Kenapa… Banyak pertanyaan Kenapa ? terlintas dipikiran saya sendiri sewaktu saya meyakinkan diri untuk membuat buku ini, kenapa saya suka travelling ? kenapa kebanyakan orang suka travelling?, kenapa saya suka menulis ? kenapa saya berani membuat buku ? kenapa judulnya mesti trips & tips ?. Pertanyaan itu akan saya jawab sendiri satu persatu disini. Kenapa saya dan orang senang dengan traveling, mungkin karena mau lari dari hidupnya sesaat, lari dari kenyataan atau lari dari kerjaan setumpuk, bos yang galak, atau sekedar bikin iri teman kerja!!. Kalau pertanyaan itu ditanyakan ke saya, “kenapa saya senang travelling atau jalan-jalan ?”, saya akan menjawab dengan sombongnya, “yah mau ngabisin uang gajian bulan ini saja”. Kadang setelah itu, ramai-ramai orang dengan iklas mau menjitak kepala saya. Sejujurnya , alasan saya senang melakukan travelling karena saya senang ketemu orang baru, belajar kebudayaan baru, lari dari rutinitas, dan mencoba survive dikota orang, mungkin?!. Kenapa saya suka menulis ?, awalnya hanya suka iri melihat teman jalan lain yang jalan-jalan dibayarin sama media tempat dia bekerja, wuiih bikin ngiler kan ? jalan-jalan gratis. Setelah dipikir-pikir, setiap abis jalan-jalan, duit tabungan abis ga ada pemasukan sampe akhir bulan jadi kenapa ga dicoba saja menulis untuk dapat duit buat memperpanjang hidup, ternyata tulisan dimuat dan honornya lumayan jadi ketagihan deh selain itu lumayan bisa narsis di majalah. Kenapa saya akhirnya berani membuat buku ?, padahal record jalan-jalan saya masih jalan ditempat, malu !! alasannya, yah sekedar menyalurkan hobby, membuang waktu dan akhirnya ujung-ujungnya duit juga. Kenapa judulnya trips & tips, itu juga baru kepikiran diakhir-akhir penulisan tadinya banyak judul yang heboh terlintas dikepala saya biar menarik perhatian pembaca, tetapi disesuaikan saja judul dengan isi bukunya yang ringan, simple dan bacaan selingan, maka terlintas lah trips & tips, terdengar seperti fish & chip tidak sih ?..;p. Kenapa anda harus membeli buku ini ? , padahal dibuku ini ga ada gambar porno, ga lebay kayak buku lain, bukunya juga ga ngajarin buat nyusun ittinery atau pengalaman jalan-jalan hemat, sumpeh ga ada semua disini !. Alasan anda membeli buku ini...sepertinya hanya anda yang bisa menjawab, kalau pertanyaan kenapa anda harus membeli buku ini ? ditanyakan kepada saya, jawaban saya hanya satu ujungujungnya duit juga buat saya..;). Akhir kata, buku ini tidak selalu berisi bagaimana melakukan perjalanan, karena semua orang sudah lahir untuk melakukan perjalanan yaitu menjalanin hidupnya sendiri. Buku ini juga bukan soal menyusun ittinery untuk traveling dengan biaya seminim mungkin, buku ini juga bukan brosur atau iklan terselubung dari suatu tempat wisata. Buku ini hanya catatan kecil trip, dan tips dari saya yang semoga berguna. Yukk jalan-jalan, Linkcake Note : kenapa nama saya linkcake ?
Yang Pertama Selalu ada yang pertama dalam hidup, termasuk pertama jalan-jalan. Pertama kali jalan-jalan ikut orangtua pulang kampung, terus tidak lupa berkunjung ke candi Borobudur. Setelah itu menyusul jalan-jalan lain, setidaknya ikut study tour dengan teman SD ke Taman Safari, ke Jogya kembali dengan teman SMP. Sama seperti kebanyakan orang, jalan-jalan pertama dimulai dari kampungnya dan berakhir di Bali..;p, karena jalan-jalan pertama saya diluar pulau Jawa yah ke Bali itu. Tetapi awal saya ikut trips dengan teman-teman jalan lain dimulai setelah saya sudah bekerja dan punya uang sendiri, saya dan 2 teman ikut trip ke Baduy. Pasti semua mengira karena ke Baduy, saya jadi ketagihan jalan-jalan. Malah kebalikannya, saya kapok kalau harus jalan-jalan lagi selama 6 jam ditambah melihat satu teman saya tidak berdaya kakinya keseleo. Dari situ, saya kapok untuk ikut trekking hutan atau naik gunung. Kemungkinan gunung pertama dan terakhir yang saya daki adalah Gunung Bromo setelah itu saya tidak pernah mencoba naik gunung lagi. Pengalaman pertama snorkling saya di Karimun Jawa, bawah lautnya yang bagus membuat saya sekarang jadi ketagihan untuk berlibur ke pantai terus. Tetapi apakah membuat saya berniat untuk mendalami diving ? tidak, karena kalau sampai saya ketagihan diving, waduh mesti siap merogoh kocek dalam-dalam setiap kali liburan tetapi sebenarnya hal utama saya tidak bisa mendalami diving karena saya tidak bisa berenang tanpa memakai alat snorkel atau pelampung. Pernah mengalami kelaparan ditengah laut yang didaratannya sedang gempa, saya pernah di pantai sekitar pulau Sikuai, ternyata kalau ada gempa didaratan, dilautannya malah tenang lho. Yang tidak tenang malah perut saya dan kawan-kawan yang kelaparan akhirnya terjadilah mukjijat dimana satu roti medium dan 2 apel menyelamatkan kami ber sepuluh dari kelaparan. Itulah gunanya travelling dengan teman, bisa saling berbagi dan ini pengalaman pertama saya untuk kelaparan ditengah laut. Pertama menginap dibandara adalah di Macau, saat itu bulan Desember, udara Macau sedang dingin sekali ditambah Ac dibandara, akhirnya saya sukses berdarah-darah dari hidung keesokan harinya karena mengalami pembekuan darah. Apa saya kapok untuk menginap dibandara ? ga juga sih. Banyak hal-hal pertama dalam travelling yang membuat saya akhirnya jadi ketagihan untuk terus travelling atau menjadi terbiasa siap dengan keadaan terburuk apapun. Bukannya dari yang pertama akan timbul yang kedua, dan selanjutnya. Semoga pengalaman pertama travelling anda tidak bermula dari mudik dan berakhir di sini. Yukk jalan-jalan....
Sebelum Berangkat Banyak hal harus dilakukan, dipikirkan dan disiapkan sebelum melakukan perjalanan selain persiapan mental kenekad-tan.Pertama melakukan observasi tempat yang akan didatangin, karena dari situ akan menemukan budget, akomodasi, transportasi dan barang apa saja yang tepat untuk dibawa. Sekiranya tempat yang hendak dituju membutuhkan biaya diluar budget boleh di skip dulu untuk next destination, dan menuju plan trip B. Kedua waktunya booking transportasi dan reservasi penginapan, lakukan booking dan reservasi jauh-jauh hari dari rencana trip agar mendapatkan harga murah. Ketiga mulai menghitung biaya hidup selama travelling. Terakhir, bila anda type orang yang tidak suka traveling alone seperti saya, pastikan mencari teman jalan bareng, entah itu orangtua sendiri, kaka, adik, sepupu, tante, om, tetangga, teman dimeja sebelah atau kalau sampai detik-detik terakhir ga ada yang mau, jangan patah semangat untuk “jual diri” di mailing list wisata ngajakin siapa yang ada rencana jalan ke tempat tujuan yang sama dan sampai saat ini, saya hampir mendapatkan teman baru yang sehobi, asyik diajak jalan, tetapi berhatihati juga dalam memilih teman seperjalanan lewat internet, kadang ada yang punya maksud terselubung atau hanya jadi parasit , dalam arti mau enaknya doank semua ittinery dan reservasi penginapan diserahkan ke kita, tetapi sampai tempat tujuan, apabila yang sudah kita pilih dan susun tidak sesuai keinginan mereka, dengan seenaknya mereka merubah hasil karya ittinery kita. Paling tidak enak dapat teman sejalan yang sok tahu, tukang ngeluh, bossy, anak mami diajak jalan dikit teriak, diajak makan dipinggir jalan sakit perut, diajak nginap dibandara kedinginan atau dapat teman jalan shopalcholic, habis waktu hanya dipusat belanja beli oleh-oleh ina itu yang menurut saya di Jakarta juga ada kalee. Parahnya lagi kalau dapat teman jalan yang suka mengeluh kecewa setelah melakukan perjalanan ini. Sabar..sabar kalau menemukan teman jalan seperti ciri-ciri diatas ada cara menanganinnya yang akan saya bahas pada chapter lain. Ayo sekarang waktunya siapkan selembar kertas, dan laptop atau computer yang terhubung internet buat kamu mengexplorer kota mana yang akan kamu datangin selanjutnya.
Sulawesi Selatan Yippie, akhirnya setelah menunggu selama 3 bulan berangkat juga saya ke Makasar. Bermodal tiket pesawat PP hanya Rp. 600 ribu rupiah saja !, saya dan rombongan ( 27 orang ) semuanya didapatkan dari mailing list tiba di bandara Sultan Hasanuddin, Makasar jam 2 pagi waktu setempat. Karena bis sewaan menjemput kami pukul 7 pagi dibandara, maka sebagian dari kami yang hanya bermodal nekad memutuskan untuk menginap di bandara, banyak aktivitas dapat dilakukan dibandara sebelum kantuk menyerang, photoshoot dibandara, halal hukumnya untuk dilakukan. Ingat menginap dibandara tidak diperlukan reservasi diawal hanya butuh keberanian melawan dinginnya Ac bandara dan nyamuk-nyamuk nakal, modal utama bermalam dibandara adalah sleeping bed, dan sarung atau kain bali. Bekali diri dengan snack, air mineral ditemanin oleh mp4, ipod, dan bacaan sebelum tidur. Syukur-syukur dapat teman perjalanan yang menyenangkan sedangkan kalau travelling alone, cari sekumpulan traveller yang menginap dibandara juga, bergaya sok akrab tanya-tanya dan setelah itu buka sleeping bed disampingnya dijamin tidak ada yang marah.
Jam lima pagi, kami bangun dan berbersih diri di toilet umum bandara, yang penting sikat gigi, menyeka badan, muka dan ganti pakaian dalam. Tempat pertama yang kami tuju di Sulawesi Selatan adalah Bira, ditengah perjalanan, kami mencoba coto makassar yang semangkuk dihargai 8 ribu. Perjalanan ke Bira dari Makassar ditempuh dalam waktu 5 jam, melewati daerah Janeponto, Bantaeng dan Bulukumba. Info penting yang kami dapat perjalanan ke Bira harus dilakukan dipagi hari , sangat dilarang melakukan perjalanan ke Bira malam hari karena jalur menuju Bira sudah terkenal bukan jalur yang aman untuk dilewati. Di Bira, kami menginap disalahsatu hostel , harga semalam Rp.300 ribu , dapat diisi dua orang fasilitas AC dan Listrik yang hanya ada dimalam hari, 2 single bed, kamar mandi dalam dan sarapan. Pantai Bira sendiri berpasir putih dan halus. Aktivitas yang bisa dilakukan di Bira adalah snorkling, diving atau sekedar berjemur dipinggir pantai. Untuk memuaskan hasrat snorkling, kami menyewa perahu berkeliling untuk menemukan spot snorkling yang bagus. Kalau ada waktu lebih, lanjutkan perjalanan anda ke pulau Beru atau Takebonerate, spot diving yang cukup terkenal. Makan malam di Bira, kami lewatkan di salahsatu restoran seafood yang ada di Bira, menu pesanan kami adalah ikan bakar dengan sambal dabu-dabu, saya baru tersadar bahwa proses membakar ikan disini adalah tanpa bumbu dan membuang sisik ikannya sehingga ikan masih kasar, untung sambel dabu-dabu nya tidak mengecewakan. Puas makan, masuk kamar membereskan tas karena hanya semalam
kami menginap di Bira dan keesokan hari nya kami harus segera mengejar waktu ke Makassar kembali dan menuju ke Toraja. Rute Bira dan Toraja adalah rute yang sangat bersebrangan. Perjalanan ke Toraja yang memakan waktu 8 Jam dari Makassar, hanya membuat kami dapat berhenti sekitar satu jam di pelabuhan Paotere untuk makan siang. Pemandangan menuju Toraja cukup indah tetapi karena sudah kecapean, kami semua duduk manis dan tertidur pulas di bangku masing-masing, tidak ada keinginan untuk berhenti dan berfoto-foto. Tepat pukul 11 malam, kami tiba di Hotel Indra dijalan Londorundun, Rantepao. Sebuah guest house yang cukup homey dan sangat terjangkau harganya hanya Rp.180,000 semalam dapat diisi 2-3 orang , fasilitas makan pagi, tv cable dan air hangat. Karena sudah malam, kami langsung terlelap di tempat tidur masing-masing, besok perjalanan panjang dimulai lagi. Tempat wisata pertama yang dituju dikesokan hari di Toraja adalah Lemo, rumah tongkonan ( rumah adat Toraja ) dan makam di dinding batu berbukit, cukup lama disini untuk berfoto-foto dan belanja boneka Lemo. Tujuan kedua adalah Kambira, makam bayi dipohon, ada legenda mengenai kenapa bayi harus dimakamkan di pohon, menurut legenda getah pohon yang berwarna putih dianggap sebagai susu bagi bayi-bayi tersebut. Obyek wisata ketiga adalah Tampangalo , makam para bangsawan didalam goa. Dan terakhir ke Kete’kesu , ini yang ditunggu-tunggu oleh pasukan narsis untuk berfoto keluarga. Kete’kesu adalah lokasi wisata dimana terdiri dari rumah adat Toraja dan pemakaman adat. Kete’kesu adalah lankmark Toraja yang sering ditampilkan di postcard. Makan siang kami lewatkan direstoran lokal bernama restoran Celebs, restoran ini menyediakan set menu seharga Rp. 45,000 yang terdiri dari nasi, sup, cah sayuran dan papiong. Papiong adalah makanan khas Toraja yaitu daging yang dimasukkan ke dalam bambu dan kemudian dikukus antara 10-20 menit dan rasa nya jangan ditanya bikin nambah lagi. Papiong sendiri bisa diisi berbagai macam daging tergantung selera,. Bisa jadi rekomendasi untuk berkunjung ke Toraja makan direstaurant Celebs ini walau harus pintarpintar menawar karena pemiliknya menggunakan harga berbeda bagi wisatawan lokal dan asing. Untuk oleh-oleh khas Toraja harga murah bisa didapatkan di pasar induk dijalan Mappayuki. Kopi khas Toraja seperti arabika dan robusta, patut dibeli terutama bagi yang menyukai kopi.Souvenir khas Toraja seperti Lemo dan kaos bergambar rumah Tongkonan, jangan sampe terlewat, harga masih terjangkau bagi kantong-kantong backpacker sekalipun. Setelah asyik belanja di pasar Mappayuki, sesampai dipenginapan, kami langsung berbersih dan bersiap jam 7 malam untuk ke Makasar.
Keliling Kota Makassar… Tiba di Makasar jam 6 pagi, kami langsung menuju ke Losari untuk menyebrang ke pulau Samalona yang bisa dicapai hanya 30 menit saja. Penyebrangan kami ke Samalona memakai perahu boat sewaan seharga Rp.350.000/perahu, sudah PP. Saat itu, area pantai untuk menyebrang ke Samalona sangat penuh dengan warga Makasar yang berenang ditepiannya walau sebenarnya air pantai cukup kotor dikarenakan pantai ini segaris lurus dengan pelabuhan besar di Makasar. Oli kapal tanker tampak dipermukaan air laut. Tiba di Pulau Samalona, kami terkejut karena dihadang warga setempat yang menawarkan jasa penyewaan alat snorkling, rumah untuk menyimpan tas, dan lain-lain, bale-bale serta air bersih. Ternyata samalona sudah dikomersilkan oleh penduduk setempat, dan sempat merasa kecewa dikarenakan banyak teman yang sudah menyewa alat snorkling tetapi tidak ada terumbu karang yang tersisa hanya ikan-ikan sehingga membuat sebagian teman kami memutuskan untuk kembali ke Makasar dan city tour. Kembali ke Makasar, sudah pukul 11 siang, menyempatkan diri ke Fort Rotterdam , benteng peninggalan Belanda yang menjadi landmark dari kota Makasar. Sekilas mengenai Fort Rotterdam, bentuk bangunannya sama seperti gedung arsip diJakarta. Rencana semula dari Fort Rotterdam kami menuju air terjun Batimurung yang terletak dikabupaten Maros, diluar kota Makasar perjalanan menggunakan mobil pribadi sekitar 1 jam lebih 30 menit. DiBatimurung selain ada air terjun, terdapat juga taman nasional kupu-kupu dan musiumnya , tidak lupa goa dengan stalagmit-stalagmitnya. Namun karena banyak sekali wisatawan bila dihari libur, saya memutuskan tidak melanjutkan ke Batimurung. Saya memilih menyusuri kota Makasar, tempat yang kami datangin Lapangan Karebosi, Tugu Merdeka, studio transtv, dan berwisata kuliner. Diawalin dengan palubutung, yang enak sekali dan murah meriah hanya Rp.8000 semangkuk dan ditutup dengan es pisang ijo, mantap !!. Setelah itu kami ke rumah makan yang sudah menjadi langganan acara kuliner di tv-tv nasional yaitu sop saudara, rumah makan sederhana ini, menjual sup konro dan sup lainnya, sup konro adalah sup tulang iga dengan kuah yang sama seperti coto Makasar, dan palubutung yaitu kuah berwarna gelap, dan kental paduan santan dan ampas kelapanya, tidak lupa tiriskan jeruk nipis dan sambel, nikmat sekali. Harga yang ditawarkan sup saudara pun cukup murah berkisar Rp.12,000 semangkuk. Perjalanan ditutup dengan belanja di Somba Opu, pusat belanja oleh-oleh di Makassar yang cukup terkenal.
Penulis belajar melayani pembeli di sop saudara…berharap dapat makan gratis..;p Catatan : Banyak penerbangan menuju ke Makassar, seperti Garuda, Lion Air, dan Merpati. Silakan dipilih waktu yang tepat dan pastinya harga tiket yang terjangkau. Biaya perjalanan perorangan ; Harga tiket PP promo :Rp.600,000
biaya transportasi hasil sharingan 27 orang Rp. 300,000 biaya akomodasi hasil sharing 2 orang/kamar Rp. 240,000 biaya makan & minum Rp.400,000 Biaya masuk tempat wisata Rp. 35,000 Total semua : Rp. 1,575,000 Perjalanan dilakukan tahun 2010 Tulisan dimuat di majalah Chic no 62/2010
Koper atau Ransel… Kalau ditanya orang mau berwisata secara koper atau ransel, pastinya saya memilih berwisata secara koper dimana wisatawan koper indentik dengan pelayanan kelas satu, dari mulai pilihan penerbangan sampai hotel. Sayangnya, secara hitungan matematika kalau saya melakukan wisata bergaya koper mungkin hanya dua kali dalam setahun saya travelling tetapi kalau bergaya ransel, saya bisa melakukan travelling 4-6 kali dalam setahun. Jadi apa yang dibilang orang memang benar adanya melakukan travelling ujung-ujungnya duit, bagi yang berkantong tebal, monggo melenggang di first class dengan menenteng koper-koper yang harganya lebih mahal daripada biaya tripnya. Bagi yang punya sedikit uang saja tapi tetap sombong mau travelling setiap liburan atau hari kejepit nasional (menyindir diri sendiri atau meratapi nasib ..hihiihi), buang rasa malu untuk bergembel ria , dipanggil boarding paling terakhir karena tidak pegang tiket hot seat, siapin bahu yang kuat untuk manggul ransel yang gede dan beratnya lebih dari berat badan kita sendiri. Tidur di hostel backpacker, yang satu kamar bisa berame-rame , campur antara cowo dan cewe, kamar mandi diluar. Jalan-jalan dengan sendal gunung atau sendal jepit, ngejar-ngejar bis, dan menikmati makanan lokal dikaki lima. Tetapi lama menjalanin travelling bergaya ransel, saya kok merasa lebih asyik dengan ransel walau ada uang lebih, saya memutuskan tetap bergaya ransel. Mau tau kenapa ? saya senang menikmati tidur dihostel backpacker dengan bermacam-macam orang yang berbeda-beda budaya dan negara tetapi satu tujuan travelling sampai bokek, selain itu hostel backpacker biasanya terletak ditempat yang dekat obyek wisata atau berada dalam satu lingkungan backpacker sehingga tidak pernah mati selama 24 jam. Tidak bisa tidur tengah malam, bisa keluar cari warung internet, makan atau sekedar ngobrol sesama turis backpack di lobby hostel, yang biasa kami bahas paling saling lomba membanggakan keberhasilan kami mendapatkan tiket, transportasi atau makanan murah disuatu kota. Sedangkan diujung sebaliknya di hotel mewah, turis-turis koper saling memamerkan kopernya, kamar mewahnya sambil menikmati makan malam direstoran, uughhh iri sih tetapi karena belum pernah mencoba, saya masih tidak tahu apakah saya akan tetap merasa nyaman travelling dengan ransel kalau sudah mengalami kemewahan ?. Untuk itu, kali ini saya tidak akan memberikan tips untuk travelling dengan koper, karena manusia lebih mudah beradaptasi dengan kemewahan tetapi sulit beradaptasi dengan kesusahan. Tips travelling dengan ransel : 1. Ransel yang besar dan kuat, beli mahal sedikit tidak apa-apa , anggap sebagai investasi untuk perjalanan anda selanjutnya. 2. Olahraga sebelum melakukan trip ransel, termasuk peregangan bahu dan kaki, karena kekuatan bahu dan kaki dibutuhkan untuk membawa beban ransel . 3. Sepatu dan sandal yang nyaman juga harus dipersiapkan. 4. Yang penting dibawa adalah sleeping bag, kain atau sarung sebagai alas atau selimut, cream untuk otot terkilir, snack , botol minum kosong untuk isi air minum karena bandara dan ditempat keramaian diluar negeri selalu ada drinking fountain, anda bisa isi minum disini dengan gratis. 5. Jangan lupakan membawa front pack, ukurannya lebih kecil dari backpack , dibawa dibadan depan. Frontpack ini dikhususkan untuk tempat uang, document penting seperti passport, tiket pesawat, reservasi hostel, botol minum, snack dan kamera. Supaya tidak meribetkan membukabuka backpack. Ransel 40+20 liter, investasi awal saya untuk travelling