Kabupaten SawahluntoISijunjung secara geografis berada pada posisi antara 0°18'43"
- 1°41'46" LS dan 101°30'52" - 101°37'40" BT dan berada pada
ketinggian 118 s.d 1335 m dpl. Secara administrasi Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berbatasan dengan: 1. Sebelah utara dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Sawahlunto 2. Sebelah selatan dengan Kabupaten Dharmasraya 3. Sebelah timur dengan Kabupaten Kuantan Sengingi Propinsi Riau 4. Sebelah barat dengan Kabupaten Solok terdiri dari dataran hingga Secara geologis Kabupaten SawahluntoISijunj~~ng berbukit diantara deretan Bukit Barisan dengan bahan induk batuan kapur (karst) yang memanjang dari arah barat laut sampai dengan arah tenggara wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Peta adminitrasi Kabupaten SawahluntoISijunjung disajikan pada Gambar 4. Fisik Wilayah
Berdasar Undang-Undang Pemekaran Daerah yaitu Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat, terhitung tanggal 7 Januari 2004, Kabupaten SawahluntoISijunjung resmi dimekarkan menjadi Kabupaten implikasi
Sawahlunto/Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya, yang memberi pada
berbagai
hal.
Salah
satunya
adalah
luas
Kabupaten
SawahluntoISijunjung, berkurang dari 6.091,93 ~ r n 'menjadi 3.130,40 ~ r n '(BPS, 2006). Pemekaran wilayah Kabupaten SawahluntoISijunjung menjadi dua bagian dengan Kabupaten Dharmasraya menimbulkan konsekuensi terhadap pendapatan daerah. Terbaginya luasan wilayah, menjadikan kurang lebih 70,8% dari total sebelumnya atau sekitar 128.476 ha lahan yang telah dibudidayakan berupa lahan
Gambar 4 Batas Adrninistrasi Kabupaten SawahluntoIS~u~~jung
pemukiman dan lahan pertanian yang subur berada di bawah pemerintahan baru Kabupaten Dharmasraya, dan hanya 29,2% saja yang masih berada di Kabupaten SawahluntoISijunjung. Penggunaan iahan yang menjadi wilayah Kabupaten Dharmasraya antara lain adalah pemukiman sebesar 77%, sawah (42,7%), tegalanllahan kering (95%), perairan darat (96,4%) dan perkebunan (43,24%) dari luasan setiap penggunaan lahan sebelu~npemekaran. Wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung memiliki tingkat kemiringan lereng bervariasi antara
2-60 %. Kondisi topografi Kabupaten SawahluntoISijunjung
bervariasi antara bukit, bergelombang dan dataran. Kemiringan tanah atau kelerengan tanah menggambarkan bentuk kedudukan tanah terhadap bidang datar yang dinyatakan dalam persen (%). Pembagian topografi (bentuk wilayah) di Kabupaten SawahluntoISijunjung berdasarkan
kemiringan
tanah
yang
ditetapkan
oleh
Bakosurtanal2003 dibagi kedalam 6 (enam) kelas yaitu: a. Daerah tergolong datar dengan lereng 0 - 3% b. Daerah landai dengan lereng >3 - 8% c. Daerah miring dengan lereng >8 - 15% d. Daerah agak terjal dengan lereng >I5 -25% e. Daerah terjal dengan lereng >25 - 40%
f. Daerah curam dengan lereng > 40% Kabupaten SawahluntoISijunjung didominasi oleh pegunungan
dengan
kemiringan lereng >16%, yaitu seluas 187.003,8 ha atau 60,3% wilayah Kabupaten SawahluntoISijunjung dan tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Jajaran perbukitan seluas 54.050,5 ha atau 17,4 % dari total luas wilayah. Wilayah yang memiliki fisiografi datar sampai berombak dengan kemiringan 0-8% hanya menempati area seluas 103.867,31 ha atau 3 3 3 % dari luas wilayah. Kemiringan 8-15% berada di sebagian besar wilayah Kecamatan Koto VII, Kupitan, Kamang Baru dan sedikit di wilayah IV Nagari yang berbatasan dengan wilayah kecamatan Lubuk Tarok, berupa dataran berbukit di atas endapan campuran. Kemiringan >40% berada hampir di seluruh wilayah. Tetapi kecamatan Sumpur Kudus dan sisi selatan Tanjung Gadang, IV Nagari dan Lubuk Tarok merupakan wilayah yang didominasi oleh pegunungan dengan kemiringan lereng > 40% dan dengan ketinggian lebih dari 300 m. Kawasan ini merupakan deretan Bukit Barisan dan oleh pemerintah telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.