ABSTRAK
Universitas paramadina Program studi ilmu komunikasi 2015 Deri Juniawan /210000107 Judul: Faktor-Faktor Penarik Perhatian Pada Mobile Application Air Asia Menurut Mahasiswa Universitas Paramadina Angkatan 2011-2013 Jumlah Halaman : ix + 60 + 26 tabel + 10 gambar Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor penarik perhatian pada mobile application Air Asia menurut mahasiswa universitas paramadina angkatan 2011-2013. Faktor-faktor penarik perhatian dibagi menjadi empat dimensi, yaitu dimensi gerakan, dimensi intensitas, dimensi kabahruan dan dimensi perulangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitaif dengan menggunakan statistik deskriptif, dengan menggunakan frekuensi dan kumulatif persentase, penelitian dilakukan dengan metode survey dengan total responden 72 orang pada bulan Maret 2014 (sebelum kecelakaan Air Asia). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor penarik perhatian berdasarkan empat dimensi adalah sebagai berikut: pertama, dimensi Gerakan dengan frekuensi 36 (50.0%) dinyatakan tinggi: kedua, dimensi Intensitas dengan frekuensi 44 (61,1%) dinyatakan tinggi: Ketiga, dimensi Kebaharuan dengan frekuensi 35 (48,6%) dinyatakan sedang: keempat, dimensi Perulangan dengan frekuensi 35 (48,6%) dinyatakan sedang. Total keseluruhan faktor penarik perhatian memiliki frekuensi 58 (80,6%) dinyatakan sedang. Hal ini menunjukan bahwa faktorfaktor penarik perhatian mayoritas dinyatakan sedang. Meskipun demikian dimensi gerakan dan dimensi intensitas menyumbang faktor perhatian tertinggi, yaitu dimensi gerakan dengan frekuensi 36 (50.0%) dan dimensi intensitas dengan frekuensi 44 (61,1%). Hasil penelitian menunjukan hasil persentase tingkat skor variabel x sebesar 80,6% dan dinyatakan sedang. Ratarata pengguna hanya mengakses informasi-informasi standar mengenai jadwal penerbangan, tujuan penerbangan dan harga tiket itu sendiri. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan pengaruh faktor-faktor penarik perhatian tersebut berkategorisasi sedang. Faktor pertama yaitu daya tarik gerakan visual dinyatakan tinggi sebesar 50.0% dengan frekuensi sebesar 36. Faktor kedua intensitas dinyatakan sedang tinggi 61,1% dengan frekuensi sebesar 44. Sedangkan faktor ketiga kebaharuan berpengaruh sedang sebesar 48,6% dengan frekuensi 35. Dan faktor terakhir yaitu pengulangan dinyatakan sedang sebesar 48,6% dengan frekuensi sebesar 35. Saran AirAsia harus selalu menjaga promosi dan update informasi hotel untuk meningkatkan faktor penarik perhatian dalam mobile application AIrAsia. Kata kunci Jumlah Literatur
: Air Asia, Mobile Application, faktor-faktor penarik perhatian. : 20 buku (2002 s.d 2013), 3 situs website
1
PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan teknologi telah berkembang sangat cepat dan pesat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Para masyarakat yang mulai menggunakan sebuah media dalam melakukan interaksi baik individu maupun publik. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang dimana media tersebut sangat mempengaruhi keseharian sesorang dalam melakukan kegiatannya yang berhubungan dengan interaksi. Adapun berbagai macam teknologi informasi dan komunikasi yang umumnya diketehui seperti handphone, televisi, radio, komputer dan lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, beberapa tahun terakhir yang menjadi andalan para masyarakat adalah penggunaan teknologi dengan bantuan internet. Mulai dari komputer yang lebih banyak menarik perhatian masyarakat untuk menggunakannya serta handphone yang semakin canggih dengan bantuan intenet. Media komunikasi handphone yang sekarang lebih dikenal dengan smartphone, dimana media tersebut memberikan kemudahan dalam melakukan interaksi mulai dari berbagai aplikasi media sosial yang ditawarkan seperti dapat melakukan chatting, browsing, email dan hal lainnya. Pada saat ini berbagai macam aplikasi sosial media yang menawarkan jasa-jasa tersebut seperti Facebook, Twitter, Blog, Yahoo dan aplikasi lainnya. Dari berbagai aplikasi yang ditawarkan oleh smartphone adapun beberapa aplikasi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, dimana aplikasi tersebut membantu memudahkan dalam melakukan interaksi antara konsumen dengan perusahaan, seperti melakukan transfer atau cek saldo, booking hotel, pembelian sebuah barang, pemesanan tiket dan lainnya. Beberapa yang sering terdengar mobile bca, mobile telkomsel, mobile Air Asia dan lainnya. Adanya mobile application selain untuk menjadikan kemudahan bagi para pengakses dan pengguna hal ini juga didukung dengan adanya motif penggunaan mobile application tersebut. Salah satunya adalah motif untuk memenuhi hubungan. Yang dimaksud disini adalah hubungan yang terjalin antara individu konsumen media tersebut dengan isi media secara keseluruhan. Dalam hubungan ini motif penggunaan mobile application terpenuhi dari bagaimana mobile application tersebut mampu membuat pengguna menjadi personal yang melek akan teknologi, selain itu motif pengguna hubungan ini juga menjadi aspek yang paling penting karena dari motif hubungan ini bisa diketahui bagaimana kepuasaan terhadap mobile application 2
tersebut. Selanjutnya adalah motif penggunaan motif isi, motif penggunaan jenis isi adalah motif menggunakan dengan latar belakang dengan menggunakan isi dari jenis media tersebut. Penelitian ini menggunakan mobile application. Jadi motif penggunaan ini berkaitan dengan bagaimana jenis isi dari sebuah mobile application yang berupa fitur-fitur seperti harga tiket, waktu dan tanggal keberangkatan serta tempat penginapan yang direkomendasikan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pengguna untuk mengakses mobile application tersebut. Jenis isi sangat menjadi ujung tombak dari motif penggunaan suatu media karena jika kebutuhan informasi tidak dapat dipenuhi dan tidak dapat dijawab oleh mobile application atau media tersebut maka pengguna atau konsumen akan beralih untuk menggunakan mobile application yang lainnya. Yang terakhir adalah motif penggunaan media adalah jumlah waktu yang dimaksud dengan jumlah waktu adalah berkaitan dengan intensitas pengguna dalam menggunakan atau mengakses media tersebut. Penelitian ini akan meneliti tentang salah satu new media yaitu mobile application khususnya adalah mobile application Air Asia. Dalam motif penggunaan jumlah waktu ini dapat diartikan bagaimana pengguna merasa harus dan sering untuk mengakses mobile application tersebut setiap pengguna
atau pengakses membutuhkannya. Intesitas
waktu menentukan pengguna untuk merasa puas atau tidak terhadap mobile application Air Asia jika pengguna terus menerus mengkases mobile application tersebut tanpa harus mencari mobile application yang lain. Jika dilihat dari motif yang telah disebutkan diatas maka motif hubungan, motif macam isi dan motif jumlah waktu sangat erat kaitannya dengan brand loyalty atau keloyalan terhadap brand tersebut. Jika motif hubungan, motif macam isi dan motif macam isi mampu dipenuhi oleh brand dari mobile application Air Asia maka, tidak diragukan lagi keloyalan konsumen terhadap brand tersebut akan berlangsung cukup lama. Motif penggunaan ini mampu menjawab keinginan pengguna dalam mengakses sebuah media. Jika dikaitkan dengan penelitian nantinya akan dilihat bagaimana isi dan informasi di dalam mobile application Air Asia menjadi suatu kebutuhan yang akan terus menerus diakses dalam waktu yang lama oleh penggunanya.
3
Pada penelitian ini yang akan diangkat adalah salah satu aplikasi mobile yang kini marak digunakan para pengguna travelling, yaitu mobile aplikasi dari penerbangan Air Asia. Dimana aplikasi ini memiliki manfaat seperti mencari penerbangan, booking pesawat serta berbagai informasi tentang penerbangan Air Asia. Dan yang akan diteliti adalah mengenai efektifitas dari aplikasi mobile Air Asia dalam melakukan interaksi informasi dan komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya. IDENTIFIKASI MASALAH Setelah melihat latar belakang masalah maka, permasalahan dapat di definisikan sebagai berikut: 1. Seberapa besar faktor gerakan visual yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013? 2. Seberapa besar faktor instensitas stimuli yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013? 3. Seberapa besar faktor kebaharuan yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013? 4. Seberapa besar faktor perulangan yang terdapat dalam mobile application Air Asia mahasiswa menurut paramadina angakatan 2011-2013?
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: “Seberapa besar faktor-faktor penarik perhatian pada mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013”?
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui seberapa besar faktor gerakan visual yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013. 2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor instensitas stimuli yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013.
4
3. Untuk mengetahui seberapa besar faktor kebaharuan yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiwa paramadina angkatan 20112013. 4. Untuk mengetahui seberapa besar faktor perulangan yang terdapat dalam mobile application Air Asia menurut mahasiswa paramadina angkatan 2011-2013.
Manfaat Penelitian Penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberikan informasi tentang faktorfaktor penarik perhatian pada mobile application Air Asia. Manfaat Praktis Memberikan gambaran kepada pengelola mobile application Air Asia untuk lebih membuat tampilan yang menarik Manfaat Akademis Secara akademis, khususnya bagi mahasiswa program studi ilmu komunikasi, unviversitas paramadina terutama pada peminatan brand management untuk lebih dalam mengetahui pentingnya faktor-faktor penarik perhatian pada mobile appliactioan suatu produk. LANDASAN TEORI Perhatian merupakan sesuatu yang terjadi bila manusia mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan menyampaikannya melalui alat indra yang lain. Menurut Jaladdin Rakhmat terdapat beberapa faktor eksternal dalam menarik perhatian. Apa yang diperhatikan oleh manusia ditentukan oleh faktor situasional dan persoanal. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2011 :51) menyatakan bahwa, “Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimulius diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain gerakan, instensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai dari gerakan, kebaruan, instensitas stimuli dan perulangan. Menurut Jalaluddin Rakhmat ( 2011 :51-52 ) : 1. Gerakan adalah seperti organisme yang lain manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Manusia senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.
5
2. Instensitas stimuli yaitu manusia akan memperhatikan stimulus yang menonjol dari stimulus yang lain. Warna merah pada latar belakang putih contohnya. 3. Kebaruan yaitu hal-hal yang baru yang luar biasa yang berbeda akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen menunjukan bahwa stimulus yang luar biasa lebih mudah dipelajari atau diingat. Misalnya pemasang iklan sering memanipulasikan unsur kebaruan dengan menonjolkan yang luar biasa dari barang atau jasa yang ditawarkannya. 4. Perulangan adalah hal-hal yang disajikan berkali-kali bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian. Disini unsur familiarlity (yang sudah dikenal) berpadu dengan unsur novelty (yang baru dikenal). Perulangan juga mengandung usur sugesti yaitu mempengaruhi bawah sadar manusia. Bukan hanya pemasangan iklan, yang mempulerkan produk dengan mengulang-ulang jingle atau slogan hal ini juga digunakan untuk melakukan penaklukan massa oleh politisi. Jika dikaitkan dengan penelitian maka faktor penarik perhatian yaitu gerakan dalam mobile application Air Asia berupa gambar-gambar yang terdapat di halaman depan atau beranda pada situs mobile Air Asia. Kemudian instensitas stimuli yang terdapat dalam mobile application Air Asia adalah informasi mengenai promosi terhadap pembelian tiket yang biasanya paling menonjol diantara tulisan mengenai tulisan yang lainnya. Kemudian kebaruan dalam mobile application Air Asia ditunjukan dengan menyajikan informasi berupa display web yang berdasarkan dengan event-event yang sedang atau dekat-dekat akan digelar misalnya beberapa saat yang lalu ketika mendekati event hari raya Idul Fitri maka, beranda pada mobile application Air Asia digambarkan melalui suasana Idul Fitri berupa background yang dihiasi dengan gambar ketupat dan gambar bedug. Sedangkan unsur perulangan pada mobile application Air Asia digambarkan melalui tampilan dalam aplikasi Air Asia yang selalu sama namun ditambahkan sentuhan-sentuhan mengenai event-event atau kegiatan yang akan digelar dalam waktu dekat
6
Kerangka Teori
Komunikasi
Komunikasi Pemasaran
New Media
Information Source
Transmiter (Encoder)
Channel
Receiver (Decoder)
Air Asia
Penggunaan aplikasi mobile phone dari pihak manajemen Air Asia
Internet
Penerimaan melalui aplikasi berbasis android blackberry dan IOS
Destination
Pengguna mobile aplikasi Air Asia
Faktor-faktor penarik perhatian 1. Gerakan 2. Instensitas 3. Kebaruan 4. Perulangan
7
METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan survei dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Rahmat Kriyantono (2006:55), riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan
atau
menjelaskan
suatu
masalah
yang
hasilnya
dapat
digeneralisasikan. Secara umum riset kuntitatif menurut Kriyantono (2006:56) mempunyai ciriciri yaitu : 1) Hubungan riset dengan subjek jauh 2) Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori 3) Riset harus digeneralisasikan, karena itu menurut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliable 4) Prodesur riset yaitu empiris Metode penelitian ini menggunakan teknik survei. Menurut Kriyantono (2006:59), survei adalah metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Secara umum metode survei terbagi dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah survei eksplanatif. Menurut Kriyantono (2006:60) survei eksplanatif ini digunakan bila periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
HASIL PENELTIAN DAN KESIMPULAN Penelitian ini berusaha melihat faktor-faktor penarik perhatian dari keempat dimensi yaitu. Dimensi gerakan, dimensi intensitas, dimensi kebaharuan dan dimensi perulangan. Secara umum hasil penelitian mengenai dimensi tersebut menempatkan dimensi intensitas sebagai dimensi tertinggi dalam faktor penarik perhatian disusul dengan dimensi kebaharuan, dimensi perulangan dan dimensi gerakan. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan total responden 72 orang pada bulan Maret 2014 (sebelum kecelakaan Air Asia).
8
Dalam peneltian ini Faktor-faktor penarik perhatian pada mobile application Air Asia 1. Dimensi Gerakan dengan frekuensi 36 (50.0%) dinyatakan tinggi 2. Dimensi Intensitas dengan frekuensi 44 (61,1%) dinyatakan tinggi 3. Dimensi Kebaharuan dengan frekuensi 35 (48,6%) dinyatakan sedang. 4. Dimensi Perulangan dengan frekuensi 35 (48,6%) dinyatakan sedang. Total keseluruhan faktor penarik perhatian memiliki frekuensi 58 (80,6%) dinyatakan sedang. Hal ini menunjukan bahwa faktor-faktor penarik perhatian mayoritas dinyatakan sedang. Meskipun demikian dimensi gerakan dan dimensi intensitas menyumbang faktor perhatian tertinggi, yaitu dimensi gerakan dengan frekuensi 36 (50.0%) dan dimensi intensitas dengan frekuensi 44 (61,1%). Dimensi intensitas menjadi dimensi tertinggi dari faktor penarik perhatian, hal ini menunjukan pengguna mobile application Air Asia merasa bahwa update informasi tentang promosi dan hotel menjadi faktor penarik perhatian tertinggi dalam penggunaan mobile application Air Asia. Dimensi Gerakan menjadi dimensi tertinggi kedua setelah dimensi intensitas dengan selisih 11,1% lebih rendah (responden yang menyatakan tinggi) dibanding dimensi intensitas. Dimensi kebaharuan dan dimensi perulangan merupakan dua dimensi terendah sebagai faktor penarik perhatian dibandingkan dengan gerakan dsan dimensi Intensitas dengan nilai skor yang sama yaitu 48,6% responden menyatakan faktor penarik perhatian sedang. Dimensi kebaharuan sendiri menunjukan hal-hal baru dan berbeda sehingga dapat menarik perhatian. Dalam penelitian ini faktor penarik perhatian mobile application Air Asia adalah informasi tentang adanya event baru dan pilihan fitur dan icon menu yang jelas pada mobile application Air Asia. Misalnya adalah perusahaan sering kali memanipulasi unsur kebaharuan dengan menonjolkan unsur baru yang berbeda seperti icon menu pada mobile application Air Asia. Sedangkan dimensi perulangan merupakan hal-hal yang disajikan berkali-kali dengan sedikit variasi sehingga unsur familiarity lebih ditonjolkan. Dalam penelitian ini unsur perulangan ditunjukan pada logo Air Asia dan Icon Book Now. Namun kedua dimensi tersebut dianggap kurang menarik perhatian dibanding dimesi intensitas stimuli dan dimensi gerakan, dimana skor kedua dimensi tersebut (dimensi kebahruan dan dimensi perulangan) sama. Interview dalam penelitian ini 9
menggunakan responden yang telah menggunakan jasa penerbangan dan mobile application Air Asia . Responden pertama, Inge Andhini. 22 Tahun. Mahasiswa Paramadina, Program Studi Komunikasi. Angkatan 2011. Dalam wawancara ini dijelaskan bahwa koresponden mengetahui dan mengikuti berita mengenai kronologi jatuhnya pesawat Air Asia pada tanggal 28 Desember 2014 hari minggu pada pukul 07.08 WIB. Hasil wawancara ini menunjukan bahwa responden tetap ingin menggunakan mobile application Air Asia. Responden menjelaskan bahwa keinginan menggunkan mobile application Air Asia dikarenakan maskapai Air Asia masih menjadi pilihan utama penerbangan berbiaya rendah, responden juga berpendapat kecelakaan tersebut murni musibah dikarenakan cuaca yang tidak bersahabat. Pada pertanyaan selanjutnya responden tetap ingin menggunakan maskapai Air Asia sebagai sarana penerbangan meskipun merasa brand image dari Air Asia jatuh akibat musibah yang telah dialami pihak maskapai saat ini. Responden merasa meskipun brand image Air Asia jatoh tidak menghalangi keinginan responden untuk terus menggunakan jasa Air Asia, responden juga berpendapat bahwa musibah penerbangan seperti ini dapat dialami oleh maskapai mana saja termasuk maskapai dengan reputasi baik sekalipun. Hasil interview ini menjelaskan bahwa brand image Air Asia menurun akibat musibah tersebut, namun pengguna di kalangan mahasiswa tidak kehilangan intensi untuk terus menggunakan jasa penerbangan ini. Sehingga dapat dikatakan intensi penggunaan jasa penerbangan ini tidak terlalu di pengaruhi oleh brand image yang menurun. Hal ini disebabkan maskapai Air Asia merupakan maskapai berbiaya rendah atau low cost carier (LCC) dimana pengguna lebih sensitif terhadap harga ketimbang brand image produk. Responden kedua, Widiyoko Indrarto. Mahasiswa Paramadina, Program Studi Komunikasi. Angkatan 2011. Hasil berbeda didapati dari wawancara dengan koresponden kedua. Dalam hasil wawancara yang dilakukan, dengan sadar Widyo mengaku sangat mengikuti perkembangan pemberitaan yang beredar termasuk perkembangan pemberitaan mengenai peristiwa jatuhnya pesawat milik Air Asia. Widyo juga menyatakan dalam wawancara kepada peneliti bhawa sejak peristiwa lecelakaan tersebut terjadi widyo mengurangi keinginan untuk menggunakan jasa penerbangan dari Air Asia. Widyo juga menambahkan bahwa motif dirinya menggunakan Air Asia selama ini adalah karena biaya yang murah dan banyaknya 10
promosi – promosi menarik dari Air Asia. Namun, saat ini Widyo ingin merubah keinginannya dengan tidak lagi menggunakan jasa penerbangan dari Air Asia. Widyo secara terang – terangan mengakui kepada peneliti bahwa dirinya lebih memilih penerbangan yang memberikan harga cukup mahal namun dirinya bisa selamat. Widyo juga membandingkan pengalaman waktu widyo menggunakan jasa penerbangan lain yaitu Garuda. Pernyataan Widyo “ yaaa sekarang sih saya lebih milih yang mahal dikit gak apa-apa deh yang penting aman. Harga menurut saya kualitasnya ga bisa dibohongin ya. Kayanya udah ga mau deh terbang sama Air Asia. Soalnya juga sebelumnya kurang memuaskan servivenya. Lagian menurut saya kayanya ga murni masalah cuaca aja deh.” Dari pernyataan dalam wawancara langsung terhadap peneliti dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kasus yang melibatkan Air Asia yang sampai sekarang juga belum jelas didapati sebab dan akibat dari peristiwa tersebut maka sedikat banyak mempengaruhi keloyalan dari konsumen terhadap brand yang sebenarnya telah lama dan biasa digunakan oleh konsumen tersebut. Dengan adanya dua hasil wawancara yang berbeda dapat disimpulkan bahwa sekuat apapun brand tersebut hadir dan digunakan oleh khalayak, brand tersebut harus tetap menjaga kestabilan dari citranya yang telah dibangun selama ini. Karena pada dasaranya konsumen tidaj mau dan tingga akan menggunakan brand-brand yang dianggap bermasalah. Baik dari faktor internal seperti human error pada brand tersebut atau pun faktor eksternal seperti faktor cuaca yang melibatkan peristiwa Air Asia.
11
SARAN SARAN AKADEMIS Pada penelitian ini hanya digunakan uji beda rata-rata dengan menggunakan frekuensi dan kumulatif persen dalam menarik kesimpulan dari kuesioner. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan uji regresi dan kolerasi. sehingga didapat hasil peneltian yang lebih komprehensif. SARAN PRAKTIS Dari penelitin ini terlihat bahwa dimensi intensitas dan dimensi gerakan yang diwakili oleh informasi tentang hotel dan promosi serta event baru dan icon menu yang jelas lebih superior dibandingkan dimensi perulangan dan dimensi kebaharuan. Oleh sebab itu menejemen Air Asia harus memberikan perhatian lebih kepada unsur-unsur didalam dimensi intensitas dan dimensi gerakan seperti mengupdate informasi tentang hotel dan informasi tentang promosi, dikarenakan unsur tersebut memiliki faktor penarik perhatian terbesar diantara ketiga dimensi lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agus Eko Sujianto. 2007. Aplikasi Statistic Dengan Sppss Untuk Pemula. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung :Simbosa Rekatama Media Bagong Suyanto dan Sutimah, Metode Penelitian Sosial, Penerbit Prenada Media, Jakarta, 2005. Daryanto. 2010. Ilmu komunikasi cetakan 1. Bandung : Satu Nusa Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak, 2001, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas Dan Perilaku Merek, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Effendy, Onong Uchana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung. Resdakaya . 2003. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Cetakan Kesembilan Belas. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya .
2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kennedy, Jhon E & R Dermawan Soemanagara (2006). Marketing communication. Jakarta: PT. Bhuana ilmu popular Kountur, Ronny, 2004, Metode Peneltian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta: Penerbit PPM. Kotler, Philip. 2005. Manajemen pemasaran jilid 2. Jakarta: PT. Indeks kelompok gramedia Kriyantono, Rachmat 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyana Deddy. 2003. Ilmu komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa Kencana Prenada media group Jakarta. Rakmat, Jalaluddin. 2007. Metode Peneltian Komunkasi: Dilengkapi Dengan Contoh Analistik Statistic. Bandung: Rosdakarya.
13
Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring custumer satisfaction. PT. Gramedia pustaka utama. Jakarta Schiffman &Kanuk, (2004). Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta: Pretice Hall Shimp, A Terence (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 (edisi 5), Jakarta erlangga Straubhaar, Joseph and Larose. (2008). Medianow fourth edition. United states of America : Thomson learning. Wijaya, Amin. (2005). Brand management. Jakarta: Erlangga
14