RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Selasa, 31 Mei 2011
- INTA stock split 1:5 3 Juni 2011. - Laba bersih SIPD Q1 2011 naik 90% - .BI & BEI tetap buka 3 Juni 2011. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW
Pasar saham kemarin seperti kehilangan arah dalam menentukan posisi transaksinya. Minimnya insentif baik dari domestik maupun kawasan membuat pergerakan harga saham sektoral cenderung flat. IHSG sepanjang perdagangan hanya bergerak dalam rentang 26 poin dan ditutup terkoreksi tipis 6,241 poin ke posisi 3826,137. Nilai transaksi di Pasar Reguler hanya mencapai Rp.2,87 triliun, di bawah rata-rata harian pekan kemarin yang mencapai Rp.3,59 triliun. Sementara asing mencatatkan nilai pembelian bersih hanya Rp.9,81 triliun. Dari faktor kawasan, indeks sejumlah bursa utama Asia juga bergerak dalam rentang yang tipis dan ditutup bervariasi. Indeks Hangseng ditutup naik 0,29%, Nikkei turun 0,18%, Kospi turun 0,31% dan ST naik 0,16%. Kemarin saham-saham sektoral yang mencatatkan penguatan tipis antara lain saham BBRI, BMRI dan UNTR. Sedangkan yang terkoreksi adalah saham lapis dua seperti saham grup Bakrie, sektor perkebunan, saham HRUM, TLKM, ASII, dan BBCA. Hari ini pergerakan pasar diperkirakan masih dalam rentang konsolidasi. Tadi malam pasar saham di AS tutup sehubungan dengan libur nasional. Minimnya insentif di pasar bisa memicu aksi jual lanjutan atas sejumlah saham yang sudah menguat relatif tinggi. Pelaku pasat disarankan untuk menghindari pembelian secara massif dan melakukan pola trading dalam bertransaksi. IHSG masih akan bergerak dalam rentang yang relatif sempit sekitar 30 poin. Data inflasi Mei yang akan diumumnkan awal Juni dan aksi individual emiten seperti pembagian dividen, akan lebih banyak menjadi perhatian pasar. Tingkat inflasi Mei diperkirakan masih akan mengalami inflasi negatif (deflasi). Pelaku pasar disarankan mencermati saham-saham yang diuntungkan dengan faktor inflasi rendah seperti perbankan, properti dan saham-saham konsumsi. Level support masih berada di 3780 dan resisten di 3845. IHSG 3780-3845
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
* Tanggal 27 Mei 2011
BERITA TERKINI
Fitch Masukkan Bank Mega Ke Pengawasan Negatif. Fitch Ratings, perusahaan pemeringkat, memberikan peringkat jangka panjang A+ untuk PT Bank Mega Tbk dan A untuk obligasi subordinasinya dengan status pengawasan peringkat negatif. Pada saat yang sama, peringkat individual bank tersebut ditetapkan D dengan peringkat dukungan 4 menyusul pengumuman sanksi dari Bank Indonesia terhadap bank Grup Para tersebut baru-baru ini. Bank Mega dikenai sanksi dalam setahun dilarang membuka cabang baru, membuka dan memperbarui produk deposito bebas (deposit on call), dan menawarkan surat berharga deposito yang bisa diperdagangan. Fitch meyakini sanksi itu akan membatasi pertumbuhan bank tersebut dalam jangka menengah. Selain itu, sanksi itu juga menekan profil likuiditas dalam jangka pendek dan menengah menyusul besarnya ketergantungan perseroan pada produk deposito berjangka dan kurang stabilnya tipe pendanaan ini. (Bisnis.com) INTA Stock Split 1:5. PT. Intraco Penta Tbk (INTA) akan melakukan stock split 1:5, sehingga nilai nomila saham berubah dari Rp. 250 menjadi Rp. 50 per lembar saham. Akhir perdagangan saham dengan nominal lama adalah 3 Juni 2011 dan awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru adalah 6 Juni 2011. (Keterbukaan Informasi) Laba Bersih SIPD Tumbuh 90% Di Kuartal I Tahun Ini. PT Sierad Produce Tbk (SIPD) dan anak usahanya mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 90% pada kuartal pertama tahun ini. Laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit menunjukkan, selama tiga bulan pertama di 2011, SIPD membukukan laba bersih sekitar Rp 15,044 miliar, dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 7,914 miliar. Peningkatan laba ini seiring naiknya penjualan bersih sebesar 32% menjadi Rp 1,003 triliun di kuartal pertama tahun ini. Laba usaha pun tercatat naik 76% mencapai Rp 29,734 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan laba juga didukung kenaikan signifikan dari penjualan lain-lain, laba kurs, dan bunga deposito. Tapi, laba usaha tergerus cukup besar karena lonjakan beban keuangan di kuartal pertama yang mencapai 96% dibanding tahun lalu yaitu menjadi sekitar Rp 17,491 miliar. (Kontan Online) Chandra Asri Cetak Laba USD 23,6 Juta. PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan laba bersih USD 23,6 juta pada kuartal I-2011. Pendapatan TPIA pada kuartal I 2011 sebesar USD 547,3 juta. Sebagian besar pendapatan tersebut berasal dari penjualan ke pasar domestik. ( Investor Daily)
TRUB Raih Kontrak Pembangunan Instalasi Milik INCO. PT Truba Jaya Engineering meneken kontrak pembangunan instalasi mesin dengan PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO). Anak usaha PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) itu sepakat membangun kembali Electric Furnace Unit 2 dan Rotary Kiln Unit 1 dan Unit 3 milik INCO. Nilai kontrak pembangunan itu mencapai Rp 63,264 miliar dan US$ 2.876.367.(Kontan Online) Bangun 4 Pabrik, Jaya Agra Wattie Siapkan Rp130 Miliar. PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) berencana untuk membangun pabrik kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan pabrik karet senilai Rp130 miliar pada tahun 2011 ini. Untuk 2011 ini JAWA akan berencana untuk membangun satu pabrik CPO dan tiga pabrik karet. Untuk pembangunan satu pabrik CPO, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp90-Rp100 miliar, sementara itu guna membangun tiga pabrik karet perseroan membutuhkan dana sekira Rp30 miliar. Adapun sumber dana untuk pembangunan pabrik tersebut berasal dari dana IPO dimana sebesar 90 persen dari dana IPO tersebut akan digunakan untuk penambahan lahan baru dan pembangunan pabrik kelapa sawit dan pabrik karet sementara sisanya sebesar 10 persen akan digunakan untuk modal kerja yang kemungkinan besar untuk menambah lahan baru. (Okezone) ASII Miliki Fasilitas Pinjaman Perbankan Senilai US$ 525 Juta. PT Astra Internasional Tbk (ASII) optimistis dengan berbagai rencana ekspansi perusahaan. Selain ditopang kas yang kuat, perseroan juga memiliki fasilitas pinjaman yang totalnya mencapai US$ 525 juta. ASII pada 13 Mei 2011 telah menandatangani perjanjian utang sebesar US$ 145 juta untuk tempo 36 bulan. Pinjaman tersebut berasal dari sindikasi perbankan, yaitu PT ANZ Panin Bank, DBS Bank Ltd dan Sumitomo Mitsui Banking Corp dan Mizuho Corporate Bank Ltd. (Kontan Online) Kalbe Siapkan Rp. 500 Miliar. PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan mengembangkan usahanya di lima negara Asia Tenggara dalam lima tahun kedepan. Kelima negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. KLBF mengalokasikan Rp. 50-100 miliar untuk setiap negara. Selain ekspansi produk, perseroan juga berencana membangun pabrik, akuisisi maupun membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan setempat. (Investor Daily)
SAHAM PILIHAN INTP 17100-17800. Harga saham INTP dalam beberapa sesi perdagangan menguat dari Rp.16800 (25/5) hingga sempat menyentuh Rp.17400 sebelum ditutup di Rp.17150 kemarin. Harga sahamnya sepanjang tahun ini rata-rata menguat 8,15%. Harga tertinggi yang pernah dicapai setahun terakhir di Rp.19400 pada perdagangan 6 Oktober lalu. Sebulan terakhir harga tertingginya mencapai Rp.17800. Peluang penguatan harga sahamnya masih terbuka menyusul kenaikan harganya yang menembus level Rp.17100 yang selama ini menjadi level resistennya. Kondisi ini juga dipicu perbaikan kinerja industrinya tahun ini. Hal ini terlihat dari pencapaian hingga empat bulan pertama tahun ini dimana konsumsi semen domestik tumbuh 10,7% lebih tinggi ketimbang pertumbuhan kuartal pertama 2011 (1Q11) sebesar 8,6%. Bila dilihat pencapaian INTP selama kuartal pertama 2011 juga mengindikasikan pertumbuhan positif. Pendapatan bersih INTP sepanjang 1Q11 mencapai Rp.2,94 triliun meningkat 15,45% dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.2,55 triliun. Di bottom line, INTP membukukan kenaikan laba 10% mencapai Rp.235,06 miliar. EPS mencapai Rp.235. Pertumbuhan laba bersih INTP tersebut lebih tinggi ketimbang SMGR ataupun SMCB yang masing-masing hanya tumbuh 8% dan 2% pada periode yang sama. INTP sepanjang 1Q11 mencatatkan pertumbuhan volume penjualan semen sebesar 8,40% mencapai 3,30 juta ton. Ini mencerminkan pangsa pasar sebesar 31%. Saat ini kapasitas produksi INTP mencapai 18,6 juta ton per tahun. Volume penjualan semen perseroan tahun ini diperkirakan tumbuh 8% mencapai 15,01 juta ton dibandingkan tahun lalu sebanyak 13,9 juta ton. Pendapatan diperkirakan tumbuh 18,9% mencapai Rp.13,24 triliun. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp.3,82 triliun, naik 18,6% dengan EPS mencapai Rp.1041,94. Pada harga Rp.17150, saham INTP ditransaksikan dengan PE 16,46x proyeksi laba 2011. Berdasarkan EV/ton kapasitas, saat ini INTP ditransaksikan dengan EV sebesar USD366/ton, lebih tinggi ketimbag SMGR pada harga Rp.9650 yang ditrasaksikan dengan EV USD335/ton. Namun marjin bersih INTP yang sebesar 29,5% masih lebih tinggi ketimbang SMGR 24,5%. Rata-rata PE sektor industri semen di Asia Tenggara dengan market caps di atas USD1 miliar saat ini sebesar 18,17x. Berdasarkan ratarata sektor tersebut harga saham INTP berpeluang menguat dengan target price Rp.18900. Secara technical saham INTP berpeluang mencapai Rp.17800 setelah berhasil break Rp.17100. Posisi Cut loss di Rp.16700. Perseroan untuk tahun buku 2010 akan membagikan dividen tunai sebesar 30% laba bersih atau Rp.263/saham. Maintain BUY
SAHAM PILIHAN INTA 3775-4300. Harga saham INTA kemarin ditutup naik Rp.50 ke posisi Rp.3875. Sepanjang tahun ini harga saham perusahaan penjualan alat berat tersebut telah menguat 56,12%. Volume transaksi sahamnya kemarin meningkat mencapai 11,30 juta lembar dibandingkan volume transaksi rata-rata hariannya dalam sebulan terakhir sebanyak 5,08 juta saham. Perseroan sepanjang kuartal pertama 2011 (1Q11) diperkirakan membukukan kenaikan laba bersih 240% mencapai Rp.34,7 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp.10 miliar. Melonjaknya laba bersih tersebut ditopang kenaikan penjualan alat-alat berat sebesar 122% yang mencapai Rp.730 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.450 miliar. Hingga pertengahan Mei kemarin INTA berhasil membukukan penjualan alat berat mencapai lebih dari 879 unit atau hampir 70% dari dari estimasi penjualan alat berat perseroan tahun ini sebanyak 1293 unit. Tahun ini penjualan INTA ditargetkan mencapai Rp.2,9 triliun atau tumbuh 63% dan laba bersih ditargetkan capai Rp.155,8 miliar atau tumbuh 88% dari tahun lalu. Pada harga Rp.3875 saham INTA ditransaksikan dengan PE 10,74x, relatif murah ketimbang kompetitornya UNTR yang saat ini ditransaksikan dengan PE 14,68x pada harga Rp.22900. Pada rata-rata PE 12x harga saham INTA berpeluang mencapai Rp.4325 dalam waktu dekat. Selain dari pertumbuhan bisnis alat berat, perseroan ke depannya akan mengembangkan bisnis tambang batubara untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui pertumbuhan non-organic. Untuk itu INTA berencana mengakuisisi satu lahan tambang batubara melalui anak usahanya, PT Karya Sumber Lestari Alam (Kasuari). Saat ini anak usahanya tersebut telah menandatangani kontrak penambangan batubara sebesar USD125 juta dengan PT Harsco Mineral. Sementara itu INTA akan melakukan stock split dalam waktu dekat dengan rasio 1:5 untuk meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya. Maintain BUY.
Perhatikan : BUMI 3325-3550 BMRI 6950-7350 UNTR 22400-23550 ASRI 290-320 BBRI 6250-6550 PGAS 3925-4100
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.