Ambassadors of a
WORLDWIDE BROTHERHOOD MEDITASI 4: BAPA DAN DUA ANAK • LECTIO / BACAAN: (LUKE 15:11 – 32) 11
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpahlimpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 25
Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
• MEDITATIO / PERMENUNAGN DAN LATAS BELAKANG DARI TEKS 1. Kisah ini merupakan salah satu dari sejumlah perumpamaan yang mucul dalam Perjanjian Baru. Perumpamaan ini merupakan salah satu yang paling tekernal yang mana menginspirasi banyak seniman. Tentu saja yang paling terkenal adalah lukisan Rembrant tentang Kembalinya Anak yag hilang. Dalam Injil Lukas kita melihat beberapa kisah perumpamaan yang berbeda. Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan agar pendengar melihat dan menghayati setiap aspek kehidupan ini melalui jalan yang berbeda-beda pula.
Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
1
Sebagaimana dalam semua perumpamaan, ada kemiripan antara situasi pendengar dan karakter dari kisah perumpamaan tersebut. Dengan kata lain, Yesus menghendaki agar para pendengarNya bisa mengidentifikasikan diri dengan karakter dan situasi dari perumpamaan tersebut. Ia mengajak para pendengar untuk melihat realitas dengan cara yang berbeda. Kisah Bapa dengan dua puteranya adalah bagian dari perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam Lukas 15 dan 16. 2. Bab 15 mulai dengan kalimat bahwa para pemungut cukai dan orang-orang berdosa datang kepada Yesus dan mendengarkanNya. Kemudian ada respon dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat mengeluh dan bersungut-sungut di antara mereka: “Ia meneriman dan makan bersama orang-orang berdosa”. Yesus meresponnya dengan menggunakan tiga perumpamaan. Semua perumpmaan itu berkaitan dengan ‘sesuatu yang hilang’ atau mengenai ‘apa yang hilang’. 3. Perumpamaan itu mulai dengan permintaan dari si anak bungsu untuk menerima bagian yang menjadi haknya dari kekakyaan bapanya. Lalu Bapa memberikan itu kepadanya. Meski demikian, hal itu merupakan sesuatu yang tidak biasa di dalam tradisi Yahudi. Menurut aturan orang Yahudi itu tidaklah mungkin. Itu merupakan suatu perbuatan yang memalukan (Sir 33:20-24). Tetapi ini mau mengatakan sesuatu tentang bapa itu. 4. Ada tiga karakter yang menunjukkan tiga bagian: Bapa, anak bungsu dan anak sulung. Bagian pertama dari perumpamaan itu mengenai anak sulung yang pergi meninggalkan Bapanya setelah mendapatkan bagiannya. Bagian kedua, khususnya mengenai Bapa yang bertugas menanti dan mengawasi. Dan bagian terakhir mengenai anak sulung yang hanya tinggal di rumah menjadi pusat perhatian. 5. Anak bungsu: tampaknya ia memiliki kehidupan yang berkecukupan di rumah dan ia ingin mandiri dalam hidupnya. Ia minta bagian yang menjadi haknya atas warisan dari bapanya. Hal ini menunjukkan kurangnya rasa hormat kepada bapa. Bapa membagikan warisannya. Sesuai dengan kebiasaan saat itu 2/3 dari menjadi hak dari anak laki-laki tertua, 1/3 untuk anak laki-laki yang paling muda/bungsu. Karena itu, seorang anak laki-laki tidak bisa meminta lebih dari itu. Anak itu pergi merantau ke tampat yang jauh dari keluarganya. Seorang yang merantau artinya haru pergi keluar dari kampung halamannya sendiri. Anak bungsu itu akhirnya menghadapi masalah, ia kehilangan pegagangan, jalan hidupnya buntu. Anak bungsu itu masuk dalam suatu kehidupan yang tidak baik, tidak bermoral dan menghabiskan warisannya. Dia menjadi menderita, jatuh miskin dan kelaparan yang mengerikan. Singkatnya ia telah kehilangan segala pegangan. Dia tidak memiliki siapa-siapa. Dia harus makan ampas dari makanan babi. Dia tidak beda lagi dengan binatang. Dari situasi ini, dia bertobat. Dia berpikir bahwa hamba-hamba bapanya di rumah tidak pernah kekurangan apapun. Tuntutan akan kebutuhan biologisperut mendorongnya untuk kembali ke rumah bapanya. Kembalinya si anak bungsu ke rumah bapanya bukan pertama-tama bukan karena bapanya memang baik hati melainkan karena murni kepentingan dirinyan. Situasi penderitaan itu membuat sadar untuk bertoba-kembali. 6. Bapa: Dia memberikan kepada anak bungsunya apa yang menjadi haknya tanpa kompromi ataupun diskusi, tanpa nasihat atan mengatakan apapun bahwa apakah itu baik atau tidak. Dia mempercayakan warisan itu kepada anak bungsunya dan membiarkan di pergi. Barangkali bapa itu menyadari bahwa apa yang ia lakukan itu bisa saja salah. Tetapi ia memberikan kebebasan kepada anaknya. Allah memberikan kebebasan kepada manusia dan menghormati pilihan mereka dengan segala resiko yang dibawa. Bapa juga memberikan warisannya kepada anak sulungnya yang menjadi hak anaknya. Sebagian besar diberikan sesuai haknya. Ketika anak bungsu pulang, bapa telah melihatnya ketika ia masih jauh. Ia penuh dengan belaskasihan dan berlari untuk menyambut dan memberi salam kepada anaknya. Sebelum anak itu mengatakan sesuatu, ia ditaklukan oleh cinta bapanya yang sejati yang begitu besar. Bapa tidak menunggu apa yang mau dikatakan oleh anaknya karena ia begitu bahagia telah melihat kembali anaknya. Ia memeluk anaknya dan menciumnya penuh belaskasihan. Anak itu mempelihatkan pertobatan dan mengatakan bahwa saya tidak pantas dipanggil anak bapa, jadikan aku sama seperti hamba-hamba bapa; bapa itu cepat merespon dengan memberikannya mantel yang baik, mengenakan cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya (ay 22). Ia mengenakan kembali pada anaknya martabatnya, ia memperlakukannya kembali sebagai anak yang terkasih. Dengan memberikan ia pakain yang bagus bapa memperlihatkan bahwa ia mengampuni anaknya dan memulai suatu hidup yang baru. Cincin yang ia terima sebagai simbol keputeraan – suatu pembaharuan sebagai anak. Sepatu sebagai tanda harga diri dan kemakmuran
Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
2
dan suatu jalan hidup yang baru. Lembu jantan yang tambun (ay 23) adalah syarat untuk kesempatan yang khusus; bapa menganggap kembalinya anak puteranya sebagai peristiwa yang begitu penting karena itu ia menyembelih anak lembu jantan yang tambun yang mana ia telah mempersiapkan untuk waktu-waktu pesta. Dan diadakanlah sebuah pesta yang meriah. Karena itu pengampunan dari bapa adalah murah hati, hangat dan segenap hati diberikan. Masa lalu telah ditutup dan dilupakan dan realitas baru dimulai. Anakku telah telah mati kini hidup kembali, dia telah hilang kini ditemukan kembali (ay 24). Di sana tidak dikatakan ‘ia kembali’ tetapi ‘telah ditemukan’. 7. Peran dari anak sulung secara keseluruhan berbeda. Dia datang telambat ke rumah dari kerja dan mendengar music dan heran apa arti semuanya itu. Dia tidak langsung pergi untuk mencari tahu tetapi dia bertanya kepada salah seorang hamba apa yang sedang terjadi. Barangkali ini menandakan bahwa ia tidak memiliki relasi yang baik dengan bapanya. Anak sulung itu mara dan tidak masuk ke dalam rumah. Dia tidak mau melawan saudara/adiknya; dia terus menolaknya. Karakter anak sulung merupakan simbol formalisme dari cara berpikir orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Mereka dengan setia melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan hukum, tetapi mereka tidak memiliki hati yang dapat digunakan pada tempatnya. Bapa menjumpainya. Bapa yang berinisiatif untuk menyenangkannya dan memberi pemahaman padanya. Dia mendengarkan anak sulungnya yang merasa diabaikan dan memperlihatkan ketidaksenangannya pada adiknya. Dia tidak mau mengakui sebagai adiknya lagi. Dia katakana kepada bapanya: “anakmu” bukan ‘adikku”. Tanpa mendengarkan adiknya, si anak sulung membuat perhitungan dan penghakiman: “Dia telah menghabiskan harta kekayaan dan berfoya-foya dengan pelacur-pelacur”. Tidak ada informasi rinci tentang berfoya dengan pelacur ini dalam teks. Tetapi ini menandakan bahwa dia tidak suka dengan adiknya. Dan si anak sulung mau memperlihatkan bahwa dia menjadi model dan contoh anak yang baik dalam melakukan segala sesuatu. Bapanya tidak menolak anak sulungnya juga. Dalam responya, bapa itu menunjukkan kasih sayangnya kepadanya juga (ay.31). 8. Kisah itu berakhir dengan sebuah pengulangan (ay. 24): “Adikmu telah mati dan telah hidup kembali; ia telah hilang dan telah ditemukan kembali”. Yang lebih detail dan membuat suatu yang berbeda adalah pada ayat 24 di mana di katakana: “anakku telah mati….” dan pada ayat 32 di katakan: “adikmu atau saudaramu”… di mana anak sulung mengatakan: “anakmu” tetapi bapa mengatakan: “adikmu”. Bapa itu mau memulihkan kembali hubungan di antara dua bersaudara (kakak-adik). Kisah berhenti di situ. Kita tentu ingin tahu apa yang terjadi sesudah itu. Lalu apa yang terjadi dengan kita? 9. Bab 15 mulai dengan kritik dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat bahwa Yesus berkumpul bersama dengan orang-orang berdosa. Dan Yesus mengatakan kepada mereka dalam tiga perumpamaan bahwa perutusanNya adalah untuk menyelamatkan mereka yang dalam bahaya kehilangan. Yesus tidak mengatakan bahwa anak bungsu bukanlah seorang yang berdosa. Tetapi jika kita menyadarinya dan bertobat, kita bagian dari Kerajaan Allah (bdk ayat 7 dan 10). Bagaimanapun, dalam tiga perumpamaan ini tidak ada penantian bagi yang kehilangan untuk kembali. Gembala secara aktif pergi mencari domba yang hilang, wanita itu mencari di manamana sampai ia menemukannya, bapa sedang mengawasi atau berjaga-jaga. 10. Perumpamaan tentang bapa dan dua anaknya, dapat dilihat sebagai inti dari iman kkristiani. Inti dari belaskasih: kisah mengenai bapa yang berbelaskasih. Ada 3 karakter utama: anak bungsu, anak sulung dan bapa. Anak bungsu: tidak masalah sejauh mana ia meninggalkan Allah, anda bisa selalu pulang kembali karena Allah mencintai tanpa syarat. Anak sulung: meski ia selalu di rumah, ia juga senantiasa jauh dari bapa. Tetapi dia juga selalu diliputi oleh cinta Allah/bapa: engkau selalu bersama saya di sini, segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu (ay. 31). Bapa: belasakasihnya tanpa batas, segala sesuatu adalah berkat. Catatan: _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
3
_____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________
• CONTEMPLATIO / PERMENUNGAN / REFLEKSI Kisah bapa dengan dua anaknya adalah salah kisa yang paling terkenal dalam Perjanjian Baru. Kisah ini telah menginspirasi banyak orang, termasuk pengungkapan dari seni. Yang paling terkenal adalah lukisan Rembrant: Kembali anak yang hilang. Rembrant membuat lukisan ini sebagai akhir dari perjalanan hidupnya. Hidup yang berbeda dari permualaan anak yang hilang. Penulis Henry Nouwen telah mengabdikan sebuah buku tentang lukisan: Kembalinya anak yang hilang. Dalam refleksi ini kita fokus pada sejumlah aspek dari buku itu. Judul buku itu: Kembalinya anak yang hilang; sebuah kisah tentang pulang kembali ke rumah. Melihat lukisan Rembrant secara tidak langsung menjadi sesuatu di dalam dirinya. Nouwen sendiri menulis: “pelukan lembut dari bapa dan anak mengungkapkan segala sesuatu bahwa momen itu yang saya rindukan (p. 10). Bagi Nouwen lukisan Rembrandt merupakan ungkapan kembali ke rumahnya sendiri. Lukisan itu melambangkan kembali rumah yakni kemabli kepada Allah. meski anda telah menghilang jauh, Bapa yakni Allah sendiri yang sedang menantikan anda dan akan memeluk anda. Henry Nouwen menulis: Dalam pelukan cinta bapa, yang memanggil namaku dan berkata: “Engkau anakku yang terkasih; seorang yang berasa dari hatiku sendiri” (p. 23). Nouwen menggambarkan bagaimana dia sendiri telah mengalami, sebagai anak bungsu yang ingin pulang sebagai anak yang hilang dan dipeluk bapa: “Ketika saya melihat kelembutan kasih dari bapa yang menyentuh bahu anak bungsunya dan mendekapnya kedalam hatinya, saya merasa sangat bahwa saya adalah anak yang hilang itu. Saya ingin pulang dan dipeluk seperti anak bungsu itu (p. 27). Nouwen menunjuk pada tangan bapa: tangan kiri dan kanan itu berbeda. Tangan kiri tanpak kuat dan berotot; kekuatan itu keluar dari hati bapa. Tangan kanan tampak halus, mengungkapkan kelembutan. Tangan kiri dan kanan sebagai dalam pada lukisan Rembrandt adalah simbol kekuatan cinta seorang bapa dan kelembutan cinta seorang ibu. Sentuhan tangan kiri dan kanan dari bapa itu mengungkapkan kekuatan dan kelembuatan: ada dua sisi dari belaskasih Allah yakni kekuatan dan kelembutan. Kita menghayati atau mempraktekkan belaskasih dengan kekuatan dan keleumbutan. Belaskasih itu afeksi sekaligus efektif. Di samping indentifikasi dengan anak bungsu, Nouwen menulis bahwa dia juga sebagai anak yang sulung yang juga hilang seperti si bungsu. Sebagai anak sulung, Nouwen mengidentifikasikan diri sebagai pribadi yang cemburu, marah, sakit hati, keras kepala dan cepat marah. Merefleksikan anak sulung berkaitan dengan keluhannya. Ketaatan dan pengabdian pada tugas menjadi sebuah
Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
4
beban dan kepatuhan yang menjenuhkan….tetapi anak sulung juga dicintai oleh bapa. Akhirnya, Nouwen melihat dirinya yang sedang menghadapi tugasnya - sebagai panggilannya – menjadi seorang bapa. Nouwen menyediakan sebuah cermin bagi kita: ‘karena saya adalah anak yang bungsu, anak yang sulung dan saya dalam perjalanan menjadi bapa. Dan bagimu pembaca yang ingin membangun pejalanan rohani denganku, saya berharap dan berdoa bahwa kamu juga akan meneukan dalam dirimu bukan hanya sebagai anak Allah tetapi juga sebagai bapa dan ibu yang berbelaskasih sebagaimana Allah sendiri. Kisah dari Penginjil Lukas dan imaginasi dari Rembrandtmerpakan sebauh undangan kepada kita untuk merefleksikan siapakah kita, siapkah saya atau seperti siapa saya mau menjadi. Tetapi kisah ini mengajak kita juga khususnya untuk merefleksikan siapakah Allah. perumpamaan ingin meperlihatkan kepada kita bahwa betapa tanpa batas belaskasih Allah. Allah penuh belaskasih dan pengampunan. Apa yang dilukiskan oleh Rembrandt adalah cinta ilahi, belaskasih ilahi yang diberikan kepada kita; rahmat yang murni. Anak bungsu itu bertobat. Pertobatan bukan hasil dari doa dan permenungan, ataupun ajaran atau meditasi. Bukan, tetapi merupakan hasil dari kesulitan akan kebutuhan fisik; kelaparan dan kehausan dan keberadaan lebih rendah dari status seorang hamba. Itu tidak menjadi persoalan bagi Bapa. Bapa melihatnya masih jauh ia bergegas menjemputnya. Sikap bapa tidak pasif menunggu tetapi aktif berjaga-jaga. Berapa lama ia berjaga-jaga? Kesbarannya tanpa batas. Sukacitanya besar: Ia menerima anaknya yang hilang tanpa syarat. Sebuah pesta pantas dirayakan untuk itu: anak saya telah mati kini hidup kembali; ia telah hilang kini ditemukan kembali. Apakah anak sulung juga datang untuk pertobatan? Kita tidak tahu. Penginjil tinggalkan sebagai pekerjaan bagi para pembaca. Kita peran aktif dari bapa. Ia tidak menunggu sampai anak sulungnya datang kepadanya; babpa mengambil inisiatif dan memberikan perhatian cinta padanya. Apakah si sulung tetap keras kepala dalam kebencian atau mendengarkan bapanya dan menerima cinta dari bapanya? Sampai pada kita kisah diwartakan. Dengan mengisahkan perumpamaan tentang bapa dan dua anaknya, Yesus ingin membuat jelas bahwa Allah yang diwartakan oleh Yesus adalah Allah yang penuh belaskasih bukan Allah sebagai hakim atau Allah persaingan. Dalam lukisan Rembrandt kita dapat melihat semua itu karena cinta dan belaskasih. Sesungguhnya title yang bisa ditawarkan dalam lukisan Rembrandt adalah “Bapa yang Berbelaskasih” bukan ‘bapa dan dua anaknya’ atau ‘kembalinya anak yang hilang’ sebab mereka tidak memperlihatan cinta yang sejati tetapi mereka penerima cinta. Catatan: _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
5
• COLLATIO / SHARING KELOMPOK Diskusi dalam kelompok kecil: • Perhatikan baik-baik lukisan itu? Apa yang membuat anda menggugah anda? Apa yang berbicara kepadamu secara khusus? Apa artinya lukisan ini bagimu? _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ • Perumpamaan itu memiliki 3 karakter/sifat: anak bungsu, anak sulung dan bapa. Andaikan kita dramatisasikan kisah perumpamaan ini dalam suatu permainan: Apa peran (karakter) yang anda inginkan dan mengapa? Sebuah pertanyaan yang lebil mendalam: Apa peran yang cocok bagi anda dari 3 karakter tersebut? _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________
• ORATIO / DOA Tutuplah percakapan ini dengan sebuah doa.
Nyanyian saling memberkati:
Song of mutual blessing.
Allah menguatkanmu, Kristus mengangkatmu, Roh Kudus menjagamu di dalam surga, semoga Allah memberkatimu, menyembuhkan dan memelukmu, memimpinmu dari kegelapan ke dalam terang.
God to enfold you, Christ to uphold you, Spirit to keep you in heaven’s sight; so may God grace you, heal and embrace you, lead you through darkness into the light.
• CREATIO / PROSES CREATIO • Anak itu pulang rumah. Bapa telah menyembelih lembuh untuk pesta. Jenis makanan dan daging apa yang wajib disembelih dalam pesta khusus dan meriah dalam budayamu. Apakah makanan atau daging/binatang itu mempunyai arti dalam pesta itu atau hanya untuk dinikmati? Apa bumbu-bumbu dan bagaimana dipersiapkan? Pergi dapur bersama. Bagilah tugas dan buatlah suatu masakan pesta yang enak. • Bagilah resep anda dengan semua kelompok dan bubuhkan foto pada masakanmu di facebook.com/AmbassadorWWB.
Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
6
_____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________
• OPERATIO / AKSI/TINDAKAN Anda telah masak bersama dan menyiakan suatu masakan peseta yang enak. Undang juga yang lain untuk menikmati bersama anda atau bagi dengan yang lain. Katakana kepada tamu anda tentang meditasi ini, tentang Ambassador WWB, dan tentang perjalanan anda ke Hari Kaum Muda Sedunia. Bagikan suka citamu. _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________
Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
7
Rembrandt van Rijn - The Return of the Prodigal Son – 1669
Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD
│ Meditasi 4 │
8