PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA BILINGUAL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MUARA ENIM Yanina Zuraidah Guru SMA Negeri 1 Muara Enim E-mail:
[email protected] Zulkardi Dosen KIP Unversitas Sriwijaya E-mail:
[email protected] Fuad Abd. Rachman Dosen FKIP Univesiatas Sriwijaya E-mail:
[email protected] Absrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika berbahasa Inggris melalui penggunaan LKS Bilingual dalam pembelajaran matematika di kelas X-C SMA Negeri 1 Muara Enim. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Pembuatan instrumen penelitian menggunakan konsep penelitian pengembangan, sampai dengan tahap small group, serta desain Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.C SMA Negerin 1 Muara Enim, berjumlah 34 orang. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode walk through, tes hasil belajar, observasi, dokumentasi, dan angket. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif. Khusus untuk soal tes digunakan analisis validitas dan reliabilitas soal tes. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS Bilingual dalam pembelajaran matematika di kelas X-C SMA Negeri 1 Muara Enim dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika berbahasa Inggris. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa Kelas X-C SMA Negeri 1 Muara Enim dalam menyelesaikan soal matematika berbahasa Inggris dengan pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika sebesar 75% oleh sekurang-kurangnya 80% siswa tercapai. Banyaknya siswa yang mencapai KKM di atas, pada siklus I sebanyak 79% dan pada siklus II sebanyak 88%. Penulis menyarankan beberapa hal, yaitu: 1) LKS Bilingual kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat memberikan siswa kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, dan 2) para guru matematika, ataupun guru mata pelajaran lain, dapat menggunakan atau mengembangkan LKS Bilingual ini dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran masing-masing dan dapat menjadikannya sebagai motivasi untuk mengembangkan profesinya. Kata kunci: Soal Matematika Berbahasa Inggris, Lembar Kerja Siswa Bilingual.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
kegiatan pembelajaran matematika belum
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
secara
tentang Standar Isi memuat tujuan mata
kepada siswa untuk melakukan eksplorasi,
pelajaran matematika di Sekolah Menengah
elaborasi, dan konfirmasi dalam kegiatan inti
Atas (SMA). Tujuan itu antara lain adalah agar
pembelajaran.
siswa memiliki kemampuan: 1) memahami
belum secara kontinu dilaksanakan sehingga
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif,
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
menyenangkan,
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
membangkitkan prakarsa, kreativitas, dan
tepat,
2)
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat
meliputi
dan perkembangan fisik serta psikologisnya
kemampuan memahami masalah, merancang
masih perlu terus dikembangkan, apalagi siswa
model matematika, menyelesaikan model dan
RSBI merupakan siswa yang memiliki potensi
menafsirkan solusi yang diperoleh, dan 3)
di atas rata-rata siswa lainnya. Di samping itu,
memiliki
masih banyak
dalam
memecahkan
pemecahan masalah
sikap
masalah; yang
menghargai
kegunaan
optimal
memberikan
Pembelajaran
dan
kesempatan
matematika
menantang.
Upaya
siswa di kelas X itu yang
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
soal matematika, khususnya soal matematika
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
berbahasa Inggris. Untuk menyelesaikan soal
percaya diri dalam pemecahan masalah.
matematika berbahasa Inggris, kesulitan yang
Untuk
mencapai
tujuan
atas
dialami oleh sebagian besar siswa di atas
diperlukan suatu pembelajaran matematika
umumnya disebabkan karena mereka belum
yang memberi kesempatan luas kepada siswa
menguasai bahasa Inggris itu sendiri, di
untuk dapat membangun atau mengkonstruksi
samping juga karena mereka belum menguasai
sendiri
pengetahuan
konsep-konsep matematika yang terkandung
dengan
menggunakan
dan
di
kompetensinya metode
dalam setiap soal matematika berbahasa
yang
Inggris itu. Hal ini dapat dimaklumi mengingat
merupakan tuntutan
kemampuan berbahasa Inggris siswa yang
sekaligus tantangan bagi semua guru, termasuk
diterima di kelas X SMA Negeri 1 Muara
para guru matematika di SMA Negeri 1 Muara
Enim setiap tahun umumnya belum begitu
Enim yang merupakan salah satu Rintisan
baik (rata-rata hasil tes TOEFL siswa pada
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di
tahun pelajaran 2009/2010 adalah 420; untuk
Provinsi Sumatera Selatan.
guru rata-ratanya baru mencapai 450)
pembelajaran
dan
bervariasi. Hal itu
berbagai
sumber
belajar
Berdasarkan pengalaman penulis di
Berdasarkan uraian di atas, penulis
SMA Negeri 1 Muara Enim, pelaksanaan
melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas 82
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia (PTK) terhadap siswa kelas X.C SMA Negeri
dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
1
menerapkan
mengelola pembelajaran matematika, terutama
penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
berkaitan dengan penggunaan LKS Bilingual
Bilingual dalam pembelajaran matematika.
sebagai salah satu sumber belajar siswa. Di
LKS Bilingual yang dimaksud dalam tulisan
samping itu, penelitian ini dapat meningkatkan
ini adalah LKS yang menggunakan dwibahasa,
keprofesian guru dalam melaksanakan tugas
yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,
pokoknya sebagai seorang guru profesional.
Muara
Enim
dengan
pada beberapa bagian tertentu dari LKS itu. Penggunaan LKS Bilingual pada pembelajaran matematika di kelas X-C di atas merupakan upaya
untuk
membantu
menyelesaikan
siswa
soal-soal
dalam
matematika
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah penggunaan LKS Bilingual dalam pembelajaran matematika di kelas X-C Negeri
meningkatkan
1
Muara
Enim
kemampuan
dapat siswa
menyelesaikan soal matematika berbahasa
Konstruktivisme Standar isi mata pelajaran matematika
di SMA menghendaki perlunya dikembangkan model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya (Depdiknas, 2006). Hal ini sejalan dengan salah satu teori pembelajaran yang banyak digunakan dalam pembelajaran, matematika
termasuk di
SMA,
pembelajaran yaitu
teori
konstruktivisme.
Inggris?” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
1.
keterampilan memahami masalah, membuat
berbahasa Inggris.
SMA
A. Tinjauan Pustaka
kemampuan
siswa
menyelesaikan soal matematika berbahasa Inggris melalui penggunaan LKS Bilingual dalam pembelajaran matematika di kelas X-C SMA Negeri 1 Muara Enim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam menyelesaikan soal matematika berbahasa Inggris dan menambah motivasi belajar mereka dalam pembelajaran matematika. Bagi guru, hasil penelitian ini
Menurut Carin (dalam Anggriamurti, 2010), teori konstuktivisme adalah suatu teori belajar yang menekankan bahwa para siswa sebagai pebelajar tidak menerima begitu saja pengetahuan yang mereka dapatkan tetapi mereka secara aktif membangun pengetahuan secara individual. Dapat dikatakan, teori ini menekankan bahwa siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya secara aktif melalui proses belajar. Gasong (2010) mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam konstruktivistik adalah kebebasan dan keberagaman. Kebebasan yang 83
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 dimaksud ialah kebebasan untuk melakukan
dialog dan diskusi baik dengan diri mereka
pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu
sendiri
dan mau dilakukan oleh si belajar. Longworth
termasuk
(dalam Gasong, 2010) mengemukakan bahwa
berkembang secara intelektual.
maupun
dengan
guru,
orang
sehingga
lain, mereka
kita perlu mengubah fokus kita dari ‘apa yang
Uraian di atas menjadi dasar penting
perlu dipelajari’ menjadi ‘bagaimana caranya
bagi pembelajaran matematika di sekolah,
untuk mempelajari’. Oleh karena itu, siswa
termasuk
perlu
pandangan konstruktivisme, guru matematika
diberi
kesempatan
untuk
mencari,
di
SMA.
Diharapkan,
menemukan, mengolah, dan menggunakan
dapat
berbagai informasi melalui berbagai aktivitas
pengetahuan matematikanya sendiri dan bukan
belajar dengan menggunakan berbagai sumber
sekadar mentransfer pengetahuan matematika
belajar. LKS Bilingual merupakan sebuah
itu ke dalam benak siswa.
alternatif sumber belajar yang dapat digunakan siswa,
khususnya
berkaitan
dengan
membantu
Nickson
siswa
dengan
(dalam
mengemukakan
membangun
Hudojo,
bahwa
2001)
pembelajaran
pemahaman mengenai soal-soal matematika
matematika dalam pandangan konstruktivisme
berbahasa Inggris.
adalah membantu siswa untuk membangun
Berkaitan pemahaman
dengan
siswa
membangun
mengenai
soal-soal
konsep-konsep kemampuannya
matematika berbahasa Inggris, kiranya perlu
internalisasi
diperhatikan
terbangun
bagaimana
pandangan
konstruktivis berikut. Menurut pandangan konstruktivis (Tresna dalam Anggriamurti, 2010),
pengetahuan
matematika
dibentuk
matematika sendiri
sehingga kembali
dengan
melalui
proses
konsep-konsep melalui
itu
transformasi
informasi untuk menjadi konsep baru. Langkah-langkah konstruktivisme
dalam
penerapan
teori
pelaksanaan
melalui tiga prinsip dasar berikut.
pembelajaran di kelas (Nurhadi, 2003) adalah:
1) Pengetahuan tidak diterima secara pasif;
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
pengetahuan
dibentuk
atau
ditemukan
secara aktif oleh siswa. 2) Siswa
mengkonstruksi
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring pengetahuan
matematika baru melalui refleksi terhadap aksi-aksi yang dilakukan baik yang bersifat fisik maupun mental. 3) Belajar merefleksikan suatu proses sosial yang di dalamnya siswa terlibat dalam 84
(activating knowledge). knowledge) dilakukan secara keseluruhan, tidak dalam paket-paket terpisah-pisah. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) dapat dilakukan siswa dengan cara menyelidiki dan menguji semua hal
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia yang memungkinkan dari pengetahuan baru
kegiatan
itu.
(Depdiknas, 2008) dapat dikategorikan sebagai
4) Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh
dengan
cara
(applying
knowledge)
menggunakannya
secara
otentik melalui problem solving. 5) Melakukan
refleksi
pembelajaran.
Sumber
belajar
berikut. a. Tempat atau lingkungan alam sekitar b. Benda c. Orang
(reflecting
on
knowledge).
d. Bahan e. Buku f. Peristiwa dan fakta
2. Sumber Belajar, Bahan Ajar, dan LKS Bilingual
antara lain adalah menyediakan bahan ajar
Sumber belajar merupakan informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam
belajar
kurikulum.
Bahan ajar disusun dengan tujuan
sebagai
perwujudan
dari
Bentuknya tidak terbatas dalam
bentuk cetakan, video, format perangkat lunak, atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru (Depdiknas, 2008). Menurut Association for Educational Communications and Technology (dalam Depdiknas, 2008), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun secara terpadu untuk kepentingan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Berdasarkan batasan-batasan di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa sumber belajar adalah segala bentuk sumber informasi yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa jenis sumber belajar yang dapat digunakan guru untuk menunjang
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa; membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh; dan memudahkan guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
(Depdiknas, 2008). Tujuan penyusunan bahan ajar di atas dapat dikembangkan guru sesuai dengan
kebutuhan
proses
pembelajaran,
misalnya untuk membantu kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep, menggunakan konsep, atau memecahkan masalah. Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan 85
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 ajar pandang dengar (audio visual) seperti
menyelesaikan soal matematika berbahasa
video compact disk, film.
Inggris.
Bahan ajar
Fokus
LKS
ini
pada soal-soal
multimedia interaktif (interactive teaching
matematika berbahasa Inggris. Dengan LKS
material) seperti CAI (Computer Assisted
ini
Instruction), compact disk (CD) multimedia
pengetahuan mereka sendiri secara mandiri
pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis
melalui
web
menuntun
(web
based
learning
materials)
(Depdiknas, 2008).
siswa
diharapkan
kegiatan-kegiatan mereka
pengetahuan
LKS menurut Indrianto (1998) adalah
dapat
menyelesaikan
untuk
yang
membangun yang
dapat
mengkonstruksi dipelajari
dan
yang
harus
soal-soal
lembar kerja siswa yang berisi pedoman bagi
dikerjakan. Soal matematika berbahasa Inggris
siswa
yang
disajikan secara utuh tanpa alihbahasa dalam
mencerminkan keterampilan proses
agar
bahasa Indonesia.
siswa
atau
untuk
melakukan
memperoleh
kegiatan
pengetahuan
keterampilan yang perlu dikuasainya. LKS
Struktur LKS, secara umum adalah sebagai berikut:
(student worksheet) adalah lembaran-lembaran
o
Judul
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
o
Petunjuk belajar (petunjuk siswa)
LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-
o
Kompetensi yang akan dicapai
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
o
Informasi pendukung
Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
o
Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
kegiatan
o
Penilaian
harus
jelas
kaitannya
dengan
kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas, 2008). Untuk mengerjakan tugas-tugas dalam sebuah
LKS,
siswa dapat
dikembangkan
dalam
penelitian ini dinamakan LKS Bilingual. LKS Bilingual dimaksudkan sebagai LKS yang menggunakan
dwibahasa,
matematika diuraikan bahwa mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMA/MA
terkait dengan materi tugasnya. yang
Dalam Standar Isi mata pelajaran
menggunakan
dengan buku lain atau referensi lain yang LKS
3. Pembelajaran Matematika di SMA
yaitu
bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Penggunaan dwibahasa dalam LKS Bilingual ini terutama pada petunjuk atau tugas yang diberikan, yakni berkaitan dengan upaya membantu siswa
meliputi
aspek-aspek
Logika,
Aljabar,
Geometri , Trigonometri, Kalkulus, Statistika dan Peluang. Tuntutan Standar Isi mata pelajaran matematika dalam keenam aspek mata
pelajaran
matematika
pada
satuan
pendidikan SMA/MA di atas dijabarkan lebih lanjut menjadi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Selanjutnya, SK dan KD itu menjadi arah dan landasan untuk
86
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia mengembangkan pembelajaran,
materi dan
pokok,
indikator
kegiatan pencapaian
(pendahuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
kompetensi untuk penilaian. Dalam
Pelaksanaan
adalah
kegiatan
implementasi dari RPP. Dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu diperhatikan
pendahuluan, guru menyiapkan siswa secara
Standar Proses dan Standar Penilaian. Standar
psikis dan fisik untuk mengikuti proses
Proses
pembelajaran,
diatur
Pendidikan
merancang
pembelajaran
dengan
Nasional
Peraturan Republik
Menteri Indonesia
mengajukan
pertanyaan,
menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD
Nomor 41 Tahun 2007 sedangkan Standar
yang
Penilaian diatur dengan Peraturan Menteri
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
Pendidikan
sesuai
Nasional
Republik
Indonesia
akan
dicapai,
dan
menyampaikan
silabus. Kegiatan inti menggunakan
Nomor 20 Tahun 2007. Dalam Standar Proses
metode yang disesuaikan dengan karakteristik
diuraikan
proses
siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi
pembelajaran meliputi silabus dan rencana
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama
bahwa
perencanaan
Silabus
sebagai acuan pengembangan RPP memuat
dengan
identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
melakukan
SK,
kegiatan
memberikan umpan balik terhadap proses dan
pencapaian
hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
tindak lanjut, dan/atau memberikan tugas baik
sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus
tugas, sesuai dengan hasil belajar siswa, dan
untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
menyampaikan rencana pembelajaran per-
dalam upaya mencapai KD. RPP disusun
temuan berikutnya.
KD,
materi
pembelajaran,
pembelajaran, indikator
untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam
satu
penilaian
rangkuman,
dan/atau
refleksi,
Berdasarkan uraian di atas dirumuskan
lebih.
hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai
identitas
mata
berikut. “Penggunaan LKS Bilingual dalam
pelajaran (satuan pendidikan,kelas, semester,
pembelajaran matematika di kelas X-C SMA
program/ program keahlian, mata pelajaran
Negeri 1 Muara Enim dapat meningkatkan
atau tema pelajaran, jumlah pertemuan), SK,
kemampuan
KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan
matematika berbahasa Inggris.”
RPP
pertemuan
membuat
atau
Komponen
kali
siswa
adalah
siswa
menyelesaikan
soal
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran
B. Metode Penelitian
87
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-
instrumen penelitian, yaitu LKS Bilingual,
C SMA Negeri 1 Muara Enim. Jumlah siswa
lembar observasi, angket, dan soal tes. Pada
di kelas ini adalah 34 orang, 8 orang laki-laki
tahap formative study, penulis melakukan self
dan 26 orang perempuan. Penelitian ini
evaluation terhadap hasil desain instrumen
berlangsung selama lebih kurang 10 bulan.
penelitian. Kemudian, secara paralel dilakukan
Penelitian dimulai pada bulan Januari s.d.
tinjauan pakar, validasi oleh teman sejawat,
Oktober 2010.
dan one-to-one dengan siswa. Proses ini
Penelitian
ini menggunakan konsep
dilakukan
untuk
mendapatkan
validitas
penelitian tindakan kelas (classroom action
mengenai isi (content), konstruksi (construct),
research). Konsep penelitian tindakan kelas
dan bahasa. Selanjutnya, instrumen penelitian
yang
yang
ini, yaitu soal tes awal dan akhir siklus,
Taggart
diujicobakan dalam kelompok kecil (small
digunakan
berdasarkan
dikembangkan oleh
Kemmis
teori &
(dalam Kunandar, 2008; Muslich, 2009; dan
group).
Depdiknas, 2005). Sesuai dengan konsep
menggunakan
analisis
Kemmis & Mc. Taggart di atas, prosedur
mengetahui
tingkat
penelitian ini meliputi kegiatan pokok, yaitu
reliabilitasnya.
perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan
(observing),
dan
refleksi
(reflecting). penyusunan
atau
dimulai pengembangan
soal
untuk
validitas
dan
Pengujian validitas soal tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara
LKS
korelasi antara skor soal tes dengan skor total
dalam
prosedur
penelitian
pengembangan (development research) seperti yang dikembangkan oleh Tessmer (1998) dan Zulkardi (2002). Tahapan yang dilakukan penulis adalah: 1) tahap preliminary study meliputi persiapan dan pendesainan, dan 2) tahap formative study meliputi self evaluation, expert review, one-to-one, dan small group.
88
butir
dengan
yang digunakan untuk menghitung koefisien
tes dilakukan dengan mengadaptasi sebagian
tahap
menyiapkan
dianalisis
dengan
Bilingual, lembar observasi, angket, dan soal
Pada
tes
skor soal tes dengan skor total tes. Rumus
Perencanaan
langkah
Soal
preliminary bahan-bahan
study dan
penulis
mendesain
tes adalah:
x x
i
rit
i
xt 2
xt
2
Keterangan:
rit
= koefisien korelasi antara skor butir soal
dengan skor total tes
x
i
= jumlah kuadrat deviasi skor dari xi
x
t
= jumlah kuadrat deviasi skor dari xt
(Djaali dan Muljono, 2008).
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia Untuk mengetahui tingkat ketepatan
belajar siswa dan hasil-hasil kerja siswa pada
dan keajekan skor tes digunakan analisis
LKS Bilingual.
reliabilitas
mengetahui
mengumpulkan data mengenai pendapat siswa
koefisien reliabilitas soal tes bentuk uraian
tentang kompetensi atau materi pelajaran
digunakan rumus koefisien Alpha, yaitu:
matematika,
skor
tes.
Untuk
2 k si rii 1 2 k 1 st
membantu
matematika
berbahasa
siswa
menyelesaikan
pengembangan
instrumen
penelitian
menggunakan metode walk through.
k = cacah butir
Analisis data penelitian menggunakan
si2 = varian skor butir
teknik analisis deskriptif. Untuk memvalidasi
st2 = varian skor total
data penelitian digunakan triangulasi data,
(Djaali dan Muljono, 2008)
Untuk menginterpretasikan koefisien umumnya
digunakan
ketentuan berikut. Bahwa apabila rii
sama
dengan atau lebih dari 0,70 berarti tes hasil belajar yang diuji reliabilitasnya memiliki
yakni membandingkan atau mencocokkan data-data
penelitian
yang diperoleh dari
beberapa teknik pengumpulan data. Deskripsi skor/nilai tes hasil belajar, menggunakan kategori: Skor Rata-rata
Kategori
kurang dari 0,70 berarti tes hasil belajar yang
80 – 100
Sangat Baik
diuji
belum
66 – 79
Baik
memiliki reliabilitas yang tinggi (Sudijono,
56 – 65
Cukup Baik
2009).
40 – 55
Kurang Baik
0 – 39
Gagal
reliabilitas yang tinggi, sebaliknya apabila rii reliabilitasnya
dinyatakan
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode
tes
soal
matematika berbahasa Inggris. Khusus untuk
rii = koefisien reliabilitas tes
pada
soal
Inggris, dan penggunaan LKS Bilingual untuk
Keterangan:
reliabilitas
Angket digunakan untuk
hasil
belajar,
observasi, dokumentasi, dan angket. Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada awal dan akhir siklus. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa selama tindakan. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
Sumber: Modifikasi dari Nasoetion (2007)
Deskripsi data hasil observasi aktivitas belajar siswa mengunakan kategori: Skor Rata-rata
Kategori
3,6 – 4
Sangat Baik
2,6 – 3,5
Baik
1,6 – 2,5
Cukup Baik
data mengenai foto dokumentasi aktivitas 89
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 0 – 1,5
Penyusunan dan perancangan bahan
Kurang Baik
ajar/LKS Bilingual, lembar observasi, angket,
Sumber: Hasil analisis
Indikator keberhasilan dalam penelitian
dan soal tes dilakukan sesuai dengan tahapan
ini adalah meningkatnya kemampuan siswa
dalam prosedur penelitian pengembangan
Kelas X-C SMA Negeri 1 Muara Enim dalam
sebagaimana dikemukakan dalam bab III. Pada
menyelesaikan soal matematika berbahasa
tahap preliminary study, penulis melakukan
Inggris dengan pencapaian kriteria ketuntasan
persiapan
minimal (KKM) mata pelajaran matematika
menganalisis materi pembelajaran dan materi
sebesar 75% oleh sekurang-kurangnya 80%
ajar berdasarkan KD yang digunakan, yaitu
siswa. Hal ini diukur pada tiap akhir siklus
“5.4 Melakukan manipulasi aljabar dalam
penelitian.
perhitungan teknis yang berkaitan dengan
dan
pendesainan,
termasuk
perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas C. Hasil Penelitian Siklus I
trigonometri.”
Kegiatan penelitian pada siklus I dimulai sejak penyusunan proposal penelitian
Hasil
analisis
materi
pembelajaran atau materi ajar terhadap KD di atas duraikan berikut ini.
sampai dengan refleksi akhir siklus I. Kegiatan ini berlangsung dalam kurun waktu Januari
Manipulasi aljabar dalam perhitungan
s.d. September 2010. Pada perencanaan penelitian, penulis 1) Menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Dasar
(KD)
yang
akan
digunakan dalam penelitian 2) Menyusun
Silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Merancang bahan ajar/LKS Bilingual 4) Merancang lembar observasi 5) Merancang angket 6) Merancang soal tes 7) Merancang pembagian kelompok siswa secara heterogen 8) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang diperlukan 90
teknis yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri.
melakukan kegiatan: Kompetensi
Materi Pembelajaran:
Materi Ajar:
Ukuran sudut dalam ukuran radian Ukuran sudut dalam ukuran derajat Soal cerita berkaitan dengan sudut dan pengukurannya
Penggunaan perbandingan trigonometri dalam penyelesaian soal matematika
Penggunaan perbandingan trigonometri dalam pemecahan masalah matematika
Perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia
Perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi
untuk
menetukan
nilai
perbandingan trigonometri suatu sudut
Penggunaan
aturan
kosinus
untuk
menentukan panjang sisi atau besar
Soal cerita berkaitan dengan penggunaan aturan kosinus
Luas segitiga dengan menggunakan perbandingan trigonometri bangunnometri
dengan
memberikan
dan soal tes dalam penelitian ini adalah: 1) Bapak Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd., Dosen Program
Pascasarjana
Universitas
Sriwijaya, dan 2) Ibu Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si., Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
Universitas
Sriwijaya. Beberapa tinjauan atau masukan dari pakar/panelis dikemukakan sebagai berikut.
Penulis menyusun atau merancang bahan ajar/LKS Bilingual, lembar observasi, angket, dan soal tes yang akan digunakan dalam penelitian. Penyusunan silabus dan RPP ini sesuai dengan panduan dalam Standar sebagaimana
ditetapkan
dengan
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007. penilaian
sendiri
atau
Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd. mengemukakan bahwa perubahan format lembar observasi disesuaikan dengan banyak siswa pada kelas X.C. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si. mengemukakan bahwa perlu ditambahkan teori konstruktivisme dalam pembelajaran matematika pada bab II dan langkah-langkah
Pada tahap formative study, penulis self
evaluation terhadap hasil rancangan bahan ajar/LKS Bilingual, lembar observasi, angket, dan soal tes. Hasil penilaian sendiri terhadap rancangan bahan ajar/LKS Bilingual, lembar observasi, angket, dan soal tes dinamakan prototype I.
pembelajaran
sesuai
dengan
teori
konstruktivisme dalam pembelajaran pada LKS
Bilingual.
mengemukakan penggunaan
soal
Herry perlu uraian
Wijaya,
M.Pd.
diperbanyak pada
kegiatan
pelatihan soal setelah siswa mengerjakan LKS Bilingual.
Dra.
Qonatira,
M.Pd.
mengemukakan perlu perbaikan istilah pada
Selanjutnya,
prototype
I
diajukan
kepada pakar dan panelis untuk mendapatkan tinjauan
yang
ajar/LKS Bilingual, lembar observasi, angket,
perbandingan
trigonometri
melakukan
Pakar
tinjauan (review) terhadap rancangan bahan
Program
datar
menggunakan
Proses
review.
Program Studi Pendidikan Matematika
sudut pada suatu segitiga
Luas
expert
dan
atau
penilaian
serta
LKS Bilingual dari ‘What is can used’ menjadi ‘What can be used’; dari ‘...assumed is more easy to finished’ menjadi ‘...assume easier to
saran/komentar untuk perbaikan dalam tahap 91
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 finish’, dan pada soal tes dari ‘Express....’ menjadi ‘Determine....’.
Kegiatan penelitian ini dilanjutkan dengan mengujicobakan instrumen penelitian
Secara bersamaan dengan tahap expert
pada kelompok kecil (small group). Instrumen
review, penulis juga melaksanakan one-to-one.
penelitian yang diujicobakan adalah soal tes
Kegiatan ini melibatkan seorang siswa sebagai
awal dan
tester untuk memberikan komentar, penilaian,
dilaksanakan di kelas X yang lain di SMA
atau saran mengenai keterbacaan prototype I
Negeri 1 Muara Enim pada tahun pelajaran
rancangan bahan ajar/LKS Bilingual, lembar
2009/2010, yaitu kelas X.A dengan jumlah
observasi, angket, dan soal tes. Siswa yang
siswa 31 orang. Hasil ujicoba soal tes
menjadi tester pada tahap one-to-one dalam
awal/akhir siklus pada kelas X.A di atas
penelitian ini adalah Agung Fitraharizka, siswa
menunjukkan bahwa dari 5 soal tes awal/akhir
kelas X.A SMA Negeri 1 Muara Enim pada
siklus I, soal nomor 1 s.d. 3 tidak valid (rhitung
tahun pelajaran 2009/2010. Menurut tester,
berturut-turut 0,063; 0,181; dan 0,149 < rtabel
pada LKS Bilingual, maksud soal dapat
dengan N = 31 dan α = 0,05 yaitu 0,355) dan
dimengerti.
kunci
nomor 4 dan 5 valid (rhitung berturut-turut 0,707
(keywords) sangat efektif. Pemberian gambar
dan 0,833). Soal tes akhir siklus II sejumlah 5
perlu diberikan agar maksud soal bisa lebih
soal, soal nomor 1, 2, 4, dan 5 valid (rhitung
dipahami.
tester
berturut-turut 0,621; 0,371; 0,818; dan 0,840)
mengatakatan bahwa pertanyaan dalam angket
dan soal nomor 3 tidak valid (rhitung 0,062).
tepat digunakan sehingga dapat mengetahui
Soal tes akhir siklus III sejumlah 5 soal
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal.
semuanya valid (rhitung berturut-turut o,636;
Pemberian
Mengenai
kata-kata
angket,
tes akhir siklus. Ujicoba ini
Berdasarkan pertimbangan penulis dan
0,674; 0,718; 0,731; dan 0,534). Soal yang
hasil konsultasi dengan dosen pembimbing,
valid digunakan sebagai soal tes sedangkan
beberapa saran disetujui, termasuk dalam hal
soal yang tidak valid dibuang. Dengan
ini adalah saran pembimbing tesis agar soal tes
demikian, tes awal/akhir siklus I terdiri dari 2
awal disamakan dengan soal tes akhir siklus I.
soal, tes akhir siklus II terdiri dari 4 soal, dan
Beberapa saran lain tidak disetujui untuk
tes akhir siklus III terdiri dari 5 soal.
dilaksanakan. Perbaikan terhadap prototype I
Untuk mengetahui tingkat ketepatan
rancangan bahan ajar/LKS Bilingual, lembar
dan keajekan skor tes digunakan analisis
observasi, angket, dan soal tes disajikan dalam
reliabilitas soal tes. Melalui analisis, diperoleh
tabel berikut ini. Hasil perbaikan terhadap
data bahwa koefisien reliabilitas untuk tes
prortotype I ini dinamakan prototype II.
awal/akhir siklus I adalah 0,184, untuk tes hasil belajar II adalah 0,206, dan untuk tes
92
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia akhir siklus III adalah 0,700. Hal ini memberi
digunakan LKS Bilingual untuk membantu
pengertian bahwa soal tes awal/akhir siklus I
siswa
dan akhir siklus II belum memiliki reliabilitas
matematika berbahasa Inggris.
yang tinggi sedangkan tes akhir siklus III sudah memiliki reliabilitas yang tinggi.
dalam
menyelesaikan
Guru
soal-soal
mengawali
kegiatan
pembelajaran dengan memberikan motivasi
Penulis mendistribusikan para siswa
tentang kegunaan konsep-konsep trigonometri,
kelas X.C SMA Negeri 1 Muara Enim pada
baik dalam mata pelajaran matematika, mata
tahun
pelajaran lain, maupun dalam kehidupan
pelajaran
2010/2011
kelompok-kelompok
belajar.
ke
dalam
Terdapat
8
sehari-hari. Selanjutnya, guru memberikan
kelompok belajar yang proporsional dan
apersepsi mengenai konsep-konsep segitiga.
heterogen.
Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun
dan menuliskan judul materi ajar yang dipelajari pada hari itu.
pelajaran 2010/2011, tepatnya dari tanggal 27
Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa
September s.d. 2 Oktober 2010. Dengan
belajar bersama dalam kelompok. Mereka
beberapa pertimbangan, misalnya efisiensi
mengeskplorasi
waktu,
penulis
dan saling mengelaborasi pemahaman mereka
melaksanakan tindakan penelitian ini pada
tentang materi ajar yang dibahas dalam
semester
kelompok. Siswa juga bekerja dan berdiskusi
biaya, 1
dan
tahun
tenaga,
pelajaran
2010/2010.
Menurut perencanaan semula pelaksanaan
dalam
tindakan ini akan dilaksanakan pada semester
mereka.
2 tahun pelajaran 2009/2010 dengan KD 5.1 Melakukan
manipulasi
aljabar
kemampuan masing-masing
kelompok
maupun
antarkelompok
Pembelajaran matematika pada kelas
dalam
X.C SMA Negeri 1 Muara Enim, seperti juga
perhitungan teknis yang berkaitan dengan
pembelajaran di kelas-kelas lainnya di sekolah
perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas
ini, umumnya menggunakan bahasa Inggris
trigonometri.
sebagai
bahasa
tambah
bagi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan
pengantar. kurikulum
Sebagai sekolah,
nilai dalam
dilakukan secara bersamaan dalam kegiatan
pembelajaran matematika juga diberikan soal-
pembelajaran di kelas X.C SMA Negeri 1
soal matematika berbahasa Inggris. Untuk
Muara Enim. Penulis mengelola pembelajaran
menyelesaikan
sesuai
proses
berbahasa Inggris, digunakan LKS Bilingual.
dipersiapkan
Siswa mengerjakan LKS ini secara bersama-
dengan
pembelajaran
yang
perencanaan sudah
sebelumnya. Dalam kegiatan pembelajaran
soal-soal
matematika
sama dalam kelompok. 93
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa
aktif
dalam
belajar.
akhir siklus I sebanyak dua butir soal, sama
Mereka
dengan soal tes awal yang mereka kerjakan
menggunakan LKS Bilingual, bertanya dengan
sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus I.
teman mereka dalam kelompok, bertanya
Siswa bekerja secara individu, tidak lagi
jawab dengan guru, menanggapi pendapat
bekerja dalam kelompok seperti ketika mereka
temannya, dan menyelesaikan tugas atau soal
berdiskusi
yang diberikan. Aktivitas belajar siswa, yaitu
menyelesaikan tugas atau soal matematika
keaktifan
menggunakan
keaktifan
bertanya,
dan
bekerja
kelompok
untuk
LKS
Bilingual,
berbahasa Inggris. Hasil tes awal pada siklus I
keaktifan
menjawab
menunjukkan bahwa banyak siswa yang tuntas
pertanyaan,
keaktifan
mengemukakan/
atau mencapai kriteria ketuntasan minimal
menanggapi
pendapat,
dan
keaktifan
(KKM) 75% berdasarkan hasil tes awal adalah
mengerjakan tugas, rataan cukup bervariasi
15 orang (44%). Selebihnya, yakni sebanyak
dan termasuk kategori baik. Skor rata-rata
19 orang (56%) belum tuntas atau belum
untuk seluruh aktivitas belajar siswa pada
mencapai KKM.
siklus I adalah 3,04.
Selanjutnya,
Selama pelaksanaan tindakan, siswa menggunakan
terhadap hasil kerja siswa pada LKS Bilingual, dapat dirangkum beberapa hal berikut. Secara
pembelajaran dalam rangka membantu proses
umum, siswa dapat menyelesaikan soal-soal
belajar mereka. Guru mengelola pembelajaran
berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
dengan mengaktifkan proses belajar siswa
(IPK) nomor 1 s.d. 7 dengan baik. Soal
melalui berbagai metode pembelajaran, seperti
kategori mudah (berdasarkan IPK nomor 1 dan
tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok,
2) umumnya dapat diselesaikan dengan baik
penugasan, dan presentasi. Guru memberikan
oleh sebagian besar siswa. Soal kategori
kesempatan luas bagi siswa untuk membangun
sedang (berdasarkan IPK nomor 3, 4, dan 7)
sendiri pemahamannya dan untuk menguasai
dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa
kompetensi yang diharapkan, terutama dalam
lebih
menyelesaikan
tugas
berbahasa
Bilingual
analisis
dalam
matematika
LKS
berdasarkan
dari
70%).
Soal
kategori
sukar
atau
soal-soal
(berdasarkan IPK nomor 5 dan 6) dapat
Inggrias.
Mereka
diselesaikan dengan baik oleh siswa kurang
belajar matematika dengan mengikuti langkah demi langkah pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme.
dari 50%. Pencapaian KKM berdasarkan hasil tes akhir siklus I menunjukkan bahwa terdapat 27
Pada akhir siklus I, siswa mengikuti tes
orang (79%) yang sudah tuntas atau mencapai
akhir siklus. Mereka mengerjakan soal tes
KKM sedangkan 7 orang (21%) lagi belum
94
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia tuntas atau belum mencapai KKM. Tampak
menyelesaikan
soal-soal
matematika
bahwa indikator keberhasilan penelitian ini
berbahasa Inggris dengan lebih mudah.
belum tercapai, yakni minimal terdapat 80%
Beberapa catatan hasil pengamatan
siswa yang dapat mencapai KKM sebesar
oleh observer juga mengungkapkan bahwa
75%. Walaupun demikian, hasil tes akhir
siswa
siklus I sudah menunjukkan kemajuan yang
dibandingkan
cukup berarti dalam proses dan hasil belajar
sebelumnya.
siswa, terutama mengenai kemampuan siswa
menggunakan
menyelesaikan
pertanyaan, dan mengerjakan tugas.
soal-soal
matematika
berbahasa Inggris.
dapat
belajar
dengan
dengan Siswa LKS
lebih
mereka
tampak
belajar
aktif
Bilingual,
aktif dalam
menjawab
Siswa mengalami proses pemerolehan
Sebagai bahan refleksi pada akhir
pengetahuan baru yang dilakukan secara
siklus I dapat dikemukakan beberapa hal
keseluruhan
berikut ini. Pertama, melalui pengerjaan LKS
kelompok. Mereka juga telah menunjukkan
Bilingual, siswa mulai terbiasa menyelesaikan
upaya memahami pengetahuan baru itu dengan
tugas atau soal matematika berbahasa Inggris.
cara
Pada penggunaan LKS Bilingual, siswa dapat
berkolaborasi dengan temannya. Siswa juga
mulai
menerapkan pengetahuan dan pengalaman
belajar
pengetahuan
dengan
yang
sama
mengeksplorasi,
dalam
dan
yang diperoleh dengan cara menggunakannya
melalui penggalian kembali informasi atau
dalam pemecahan masalah atau soal-soal
pengetahuan
matematika berbahasa Inggris.
ketika
mereka
menyelidiki,
kerja
kuasai
itu
sudah
mengaktifkan
melalui
mereka
mulai
mengerjakan tugas atau soal. LKS Bilingual
Pada siklus I, masih tampak beberapa
yang memuat soal-soal matematika berbahasa
hal yang perlu mendapat perhatian untuk
Inggris juga dapat memotivasi belajar siswa.
ditindaklanjuti pada siklus II. Keaktifan siswa
Menurut Bilingual
dapat
siswa
penggunaan
membiasakan
LKS
dalam bertanya dan mengemukakan atau
mereka
menanggapi pendapat masih belum optimal.
mengerjakan soal-soal matematika berbahasa
Di
samping
itu,
kemampuan
siswa
Inggris. Di samping itu, penggunaan soal-soal
merefleksikan pembelajaran mereka, baik
matematika berbahasa Inggris dalam bilingual
secara lisan maupun secara tertulis, juga belum
dapat memotivasi dan membuat mereka
optimal.
bertambah semangat dalam belajar. Secara umum, siswa menyatakan bahwa penggunaan LKS
Bilingual dapat
membantu mereka
D. Hasil Penelitian Siklus II Perencanaan pada siklus kedua dimulai dengan beberapa perubahan. Perubahan itu 95
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 terutama untuk mengatasi beberapa kelemahan
Bilingual untuk membantu menyelesaikan
yang masih tampak selama pelaksanaan
soal-soal matematika berbahasa Inggris. Guru
tindakan
berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan
pada
siklus
I.
Untuk
lebih
mengaktifkan siswa bertanya, mengemukakan
motivator selama proses pembelajaran.
pendapat, atau menanggapi pendapat, guru
Untuk
lebih
mengoptimalkan
lebih mengoptimalkan teknik tanya jawab
berkembangnya
pada awal kegiatan pembelajaran. Di samping
mengemukakan pendapat, atau menanggapi
itu,
pendapat orang lain dalam pembelajaran
presentasi
hasil
kerja
atau
diskusi
aktivitas
kelompok juga lebih dioptimalkan sehingga
matematika,
siswa memperoleh kesempatan yang lebih luas
belajar siswa dengan menggunakan berbagai
untuk
dan
metode pembelajaran. Siswa difasilitasi belajar
berkomunikasi
secara individu, berpasangan, kelompok, atau
berkomunikasi
antarkelompok,
antarsiswa
maupun
dengan guru.
guru
bertanya,
memfasilitasi
kegiatan
klasikal.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II
Setelah bekerja sama dan berdiskusi
dilakukan sesuai dengan perencanaan semula
dalam kelompok, siswa mempresentasikan
dengan disertai beberapa perubahan atau revisi
hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas.
rencana tindakan. Pertemuan pada siklus II
Aktivitas
juga berlangsung selama tiga pertemuan atau
meningkat jika dibandingkan dengan aktivitas
tatap muka. Kegiatan ini berlangsung dalam
mereka pada siklus sebelumnya. Aktivitas
kurun waktu 4 s.d. 9 Oktober 2010.
bertanya dan mengemukakan/ menanggapi
belajar
siswa
tampak
lebih
Sesuai dengan perencanaan proses
pendapat masih menjadi aktivitas belajar siswa
pembelajaran dalam silabus dan RPP, guru
yang kurang begitu optimal jika dibandingkan
melaksanakan kegiatan awal atau pendahuluan
dengan
pembelajaran dengan memberikan motivasi
memang
tentang
penggunaan
kegunaan
beberapa
konsep
trigonometri yang dipelajari, baik dalam mata
aktivitas
belajar
mengalami LKS
lainnya.
kemajuan Bilingual,
Siswa dalam
menjawab
pertanyaan, dan mengerjakan tugas.
pelajaran matematika, mata pelajaran lain,
Skor rata-rata untuk seluruh aktivitas
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Guru
belajar siswa pada siklus II adalah 3,13. Skor
juga
ini termasuk kategori baik. Terjadi kemajuan
memberikan
apersepsi,
kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada bersama
kegiatan dalam
menggunakan 96
atau
inti,
siswa
kelompok. mengerjakan
secara
umum
berdasarkan
pengamatan
belajar
terhadap aktivitas belajar siswa. Namun secara
Mereka
khusus, aktivitas siswa dalam mengemukakan
LKS
pendapat atau menanggapi pendapat sedikit
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia mengalami penurunan. Pada siklus I skor rata-
pertanyaan, mengemukakan atau menanggapi
rata aktivitas siswa dalam mengemukakan
pendapat, dan mengerjakan tugas atau soal
pendapat atau menanggapi pendapat besarnya
sudah baik. Aktivitas belajar siswa mengalami
2,92 sedangkan pada siklus II skor rata-ratanya
kemajuan yang cukup berarti namun aktivitas
2,83. Walaupun demikian, aktivitas siswa
siswa
dalam
pendapat
mengemukakan
pendapat
atau
mengemukakan mengalami
atau
menanggapi
sedikit
penurunan.
menanggapi pendapat masih termasuk kategori
Walaupun demikian, aktivitas belajar siswa
baik.
sudah termasuk kategori baik. Berdasarkan analisis terhadap hasil
Menurut
pendapat
siswa,
LKS
kerja siswa pada LKS Bilingual selama siklus
Bilingual yang digunakan banyak membantu
II, dapat dirangkum beberapa hal berikut.
siswa
Secara umum, siswa dapat menyelesaikan
matematika berbahasa Inggris. Berikut ini
soal-soal berdasarkan indikator pencapaian
komentar
kompetensi (IPK) nomor 1 s.d. 4 dengan baik.
mengenai
Soal kategori sedang (berdasarkan IPK nomor
sebagaimana tercantum dalam angket yang
1, 3, dan 4) dapat diselesaikan dengan baik
ditulis siswa.
oleh sebagian (lebih dari 90%). Soal kategori
dalam
menyelesaikan
atau
pendapat
penggunaan
soal-soal
sebagian LKS
siswa
Bilingual,
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
sukar (berdasarkan IPK nomor 2) dapat
siswa
diselesaikan dengan baik oleh siswa lebih dari
bersemangat dalam belajar matematika dengan
60%.
menggunakan LKS Bilingual. Banyak siswa Pada akhir siklus II siswa mengikuti
tampak
berpendapat
lebih
bahwa
termotivasi
penggunaan
dan
LKS
tes. Tes ini berisi empat soal tes yang
Bilingual telah membantu dan membiasakan
berbentuk uraian. Dari 34 orang siswa,
mereka menyelesaikan soal-soal matematika
sebanyak 30 orang (88%) sudah tuntas atau
berbahasa Inggris. Seperti juga diungkapkan
mencapai KKM sedangkan sebanyak 4 orang
Windy Septitah Hariswanti dan Khoriyah di
(12%) lagi belum tuntas atau belum mencapai
atas, bahwa LKS Bilingual dapat dijadikan
KKM. Siswa yang belum tuntas diberi tugas
pedoman dasar untuk menyelesaikan soal-soal
untuk belajar dan berlatih lagi menyelesaikan
matematika berbahasa Inggris. Di samping itu,
soal-soal matematika berbahasa Inggris.
penggunaan keywords dalam LKS Bilingual
Refleksi pada akhir siklus II penelitian ini
dapat
dikemukakan
sebagai
berikut.
Aktivitas belajar siswa dalam menggunakan LKS
Bilingual,
bertanya,
juga dapat mempermudah siswa mengerjakan atau
menjawab
soal-soal
matematika
berbahasa Inggris.
menjawab 97
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa Kelas
kompetensi kunci agar setara dengan lulusan dari negara-negara maju.
X-C SMA Negeri 1 Muara Enim dalam
Pelaksanaan tindakan pada siklus I
menyelesaikan soal matematika berbahasa
penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dapat
Inggris dengan pencapaian kriteria ketuntasan
lebih aktif dalam belajar. Aktivitas belajar
minimal (KKM) mata pelajaran matematika
siswa terutama berkaitan dengan penggunaan
sebesar 75% oleh sekurang-kurangnya 80%
LKS
siswa. Berdasarkan data penelitian seperti
pertanyaan, mengemukakan atau menanggapi
diuraikan di atas, bahwa indikator penelitian
pendapat, dan mengerjakan tugas. Aktivitas
ini
belajar siswa mengalami kemajuan yang
sudah
tercapai,
penulis
penelitian
ini
pada
siklus
Beberapa
hal
tetap
perlu
ditingkatkan,
terutama
mengakhiri yang
terus
mengemukakan atau menanggapi pendapat
dengan
kemajuannya belum begitu optimal. Mereka belajar menyelesaikan soal-soal matematika berbahasa
E. Pembahasan soal-soal
Inggris
matematika
dalam
pembelajaran
matematika di SMA Negeri 1 Muara Enim suatu
upaya
dalam
rangka
mewujudkan sekolah ini menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Salah satu upaya ke arah
itu
adalah
menyelesaikan
dengan
melatih
soal-soal
siswa
matematika
berbahasa Inggris, baik soal yang dibuat sendiri oleh guru maupun soal yang diambil dari buku-buku matematika atau sumber lain dalam
bahasa
Inggris.
Pada
gilirannya,
diharapkan nanti mereka setelah menempuh pendidikan di sekolah ini dapat menjadi lulusan sekolah yang bertaraf internasional. Lulusan yang dimaksud bukan saja menguasai kompetensi-kompetensi sesuai dengan SNP namun 98
juga
Inggris,
termasuk
soal-soal
pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan
Pemberian
merupakan
menjawab
cukup berarti walaupun aktivitas bertanya dan
aktivitas belajar siswa secara keseluruhan.
berbahasa
bertanya,
kedua.
untuk
berkaitan
Bilingual,
menguasai
kompetensi-
tuntutan standar isi mata pelajaran matematika di
SMA
yang
dikembangkan masalah,
menghendaki keterampilan
membuat
menyelesaikan
model
masalah,
dan
perlunya memahami
matematika, menafsirkan
solusinya (Depdiknas, 2006). Melalui penggunaan LKS Bilingual dalam pembelajaran matematika, siswa belajar mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya. Hal ini sejalan dengan pendapat Carin (dalam Anggriamurti, 2010), bahwa dengan teori konstuktivisme, para siswa sebagai pebelajar tidak menerima begitu saja pengetahuan yang mereka dapatkan tetapi mereka secara aktif membangun pengetahuan secara individual. Dalam LKS Bilingual juga diberikan langkah-
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia langkah pembelajaran sesuai dengan teori
sesuai dengan apa yang mampu dan mau
konstruktivisme itu.
dilakukan oleh siswa.
Penggunaan LKS Bilingual dalam
Keberagaman yang
dimaksud adalah siswa menyadari bahwa
pembelajaran matematika juga merupakan
individunya
upaya guru untuk memperkaya sumber belajar
kelompok lain dan orang atau kelompok lain
bagi siswa. Selama ini, sumber belajar siswa
berbeda dengan individunya. Melalui diskusi
lebih banyak berupa buku teks atau buku
dan kerja kelompok, siswa berkolaborasi untuk
penunjang, atau LKS berbahasa Indonesia.
memadukan beragam pendapat masing-masing
Pemberian soal-soal matematika berbahasa
dalam menyelesaikan tugas atau soal yang
Inggris dan LKS Bilingual telah menambah
diberikan.
fasilitas sumber belajar bagi siswa dan membantu
mereka
membangun
sendiri
pengetahuan atau keterampilan baru mereka. Proses dan hasil belajar siswa pada
berbeda
dengan
orang
atau
Optimalisasi proses belajar siswa yang dilakukan
guru
pada
siklus
II
juga
dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan fokus pembelajaran ke arah ‘bagaimana
siklus I sudah baik, namun masih terdapat
mempelajari
sesuatu’.
beberapa hal yang belum begitu optimal. Hal
dikemukakan
Longworth
ini dapat dimaklumi mengingat belajar adalah
2010) bahwa kita perlu mengubah fokus kita
sebuah proses
yang memerlukan waktu,
dari ‘apa yang perlu dipelajari’ menjadi
tenaga, sarana, dan lain-lain. Upaya yang
‘bagaimana caranya untuk mempelajari’. Guru
dilakukan guru untuk membuat siswa dapat
telah berupaya mengoptimalkan proses belajar
belajar secara optimal perlu terus ditingkatkan.
dan
Pada siklus II, siswa diberi kesempatan
pembelajaran
Seperti
juga
(dalam Gasong,
matematika
dengan
menggunakan LKS Bilingual.
yang lebih luas untuk berkomunikasi dengan
Aktivitas
belajar
pelaksanaan
variasi
dan
mengalami kemajuan yang cukup berarti.
diberi
Melalui LKS Bilingual, siswa belajar untuk
kebebeasan untuk bertanya, mengemukakan
mengembangkan sendiri ‘cara belajar’ mereka.
pendapat, atau menanggapi pendapat. Hal ini
Langkah-langkah konstruktivisme dalam LKS
sejalan dengan pendapat Gasong (2010) yang
Bilingual memberikan kesempatan bagi siswa
mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam
untuk mengembangkan sendiri cara belajar
konstruktivistik
mereka.
menjawab
teknik
pertanyaan,
adalah
bertanya siswa
kebebasan
dan
keberagaman. Kebebasan yang dimaksud ialah kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan
Sejalan (dalam
dengan
Anggriamurti,
pada
selama
teman-teman atau dengan gurunya. Melalui penggunaan
tindakan
siswa
siklus
pendapat 2010)
II
Tresna mengenai 99
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 pandangan konstruktivis tentang pembentukan
Berdasarkan uraian di atas, dapat
pengetahuan matematika, dapat dikatakan
disimpulkan
bahwa penggunaan LKS Bilingual telah
Bilingual dalam pembelajaran matematika di
membantu
kelas X-C SMA Negeri 1 Muara Enim dapat
siswa
pengetahuan
mengkonstruksi
mereka.
sendiri
Pengetahuan
tidak
bahwa
meningkatkan
penggunaan
LKS
kemampuan
siswa
diterima secara pasif namun pengetahuan itu
menyelesaikan soal matematika berbahasa
mereka bentuk atau temukan sendiri secara
Inggris.
aktif.
penelitian
LKS
Bilingual
membantu
siswa
Indikator
keberhasilan
ini
adalah
dalam
meningkatnya
mengkonstruksi pengetahuan matematika baru
kemampuan siswa Kelas X-C SMA Negeri 1
melalui refleksi terhadap aksi-aksi
Muara
yang
Enim
dilakukan baik yang bersifat fisik maupun
matematika
mental.
pencapaian
Di
samping
itu,
siswa
belajar
dalam
menyelesaikan
berbahasa
Inggris
dengan
ketuntasan
minimal
kriteria
soal
merefleksikan suatu proses sosial yang di
(KKM) mata pelajaran matematika sebesar
dalamnya siswa terlibat dalam dialog dan
75% oleh sekurang-kurangnya 80% siswa
diskusi baik dengan diri mereka sendiri
tercapai. Banyaknya siswa yang mencapai
maupun dengan orang lain, termasuk guru,
KKM di atas, pada siklus I sebanyak 79% dan
sehingga
pada siklus II sebanyak 88%.
mereka
berkembang
secara
intelektual. Hasil-hasil belajar siswa, baik secara
kualitatif
hasil
penelitian
dan
kuantitatif,
kesimpulan di atas, beberapa saran penulis
berarti.
sampaikan sebagai berikut. LKS Bilingual
Walaupun demikian, beberapa aspek dalam
kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu
proses dan hasil belajar siswa tetap perlu terus
sumber belajar yang dapat memberikan siswa
dikembangkan atau dioptimalkan.
kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri
mengalami
maupun
Berdasarkan
peningkatan
yang
Siswa menyatakan bahwa penggunaan
pengetahuannya.
Bilingual
dan
ataupun guru mata pelajaran lain, dapat
mempermudah mereka dalam menyelesaikan
menggunakan atau mengembangkan LKS
soal-soal
Inggris.
Bilingual ini dalam kegiatan pembelajaran
Penggunaan kata-kata kunci (keywords) dalam
pada mata pelajaran yang diampu. Penelitian
LKS itu menjadi salah satu alasannya.
tindakan dengan menerapkan penggunaan
Penggunaan LKS ini juga menumbuhkan
LKS Bilingual ini dapat dijadikan motivasi
kebiasaan mereka untuk menyelesaikan soal-
bagi
soal matematika berbahasa Inggris.
profesinya.
F. Penutup 100
DAFTAR PUSTAKA
LKS
dapat
matematika
membantu berbahasa
guru
lain
Para
untuk
guru
matematika,
mengembangkan
Zuraidah, Peningkata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Bahasa Indonesia Mengatasi Anggriamurti,
Ranty
Aditya.
2010.
Pendekatan
ads/
Konstruktivis
MODEL_PEMBELAJARAN_KONS
untuk Meningkatkan Penalaran Logis Siswa
Kelas
XII SMA
dengan Pokok Bahasan Tranformasi Geometri),(http://matematika.upi.edu/ index.php/penerapan-pendekatanmatematika-realistik-untukterhadap-konsep-bilangan-bulatpenelitian-tindakan-kelas-terhadapsiswa-kelas-vii-e-smp-2-banjarankab-bandung/ diakses 27 Mei 2010). Depdiknas. 2005. Matematika 3. Materi Pelatihan
Terintegrasi.
Jakarta:
Direktorat
Pendidikan
Lanjutan
Pertama
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. ________. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Pembinaan
2010). Hudojo,
H.
2001.
Common
Pengembangan
Textbook
Kurikulum
dan
Pembelajaran Matematika, Penerbit JICA, Malang. Indrianto, Lis. 1998. Pemanfaatan Lembar
meningkatkan-pemahaman-siswa-
Direktorat
TRUKTIVISTIK.doc diakses 26 Mei
BPI 2
Bandung (Suatu Penelitian Deskriptif
Pembelajaran,
(http://www.gerejatoraja.com/downlo
Pembelajaran Tranformasi Geometri dengan
Masalah
Sekolah
Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Djaali dan Muljono, Puji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Penerbit PT Grasindo, Jakarta. Gasong, Dina. 2010. Model Pembelajaran
Kerja
Siswa
dalam
Matematika
Pengajaran
sebagai
Peningkatan
Prestasi
Matematika.
Semarang:
Upaya Belajar IKIP
Semarang. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas
sebagai
Pengembangan Profesi Guru. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu
Mudah
(Classroom
Action
Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Jakarta:
Bumi
Aksara. Nasoetion,
Noehi,
dkk.
Pembelajaran
2007.
Evaluasi
Matematika.
Universitas Terbuka, Jakarta. Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Taeching and Learning) dan
Penerapannya
dalam
KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Konstruktivistik sebagai Alternative 101
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6. NO. 1 JULI 2012 Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007
tentang
Standar
Penilaian
Pendidikan
Nasional
Pendidikan. Peraturan
Menteri
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Penerbit
PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta. Tessmer,
Martin.
1998.
Palnning
and
Conducting Formative Evaluations Improving the Quality of Education and Training. Kogan Page Ltd., London. Zulkardi.
2002.
Developing
Environment
Learning
on
Mathematics Indonesian
a
Realistic
Education Student
Disertasi,
for
Teachers.
(http://projects.
edte.utwente.nl/cascade/imei/dissertat ion/disertasi/html Desember 2009).
102
diakses
22