LAPORAN PROGRAM Program Harm Reduction dengan Konsep Kemandirian
Semester II Juli s/d Desember, 2014
Yayasan
Dua
Hati
Jl. Narakusuma No.44 Denpasar Timur – Bali 80235 Telp/Fax : (0361) 264 844 Email :
[email protected] Website: www.duahatibali.org
[CIVIL SOCIETY
ORGANIZATION]
Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014
Apakah kegiatan-kegiatan program berjalan sesuai rencana dalam proposal? (Bila YA atau TIDAK, tolong jelaskan dengan singkat)________________________________________________________________________ Jawaban: YA SEBAGIAN Hasil capaian semester II yakni periode Juli-Desember 2014 menunjukan bahwa lima dari enam indicator utama project ““Program Harm Reduction dengan Konsep Kemandirian” dinyatakan 1. 2. 3. 4. 5.
SUKSES
yakni sbb:
Penjangkauan penasun untuk memberikan layanan HR tercapai 90% (287) dari 320 total target Jumlah penasun berbeda yang mengakses LASS mencapai 103 % (329) dari 320 total target Total distribusi jarum steril mencapai 61 % (16.412) dari 26.700 total target Penarikan jarum suntik bekas mencapai 102% (5.357) dari 5277 total target Jumlah penasun berbeda yang mengakses kondom mencapai 67 % (215) dari 320 total target
Table_1: Total hasil capaian program menurut indicator utama proposal Januari – Juni 2014. Target 2014
Total Capaian 2014
Penjangkauan penasun untuk memberikan layanan HR terhadap 80 % dari 800 total estimasi populasi penasun Bali
640
582
Penasun berbeda akses LASS adalah 80% dari total populasi penasun Bali pada akhir Desember 2014.
640
Total distribusi jarum suntik steril kepada penasun Penarikan Jarum suntik bekas adalah 50% dari total jarum suntik steril yang distribusikan (26.964 - 50%)
Indokator Utama Capaian
Penasun berbeda yang mengakses Kondom adalah 80% dari 800 total estimasi populasi penasun Bali Jumlah distribusi kondom
Target Juli-Des 2014
Capaian Juli-Des, 2014
91%
320
287
90%
452
71%
320
329
103%
53,400
26.966
50%
26,700
16.412
61%
26.964
9.717
36%
5,277
5.357
102%
640
503
79%
320
215
67%
53.400
12.725
24%
26.700
6.625
25%
%
%
Ditinjau dari total hasil capaian tahun 2014 dibandingkan dengan total target tahun 2014 maka enam indicator utama diatas dinyatakan SEBAGIAN SUKSES dan SEBAGIAN KURANG SUKSES. Tiga indicator utama yang sukses adalah: 1. Penjangkauan penasun untuk memberikan layanan HR tercapai 91% (582) dari 640 total target 2. Jumlah penasun berbeda yang mengakses LASS mencapai 71% (452) dari 640 total target 3. Jumlah penasun berbeda yang mengakses kondom mencapai 79% (503) dari 640 total target Ttiga indicator utama yang dinyatakan KURANG SUKSES adalah Jumlah jarum suntik steril yang didistribusikan , Penarikan jarum suntik bekas dan Jumlah distribusi kondom. (lihat table_1). Fakltor-faktor yang menyebabkan tiga inikator utama diatas menjadi KURANG SUKSES adalah: 1. Hampir separuh dari penasun yang dijangkau adalah occasional (tidak menyuntik setiap hari) sehingga berpengaruh terhadap jumlah jarum suntik yang distribusikan. 2. Hampir semua pnasun yang aktif menyuntik tidak memiliki lokasi tongkrongan tetap sehingga menyulitkan Petugas Lapangan (PL) dalam melakukan penjangkauan atau follow Up untuk distribusi LASS dan kondom. 3. Kebanyakan penasun memiliki frekwensi hubungan seksual yang sangat rendah sehingga berpengaruh terhadap jumlah distribusi kondom.
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014
Pada tahun 2014, layanan Jarum suntik steril dan kondom yang dilakukan Yayasan Dua Hati Bali dilakukan dengan lima cara yakni melalui delivery, outlet hotspot, outlet mobil, kantor dan rumah PL. Dilihat dari jumlah kondom yang berhasil didistribusikan selama periode Juli-desember 2014 maupun selama tahun 2014 maka diketahui bahwa pelayanan kondom melalui Delivery dan outlet Mobil memiliki jumlah pendistribusian kondom yang cukup tinggi dibandingkan tempat layanan lainnya seperti hotspot, kantor dan rumah PL. (lihat table_2) Namun, dilihat dari jumlah penasun berbeda yang mengakses kondom selama periode Juli-desember 2014 maupun selama tahun 2014 maka diketahui bahwa pelayanan melalui delivery dan outlet hotspot memiliki jumlah penasun yang lebih banyak mengakses kondom dibandingkan tempat layanan lainya seperti outlet mobil, kantor dan rumah PL. (lihat table_2) Table_2: Total Capaian distribsui kondom menurut tempat akses/diberikan layanan Klien berbeda
Tempat Akses Lay Kondom
Kondom
Jan-Des, 2014 412
Lay. Kondom melalui Delivery
Klien berbeda
Kondom
Juli – Des, 2014 158 3.964
8.479
118
991
54
368
Lay. Kondom Melalui Outlet Mobile
86
2.420
50
1.977
Lay. Kondom melalui Kantor
20
57
20
57
Lay. Kondom melalui Rumah PL
83
778
32
288
Lay. Kondom melalui Hotspot
Untuk pelayanan jarum suntik steril selama tahun 2014 termasuk selama periode Juli-Desember 2014 diketahui bahwa pelayanan melalui delivery, melalui outlet hotspot, dan outlet mobile memiliki tingkat distribusi paling tinggi dibandingkan dengan tempat pelayanan lain seperti melalui kantor dan rumah PL. (lihat table_3) Namu, dilihat dari jumlah jarum suntik bekas yang dikembalikan oleh penasun selama tahun 2014 termasuk selama periode Juli-Desember 2014 maka diketahui bahwa rumah PL memiliki persentase yang sangat tinggi yakni 100%, sementara peresentase paling sedikit mengembalikan jarum suntik bekas adalah layanan LASS melalui outlet hotspot. . (lihat table_3) Table_3: Total Capaian distribsui LASS menurut tempat akses/diberikan layanan
Tempat Akses Lay. LASS Lay. LASS Delivery
Jarum Baru
Jarum Bekas Jan – Des , 2014
13.389
5.382
%
Jarum Baru
Jarum Bekas Juli – Des, 2014
%
40%
7.108
2.263
32%
227
5%
Lay. LASS di Hotspot
6.880
967
14%
4.930
Lay. LASS di Outlet Mobile
3.070
1.283
42%
2.265
1.076
48%
76
60
79%
46
0
0%
429
429
100%
1.988
195
10%
Lay. LASS di Kantor Lay. LASS di Rumah PL
Dari strategy diatas, dapat disimpulkan bahwa ke lima strategy ini dapat saling mengisi baik dalam mendistribusikan jarum suntik steril dan menarik jarum suntik bekas penasun termasuk upaya meningkatkan coverage penasun yang mengakses layanan LASS dan kondom atau HR pada umumnya.
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014 Apakah kegiatan yang dilakukan selama 6 bulan ini mampu mendukung tercapainya tujuan program, sesuai dengan proposal? Mohon jelaskan dengan singkat tentang:_______________________________________________
Jawaban: YA, penjelasan hasil kegiatan sbb: 1. Melakukan Penjangkauan Penasun Baru 1.1. Deskripsi Kegiatan
Aktivitas ini bertujuan menemukan penasun yang belum terpapar program untuk diberikan akses terhadap layanan yang tersedia pada area pencegahan. Penerima manfaat aktivitas adalah semua pengguna narkoba suntik yang belum terpapar program dan masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan. Aktivitas ini dilakukan oleh 5 orang PL. Cara untuk menemukan penasun baru adalah dengan survey lokasi baru, dan intervensi jaringan (menggunakan metode nominasi). Wilayah perioritas aktivitas adalah Denpasar, Badung. Wilayah perioritas tersebut dipilih karena memiliki kemungkinan adanya pertumbahan populasi pengguna narkoba suntik baru yang cukup tinggi. Hambatan dari aktivitas ini adalah penasun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terbuka dengan orang lain termasuk dengan petugas penjangkau bahwa diri-nya adalah penasun. 1.2. Hasil Capaian Kegiatan
Survey lokasi baru pada periode Juli- Desember 2014 tidak terlaksana karena petugas penjangkau tidak mendapatkan informasi atau indikasi adanya lokasi tongkrongan penasun yang belum terjangkau baik dari penasun yang mengakses layanan HR ataupun dari hasil NOMINASI. Dari 48 kali target pelaksanaan survey lokasi baru pada tahun 2014 hanya terlaksana 19% (9 kali). (lihat table_4) Jumlah penasun baru terjangkau periode Juli – Desember 2014 mencapai 33% (20) dari 60 penasun baru yang ditergetkan. Total capaian penjangkauan penasun baru selama tahun 2014 mencapai 58% (69 penasun baru) dari 120 penasun baru yang ditergetkan. (lihat table_4) Jumlah penasun baru yang mengakses LASS periode Juli – Desember 2014 mencapai 27% (16) dari 60 penasun baru yang ditergetkan. Total capaian penjangkauan penasun baru selama tahun 2014 mencapai 37% (44 penasun baru) dari 120 penasun baru yang ditergetkan. (lihat table_4) Jumlah jarum suntik steril yang distribusikan periode Juli-Desember 2014 mencapai 77% (464 pcs) dari 600 pcs yang ditargetkan. Total distribusi jarum suntik steril kepada penasun baru tahun 2014 mencapai 67% (801 pcs) dari 1.200 pcs yang ditergetkan. (lihat table_4) Tablel_4: Rekapitulasi Hasil Capaian Penjangkauan Penasun Baru Menurut Indikator Hasil Proposal Indokator Proposal Jumlah pelaksanaan survey lokasi baru yang diindikasi rentan terdapat pengguna narkoba suntik. Jumlah penasun baru terjangkau mencapai 10 orang per bulan atau 120 orang dalam setahun. (5 orang / PL dan 1 relawan/bulan). Jumlah penasun baru yang mengakses jarum suntik steril dan condom mencapai 10 orang per bulan atau 120 orang dalam setahun. (5 orang / PL dan 1 relawan/bulan). Jumlah jarum suntik steril yang distribusikan kepada penasun baru mencapai 10 pcs/klien/bulan atau 100 pcs/10 klien/bulan atau 1.200 pcs/120 klien/tahun. Semua penasun baru terjangkau diberi surat rujukan untuk mengakses LASS dan kondom ke outlet lokasi dan outlet mobile
Yayasan Dua Hati Bali
Total Target 2014
Total Capaian 2014
% Capaian
Target Semester II
Hasil Capaian II
% Capaian II
48
9
19%
24
0
0%
120
69
58%
60
20
33%
120
44
37%
60
16
27%
1.200
801
67%
600
464
77%
69
69
100%
20
20
100%
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014 2. Melakukan Delivery Jarum Suntik Steril dan Kondom 2.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud memenuhi kebutuhan alat suntik steril dan kondom serta informasi layanan rujukan VCT, ARV, Test HEP.C bagi pengguna narkoba suntik. Penerima manfaat aktivitas adalah semua pengguna narkoba suntik terjangkau yang masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan yang memiliki hambatan transportasi untuk mengakses di outlet mobile dan outlet hotspot. Jarum suntik steril dan kondom akan diantarkan ke tempat tinggal dan lokasi penyuntikan penasun oleh petugas lapangan. Aktivitas delivery LASS dan Kondom secara khusus dilakukan oleh 5 orang petugas lapangan. Habatannya, Lokasi penyuntikan penasun tidak menentu, kemudian jarak rumah/kos-kosan antar penasun cukup jauh 2.2. Hasil Capaian Kegiatan
Dilihat dari persentase capaian rata-rata penasun yang mengkases LASS melalui delivery pada periode JuliDesember 2014 mencapai 46% dari 250 penasun yang ditargetkan setiap bulannya (lihat table_5). Oleh karena itu capaian penasun yang mengakses LASS melalui Delivery dapat dikatakan KURANG SUKSES. Table_5: Capaian bulanan penasun berbeda yang akses Jarum suntik steril melalui proses delivery Kategori
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
Capaian Penasun Akses LASS/Bulanan
103
103
146
118
111
102
Target Bulanan (50 penasun/PL x 5 PL) Persentase Capaian/Bulan
250 41%
250 41%
250 58%
250 47%
250 44%
250 41%
Dilihat dari persentase capaian rata-rata distribusi jarum suntik steril melalui delivery pada periode JuliDesember 2014 mencapai 79% dari 1.500 pcs yang ditargetkan setiap bulannya. Oleh karena itu capaian distribusi jarum suntik steril melalui Delivery dapat dikatakan SUKSES. (lihat table_6) Table_6: Capaian bulanan distribusi jarum suntik steril melalui proses delivery Kategori Hasil Capaian Distribusi LASS/Bulanan Target Distribusi LASS/Bulanan Persentase Capaian/Bulan
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
974 1,500 65%
949 1,500 63%
1402 1,500 93%
1300 1,500 87%
1324 1,500 88%
1159 1,500 77%
Dilihat dari persentase capaian rata-rata penarikan jarum suntik bekas melalui delivery pada periode JuliDesember 2014 mencapai 37% dari 50% yang ditargetkan setiap bulannya dari total distribusi. Oleh karena itu capaian penarikan jarum suntik bekas melalui Delivery dapat dikatakan SUKSES. (lihat table_7) Table_7: Capaian bulanan penarikan jarum suntik bekas melalui proses delivery Kategori Capaian Distribusi LASS/Bulanan Capaian penarikan jarum bekas/Bulanan Persentase Capaian/Bulan
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
974 431 44%
949 409 43%
1402 464 33%
1300 522 40%
1324 458 35%
1159 314 27%
Rendahnya capaian penasun yang mengakses LASS setiap bulan melalui proses deliveri disebabkan kebanyakan penasun yang hanya nongkrong di kos-kosan selalu berpindah kos/tempat tinggal. Hal ini menyulitkan proses deliverysehigga berpengaruh terhadap jumlah distribusi LASS
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014 3. Melakukan Layanan LASS melalui Outlet Hotspot/Lokasi 3.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud menyediakan layanan jarum suntik steril dan kondom bagi penasun. Penerima manfaat aktivitas ini adalah semua pengguna narkoba suntik yang masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan dan memiliki lokasi tongrongan. Titik lokasi operasional outlet hot spot
ditentukan
oleh
banyaknya
jumlah
penasun
yang
nongkrong di suatu lokasi. Cara menentukan titik lokasi operasional outlet hotspot adalah mapping lokasi tongkrongan penasun. Data dasar yang digunakan dalam mapping adalah data hasil penjangkauan enam bulan terkahir dan akan di update setia tiga bulan sekali. System operasional outlet mobile adalah secara bergilir berada di titik lokasi yang sudah ditentukan. Penentuan waktu layanan berdasarkan waktu dimana mayoritas penasun berada dilokasi tongkrongan. Aktivitas outlet hot spot secara khusus dilakukan 4 relawan dengan jumlah jam kerja 4 jam. 3.2. Hasil Capaian Kegiatan
Dilihat dari persentase capaian rata-rata penasun yang mengkases LASS melalui outlet Hotspot pada periode Juli-Desember 2014 mencapai 39% dari 120 penasun yang ditargetkan setiap bulannya (lihat table_8). Oleh karena itu capaian penasun yang mengakses LASS melalui outlet hotspot dapat dikatakan KURANG SUKSES. Table_8: Capaian bulanan penasun berbeda akses Jarum steril melalui outlet hotspot Kategori Juli Agust Sept Okt Capaian penasun Akses LASS/Bulanan Target Proposal /Bulanan (30/Rel x 4 Rel) Persentase Capaian
52 120 43%
47 120 39%
49 120 41%
44 120 37%
Nop
Des
47 120 39%
41 120 34%
Dilihat dari persentase capaian rata-rata distribusi jarum suntik steril melalui outlet hotspot pada periode Juli-Desember 2014 mencapai 14% dari 1.350 pcs yang ditargetkan setiap bulannya. Oleh karena itu capaian distribusi jarum suntik steril melalui outlet hotspot dapat dikatakan KURANG SUKSES. (lihat table_9)
Table_9: Capaian bulanan distribusi jarum suntik steril melalui outlet hotspot Juli Agust Sept Kategori 143 123 253 Capaian Distribusi LASS/Bulanan 1350 1350 1350 Target Proposal /Bulanan 11% 9% 19% Persetase Capaian
Okt 346 1350 26%
Nop 225 1350 17%
Des 68 1350 5%
Dilihat dari persentase capaian rata-rata penarikan jarum suntik bekas melalui outlet hotspot pada periode Juli-Desember 2014 mencapai 110% dari 50% yang ditargetkan setiap bulannya dari total distribusi. Oleh karena itu capaian penarikan jarum suntik bekas melalui outlet hotspot dapat dikatakan SANGAT SUKSES. (lihat table_10)
Table_10: Capaian bulanan penarikan jarum suntik bekas melalui outlet hotspot Juli Agust Sept Okt Kategori 143 123 253 346 Capaian Distribusi LASS/Bulanan 149 146 307 356 Capaian penarikan Jarum Bekas/Bulan Persentase Capaian 104% 119% 121% 103%
Nop 225 260 116%
Des 68 68 100%
Penyebab rendahnya capaian program melalui strategi outlet hotspot disebabkan rendahnya penasun yang memiliki lokasi tongkrongan atau datang ke lokasi tongkrongan, sebagian besar penasun memilih nongkrong dirumah atau kos-kosan. Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014 4. Melakukan Layanan LASS Melalui Outlet Mobile 4.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud menyediakan layanan jarum suntik steril dan kondom serta layanan HIV dan AIDS lain di satu lokasi. Penerima manfaat utama aktivitas ini adalah semua pengguna narkoba suntik yang masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan tetapi tidak memiliki lokasi tongrongan namun memiliki alat transportasi. Titik lokasi operasional outlet mobile ditentukan oleh banyaknya jumlah penasun yang berdomisili disuatu wilayah. Titik lokasi operasional outlet terpilih merupakan lokasi central yang mudah diakses dari tempat domisili penasun. Cara menentukan titik lokasi operasional outlet mobile adalah mapping tempat tinggal penasun terjangkau. Data dasar yang digunakan dalam mapping adalah data hasil penjangkauan enam bulan terakhir dan akan selalu di update setiap tiga bulan sekali yang wilayah jangkauannya meliputi Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar. System operasional outlet mobile adalah secara bergilir berada di titik lokasi yang sudah ditentukan. Penentuan waktu layanan berdasarkan waktu dimana mayoritas penasun mengakses jarum suntik steril yakni mulai pukul 15.00 – 20.00 wita. Outlet mobile menggunakan mobil L 300. Petugas outlet adalah 1 orang PL dan 1 orang relawan. 4.2. Hasil Capaian Kegiatan
Dilihat dari persentase capaian rata-rata penasun yang mengkases LASS melalui outlet Mobile pada periode Juli-Desember 2014 mencapai 29% dari 100 penasun yang ditargetkan setiap bulannya (lihat table_11). Oleh karena itu capaian penasun yang mengakses LASS melalui outlet Mobile dapat dikatakan KURANG SUKSES. Table_11: Capaian bulanan penasun berbeda akses Jarum steril melalui outlet Mobile Kategori Juli Agust Sept Okt Capaian Penasun Akses LASS/Bulanan 29 29 36 29 Target Proposal/Bulanan 100 100 100 100 Persentase Capaian 29% 29% 36% 29%
Nop 30 100 30%
Des 22 100 22%
Dilihat dari persentase capaian rata-rata distribusi jarum suntik steril melalui outlet Mobile pada periode Juli-Desember 2014 mencapai 25% dari 1.500 pcs yang ditargetkan setiap bulannya. Oleh karena itu capaian distribusi jarum suntik steril melalui outlet Mobile dapat dikatakan KURANG SUKSES. (lihat table_12)
Table_12: Capaian bulanan distribusi jarum suntik steril melalui outlet Mobile Juli Agust Sept Kategori 355 555 Capaian Distribusi LASS/Bulan 420 1500 1500 Target Distribusi LASS/Bulan 1500 Persentase Capaian/Bulan 28% 24% 37%
Okt 315 1500 21%
Nop 435 1500 29%
Des 185 1500 12%
Dilihat dari persentase capaian rata-rata penarikan jarum suntik bekas melalui outlet Mobile pada periode Juli-Desember 2014 mencapai 37% dari 50% yang ditargetkan setiap bulannya dari total distribusi. Oleh karena itu capaian penarikan jarum suntik bekas melalui outlet Mobile dapat dikatakan SUKSES. (lihat table_13)
Table_13: Capaian bulanan penarikan jarum suntik bekas melalui outlet Mobile Juli Agust Sept Kategori 355 555 Capaian Distribusi LASS/Bulan 420 139 136 178 Capaian Penarikan Jarum Bekas/Bulan Persentase Capaian 33% 38% 32%
Okt 315 140 44%
Nop 435 150 34%
Des 185 68 37%
Penyebab rendahnya capaian program melalui strategi outlet mobile adalah Penasun yang menyuntik pada malam hari pada periode Juli-Deseber terlihat menurun jumlahnya.
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014 5. Melakukan Penarikan Jarum Bekas Melalui Clean Up Day 5.1. Deskripsi Kegiatan Setiap bulan hanya 50% jarum suntik bekas berhasil ditarik kembali melalui proses penjangkauan. Diperlukan clean up day dan pemusnahan jarum suntik bekas secara berkala untuk menurunkan potensi resiko masyarakat akibat jarumsuntik bekas. Penentuan Lokasi clean up day berdasarkan lokasi penyuntikan yang belum diakses petugas lapangan. Cara mengetahui lokasi penyuntikan penasun adalah dengan mendapatkan informasi dari kelompok penasun. 5.2. Hasil Capaian Kegiatan Kegiatan clean Up day telah terlaksana 2 kali dengan total jarum suntik bekas yang berhasil ditemukan mencapai 111 pcs.
Table_14: Rekapitulasi kegiatan Clean Up Day Waktu Pelaksanaan
Lokasi Pelaksanaan
Jumlah Jarum Bekas
Keterangan
22 Oktober, 14 9 Desember, 14
Jln. Diponegoro Jln. Diponegoro
68 pcs 43 pcs
Lap. kegiatan terlampir Lap. kegiatan terlampir
6. Melakukan Diskusi Kesehatan Seksual 6.1. Deskripsi Kegiatan Diskusi kesehatan seksual bermaksud mendorong peningkatan penggunaan kondom dan mengakses layanan rujukan bagi penerima manfaat. Penerima manfaat yang dimaksud adalah penasun aktif, penasun pasif, pasangan penasun dan orang dengan HIV positif. Diskusi menggunakan modul HCPI tentang kesehatan seksualitas. Peserta diskusi diperioritaskan bagi penerima manfaat yang masih melakukan hubungan seksual beresiko. Cara menentukan peseta adalah menggunakan induvidu rapid assessment perilaku seksual. Maksimal peserta diskusi adalah 12 orang. Pelaksana kegiatan adalah 1 orang PL. 6.2. Hasil Capaian Kegiatan Kegiatan diskusi kesehatan seksual telah terlaksana 12 kali (2 kali sebulan) selama periode Juli - Desember 2014. (lihat table_15).. Total diskusi kesehatan seksual yang telah terlaksana selama tahun 2014 adalah 24 kali dan sudah sesuai dengan target proposal tahun 2014.
Table_15: Rekapitulasi Pelaksanaan kegiatan Diskusi Kesehatan Seksual Waktu
Tempat
Peserta
Topik Diskusi
Keterangan
03 Juli 2014 7 Juli 2014 12 Agustus 2014 14 Agustus 2014 03 Sept, 2014 05 Sept, 2014 07 Okt, 2014 10 Okt, 2014 6 Nop, 2014 07 Nop, 2014 4 Des, 2014 05 Des, 2014
Denpasar Kuta Sanglah Kuta Bung Tomo Denpasar Ubud Denpasar Raya Kuta Kantor Denpasar PKM Kuta I
10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 Orang 10 Orang 10 Orang 10 orang 10 Orang 10 Orang
SUFA Strategi Use For ARV & IPWL Faktor-faktor yang menyebabkan IMS IMS dan Kesehatan Reproduksi HIV dasar dan IMS Ims, HIV dan ARV Komunikasi Kesehatan Seksual IMS , HIV dan ARV IMS , HIV dan ARV IMS & HIV Pemberdayaan ekonomi Comunitas IMS , HIV dan ARV IMS , HIV dan ARV
Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir Laporan Terlampir
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014 7. Melakukan Pertemuan Koordinasi HR Bali 7.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud melakukan sinkronisasi strategi pelaksanaan HR dengan mitra kerja. Pertemuan koordinasi HR merupakan wadah komunikasi berbagai persoalan dilapangan dan mencoba mencari solusi bersama. Selain itu juga, merupakan wadah sosialisasi berbagai hasil penelitian atau up date informasi terbaru dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS baik ditingkat lokal, nasional dan international. 7.2. Hasil Capaian Kegiatan Pertemuan koordinasi Advokasi dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2014 Segara Mas Restaurant
Warung Ciung Wanara. Jumlah peserta pertemuan adalah 12 orang dari berbagai instansi yakni Kanwil Kumham Bali (Pokja AIDS), Dinas Kesehatan Kab.Badung, Dinsosnaker Kab.Badung (Bidang Rehsos), BNN Kota Denpasar, BNN Kab.Badung, KPA Kab.Badung, Dan Komunitas Korban Napza. Tujuan pertemuan adalah • • •
Memfasilitasi forum komunikasi antara lembaga pemerintah dengan komunitas korban napza guna mengembangkan kerjasama dan dukungan program. Mendiskusikan dan menentukan bentuk kerjasama dalam pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba. Merespon permasalahan dan kebutuhan yang berkaitan dengan komunitas korban napza dalam menuju upaya pemulihan.
Proses dan Hasil Pertemuan : Pembukaan acara oleh Ketua Yayasan Dua Hati Bali dan dilakukan sosialisasi program harn reduction meliputi : pencapaian program, berbagai layanan kegiatan khususnya kepada kelompok penasun, dan peluang pihak pemerintah untuk bisa merespon hal-hal yang dibutuhkan kelompok dampingan Yayasan Dua Hati Bali. Rijal (Kanwil Kumham Bali) : Kita perlu membuka peluang untuk membantu kelompok korban napza disaat proses pendampingan terputus (saat klien/sasaran program masuk/berada di dalam Lapas). Akses masuk untuk pemberian layanan program bisa dikoordinasikan dengan instansi terkait. Saat ini kondisi Lapas sudah over kapasitas, dan cukup banyak warga binaan yang berlatar belakang penggunaan narkoba/napza, dan sangat perlu mendapatkan layanan program khususnya dari pihak LSM. Ucok Menggala (korban napza) : Kenapa mantan pecandu narkoba jarang sekali dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan oleh pihak pemerintahP Padahal mereka/kami masih merasakan yang namanya sugesti untuk pakai zat lagi. Saya berharap ada dukungan program yang bagi kami bisa sebagai alat dalam mengatasi sugesti tersebut. Saya berkeinginan membentuk Kelompok Dukungan Sebaya/KDS dari latar belakang napza dan sangat membutuhkan adanya dukungan dari pihak pemerintah. Kelompok kami perlu mendapatkan bimbingan peningkatan ketrampilan/skill agar bisa berdaya dan berkerja lagi. Kalau ada tempat usaha angkringan, akan kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan selain itu tempatnya bisa digunakan untuk kegiatan serta sebagai wadah komunikasi dalam penguatan mental para mantan pengguna narkoba. Teguh Santoso (korban napza) : Saya sangat setuju adanya penjangkauan dan layanan program ke Lapas, karena masih banyak teman-teman saya yang masih berada di dalam lapas yang juga masih Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014
membawa adiksinya. Kebanyakan dari mereka yang sudah pulih dari kecanduannya, saat bebas dari hukuman merasa kebingungan, mau kemana? Bapak Widiana (Dinsosnaker kab.Badung) : Kami di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kabupaten Badung ada/mempunyai kegiatan penyuluhan-penyuluhan kepada 12 Desa di wilayah Badung, teman-teman komunitas bisa ikut dalam kegiatan tersebut. KUBE juga sudah ada dan bisa diakses oleh korban napza. Untuk keberlangsungan kerjasama, kami berharap Yayasan Dua Hati Bali mengajukan proposal kegiatan. Komsa Nursalam (Korban Napza) : Kegiatan KIJBE dari Dinsos kadang tidak tepat guna/sasaran bila tertuju pada kelompok pengguna aktif. Ibu Adi Rukmini (Dinas Kesehatan Kab.Badung) : Kita tetap berkoordinasi dalam merespon komunitas korban napza. Untuk membangun kerjasama dalam mendukung kebutuhan layanan program, diharapkan pihak Yayasan Dua Hati Bali mengajukan proposal kegiatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Masukan untuk Yayasan Dua Hati Bali, disaat mengumpulkan jarum suntik bekas, agar dilakukan prinsip universal percadon (UP) dengan penyemprotan bahan kimia ke seluruh jarum stmtik bekas, untuk pemusnahan kuman-kuman/bakteri. Hal ini agar para staf/relawan bisa terlindungi dari pencemaran penyakit. Ayu (KPA Kab.Badung) : KPA Kab.Badung sudah cukup lama ingin merespon kegiatan di dalarn Lapas, hanya karena pengistilahan nama Lapas yang menjadikan sulit untuk menindak lanjuti kebutuhan program bagi warga binaan di dalarn Lapas. Kondisi saat ini bahwa ada pihak yang memberikan nama Lapas Kerobokan, karena berada di wilayah Kabupaten Badung. Dan ada yang menyebutkan nama Lapas Denpasar Klas II. Penamaan Lapas Denpasar membuat pihak KPA Badung kesulitan dalam hal memberikan dukungan program ke Lapas. KPA Badung melakukan perencanaan program dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan Yayasan Dua Hati Bali. BNN Badung : BNN akan tnembentuk tirn assessment dan bantuan fasilitas rehabilitasi. Terdapat kegiatan FGD untuk menggali info-info dari komunitas korhan napza. Ada rencana pembentukan kader, dan korban napza bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Rekomendasi: 1. Yayasan Dua Han Bali akan menindaklanjuti kebutuhan korban napza dengan membicarakan dan pengajuan proposal kegiatan kepada pihak pemerintah. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupatcn Badung akan mengupayakan adanya program bagi komunitas korban napza. Yayasan Dua Hati Bali diharapkan bisa menjadi jembatan" komunikasi guna terciptanya layanan program yang tepat guna
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali
Laporan Semester II Juli – Desember, 2014
PENANGGUNGJAWAB LAPORAN Penanggung Jawab I, Direktur
Yusuf Pribadi
Penanggung Jawab II, Program Manager
Lodovickus Gerong/Vicky
Yayasan Dua Hati Bali
HCPI Berintegrasi dengan KPA Bali