-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TEKS CERITA PENDEK SECARA LISAN MELALUI BERCERITA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA AUDIOVISUAL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Arifah Nian Ekasari Mahasiswa S-2 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
[email protected]
Abstract The formulation of this research is how the process of learning, religious attitudes of students, students’ social attitude, improvement of knowledge and skills upgrading grasp the meaning of the text short stories orally through storytelling approach scienti ic and audiovisual media based character education in class VIID SMP Negeri 1 Ampel, Boyolali District. PTK is done two cycles. Behavioral changes identi ied student learning of the attitude indicator religious and social attitudes that include responsibility attitude, polite, con ident, and caring that is included in the excellent category. Results of the irst cycle knowledge test, 14 (43.75%) students completed the class average gained 77.43, while the second cycle the average grade 91.12. I cycle skills test results, 9 (28.12%) students completed the class average 74.75 while the second cycle of the average grade 88.78. Keywords: capture the meaning skills, short stories text, storytelling, scienti ic approach, audiovisual media
Abstrak Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, sikap religius siswa, sikap sosial siswa, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali. PTK ini dilakukan dua siklus. Terjadi perubahan perilaku belajar siswa yang diidenti ikasi dari indikator sikap religius dan sikap sosial yang mencakup sikap tanggung jawab, santun, percaya diri, dan peduli yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil tes pengetahuan siklus I, 14 (43,75%) siswa tuntas dengan rata-rata kelas 77,43 sedangkan siklus II diperoleh rata-rata kelas 91,12. Hasil tes keterampilan siklus I, 9 (28,12%) siswa tuntas dengan rata-rata kelas 74,75 sedangkan siklus II rata-rata kelas 88,78. Kata kunci: keterampilan menangkap makna, teks cerita pendek, bercerita, pendekatan scienti ic, media audiovisual
Pendahuluan Keterampilan bercerita merupakan salah satu keterampilan yang berperan membina siswa untuk terampil mengomunikasikan suatu hal secara lisan. Di dalam Kurikulum KTSP, salah satu kompetensi dasar mengenai keterampilan bercerita siswa SMP adalah bercerita dengan alat peraga. Keterampilan bercerita dengan alat peraga menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di Sekolah Menengah Pertama. Ditinjau dari kebaruan kurikulum, kompetensi dasar yang mendekati atau hampir sama dengan bercerita dengan alat peraga (pada kurikulum KTSP) adalah kompetensi dasar 4.1., yaitu menangkap makna teks cerita pendek secara lisan dapat dikategorikan keterampilan bercerita. Pada pelaksanaan pembelajaran kompetensi dasar ini menuntut siswa dapat berbicara atau menyampaikan secara langsung inti dari teks cerita pendek menggunakan bahasanya sendiri. Hasil pembelajaran keterampilan mengkomunikasikan teks secara lisan, kelas VII SMP Negeri 381
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
1 Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014 diketahui 7 kelas terdapat 3 kelas yang tergolong kurang. Diantara 7 kelas tersebut, rata-rata kelas yang terendah adalah kelas VIID. Siswa masih perlu bimbingan dan perhatian guru, khususnya mengenai kepercayaan diri tampil di depan kelas, kesulitan menyusun kata menggunakan bahasanya sendiri, terpaku teks yang ditulis (menghafal), aspek bercerita atau mengkomunikasikan secara lisan (volume, intonasi, lafal). Salah satu keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan tercermin melalui kegiatan bercerita sebagai hasil pemahaman terhadap cerita pendek yang dibaca. Secara lisan, pembaca dapat menceritakan kembali cerpen tersebut dengan bahasanya sendiri. Pengungkapan teks cerpen secara lisan ini dikategorikan bercerita. Delimasa G, dkk (2012), “Bercerita adalah seni menggunakan bahasa, vokalisasi, dan atau gerakan isik dan isyarat untuk mengungkapkan unsur-unsur dan gambaran dari sebuah cerita kepada sesuatu yang spesi ik, kehidupan penonton.” Sejalan dengan Subyantoro (2013:35) menyatakan bahwa kegiatan bercerita adalah suatu kegiatan yang disampaikan oleh pencerita kepada siswanya, ayah dan ibu kepada anak-anaknya, juru bercerita kepada pendengarnya. Bercerita juga merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni, karena erat kaitannya dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata. Kekuatan kata-kata inilah, yang dipergunakan untuk mencapai tujuan bercerita. Menurut konsep ini, kegiatan bercerita melibatkan dua pihak, yaitu pencerita dan pendengar cerita. Berdasarkan deskripsi di atas, kegiatan pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan di kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali yang lebih inovatif dan mendukung kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter. Melalui pembelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran, sikap religius, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan proses pembelajaran peningkatan keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter; (2) memaparkan perubahan perilaku menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan sebagai wujud sikap religius; (3) memaparkan perubahan perilaku percaya diri, peduli, dan santun dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek sebagai wujud sikap sosial; (4) mendeskripsi peningkatan pengetahuan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali setelah menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter; dan (5) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia secara teoritis, yaitu dengan penggunaan pendekatan scienti ic dalam pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Dapat mengatasi kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan dan sebagai acuan pembelajaran yang menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan scienti ic yang tercurah dalam pelaksanaan pembelajaran; dapat membuat inovasi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kurikulum dan pembelajaran yang tepat. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan menangkap makna
382
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
teks cerita pendek secara lisan pada siswa; membentuk/ mengembangkan sikap religius siswa; dan membentuk/mengembangkan sikap sosial siswa. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tiga kali pertemuan dalam kegiatan pembelajaran. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 20 – 22 Maret 2014, sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 2, 4, dan 7 April 2014. Subjek penelitian adalah keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita pada siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014. Adapun sumber data dari penelitian ini: (1) siswa yang berjumlah 32 siswa, jumlah siswa putra 14 siswa, dan jumlah siswa putri 18 siswa; (2) guru mata pelajaran bahasa Indonesia; (3) guru mata pelajaran lain; dan (4) teman sejawat. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan nontes. Tes dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis untuk pengetahuan dan tes unjuk kerja lisan untuk keterampilan. Nontes diterapkan melalui observasi, jurnal guru, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi foto untuk menilai aktivitas, keaktifan, dan perubahan perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Bentuk analisis kuantitatif mendeskripsi semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana berupa persentase. Bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptif dan lengkap sesuai dengan kondisi konkret. Indikator kinerja penelitian ini adalah: adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata tes pengetahuan dan tes keterampilan minimal rata-rata 78 atau 3,12; (2) perubahan perilaku yang mencakup sikap religius dan sikap sosial (tanggung jawab, santun, percaya diri, peduli) berkategori baik atau sangat baik dalam pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter; dan (3) tingkat ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai setiap siswa secara individu yaitu 2,66. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter sudah berjalan dengan baik. Hal ini berimbas pada peningkatan pengetahuan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita, peningkatan sikap religius, peningkatan sikap sosial (sikap tanggung jawab, sikap santun, sikap percaya diri, sikap peduli) yang mengalami perubahan positif. Mokhtar, dkk (2011) mengidenti ikasi efek bercerita bagi siswa terkait aspek keterampilan komunikasi bahasa dan membantu evaluasi bercerita dalam meningkatkan keterampilan komunikasi para siswa. Pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter, ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah maksimal dan hasilnya memuaskan. Siswa menunjukkan keantusiasan mengikuti pembelajaran, dapat bekerja sama dalam kelompok, sikap sosial maupun sikap religius siswa tercermin dengan baik. Penggunaan media audiovisual sangat bermanfaat, sebagaimana pendapat Tugur (2009), media akan menjadi alat bantu efektif tatkala guru mampu mengemas beberapa kegiatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan dirinya sendiri secara aktif. Penggunaan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter dapat meningkatkan keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui 383
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
bercerita pada siswa. Hasil tes keterampilan siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 14,03 atau 71,88% dari nilai rata-rata kelas 74,75 pada siklus I menjadi 88,78 pada siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata tiap aspek penilaian keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita sudah mencapai kategori baik dan sangat baik. Keseluruhan siswa memperoleh nilai yang tuntas dan siswa sudah mampu menangkap makna teks cerita pendek secara lisan dengan pemahamannya sendiri. Dengan demikian, hipotesis diterima terkait pembelajaran dengan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita pada siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014. Perilaku belajar siswa mengalami peningkatan, salah satunya perubahan sikap religius dan sikap sosial siswa. Keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita menggunakan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter membantu meningkatkan sikap religius pada siswa. Sikap religius telah tertanam pada diri siswa, pembiasaan diri dengan berdoa ketika memulai maupun mengakhiri kegiatan, pembiasaan diri mengucapkan salam, dan berhubungan baik dengan antarsesama. Narwanti (2011:56-57) menyatakan bahwa melalui pilar religi akan terbentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga akan selalu terjaga dari perbuatan yang merugikan diri dan lingkungannya. Perubahan perilaku percaya diri, peduli, dan santun dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek sebagai wujud sikap sosial siswa mencakup sikap tanggung jawab, sikap santun, sikap percaya diri dan sikap peduli. Menurut Abidin (2012:141) pada tahap pasca bicara dapat dilakukan aktivitas bertanya jawab yang dapat digunakan sebagai saluran membudaya karakter terutama nilai jujur, rasa ingin tahu, peduli, dan berorientasi pada prestasi. Kegiatan berbicara dalam pembelajaran dapat membina dan menumbuhkembangkan sikap sosial siswa. Sikap sosial siswa mengalami peningkatan ke arah positif, karena diperoleh kategori sangat baik. Hal tersebut diidenti ikasi dari indikator sikap tanggung jawab, santun, percaya diri, dan peduli. Berdasarkan beberapa kebermanfaatan dari pelaksanaan pembelajaran keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita, hipotesis berterima. Penggunaan pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter dapat mengubah perilaku belajar siswa yang diidenti ikasi dari sikap religius dan sikap sosial yang tercermin pada siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014. Penutup Simpulan hasil penelitian ini: (1) proses pembelajaran menggunakan pendekatan scienti ic melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, 2) sikap religius siswa mengalami peningkatan ke arah positif, 3) sikap sosial siswa mencakup sikap tanggung jawab, sikap santun, sikap percaya diri dan sikap peduli mengalami peningkatan ke arah positif, 4) pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter dapat meningkatkan pengetahuan siswa, dan 5) pendekatan scienti ic dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter dapat meningkatkan keterampilan menangkap makna teks cerita pendek secara lisan melalui bercerita pada siswa.
384
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Daftar Pustaka Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Re ika Aditama Delimasa G., Klara, dkk. 2012. “Media Boneka Tangan Dapat Meningkatkan Keterampilan Bercerita”. Jurnal. Surakarta: PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Mokhtar, Nor Hasni, dkk. 2011. “The Effectiveness of Storytelling in Enhancing Communicative Skills. Jurnal Internasional”. Procedia Social and Behavioral Sciences 18 (2011) 163-169. Available online at www.sciencedirect.com Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia Subyantoro. 2013. Pembelajaran Bercerita Model Bercerita untuk Meningkatkan Kepekaan Emosi dalam Berapresiasi Sastra. Yogyakarta: Ombak Tugur, Hadi. 2009. “Media Pembelajaran dan Implementasi Bahasa dan Sastra”. Jurnal Prospektus, Tahun VII Nomor 2, Oktober 2009.
385