TECHNO LO G Y A ND YO U Teta p Beke rja Se la m a Terb a ng
Zatni Arbi Tetap Bekerja Selama Terbang Saya lalu mencari akal agar tetap dapat produktif selama penerbangan itu. Saya pergi membawa notebook itu ke bagian belakang kabin...
18
B
agi mereka yang sudah terlanjur terobsesi dengan pekerjaan, penerbangan yang berjamjam boleh jadi cukup menyiksa. Ada perasaan bersalah karena tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Waktu saya diundang ke OracleWorld di San Francisco di awal bulan September yang lalu, misalnya, saya merasa sayang karena tidak dapat produktif selama penerbangan dari Hong Kong ke pantai barat Amerika Serikat yang memakan waktu hingga 11 jam itu. Padahal, untuk perjalanan kali itu, saya khusus membawa ThinkPad T40 yang baru. ThinkPad ini berbasis Centrino, dan oleh sebab itu baterainya dapat bertahan hingga 5 jam. Hanya saja, karena saya mendapat jatah tiket kelas ekonomi, saya sama sekali tidak dapat menggunakan notebook ini di tempat duduk saya. Setelah makan malam, penumpang di depan saya merebahkan sandarannya serendah-rendahnya, sehingga tidak ada lagi ruang bagi saya untuk membuka notebook—apalagi untuk bekerja. Padahal, saya masih belum mengantuk. Saya lalu mencari akal agar tetap dapat produktif selama penerbangan itu. Saya pergi membawa notebook itu ke bagian belakang kabin, di mana terdapat beberapa kursi landing station untuk kru. Kursikursi ini letaknya di dekat pintu pesawat, dan pintu itu memiliki bagian dengan permukaan yang datar yang dapat saya gunakan sebagai meja. Saya lalu duduk di sana, menghidupkan notebook dan menjalankan Word. Namun, sayangnya, begitu saya hendak mulai bekerja, pesawat memasuki daerah yang banyak badai. Goncangannya semakin keras dan saya lalu disuruh kembali ke tempat duduk saya. Ketika goncangan sudah berhenti dan lampu ‘kenakan sabuk’ telah dimatikan, saya kembali ke belakang. Celakanya, begitu saya sudah siap-siap untuk kembali bekerja, hal yang sama terjadi lagi. Pesawat lagi-lagi tergoncang-goncang dan sekali lagi saya harus kembali ke tempat duduk saya. Setelah dua kali terjadi berturut-turut, saya tidak berselera lagi untuk bekerja. ThinkPad akhirnya kembali masuk ke dalam tas dan saya lalu berusaha untuk tidur sepanjang sisa penerbangan tersebut.
PC Media, Januari 2004
Internet di Angkasa Dalam perjalanan berikutnya ke Gold Coast, Australia, untuk menghadiri acara Destination Nokia, saya lebih beruntung karena diberi tempat duduk di kelas bisnis. Kebetulan pula pesawat yang saya tumpangi, Boeing 740-400 Megatop dan Singapore Airlines telah melengkapi pesawat ini dengan SpaceBed-nya. Selain dapat distel menjadi tempat tidur yang datar dan nyaman, SpaceBed ini juga ternyata sudah dilengkapi dengan stop kontak untuk komputer notebook. Selain itu, juga ada port RJ-45 untuk koneksi Ethernet. Namun, ketika saya tanyakan kepada kru apakah saya sudah bisa mengakses Internet melalui RJ-45 itu, dia menerangkan bahwa jaringan di pesawat itu belum berfungsi. Sayang sekali, tetapi paling tidak saya dapat memanfaatkan waktu saya di pesawat dengan lebih produktif, karena tempat duduk di kelas bisnis jauh lebih lega. Beberapa perusahaan penerbangan di dunia memang menyediakan koneksi Internet di pesawat mereka. Boeing sendiri mempunyai unit bisnis Internet yang dikenal dengan nama Connexion. Menurut laporan harian South China Morning Post edisi 18 November 2003, tiga perusahaan penerbangan Asia—Singapore Airlines, Japan Airlines dan All Nippon Airways—telah menandatangani kontrak dengan Connexion untuk menyediakan jasa ini di pesawat-pesawat mereka, terutama untuk perjalanan jauh. Di pesawat-pesawat itu nantinya akan dipasang server dan antena Wi-Fi. Kecepatan akses juga lumayan, 128 Kbps. Wi-Fi dipilih tentu saja karena fleksibilitasnya. Link ke Internet akan menggunakan satelit. Diperkirakan jasa ini akan mulai tersedia dalam triwulan ke tiga tahun depan, dan biayanya mungkin sekitar US$35 dolar untuk 7 sampai 8 jam. Masalahnya, bagaimana kalau kita duduk di kelas ekonomi yang tempat duduknya sangat sempit itu? Salah satu solusi yang terpikir oleh saya adalah menggunakan Tablet PC seperti HP Compaq TC1000 atau Fujitsu Lifebook T3000. Tablet PC ini bisa digantungkan di belakang sandaran kepala penumpang di depan kita sehingga tetap berada di depan mata kita. Zatni Arbi adalah seorang pengamat teknologi informasi. Anda dapat menghubunginya di
[email protected]
TECHNO LO G Y A ND YO U freela nc e r: ha rus jujur d a la m m eng ukur kem a m p ua n send iri
Zatni Arbi Freelancer: Harus Jujur dalam Mengukur Kemampuan Sendiri Saya boleh merasa bangga karena umumnya saya tidak begitu terpengaruh oleh besarnya fee yang akan saya terima untuk sebuah proyek.
T
ahun ini dan seterusnya ada dosa yang tidak ingin saya ulangi lagi. Tahun lalu, saya berdosa pada beberapa klie n saya. Saya telah merugikan mereka karena proyek yang tidak kunjung terselesaikan. Bahkan, satu di antara mereka sangat kecewa karena setelah lima bulan terundur terus akhirnya saya menyerah dan mengatakan bahwa saya tidak sanggup menyelesaikan proyek tersbut. Sebagai freelancer, Anda mungkin juga pernah mengalami hal seperti ini. Sem angat Anda menggebu-gebu dalam pembicaraan awal dengan klien. Namun dalam perjalanan waktu, Anda kehabisan energi dan akhirnya mengalami apa yang dikenal sebagai writer’s block.
Ukur Kemampuan Diri Salah satu kesalahan kita sebagai freelancer adalah tidak mengukur kemampuan kita. Seringkali kita terlalu yakin bahwa kita akan dapat melakukan segalanya dengan baik dan tepat waktu. Seringkali kita terpengaruh oleh klien yang begitu percaya pada kemampuan kita. “Kami yakin Anda bisa menyelesaikannya dalam waktu sebulan.” Atau, “Anda adalah orang yang paling mampu untuk mengerjakan proyek ini.” Ini adalah ungkapan kepercayaan yang membuat kita sulit untuk menolak tawaran proyek, walaupun mungkin beban kerja kita sedang memuncak. Atau, kita mungkin juga sedang merasa terlalu percaya diri karena baru saja menyelesaikan satu proyek untuk klien lain dengan kualitas yang baik dan dalam waktu yang sesuai dengan jadwal, sehingga kita berani mengatakan, “OK, saya akan kerjakan proyek ini.” Kita seringkali lupa bahwa ada banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika akan menerima sebuah tawaran proyek baru. Antara lain, klien yang satu boleh jadi sangat berbeda dari klien yang lain. Tidak hanya itu, satu proyek bisa pula berbeda dari proyek yang lain, walaupun dikerjakan untuk klien yang sama. Dalam 18
PC Media, Februari 2004
artikel bulan depan, akan saya coba memberikan gambaran y ang lebih terperinci mengenai perbedaan-perbedaan ini. Yang jelas, seorang freelancer harus berani mengukur kemampuan dirinya. Saya boleh merasa bangga karena umumnya saya ti dak begitu terpengaruh oleh besarnya fee yang akan saya terima untuk sebuah proyek. Kesalahan yang sering saya lakukan adalah tidak mengukur kemampuan diri saya yang sebenarnya.
Sprint atau Maraton? Secara umum kita dapat menggolongkan proyekproyek untuk seorang freelancer ke dalam dua kelompok: Proyek untuk pelari sprint atau proyek untuk pelari maraton. Membuat naskah seb uah brosur produk, misalnya, dapat dimasukkan ke dalam kelompok pertama. Biasanya klien akan menerangkan berbagai aspek produk yang hendak dipromosikannya lewat brosur itu—kegunaannya, kelebihannya, dan sebagainya—dan kita sebagai penulis tinggal membuat tulisan yang menarik sepanjang satu atau dua halaman. Selama kita selalu membatasi diri hanya pada bidang-bidang yang sudah kita kuasai— obat-obatan, otomotif, atau finansial, misalnya, proyek ini tidak akan membutuhkan banyak waktu. Sebaliknya, proyek-proyek seperti penulisan profil perusahaan, laporan tahunan, materi untuk public expose, dan biografi akan membutuhkan waktu yang lama dan konsentrasi penuh. Sebagai freelancer, kita tidak boleh terpancing oleh fee yang jauh lebih besar. Kalau kita bukan pelari maraton dengan stamina tinggi, kita tidak akan mampu mencapai garis finish. Maka, penting sekali bagi seorang freelancer untuk secara jujur menilai apakah dia seorang pelari sprint atau maraton. Jika tidak, dia akan melakukan dosa yang telah saya lakukan di waktu-waktu lampau itu. Zatni Arbi adalah seorang pengamat teknologi informasi. Anda dapat menghubunginya di
[email protected]
TECHNO LO G Y A ND YO U la in klien, la in stra te g i
Zatni Arbi Lain Klien, Lain Strategi Para freelancer yang telah mengumpulkan banyak asam garam pastilah tahu, pepatah “Lain padang lain belalang” juga berlaku untuk klienklien yang harus mereka layani.
P
ara freelancer yang telah mengumpulkan banyak asam garam pastilah tahu bahwa pepatah “Lain padang lain belalang” juga berlaku untuk klien-klien yang harus mereka layani. Lain klien, lain pula cara kita harus bekerja dengan mereka. Selain itu, sebagai freelancer, kita lebih sering perlu mengalah dan mengikuti kemauan— dan kebiasaan—mereka. Dalam arti kel saya yang lalu, saya lebih memfokuskan diri pada pentingnya bagi kita untuk introspeksi dan mencoba memahami apa yang menjadi kekuatan atau kelemahan kita. Hal ini akan membimibing kita dalam menentukan mana proyek yang akan kita ambil dan mana yang sebaiknya kita berikan saja kepada orang lain. Kemampuan memilih proyek yang tepat akan memungkinkan kita menyelesaikannya sesuai jadwal dan dengan kualitas yang memuaskan kedua belah pihak. Sebagaimana halnya proyek-proyek yang ditawarkan kepada kita sebagai freelancer, klien-klien sendiri berbeda-beda satu dari yang lain. Klien yang satu membutuhkan strategi yang berbeda dari klien lain.
Serahkan Bulat-bulat atau Mari Bekerja Bersama Ada klien yang tidak mau pusing dengan proyek yang telah dipercayakan kepada freelancer. Klien seperti ini biasanya tidak keberatan memberikan fee yang besar. Tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa klien seperti ini juga biasanya tidak mau direpotkan. Di samping itu, klien seperti ini juga mungkin memiliki ekspektasi yang besar juga. Beberapa pengalaman saya sebagai freelancer memperlihatkan bahwa kita harus menyadari benar harapan klien yang besar ini sejak awal. Bila di tengah jalan ternyata kita mampu memenuhi harapan tersebut, akan terjadi friksi di antara kita dengan sang klien. Akibatnya, hasil kerja kita—walaupun akhirnya dapat diselesaikan—tidaklah akan optimal. Sebaliknya ada juga klien yang tidak berkeberatan bekerja sama dengan kita selama menggarap proyek yang diberikan kepada kita. Biasanya, proyek semacam ini adalah proyek yang harus selesai dalam jadwal yang sangat ketat, seperti penulisan laporan 18
PC Media, Maret 2004
tahunan perusahaan ketika RUPS tinggal dua bulan lagi. Bagi freelancer yang juga pelari sprint, sebenarnya proyek-proyek seperti ini adalah yang lebih menarik karena dia bisa bekerja keras utuk beberapa hari atau minggu dan kemudian bisa langsung pindah ke proyek lain tanpa harus kehilangan minat terlebih dahulu. Fee yang diterima mungkin tidak begitu besar, tapi kemungkinan proyek dapat berhasil dengan baik dan klien merasa puas cukup besar.
Strategi Terlepas dari tipe klien yang kita hadapi, sebagai freelancer kita selalu harus berusaha membina hubungan yang baik dengan contact person semua klien kita. Hubungan yang baik dan dekat akan memperlancar komunikasi, sehingga kita bisa menelepon dan menanyakan hal-hal yang masih belum kapan saja. Klien-klien yang akrab dengan kita juga bisa tanpa ragu-ragu mengingatkan bila kita telah mulai keluar dari jadwal yang ditentukan. Hal ini membantu k ita menghindari terlena dalam kesibukan sehari-hari. Sebaliknya, kita harus berhati-hati dengan klien yang sulit dihubungi. Ada klien yang sangat selalu berusaha formal dalam berhubungan dengan siapapun, termasuk freelancer. Ada klien yang karena posisinya dan kesibukannya tidak mudah dapat kita hubungi, atau setiap kali kita harus berurusan dulu dengan sekretarisnya. Kalau masih belum terlanjur, barangkali lebih baik kalau kita biarkan orang lain yang mengerjakan proyek yang diberikan oleh klien seperti ini. Soalnya, akan sulit sekali bila kita hanya bertemu muka dan di-brief satu kali oleh beliau dan kemudian kita harus mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Yang paling repot adalah berhubungan dengan klien yang tidak begitu tahu apa yang dia inginkan. Tidak jaran g pula klien seperti ini hanya mengumpulkan ide-ide dari orang-orang seperti kita. Oleh sebab itu, setiap kali Anda bertemu klien baru, ada baiknya Anda tidak langsung membeberkan ide-ide cemerlang Anda. Zatni Arbi adalah seorang pengamat teknologi informasi. Anda dapat menghubunginya di
[email protected]
ZATNI ARBI
O PINIO N
Komputer dan furniturnya untuk pasien stroke
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
“Tablet PC sudah dilengkapi layar yang touch-sensitive. Di samping itu, di sistem pengoperasiannya juga sudah ada keyboard virtual. Dengan dua hal ini, pasien yang sudah tidak bisa bicara lagi tetapi mungkin masih dapat menggunakan salah satu tangannya untuk menekan tombol keyboard yang ada di layar mungkin masih bisa menyampaikan keinginannya.”
Ini satu lagi ide bagi Anda yang ingin memulai bisnis yang unik: Mendesain komputer dan furniturnya untuk pasien yang sudah tidak lagi dapat berkomunikasi secara normal. Begini ceritanya: Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi seorang peneliti senior yang kini terbaring terus karena stroke. Beliau tidak pernah menjadi atasan langsung saya, tetapi ada banyak hal yang saya kagumi dari beliau dan itulah sebabnya saya tetap mengingat beliau. Akibat stroke yang dideritanya, beliau ini—yang dulu semasa masih aktif memiliki fisik yang sangat kuat—tidak dapat berbicara dengan jelas lagi. Ketika saya duduk di sisi tempat tidurnya, dari sinar matanya tampak sekali betapa beliau ingin bertanya ini dan itu. Sayangnya, yang keluar dari mulutnya hanyalah bunyi-bunyi yang tidak bisa saya pahami. Untuk membantu pasien seperti beliau ini, kita mungkin bisa memanfaatkan Tablet PC. Tablet PC sudah dilengkapi layar yang touch-sensitive. Di samping itu, di sistem pengoperasiannya juga sudah ada keyboard virtual. Dengan dua hal ini, pasien yang sudah tidak bisa bicara lagi tetapi mungkin masih dapat menggunakan salah satu tangannya untuk menekan tombol-tombol keyboard yang ada di layar mungkin masih bisa menyampaikan keinginannya. Yang diperlukan lagi adalah furnitur yang bisa diatur sedemikian rupa sehingga letak layar Tablet PC dan kemiringannya pas bagi penderita dalam posisi terbaring. Pasien dapat membaca sendiri apa yang dia ketikkan. Dapat pula kita gunakan layar monitor kedua yang menghadap ke orang-orang yang berada di sekeliling pasien, termasuk keluarga yang menjaganya. Sayang sekali, kita masih belum punya voice synthesizer untuk bahasa Indonesia. Namun, voice synthesizer untuk bahasa Inggris pun dapat membantu pasien memastikan bahwa dia telah menekan tombol keyboard yang diinginkan. Bagaimana kalau kondisi pasien sudah lemah dan tidak lagi dapat mengangkat tangannya untuk menggunakan keyboard yang ada di layar? Sebenarnya sudah tersedia berbagai desain keyboard adaptif untuk mereka yang hampir lumpuh. Pergilah ke http://w ww.jacksontechno logy.com/single _handed_ keyboards%20new.htm atau ke http://half-qwerty.com/ untuk melihat keyboard yang dapat digunakan dengan satu tangan saja. Sesungguhnya, peralatan komputer bagi mereka yang cacat atau pasien stroke bukanlah hal baru. Namun, peluang untuk berbisnis di bidang ini cukup besar. Anda bisa menjadi pemasok furnitur dan peralatan komputer untuk rumah-rumah sakit besar di Indonesia. Anda dapat pula menyewakan perangkat yang sama untuk pasien-pasien yang dirawat di rumah. Selain itu, ada satu aspek yang pasti tidak terpikirkan oleh pembuat perangkat komputer bagi pasien dan penderita cacat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, yaitu aspek sekuriti. Komputer untuk dipakai di kamar pasien di rumah sakit tentu harus dilengkapi pengaman sehingga nasibnya tidak sama dengan ponselponsel yang bisa menghilang sendiri ketika sang pasien maupun keluarga yang menjaganya sedang tertidur lelap di malam hari menjelang pagi.
PC M ed ia , Ap ril 2004
pcm.first_5.pmd
21
21
6/5/2012, 5:31 PM
OPINION
ZATNI ARBI
Pelajaran dari desa midang, lombok
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Ada yang sangat menarik dari obrolan saya baru-baru ini dengan Cynthia Iskandar dari Microsoft Indonesia. Cynthia sedang sibuk dengan program sosial dari Microsoft yang berjudul Unlimited Potential. Salah satu kegiatan program ini adalah mensponsori pendirian Pusat Teknologi Informasi Masyarakat (PTIM) di beberapa daerah di Indonesia. Ternyata Cynthia banyak mendapat pengalaman unik ketika bertemu orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti program ini. Tidak jarang, pengalamannya di daerah-daerah pedesaan justru membuka mata kita pada falsafah yang sangat berguna bagi kita. Pengalamannya yang paling berkesan, kata Cynthia, ketika dia bertemu seorang ibu yang hendak mengikuti program pelatihan komputer di PTIM di Desa Midang, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, yang dikelola Koalisi Perempuan Indonesia (KPI). Cynthia bertanya kepada sang ibu, apa yang menyebabkan beliau begitu antusias mengikuti program ini. Tentu saja sama sekali bukan karena Cynthia merasa bahwa program ini akan mubazir bila diikuti oleh orang-orang seperti beliau, tetapi justru karena dia amat kagum pada kemauan keras beliau untuk mengikuti program pelatihan komputer. Ibu ini, yang juga seorang guru SMKK, menjawab, “Anak-anak saya juga ingin belajar komputer. Kalau saya belajar bersama-sama mereka, saya akan dapat membantu mereka. Saya bisa menerangkan kalau ada hal-hal yang tidak mereka pahami.” Lalu Cynthia bertanya lagi, “Apakah Ibu sendiri tidak merasa takut mempelajari teknologi seperti komputer ini?” Dan jawaban si ibu benar-benar tidak bisa dilupakan oleh Cynthia. Katanya, “Ilmu tidak akan membunuh kita.” Alangkah dalam makna dari jawaban ibu ini.
Belajar tanpa batas Saya jadi teringat belasan tahun lalu, seorang kerabat saya pernah menegur saya melalui suratnya, mengapa saya tidak kunjung menyelesaikan pendidikan saya di luar negeri dan segera pulang ke tanah air. Ketika berangkat, saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan kembali dalam dua tahun. Ternyata saya lalu berhasil mendapatkan beasiswa tambahan dan oleh sebab itu saya menunda kepulangan saya. Kerabat itu bertanya, “Apa sih, yang kamu pelajari sehingga tidak selesai-selesai studimu?” tanyanya. Saya mengerti mengapa kerabat ini—dan mungkin banyak kerabat saya yang lain—tidak menyadari belajar adalah proses yang berkelanjutan. Bagi kebanyakan orang, proses belajar akan berakhir begitu seseorang mendapatkan ijazah dan mulai bekerja. Beberapa tahun lalu, kerabat ini mengalami kesulitan. Pemilik toko elektronika di tempat dia telah bekerja dan menjadi orang kepercayaan selama bertahun-tahun tiba-tiba meninggal. Dia kehilangan pekerjaannya, menganggur untuk waktu yang cukup lama. Penyebabnya, seperti bisa diduga, bahwa dia tidak memiliki keterampilan khusus. Tentu saya tidak berani menggurui dia dan mengatakan bahwa kesalahannya sebenarnya adalah berhenti belajar ketika hidupnya nyaman dan terjamin. Namun, bandingkanlah kerabat saya ini dengan sang ibu di Desa Midang yang melakukan tiga hal sekaligus: Pertama, dia memastikan bahwa anak-anaknya memiliki competitive edge dan tidak kalah dari anak-anak di kota-kota besar. Kedua, dia memperlihatkan kepada anak-anaknya bahwa tidak ada batas umur untuk mencari pengetahuan baru. Dan ketiga, ilmu tidak perlu membuat kita takut.
20
pcm.first_5.pmd
PC M ed ia , 05/ 2004
20
6/5/2012, 5:20 PM
“Tentu saja sama sekali bukan karena Cynthia merasa bahwa program ini akan mubazir bila diikuti oleh orang-orang seperti beliau, tetapi justru karena dia amat kagum pada kemauan keras beliau untuk mengikuti program pelatihan komputer.”
ZATNI ARBI
O PINIO N
Masih di sekitar TI KPU
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, orang tak henti-hentinya mengkritik KPU kita. Sistem TI yang menelan biaya Rp200 miliar, ternyata tidak memberikan hasil sebagaimana yang telah dijanjikan. Walaupun saya sedih ketika menyadari betapa uang rakyat kembali terbuang percuma, saya juga harus mengakui, pekerjaan membangun sistem TI dengan skala sebesar ini bukanlah sederhana. Banyak di antara kita, mengkritik KPU memang mudah, tetapi kita sendiri belum tentu mampu melaksanakannya dengan lebih baik. Bukan hanya skalanya yang membuat proyek pembangunan sistem TI KPU ini begitu menakutkan, tetapi juga—dan tidak kalah menakutkan—berbagai ancaman di bidang security. Keberhasilan hacker di pertengahan April lalu dalam membobol sistem dan mengubah tampilan situs web KPU hanyalah salah satu contoh problem yang dihadapi. Kini apa boleh buat. Anda dan saya hanya dapat gigit jari karena uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan bersama lagi-lagi lenyap begitu saja tanpa membawa hasil. Yang dapat kita lakukan tinggallah mencari pelajaran yang bermanfaat dari ketidakberhasilan ini. Saya lihat, ada dua pelajaran yang dapat kita petik.
Team Building Di Indonesia, kita memang sudah terbiasa dengan program-program yang ditangani secara ‘keroyokan’ dan ingin diselesaikan dalam waktu singkat tanpa persiapan yang matang. Mungkin inilah salah satu penyebab ketidakberhasilan sistem TI KPU. Tim TI seharusnya dibentuk jauh hari sebelumnya, agar dapat tercipta kolegialitas, tim spirit, dan rasa senasib seperjuangan. Tim yang dibentuk dan dikerahkan tergesagesa tidak akan mendapat kesempatan yang cukup untuk membangun dan memupuk hal-hal di atas. Akibatnya, kontribusi masing-masing anggota tidak akan maksimal. Lalu, semakin besar skala proyek yang harus dihadapi, semakin intens pula seharusnya interaksi personal di antara para anggota tim. Sebagai contoh, lihatlah bagaimana para account executive di perusahaan–perusahaan penyedia jasa TI mendekatkan diri pada tim TI klien mereka. Tidak jarang, mereka berteman secara personal guna membina komunikasi yang lancar yang lalu akan mengoptimalkan kerja sama dalam tim. Pelajaran pertama: teamwork yang kokoh tidak akan mungkin terbentuk hanya dalam beberapa minggu, apalagi jika banyak dari anggota tim berasal dari dunia akademis, bukan dari perusahaan-perusahaan TI yang sudah terbiasa melayani klien.
Saat ini, jelas terlambat bagi KPU untuk belajar dari bank. Namun di masa akan datang, baik dalam membangun sistem TI untuk pemilihan umum ataupun dalam membangun jaringan berskala nasional yang lain, kita harus belajar dari orang bank.
Belajar dari Bank Selain itu, saya juga berpikir, mengapa KPU tidak belajar dari bank-bank besar ketika hendak membangun sistem TI-nya? Di mana-mana, termasuk di Indonesia, dunia perbankan salah satu pemakai teknologi informasi yang terlengkap dan tercanggih. Di Indonesia, jaringan mereka mencapai desa-desa di pelosok-pelosok nusantara. ATM mereka ada di mana-mana. Di samping itu, karena mereka selalu menjadi incaran pelaku kriminal yang juga canggih dalam menggunakan teknologi informasi, keahlian tim TI perbankan di bidang pengamanan sistem (system security) mungkin tidak ada duanya. Saat ini, jelas terlambat bagi KPU untuk belajar dari bank. Namun di masa akan datang, baik dalam membangun sistem TI untuk pemilihan umum ataupun dalam membangun jaringan berskala nasional yang lain, kita harus belajar dari orang bank. PC M ed ia , 06/ 2004
pcm.first_6.pmd
23
23
6/5/2012, 5:33 PM
O PINIO N
ZATNI ARBI
Kebiasaan untuk segera membalas e-mail
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Di beberapa perusahaan dan organisasi kini malah sudah dikeluarkan code of conducts bahwa setiap email penting harus dibalas. Karyawan yang tidak membiasakan diri membalas e-mail dalam 12 jam akan mendapat teguran.
Ingin tahu apa isi beberapa e-mail yang saya terima akhir-akhir ini? Pembaca, yang juga ekspatriat, mengatakan, “I really appreciate it when the e-mail I send isn’t ignored.” Sebelumnya, dia mengomentari salah satu artikel saya dan sudah menerima balasan dari saya. Pembaca lain mencurahkan kekesalannya kepada saya. Soalnya, beberapa kali dia mencoba bertanya melalui e-mail kepada salah satu vendor notebook terkemuka, tapi setiap kali yang didapatkannya hanyalah balasan otomatis. Selain itu, di Internet saya juga pernah membaca narasumber yang kesal karena setelah dia memberikan petunjuk teknis yang diminta pembacanya, dia tidak mendengar berita apa-apa dari penanya itu. “You’re welcome!” tulisnya di message board-nya.
Kebiasaan Setiap kali kita mengirim e-mail kepada seseorang dan tidak menerima balasan apaapa, kita akan bertanya-tanya apakah e-mail itu sampai ke tujuan, terhapus secara tidak sengaja oleh penerima, atau masih mengembara di cyberspace? Banyaknya virus, Trojan horse, worm, dan spam, membuat pengelola TI di berbagai perusahaan dan penyelenggara jasa Internet terpaksa memasang filter dan program antivirus di server-nya. Akibatnya, banyak e-mail yang sah tidak sampai ke alamat karena ikut tersaring program ini. Sayang, karena hal ini mengurangi efisiensi e-mail itu sendiri. Di samping itu, banyaknya spam juga bermasalah besar. Kini pengirimnya lebih canggih, mereka tidak lagi menggunakan kata-kata yang biasanya akan membuat e-mail-nya tersaring filter anti-spam. Akibatnya, Inbox kita penuh dengan sampah ini, yang tidak bisa dibuang hanya dengan menggunakan Rules di Outlook atau Outlook Express. Karena Inbox sering berlimpah pesan yang tidak diinginkan, sering kali pula pesan penting tidak terbaca bahkan justru terhapus. Sebab itu, makin penting membiasakan untuk langsung membalas e-mail dari klien, teman sejawat, bos, pembaca, wartawan, dan sebagainya. Sebagaimana Anda, saya juga sangat menghargai orang yang selalu membalas e-mail. Sering kali jawaban cukup singkat saja, “Sudah saya terima.” Atau “Terimakasih.” Namun, bagi pengirim e-mail, balasan ini sangat besar artinya. Saya masih membiasakan diri melakukan hal ini. Hambatan yang biasanya dihadapi ketika saya sedang bepergian. Saya dapat men-download pesan e-mail saya dari mana saja di luar negeri, tapi tidak semua penyelenggara jasa Internet dapat me-relay balasan yang hendak dikirimkan dengan Outlook. Sering kali saya terpaksa menggunakan Yahoo! Mail untuk membalas e-mail yang mendesak. Bila sudah kembali ke Jakarta, barulah saya akan kembali membalas e-mail yang diterima. Bila memang perlu dibalas, tentunya.
Code of Conduct Di beberapa perusahaan dan organisasi kini malah sudah dikeluarkan code of conducts bahwa setiap e-mail penting harus dibalas. Karyawan yang tidak membiasakan diri membalas e-mail dalam 12 jam akan mendapat teguran. Kebiasaan ini pasti akan membawa akibat sangat positif pada kepuasaan dan loyalitas pelanggan. Oleh sebab itu, mungkin kebijakan ini dapat pula diterapkan di perusahaan Anda. 22
pcm.first_7.pmd
PC M ed ia , 07/ 2004
22
6/5/2012, 5:34 PM
ZATNI ARBI
O PINIO N
Kreativitas tanpa batas
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Louise Wilson, 23 tahun, adalah lulusan jurusan desain industri di Universitas Brunel, Middlesex, Skotlandia. Dia pernah menjadi korban pencopet dan dia tahu banyak di antara temannya juga pernah mengalami hal yang sama. Dia lalu mendesain tas tangan yang dilengkapi pemindai sidik jari. Alat ini menyimpan sidik jari dari pemilik tas. Setiap kali si pemilik ingin membuka tas, harus terlebih dulu menempelkan jarinya di pemindai itu. Bagaimana kalau pencopet berusaha membuka tas tangan itu? Sebuah lampu indikator akan menyala merah dan tas itu tidak akan terbuka. Peralatan pemindai ini tentu saja dapat dihubungkan pula dengan alarm, sehingga pemilik akan langsung sadar bahwa ada orang yang mencoba membuka tasnya. Menurut Edinburgh News.com edisi 22 Juni yang lalu, prototipe tas tangan ini sudah dipertontonkan ke publik dan banyak yang menyukainya. Louise kini sedang menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan produsen tas tangan.
Pemicu Kreativitas Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita tertegun melihat kreativitas yang muncul karena seseorang dibuat frustrasi oleh suatu keadaan. Di kota-kota besar di Inggris, seperti juga di banyak kota besar di Eropa—dan di negeri kita tercinta ini tentunya, kecopetan adalah musibah yang terjadi sehari-hari. Louise lalu mencari cara untuk mengatasinya. Maka muncullah desain tas tangan dengan pemindai tersebut. Beberapa waktu yang lalu, saya menonton sebuah film di TV tentang jual-beli narkoba di Amerika. Dalam film itu diceritakan bahwa uang kertas senilai satu juta dolar langsung remuk dengan sendirinya setelah berpindah ke tangan gang pemasok heroin. Uang itu, yang sebenarnya berasal dari FBI dan memang digunakan khusus untuk keperluan operasi tersebut, dimasukkan ke dalam tas yang telah diisi dengan bahan kimia tertentu. Melalui pengatur jarak jauh, bahan kimia itu lalu menghancurkan uang tersebut. Bayangkan kalau Anda bisa menciptakan ponsel yang juga akan rusak total bila jatuh ke tangan gerombolan Kapak Merah. Anda tinggal mengirim SMS khusus ke ponsel tersebut, dan bahan kimia yang tersimpan di dalamnya akan tumpah serta membuat semua komponen elektronis yang ada di dalam ponsel tersebut tidak berguna lagi. Dalam waktu singkat, niscaya ponsel tidak lagi akan menjadi sasaran yang menarik bagi para penjahat dan kita akan dapat dengan aman berponsel ria di tempat umum.
Kreativitas membuka banyak kemungkinan baru. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kreativitas itu adalah bakat bawaan atau dapat dikembangkan? Banyak yang berpendapat, kreativitas dapat dipupuk.
Dapatkah Kreativitas Dilatih? Kita memang sangat mengagumi orang-orang kreatif, yang dapat memikirkan peluang baru untuk memanfaatkan sebuah situasi, memecahkan masalah yang mereka hadapi, dan meningkatkan nilai yang ditawarkan oleh teknologi. Yang terakhir ini juga tidak kalah penting, karena seringkali teknologi tidak diciptakan untuk memecahkan masalah tetapi diciptakan demi kemajuan teknologi itu sendiri. Kreativitas membuka banyak kemungkinan baru. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kreativitas itu adalah bakat bawaan atau dapat dikembangkan? Banyak yang berpendapat, kreativitas dapat dipupuk. Di Internet kita dapat menemukan banyak situs yang berisikan tip-tip untuk meningkatkan daya kreativitas kita. Salah satu di antaranya yang saya temukan secara kebetulan dan saya anggap sangat berguna adalah www.creativityforlife.com. Kunjungilah situs ini. Siapa tahu, Anda juga dapat menjadi orang yang superkreatif. PC M ed ia , 08/ 2004
pcm.first_8.pmd
23
23
6/5/2012, 5:35 PM
O PINIO N
ZATNI ARBI
Ciptakan noise cancellation untuk kabin mobil
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Suatu kali, saya harus mendengarkan rekaman sebuah wawancara untuk keperluan tulisan yang harus segera saya serahkan. Repotnya, saya harus mendengarkannya dalam perjalanan pulang dari Jepang. Untunglah, berkat sepasang headphone Sony MDR-NC11, saya dapat menyelesaikan pekerjaan ini selama penerbangan tanpa harus memaksimalkan volume suara cassette player untuk mengatasi suara mesin jet pesawat. Headphone ini secara kebetulan saya lihat di salah satu toko elektronika di bandara Narita. Saya beli dan langsung pakai. Sepintas lalu, headphone ini kelihatan biasa saja. Ada sepasang speaker kecil (earbud) yang harus diletakkan di mulut rongga telinga. Yang membuat headphone ini istimewa adalah mikrofon mungil yang bertengger di masing-masing earbud serta kemampuan “active noise cancellation” yang dimilikinya. Sony jelas bukan satu-satunya pembuat headphone dengan kemampuan ini. Model-model lain datang dari nama-nama besar di dunia audio, seperti Bose, Koss, dan Sennheiser.
Menghilangkan Keberisikan Setiap bunyi yang kita dengar terdiri atas gelombang yang menggerakkan udara. Gelombang bunyi memiliki frekuensi dan amplitudo tertentu. Frekuensi diukur dengan menghitung berapa kali gelombang turun naik dalam setiap detik. Amplitudo menggambarkan berapa besar jarak antara titik teratas dan titik terbawah pada sebuah fase gelombang. Apa yang dilakukan noise-canceling headphones sebenarnya mendengarkan keberisikan yang ada di sekitar kita (ambient noise) melalui mikrofon mungil tadi, menganalisisnya, lalu menciptakan gelombang suara artifisial dengan frekuensi sama tapi fase yang berlawanan. Pada waktu gelombang suara pertama mencapai titik puncak, gelombang kedua justru dibuat mencapai titik dasar lembah. Pengaturan ini dimungkinkan oleh pemakaian processor mikro. Gelombang buatan ini lalu membatalkan gelombang suara yang ada. Sederhana sekali, sebenarnya. Namun, berkat bantuan noise cancellation ini kita seolah-olah dilindungi oleh sebuah tirai sonis (sonic curtain) dari keberisikan di luar dan kita dapat mendengarkan bagian-bagian pianissimo dari musik klasik meskipun di latar belakang ada suara mesin mobil atau gesekan ban dengan lapisan aspal jalan.
Apa yang dilakukan noisecanceling headphones sebenarnya mendengarkan keberisikan yang ada di sekitar kita (ambient noise) melalui mikrofon mungil tadi, menganalisisnya, lalu menciptakan gelombang suara artifisial dengan frekuensi sama tapi fase yang berlawanan.
Untuk Mobil Anda Mobil-mobil tertentu, seperti sedan Lexus, sangat terkenal dengan keheningan kabinnya. Keheningan ini didapatkan bukan dengan menggunakan teknologi noise cancellation, tetapi dengan menggunakan insulasi atau peredam suara yang sangat baik. Mungkin satu-satunya mobil yang pernah dilengkapi noise cancellation ini adalah Honda Accord Station Wagon yang hanya dipasarkan di Jepang. Empat tahun yang lalu, Siemens dikabarkan mengembangkan sistem noise cancellation untuk mengatasi suara mesin, tetapi belum banyak informasi baru tentang hasil karya mereka. Lexus, seperti Anda ketahui, adalah sedan mewah yang tidak terjangkau kebanyakan orang. Padahal, kita semua pasti akan lebih menyukai kabin yang senyap, yang bebas dari kebisingan lalu-lintas di sekitar kita. Nah, bayangkanlah bila Anda dapat menciptakan sistem noise canceling untuk ditambahkan sebagai sebuah aksesori mobil. Niscaya aksesori seperti ini, yang mampu menciptakan suasana kabin yang lebih senyap—mendekati suasana kabin khas mobilmobil mewah, pasti akan banyak diminati konsumen. PC M ed ia , 09/ 2004
pcm.first_9.pmd
23
23
6/5/2012, 5:36 PM
O PINIO N
ZATNI ARBI
Registered call: contoh jasa untuk konsumen
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
David Hume dan pacarnya Lisa Sanguedolce mengalami kecelakaan ketika bermobil di Namibia. Sebagaimana di negeri kita, di sana rumah sakit rupanya tidak mau memberikan pertolongan jika tidak ada jaminan. Sebenarnya tidak ada masalah, karena David dan pacarnya punya asuransi. Tapi sayangnya, perusahaan asuransi mereka tidak responsif. Walaupun mereka akhirnya mendapatkan perawatan yang diperlukan, David pulang ke Inggris dengan sebuah tekad. Dia memulai sebuah bisnis baru yang dinamakannya Registered Call. Jasa yang ditawarkan sederhana saja, yaitu merekam percakapan lewat telepon dan menyimpan rekaman ini dalam format digital. Walaupun sederhana, jasa ini dapat membawa dampak signifikan pada kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan-perusahaan seperti operator telekom, asuransi, dan—tidak kalah pentingnya—instansi pemerintah.
Kualitas Layanan Kita Di beberapa milis yang saya ikuti, baru-baru ini seorang bapak menceritakan betapa kecewanya dia dengan pelayanan operator telekom kita ketika dia hendak mulai menggunakan jasa ADSL padahal dia sudah terdaftar. Bapak ini secara terperinci menceritakan betapa sulitnya menemukan staf operator itu yang dapat membantu dia mengonfigurasi modem ADSL-nya, meski dia sudah menjanjikan uang jerih payah. Semua nomor telepon yang dihubunginya sibuk atau tidak pernah diangkat. Kalaupun diangkat, si bapak akan diminta menunggu lama untuk akhirnya disuruh menghubungi nomor telepon yang lain lagi. Bapak ini bertanya-tanya dalam hati, apakah dia tidak kunjung mendapatkan alamat IP yang diperlukannya karena dia menolak membeli modem ADSL yang ditawarkan staf yang melayaninya ketika mendaftar. Dia memang memilih untuk membeli modem merk lain yang jauh lebih murah. Tentu saja syak wasangkanya itu tidak dapat dibuktikan. Namun, harus kita akui cerita bapak ini adalah cerita yang sering dibaca di kolom “Surat Pembaca” di media massa dan kita alami sendiri sehari-hari. Masalahnya, karena tidak ada bukti, penyedia jasa—termasuk instansi pemerintah—dapat dengan mudah berkilah dan bersikeras mengatakan, mereka telah memberikan pelayanan sesuai standar. Nah, bayangkan kalau konsumen kita dapat menggunakan jasa seperti yang ditawarkan Registered Call?
Teknologi yang dibutuhkan sederhana sekali: Fasilitas conference calling, digital recording, dan kompresi data semua sudah ada. Rekaman dapat didownload melalui situs web untuk disimpan dalam CD-ROM sebagai bukti otentik bila keluhan ini nantinya bermuara ke pengadilan.
Tidak Bisa Berkilah Lagi Bayangkan pula bila penyedia jasa ini bekerja sama dengan salah satu stasiun radio ataupun TV yang peduli pada perlindungan konsumen? Rekaman dan kasus dapat diulas oleh mereka yang terlibat langsung maupun pendengar. Dampaknya akan sangat terasa. Sering kali manajemen perusahaan besar tidak mengetahui apa yang terjadi di lapangan, termasuk kualitas pelayanan yang diberikan para frontliner. Slogan-slogan korporat mungkin hanya dihayati manajemen, tapi bukan bagi mereka yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Yang jelas, telinga para petinggi perusahaan pasti akan lebih peka ketika mendengar sendiri di media massa contoh pelayanan yang didapatkan pelanggan mereka. Teknologi yang dibutuhkan sederhana sekali: Fasilitas conference calling, digital recording, dan kompresi data semua sudah ada. Rekaman dapat di-download melalui situs web untuk disimpan dalam CD-ROM sebagai bukti otentik bila keluhan ini nantinya bermuara ke pengadilan. Ini satu lagi ide cemerlang yang muncul dari kekesalan wirausahawan yang kreatif pada pelayanan yang didapatkannya. PC M ed ia , 10/ 2004
pcm.first_10.pmd
23
23
6/5/2012, 5:37 PM
ZATNI ARBI
O PINIO N
Memilih jasa web hosting bagi bisnis anda
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Anda mempunyai kemampuan unik dan ingin memulai bisnis solo dengan memanfaatkan kemampuan tersebut? Selain mempromosikan bisnis jasa Anda itu kepada kerabat, temanteman dekat, kenalan, termasuk kenalan baru, Anda tentu harus tampil pula di Internet. Perlunya hadir di Internet sudah tidak dapat disangkal lagi. Orang bisa mengakses informasi tentang jasa yang tengah Anda promosikan itu dari mana saja, kapan saja. Pertanyaannya, apakah Anda harus mengembangkan dan mengelola situs web Anda sendiri? Ada banyak investasi yang harus Anda lakukan. Anda harus membeli peranti keras dan peranti lunak untuk server web Anda. Anda juga membutuhkan leased line untuk menghubungkan server itu ke Internet. Anda harus membeli perangkat pengaman seperti anti-virus dan firewall. Lalu, bagaimana dengan back-up, UPS, dan sebagainya? Jika jasa-jasa yang Anda tawarkan tidak ada kaitan dengan pengembangan web, mengapa Anda harus begitu repot mengelola web sendiri? Ada banyak penyedia jasa web hosting (web hoster) yang dapat membantu. Ada sejumlah keuntungan yang akan didapatkan bila menggunakan jasa web hoster. Pertama, mereka sudah memiliki semua peranti keras maupun lunak yang dibutuhkan. Mereka juga telah memiliki infrastruktur yang baik. Mereka juga bisa membantu membuatkan sistem untuk situs web, termasuk desain homepage yang memberikan citra profesional pada bisnis Anda. Anda tidak perlu dipusingkan oleh urusan perawatan, termasuk pengamanan, back-up, AC, dan koneksi ke Internet karena semua dilakukan secara rutin.
Masalah hak cipta mungkin dapat menimbulkan masalah di masa datang. Tentukan dari awal siapa pemilik hak cipta dari sistem web Anda, apakah Anda ataukah web hoster yang digunakan?
Pekerjaan Rumah Anda Pertama-tama, tentulah Anda harus mengerjakan pekerjaan rumah Anda. Tentukan apa saja yang dibutuhkan. Web desain? Database? Fasilitas Search? Alamat e-mail dengan domain situs web Anda? Formulir yang dapat digunakan pengunjung untuk meminta informasi lebih lengkap atau meminta Anda menghubungi mereka? Anda juga harus mempertimbangkan lebar pita (bandwidth) yang dibutuhkan, baik saat ini maupun di masa datang. Sambil jalan, Anda dapat bertanya kiri-kanan tentang web hoster dengan reputasi baik. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, Anda perlu memastikan bahwa web hoster yang akan digunakan akan tetap beroperasi lima sampai sepuluh tahun ke depan. Kedua, mereka juga harus bisa menjamin tingkat koneksi ke Internet yang mendekati 100%. Ketiga, Anda harus dapat dengan mudah memperbarui (update) konten situs web Anda—bahkan ketika Anda sedang di luar negeri sekalipun. Lalu, barangkali Anda juga ingin memastikan apakah web hoster ini bisa membantu mendaftarkan pada search engine yang populer saat ini, seperti Google. Masalah hak cipta mungkin dapat menimbulkan masalah di masa datang. Tentukan dari awal siapa pemilik hak cipta dari sistem web Anda, apakah Anda ataukah web hoster yang digunakan? Kemudian Anda dapat menghubungi beberapa di antara web hoster yang direkomendasikan orang lain kepada Anda dan mengecek apakah mereka menawarkan paket-paket murah yang sesuai dengan kebutuhan. Kalau situs Anda membutuhkan kustomisasi yang cukup kompleks, Anda harus siap mengeluarkan dana yang cukup besar. Walaupun demikian, dengan menggunakan jasa web hoster yang baik dan yang mau mengakomodasi berbagai kebutuhan, Anda dapat memfokuskan diri pada pekerjaan yang menghasilkan uang dan menjamin kelangsungan bisnis Anda. PC M ed ia , 11/ 2004
pcm.first_11.pmd
23
23
6/5/2012, 5:38 PM
ZATNI ARBI
O PINIO N
Jasa bagi Para Profesional Sibuk
Zatni Arbi Pengamat teknologi informasi.
Saya punya teman, seorang dokter spesialis obstetrik dan ginekologi. Dia sangat populer, bukan saja di antara pasien tetapi juga di kalangan sejawatnya. Begitu populernya, sehingga saat berlibur ke luar negeripun para pasiennya rela menunggu dia kembali ke tanah air. Tentu saja, pasien yang akan melahirkan terpaksa mencari dokter lain. Di antara teman sejawatnya, dia dikenal sebagai dokter yang cerdas dan selalu berhati-hati dalam bekerja. Yang lebih penting adalah bahwa dia dapat memecahkan masalah dengan cepat. Bila dokter-dokter kebidanan yang lain menghadapi kasuskasus yang berat, biasanya mereka meminta teman saya ini untuk mendampingi mereka.
Terlalu Sibuk Tidak mengherankan bila teman saya ini hidup berkecukupan, walaupun dia sama sekali bukan dokter mata duitan. “Kalau aku mendampingi dokter lain, biasanya dia menentukan berapa persen bagianku dari honor rumah sakit,” ceritanya pada saya. “Dan aku juga tidak pernah mencek apakah rumah sakit tempat kami menangani pasien sudah mentransfer bagianku atau belum,” sambungnya.Alasannya sederhana, tidak punya waktu. “Jadwalku ketat sekali,” katanya. “Aku percaya saja sama mereka.” Saya ingatkan bahwa dengan e-banking dia tidak perlu repot ke bank untuk mencetak passbook-nya. Ternyata, dia merasa lebih baik waktunya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk keluarganya, alih-alih mencocokkan catatan bank. Dia lalu mempercayakan semua keuangannya, termasuk pembayaran rekening, iuran RT, uang sekolah anak, uang kursus piano, dan gaji supir serta pembantu. Tidak semua profesional sibuk bisa mempunyai orang yang dipercaya. Kebanyakan profesional yang sibuk, kelabakan menangani pembukuan rumah tangga mereka.
“Tidak semua profesional sibuk bisa beruntung mempunyai orang yang dipercaya. Kebanyakan profesional yang sibuk, kelabakan menangani pembukuan rumah tangga mereka.”
Sebuah Peluang Bayangkan kalau Anda bisa menyediakan jasa menangani keuangan bagi para profesional seperti teman saya ini, sebagaimana halnya seorang manager mengelola keuangan seorang artis. Kuncinya kejujuran. Anda harus dapat dipercaya. Anda cukup menggunakan Excel. Setiap kali klien Anda menyelesaikan satu proyek, dia tinggal memberikan pada Anda data-data pokok. Misalnya tanggal proyek diselesaikan, berapa bayaran yang diterima, siapa yang membayar, dan sebagainya. Tugas Anda adalah memastikan klien mendapatkan bayaran untuk tiap pekerjaaannya. Dia tidak lagi harus pasrah pada kejujuran teman sejawat atau pengelola dana proyeknya. Percaya boleh saja, tetapi teman sejawat yang juga sama-sama sibuk, bisa saja lupa memberikan catatan ke rumah sakit agar honor dibagi dan ditransfer ke rekening masing-masing. Dengan catatan lengkap, Anda bisa mengetahui bila sang klien tidak kunjung menerima honornya. Anda dapat langsung menghubungi pihak yang berhutang dan mengingatkan bahwa ada pembayaran yang belum dilaksanakan. Apa yang Anda perlukan? Hanya sebuah PC plus Microsoft Office—atau Star Office bila ingin berhemat. Apa yang Anda tawarkan? Waktu. Waktu yang tidak dipunyai oleh para profesional yang benar-benar sibuk. Untuk jasa yang Anda berikan, Anda bisa minta komisi 5% dari honor sang profesional—sesuai kesepekatan. Teman saya ini tidak keberatan dengan komisi 5%, selama dia selalu menerima semua honor yang jadi haknya. PC M ed ia , 12/ 2004
pcm.first_12.pmd
23
23
6/5/2012, 5:39 PM