ber- akan menempati posisi sebagai predikat dalam sebuah kalimat. Contoh: 1. Novi diajak Panji pergi ke Gunung Tangkuban Perahu 2. Panji pergi berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu 3. Novi dan Panji berjalan melewati pepohonan 4. Mereka belajar bersama Pada beberapa kata, awalan ber- luluh menjadi be- seperti pada contoh kalimat nomor empat. Pada kata ajar, jika ditambah awalan ber- maka akan menjadi kata belajar, bukan berajar! Lintas Bahasa: Tahukah Anda bahwa dalam percakapan bahasa Indonesia terdapat keteraturan dan ketidakteraturan. Begitu pun halnya dalam a iks. Ada beberapa hal yang tidak mengikuti aturan yang seharusnya. Ketentuan ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan regular dan irregular verb. Contoh dalam bahasa Indonesia:
ber ber ber ber
+ + + +
main libur ajar angin
= = = =
bermain berlibur belajar berangin
Simpulan Bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia siswa asing memberikan kontribusi pada penyusunan bahan ajar tata bahasa BIPA tingkat lanjut ini. Bahan ajar tata bahasa BIPA dapat disusun dengan mempertimbangkan faktor ciri khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dan faktor individu siswa asing. Faktor yang harus diperhatikan dari ciri khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa asing adalah bentuk dan isi materi BIPA. Faktor individu siswa asing meliputi level bahasa Indonesia siswa asing, latar B1 siswa asing, dan pengalaman belajar bahasa siswa asing. Bahan ajar tata bahasa BIPA ini disusun atas pertimbangan bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia siswa asing memberikan kontribusi pada pengembangan bahan ajar BIPA, yaitu dalam hal tujuan pengembangan bahan ajar BIPA. Hal ini membawa pengaruh pada proporsi bahan ajar BIPA yang berorientasi pada peningkatan pengetahuan kebahasaan pebelajar asing atau peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia siswa asing. Pemanfaatan data-data dan hasil analisis atas bentuk-bentuk kesalahan bahasa Indonesia siswa asing turut memengaruhi pengembangan bahan ajar BIPA terutama dalam aspek (1) integibilitas bahan ajar BIPA (kemampuan untuk dapat dimengerti), (2) acceptibilitas bahan ajar BIPA (kemampuan untuk dapat diterima oleh siswa BIPA), dan (3) iritasi atau gangguan atas bahan ajar BIPA terhadap siswa BIPA.
463
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Daftar Pustaka S, Bistok. (1994). “Beberapa Parameter dalam Pengembangan Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA): Suatu Kajian Buku-buku Pelajaran BIPA yang Digunakan di Australia, Amerika dan Eropa”, dalam Satya Wacana Christian University. 1994, KIPBIPA. Salatiga: Satya Wacana Christian University. Hamied, Fuad Abdul. (2009). Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing: Isu dan Realita. [Online]. Tersedia: http: //extreme28.wordpress.com/2009/02/16/pembelajaranbahasa-indonesia-bagi-penutur-asing-isu-dan-realita/ [11 Maret 2010] Herlina, Lina. (2009). Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Berimbuhan dan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing pada Pembelajar BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing) Melalui Pelatihan Strategi Metakognitif. Disertasi pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Kariman, Tina Mariany dan Roswaty. (1994). “Pengembangan Materi Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing”, dalam Satya Wacana Christian University. 1994, KIPBIPA. Salatiga: Satya Wacana Christian University. Mulyana, Yoyo. (2009). “Pembelajaran BIPA dalam Paradigma Membangun Karakter dan Jatidiri” dalam Prosiding Riksa Bahasa 3. Bandung: Rizqi Press. Mulyono, Iyo. (2004). Dasar-dasar Belajar Bahasa. Bandung: FPBS UPI. Riasa, Nyoman dan Wartini Komang. (2000). “Dilema Pengajaran BIPA di Indonesia”, dalam Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) III. Bandung: CV Andira. Rizkyan i, Moch. Whilky. (2010). Model Integratif Bahan Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Tingkat Menengah dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikatif Berbahasa Indonesia. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
464