l
J -~
-
-
"
Ll
r,-bZY C;
,
~~ "
'0
..
SERI PENYULUHAN 4
KOMPOSISI
D'A LAM
BAHASA INDONESIA
00000045
Oleh: Nafron Hasjim Amran Tasai
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan kebud()yaan Jakarta
1992
'qJU .•• ~. ' 0 11 rU3t.t -Fe;;,~III(j~n r,ll!
P8
"'-lSI i ,kas l
~1If· ~/8 .. tt4 S
No.
dan n:nO'.!/lJoI:lriijl:lil:l:l,.;JSiI
I lId:l~
T!JI
:
o<-t
4
: ~~6 · D .3
TId
KOMPOSISI
DALAM
BAHASA INDONESIA
HASJIM, Nafron et al. Komposisi dalam Bahasa IndonesiaINafron Hasjim et ai, eel. ke-I Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan 1992 IV, 32 halaman ISBN 979 " 459 ·356· 7 Hak cipta pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan lsi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
ii
KATAPENGANTAR Salah satu usaha memasyarakatkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah kegialan penyuluhan bahasa. Dengan kegiatan itu, diharapkan para pemakai bahasa Indonesia yang menjadi pesertanya dapa! memperoleh bekal untuk menumbuhkan sikap berbahasa yang positif dan meningkatkan kelerampilan berbahasanya. Keberhasilan kegialrrn peny uluhan itu dipc ngamhi juga oleh keterampilan penyuluh dan bahan suluhan, di samping hal- hal lain . Untuk memenuhi keperluan penyuluh akan baha suluhan agar ad a kesamaan pandangan kebahasaan, dilerbitkan Seri Perzy uLuhan ini. Seri ini men c.akupi bahan ej aan, peristilahan, bentuk dan pilihan kala, kalimat. kompos isi, serta surai-menyurat. Seri Penyuluharz: Komposisi dalam Bahasa Indonesia ini di susun oleh Nafro n Hasjim dan Amran Tasai. Kepada tim penyusun itu. kami ucapkan lcri ma kasih y ang sebesar-besarnya. lsi buku ini berupa uraian d~J1 penjelasan sebagai bahan penyuluhan. Bah an itu diperkirakan sesuai dengan keperluan penyuluhan bagi pemakai bahasa dengan latar pendidikan atau pengalaman sebagai pegawai golo ngan II. Pemakaian bahan in! untuk keperluan penyuluhan bagi tingkat (golongan ) lai n, lentu saja memerlukan pengubahan dan penyesuaian di sana-sini. Memang. pada dasarnya, bahan ini tidaklah mempakan bahan yang siap disajikan di depan peserta, seperti apaadanya. Keterampilan dan kemampuan memilih kiat menyuluh para penyuluh bahasa tetap diperlukan. Mudah-mudahan Seri Penyuluhan ini dapal member! manfaat bagi pemakainya. Jakarta, Januari 1992 Dr. Hasan Alwi Kepala Pusal Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
III
Your:g, Richard E. et al. 1970. Rhetoric: discovery and Change. New York: Harcur1, Brace & World . Lembaga ? enclitian Per.didikan dan Penerangan Eko nom i dan Sosial. 197-L Pre- Feasibility Study Pen.gembangan Potensi Ekonom i Plllau idadura. Jakarta: LP3ES. Shah, Idries . 1985 .jalan Sufi. Terjemahan Kasidjo Djojos uwarno dari judul asb The Way o/The Sufi. Jakarta: Pustaka Jaya. Alisjahbana, S1, Takdir. 1978. Tara Bahasa Baru Bahasa Indonesia J. Jakarta: Dian Rakya1,
DAFTAR lSI
----- 1978. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia II. Jakarta : dian Rakyat. Halaman
KATAPENGANTAR DAFTAR lSI Paragraf Karangan Hmiah
Langkah Kerja Penyusunan Karangan Penalaran dalam Karangan Rujukan Petikan Kutipan Langsung Catalan Daftar Pus taka
iv
Hamzah, Ahmad . 1982. "Kalimat Aktif yang Benar?" Surabaya: Pikiran Waras, Th. II No. 40.
III
IV
I
9
11
14
24
25
26
28
29
DAFTAR PUSTAKA
----===
Daftar Pustaka dalam karangan ilmiah merupakan hal yang tidak boleh ditiadakan. Hal itu berhubungan erat dengan rujukan dan kutipan yang tetap diuraikan pada bagian terdahulu. Bagian "Daftar Pustaka" dicantumkan pada bagian akhir sebuah karangan ilmiah. Jika karangan ilmiah itu mempunyai lampiran, "Daftar Pustaka" diletakkan sebelum bagian "Lampiran" itu.
Dalam menyusun daftar pustaka ada beberapa hal yang harus diperhatikan . Jikaditinjaudarj segi penulis buku dan karyanya, masalah yang harus diperhatikan ialah (1) satu orang penulis dan satu karya, (2) dua orang atau lebih penulis dan satu karya, (3) satu orang atau lebih penulis dan satu atau lebih karya, dan (4) lembaga sebagai penulis. Ji\
PARAGRAF Paraaraf adalah himpunan!kumpulan kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. Alinea tidak lain daripad a suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalim at.
Berikut ini disajikan contoh penyusunan daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA Syarat-syaraJ ~eIDb_eDtukan Paragraf. a. Kesatuan Paragraf harus memperJihatkan suatu maksud atau tema dengan jelas; maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat topik atau kalimat pokok.
Freud, Sigmund. 1984. Memperkenalkan Psikoanalisa: Lima Ceramah . Terjemahan K. Bertens . Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat, Editor. 1984. Metode-metode Penelitian Masyarakal. Jakarta: Gramedia. Liaw, Yock Fang, Drs. 1978. Sejarah Kesus(lStraan M elayu Klasik. Singapura: Pustaka Nasional. Reynolds, L.D. dan Wilson , N.G: 1978. Scribes and Scholars. Second Edition, Oxford: Clarenden . Pupaka, N. 1984. "Pola Kebudayaan Daerah sebagai Warisan Budaya Tradisional Merupakan Lambang Identitas Nasional". Dalam Analisis Kebudayaan. Tahun III, No. I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Suryohadiprodjo, Sayidiman . 1985 . "Perkembangan Watak Bangsa: Kewaj iban Kita 20 Tahun Mendatang. Dalam Kompas . Rabu , 28 Agustus 1985. Teeuw, A. 1980. Tergalllung pada Kala. Jakarta: Pustaka Jaya. -----. 1982. KhazalUlh Sastra Indonesia : Beberapa Masalah Penelilian dan Penyebarluasannya. Jakarta: Balai Pustaka. -----. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.
28
b.
Koher~ si
Di dalam paragrafharus terlihat keeratan hubungan antarkalimat. Paragraf yang dibentuk dengan tidak mempcrhatikan faktor kohere si akan menghadapkan pembaca pada loncat a n-Ion catan pikir a n yang membingungkan , urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau penyimpangan dari tema kalimat pokok.
f"
c.
~ rkembangan~ P,¥agraf
Ide pokok dalam kalimat topik harus dijelaskan dengan contoh-contoh dan perincian . Kegagalan pengembangan paragraf menghasilkan fragmen fragmen yang pendek.
~limat
Pokok atau Kalimat Topik
Dalam suatu paragraf hanya terdapat suatu kalimat topik atau kalimat pokok . Kalimat topik dalam sebuah paragraf dapat diletakkan di awal, di akhir, di awaf dan di aklli/", dan cli tengah paragraf.
Contoh Membuat Catalan
Kreitman (1981: II) menemukan ciri-ciri orang atau kelompok orang yang melakukan percobaan bunuh diri, yang salah satu di antaranya adalah karena broken home pada masa kanak-kanak. '
kalimat pokok
~"mci'~
Saad (1978:421) menyatakan bahwa bila karangan ilrniah kita mulai cena'erung memakan ragam resmi," kutipan yang disajikan dalam makalah ini tidak mengarah ke situ. \.
kalimat pokok
kalimat pokok
~o::': ~
~
kalimat pokok
\"mci,n ;: kalimat pokok
Ij"mown ~
Cita-cita merupakan suatu lampu sorot untuk melihat apa yang ada sekarang. Anda harus menutup senggang atau celah-celahnya3 dan Anda tidak dapat hidup dengan pertentangan-pertentangan yang Anda hadapi . ... Dengan demikian kita dapat menemukan adanya.kata kompleks atau kata bermorfem jamak4 dan katalkata? disebut kata tungga!. Pada halaman "Catatan" disusun urutan sebagai berikut. I. Neume.}!W 1955) memberikan batasan broken home dalam arti yang luas, yaitu suatu disorganisasi keluarga: pecahnya kesatuan , konsensus, dan fungsi normal unit keluarga; dalam arti yang sempit, disorganisasi keJuarga adalah apabila hubungan pernikahan diperberat dengan perceraian, desersi, kematian , atau ketidakhadiran yang lama dari salah seorang orang tua. 2. TuJisan ini lebih condong memilih istilah lallggan resmi. Ini ada kaitannya dengan pengkajian sastra yang menggunakan istilah ragam untuk ragam prosa, ragam puisi, ragam drama (trikotomi). 3. Pernyataan itu disadur pen ul is dari Richard Beckhard (1966) dengan beberapa perubahan keci!. 4. Morfem itu disebut Uhlenbeck sebagai monomorfemic word.
Kebulatan Paragraf
Kebulatan paragraf dapat dibentuk dengan menggunakan beberapa cara, antara lain , seperti berikut. I. Transisi Hubungan antarkalimatdan pengembangan paragi'af dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau frase transisi , seperti jadi. dalam hal ini, misa fnya, sefalljutllya, tambahall pula, oleh karel/a iUl, akan tetapi, dengall
demikian.
2
27
2) Sehubungan dengan kegiatan mengapresiasi sastra, Halim (1981 :2) menyatakan sebagai berikut: Pembaca yang ingin mengembangkan daya mengapresiasi karya sastra harus mempunyai hal-hal lain : kemampuan membaca, keterampilan berbahasa, wawasan budaya yang memadai , daya imaginasi , dan minat baca. Dengan berbekal itu kita dapat mengikuti apa yang akan dikemuk~kan oleh seorang penyairdi dalam sajaknya. Perhatikan pula contoh berikut ini. 1)
Sehubungan dengan masalah kata. Lyons (1969: 194) mengemukakan,"'" .-=
"The word is the unit par excellence a/traditional gramatical theory." 2) Hierarki masyarakat Minangkabau, menurutDhofier (1982: 81) adaJah , "Kamanakan baraja ka mamak, mamak baraj'CiiW panghulu, panghulu baraja ka nan bona. /lOll ban a badin' sandirin)'o. " Jadi ...
2. .R.e,p~··
Koherensi dari perkembangan paragraf dapat dipelihara dengan mengulang kala-kata kUllci : kata-kala yang dianggap penting dalam kalimat pokok atau
kalimat sebelumnya. 3. !9ima~ Koherensi dan perkembangan paragraf dapat dinyatakan melalui peni ngkatan kepentingan atau perhatian terhadap ide-ide itu . Ide-ide bawahan disusun sedemikian rupa sehingga ide-ide beriku!nya lebih tinggi kepentingannya daripada ide sebelumnya, atau perhatian penulis terhadap ide yang berikutnya selalu lebih besar daripada ide sebelumnya . 4. Perbandingan dan Pertentangan_ ~erbandingan dan pertentangan merupakan salah satu cara yang digunakan
pengarang untuk menunjukkan ketidaksamaan atau perbedaan antara dua orang, objek atau ide dengan mempergunakan dasar tertentu .
3) Seorang musikolog temama dari negeri Belanda,Jaap Kun st, menyatakan
pendapatnya tentang musik sebagai berikut.
-
...
It's not sufficiently realized , that Western mu sic is based on older forms which are identical with or at any rate , comparable to ... those, found to day outside Europe and "European America".
5. Analogj
Analogi merupakan perbandi ngan yang sistematis dari du a hal yang berbeJa dengan memperlih atka n kesama
--
6. Contoh
CATATAN Catatan adalah kutipan tambahan terhadap teks. Cara menyajikan catatan I. Catatan tidak ditulis/disajikan seperti menyajikan catatan kaki yang lazim
digunakan, tetapi disajikan dalam halaman tersendiri yang berjudul "Catatan". 2. Pernyataan atau bagian teks yang mendapat catatan harus dinomori secara berurut dengan menggunakan angka Arab. Nomor urutcatatan itu dituliskan agak ke atas (± I spasi) dari baris teks karangan. 3. Apabila pernyataan atau bagian teks yang mendapat catatan itu berakhir dengan tanda baca koma, titik , seru, tanda tanya, nomor catatan itu dicantumkan sesudah tanda-tanda baca itu . 4. Apabila pernyataan atau bagian teks yang mendapat catatan itu terletak di tengah-tengah teks karangan. nomor urut catatan itu langsung dituliskan ± I spasi di atas huruf terakhir unsur pemyataan atau bagian teks. 26
Contoh digunakan untuk lebih menjelaskan sebuah ide yang sulit atau ide yang abstrak .
7. ~e.s
Sebuah paragraf yang melukiskan proses harus memperlihatkan urutan kejadian secara kronologis ; penahapan dalam sebuah proses diurutkan menurut kejadian yang sebenarnya.
-
8. Sebab akibat -Perkembangan dan koherensi sebuah paragraf dapat dinyatakanjuga dengan penjelasan mengenai sebab atau akibat ide pokok . 9. Qefinisi Definisi merupakan usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti sebuah istilah atau hal. Definisi kadang-kadang tidak dapat dijelaskan dalam satu kalimat saja, tetapi dalam satu rangkaian kalimatyang membentuk paragraf.
.3
Pengembangan Pa!!graf Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan cara: I) pengembangan dengan ilustrasi (memanfaatkan penalaran induktif: khusus ~ simpulan), dan 2) pengembangan dengan analisis penalaraQ atau penjel a~ af)..(menggunakan penalaran de.s!uktil: penulismemakai silogisme). Kedua cara itu dapat digunakan berdampingan dalam satu paragraf.
-
PETlKAN (KUTIPAN) LANGSUNG
=
PETIKAN
lebih dari 3 baris
Pengembangan dengan ilustrasi dapat dilakukan melalui cara berikut. I) Perangkaian Rincian yang Merenik dan Keterangan Penunjang Dengan cara ini, kalimat pokok menj;iiTebih menarik,lebih eksplisit, dan lebih mudah meyiiki nG;-Dengan menjejerkan sejumlah peristiwa khusus, penulis akhirnya tJapat mengambil simpulan yang induktif yang biasanya tertuang dalam kalimat topik. 2) Pemakaian Contoh yang Dipaparkan Hal ini merupakan variasi perangkaian rincian . Daripada menarik simpulan induktif yang hanya dengan sedikit rincian , penulis memaparkan contoh yang dirinci sehingga paragraf menjadi lebih menarik dan meyakinkan. 3) Pembandingan dan pertentangan Cara ini agar pokok paragraf menank dan meyakinkan. Selain itu, eara ini juga merupakan upaya untuk memperjelas gagasan pokok yang mungkin belum jelas bagi pembaca dengan menyertakan hal yang lebih banyak dikenal sebagai bahan bandingan atau pertentangan. 4) Pengisahan dan Pemerian Kadang-kadang cara ini dapat dimanfaatkan j uga dalam karangan eksposisi atau persuasi dengan menyisipkan ceritasingkatdalam paragraf (untuk meyakinkan pembaca). Pengembangan paragraf dengan analisis penalaran atau penjelasan Upaya pengembangan paragraf seperti ini menunjukkan bahwa kalimat kalimat dalam paragraf berpautan erat, tidak saja an tara kalimat topik dan kalimat penjelas, tetapi an tara kalimat penjelas dan kalimat penjelas yang lain .
4
a. diapit tanda petik ganda b. jarak baris jarak baris teks { c. disajikan dalam teks
r
tidak diapit tanda petik b. jarak baris adalah satu spasi c. disajikan terpisah dari teks: ± 10 ketukan dari pias kiri dan ± 5 ketukan dari pias Kanan
Contoh a. Pelikan (kutipan) langsung 1 s.d. 3 baris
.sat (1980:51) memberikan batasan morfem sebagai berikut. "Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya." Berdasarkan pendapat Keraf itu .... Bachtiar (1982:21) mengemukakan, "Para anggota birokrasi itu sesungguhnya diatur oleh lebih daripada satu sistem budaya." Oleh karena itu, Bandi-ngkan dengan eontoh berikut ini. Tampubolon berpendapat, "Bahasa terdiri dari sejumlah ragam yang terus rnengalami perubahan dan setiap ragam itu mempunyai nilai sosial tersendiri." (1983:443). Menurut Koentjaranjngrat, "Nilai gotong royong sering juga menghambat karena menimbulkan gagasan bahwa kemajuan punya komunitas juga harus sarna dan merata". (1983 :9)
b. Petikan (kutipan) langsung lebih dari 3 baris 1) FSelan jutnya, Rarnlan (1967 :I) menyatakan sebagai berikut. Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan fungsi dan ani kata. Berhubung dengan itu, maka morfologi, di samping bidangnya yang mama menyelidiki seluk-beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan fungsi dan arti kata yang timbul sebagai akibat daripada perubahan bentuk kata.
2S
RUJUKAN
Sebuah karangan ilmiah pada umumnya bukanlah karangan yang terJepas dari karangan terdahulu . Sudah merupakan "kode etik" di kalangan ilmuwan bahwa di dalam karangan ilmi ah itu hendaklah diperlihatkan hubungarrnya dengan karangan-karangan yang sudah ada. Hubungan itu diperlihatkan melalui rujukan yang dicantumkan di dalam karangan itu. Rujukan adalah kepustakaan yang secara langsung digunakan sebagai sumber informasi , sumber kutipan , atau sumber informasi tambahan mengenai masalah yang sedang dibahas. Rujukan disajikan sebagai berikuL I. Hanya dicantumkan nama pengarang, tahun terbit, dan kutipan tak langsung dari sumber itu. I) Bint9.!:2il.977) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat, antara lain ,
raTah keterlibatannya di dalam memikul beban dan pelaksanaan suatu kegiatan. 2) Suatu sistem religi dapat dianalisis ke dalam empat komponen dasar
yang mempunyai hubungan korelasi erat sekali satu dengan yang lain (Koentw aningrat, 1967).
Perpautan itu dapat dibina dengan cara seperti berikut. 1) Urutan Ga~asan ya~Logi Dengan cara ini penulis memperagakan penalarannya sehingga terlihat jelas bah wa pokok paragraf dan kalimat topiknya bersifat deduktif dan bahwa pokok itu betul-betul sahih . Penulis berusaha menjabarkan kalimat yang satu dari yang lain . (Ingat: penalaran yang baik tidak membenarkan pokok gagasan yang salah atau yang disangsikan kebenarannya). 2) Hubungan Sebab-Akibat Dalam paragraf yang dikembangkan dengan hubungan sebab-akibat analisis penalaran tdak perJu berupa peyakinan atau pembujukan . Analisis itu kebanyakan hanya menerangkan mengapa peristiwa itu terj adi atau mengapa sesuatu itu ada. HasiVperistiwa itu diungkapkan oleh kalimat pokok, sedangkan pengembangan paragraf merupakanl menunjukkan·sebabnya. 3)
.
3) Selain kesenian rakyat tradisionaI seperti Ienong ~p.r.
24
d.alam Proses Cara ini mengantarkan pembaca ke tahap-tahap kejadian proses. Tiap kalimat pengembangan berpangkal pada kalimat sebelumnya sehingga terbentuklah anal isis yang logis. Di sini pertanyaan bagaimalla yang harus dijawab, bukan mengapa. Sifatnya pemerian karena yang diminta bukan pembuktian.
4) Definisi yang Terurai Cara yang biasa dipakai ialah urutan gagasan yang logis. Akan tetapi , kadang-kadang tujuan dapat dicapai juga dengan pemberan contoh. S~at ~nuli ~efJ..2.!§ \y ang terurai:. (I) konsep tidak boleh dibatasi dengan konsep itu sendiri . (2) unsur-unsur pentingnya tidak boleh ditinggalkan .
2) Fielding dan Fraser (dalam Morkova, 1978:217) mengemukakan bahwa Sos'iolinguistik adalah stucti tentang hubungan antara berbagai sistem Sosial pem~inya. 3) Lain halnya dengan Durkheim (1979:167- 169; 311-313; 374 394). Ia melakukan pe~elitian tentang hubungan antara bunuh diri dan agama yang dipeluk orang Eropa, yakni agama Katolik, Protestan, dan Yahudi .
Langkah-lan ~ah
7
Langkah-Iangkah penyusunan definisi yang jelas adalah sebagai berikut. (I) ~sifik '!.S i !9n.2.el!! (2) penentuan £ri..!!l!§.lon ~ itu, (3) pemberian definisi terbatas pada istilah khusus, (4) contoh seb; gai iUsIrasT.-
Catatan: Langkah 0) dan (4) tidak selalu perlu.
Pengembangan paragraf menuntut (I) kemampuan mempermCl sccara maksimum- gagasan u{ama ke dalam gagasan bawahan ; (2) kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur. 5
BAGAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
,
IDEPOKOK Dengan Ilustrasi (ioduktil)
I. perangkaian rincian yang merenik 2. pemakaian contoh yang dipaparkan 3. perbandingan dan per tentangan 4. pengisahan dan pemerian
KALIMAT TOPIK
7) Argumentasi Ad-hominem ----alahnal .;r;;Tterjadijikadalam berargumentasi, kitamelawan orangnya dan bukan masalahnya. Hal seperti itu banyak digunakan dalam dunia politik. Usul perbaikan itu tidak perlu ditanggapi karena pengusulnya
berasal dari golongan ekstrem.
Kepemimpinannya diragukan karena ia mempunyai lima buah
mobil.
8) 1mbauan yang Didasarkan pada Keahlian yang Diragukan Menurut pendapat para bintang film, perkembangan politik d~wasa ini cukup menggembirakan. Pembicaraan mengenai ekonomi kita dewasa ini dapat dilandaskan pada pendapat dr. Anim Purwa itu.
Pengembangan Paragraf
1- PARAGRAF Dengan Analisis Penalaran atau Penjelasan (deduktil)
6
pendirian si pembicara/penulis. Orang diperbolehkan melakukan korupsi karena para pejabat juga melakukannya. Pegawai tidak perlu datang pada waktunya karena atasannya juga sering datang terlambat.
{
~:
urutan gagasan yang logis hubungan sebab-akibat 3. langkah -Iangkah dalam proses 4. definisi yang terurai .
9) Nonseguitur Nonsequitur adalah simpulan yang ditarik berdasarkan premis yang tidak atau hampir tidak ada angkut-pautnya. Astra merupakan pembuat mobil terbesar di Indonesia. Oleh karena
itu, mobil Toyota yang dihasilkan adalah mobil yang terbaik.
Golkarmerupakan kelompok yangpalingbanyak cendekiawannya.
Oleh karena itu, usul-usulnya paling bermutu.
Pak Ramli sering membentak-bentak. Bayangkan saja bagaimana
ia menghukum anaknya di rumah .
10) Pemikiran "atau ini , atau itu" Salah nalar itu berpangkal pada keinginan melihat masalah yang rumit dari dua sudut pandang (yang bertentangan ) saja. lsi pernyataan itujika tidak baik, tentu buruk; jika tidak benar, tentu salah ; jika tidak putih, tentu hitam. Para petani harus bersekolah supaya lebih terampil.
Seorang komunis akan menghalalkan segala cara Untuk mencapai
tujuannya.
l(jta harus memilih antara demokrasi dan diktator.
23
Misalnya: Pak Anu bukan dosen yang baik karena mahasiswa yang tidak lulus lebih dari sepuluh persen. Pengiriman manusia ke bulan han ya merupakan penghamburan uang saja. 2) Generelisasi yang Terlalu Luas Orang Indonesia itu malas bekerja. Orang Cina suka menyuap. 3) Salah Penilaian terhadap Penyebaban
Orang itu meninggaI dalam tahanan; ia meninggal karena ditahan . Pemakaian gelang akar bahar menyembuhkan penyakit encok. Liem Swie King menjadi juara karena kita menyertakan doa baginya. 4) Analogi yang Salah Analogi sangat berguna untuk mengembangkan perenggan (paragraf). Akan tetapi, analogi tidak membuktikan apa-apa. Analogi yang salah dapat menyesatkan. Negara ibarat kapal yang sedang berlayar menuju suatu tujuan. Jika nakhoda harus memungut suara setiap kali ia ingin menentukan arahnya, kapal itu akan sukar mencapai tujuann ya. Oleh karena itu, demokrasi dalam tata negara pun liuak terlaksanakan. 5) Penyampingan Masalah Salah nalar ini terjadi jika a) argumentasi tidak mengenai pokok masalah . b) pokok masalah ditukar dengan pokok lain. da n c) keluar dari garis pembicaraan semula . Jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin lidak mungkin terjadi karena UUD 1945 menetapkan as as kekeluargaa n untuk ekonomi kila. Humor Indonesia itu berpangkal pada kedunguan karena orang Indonesia tidak mengenal humor. Perencanaan keluarga tidak perlu dilakukan karena Kalimantan masih kosong. 6) Pembenaran Masalah Melalui Masalah Sampingan Salah nalar ini terjadi jika dalam argumentasi digunakan pokok yang tidak langsung berkaitan atau masalah yang remeh untuk memhenarkan
22
...
..
Contoh Pembentukan Paragraf Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak mungkin merupakan salah satu sebab kenakalan remaja. Lingkungan yang lidak memberikan kesempatan kepada remaja untuk berkembang secara wajar dapal pula rnenimDulkan tindakan remajayang merugikan masyarakat itu sendiri . P'e ncfidibn dan pengajaran di sekolah yang kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak didik dapat juga menyebabkan remaja rnelakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nonna. Dengan demikian, jeJaslah bahwa kenakalan remaja disebabkan berbagai hal. Sumber penyebab itu mungkin beragam pula. Orang tua yang terlalu mengekang anak remajanya dapat mengakibatkan anak itu berusaha menemukan kompensasi yang negatif di luar rumah . Masyarakal yang lidak berusaha menyalurkan keinginan dan krealivilas remajil dapal mengakibatkan remaja melakukan "pemberontakan" dengan melakukan tindakan yang bertentangan dengan adat-istiadat dan tata kehidupan lingkungannya. Pendidikan dan pengajaran yang tidak menarik perhatian siswa (yang remajil) di sekolah mungkin sekali akan membawa para remaja itu ke arah yang tidak menguntungkan. misalnya melakukan perbuatan asusila di luar sekolah. Tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai pengaruh yang tidak kedl terhadap pendidikan para remaja. Adat-istiadal, cara bergaul , dan tata kehidupan masyarakat akan berpengaruh terhadap remaja yang sedang berkembang di dalam masyarakal itu. Jika masyarakat melakukan kegiatan kegiatan yang positif, tentulah akan berpengaruh POSilif pula terhadap remajil . Sebaliknya, jika di dalam masyarakat itu dilakukan hal-hal yang negatif, pnra remaja pun akan terpengaruh oleh hal-hal yang negatif itu. Dengan kata lain, masyarakat merupakan faktor yang penting pula dalam usaha pembinaan remaja, termasuk usaha mengatasi kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan masalah yang harus ditangani oleh behe rnp:1 pihak. Pihak yang paling berkepentingan dan paling utamadalam usaha mengatasi masalah itu adalah orang lua. Masyarakat di sekitar para remaja itu j uga merupakan komponen penting dalam upaya menyadarkan para remaja itu dari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma. Li ngkun gan pendidikan formal (sekolah) adalah lembaga yang dapa! membentuk tin gkah laku remaja, baik melalui mata pelajaran tertentu maupun melalui kegiatan kegiatan yang mengandung nilai edukatif. Remaja pastilah ~lerupakan anggota keluarga. Sebuah keluarga dipimpin oleh kepala keluarga yang biasanya terdiri alas ayah dan/atau ibu. Ayah dan ibu yang mengasuh dan membesarkan remaja itu seharusnya banyak mengetahui ten tang kelebihan. kekurangan . dan kebUluhan anak remajanya itu .Jib ayah d3n ibu jtu mengetahui tingkah laku anaknya yang kurang dengan anaknya itu. Oleh karena ilU, orang tua (ayah danlatau ibu) remaja itu hendaknya bertindak sebagai orang pertama dalam usaha mengatasi kenakalan remaja yang banyak terjadi dewasa ini. 7
Contoh Parl!8raf yang Tidak Baik ......
>rm
Analisis:
.
I. Protes awak bis tersebut disarnpaikan ke perusahaan atau koperasi masing masing yang kemudian disalurkan melalui Organda DKI Jakarta Unit Bis Kota. Mel alui suratnya nomor 41 rrUIBUVIIlJ 1986 tertanggal13 Agustus 1986 masalah tersebut disampaikan Unit Bis Kota Organda DK! Jakarta kepada Kepala DLL AJR OKI Jakarta. Dalam surat pengurus Organda DKI Jakarta Unit Bis Kota yang ditandatangani Drs. Soedaryono dan PH. K. Sihombing ditegaskan tidak berkeberatan dengan kehadiran Koantas Bima sesuai SK Gubernur No. 2065 tahun 1985 tertanggal 19 Oktober 1985. Namun sesuai namanya dan izin serta SK Gubernur KDK! Jakarta tersebut pengoperasian bis Koantas Bima seharusnya sampai perbatasan kota an tara Jakarta dan Botabek saja. Tetapi sekarang ini Koantas Bima beroperasi sampai ke jantung kota Jakarta.
fika dua alau lebih kasus dalam suatu gejala mempunyai satu at au hanya satu kondisi yang dominan. kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab.
. P Q R menghasilkan Z Q U T menghasilkan Z Oleh karena itu, Q menghasilkan Z b. Akibat-Sebab Ia pergi ke dokter karena ia sakit akibat sebab J, simpulan --7 hampir sarna dengan enti men
Diskusi oleh panitia. pencemaran teluk jakarta akibat limbah industri tampaknya merupakan masalah yang akan berkepanjangan. Bahkan, berbagai penelitian telah diusahakan baik oleh P4L DK! Jakarta, PSLUI, KLH maupun LON LIPI itu belum memberikan hasi!. Keris pusaka S igi njei selai n melambangkan bulan kelahiran Propinsi J ambi. juga melambangkan kepahlawanan rakyat Jambi datam menentang penjajah dan kezalilllan . Setiap bagian dari Keris siginjei mempunyai fungsinya sendiri sendiri dan saIah satu daya tarik serta keindahan keris itu dihiasi dengan emas, intan dan berlian. Sedangkan bagian-bagianlkesatuan dari seluruh keris terdiri dari hulu keri ::; (uk iran), bilah keris (wilahan) dan sarung keris (wrangka).
2.
3. Dikisahkan di sebuah kerajaan Kalianget. di Bali Utara, memerintah seorang raja dengan patihnya yang terkenaI bernama Sawunggaling. Suatu saat, kerajaan tersebut terserang wabah yang amat dahsyat dan mengakibatkan sebagian besar penduduknya meninggaJ dunia. r Nyoman Jayaprana sebagai seorang tokoh dari tiga bersaudara yang berhasil hidup akibat bencana wabah itu, akhirnya dipungut oleh Sang Raja. Pada waklu itu , I Jayaprana kurang lebih baru berusia 12 tahun. Sebagai hamba istana, I Nyoman J ayaprana sang at tekun belajar sastra, seperti membaca dan menulis di atas daun lontar. Berbudi halus, wajahnya tampan . sehingga tak urung ia menjadi idola penghuni i,tana. Setelah I Nyoman Jayaprana beranjakdewasa. raja berkenan memerintahkan I Jayaprana untuk memilih jodohnya yang serasi agar bisa dipersunting menjadi seorang iSlri. Pada mulanya ia menolak, akan tetapi akibat desakan raja yang berkesinambungan. akhirnya ia memenuhi maksud baik dari raja Kaliangel tersebut.
8
A, B. C menyebabkan E A. B menyebabkan bukan E Jadi, C menyebabkan E
c. Akibat-Akibat
penalaran yang tidak menyiratkan sebab: peristiwa akibat langsung disimpulkan pada akibat yang lain A menyebabkan B A menyebabkan C peristiwa B merupakan data peristiwa C merupakan simpulan Data Lutut Ani berdarah. rB) Simpulan : Buku Ani kotor. (C) Ani terjatuh : (A) tidak dieksplisitkan
~
Salah Nalar H Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang keliru atau sesat karena seseor:mg tidak mengikuti tata cara berpikir dengan tepa!. Beberapa Macam Salah Nalar I) Deduksi yang Salah
Deduksi yang salah adalah simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah at au yang berpremis tidak memenuhi syarat. 21
Entimen
Dia menerima hadiah karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Catatan
silogisme dapat dijadikan entimen entimen dapat diJadikan silogisme
KARANGAN ILMIAH Karangan (tulisan) i1miah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh informasi dan/atau fakta yang benar dan disaJ1kan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
~r;m..Wduk!i.t
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan tertentlLuntu!un.e.mpeJ..9.kb.liJ.m.pulan yang bersifat umum Jika dipanaskan. besi memuai. Jika dipanaskan. emas memuai. Jika dipanaskan. tembaga memuai. Jadi. jika dipanaskan. logam memuai. Dalam menarik simpulan secara generalisasi itu. kita harus mempertimbangkan hal-hal berikut: a) jumlah data harus memadai b) data harus mewakili keseluruhan c) pengecualian harus dipertimbangkan.
-
2. Analogi Analogi adalah proses penalaran yang membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sarna
Susan lulusan sekolah A. Ia dapat bekerja dengan baik. Ahmad lulusan sekolah A.
Oleh karena itu. Ahmad dapat bekerja dengan baik. Penalaran secara analogi digunakan. an tara lain untuk a) meramalkan kesamaan b) menyingkapkan kekeliruan
c) menyusun klasifikasi. 3.
Hubungan ~~
Hubungan kausal adalah proses penalaran yang didasarkan pada gejala gejala yang saling berhubuogan a. Sebab-Akibat Pola A menyebabkan B A menyebabkan B. C. 0 A. B. C menyebabkan E
20
.~
~
Masalah yang dibahas dalam tulisan ilmiah dapat berupa 1) hasil penelitian 2) hasil pengarnatan 3) pengalarnan nyata
4)
ha~.r nemlkIran.
Unsur-unsur Karangan Dmiah I. judul 2. daftar isi 3. prakata 4. penghargaan atas bantu an 5. pendahuluan 6. teks pokok dalam tubuh karangan 7. pengutipan 8. referensi 9. catatan kaki 10. tabel. grafik. bagan. dan gambar
II . bibliografi
12. larnpiran
13. indeks.
Bentuk Karangan i . Pemaparan karangan yang bertujuan memberikan informasi. penjelasan. keterangan, atau pemaharnan. Hasilnyadisebut paparan atau eksposisi.
2. Pembahasan karangan yang bertujuan meyakinkan orang. membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pihak lain agar pendapat pribadi itu diterima. Hasilnya disebut bahasa, persuas;, atau argumentasi.
3. Pengisahan karangan yang bersifat cerita, baik berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan perekaan, dan bertujuan terutama mengimbau. Hasilnya disebut kisahan atau narasi. 4. Pemerian karangan yang bertujuan menggambarkan bentuk, rupa, sifat, rasa, atau corak objek pengamatan. Hasilnya disebut perian atau deskripsi.
9
-.
lenis ~gan Dmiab (basil penelitian)
f)
-
1. Laporan Lengkap (Monograf) a. menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh. b. teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. c. menjelaskan hal-hal yang sebenamya yang terjadi pada setiap tingkat
analisis.
d. menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami. di samping keberhasilan yang dicapai. e. organisasi laporan harus disusun secara sistematis (misalnya: judul bab, subbab dan seterusnya, haruslah padat dan jelas).
Dari premis yang khusus tidak dapat ditarik simpulan. Sebagian orang jujur adalah petani. Sebagian pegawai negen adalah orang jujur. Jadi, ...
2. Silogisme Hipotesis Silogisme yang terdiri atas premis yang berproposisi kondisional hipc'esis.
•
..
2. Artikel Ilmiah a. Artkel ilrniah biasanya merupabn perasan dari laporan lengkap. b. lsi artike] ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal
yang objektif.
c. Artikel ilmiah merup:lkan pemampatan informasi tentangmateri-materi
yang terdapat dalam laporan lengkap.
Premis minor membenarkan anteseden ~ simpulan membel1arkan konsekuen Jika (besi) dipanaskan, besi akan memuai . Besi itu dipanaskan. Jadi, besi itu akan memuai. Premis minor menolak anteseden ;E simpulan menolak konsekuen Jika (besi) dipanaskan, besi akan memuai. Besi itu tidak dipanaskan.
Jadi , besi itu tidak akan memuai.
3. Silogisme Alternatif
3. Laporan Ringkas (Summary ReporT) Laporan ~ingkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasayang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Premis minor membenarkan salah satu altern ati f ~ simpulan menolak alternatif lain Dia (adalah seorang kiai atau profesor. Dia seorang kiai. Jadi, dia bukan profesor. Dia (adalah) seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang profesor.
I'
4. Entimen
-
"
10
Entimon adalah silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Silogisme : Semua sarjana adalah orang cerdas. Didi adalah seorang sarjana. Jadi , Didi adalah orang cerdas. Di di adalah orang cerdas karen a ia (adal ah) seorang Enti men sarjana. 19
-
B. Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung 1. Silogisme Kategorial
LANGKAH KERJA PENYUSUNAN KARANGAN
1. Menentukan Topik
silogisme yang terjadi dari tiga proposisi (dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan) .{mayor bersifat umum prerru
minor bersifat khusus Simpulan
~
Subjek (tenn minor)
Topik adalahmasa'lahpokoky ang harus dibahas dalam makalah atau uraian.
(Subjek adalah masalah pokok yang harus dibahas dalam buku)
TOPIK ::f; JUDUL
Misalnya:
Topik: Bagaimanakah sikap masyarakat Pedalaman Kalimantan terhadap
usaha pembinaan bahasa Indonesia? Juc!ul : Bahasa Indonesia dan Masyarakat Pedalaman Kalimantan. a tau Pembinaan Bahasa Indonesia Diperlukan Masyarakat Pedalaman Kalimantan.
Predikat (term mayor)
Misalnya:
Semua manusia akan mati.
Ali (adalah) manusia
Jadi, Ali akan mati .
manusia =tenn penengah yang wajib ada dal am silogisme kategorial.
-
2. MenentukanIMenyusun Ragangan Buram
. ~ Ragangan adalah penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang kadang berbedajenisdan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan .
Semua manusia tidak dapal terbang.
Semua burung bukan manusia
Jadi, (tidak ada simpulan)
Aturan Umum
Silog~~
Ragangan buram adalah topik yang diuraikan ke dalam satuan-satuan gagasan yang akan terlihat sebagai deretan gagasan pokok. Ragangan buram merupakan gambaran penalaran penulis dalam merencanakan tulisannya. Ragangan buram dapat membimbing penulis dalam pembentukan paragraf dan penataan kalimat. Ragangan buram disusun berdasarkan kata (-kata) kunci yang terdapat dalam topik.
Kategor, l
a) Silogisme Kategoral harus terdiri atas tiga term (tenn mayor, tenn minor, dan tenn penengah) Gambar itu menempel di dinding. Dinding itu menempel di liang. Jadi, (tidak ada simpulan) tenn: gambar itu , menempel , di dinding, dinding, dan di tiang.
Sebagai contoh, penulis menentukan topik
Ragangan buram yang dapat disusunnya, antara lain, seperti di bawah ini: (I) berupaya memahami latar belakang kehidupan masyarakat dan
Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. Semua semut bukan ulat. Tidak seekor ulat pun adalah man usia.
Salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Tidak seekor gajah pun adalah singa.
Semua gajah berbelalai.
Jadi , tidak seekor singa pun berbelalai.
e) Premis yang afinnatif menghasilkan simpulan yang afismatif.
d)
seperti berikut.
Topik: Sejumlah saran kepada Pusat Bahasa agar meningkatkan mutu pembinaan bahasa Indonesia melalui TVRI.
b) Silogisme Kategoral harus terdiri atas tiga proposisi (premis mayor, premis minor, dan simpulan). c)
kar~ngannya
pengetahuan mereka tentang bahasa Indonesia;
1'1
(2) menyampaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku dengan cara yang menarik dan jelas; (3) mengulang secara berkala bagian-bag:an tertentu yang dianggap penting; (4) meningkatkan komunikasi langsung dengan lapisan masyarakat tertentu untuk mencari masukan; dan (5) menyusun program pembinaan yang lebih terencana.
11
18
..
3.
~sun
Ragangan Kerj~ Ragangan kerja itu merupakan perluasan ragangan buram dengan jalan mengembangkan gagasan pokok melalui (I) peruntunan gagasan secara logis, dan/atau (2) pemberian contoh atau rincian .
Dengan demikian, ragangan buram di atas dapat dikembangkan seperti berikut. (I) Berupaya memahami latar belakang kehidupan dan pengetahuan masyarakat tentang bahasa Indonesia a. Masyarakat pendengar televisi terdiri atas beberapa golongan (petani, pedagang, pegawai, dan sebagainya), bertempat tinggal di kota, di desa, dan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda beda. b. Pembina bahasa Indonesia sering menyajikan materi yang kurang relevan dengan kebutuhan lapisan masyarakat yang dijadikan sasaran. c. ... dan seterusnya. (2) Menyampaikan kaidah bahasa yang berlaku dengan cara yang menarik dan jelas a. eara yang digunakan pembina b. Kaidah-kaidah yang disampaikan c. ... dan seterusnya. (3) Mengu lang secara berkala bagian-bagian tertentu yang dianggap penting a. Kebanyakan orang mudah melupakan sesuatu yang bukan bidangnya. b. Oleh karena bahasa Indonesia itu berkembang pesat, ada kemungkinan sesuatu yang sudah dijelaskan itu sudah mengalami perkembangan. c. ... dan seterusnya. (4 ) Meningkatkan komunikasi langsung dengan lapisan masyarakat tertentu untuk mencari masukan. u. Kekurangan atau kelemahan usaha pembinaan dapat diketahui dengan cara langsung bertanya kepada masyarakat pendengar slaran. b. Mungk.in sekali masyarakat dapatdilibatkan langsung dalam siaran pembinaan bahasa Indonesia. c. ... dan seterusnya. (5) Menyusun program pembinaan yang lebih terencana a. Pokok-pokok masalah harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. b. ... dan seterusnya. 12
BAGAN JENIS PENALARAN
{ Konm,; Menarik simpulan secara . . langsung (dan satu premls)
Ob
. verSl
Kontraposisi
. ..
DEDUKTIF
~~
<
l
Silogisme Kategorial
M'n,,;k 'Unpul", "''''' { tak Jangsung
Silogisme Hipotesis Silogisme Alterna tif EnHmen
Z
i:1J
~
{ INDUKTIF
G'n",;;,,,; Analogi Hubungan Kausal
{
sebab-akibat akibat-sebab akibat-akibat
Penalaran Deduktif
A. Menarik Simpulan Secara Langsung I. Premis Simpulan Konversi SimpulanObversi SimpuJan Kontraposisi
~
2. Premis Simpulan Simpulan Simpulan 3. Premis Simpulan Simpulan
Konversi Obversi Kontraposisi Konversi Obversi
4. Premis Simpulan Obversi Simpulan Kontraposisi
Semua pemain adalah para pemuda. Sebagian pemuda adalah pemain. Tidak seorang pun pemain (adalah) bukan pemuda. Tidak seorang pun bukan pemuda adalah pemain. Tidak seorang pun pejabat adalah pencuri. Tidak seorang pun pencuri adalah pejabat. Semua pej abat adalah bukan pencuri. Sebagian bukan pencuri adalah pejabat. Sebagian yang bercahaya adalah bintang . Sebagian bintang (adalah) bercahaya. Sebagian yang bercahaya tidaklah bukan bintang. Sebagian binatang tidak berekor. Sebagian binatang adalah tak berekor. Sebagian yang tak berekor adalah binatang. 17
BAGAN JENIS PROPOSISI
Tunggal
PEMBUKA KARANGAN
: Semua perani harus bekerja keras .
Pembuka kar::mgan benujuan mengantarkan pembaca secara langsung ke tengah-tengah persoalan dengan menjelaskan topik karangan. Pembuka karangan harus membangkitkan minat pembaca terhadap karangan yang dibacanya itu.
BENTUK { Majemu k : Semua petani harus beke;ja keras dan berhemat
SIFAT
{
Kategorial:
S -- P tanpa syarat Semua bemo beroda tiga
{. . .. : sebab-akibat Kondisional S -- P bersyarat Jika ... , . . . .. .. . . (anteseden) (konsekwensi) disjungtif : altematif atau pilihan Ia adaIah seorang karya· wan biasa atau pimpinan di bntor itll.
PROPOSISI
KUA=~
Positif (afumatif)
S-
2. Mengulang lsi Tugas Walaupun isinya sesuai dengan topik, gayanya tidak menarik karena penulis sebenarnya tidak memberikan keterangan baru . 3.
Bersikap Tuna Harga Diri Permintaan maafkarena penulis kurang berkeahl ian akan mengecewakan pembaca.
4.
Menunjukkan Sikap Hati yang Mendua Penulis yang menganut dua paham tanpa menunjukkan pilihannya memperagakan kebimbangan dan keragu-raguannya saja.
5.
Memulai Karangan dengan Kutipan Langsung (termasuk definisi yang terdapat dalam kamus) Kesan yang ditimbulkan adalah bahwa penulis tidak dapat mulai dengan kata-katanya sendiri.
P ada persesuaian.
S- P Sernua harimau bukanlah
singa Universal: mengingkan S Pmembenarkan
positif
' Semua dokter orangpandai
negatif
' Tidak seorang dokter pun orang yang tidak pandai khusus: P membenarkan S sebagian mengingkari
16
Beberapa hal yang hams dihindarkan dalam pembuka karangan ilmiah. 1. Merujuk ke Judul Karangan Pembuka harus menjelaskan maksud karangan : makalah, artikel. Akan tetapi, penjelasan itu janganlah bergantung pada maknajudul.
Sebagian manusia (adalah) bersifat sosial.
{ Negatif:
KUANTITAS
/J '
positif
' Sebagian Pulau Jawa adalah Jawa Barat
negatif
' Tidak semua Pulau Jawa
adalah Jawa Barat
6. Terlalu Sering Mendahului Karangan dengan Pertanyaan Retoris Pertanyaan retons itu seakan-akan mengulang cakupan tugas danjudul karangan. Di samping itu, sangat sukar menyusun peralihan antara pertanyaan retoris dan kalimat berikutnya.
13
Premis minor ialah premis yang bersifat khusus (premis mayor) Misalnya: Semua manusia akan mati Ali manusia (premis minor) (simpulan) (Jadi) Ali akan mati Manusia berfungsi sebagai premis penengah. Premis penengah wajib ada dalam silogisme kategorial
PENALARAN DALAM KARANGAN ",,;p I
Penalaran ialah proses pengambilan simpulan dari bahan bukti atau petunjuk atau yang dianggap bahan bukti atau petunjuk a tau proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada simpulan. a tau proses penyimpulan yang didasarkan atas sejumlah proposisi yang diketahui dan dianggap benar sehingga diperoleh proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Silogisme yang terdiri atas tiga proposisi. Misalnya: Semua manusia tidak dapat terbang
Semua burung bukan mantlSia
Jadi, ....
Proses penaIaran adalah akti vitas mencari proposisi-proposisi untuk disusun menjad·i premis, menilai hubungan proposisi-proposisi di dalam premis itu dan menentukan simpulan.
Tenn ialah kata kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah proposisi . a tau kata yang berfungsi sebagai lambang pengertian.
-
TERM
-
{
tunggal
gunung, manusia, keadilan (1 pengertian, 1 kata)
majemuk
kereta api, lapangan sepak bola (1 pengertian, 1 kata)
----
Proposisi I. Hari tidak hujan. 2. Kamu ucapkan kata-kata itl.!. 3. Mobil itu rusak.
i
KATA KALIMAT
-ARGtfMEN
lambang pengertian lambang proposisi
lambang penalaran
• ./'
r
Premis ialah proposisi yang menjadi dasar penyimpulan atau proposisi tempat menarik simpulan. Premis mayor ialah premis yang bersifat umum.
14
h
Argume!!2dalah lambang penalaran yang berbentuk bahasa atau bentuk-bentuk lain. Bukti adaIah argumen yang berhasil menentukan konklusi dari premis.
Prop osisi .adalah pernyataan ten tang hubungan yang terdapat antara subjek dan predikat a tau pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat. Ciri utama proposisi itu adaIah bahwa terhadap pernyataan itu dapat diajukan pertanyaan "Benar atau salahkah isi pernyataan itu?" Oleh karena itu, proposisi hanya terdapat dalam kalimat deklaratif atau kalimat berita yang netra!. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, misaInya, tidak dapat disebut proposisi. Bukan Proposisi 1. Mudah-mudahan hari tidak hujan. 2. Jangan kamu ucapkan kata-kata itu. 3. Rusakkah mobil itu?
-
Penyimpulan adaIah aktivitas menilai hubungan proposisi-proposisi di dalam preriils dan menentukan simpulan. Penyimpulan bukanlah aktivitas menemukan proposisi-proposisi yang disusun dalam premis .
15
..II
Premis mino,!; ialah premis yang bersifat khusus Misalnya: Semua manusia akan mati (premis mayor) Ali manusia (premis minor) (Jadi) Ali akan mati (simpulan) Manusia berfungsi sebagai premis penengah. Premis penengah wajib ada dalam silogisme kategorial
PENALARAN DALAM KARANGAN Penalaran ialah proses pengambilan simp ulan dari bahan bukti atau petunjuk atau yang dianggap bahan bukti atau petunjuk a tau proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada simpulan. a tau proses penyimpulan yang didasarkan atas sejumlah proposisi yang diketahui dan dianggap benar sehingga diperoleh proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
.,
Prose ~.~ nJ!J aran
adalah aktivitas mencari proposi si-proposisi untuk disusun menjadi premis , menilai hubungan proposisi-proposisi di dalam premis itu dan menentukan simpuian.
Term ialah kata kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah proposisi. a tau kata yang berfungsi sebagai lambang pengertian.
-
TERM
{
tunggal
gunung, manusia, keadilan (I pengertian, I kata)
. maJemuk
kereta api, lapangan sepak bola (I pengertian, I kata)
Penyimpulan adalah aktivitas menilai hubungan proposisi-proposisi di dalam -------pre'rrus dan menentukan simpulan. Penyimpuian bukanlah aktivitas menemukan proposisi-proposisi yang disusun dalam premis. Argumet!.2dalah lambang penalaran yang berbentuk bahasa atau bentuk-bentuk r lain . Bukti adalah argumen yang berhasil menentukan konklu si dari premis.
---
ProPQsisi adalnh pernyataan tentang hubungan yang terdapat antara subjek dan predikat a tau pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat. Ciri utama proposisi itu adalah bahwa terhadap pernyataan itu dapat diajukan pertanyaan "Benar atau salahkah isi pernyataan itu?" Oleh karena itu, proposisi hanya terdapat dalam kalimat deklaratif atau kalimat berita yang netral. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, misalnya, tidak dapat disebut proposisi. Bukan Proposisi I . Mudah-mudahan hari tidak hujan . 2. Jangan kamu ucapkan kata-kata itu. 3. Rusakkah mobil itu?
Proposisi I. Han tidak hujan . 2. Kamu ucapkan kata-kata itl!. 3. Mobil itu rusak.
Silogisme yang terdiri atas tiga proposisi. Misalnya: Semua manusia tidak dapat terbang
Semua burung bukan manusia
Jadi , ....
..--
KATA K ALIMAT
MO WEN ..
.
lam bang pengertian lambang proposisi lambang penalaran
r
Premis ialah proposisi yang menjadi dasar penyimpulan atau proposisi tempat - - menarik simpulan. Premis mayor ialah premis yang bersifat umum.
--.
II.
14
15
BAGAN ]ENIS PROPOSISI
Tunggal
PEMBUKA KARANGAN
; Semua petani harus bekerja keras.
Pembuka karangan bertujuan mengantarkan pembaca secara langsung ke tengah-tengah persoaJan dengan menjelaskan topik karangan. Pembukakarangan harus membangkitkan minat pembaca terhadap karangan yang dibacanya itu.
BENTUK {
Majemuk ; Semua petani harus bekerja keras dan berhemat.
SIFAT
{
Kategorial ; S -- P tanpa syarat Semua bemo beroda tiga Kondisional { . . . . : sebab-akibat S -- P bersyarat Jika . .. , . ....... .
(anteseden) (konsekwensi)
•
disjungtif : altematif atau pilihan
2.
Mengulang lsi Tugas Walaupun isinya sesuai dengan topik, gayanya tidak menarik karen a penulis sebenarnya tidak memberikan keterangan baru.
3.
Bersikap Tuna Harga Diri Permintaan maafkarena penuUs kurang berkeahlian akan mengecewakan pembaca.
Ia adalah seorang karya wan biasa atau pimpinan di bntor itu.
PROPOSISI Positif (aflImatif)
S
P ada persesuaian.
Sebagian manusia (adalah) bersifat sosial.
KUAUTAS { Negatif:
4. Menunjukkan Sikap Hati yang Mendua Penulis yang menganut dua paham tanpa menunjukkan pilihannya memperagakan kebimbangan dan keragu-raguannya saja.
S- p Semua harimau bukanlah singa Universal: mengingkari S Pmembenarkan
KUANTITAS
positif
) Semua doleter orang pandai
negatif
• Tidak seorang doleter pun orang yang tidak pandai
5. Memulai Karangan dengan Kutipan Langsung (termasuk deflllisi yang terdapat dalam kamus) Kesan yang ditimbulkan adalah bahwa penulis tidak dapat mulai dengan kata-katanya sendiri.
khusus: p membenarkan S sebagian mengingkari
16
Beberapa hal yang harus dihindarkan dalam pembuka karangan ilmiah . 1. Merujuk ke Judul Karangan Pembuka harus menjelaskan maksud karangan: makalah, artikel. Akan tetapi , penjelasan itu janganlah bergantung pada makna judul.
positif
) Sebagian Pulau Jawa adaIah Jawa Barat
negatif
) Tidak semua PuIau Jawa adaIah Jawa Barat
6.
,
Terlalu Sering Mendahului Karangan dengan Pertanyaan Retoris Pertanyaan retoris itu seakan-akan mengulang cakupan tugas dan judul karangan. Di samping itu, sangat sukar menyusun peralihan antara pertanyaan retoris dan kalimat berikutnya.
13
;J.
-
Menyusun Rag!ll!g,!!.n Kerja ... ...., ,Ragangan kerja itu merupakan perluasan ragangan buram dengan jalan
mengembangkan gagasan pokok melalui
(1) peruntunan gagasan seeara log is, dan/atau (2) pemberian eontoh atau rineian. Dengan demikian, ragangan buram di atas dapat dikembangkan seperti
berikut.
(I) Berupaya memahami latar belakang kehidupan dan pengetahuan
masyarakat ten tang bahasa Indonesia
a. Masyarakat pendengar televisi terdiri atas beberapa golongan (petani, pedagang, pegawai, dan sebagainya), bertempat tinggal di kota, di desa, dan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda beda. b. Pembina bahasa Indonesia sering menyajikan materi yang kurang relevan dengan kebutuhan lapisan masyarakat yang dijadikan sasaran. e, ... dan seterusnya. (2) Menyampaikan kaidah bahasa yang berlaku dengan eara yang menarik
dan jelas
a. Cara yang digunakan pembina
b, Kaidah-kaidah yang disampaikan
c. ,., dan seterusnya. (3) Mengulangseeara berkala bagian-bagian tertentu yangdianggap penting a. Kebanyakan orang mudah melupakan sesuatu yang bukan bidangnya. b. Oleh karena bahasa Indonesia itu berkembang pesat, ada kemungkinan sesuatu yang sudah dijelaskan itu sudah mengalami perkembangan. c. ... dan seterusnya. (4) Meningkatkan komunikasi langsung dengan lapisan masyarakat tertentu
untuk meneari masukan.
il. Kekurangan atau kelemahan us aha pembinaan dapat diketahui
dengan eara langsung bertanya kepada masyarakat pendengar siaran. b. Mungkin sekali masyarakat dapat dilibatkan langsung dalam siaran pembinaan bahasa Indonesia. e. ... dan seterusnya. (5) Menyusun program pembinaan yang lebih tereneana a. Pokok-pokok masalah harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. b. ... dan seterusnya.
12
BAGAN JENIS PENALARAN
Menarik simp ulan seeara . . langsung (dan satu premls) {
Konversi Ob. verSI Kontraposisi
DEDUKTIF
Silogisme Kategorial
z
.
Menarik simpulan seeara ,{ tak langsung
;2
< < Z
..J
Silogisme Hipotesis Silogisme Alternatif Entimen
III
Q..
{ INDUKTIF
Gen",lisasi Analogi Hubungan Kausal
{
sebab-akibat akibat-sebab akibat-akibat
Penalaran Deduktif A.. Menarik Simpulan Secara Langsung
I. Premis Simpuian Konversi Simpulan--Obve-rsY--Simpulalil Kontraposisi
r
2. Premis Simpulan Konversi Simpulan Obversi Simpulan Kontraposisi 3. Premis Simpulan Konversi Simpulan Obversi 4. Premis Simpulan Obversi Simpulan Kontraposisi
Semua pemain adalah para pemuda.
Sebagian pemuda adalah pemain.
Tidak seorang pun pemain (adalah) bukan
pemuda.
Tidak seorang pun bukan pemuda adalah
pemain.
Tidak seorang pun pejabat adalah peneuri.
Tidak seorang pun peneuri adalah pejabat.
Semua pejabat adalah bukan peneuri.
Sebagian bukan peneuri adalah pejabat.
Sebagian yang bercahaya adalah bintang.
Sebagian bintang (adalah) bereahaya.
Sebagian yang bereahaya tidaklah bukan
bintang.
Sebagian binatang tidak berekor.
Sebagian binatang adalah tak berekor.
Sebagian yang tak berekor adalah binatang.
17
B. Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung 1. Silogisme Kategorial silogisme yang terjadi dari tiga piOposisi (dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan) .{mayor bersifat umum prerru
minor bersifat khusus Simpulan
~
Subjek (term minor)
LANGKAH KERJA PENYUSUNAN KARANGAN
1. Menentukan Topik
--
,
Predikat (term mayor)
Misalnya: Semua manusia akan mati. Ali (adalah) manusia Jadi, Ali akan mati. man usia =term penengah yang wajib ada dal am silogisme kategorial.
2. MenentukanIMenyusun Ragangan Buram Ragangan adalah penggolong;n dan penataan berbagai fakta, yang kadang kadang berbedajenisdan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Semua manusia tidak dapat terbang.
Semua burung bukan manusia
Jadi , (tidak ada simpulan)
Aturan Umum a)
b) c)
d)
e)
Ragangan buram adalah topik yang diuraikan ke dalam satuan-satuan gagasan yang akan terlihat sebagai deretan gagasan pokok. Ragan g an buram merupakan gambaran penalaran penulis dalam merencanakan tulisannya. Ragangan buram dapat membimbing penulis dalam pembentukan paragraf dan penataan kalimat. Ragangan buram disusun berdasarkan kata (-kata) kunci yang terdapat dalam topik .
S!!!g~~!. Kategor,1
Silogisme Kategoral harus terdiri atas tiga term (term mayor, term minor, dan term penengah) Gambar itu menempel di dinding. Dinding itu menempel di tiang. Jadi, (tidak ada simpulan) term: gambar itu, menempel , di dinding, dinding, dan di tiang.
Sebagai contoh, penulis menentukan topik karcngannya seperti berikut. Topik: Sejumlah saran kepada Pusat Bahasa agar meningkatkan mutu pembinaan bahasa Indonesia melalui TVRI .
Silogisme Kategoral harus terdiri atas tiga proposisi (premis mayor, premis minor. dan simpulan). Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. Semua semut bukan ulat. Tidak seekor ulat pun adalah manusia. Salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. Tidak seekor gajah pun adalah singa. Semua gajah berbelalai. Jadi, tidak seekor singa pun berbelalai. Prernis yang afirmatif menghasilkan simpulan yang afismatif.
Topik adalah masalah pokok yang harus dibahas dalam makalah atau uraian . (Subjek adalah masalah pokok yang harns dibahas dalam buku) TOPIK "1= JUDUL
Misalnya:
Topik: Bagaimanakah sikap masyarakat Pedalaman Kalimantan terhadap usaha pembinaan bahasa Indonesia? Judul: Bahasa Indonesia dan Masyarakat Pedalaman Kalimantan . a tau Pembinaan Bahasa Indonesia Diperlukan Masyarakat Pedalaman Kalimantan.
Ragangan buram yang dapat disusunnya, antara lain , seperti di bawah ini : (l) berupaya memahami latar belakang kehidupan masyarakat dan pengetahuan mereka ten tang bahasa Indonesia;
..
(2) menyampaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku dengan cara yang menarik dan jelas; (3) mengulang secara berkala bagian-bag:an tertentu yang dianggap penting; (4) meningkatkan komunikasi langsung dengan lapisan masyarakat tertentu untuk mencari masukan; dan (5) menyusun program pembinaan yang lebih terencana.
18
11
.
Jenis Karangan llmia'!..(hasil penelitian) -
-
1. Laporan Lengkap (Monograf) a. menje!askan proses penelitian secara menyeJuruh. b, teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) gaJongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. c. menje!askan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. d. menjeJaskan (juga) kegagalan yang dialami, di samping keberhasilan yang dicapai. e. organisasi laporan harusdisusun secarasistematis (misalnya:judul bab, subbab dan seterusnya, haruslah pada! dan jelas). 2. Artikel Ilmiah
a. Artkel ilmiah biasanya merupakan perasan dar! laporan lengkap. b. lsi al1ikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggaJ yang objektif. c. AnikeJ ilmiah merupakan pemampatan informasi ten tang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap. 3. Laporan Ringkas (Summary Report) Laporan ~ingkas adalah penuJisan kembali isi laporan atau artike! dalam bentuk yang lebih mudah dimengeni dengan bahasayang tidak terlaJu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
f)
Dari premis yang khusus tidak dapat ditarik simpuJan .
Sebagian orangjujur adalah petani.
Sebagian pegawai negeri adalah orangjujur.
Jadi, ...
2. Silogisme Hipotesis Silogisme yang terdiri atas premis yang berproposisi kondisionaJ hipotesis. Premis minor membenarkan anteseden ~ simpulan membenarkan konsekuen Jika (besi) dipanaskan , besi akan memuai. Besi itu dipanaskan. Jadi, besi itu akan memuai. Premis nlinor menolak anteseden ,,£ simpuJan menolak konsekuen Jika (besi) dipanaskan. besi akan memuai. Besi itu tidak dipanaskan.
Jadi, besi itu tidak akan memuai.
3. Silogisme Altem alj[ Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Premis minor membenarkan salah satu alternatif ~ simpulan menolak alternatif lain
Dia (adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan profesor.
Dia (adalah) seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi. dia seorang profesor.
4. §,ntim.e
Entimon adalah silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum . Silogisme Semua sarjana adalah orang cerdas. Didi adalah seorang sarjana. Jadi, Didi adaJah orang cerdas. Entimen Didi adalah orang cerdas karena ia (adalah) seorang sarjana.
10
19
Entimen
Dia menerima hadiah karena dia telah menang dalarn sayembara itu.
Catatan
silogisme dapat dijadikan entimen entimen dapat dijadikan silogisme
KARANGAN ILMIAH , Karangan (tulisan) ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh informasi dan/atau fakta yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah:
- Geoeralisasi -
Masalah yang dibahas dalam tulisan ilmiah dapat berupa 1) hasil penelitian 2) hasil pengamatan 3) pengalaman nyata 4) hasil pemikiran.
PeoaJar~"UHALll.
1.
Ge-;eraJisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan tertentu untuk memperoleh simpulan yang bersifat umum Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, emas memuai . Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jadi, jika dipanaskan, logam memuai. Dalam menarik simpulan secara generalisasi itu, kita harus mempertimbangkan hal-hal berikut: a) jumlah data harus memadai b) data harus mewakili keseluruhan
c) pengecualian harus dipertimbangkan.
Unsur-uDS'!r Karangan Dmiah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
2. Analogi
9. 10. II . 12.
Analogi adalah proses penalaran yang membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sarna Susan lulusan sekolah A. Ia dapat bekerja dengan baik. Ahmad lulusan sekolah A. Oleh karena itu, Ahmad dapat bekerja dengan baik. Penalaran secara analogi digunakan, antara lain untuk a) meramalkan kesamaan b) menyingkapkan kekeliruan
c) menyusun klasifikasi .
3.
20
---
Hubungan Kausal . Hubungan kausal adalah proses penalaran yang didasarkan pada gejala gejala yang saling berhubungan a. Sebab-Akibat Pola A menyebabkan B
A menyebabkan B, C, D
A, B, C menyebabkan E
13.
judul daftar isi prakata penghargaan atas bantuan pendahuluan teks pokok dalam tubuh karangan pengutipan referensi catatan kaki tabel, grafik, bagan, dan gambar bibliografi lampiran indeks.
Bentuk Karaogan
i. ~paran
2. Pembahasan
.. 3. Pengisahan :
4. Pemerian
karangan yang bertujuan memberikan informasi, penjelasan, keterangan , atau pemahaman. Hasilnyadisebut paparan atau eksposisi. karangan yang bertujuan meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pihak lain agar pendapat pribadi itu diterima. Hasilnya disebut bahasa, persuasi, atau argumentasi . karangan yang bersi fat cerita, baik berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan perekaan, dan bertujuan terutama mengimbau. Hasilnya disebut kisahan atau !larasi. karangan yang bertujuan menggambarkan bentuk, rupa, sifat, rasa, atau corak objek pengamatan. Hasilnyadisebut perian atau deskripsi. 9
Contoh Paragraf yang Tidak Baik
--
A nalisis ~
...
I. Protes awak bis tersebut disampaikan ke perusahaan atau koperasi masing masing yang kemudian disalurkan melalui Organda DK1 Jakarta Unit Bis Kota. Mel:llui suratnya nomor4lrrUIBIJVIIVI986 tertan$gal13 Agustus 1986 masalah tersebur disampaikan Unit Bis Kota Organda DKl Jakarta kepada Kepala DLLAJR DKI Jakarta. Dalam surat pengurus Organda DKI Jakarta Unit Bis Kota yang ditandatangani Drs. Soedaryono dan PH. K. Sihombing ditegaskan tidak berkeberatan dengan kehadiran Koantas Bima sesuai SK Gubernur No. 2065 tahun 1985 tertanggal 190ktober 1985. Namun sesuai namanya dan izin serta SK Gubernur KDKI Jakarta tersebut pcngoperasian bis Koantas Bima seharusnya sampai perbatasan kota antara Jakar1a dan Botabek saja. Tetapi sekarang ini Koantas Bima beroperasi sampai ke jan tung kota Jakarta.
Jika dua atau lebih kasus dalam suatu gejala mempunyai satu atau hanya satu kondisi yang dominan. kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab. "'1
P Q R menghasilkan Z Q U T menghasilkan Z Oleh karena itu, Q menghasilkan Z b.
8
Akibat-Sebab 1a pergi ke dokter karen a ia sakit aki bat sebab J, simpulan ~ hampir sarna dengan entLmen
2. Diskusi oleh panitia, pencemaran teluk jakarta akibat Iimbah industri tampaknya merupakan masalah yang akan berkepanjangan. Bahkan, berbngai penelitian telah diusahakan baik oleh P4L DKl Jakarta, PSLUI. KLH maupun LON LIPI itu belum memberikan hasil. Keris pusaka Siginjei selain melambangkan bulan kelahiran Propinsi Jambi, juga mel:lrnbangkan kepahlawanan rakyatJambi dalam menentang penjajah dan kezaliman. Setiap bagian dari Keris siginjei mempunyai fungsinya sendiri sendiri dan ~alah satu daya tarik serta keindahan keris itu dihiasi dengan emas, intan dan berlian. Sedangkan bagian-bagianlkesatuan dari seluruh keris terdiri dari hulu keris (ukiran), bilah keris (wilahan) dan sarung keris (wrangka). 3. Dikisahkan di sebuah kerajaan Kalianget, di Bali Utara. rnernerintah seorang rajadengan patihnyayang terkenal bernamaSawunggaling. Suatu saat. kerajaan terse but terse rang wabah yang amat dahsyat dan rnengakibatkan sebagian besar penduduknya rneninggal dunia. I Nyornan Jayaprana sebagai seorang tokoh dari tiga bersaudara yang berh as il hidup akibat bencana wabah itu, akhirnya dipungut oleh Sang Raja. Pada \vaklu ilu. I Jayaprana kurang lebih baru berusia 12 tahun. Scbagal harnba istana. I Nyoman Jayaprana sangat tekun belajar sastra. >;epel1i membaca dan menulis di alas daun lontar. Berbudi halus. wajahnya tampan. sehingga tak urung ia rnenjadi idola penghuni istana. Setelah I Nyoman Jayaprana beranjak dewasa, raja berkenan rnernerintahkan I Jayaprana untuk memilihjodohnya yang serasi agar bisa dipersunting menjadi seorang istri. Pada mulanya ia menolak. akan tetapi akibat desakan raja yang berkesinambungan, akhirnya ia memenuhi maksud baik dari raja Kaliange't tersebut.
A, B. C menyebabkan E A, B menyebabkan bukan E Jadi, C menyebabkan E
c. Akibat-Akibat penalaran yang tidak menyiratkan sebab; peristiwa akibat langsung disimpulkan pada akibat o .yan '" lain A menyebabkan B A menyebabkan C peristiwa B merupakan data peristiwa C merupakan simpulan Data Lutut Ani berdarah. (B) Simpulan : Buku Ani kotor. (C) Ani terjatuh : (A) tidak dieksplisitkan Salah Nalar
Salah nalar adalah gagasan. pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang keliru atau sesat karena seseorang tidak mengikuti tata eara berpikir dengan tepat. Beberapa Macam Salah Nalar I)
Deduksi yang Salah Deduksi yang salah adalah simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah atau yang berpremis tidak memenuhi syarat. 21
Misalnya: Pak Anu bukan dosen yang baik karena mahasiswa yang tidak lulus lebih dari sepuluh persen. Pengiriman manu sia ke bulan hanya merupakan penghamburan uang saja. 2) Generelisasi yang Terlalu Luas Orang Indon esia itu malas bekerja. Orang Cina suka menyuap. 3) Sal ah Penilaian terhadap Penyebaban Orang itu meninggal dalam tahanan; ia meninggal karena ditahan. Pemakaian gelang akar bahar menyembuhkan penyakit encok. Liem Swie King menjadi juara karena kita menyertakan doa baginya. 4) Analogi yang Salah Analogi sangat berguna untuk mengembangkan perenggan (paragraf). Akan tetapi, analogi tidak membuktikan apa-apa. Anal ogi yang salah dapat menyesatkan . Negara ibarat kapal yang sed ang berlayar menuju suatu tujuan . Jika nakhoda harus memungut suara setiap kali ia in gin menentukan arahn ya, kapal itu akan sukarmencapai tujuann ya. Oleh karena itu, demokrasi dalam tata ne.g ~lra pu n ti dak terJaksanakan. 5) Peny ampin gan Masalah Salah nalar ini terjadi jika a) argumentas i ti dak mengenai pokok masalah. b) pokok masalah ditu kar den gan pokok lain. dan c) keluar dari gari s pembiearaan scmula. Jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin tidak mun gkin teljadi karena UUD 1945 menetapkan asas kekeluargaan untuk ekonomi kita. Humor Indonesia itu berpangkal pada kedunguan karena orang Indonesia tidak mengenal humor. Perencanaan keluarga tidak perlu dilakukan karena Kalim antan masih kosong . 6) Pembenaran Masalah Melalui Masalah Sampingan Salah nalar ini terjadi jika dalam argumentasi digunakan pokok yang tidak langsung berkaitan atau masalah yang remeh untuk membenarkan 22
Contoh Pem bentukan Paragraf Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak mungkin merupakan salah satu sebab kenakalan remaja. Lingkungan yang tidak memberikan kesempatan kepada remaja untuk berkembang seeara wajar dapal pula menimbulkan tjndakan remaja yangmerugikan masyarakat itu sendiri. Pendidikan dan pengajaran di sekolah yang kurang memperhatikan tingkal perkembangan anak didik dapat juga menyebabkan remaja melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma. Dengan demikian , jelaslah bahwa kenakalan remaja disebabkan berbagai hal. Sumber penyebab itu mungkin beragam pula. Orang tua yang terlalu mengekang anak remajanya dapal mengakibatkan anak itu berusaha menemukan kompensasi yang negatif di luar rumah. Masyarakat yang tid ak berusaha menyalurkan keinginan dan kreativitas remaja dapat mengakibatkan remajamelakukan "pemberontakan" dengan melakukan tindakan yang bertentangan dengan adat-istiadat dan tat a kehidupan lingkungannya. Pendidikan dan pengajaran yang tidak menarik perhatian siswa (yang remaja) di sekolah mung,kin sekali akan membawa para remaja itu ke arah yang tidak menguntungkan, misalnya melakukan perbuatan asusila di luar sekolah . Tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai pengaruh yang tidak kedl terhadap pendidikan para remaja. Adat-istiadat, eara bergaul , dan tata kehidupan masyarakat akan berpengaruh terhadap remaja yang sedang berkembang di dalam masyarakat itu. Jika masyarakat melakukan kegiatan kegiatan yang positif. tentulah akan berpengaruh positif pula terhadap rernaja. Sebaliknya, jika di dalam masyarakat itu dilakukan hal-hal yang negatif. para remaja pun akan terpengaruh oleh hal-hal yang negatif itu. Dengan kala lain , masyarakat merupakan faktor yang penting pula dalam usaha pembinaan remaja, termasuk usaha mengatasi kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan masalah yang harll s ditangani oleh beberapa pihak. Pihak yang paling berkepentingan dan pal ing utama dalam usaha me ngata;;i masalah itu adalah orang tua . Masyarakat di sekita r para remaja itu j uga merupakan komponen penting dalam upaya menyadarkanpara remaja itu dari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma. Lingkungan pendidikan formal (sekolah) adalah lemb aga yang dapal mem bentuk tingkah laku remaja, baik melalui mata pelajaran tertentu maupun melalui kegi atan keg iatan yang mengandllng nilai edukalif. Rem aja pastilah merupakan anggota kelu arga. Sebuah kelu arga dipimpin oleh kepala keluarga yang biasanya terdiri alas ayah dan/atau ibu . Ayah dan ibu yang mengasuh dan membesarkan remaja itu seharusn ya banyak mengetahui tentang kelebihan, kekurangan, dan kebutuhan anak remajanya itu . Jika ayah dan ibu itu inengetahui tingkah laku anaknya yang kurang dengan anaknya itu. Oleh karena itu, orang tua (ayah dan/atau ibu) remaja itu hendaknya bertindak sebagai orang pertama dalam usaha mengatasi kenakalan remaja yang banyak terjadi dewasa ini. 7
BAGAN PENGEMrnANGAN PARAGRAF I ~===-----------~
.IDEPOKOK.
, 1. perangkaian rincian yang
Dengan lIustrasi (induktif)
I_
II!.
merenik 2. pemakaian conlOh yang dipaparkan J perbandingan dan per tentangan 4. pengisahan dan pemerian
KALIMAT TOPIK
7) Argumentasi Ad-hominem S-alah nalar ini terjadijikadalam berargumentasi, kitamelawan orangnya dan bukan masalahnya. Hal seperti itu banyak digunakan dalam dunia politik. Usul perbaikan itu tidak perlu ditanggapi karena pengusulnya
berasal dari golongan ekstrem.
Kepemimpinannya diragukan karena ia mempunyai lima buah
mobil.
8) Imbauan yang Didasarkan pada Keahlian yang Diragukan Menurut pendapat para bintang film, perkembangan politik d~wasa ini cukup menggembirakan . Pembicaraan mengenai ekonomi kita dewasa ini dapat dilandaskan pada pendapat dr. Anim Purwa itu .
Pengembangan Paragraf
[-PARAGRAf
: 1
Dengan Analisis Pen aJ aran ala u Penjelasan (deduktif) ,-----------,'
6
pendirian si pembicaraJpenulis. Orang diperbolehkan melakukan korupsi karen a para pejabatjuga melakukannya. Pegawai tidak perlu datang pada waktunya karena atasannyajuga sering datang terlambat.
urutan gagasan yang log is hubungan sebab-akibat 3. langkah-Iangkah dalam proses 4 definisi yang terurai.
9) ~onseg1&1ur Nonsequitur adalah simpulan yang ditarik berdasarkan premis yang tidak atau hampir tidak ada angkut-pautnya. Astramerupakan pembuat mobil terbesar di Indonesia. Oleh karena
itu, mobil Toyota yang dihasilkan adalah mobil yang terbaik .
Golkar merupakan kelompok yangpalingbanyak cendekiawannya.
Oleh karena itu, usul-usulnya paling bermutu.
Pak Ramli sering membentak-bentak. Bayangkan saja bagaimana
ia menghukum anaknya di rumah .
10) Pemikiran "atau inL atau itu" Salah nalar itu berpangkal pada keinginan melihat masalah yang rumit dari dua sudut pandang (yang bertentangan) saja. lsi pernyataan itu jika tidak baik, tentu buruk; jika tidak benar, tentu salah; jika tidak putih, tentu hitam. Para petani harus bersekolah supaya lebih terampil.
Seorang komunis akan menghalalkan segal a cara tmtuk mencapai
tujuannya.
Kita harus memilih antara demokrasi dan diktator.
23
\
RUJUKAN Sebuah karangan ilmiah pada umumnya bukanlah karangan yang terlepas dari karangan terdahulu . Sudah merupakan "kode etik" di kalangan ilmuwan bahwa di dalam karangan ilmiah itu hendaklah diperlihatkan hubungannya dengan karangan-karangan yang sudah ada. Hubungan itu diperlihatkan melalui rujukan yang dicantumkan di dalam karangan itu. Rujukan adalah kepustakaan yang secara Jangsung digunakan sebagai sumber informasi , sumber kutipan, atau sumber informasi tambahan mengenai masalah yang sedang dibahas.
Rujukan disajikan sebagai berikut. I. Hanya dicantumkan nama pengarang, tahun terbit, dan kutipan tak langsung dari sumber itu. I) Bintoro (977) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat, antara lain, i alah keterlibatannya di dalam memikul beban dan pelaksanaan suatu kegiatan . 2) Suatu sistem religi dapat dianalisis ke dalarn empat komponen dasar yang mempunyai hubungan korelasi erat sekali satu dengan yang lain (Koen ..ti¥ao.in&..t;.~. 1967). .,. 3) Selain kesenian rakyat tradisional seperti lenong Wrobonego~ 1975), topeng (Muhadjir dan.!:!.aki "!i 1972), serta hikayat (Muhadjir, 1971 b), kini berbagai surat kabar dan mingguan ibukota secara teratur memuat juga berbagai cerita pendek dan cerita bersambung yang seluruhnya atau sebagian mempergunakan dialek Jakarta sebagai medianya. 2. Dicantumkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman yang dirujuk, dan kutipan tak langsung dari sumber itu. I) Menurut,9!,stles! 1967:158), sampai dengan abad ke-18 yang menjadi ling u afra.!l~ asyarakatJakarta adalah bahasa yang menyerupai bahasa Portugis, yaitu salah satu dialek yang dipakai oleh bangsa campuran yang 'datang ke Jakarta dari India sebagai budak. 2)
Fiel~dan.Fras ~ (dalam ,Morkova, 1978:217) mengemukakan bahwa So'Siolinguistik adalah studi tentang hubungan antara berbagai sistem 'SoSTaj"pe;;;hinya.
3) Lain halnya dengan Durkheim (1979:167-169; 311-313; 374 394). Ia melakukan pe; elitian tentang hubungan antara bunuh diri dan agama yang dipeluk orang Eropa, yakni agarna Katolik, Protestan, dan Yahudi.
24
Perpautan itu dapat dibina dengan cara seperti berikut. I) Urutan Gagasan .Y,ang Lo gi ~ Dengan cara ini penulis memperagakan penalarannya sehingga terlihat jelas bahwa pokok paragraf dan kalimat topiknya bersifat deduktif dan bahwa pokok itu betul-betul sahih. Penulis berusaha menjabarkan kalimat yang satu dari yang lain. (Ingat : penalaran yang baik tidak membenarkan pokok gagasan yang salah atau yang disangsikan kebenarannya). 2) Hubungan Sebab-Akibat Dalam paragraf yang dikembangkan dengan hubungan sebab-akibat analisis penalaran tdak perIu berupa peyakinan atau pembujukan Analisis itu kebanyakan hanya menerangkan mengapa peristiwa itu terjadi atau mengapa sesuatu itu ada. Hasillperistiwa itu diungkapkan oleh kalimat pokok, sedangkan pengembangan paragraf merupakanJ menunjukkan·sebabnya.
---
-
_
3) Langkah-Iangkah dalam Proses .,... .... Cara ini mengantarkan pembaca ke tahap-tahap kejadian proses. Tiap kalimat pengembangan berpangkal pada kalimat sebe1umnya sehingga terbentuklah analisis yang logis. Di sini pertanyaan bagaimalla yang harus dijawab , bukan mengapa. Sifatnya pemerian karena yang diminta bukan pembuktian . 4) Definisi yang Terurai Cara yang biasa dipakai ialah urutan gagasan yang logis. Akan tetapi , kadang-kadang tujuan dapat dicapai juga dengan pemberan contoh . Syarat p~ u ~ efinisi yang, teT~ (I) konsep tidak boleh dibatasi dengan konsep itu sendiri . (2) unsur-unsur pentingnya tidak boleh ditinggalkan . Langkah-Iangkah penyusunan definisi yang jelas adalah sebagai berikut. (I) klasifikasi konse (2) ~e~uan sJ.tihas kon~ itu, (3) pemberian definisi terbatas pada istilah khusus, (4) contoh sebagai ilusirasi.
Catatan: Langkah (3) dan (4) tidak selalu perlu.
Pengembangan paragraf ' menuntut (1) kemampuan memperincl secara maksimum gagasan utama ke da1am gagasan bawahan: (2) kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
-- -
?
5
--
Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf dapat dilalculcan dengan cara: I) pengembangan.dengan il~ i (memanfaatkan penalaran induktif: khusus ~ simpulan), dan 2) pengembangan dengan analisis penalara,! atau penjela~ a!!..(menggunalcan penalaran deduktif: penulis-memakai silogisme). Kedua cara itu dapat digunakan berdampingan dalam satu paragraf.
PETIKAN (KUTIPAN) LANGSUNG ~
a. diapit tanda petik ganda
{ PETIKAN
lebih dari 3 bans
Pengembangan dengan i1ustrasi dapat dilalcukan melalui cara berikut. I)
Peranglcaian Rincian yang Merenilc dan Keteran~ Penunjan~ Dengan cara ini, kalimat pokok menjadi lebih menarik, lebih eksplisit, dan lebih mudah meyakin~Dengan menjejerkan sejumlah peristiwa khusus, penulis alchirnya dapat mengambil simpulan yang indulctif yang biasanya tertuang dalam kalimat topilc.
--
2) Pemakaian Contoh yang Dipaparlcan Hal ini merupakan variasi perangkaian rincian. Danpada menarilc simpulan indukti f yang hanya dengan sedilcit rincian, penuIis memaparkan contoh yang dirinci sehingga paragraf menjadi lebih menank dan meyakinlcan. 3) Pembandingan dan pertentangan Cara ini agar polcok paragraf menarik dan meyalcinkan. Selain itu, cara ini juga merupalcan upaya untuk memperjelas gagasan pokok yang mungkin belumjelas bagi pembacadengan menyertakan hal yang lebih banyak dikenal sebagai bahan bandingan atau pertentangan. 4) Pengisahan dan Pemerian Kadang-kadang cara ini dapat dimanfaatkan juga dalam karangan elcsposisi atau pc:rsuasl dengan menyisipkan cerita singkat dalam paragraf (untuk meyakinlcan pembaca). Pengembangan paragraf dengan ana/isis pena/aran atau pellje/asan Upaya pengembangan paragraf seperti ini menunjukkan bahwa kaLimat kalimat dalam paragraf berpautan erat, tidak saja antara kalimat topilc dan kalimat penjelas, tetapi antara kalimat penjelas dan kalimat penjelas yang lain.
4
b. jaralc bans =jarak baris teks c. disajikan dalam teks
r
tidak diapit tanda petik b. jarak bans adalah satu spasi c. disajilcan terpisah dan teks: ± 10 ketulcan dari pias kiri dan ± 5 ketukan dan pias Kanan
Contoh 8.
Pelikan (kutipan) langsung 1 s.d. 3 baris
~ (1980:51) memberilcan batasan morfem sebagai berikut. "Morfem adalah kesatuan yang ilcut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya." Berdasarkan pendapat Keraf itu .... Bachtiar (1982:21) mengemulcakan, "Para anggota birokrasi itu sesuilggiihnya diatur oleh lebih danpada satu sistem budaya." Oleh karena itu,
Bandi·nglcan dengan contoh berikut ini. Tampubolon berpendapat, "Bahasa terdiri dan sejumlah ragam yang terus mengalami perubahan dan setiap ragam itu mempunyai nilai sosial tersendiri." ( 1983 :443). Menurut Koentjaraningrat, "Nilai gotong royong sering juga menghambat Icarena menimbulkan gagasan bahwa kemajuan punya komunitas juga harus sama dan merata". (1983:9)
b. Pelikan (kulipan) langsung lebih dari 3 baris I) Sel~njutnya, ~n (1967: I) menyatalcan sebagai berikut. Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan fungsi dan arti kata. Berhubung dengan itu, maka morfologi, di samping bidangnya yang utama menyelidiki seluk-beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan fungsi dan arti kata yang timbul sebagai akibat daripada perubahan bentuk kata.
25
2) Sehubungan dengan kegiatan mengapresiasi sastra, Halirn (1981:2)
menyatakan sebagai berikut:
2. ~
-
Pembaca yang ingin mengembangkan daya mengapresiasi karya sastra harus mempunyai hal-hal lain: kemampuan membaca, keterampilan berbahasa, wawasan budaya yang memadai, daya imaginasi, dan minat baca. Dengan berbekal itu kita dapat mengikuti apayang akan dikemukakan olehseorangpenyairdi dalam sajaknya.
Koherensi dari perkembangan paragraf dapat dipeliharadengan mengulang kata-kala kunci : kata-kata yang dianggap penting dalam kalimat pokok atau kalimat sebelumnya. 3.
Koherensi dan perkembangan paragrafdapat dinyatakan melalui peningkatan kepentingan atau perhatian terhadap ide-ide itu. Ide-ide bawahan disusun sedemikian rupa sehingga ide-ide berikutnya lebih tinggi kepentingannya daripada ide sebelumnya, atau perhatian penulis terhadap ide yang berikutnya selalu lebih besar daripada ide sebelumnya.
Perhatikan pula contoh berikut ini. 1) Sehubungan dengan masalah kata, Lyons (1969: 194) mengemukakan, ''The y,:ord is the unit par excellence a/traditional gramatical theory." 2) Hierarki masyarakat Minangkabau, menurut Dhofier (1982:81 ) adaJah. "Kamanakan baraja ka maml.lk, mamak barajQfa Panghulu, panghulu baraja ka nan bana, nan bana badiri sandirinyo." Jadi .. . 3)
Seorang musikolog ternamadari negeri Belanda, Ja2 Kunst. menyatakan pendapatnya tentang musik sebagai berikut. It's not sufficiently realized , that Western music is based on older forms which are identical with or at any rate, comparable to ... those , found to day outside Europe and "European America" .
~Iim aks
4. Perbandingan dan Pertentangan.. "'erbandingan dan pertentangan merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang untuk menunjukkan ketidaksamaan atau perbedaan antara dua orang, objek atau ide dengan mempergunakan dasar tertentu. 5. ,6nalogj Analogi merupakan perbanding;ln yang sistematis dari dua hal yang berbeda dengan memperlih atkan kesarnaan segi atau fungsi kedua hal itu. 6. Contoh
~ digunakan untuk lebih menjelaskan sebuah ide yang sulit atau ide yang abstrak.
CATATAN
Catatan adalah kutipan tambahan terhadap teks.
7. E!:£s~-
Sebuah paragraf yang melukiskan proses harus memperlihatkan urutan kejadian secara kronologis; penahapan dalam sebuah proses diurutkan menurut kejadian yang sebenarnya.
Cara menyajikan catatan I. Catatan tidak ditulis/disajikan seperti menyajikan catatan kaki yang lazim digunakan, tetapi disajikan dalamhalaman tersendiri yang berjudul "Catatan". 2. Pernyataan atau bagian teks yang mendapat catatan harus dinomori secara berurut dengan menggunakan angka Arab. Nomor urut catatan itu dituliskan agak ke atas (± I spasi) dari baris teks karangan. 3. Apabila pernyataan atau bagian teks yang mendapat catatan itu berak.hir dengan tanda baca koma, titik, seru, tanda tanya, nomor catatan itu dicantumkan sesudah tanda-tanda baca itu. 4. Apabila pernyataan atau bagian teks yang mendapat catatan itu terletak di tengah-tengah teks karangan, nomor urut catatan itu langsung dituliskan ± I spasi di atas huruf terakhir unsur pernyataan atau bagian teks.
26
8. Sebab akibat
Perkemba~dan koherensi sebuah paragraf dapat dinyatakan juga dengan penjelasan mengenai sebab atau akibat ide pokok.
9,
I&iiuis' Definisi merupakan usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti sebuah istilah atau hal. Definisi kadang-kadang tidak dapat dijelaskan dalam satu kalimat saja, tetapi dalam satu rangkaian kalimat yang membentuk paragraf.
3
Kalimat Pokok atau Kalimat TOjJi~
Dalam suatu paragraf hanya terdapat suatu kalimat topik atau kalimat pokok. Kali-mat topik dalam sebuah paragraf dapat diletakkan di awal, di akhir, di alVal dan di akhir. dan di tengah paragraf.
Contoh Membuat Catalan
Kreitman (1981 : 11) menemukan ciri-ciri orang atau kelompok orang Yang melakukan percobaan bunuh diri. yang salah satu di antaranya adalah karena broken home pada masa kanak-kanak. 1
kalimat pokok
~'rind'h
Saad (1978:421) menyatakan bahwa bila karangan ilmiah kita mulai cenff'erung memakan ragam resmi,2 kutipan yang disajikan dalam makalah ini tidak mengarah ke situ.
~"m'u~
Cita-cita merupakan suatu lampu sorot untuk melihat apa yang ada sekarang. Anda harus menutup senggang atau celah-celahnya3 dan Anda tidak dapat hidup dengan pertentangan-pertentangan yang Anda hadapi . ... Dengan demikian kita dapat menemukan adanya kata kompleks atau kata bermorfem jamak" dan katalkata? disebut kata tunggal.
kalimat pokok kalimat pokok
~,~
\"md.n /; kalimat pokok
~ kalima t pokok ~bulatan
Pada halaman "Catatan" disusun urutan sebagai berikut. 1.
Neu llJ.e~ 1955)
memberikan batasan broken home dalarn arti yang luas, yaitu suatu disorganisasi keluarga: pecahnya kesatuan. konsensus. dan fungsi normal unit keluarga; dalam arti yang sempit. disorganisasi keJuarga adalah apabiJa hubungan pernikahan diperberat dengan perceraian, desersi. kematian , atau ketidakhadiran yang lama dari salah seorang orang tua.
2. Tulisan ini lebih condong memilih istilah langgan resmi. Ini ada kaitannya
Ij"md.n \
Paragraf
dengan pengkajian sastra yang menggunakan istilah ragam untuk ragarn prosa, rag am puisi, ragarn drama (trikotomi). 3. Pemyataan itu disadurpenulisdari Richard Beckhard (1966) dengan beberapa perubahan kecil.
--
4. Morfem itu disebut Uhlenbeck sebagai monomorfemic word.
Kebulatan paragraf dapat dibentuk dengan menggunakan beberapa eara, antma lain, seperti berikut. I. Transru
Hubungan antarkalimat dan pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau frase transisi, seperti jadi, dalam hal ini, misalll.va, selalljutnya. tambahan pula, oleh ka rena iUl. akan telapi, den gall demikian .
2
27
DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka dalam karangan i1miah merupakan hal yang tidak boleh ditiadakan . Hal itu berhubungan erat dengan rujukan dan kutipan yang tetap diuraikan pada bagian terdahulu. Bagian "Daftar Pustaka" dicantumkan pad a bagian akhir sebuah karangan ilmiah. Jika karangan ilmiah itu mempunyai lampiran, "Daftar Pustaka" diletakkan sebelum bagian "Lampiran" itu.
Dalam menyusun daftar pustakaada beberapa hal yang harus diperhatikan . Jikaditinjau dari segi penulis buku dan karyanya, masalah yang harus diperhatikan ialah (1) satu orang penulis dan satu karya, (2) dua orang atau lebih penulis dan satu karya, (3) satu orang atau lebih penulis dan satu atau lebih karya, dan (4) \embagasebagai penulis . Ji\
PARAGRAF Paragraf adalah himpunanlkumpulan kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. Alinea tidak lain daripada suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kali mat.
DAFTAR PUSTAKA Freud, Sigmund . 1984. Memperkenalkan Psikoanalisa: Lima Ceramah . Terjemahan K. Bertens. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat, Editor. 1984. Merode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Liaw, Yock Fang, Drs. 1978. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Singapura: Pustaka Nasional. Reynolds, L.D. dan Wilson , N.G. 1978. Scribes and Scholars. Second Edition, Oxford : Clarenden . Pup aka, N. 1984. "Pola Kebudayaan Daerah sebagai Warisan Budaya Tradisional Merupakan Lamban g Identitas Nasional". Dalam Analisis Kebuda)'aan. Tahun III, No.1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Suryohadiprodjo, Sayidiman . 1985. "Perkembangan Watak Bangsa: Kewajiban Kita 20 Tahun Mendatang. Dalam Kompas. Rabu, 28 Agustus 1985. Teem\', A. 1980. Tergantung pada Kata . Jakarta: Pustaka Jaya. -----. 1982. Khazanah Sastra Indonesia: Beberapa Masalah Penelitian dan Penyebarluasannya. Jakarta: Balai Pustaka. -----. 1983. Membaca dall Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.
28
L
Syarat-syarat P~mbentukan.Yar.!!graf. a. Kesatuan Paragraf harus memperlihatkan suatu maksud atau terna dengan jelas; maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat topik atau kalimat pokok . b.
Kohere~n§.i.
Di dalam paragraf harus terlihat keeratan hubungan antarkalimat. Paragraf yang dibentuk dengan tidak memperhatikan faktor koheresi akan menghadapkan pembaca pada lon catan-Ion catan pikiran yang membingungkan, urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau penyimpangan dari tema kalimat pokok. c. Perkembangan Paragraf -- ....Ide pokok dalam kalimat topik harus dijelaskan dengan contoh-contoh dan perincian . Kegagalan pengembangan paragraf menghasilkan fragmen fragmen yang pendek.
Young, Ric hard E. et a!. 1970. Rhetoric: disco very alld Change. New York: Harcurt, Brace & World. Lernbaga Penclitian Pendidikan dan Penerangan Ekonorni dan Sosial. 1974. Pre- Feasibility Study Pen gembangan Potensi Ekonomi Putau Madura.
Jakarta: LP3ES. Shah, Idries. 1985. jalan Sufi . Terjernahan Kasidjo Djojosuwarno dan judul asli The Way of The Sufi. Jakarta: Pustaka Jaya. Alisjuhbana, 51. Takdir. 1978. Tala Bahasa Bam Bahasa Indonesia /. Jakarta: Dian Rakyat.
DAFTAR lSI
----- 1978. Tala Bahasa Bam Bahasa In don'esia II. Jakarta: dian Rakyat. Harnzah, Ahmad . 1982. "Kalirnat Aktifyang Benar?" Surabaya: Pikiran Waras, Th. II No. 40.
Halarnan KATAPENGANTAR DAFfAR 151 Paragraf Karangan I1rniah Langkah Kerja Penyusunan Karangan Penalaran dalam Karangan Rujukan Petikan Kutipan Langsung Catalan .. .. .. .. .. Daftar Pustaka
III
IV
I 9 II
14 24
25 26
28
iv
29
~
_ L<<<j 5"
\I) SERI PENYULUHAN 4
KOM.POSISI
DALAM
BA'HASA INIDO,NESIA
I "I 00000045
I'
\
Oleb:
Narron Hasjim
Amran Tasai
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan kebudayaan
Jakarta
1992
I
499
H.
-'.