Laporan Fasilitasi Workshop Indeks Masyarakat Sipil (IMS) Kab. Gowa. Batang Kaluku, 24-28 Juni 2009
Tim Fasilitator Sulsel I Nurlinda Herawaty, Ferry Yuniver Abd. Rahman Ramlan
Kerjasama : YAPPIKA dan ACCESS Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi
Civil Society Alliance For Democracy Jl Pedati Raya No 20 Jakarta Timur, telp:0218191623, email:
[email protected]
DAFTAR ISI Hal Halaman Judul ………………………………………………………………..........
1
Daftar Isi ……………………………………………………………………….............
2
Pendahuluan | Latar Belakang ………………………………………..........
3
Pendahuluan | Persiapan Lokakarya
…………………………………
Hasil yang Membanggakan
5
1.1
Hasil | Pencapaian Tujuan ……………………………………........
5
1.2
Hasil | Proses………………………..................................... ..........
13
1.3. Hasil | Peserta................................................................................
16
2.
Pembelajaran | Fasilitasi............................................................
17
3.
Penyebarluasan dan Perluasan Dampak | Fasilitasi.... 18
4.
Rekomendasi | Fasilitasi.............................................................
I.
Lampiran- 1 I Interpretasi Hasil IMS Kab Gowa Tahun 2009 Lampiran- 2 I Skor Indikator, Sub Dimensi dan Dimensi Lampiran- 3 I Daftar Peserta Lampiran- 4 I Lembar Penilaian IMS Kab Gowa 2009
19
20 28 32 35
2
LAPORAN FASILITATOR
Pendahuluan | Latar Belakang Tema utama yang diangkat dalam program ACCESS phase II adalah pengembangan Democratic Local Governance (DLG), yang memiliki 3 arah strategis, yaitu: (1) terjadinya Interaksi dinamis (engagement) antara masyarakat sipil dan pemerintah di berbagai level; membangun mekanisme, relasi, kepercayaan antara para pihak yang terlibat, (2) Pemberdayaan warga dan penguatan organisasi warga dan CSO lain; pengorganisasian, membangun kesadaran kritis dan mobilisasi sumber daya, serta (3) Scaling-up dampak dan replikasi; perluasan dari praktek-praktek yang baik melalui kolaborasi dan mengembangkan relasi dengan kabupaten lain, proyek lain, dan sebagainya. Program ACCESS phase II juga akan menggunakan pendekatan berbasiskan aset yang mendorong kelompok masyarakat untuk melaksanakan prioritas kegiatan pengembangan dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri dan mempengaruhi baik pemerintah maupun lembaga donor lainnya. Pemanfaatan Indeks Masyarakat Sipil (IMS) merupakan gagasan Yappika memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan program ACCESS phase II. Berdasarkan pengalaman Yappika, IMS dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengidentifikasi aset-aset yang tersedia dari semua stakeholder di sebuah daerah (baik yang ada di kalangan warga, organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah lokal). IMS dapat menjadi media sekaligus alat yang cukup efektif untuk mengetahui kondisi internal masyarakat sipil dan juga relasi-relasi yang terbangun, baik antar sesama masyarakat sipil maupun antara masyarakat sipil dengan stakeholder lain di sebuah kabupaten. Lebih jauh daripada itu, kajian atas berbagai dimensi yang terdapat di dalam IMS dapat berujung pada kesepakatan-kesepakatan bersama untuk mendorong terciptanya perubahan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik. Program ACCESS phase II menitikberatkan pada terjadinya engagement antara masyarakat sipil dengan kalangan pengambil keputusan; pemberdayaan warga, dan penguatan organisasi warga/CSO yang berbasiskan pada sumberdaya yang mereka miliki (asset based approach), karenanya pemanfaatan IMS diarahkan untuk dua hal utama, yakni; Pertama, mengidentifikasi aset yang dimiliki warga, organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah lokal; dan kedua, mengetahui perkembangan masyarakat sipil serta dampak dari aktivitas yang dilakukan terhadap perubahan kondisi di kabupaten dalam satu periode tertentu.
3
Pendahuluan | Persiapan Lokakarya Salah satu wilayah kerja program Access adalah Kabupaten Gowa. Lokakarya IMS di Kabupaten Gowa dikelola oleh sebuah OMS lokal, The Gowa Center. Jika melihat dari topografi dan sebaran wilayah administrasinya, kabupaten ini cukup luas, terdiri dari 18 kecamatan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Sulit jarak tempuh untuk mencapainya. Kondisi topografi, keluasan cakupan wilayah serta pengalaman yang relatif minim dari The Gowa Center dalam mengelola kegiatan-kegiata besar semula merupakan keraguan fasilitator, namun ternyata kemudian semuanya termentahkan. Organisasi ini berhasil menghadirkan peserta sebagaimana yang direncanakan dan dirumuskan bersama dengan YAPPIKA. Dalam lokakarya ini, peserta merupakan bagian penting, tingkat variasi/spektrum/latar belakang peserta; komposisi perempuan dan laki-laki; serta repersentasi lokasi asal peserta menjadi utama. Selain penyiapan untuk peserta lokakarya, hal lain yang tidak kalah penting dalam persiapan adalah penyiapan materi-materi mendukung wawasan peserta memberikan penilaian berdasarkan presepsinya. Untuk hal ini YAPPIKA melakukan studi tentang kondisi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Kabupaten Gowa serta melakukan Appreciative Interview (AI). Tentunya, kedua aktivitas tersebut sekali lagi untuk membantu peserta, membantu dalam mamahami konsepsi masyarakat sipil, kondisi organisasi masyarakat sipil di Kab Gowa, serta potensi/aset yang dimiliki dalam mendorong tata kepemerintahan yang demokratis. Menurut salah seorang fasilitator yang juga orang yang melakukan Appreciative Interview (AI), Rahman, “AI menjadi ajang pendalaman tentang karakter dan latar belakang responden (calon peserta), sehingga dapat dikembangkan berbagai metode pendekatan dalam rangka suksesnya kegiatan lokakarya. Proses ini kemudian memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pemahaman responden tentang Masyarakat Sipil (MS) dan Indeks Masyarakat Sipil (IMS). Selain itu tentunya AI menjad titik awal mendorong peserta untuk membangun cara berfikir ‘asset based” .
Nama :HADRA Hp: 081342916146 Alamat : Bonto Biraeng Selatan Kec. Bonto Nompo, Kab. Gowa Organisasi :Badan Kontrol Majelis Ta’lim (BKMT), Generasi Muda Kreatif (GEMAR)
Selama ini kerja-kerja yang saya lakukan menginisiasi teman-teman yang berkecimpung pada bidang kesenian daerah seperti Paddekko, Pagangrang, pakkio bunting dan tarian-tarian tradisional lainnya. Saya merasa Bangga karena meskipun hanya organisasi pemuda yang levelnya kampung tapi kami telah berhasil melakukan pengumpulan dana dan menyelenggarakan berbagai even-even level kabupaten seperi festival budaya, agama dan kesenian daerah untuk tingkat kabupaten yang telah berhasil menggugah minat masyarakat secara luas khususnya generasi muda untuk semakin melestarikan asset-asset budaya yang semakin hari semakin terkikis oleh budaya barat. Saya juga bangga karena meskipun lingkupnya kecil tapi saya telah membuktikan bahwa hidup ini lebih berarti jika diniatkan untuk pengabdian terhadap masyarakat secara luas, untuk menunjang hal tersebut.kami dengan ikhlas dan penuh semangat terus mengumpulkan dana-dana social untuk keagamaan’’. Pendapatnya menyangkut Masyarakat Sipil ketika diwawancara sebelum Lokakarya IMS Kab Takalar 2009 “Masyarakat sipil adalah kumpulan orangorang yang mempunyai upaya untuk mendorong sebuah pemerintahan yang baik dengan cara memberikan ide-ide perbaikan kepada pemerintah secara terus menerus tanpa memikirkan imbalan”. (hasil wawancara Nurlinda dalam Apreciative interview tanggal 21 Juni 2009)
4
1. Hasil yang Membanggakan 1.1
Hasil | Pencapaian Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Lokakarya Indeks Masyarakat Sipil adalah : (1) Mengetahui kondisi masyarakat sipil serta dampak dari aktivitas yang dilakukan terhadap situasi di kabupaten dan; (2) Mengidentifikasi aset yang dimiliki warga, organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah lokal untuk pengembangan Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratis (TKLD) Pencapaian tujuan 1.Mengetahui kondisi masyarakat sipil serta dampak dari aktivitas yang dilakukan terhadap situasi di kabupaten Gambar grafik berikut menunjukan bahwa 40% peserta sangat memahami kondisi MS, tidak ada peserta (skor 3) yang tidak memahami kondisi MS kemudian.
PemahamanKondisi MS
0%
Kondisi masyarakat sipil diketahui oleh seluruh peserta dari beberapa tahapan/sessi yang dilalui dalam lokakarya, diantaranya: pertama, lokakarya penyiapan masyarakat; kedua, seminar setengah hari; ketiga, pembahasan alat IMS dan interpretasi hasil penilaian.
38%
40%
22%
0
1
2
3
Lokakarya penyiapan masyarakat dilakukan pada satu setengah hari pertama. Penyiapan lebih kepada proses transformasi awal tentang pengertian masyarakat sipil dan juga pemahaman alat IMS. Transformasi alat IMS dilakukan secara bertahap dari satu dimensi ke dimensi lainnya. Cara yang digunakan dengan meminta peserta bercerita tentang pengalaman dan pengetahuannya terkait dengan dimensi dan sub dimensi yang ada dalam IMS. Misalnya: Penjelasan tentang dimensi struktur, sub dimensi interelasi. Diskusi dilakukan dengan membahas contoh/fakta yang menunjukan hubungan antar aktor masyarakat sipil. Seorang peserta masyarakat (M. Nafsir Tola) dari Malino misalnya, menjelaskan kondisi tahun 1999 di wilayahnya, terdapat aktor-aktor masyarakat yang terkotak-kotak, terprovokasi dan muncul kerusuhan, sisi lain sesungguhnya terdapat aktor masyarakat yang tidak suka pada aktor-aktor pembuat kerusuhan itu sendiri. Aktoraktor yang terpolarisasi tersebut menunjukan interelasi yang buruk. Contoh lain yang menarik disampaikan Hamsinah (Desa Bontolempangan), “Untuk membantu distribusi RASKIN, PKK yang dipimpinnya terlibat dalam proses pendistribusian, anggota PKK sangat mengenal siapa saja warga-warga yang layak mendapat beras tersebut, semua proses itu tentu sangat membantu” Ungkapan ini disampaikan ketika membahas tentang dimensi dampak sub dimensi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Selain itu, lembar rating kepuasan peserta juga menunjukan bahwa seluruh peserta (3 lk dan 17 pr) meyatakan paham (sesuai tujuan) atas muatan masing-masing dimensi . Seminar setengah hari, ide dasar seminar adalah eksplorasi pandangan dari nara sumber untuk memperkaya pengetahuan peserta tentang konsepsi MS; kondisi sipil politik; serta kondisi ekonomi-sosial-budaya (ekosob) mayarakat Gowa. Sehingga dapat memberi bekal bagi proses lokakarya IMS itu sendiri. Untuk narasumber konsepsi MS, hanya satu orang yang menyampaikan kesan, cukup jelas. Sementara perhatian peserta lebih tertuju pada pemateri ekosob. Hal itu ditunjukan dengan pertanyaan dan diskusi yang banyak dilontarkan kepada pemateri tersebut. Namun demikian, hasil penilaian rating untuk sesi ini, hanya 3 peserta yang menyatakan tujuan sesi ini kurang tercapai, 12 menyatakan tercapai dan 3 lainnya menyatakan sangat tercapai. Untuk menggali penyebabnya, review harian pada awal
5
hari menjawab. “Materi dan pembawaan materi yang disampaikan pembicara ekosob sangat berkenan dan kontekstual, pemateri banyak menguak sejarah, kejayaan, budaya serta kepahlawanan masyarakat Gowa masa lalu, hal ini menjadi faktor penarik seminar. Pembahasan alat IMS dan interpretasi hasil penilaian, bahasan atas sesi ini cukup panjang. Proses pembahasan alat melalui beberapa tahapan, dimulai dari (pleno) penjelasan umum alat IMS, (disko) membahas substansi dari masing-masing dimensi, (pleno) membahas pertanyaan substansi dari kelompok, kembali (disko) membahas indikator-indikator masing-masing dimensi serta (pleno) membahas dan menyepakati alat IMS. Proses panjang tersebut memperjelas pemahaman peserta atas alat IMS itu sendiri. Bahkan terdapat tambahan 2 indikator dari sebelumnya. Dimensi Lingkungan, sub dimensi konteks politik menambahkan satu indikator (2.1.4 Penegakan Hukum Adat) dan; Dimensi nilai, sub dimensi toleransi menambahkan satu indikator (3.3.3 aktor-aktor MS mempraktekan toleransi). Dari kesepakatan alat tersebut, peserta melakukan penilaian. Hasilnya: kondisi masyarakat sipil Kab. Gowa cukup baik. Dari 4 (empat) dimensi yang dinilai tersebut, seluruhnya berada pada nilai diatas 1,50. Dimensi struktur dengan skor 1,69; dimensi nilai dengan skor 2,03; dimensi dampak dengan skor 1,69 serta dimensi lingkungan dengan skor 1,86. “Hasil penilaian ini merupakan fakta di kab Gowa” menurut Rais Patta (Yayasan Pendidikan Lingkungan). “ Seluruh isi dalam sub dimensi struktur rendah, kecuali sub dimensi kerjasama oms, kerjasama dan komunikasi antar oms cukup baik”. Lembar contreng evaluasi juga menggambarkan bahwa sessi penilaian dan pembahasan lembar penilaian diisi peserta mencapai tujuan. Proses interpretasi memperkuat pencapaian tujuan pertama lokakarya. Misalnya, pada dimensi dampak, Jamailis (BKPRMI) menyebutkan, “proses advokasi yang dilakukan BKPPRMI berhasil mendesak pemerintah untuk membuat PERDA terkait dengan baca tulis Al-Qur’an, bahkan kemudian setelah PERDA tersebut lahir, seluruh kepala sekolah SD & SMP diinstruksikan untuk tidak menerima siswa yang tidak memiliki Ijazah TK/TPA” . Hal ini memperjelas hasil penilaian dimensi dampak, sub dimensi mempengaruhi kebijakan publik yang memiliki nilai cukup baik (1,89). Pencapaian tujuan 2. Mengidentifikasi aset yang dimiliki warga, organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah lokal untuk pengembangan Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratis (TKLD)
Identifikasi aset MS dan pemerintahan untuk TKLD
11%
2%
0 24%
1 2 3 63%
Pada sessi akhir, setelah pembahasan interpretasi hasil penilaian, peserta diajak mendiskusikan potensi/aset apa saja yang dimilikinya organisasi atau dirinya terkait dengan kondisi MS di Kab Gowa. Secara umum untuk pengembangan TKPLD peserta lokakarya akan memanfaatkan hasil penilaian tersebut untuk penguatan sistem dan kerja-kerja organisasinya. H. Hamsir (BPMD) mengatakan “alat IMS akan coba dimanfaatkan instansinya untuk proses perencanaan dan pengukuran kegiatankegiatan program BPMD”. Pada sisi lain, relasi antar peserta semakin rekat menjadi satu aset baru yang terbangun.
6
Dari eksplorasi aset yang dimiliki peserta, berikut deskripsi aset dan hal yang mungkin dikontribusikan peserta untuk mengembangkan TKPLD. NO.
NAMA • • •
1
YBC • •
2
LSM Fosil
• • •
3
YPL
• • • • • • •
BAPPEDA Gowa
• • • • • •
6
7
KPUK Beroanging
Lembaga Bumi Indonesia (LBI)
•
• • • • •
• •
•
5
Sumber daya manusia Sumber daya relasi / jaringan Sumber daya secara administrasi lembaga Semangat untuk berbuat lebih baik untuk kemajuan Kabupaten Gowa Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghijauan lingkungan 4 kecamatan di Kabupaten Gowa. Kemampuan mensosialisasikan pemahaman pendidikan gratis. Observasi penggunaan dana BOS di sekolah. SDA / SDM
Kelompok Tani •
4
AKSI YANG MUNGKIN DAN AKAN DILAKUKAN
POTENSI
• • • • • • • • • • •
Struktur pengurus memiliki SDM yang baik. Kelengkapan lembaga cukup lengkap. Terdaftar di Kesbang. Komunitas dampingan jelas dan diakui keberadaannya oleh pemerintah / masyarakat. SDA dampingan mendukung. Bangunan / gedung. Visi dan misi yang jelas. Jumlah aparat yang memadai. Jumlah sarana pendukung memadai. Dukungan regulasi dan dokumen perencanaan. Program dan kegiatan. Topuksi yang jelas. Dukungan leadership. Lembaga ada, struktur ada. Perlengkapan kerja lembaga jelas, dampingan masyarakat jelas. Ada modal sedikit. Profesional mudal. Sudah berpengalaman. 20 orang TPL / fasilitator. Staf administrasi 2 orang. Staf keuangan 1 orang. Staf perpustakaan 1 orang. Staf program 1 orang. Ada kantor dan cabang / koordinator. Kendaraan untuk masingmasing personal. Program sampai dengan 2025.
• •
• • •
• • •
•
• •
Mengkaji lebih dalam lagi apakah penilaian pada tiap dimensi sudah mewakili permasalahan yang sebenarnya di masyarakat. Merencanakan penanganan masalah. Implementasi / aksi. Penanaman 1.500 bibit pohon. Penyebaran panplet, spanduk, media mengenai program pendidikan gratis di Kabupaten Gowa. Penyebaran questioner di guru-guru se kolah.
Memberikan pelatihan / SDM yang berhubungan dengan pertanian. Memberikan pembinaan khususnya dalam hal pengelolaan potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Wisata berbasis lingkungan. Pengendalian dampak lingkunganWaduk Bili-Bili.
Peningkatan koordinasi multistakeholder dalam mendukung dimensi. Peningkatan pembinaan dengan pendekatan lintas sektor. Peningkatan aspek-aspek demokrasi dan transparansi serta pertisipatif dalam proses perencanaan monev.
Wisata berbasis lingkungan. Ini bukan teori tapi harus terealisasi. Keikut sertaan OMS dalam setiap perencanaan. Pelaksanaan dan monitoring evaluasi program. Pemapanan keluarga masyarakat sesuai komunitas dan karakter komunitas. Advokasi. Kapacity building.
7
• • •
8
9
Forum Pemerhati Perempuan Gowata (FPPG)
Badan KB dan PP Kabupaten Gowa
• • • • • •
10
Majelis Taklim
• • •
11
SMI
•
Pendampingan dan kapasiti. Bullding masyarakat desa. Punya kemampuan dalam proses mengavokasi dan memonev program / kegiatan terkait dengan visi dan misi orang.
Program / kegiatan PP. SDN. Dana / APBD. Regulasi, UU, Kepres, Perda, SK. Bupati. Dokumen-dokumen. Aktif di bidang keagamaan dan kemasyarakatan. Peduli dan tanggap terhadao masalah sosial. Potensi bergerak di bidang pendidikan. Potensi bergerak di bidang pengembangan. Potensi bergerak di bidang pengentasan.
•
•
•
•
• • • • • • • •
12
Kelompok SABO J.B.
•
• • 13
Kelompok Tani
• • • •
14
Tanpa Nama
•
• • • 15
Tanpa Nama
Partisipasi anggota kelompok sangat tinggi. Sumber daya alam banyak. Menjadi penyuluh laporan di masyarakat tani / SDM. Menambah hasil produksi pertanian. Mengakomodasi kebun petani. Meningkatkan apirasi kebutuhan tani. Bantuan dari emerintah lewat gapoktan. Sumber daya manusianya yang mempunyai kualitas yang baik untuk lebih meningkatkan kinerja aparat agar menjadi organisasi yang lebih baik. Kekompakan dalam menyelesaikan tugas organisasi. Solidaritas antar anggota yang erat. Kelompok tani. Mengajar TK / TPA
•
• •
• • •
•
•
Mendorong / mendesak pemerintah dalam pemenuhan program pada peningkatan kesejahteraan perempuan. Lebih memperjelas legitimasi OMS khusus perempuan agar lebih berkiprah dalam memperjuangkan hak-hak dasar perempuan. Melakukan kerjasama dengan organisasi perempuan antar kecamatan / desa dan kelurahan. Monev
Mengoptimalkan pelaksanaan program kerja organisasi. Menjalin kerja sama / kemitraan dengan pemerintah. Membangun IMS dan OMS yang lebih kuat. Menentukan tujuan OMS yang jelas. Menentukan visi dan misi yang tepat dari OMS. Memperjelas struktur OMS. Membuat program dan perencanaan jangka panjang dan pendek. Bermitra dengan pemerintah dan swasta. Pelatihan, penggalian potensi SDA untuk menunjang partisipasi aktif masyarakat yang sudah kuat. Mengakomodir masyarakat tani yang belum terkelompok. Memberikan penyuluhan intensif kepada masyarakat tani sebelum musim tanam. Mempermudah masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan SAPRODI. Membukan forum untuk penyampaian aspirasi masyarakat tani. Lebih meningkatkan potensi yang ada pada organisasi dengan cara peningkatan kerja sama dan kesejahteraan anggota organisasinya.
Melakukan rencana perbaikan perairan / irigasi dalam anggota OMS untuk kebaikan sumber daya manusia di antara MS. Melakukan terlebih dahulu musyawarah untuk kelancaran bersama dalam melakukan sesuatu demi kebaikan bersama.
8
• •
16
Aisyiyah
Terbentuknya manusia muslim yang berakhlak mulia sehingga terwujud manusia yang diridhoi oleh Allah SWT.
• • •
17
Jaringan Perempuan Usaha Kecil (JARPUK)
• • •
• •
18
19
20
Kaukus Perempuan Batara Gowa
•
BPN-PD
• • • • • • •
BKB
Ada kepengurusan organisasi. Ada anggota (basis). Ada modal sedikit yang digulirkan di LKP (Lembaga Keuangan Perempuan). Ada aturan yang disepakati. Berpengalaman / profesional untuk peningkatan kapasitas perempuan dan anak. Sumber daya pengurus sesuai bidang kegiatan yang dikuasai tinggi. Struktur organisasi yang kuat. Sumber daya manusia. Lembaga desa. Sumber daya aparat. Sumber daya alam. Perda / perdes. Kami memiliki SDM / kerjasama yang baik dalam mendidik keluarga balita untuk menjadikan anak memiliki pondasi yang kuat sebelum masuk di bangku sekolah.
• • • • • • •
• •
• • • •
• 21
GOCEST
22
HIPMA Gowa
23
Tabloid
Kegiatan (dalam dunia pendidikan) • SDM • Dana • Komunikasi HIPMA Gowa merupakan OMS yang memiliki potensi yang sangat besar di Kabupaten Gowa dengan pertimbangan : • Memiliki anggota di setiap kecamatan yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda. • HIPMA Gowa juga memiliki akses yang luas karena mempunyai alumni yang tersebar di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. • HIPMA Gowa juga merupakan laboratorium kader pemimpin masa depan, untuk percepatan pembangunan di Gowa untuk kesejahteraan asyarakat Gowa. • SDM karena tabloid
•
•
•
•
Meningkatkan / memberantas buta baca tulis Al-Qur’an di dalam OMS. Membentuk desa Qariyah Thayyibah di setiap cabang. Membina keluarga sakinah mawaddah warahmah. Kerja sama dengan usaid sebagai mobilisator immunisasi bagi anak. Setiap cabang terbentuk buta aksara. Peningkatan capacity (SDM) (pengurus anggota). Peningkatan skill keterampilan. Membangun kerjasama dengan pihak terkait dengan issu ekonomi. Pembenahan menejemen organisasi. Peningkatan kapasitas perempuan segala aspek. Membangun kerja sama dengan organisasi perempuan yang ada / jaringan.
Penguatan lembaga ekonomi desa (Bumdes). Penguatan dan pembinaan desa labsite. BKM kami akan terus membina keluarga yang memiliki balita. Membutuhkan sekretariat sendiri agar supaya tidak numpang di pustu. SDM sudah ada tapi bekal untuk kader masih kurang (diklat). Relasi dengan pasar akan ditingkatkan / jalin kerja sama. Sebagai seorang aktor, kedepannya diharapkan agar mampu bekerja sama dan bermitra lagi dengan pemerintah dalam meningkatkan kedisiplinan dan transparansi dalam dunia pendidikan. Meningkatkan dan memberdayakan potensi yang dimiliki oleh HIPMA Gowa. Mengupayakan beasiswa untuk kelanjutan studi mahasiswa yang kemudian setelah tamat, akan ditarik kembali ke daerah masing-masing untuk membangun daerah.
Membina wartawan baru.
9
Bawakaraeng • •
• • • • •
24
Majelis Taklim
•
• • •
25
Kepala Desa Pa’bentengan •
• • • • • 26
Bawakaraeng yang memadai. Memiliki beberapa unit komputer. Adanya pelatihan jurnalistik kepada kru tabloid Bawakaraeng sekurangkurangnya diadakan 1 kali dalam 3 bulan. Adanya managemen yang baik. Tabloid daerah yang berskala nasional. Wartawan sekaligus loper. Dapat menjalankan tugas menjunjung idealisme. Menjembatani ibu-ibu rumah tangga yang punya masalah terutama dalam lingkup keluargany (KDRT). MS bisa mendapatkan informasi tentang kajian-kajian Islam oleh MS. Kantor desa Staf desa 5 orang. Unsur aparat desa : 1. Kepala Dusun 6 orang 2. Imam dusun 6 orang 3. Imam desa 1 orang 4. Pengurus BPD 11 orang Unsur kelembagaan / organisasi 1. PKK / Majelis Taklim 2. Pemuda 3. Kelompok Tani SDM yang cukup. Akses-akses yang terbuka. Jaringan / network. Manajemen baik. Asosiasi.
• • •
•
•
• • •
•
•
Pengusaha Muda • •
• • 27
Tanpa Nama
28
Tanpa Nama
•
Sumber daya alam : bagaimana membuat kue dari ubi? Program kegiatan baca tulis AlQur’an.
• •
Memiliki kelebihan di dalam membina masyarakat yang buta aksara dalam baca tulis
•
•
Membina kru khusus untuk bagian iklan dan bagian sirkulasi. Mengusahakan esin cetak sendiri. Mempeluas jaringan.
Melirik keadaan Gowa sesuai dengan skor INTAN yang diperoleh, dimensi lingkungan (konteks sosial ekonomi). Kami berharap untuk mengurangi kemiskinan dan dapat menambah pendapatan, pemerintah lebih membuka luas lapangan kerja (pengagguran dapat berkurang). Memantapan aministrasi. Peningkatan kelembagaan. Peningkatan sarana dan prasarana kelembagaan.
Melakukan kerja sama yang baik dengan pemerintah masyarakat umum agar bisa saling mengisi dalam rangka memajukan Kabupaten Gowa. Memperbanyak aksi sosial terutama penyeimbangan perekonomian antara kelas menengah ke atas dengan kelas menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah. Mengidentifikasi jumlah pengusaha di Kabupaten Gowa. Memberikan modal usaha pada kelompok industri kecil menengah seperti Pagandeus dan Pabatu. Bagaimana supaya diberi pelatihan. Perlu diberi perhatian sama pemerintah. Mengikut sertakan OMS dalam setiap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan mentoring evaluasi kegiatan (program swasta maupun pemerintah). Keterlibatan OMS di dalam setiap kegiatan.
10
•
29
30
Wakil Foundtion
• • •
Jaringan basis yang jelas. Program yang sistimatik. Semangat.
• • •
Need assesment. Panggilan kebutuhan. Peningkatan kapasitas OMS untuk pemenuhan kebutuhan hasil NA / PK.
•
Bisa merekrut sekian banyak remaja untuk bergabung menjadi aktor-aktor di OMS.
•
Lebih mengembangkan prestasi anak dari usia 7 – 12 tahun. Berupaya agar selalu mempertahankan prestasi yang sudah dimiliki.
Sumber daya alam yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (PKK) berupa : 1. Buah pohon aren Î kolang-kaling 2. Ubi kayu Î kripik. Sumber daya manusia (aktor MS) 1. Perlu pelatihan-pelatihan yang mendukung terlaksananya potensi yang ada . Potensi yang dimiliki oleh lembaga perlindungan anak adalah melindungi hk-hak dan kewajiban anak-anak khusus di bidang kesehatan dan pendidikan anak-anak masyarakat Gowa. Mitra karya pertukangan kayu (mebel) jual barang-barang campuran (pondok usaha mandiri)
•
BKPRI
•
31
PKK •
•
32
LPA
•
33
34
35
YKPCTI
Tanpa Nama
Tanpa Nama
•
• •
• • • • • •
Media
•
SDM Kekeluargaan Trasnparansi Kerjasama Sumber daya manusia sangat mendukung. Relasinya antara OMS yang ada sangat kuat. Dapat menjadi media penyalur informasi, apakah itu adalah kegiatan-kegiatan Pemda maupun kegiatan itu dilakukan oleh masyarakat juga apat menjembatani kegiatan pemerintah ke masyarakat. Dengan berbagai skill yang
Harapanku ini bukan hanya teori, tapi terealisasi. Perlu ada perhatian dari pemerintah / daerah datara tinggi. Perlu ada pelatihan-pelatihan / aktorakto MS dan tidak lupa bantuan finansial, pemasaran.
•
Untuk mncapai tujuan-tujuan yang diinginkan, seperti memajukan masyarakat Gowa dibutuhkan SDA, SDM dan fasilitas-fasilitas yang memadai.
•
Perlu pelatihan pengurus organisasi dan anggota-anggotanya. Perlu aksesibilitas / bantuan dana yang mendidik munju kemandirian. Program kerja jangka pendek – jangka panjang (penguatan / pendorong kegiatan usaha seperti Musim Gergaji, dll). Menggali sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk peningkatan dan kemajuan organisasi.
• •
•
36
terutama Al-Qur’an. Membina masyarakat setempat baca syalawat dan dialikasikan di dalam lingkungan dalam setiap minggunya.
•
•
Menggali sumber daya.
•
Diharapkan kedepan media kami yang brada di bawah naungan Pemda dapat menjadi mata dan telinga dari kegiatan pemerintah dan juga media informasi yang akurat sehingga setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemda khususnya Pemda Gowa dapat diketahui oleh masyarakat dalam
11
•
37
KTI Kabupaten Gowa
•
• • • 38
GEMAR
ada, otomatis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan media kami dapat terlaksana dengan baik dan mereka pun dapat memberikan sumbangsih kepada media kami. Sumber daya manusia yang brasak dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda dan mempunyai skill yang perlu dikembangkan. Hsil kerajinan tangan yang dikelolah oleh salah satu karang taruna yang ada di kecamatan. SDM Sangat mendukung. Sosial Kultural sangat mendukung. Relasi antara OMS yang ada sangat kuat.
•
•
•
•
• • •
• • 39
Karang Taruna
•
• 40
PKK
• •
Memberikan perlengkapan olehraga setiap desa. Memberi penyuluhan kepada kelompok tani. Menyediakan sarana olahraga di setiap desa.
•
PKK mempunyai potensi sumber daya manusia. Relasi dengan OMS cukup baik. Kerjasama dengan MS terjalin dengan baik.
•
•
• •
waktu yang efektif. Diharapkan ke depan, info kegiatan yang diberikan sifatnya cepat, tepat, dan akurat.
Perlunya perhatian dari pihak pemerintah terhadap OMSyang punya potensi. Perlu bantuan dalam hal pemasaran dari hasil kerajinan tangan.
Lebih menggali potensi-potensi yang ada, baik SDM, ekonomi dan teknologi. Menjaring pihak swasta untuk menjadi mitra OMS. Lebih memperluas dan memperdalam partisipasi warga. Melakukan lobi pada pemerintah untuk memperlancar program kerja. Mencari pemain olahraga yang berpotensi di desa Sauapa bisa masuk di setiap perlombaan dalm hal olahraga. Memberikan bantuan pupuk dan alat pertanian kepada masyarakat desa agar bisa meningkatkan kesejahteraan hidup. Pemberdayaan sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan. Penyediaan sarana dan prasarana PKK. Penyuluhan dan pelatihan.
12
1.2 Hasil | Proses Proses
0%
11% 9% 0 1 2 3
Lokakarya dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 24 – 28 Juni 2009. Proses yang dilalui cukup baik, sebagaimana yang digambarkan dalam grafik hasil penilaian peserta berikut. Berikut deskripsi ringkas proses sesi persesi. Pada masing-masing sesi, deskripsi diurai menyangkut hal-hal berkenaan dengan kendala yang dihadapi, cara mengatasi serta tentunya hasil dari proses itu sendiri
80%
Sessi Perkenalan Sessi ini dilakukan pada malam hari (23 Juni 2009). Metode yang digunakan adalah berisi membuat peta. Satu persatu peserta diminta untuk berdiri dalam ruangan besar dengan membayangkan ruangan tersebut adalah miniatur kabupaten Gowa. Antar satu peserta dengan peserta lain saling menyesuaikan letak dirimys sesuai dengan asal wilayah tinggalnya (desa/kecamatan). Setelah selesai, peserta diminta menuliskan nama diri, nama desa/kecamatan dan asal organisasi/latar belakang pekerjaan. Pada sebuah lembar peta kosong yang telah ditempelkan di dinding ruangan. Proses ini menarik, mencairkan suasana, membangun interaksi serta komunikasi peserta yang tidak saling kenal sebelumnya. Bahkan, dalam proses ini peserta sangat antusias mendiskusikan letak diri dan merubah garis-garis pemisah kecamatan dalam peta. Proses ini relatif tidak ada kendala Sessi Alur, Tujuan dan Kesepakatan Pagi hari, tanggal 24 Juni 2008, fasilitator menyampaikan alur, tujuan dan kesepakatankesepakatan yang penting dibuat untuk mendukung kelancaran lokakarya. Pada sessi ini tidak terlalu banyak hal yang menjadi perdebatan dan kendala. Namun, sesi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan kritis terkait dengan pegertian indeks dan pengertian dari masyarakat sipil. Sessi Diskusi MS dan IMS Sedianya sessi ini diawali dengan pembahasan dimensi struktur alat IMS. Namun, proses dirubah. Perubahan ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaiakan dalam sessi sebelumnya. Proses diawali dengan penyampaian pertanyaan kunci dari fasilitator, “apa yang kawan-kawan ketahui dengan masyarakat sipil”. Diluar perkiraan sebelumnya, hampir 95 % aktif berdiaskusi, macam ragam pikiran dan pandangan, dari pengertian tentang ms yang keluar dari peserta, ada yang menyebut ms adalah warga, ms adalah masyarakat terpinggirkan, ms adalah diluar militer, ms adalah masyarakat sipit dll. Dari ragam pandangan tersebut, juga cukup banyak peserta yang menyampaikan pengertian ms sebagaimana yang tertulis pada panduan IMS-Civicus. Peserta itu merupakan peserta yang pernah turut interview (AI) serta peserta yang kebetulan telah telah membaca buku panduan IMS-Civicus. Soal pengertian Indeks juga dibahas dengan cara yang serupa. Indeks disederhanakan dengan kata “angka/nilai”. Proses berikutnya secara otomatis fasilitator membahas tentang MS sebagaimana pengertian Civicus serta menggambrakan dimensi dalam alat IMS tersebut dengan analogi pohon, menyapaikan juga tujuan dan pemanfaatan IMS, serta membahas makna membaca gambar intan dari IMS. Setelah sesi tersebut terlewati, baru masuk pada pembahasan dimensi per dimensi.
13
Sessi Diskusi Dimensi IMS Diskusi tentang masing-masing dimensi dilakukan dengan metode orang dewasa dan mendorong keterlibatan aktif semua peserta. Diawali dengan penjelasan umum tentang pengertian/maksud/lingkup dari dimensi tersebut, lalu membahas masing-masing sub dimensi. Pembahasan pada masing-masing sub dimensi selalu dibangun dengan eksplorasi fakta-fakta yang terjadi dan diketahui oleh peserta, tentunya berkenaan dengan sub dimensi yang dibahas. Misalnya, dimensi nilai, sub dimensi kelestarian lingkungan, seorang peserta bernama DG Tola menyampaikan, di desanya Tinggimoncong, masyarakat adat (namanya: Pangkarae) sepakat dan mempromosikan untuk menjaga kelestarian hutan, dengan menjaga hutan desa tersebut berarti menjaga juga sumber mata air di desa. Salah satu pernyataan tersebut menjadi hal yang digunakan dalam menjelaskan tentang sejauh mana aktor-aktor MS mempraktekkan dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan. Hal ini juga dilakukan untuk sub dimensi dan dimensi lainnya. Wrap-up Sedianya, sessi ini dirancang untuk ‘mengikat’ seluruh diskusi sebelumnya menjadi peneguhan pemahaman MS dan IMS. Mengingat sesi pengantar sudah disampaikan penjelasan umum, maka sessi ini kemudian menjadi recall apa yang dipahami selama diskusi sebelumnya. Cara yang digunakan fasilitator, disko menginterpretasikan 4 gambar yang diberikan pada masing-masing kelompok (4 kelompok). Peserta diminta untuk menjelaskan gambar tersebut serta mengkaitkan gambar tersebut dengan muatan materi dimensi dan sub dimensi IMS yang tela dibahas sebelumnya. Hasilnya: Luar Biasa. Misalnya, sebuah gambar 3 kuali besar yang sedang memasak seuatu ditafsirkan dengan beberapa interpretasi, interpretasi pertama menyangkut nili kesetaraan gender, peran lakilaki dan perempuan yang seimbang ditunjukan dalam gambar tersebut. Atau lebih tepatnya laki-laki juga bisa melakukan kerja-kerja yang umumnya dilakukan perempuan (memasak). Interpretasi lain dari gambar tersebut adalah respon terhadap kepentingan sosial-dimensi dampak, Seminar Setengah hari Sebagaimana disampaikan pada bagian sebelumnya, seminar bertujuan membantu peserta menambah pengetahuannya menyangkut konsepsi MS, kondisi sipol dan kondisi ekosob di Kab. Gowa. Hal itu penting sebelum dilakukannya proses penilaian. Tantangan utama yang dihadapi dalam seminar adalah memastikan materi yang disampaikan berkaitan dengan indikator-indikator pada dimensi lingkungan, khususnya menyangkut ekosob dan sipol. Untuk hal tersebut cara yang digunakan adalah dengan menmpatkan salah seorang fasilitator menjadi moderator, dimana pengantar moderator diawali dengan tujuan seminar serta penyampaian hal-hal yang akan disampaikan nara sumber. Meski demikian, proses berikutnya tetap saja sangat tergantung pada materi dan latarbelakang narasumber. Misalnya, materi tentang ekosob disampaikan oleh akademisi UNHAS yang memiliki expertice tentang budaya, maka, porsi penyampaian soal budaya lebih banyak dan detail, bahkan pesertapun lebih banyak ingin menanyakan (mendalami) atas soal-soal budaya tersebut. Untuk mencegah proses lokakarya kedepan tidak beralih pada fokus materi tersebut, pada review pagi hari berikutnya Fasilitator kembali menyampaikan kembali esensi seminar dalam proses lokakarya IMS. Pembahasan Alat IMS Metode yang digunakan dalam sessi ini cukup variatif, yaitu: simulasi, diskusi kelompok, serta diskusi pleno. Kendala yang penting dikelola dalam proses tidak lepas dari bertambahnya peserta yang vokal dan dominan. Pada satu sisi peserta tersebut
14
membantu proses lokakarya menjadi lebih detail dan tajam, disisi lain juga mengakibatkan keberanian peserta awal (peserta masyarakat) menjadi berkurang banyak bicara. Hal ini sangat dirasakan oleh fasilitator pada awalnya. Untuk mengantisipasi hal ini, fasilitator melakukan beberapa strategi, pertama, pendekatan dalam diskusi informal dengan peserta bersangkutan (ketika break atau istirahat), kedua memprioritaskan peserta lain yang jarang bicara untuk lebih aktif lagi dalam forum. Kedua pendekatan ini serta cukup berhasil kemudian. Dinamika diskusi dalam pleno kembali tinggi. Untuk proses penyepakatan indikator alat IMS, fasilitator mulai membahas dari perubahan yang diusulkan oleh masing-masing kelompok. Hal ini membantu pembahasan lebih fokus. Misalnya, kelompok nilai mengusulkan ada beberapa perubahan gramatikal text indikator dan penambahan indikator, maka proses pembahasan yang utama dilakukan adalah membahas usulan perubahan indikator itu lebih dahulu baru bahasan lain dilakukan. Presentasi Hasil Riset Hasil riset yang menggambarkan tentang kondisi MS di Kab Gowa dipresentasikan oleh tim riset lokal-Yappika. Penyampaian yang panjang mengakibatkan peserta memberikan intrupsi. Beberapa hal yang menjadi perdebatan dari hasil presentasi tersebut diantaranya; representasi responden untuk menggambarkan kondisi kabupaten, tidak masuknya beberapa oms peserta dalam list temuan; hasil kategorisasi oms menyangkut tingkat pengaruh. Banyaknya ‘serangan’ bagi presenter, mendorong fasilitator kembali mengingatkan bahwa esensi hasil riset untuk memperkaya pengetahuan peserta dalam penilaian. Temuan tersebut bukan secara otumatis menjadi hal utama bagi peserta dalam menilai, penilaian tetap berbasis presespsi sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Jikapun ada beberapa koreksi atas temuan, menjadi bagian masukan bagi tim riset-Yappika. Penilain dan Pengolahan Data Setelah seluruh lembar penilaian selesai disepakati, diperbanyak dan dibagikan ke seluruh peserta, maka seluruh peserta melakukan penilaian. Cara melakukan penilaian yang adalah: peserta langsung membaca dan mengisi sendiri lembar penilaian tersebut. Hal itu yang disepakati setelah fasilitator menawarkan dibacakan . Hal yang paling crucial dalam sessi ini adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan pada saat istirahat siang, hal itu terjadi akibat proses lebih cepat dari rencana semula (ingat: sesi perkenalan telah dilakukan pada malam sebelum hari pertama). Mengantisipasi hal ini, fasilitator dan panitia sudah lebih dahulu membangun tim entry dan telah menyiapkan lebih dahulu lembar dan grafik untuk hasil penilaian. Proses entry, dilakukan langsung oleh 3 tim entry ketika lembar penilaian diterima dari peserta. Interpretasi Sessi ini dilakukan secara bertahap, disko dan pleno. Peran fasilitator dalam membantu menggali informasi (ketika disko) serta menuangkan dalam kalimat yang akan dipresentasikan (ketika pleno) menjadi satu bagian utama yang tidak kalah penting. Tantangan utama lebih banyak dirasakan ketika memulai diskusi kelompok. Pimpinan diskusi terpih masih sedikit bingung bagaimana memulai prosesnya. Fasilitator tetap membantu dengan catatan tetap memberikan otoritas penuh bagi pimpinan dalam mengelola proses diskusi.
15
Tindak lanjut dan Evaluasi Tindak lanjut lebih diarahkan pada refresh hasil penilaian, bagaimana kondisi ms dari hasil penilaian, apa potensi yang dimiliki oleh masing-masing organisasi/perseorangan serta apa yang mungkin bisa dilakukan dengan potensi dan kondisi tersebut. Hasil uraian tersebut hanya disampaikan singkat oleh fasilitator dan tidak dilakukan proses diskusi dengan peserta lainnya. Fasilitas dan Peralatan
Sebelum penutup, evaluasi dilakukan dalam 3 cara, pertama pengisian 0% 11% lembar evaluasi yang dibuat oleh Yappika, pencontrengan lembar evaluasi pencapaian tujuan (sesuai 48% saran Access) serta penyampaian 41% kesan dan pesan dari peserta atas proses lokakarya. Apresiasi atas kesan yang disampaikan sangat kuat, peserta merasa sangat dekat antar 0 1 2 3 satu dengan yang lain, banyak hal diperoleh dari proses 4-5 hari; peserta merasa istimewa mengikuti kegiatan level kabupaten dengan variasi latar belakang yang sangat tinggi; serta layanan panitia bagi peserta juga memuaskan
1.3 Hasil | Peserta Secara umum, keaktifan peserta masuk dalam kategori tinggi (90-95 Kes e taraan partis ipas i lak i dan pere m puan %). Disebabkan oleh sistem pengumpulan peserta yang 0% 17% diinapkan pada tempat yang cukup 24% jauh dari kediaman mereka, variasi metode yang digunakan fasilitator, tepat momen melakukan permainan dalam memecah kebekuan, kerja 59% tim fasilitator dalam mendinamisir serta kontrak belajar yang salah satunya mendorong seluruh peserta 0 1 2 3 untuk aktif. Keaktifan peserta tersebut juga terjadi bagi peserta perempuan. Bahkan dapat dikatakan keaktivan peserta perempuan lebih menonjol. Cara mendorong untuk kesamarataan partisipasi dengan menahan peserta yang dominan untuk berbicara dengan memberi kesempatan kepada peserta lain yang belum mengeluarkan pendapat, jika diperlukan kadang kala bahkan fasilitator menunjuk atau meminta langsung kepada peserta untuk berbicara (memberikan pendapat). Meminta penundaan pembicaraan dengan cara yang elegan bagi peserta dominan tidak menimbulkan sikap keberatan, dan bagi peserta yang diminta memberikan komentar secara langsung ternyata juga dapat memberikan komentarnya hanya karena rasa percaya diri yang belum tumbuh. Untuk menghilangkan jarak antara fasilitator dan peserta dan meningkatkan proses pengenalan, panitia membagikan ID Card yang mencantumkan nama dan asal peserta, sehingga fasilitator dengan mudah mengenal dan mengingat nama peserta. Hal ini
16
memberikan keakraban dan kebanggan tersendiri bagi peserta yang disebut namanya oleh fasilitator saat proses berlangsung.
2. Pembelajaran | Fasilitasi Demi kemajuan dan peningkatan kualitas proses kegiatan pada masa yang akan datang, beberapa pembelajaran yang berhasil di petik dari tim fasilitator adalah sebagai berikut : a. Saling Percaya antara anggota Tim Fasilitator dalam membagi peran secara bergantian dan pemberian tanggungjawab secara penuh menumbuhkan kepercayaan diri fasilitator, untuk berinovasi dan berimprovisasi dalam memberikan yang terbaik pada setiap peran yang diambilnya. b. Dengan membuka / memberi ruang yang sama besarnya bagi seluruh peserta dalam berpendapat, menumbuhkan kepercayaan diri peserta untuk berani menyampaikan pendapatnya tanpa sungkan. c. Dengan mewajibkan kuota peserta 50 % dari perempuan menuai potensi-potensi aktor/aktivis perempuan untuk mendorong TKPLD di kabupaten secara umum. d. Pemanfaatan game perkenalan melalui media peta diawal kegiatan membantu peserta mengetahui sebaran wilayah aktivitasnya serta memberikan tambahan pengetahuan tentang kondisi wilayahnya secara umum. e. Membuka dan menjalin interaksi (diskusi/dialog) yang intens diluar arena lokakarya, dapat memberikan ruang tambahan komunikasi bagi peserta yang dominan dan vokal dan tentunya merasa tidak ‘terpuaskan’ dalam proses. f.
Pemberian selingan melalui game-game kreatif, lagu-lagu dan tampilan slide yang menarik (foto-foto peserta yang unik dan lucu) membawa pengaruh terhadap peningkatan semangat peserta dalam berkomunikasi dalam setiap proses kegiatan.
g. Kegiatan review dan refleksi yang dilakujkan setiap hari, memberikan gambaran dan catatan bagi fasilitator dan panitia terhadap proses yang telah terjadi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan pada hari berikutnya. h. Pelaksanaan Apreciative interview sebelum kegiatan, memberikan pemahaman awal kepada calon peserta tentang maksud dan tujuan kegiatan. Serta membangun relasi dan komitmen antara fasilitator dan peserta dalam mensukseskan kegiatan. i.
Keragaman peserta dari berbagai unsur dan wilayah memperbanyak variasi gagasan dan pendapat yang memperkaya wawasan dan informasi diantara peserta.
17
3. Keberlanjutan, Penyebarluasan dan Perluasan Dampak | Fasilitasi Dalam rangka menyebarkan hasil dan berbagi pembelajaran yang dihasilkan dari kegiatan lokakarya, disepakati bersama oleh seluruh peserta lokakarya untuk membangun komitmen bersama dalam hal : a. Komitmen untuk memperbaiki hasil Indeks Masyarakat Sipil pada masa yang akan datang. b. Melakukan pembenahan kedalam internal lembaga baik dari segi manajemen struktur kelembagaan maupun dalam implementasi nilai-nilai tata kelola kepemerintahan yang demokratis. c. Peserta merekomendasikan untuk menjalin komunikasi yang lebih dinamis dengan para stake holders (pemangku kepentingan) sebagai bagian dari cita-cita membangun program kemitraan dan kolaborasi antar pihak. d. Mensosialisasikan hasil IMS kepada konstituennya sebagai bagian dari proses perubahan sosial yang didambakan
4. Rekomendasi | Fasilitasi
Kemampuan Fasilitator
4% 22% 24%
Pandangan kami mengenai tindak lanjut yang sebaiknya dilakukan oleh Fasilitator, Panitia, Access dan peserta untuk meningkatkan hasil kegiatan sehingga berlanjut dan meluas adalah : Bagi Fasilitator •
50%
0 1 2 3
Antar fasilitator tetap menjalin komunikasi baik melalui komunikasi via telepon, sms, ataupun internet dalam rangka membangun silaturahmi dan saling sharing informasi tentang perkembangan masyarakat sipil di daerah yang telah dilaksanakan lokakarya.
• Setiap fasilitator harus terus belajar meningkatkan pengetahuan dan wawasannya tentang masyarakat sipil kaitannya dengan Tata kelola kepemerintahan lokal yang demokratis. •
Setiap fasilitator tetap menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan panitia dan peserta sebagai bagian dari upaya mempromosikan nilai-nilai TKLD yang telah dipahami dan dipraktekkan bersama dalam lokakarya.
•
Setiap fasilitator sebaiknya terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya tentang dunia kefasilitatoran dan aktif mengasahnya melalui beragam aktivitas agar semakin trampil dalam proses pelaksanaan.
18
Bagi Panitia •
Panitia pelaksana lokakarya sebaiknya mendokumentasikan hasil lokakarya dalam sebuah buku yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi rujukan bagi para pihak (pemerintah, OMS, Lembaga Donor, Aktor MS, Swasta) dalam merancang dan merencanakan program pembangunan dan perubahan sosial di daerahnya.
•
Mempraktekkan dan mempromosikan hasil lokakarya dalam internal lembaganya sebagai bagian dari proses peningkatan kapasitas lembaga.
•
Tetap menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan fasilitator dan peserta untuk menjaga keberlanjutan informasi dan program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.
•
Tetap menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan para stake holder sebagai upaya membangun jaringan kemitraan dalam mempraktekkan dan mempromosikan nilai-nilai tata kelola kepemerintahan lokal yang demokratis.
•
Panitia bukan sekedar penyelenggara teknis kegiatan, tapi seharusnya juga memahami konteks pelaksanaan, dan tahu akan isi dan hasil dari kegiatan dan menjadi bagian agenda kerja dari lembaga pelaksana
19
Lampiran- 1 I Interpretasi Hasil IMS Kab Gowa Tahun 2009 Hasil Indeks Masyarakat Sipil Kabupaten Gowa tahun 2009 berada pada kategori cukup baik (lebih besar dari 1,50). Skor ke-4 dimensi berada diatas 1,50, yaitu: 1,69 untuk dimensi struktur, 2,03 untuk dimensi nilai, 1,69 untuk dimensi dampak serta 1,86 untuk dimensi lingkungan. Dimensi Struktur (1,69)
INDEKS MASYARAKATSIPIL2009- KABUPATEN GOWA SKOR INTAN
Dimensi ini meninjau aktor-aktor dalam arena ms, karakteristik utamanya dan relasi diantara mereka
DIMENSI STRUKTUR 3.00 2.50 2.00
1.69 1.50
Dimensi struktur di Kab Gowa mendapat nilai 1,69, yang artinya “cukup baik”. 0.50 1.86 1.96 Kondisi tersebut utamanya didukung oleh 0.00 DIMENSI DAMPAK DIMENSI LINGKUNGAN dua sub dimensi, yaitu: sub dimensi keragaman arena ms (1,73) dan relasi antar aktor-aktor masyarakat sipil (2,19). 2.03 Selain itu, dua sub dimensi lain juga berada dalam kategori cukup sehat (diatas 1,5), yaitu: sub dimensi kedalaman DIMENSI NILAI partisipasi (1,57) dan sub dimensi tingkat organisasi (1,62). Disinilah letak kekuatan ms di Kabupaten Gowa, khususnya di dimensi struktur. Aktor-aktor ms berkomunikasi dan bekerja-sama denga baik satu dengan yang lainnya untuk memecahkan masalah bersama. 1.00
Relasi antar aktor-aktor masyarakat sipil Relasi antar aktor-aktor masyarakat sipil mendapatkan skor 2.19 (cukup sehat). Komunikasi (2,33) dan kerja sama (2,04) memberikan sumbangan terbesar terhadap nilai ini. Bahkan, penilaian yang diberikan peserta perempuan (30 orang) menunjukan nilai sampai dengan 2,32, sementara penilaian oleh peserta laki-laki (16 orang) memberikan penilaian 1,94. Seluruh wilayah di kabupaten masih menjunjung tinggi nilai-nilai saling manghargai dan menghormati (sipakatau) sehingga komunikasi yang terjadi dapat lancar. 3.00 Selain itu, saat ini sebagian besar oms di kab gowa sudah menggunakan alat 2.50 komunikasi yang canggih (hp) sehingga penyebaran informasi kepada seluruh 2.00 anggota cepat. Penyebaran media (cetak dan elektronika) juga sudah sampai di 1.50 seluruh pelosok desa. Pada sisi lain, oms-oms di kabupaten ini juga telah 1.00 memiliki visi dan misi yang jelas, hal ini mengurangi terjadinya tumpan tindih 0.50 kerja-kerja antar oms. INDEKSMASYARAKATSIPIL2009 - KABUPATENGOWA DIMENSI STRUKTUR
2.32
2.19
SKOR RATA-RATA
1.94
Ada banyak contoh dimana masyarakat melakukan kerja sama, misalnya: di desa Parigi, setiap musim hujan, semua warga khawatir akan diri, lingkungan serta
1.73
1.61 1.59
1.65
1.77
1.67
1.57 1.57 1.56
1.62
1.67
1.51
1.48
1.41
1.28
0.00 Keluasan partisipasi warga
Kedalaman partisipasi warga
Keanekaragaman OMS
Tingkat keorganisasian
Inter-relasi
Sumber daya
SUB DIMENSI
TOTAL
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
20
sawah-sawah pertaniannya, sehingga semua warga sisingkan lengan baju untuk saling melindungi dan memperingatkan satu dengan yang lainnya, proses ini mendorong koordinasi dan kerjasama yang baik antara aktor-aktor ms di wilayah tersebut. Tidak berhenti sampai di situ, di kotapun banyak terjadi komunikasi dan kerjasama yang baik, beberapa aktor oms yang terbilang dekat seringkali berdiskusi di luar kantor, seperti di warung kopi dan di tempat lainnya. Oleh karenanya, di antara aktor oms komunikasi dan kerjasama sudah terjalin dengan baik. Beberapa forum ataupun jaringan yang terbentuk lebih banyak disebabkan karena komunikasi yang intensif tersebut. Sub dimensi yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah sub dimensi sumber daya (1,44). Sumber daya oms memang masih sangat minim, baik teknologinya, finansial, maupun jaringan-jaringan yang dimiliki diluar wilayah. Oms di desa sangat tergantung pada anggaran dan program pembangunan pemerintah yang masuk desa-desa, bahkan banyak Sumber daya Sebagaimana disebutkan diatas, satu-satunya sub dimensi yang berada pada tataran kurang baik (kurang dari 1,5) adalah sub dimensi sumber daya (1,41). Kedua indikator yang ada dalam sub dimensi ini berada pada kondisi kurang baik, sub dimensi sumber daya (1,35) dan sub dimensi kemampuan sumber daya (1,48). Sumber daya manusia oms di kabupaten gowa sebenarnya cukup baik. Namun tidak ditopang dengan sarana dan prasarana kerja, finansial yang mendukung serta akses-akses sumber dana yang bisa diraih. Hampir semua oms yang berada di desa masih sangat bertumpu pada proyek-proyek pemerintah untuk pembangunan desa, sehingga omspun sangat bergantung dari program-program pemerintah. Jikapun akan menggalang sumber daya dari anggota, masih sangat kecil kontribusi yang diperoleh. Seperti di desa Bontonompo, oms-oms di desa tersebut sangat jarang ditemukan adanya penggalangan iuran dari anggota untuk lembaganya. Demikian pula di desa Panakkukang, kerja-kerja yang dilakukan oleh oms setempat lebih banyak aktivitas gotong royong warga serta kegiatan sosial antar warga. Program-program yang dilakukan melalui dukungan dari luar sangat jarang sekali. Jarangnya sumber daya tersebut juga diakibatkan kurangnya informasi yang diperoleh oms di desa serta kemampuan mengalang sumber daya itu sendiri. Hal demikian juga terjadi bagi oms-oms di kota. Penggalangan sumber daya dari publik masih sangat jarang. Penggalangan dana lebih banyak bertumpu kepada kerjasama dengan program-program yang dikembangkan pemerintah. Sementara penggalangan sumber daya dari anggota, publik maupun lembaga donor masih kurang. Banyak oms tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan usulan proposal ke lembaga donor. Hal menarik adalah perbedaan presepsi penilaian yang terjadi antara perempuan dan lakilaki. Penilaian yang diberikan perempuan lebih tinggi dari penilaian laki-laki. Selisih antara penilaian untuk indikator sumber daya sampai dengan 0,06, bahkan selisih pada indikator kemampuan menggalang sumber daya sampai dengan 0,35. Hal ini terjadi karena oms-oms yang terdiri atas perempuan (kelompok perempuan) seperti PKK, kelompok pengajian dll dapat melakukan aktivitasnya tanpa menggunakan dana cukup besar. Bahkan terkadang dapat mensiasatinya dari pembiayaan anggota, khususnya pada saat dilakukan pertemuanpertemuan rutin organisasi/perkumpulan
Rekomendasi Secara umum budaya Sipakatao yang masih berjalan di kab. Gowa sangat berpotensi untuk dipertahankan, budaya ini mendorong aktor-aktor MS untuk aktif berkomunikasi serta membangun kerjasama diantara mereka.
21
Kerjasama serta komunikasi yang dibangun masih sangat tergantung akibat sumber daya dan juga kemampuan menggalang sumber daya yang masih kurang dari oms di desa maupun di kota. Menyikapi kenyataan tersebut dipandang perlu dilakukan beberapa hal yang perbaikan, diantaranya membangun kerjasama dengan instansi pemerintah yang mengelola program di desa, sehingga juga memperkuat harmonisasi antara kerja yang dilakukan oleh pemerintah dengan kerja-kerja oms di desa-desa. Bagi oms di kota membangun kerjasama lebih luas dengan berbagai pihak penting sering baku bagi informasinya, termasuk cara mengaksesnya
Dimensi Lingkungan (1,86)
INDEKS MASYARAKAT SIPIL 2009- KABUPATEN GOWA DIMENSI LINGKUNGAN 3.00
2.50 2.12
2.18 2.04
2.10 2.11 2.08
2.10 2.01
SKOR RATA-RATA
2.00
1.95
1.93 1.76
1.88
1.88
1.82
1.83
1.73 1.63 1.53 1.44 1.47
1.50
1.33
1.00
Berdasarkan tampilan intan, diketahui bahwa Dimensi Lingkungan memperoleh Score sebesar sebesar 1,87 yang berarti berada dalam kondisi Cukup Baik
0.50
Dari 7 sub dimensi pada dimensi lingkungan, Konteks politik Kebebasan dan Konteks Konteks Sosial Hukum dan Relasi negaraRelasi pasarhak-hak dasar sosial-ekonomi Budaya kebijakan masyarakat sipil masyarakat sipil tampak bahwa sub SUB DIMENSI dimensi yang memiliki nilai yang paling tinggi adalah pada sub dimensi Kebebasan Dan Hak-Hak Dasar dengan skor 2,10, yang berarti berada pada kategori Cukup baik. Sementara yang mendapatkan nilai paling rendah adalah pada sub dimensi Relasi Pasar-Masyarakat Sipil yaitu sebesar 1,45 masuk pada kategori buruk. 0.00
TOTAL
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
Pada penilaian perbandingan antara laki-laki dan perempuan, terjadi perbedaan hasil penilaian, khususnya pada nilai yang paling tinggi. Perempuan memberikan penilaian untuk sub dimensi tertinggi ada pada sub dimensi Konteks Politik, sementara laki-laki penilaian tertingginya pada sub dimensi Kebebasan dan Hak-hak dasar. Untuk hasil penilaian sub dimensi paling rendah menunjukkan penilaian yang sama antara laki-laki dan perempuan yaitu pada sub dimensi relasi pasar dan masyarakat Sipil. Menurut interpretasi anggota kelompok Dimensi Lingkungan, bahwa diperolehnya nilai tertinggi ada pada sub dimensi kebebasan dan Hak-hak dasar. Indikator yang paling meberikan kontribusi adalah pada point indikator Kebebasan Sipil sebesar 2,32 disusul Indikator Kebebasan Pers sebesar 2,27 dan indikator Hak-hak atas informasi sebesar 1,70. Dari data menunjukkan bahwa untuk indikator Kebebasan sipil sudah masuk kategori Baik (2,32), hak ini menunjukkan bahwa di kabupaten Gowa kebebasan berekspresi dan berkumpul telah mendapatkan jaminan yang baik dari pemerintah dan telah dipraktekkan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya berbagai organisasi masyarakat sipil di kabupaten Gowa. Pemerintah juga memberikan perhatian yang penuh kepada OMS yang ada untuk melakukan kerja-kerja bersama dalam berbagai program kemitraan. Kebebasan pers juga telah terlaksana dengan baik. Namun sayangnya untuk indikator hak atas informasi masih belum maksimal, secara hukum memang sudah dijamin perolehannya, dan masyarakat juga telah memahami hak-haknya atas berbagai informasi, namun belum semua dapat mengakses informasi dengan mudah. Orang-orang tertentu saja yang bisa mengakses informasi khusus secara langsung pada pusat kekuasaan.
22
Sementara itu, interpretasi pada sub dimensi terendah yaitu sub dimensi Relasi pasar dan masyarakat sipil. Indikator yang memberikan kontribusi tertinggi yang menyebabkan sub dimensi ini berada ada kategori Buruk adalah indikator Kedermawanan perusahaan dengan nilai 0.98 (kategori buruk) kemudian indikator Tanggungjawab sosial perusahaan sebesar 1,50 (buruk) dan indikator Sikap Sektor pasar sebesar 1,86 (kategori Cukup baik). Menurut anggota kelompok, diperolehnya nilai yang berkategori “buruk” tersebut disebabkan oleh masih kurangnya perhatian dan dukungan dari sektor swasta terhadap aktivitas OMS. Memang diakui ada juga sektor swasta yang membantu dalam kegiatan-kegiatan OMS, namun secara umum, banyak OMS yang mengalami kerumitan dan kesulitan dalam mendapatkan bantuan dari sektor swasta, bahkan terkadang OMS mengeluarkan biaya proposal yang lebih besar daripada bantuan yang diterima dari sektor swasta. Perhatian pemerintah masih lebih baik dibanding perhatian dari sektor swasta. Alasan klasik dari perusahaan apabila dimintai bantuan, adalah bahwa butuh waktu yang lama untuk diproses karena akan dikoordinasikan dengan Perusahaan Pusat, dan kegiatan yang dilakukan OMS tidak ada hubungannya dengan aktivitas perusahaan, sehingga tidak mendapatkan jatah anggaran dari perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan akibat operasional perusahaannya. Dari sisi indikator sikap perusahaan terhada aktor-aktor OMS memang cukup baik, tapi hal itu hanya lipstik belaka, untuk kepentingan mereka sendiri. Sikap ramah yang ditunjukkan hanya untuk melapangkan tujuan mereka. Namun apabila tujuan telah tercapai, sering lupa untuk berbagi dengan masyarakat. Oleh karena itu kedepan kami berharap agar, pemerintah dapat memfasilitasi pertemuan antar pihak, baik dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat (OMS atau aktor MS). Selain itu, apabila dalam suatu wilayah akan dibangun sebuah pabrik, sebelum didirikan, terlebih dahulu dibuat kontrak sosial, antara pihak perusahaan dengan masyarakat, dimana perusahaan wajib mengakomodir potensi lokal baik dari segi penerimaan karyawan maupun pemanfaatan bahan baku. Rekomendasi lainnya adalah pemerintah memfasilitasi pembukaan akses jaringan pasar bagi hasil produk keterampilan rakyat (homen industry). Intinya, agar relasi antara Masyarakat Sipil dengan pemerintah dan pasar kedepan semakin meningkat, maka keterlibatan masyarakat sipil khususnya perempuan dan kaum termarjinal dalam berbagai tahapan pembangunan mulai dari masa persiapan, perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi lebih diperhatikan. Data lainnya menunjukkan, untuk sub dimensi Konteks politik diperoleh hasil dari nilai tertinggi yaitu; Indikator Efektifitas Negara sebesar 2,28 (Baik); kemudian Penegakan hukum termasuk hukum adat sebesar 2,21 (ckup baik); lalu indikator kompetisi politik sebesar 2,12 (cukup baik), indikator hak-hak politik sebesar 2,11 (Cukup baik), indikator korupsi sebesar 1,93 (cukup baik); dan nilai indikator terendah adalah Desentralisasi sebesar 1,88 (cukup baik). Sub dimensi lainnya yaitu Konteks Sosial Ekonomi menunjukkan nilai yaitu sebesar 1,75 (Cukup Baik). Berikutnya, untuk sub dimensi Hukum dan kebijakan menunjukkan hasil akhir yaitu : Indikator aktivitas advokasi yang diijinkan sebesar 2,50 (Baik), indikator pendaftaran OMS sebesar 2,18 (cukup baik), indikator keringanan pajak untuk sumbangan/donasi sebesar 1,36 (sangat buruk) serta indikator dengan nilai paling buruk adalah aturan-aturan pajak yang mendukung OMS sebesar 0,98 (sangat buruk). Pada sub dimensi relasi negara-masyarakat sipil secara umum menunjukkan nilai yang cukup baik sebesar 1,91, dengan indikator tertinggi yaitu pada indikator Otonomi sebesar 2,23 (cukup baik), kemudian indikator Dialog sebesar 1,95, serta indikator kerjasama/dukungan sebesar 1,53 (cukup baik). Kesimpulannya, untuk Dimensi Lingkungan telah menunjukkan nilai yang berada pada kategori CUKUP BAIK. Tentunya kedepan diharapkan terjadi perubahan yang lebih baik pada kondisi masyarakat sipil akibat pengaruh
23
dari faktor eksternal yang semakin terjalin interaksinya dengan Oms, aktor-aktor OMS dan aksi-aksi masyarakat sipil. Gowa harus menjadi lebih baik. Jalinan komunikasi dan interaksi yang harmonis dan dinamis antar semua pihak, menjadi pilihan utama dalam rekomendasi dimensi ini. Dimensi Dampak (1,96)
Pada dimensi dampak dengan INDEKS MASYARAKAT SIPIL 2009- KABUPATEN GOWA nilai 1,96 dikategorikan cukup DIMENSI DAMPAK 3.00 baik. Subdimensi yang paling tinggi kontribusinya adalah 2.50 subdimensi menanggapi isuisu kepentingan sosial dengan 2.00 nilai 2,10 kategori cukup baik. Yang membuat kondisi 1.50 dimensi dampak dalam kategori cukup baik adalah 1.00 mempengaruhi kebijakan publik 1,89, Akuntabilitas 0.50 sektor negara dan pasar 1,91 Respon terhadap kepentingan 0.00 sosial 2,10, Pemberdayaan Menanggapi kepentingan Memberdayakan warga Memenuhi kebutuhan Mempengaruhi Kebijakan Mendesakkan sosial negara masyarakat Publik terwujudnya tanggung Masyarakat 2,03, dan jawab pemerintah dan perusahaan swasta Memenuhi Kebutuhan SUB DIMENSI Masyarakat 1,86. Kekuatan/ TOTAL PEREMPUAN LAKI-LAKI aset yang dimiliki sehingga nilai ini menjadi tinggi adalah: Sudah ada organisasi-organisasi kemasyarakatan atau OMS yang cukup terlatih dan tanggap terhadap isu-isu sosial, seperti: Pramuka, Palang Merah Indonesia, tim-tim tanggap bencana dari parpol, dan sukarelawan. Gizi buruk sudah bisa tertangani dengan memberikan makanan tambahan seperti susu,telur bagi masyarakat yang berada di bawah garis merah. OMS memberikan pelayanan dan Pemerintah menyiapkan sehingga terorganisasi bantuan-bantuan yang diberikan meskipun sarana dan prasarana seperti ambulans masih minim di Kabupaten Gowa. Masyarakat Sipil/MS juga tanggap dan bereaksi cepat terhadap isu-isu sosial meskipun mereka bukan anggota salah satu OMS. 2.10
2.00
2.00
SKOR RATA-RATA
1.69
2.16
2.13
2.00
1.91
1.89
2.03
1.86
1.75
1.86 1.90
1.81
Faktor pendukung lain sehingga nilai dimensi dampak ini dikategorikan cukup baik adalah karena aktor IMS adalah aktor yang memang berdomisili di daerah terkait sehingga keberadaan mereka masih dipercaya oleh masyarakat dan mereka juga cepat dan tanggap terhadap keluhan masyarakat. Selain itu, kondisi gotong royong dan kekeluargaan juga sangat tinggi dan masih dibudayakan di masyarakat seperti budaya sipakatau, siri na pacce, an akbulo sibatang accera sitongka-tongka. Hal ini terindikasi dengan tingginya tingkat kepedulian masyarakat ketika ada yang sakit, kepedulian masyarakat masih tergolong tinggi terindikasi dengan banyaknya masyarakat yang mengunjungi. Selain itu dalam membangun rumah dan dalam acara perkawinan juga kepeduliannya msh sangat bagus Keterlibatan OMS dari NGO dalam rangka pendataan KK miskin, peserta ASKESKIN, dan kontrol terhadap implementasi pendidikan gratis. Hal ini dilakukan oleh aktor-aktor MS (aktor dan masyarakat mengawal persoalan-persoalan tersebut, bahkan diberikan akses untuk itu, bagi pelanggar dilaporkan langsung). PERDA thn 2003 berisi tentang tidak boleh melanjutkan sekolah bagi siswa tingkat SD dan SMP bagi yang tidak memiliki sertifikat lulus Baca Tulis Alquran. Pemberantasan buta aksara Alquran dan baca tulis disadari oleh masyarakat akan kepentingan kedua hal tersebut bahkaan ada yang bersedia mengeluarkan uang untuk bisa baca tulis. Hal ini karena OMS aktif memotivasi dan mensugesti mereka.
24
Pemerintah membuka diri di bidang informasi publik dengan membuat informasi layanan umum di Pemda, SMS Bupati, semua SKPD yang ada di Gowa. Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Sub dimensi ini nilainya paling rendah di antara sub dimensi lain yaitu 1,86 walau demikian masih tergolong cukup baik. Indikator yang menunjukkan nilai rendah adalah infrastruktur yang belum memadai, sanitasi dan penerangan yang belum merata di semua wilayah. Mempengaruhi Kebijakan Publik Subdimensi ini berada dalam kondisi cukup baik. Nilainya berada di peringkat kedua terendah (1,91). OMS berhasil menginisiasi lahirnya PERDA Transparansi dan Akuntabilitas yang kemudian menjadi kekuatan bagi masyarakat untuk mengontrol sistem perencanaan dan pembangunan. Meskipun telah disahkan, PERDA tersebut belum tersosialisasi secara maksimal. Kendala lain yang muncul terkait dengan subdimensi ini adalah Pemda belum terlalu aktif merespon kegiatan-kegiatan OMS (seperti waktu Musrembang, OMS mengawal dari tingkat daerah dan kecamatan, namun pada saat di tingkat Kabupaten/Bappeda, tidak ada OMS yang dilibatkan. Ada indikasi bahwa Pemda dalam hal ini Tim Anggaran membuat program sendiri dan tidak melanjutkan program waktu Musrembang dengan bahasa program yang ada sebelumnya dipending/ditunda. Rekomendasi Aktor MS di Gowa sudah dalam kapasitas aktif dan baik, serta telah menimbulkan dampak yang signifikan. Namun demikian, dibutuhkan peningkatan dari pemberdayaan menjadi pemapanan. Dalam arti bahwa, pemberdayaan sudah terselesaikan di tingkat masyarakat sehingga perlu selangkah lebih maju ke pemapanan untuk penguatan MS dan OMS agar berkembang dan tetap eksis dalam menuju kemandiriannya. Perencanaan-perencanaan pembangunan pemerintah melibatkan OMS tidak hanya di tingkat Musrembang desa, kecamatan dan kabupaten tapi juga di tingkat provinsi. Dimensi Nilai (2,03) Berdasarkan tampilan INTAN MS, diketahui INDEKS MASYARAKAT SIPIL 2009- KABUPATEN GOWA DIMENSI NILAI bahwa Dimensi Lingkungan memperoleh Score sebesar sebesar (2,03) yang berarti berada dalam kondisi CUKUP BAIK. Dari 7 sub dimensi pada dimensi nilai, yang berpengaruh pada meningkatnya nilai pada dimensi tersebut antara lain adalah anti kekerasan, kesetaraan TO TAL PEREMPUAN LAKI-LAKI gender, toleransi, keberlanjutan lingkungan, demokrasi, penangulangan kemiskinan dan tranparansi dengan nilai rata-rata diatas (1,51) dan nilai tertinggi tampak pada sub dimensi anti kekerasan(2,37). 3.00
2.50
SKOR RATA-RATA
2.00
2.37 2.35
1.96
2.00
2.09
2.01 2.04
1.95
1.88
2.41
1.88
2.15
1.96
1.91
1.98 1.97 2.00
1.97
1.81
1.81
1.73
1.50
1.00
0.50
0.00
Dem okrasi
Transparansi
Toleransi
Anti kekera san
Kesetara an gender
Pena nggulangan kem iskinan
Keberlanjutan lin gkungan
SUB-DIMENSI
25
Pada penilaian dimensi nilai terdapat perbedaan pada score nilai yang diberikan oleh perempuan dan laki-laki yaitu (2.06) nilai oleh perempuan dan (1.94) oleh laki-laki. Laki-laki memberikan penilaian untuk sub dimensi tertinggi ada pada sub dimensi anti kekerasan (2.41) dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan atas score yang diberikan oleh perempuan (2.37) sedangkan nilai terendah ada pada sub dimensi transparansi (1.88), pada sub dimensi tranparansi juga terdapat perbedaan score, nilai tertinggi diberikan oleh perempuan (1.95) dan laki-laki dengan score (1.73) Anti Kekerasan
Anti kekerasan bernilai tinggi karena praktek-praktek kekerasan oleh MS sudah semakin jarang dilakukan oleh actor MS dan actor-aktor MS sudah semakin banyak referensi tentang nilai-nilai anti kekerasan. Akses informasi semakin mudah oleh masyarakat sehingga mempersempit peluang terjadinya praktek kekerasan Tingkat pendidikan MS di Kab. Gowa semakin meningkat utamanya bagi perempuan yang berdampak pada meningkatnya posisi tawar. Karena perempuan Kab. Gowa sudah semakin menyadari peran dan fungsinyanya sebagai masyarakat Sosialisasi tentang kesetaraan gender semakin berhasil. Pengaruh budaya sangat terasa dalam hal memposisikan perempuan sebagai makhluk yang perlu dilindungi oleh laki-laki. Sedangkan perempuan memberikan score sedikit lebih rendah dari laki-laki karena berpendapat bahwa masih ada praktek-praktek kekerasan yang tereduksi oleh budaya malu sehingga tidak sempat terungkap ke public. Kesetaraan gender Pada sub-dimensi ini nilai yang diperoleh adalah (2.09) yang dipengaruhi oleh tiga indicator yaitu kesetaraan gender di dalam arena Masyarakat Sipil (2.45), arena Masyarakat Sipil untuk mempromosikan kesetaraan gender (2.02), praktek-praktek kesetaraan gender di dalam Organisasi Masyarakat Sipil (1.79). Perempuan memberikan score lebih tinggi (2.55) pada kesetaraan gender di Kab. Gowa dari pada laki-laki dengan interpretasi bahwa : Terbukanya peluang yang sama antara laki-laki dan perempuan terhadap akses pendidikan Keterlibatan perempuan dalam perencanaan pembangunan semakin tinggi. Perempuan pada sector public semakin banyak Contoh : Keterlibatan perempuan dalam segala bidang sudah cukup luas misalnya dalam pentas politik Caleg terpilih lebih dari kuota 30 % sehingga TKS (tindakan khusus sementara) untuk Kab. Gowa akan segera dirubah) Semakin banyaknya perempuan yang menjadi direktur pada perusahaan-perusahaan, lembaga-lembaga yang bergerak untuk mendorong perubahan-perubahan bagi perempuan seperti Kaukus Batara Gowa, dll. Toleransi Pada sub-dimensi ini nilai yang diperoleh adalah (2.01) yang dipengaruhi oleh dua indicator yaitu toleransi di dalam arena Masyarakat Sipil (2.15), actor-aktor Masyarakat Sipil mempromosikan toleransi (1.87) Perempuan memberikan score lebih tinggi (2.04) pada sub-dimensi toleransi di Kab. Gowa dari pada laki-laki dengan interpretasi bahwa : Karena system toleransi sudah diterapkan pada Masyarakat Sipil, Peningkatan pemahaman aktor-aktor dari actor-aktor Masyarakat Sipil, Faktor budaya masyarakat Gowa yang sangat menghargai orang lain, sipassiriki, sipappaccei. Penerapan sikap toleran itu lebih banyak dipraktekkan oleh perempuan Keberlanjutan Lingkungan
26
Pada sub-dimensi ini, nilai yang diperoleh adalah (1.98) yang dipengaruhi oleh satu indicator yaitu aksi-aksi actor Masyarakat Sipil untuk keberlanjutan lingkungan. Laki-laki memberikan score lebih tinggi (2.00) pada dari pada perempuan dengan interpretasi bahwa : Banyaknya Program-program yang mendorong keberlanjutan lingkungan seperti program PNPM, SCTV Peduli, program desa baik, dll. Demokrasi Pada sub-dimensi ini, nilai yang diperoleh adalah (1.96) yang dipengaruhi oleh dua indicator yaitu praktek-praktek demokrasi dalam OMS (1.85) dan aktor-aktor MS mempromosikan demokrasi (2.06) Perempuan memberikan score lebih tinggi (2.00) dari pada laki-laki (1.96) dengan interpretasi bahwa : OMS di dalam mempraktekkan demokrasi cukup baik karena dalam pengambilan keputusan telah melibatkan perempuan dan seluruh unsure masyarakat serta lebih akomodatif terhadap ide atau gagasan-gasan yang bersifat konstruktif, masyarakat sipil secara umum sudah menggunakan hak-hak politiknya lebih maksimal. Peserta lokakarya menganggap bahwa aktifis-aktifis MS sudah cukup baik dalam mempromosikan demokrasi karena MS sudah mempraktekkan dalam internal lembaganya misalnya dengan penyelenggaraan muswarah kerja, rapat tahunan, dll. Penanggulangan Kemiskinan Pada sub-dimensi ini, nilai yang diperoleh adalah (1.91) yang dipengaruhi oleh satu indikator yaitu aksi-aksi actor-aktor MS untuk penanggulangan kemiskinan. Nilai ini lebih rendah dibandingkan sub-dimensi yang lain karena program-program penanggulangan kemiskinan yang telah dijalankan masih kurang memberikan dampak yang dapat meningkatkan pendapatan yang lebih signifikan pada masyarakat secara luas Transparansi Pada sub-dimensi ini, nilai yang diperoleh adalah (1.88) yang dipengaruhi oleh empat indikator yaitu korupsi di dalam MS (2.00), tranparansi keuangan OMS(1.51), pertanggung gugatan OMS terhadap pemberi mandate/kontituen(2.00), arena MS untuk mempromosikan transparansi (2.00). dengan interpretasi bahwa nilai tranparansi sudah cukup baik meskipun pada aspek lain masih ada yang lemah tetapi secara rata-rata sudah cukup baik. Hal ini dipengaruhi oleh : Semakin gencarnya institusi pemberentasan korupsi dalam penegakan supremasi hukum. Regulasi dan sanksi yang sudah jelas sehingga berdampak terhadap meningkatnya rasa tanggung jawab dari MS. Pers sudah banyak melakukan pemberitaan ke masyarakat luas Sudah ada keterbukaan pemerintah atas akses data dan informasi untuk masyarakat luas, Tetapi pada aspek lain masih ada yang lemah misalnya Tingkat/daya kritis masyarakat masih rendah sehingga nilai transparansi dibandingkan sub-dimensi yang lain lebih rendah. Rekomendasi Secara umum aktor-aktor MS dalam analisis nilai dengan indikator yang mempengaruhi yaitu anti kekerasan, kesetaraan gender, toleransi, keberlanjutan lingkungan, demokrasi, penanggulangan kemiskinan dan transparansi cukup baik dan mewakili kondisi Kab. Gowa sebagai daerah yang dekat dengan akses ibu kota provinsi Sulawesi Selatan yang memungkinkan mudahnya terjalin pmberian informasi timbal balik untuk peningkatan Kab. Gowa , namun karena nilai pada sub-dimensi transparansi dan penanggulangan kemiskinan memperoleh nilai yang lebih rendah daripada sub-dimensi yang lain maka penting mendapatkan perhatian khusus dari seluruh elemen masyarakat.
27
OMS harus melakukan perluasan, peningkatan dan pengembangan dalam segala bidang mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten dan secara luas melakukan kerjasama dalam program-program dan perencanaan pembangunan hingga tingkat nasional baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Lampiran- 2 I Skor Indikator, Sub Dimensi dan Dimensi Skor Indikator, Sub Dimensi dan Dimensi IMS 2009 Kabupaten Gowa TOTAL
PR
LAKI-LAKI
DIMENSI, SUB-DIMENSI, INDIKATOR 2009 1. DIMENSI STRUKTUR
1.69
1.74
1.60
1.1. Keluasan partisipasi warga
1.61
1.59
1.65
1.1.1 Aksi politik nonpartisan
1.67
1.57
1.67
1.1.2 Menyumbang untuk amal
1.76
1.77
1.75
1.1.3 Keanggotaan di OMS
1.65
1.63
1.69
1.1.4 Kerja sukarela
1.50
1.50
1.50
1.1.5 Kegiatan kolektif komunitas
1.48
1.50
1.44
1.2 Kedalaman partisipasi warga
1.57
1.57
1.56
1.2.1 Sumbangan amal
1.67
1.70
1.63
1.2.2 Kerja sukarela
1.52
1.57
1.44
1.2.3 Keanggotaan di OMS
1.51
1.45
1.63
1.3 Keragaman Arena MS
1.73
1.77
1.67
1.3.1 Keanekaragaman OMS
1.91
1.90
1.94
1.3.2 Kepemimpinan OMS
1.11
1.13
1.06
1.3.3 Distribusi OMS
2.17
2.27
2.00
1.4 Tingkat organisasi
1.62
1.67
1.51
1.4.1 Keberadaan organisasi payung bagi OMS
1.27
1.28
1.25
1.4.2 Keefektifan organisasi payung OMS
1.67
1.67
1.69
1.4.3 Pengaturan diri sendiri/self-regulation
1.82
1.82
1.81
1.4.4 Organisasi/institusi pendukung
1.78
1.87
1.63
1.4.5 Jaringan kerja
1.54
1.73
1.19
1.5 relasi antar aktor-aktor masyarakat sipil
2.19
2.32
1.94
1.5.1 Komunikasi
2.33
2.48
2.06
1.5.2 Kerja sama
2.04
2.17
1.81
1.6 Sumber daya
1.41
1.48
1.28
1.6.1 Sumber daya
1.35
1.37
1.31
1.6.2 Kemampuan menggali sumber daya
1.48
1.60
1.25
28
2. DIMENSI LINGKUNGAN
1.86
1.93
1.77
2.1. Konteks politik
2.12
2.18
2.04
2.1.1. Hak-hak Politik
2.13
2.28
1.88
2.1.2. Kompetisi Politik
2.16
2.32
1.87
2.1.3. Penegakan Hukum Positif
2.20
2.18
2.25
2.1.4 Penegakan Hukum Adat
1.93
2.08
1.75
2.1.5. Korupsi
2.27
2.29
2.25
2.1.6. Efektivitas Negara
2.31
2.29
2.31
2.1.7. Desentralisasi
1.87
1.79
1.93
2.2. Kebebasan dan hak-hak dasar
2.10
2.11
2.08
2.2.1. Kebebasan sipil
2.30
2.24
2.44
2.2.2. Hak-hak atas informasi.
1.74
1.90
1.44
2.2.3. Kebebasan pers
2.27
2.21
2.38
2.3. Konteks sosial-ekonomi
1.76
1.82
1.63
2.3.1 Konteks sosio-ekonomi
1.76
1.90
1.63
2.4. Konteks Sosial Budaya
2.01
2.10
1.93
2.4.1. Kepercayaan
2.00
2.10
1.81
2.4.2. Toleransi
2.07
2.07
2.06
2.4.3. Kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum (Public spiritedness)
2.13
2.24
1.94
2.4.4 Budaya patriarki
2.07
2.03
2.06
2.4.5 Feodalisme
1.78
1.83
1.75
2.5. Hukum dan kebijakan
1.73
1.88
1.53
2.5.1. Pendaftaran OMS
2.17
2.24
2.00
2.5.2. Aktivitas advokasi yang diijinkan
2.46
2.48
2.44
2.5.3. Aturan-aturan pajak yang mendukung OMS
0.96
1.07
0.75
2.5.4. Keringanan pajak untuk sumbangan/donasi
1.35
1.55
0.94
2.6. Relasi antara negara-masyarakat sipil
1.88
1.95
1.83
2.6.1. Otonomi
2.22
2.24
2.19
2.6.2. Dialog
1.91
1.97
1.81
2.6.3 Kerjasama/ dukungan
1.51
1.52
1.47
2.7. Relasi pasar-masyarakat sipil
1.44
1.47
1.33
2.7.1. Sikap sektor pasar
1.89
1.97
1.75
2.7.2 Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
1.48
1.52
1.31
2.7.3. Kedermawanan perusahaan (corporate philanthropy)
0.96
0.90
0.94
3. DIMENSI NILAI
2.02
2.06
1.94
29
3.1. Demokrasi
1.96
2.00
1.88
3.1.1 Praktek-praktek demokrasi dalam OMS
1.85
1.94
1.69
3.1.2 Aktor-aktor MS mempromosikan demokrasi
2.06
2.06
2.06
3.2. Transparansi
1.88
1.95
1.73
3.2.1 Korupsi di dalam arena MS
2.00
2.00
2.00
3.2.2 Transparansi keuangan OMS
1.51
1.74
1.06
3.2.3 Pertanggung-gugatan OMS terhadap pemberi mandat/konstituen
2.00
2.10
1.81
3.2.4 Arena MS untuk mempromosikan transparansi
2.00
1.97
2.06
3.3. Toleransi
1.96
2.04
1.81
3.3.1 Toleransi di dalam arena MS
2.15
2.23
2.00
3.3.2 aktor-aktor MS mempromosikan toleransi
1.87
1.94
1.75
3.3.3 aktor-aktor MS mempraktekan toleransi
1.87
1.97
1.69
3.4. Anti kekerasan
2.37
2.35
2.41
3.4.1 Anti kekerasan di dalam arena MS
2.50
2.47
2.56
3.4.2 Arena MS untuk mempromosikan anti kekerasan dan perdamaian
2.23
2.23
2.25
3.5. Kesetaraan gender
2.09
2.15
1.96
3.5.1 Kesetaraan gender di dalam arena MS
2.45
2.55
2.25
3.5.2 Praktek-praktek kesetaraan gender di dalam OMS
1.79
1.77
1.81
3.5.3 Arena MS untuk mempromosikan kesetaraan gender
2.02
2.13
1.81
3.6. Penanggulangan kemiskinan
1.91
1.97
1.81
3.6.1 Aksi-aksi aktor-aktor MS untuk penanggulangan kemiskinan
1.91
1.97
1.81
3.7. Keberlanjutan lingkungan
1.98
1.97
2.00
3.7.1 Aksi-aksi aktor-aktor MS untuk keberlanjutan lingkungan
1.98
1.97
2.00
4. DIMENSI DAMPAK
1.96
2.04
1.82
4.1. Mempengaruh Kebijakan Publik
1.89
2.00
1.69
4.1.1. Pengaruh arena MS dalam kebijakan publik
1.89
2.00
1.69
4.2. Akuntabilitas sektor negara dan pasar
1.91
2.00
1.75
4.2.1. Mendesakkan terwujudnya tanggung jawab pemerintah
2.09
2.14
2.00
4.2.2. Mendesakkan terwujudnya tanggung jawab perusahaan swasta
1.73
1.86
1.50
4.3. Respon terhadap kepentingan sosial
2.10
2.16
2.00
4.3.1 Memberikan tanggapan
2.24
2.28
2.19
4.3.2 Kepercayaan Publik
1.96
2.03
1.81
4.4. Pemberdayaan Masyarakat
2.03
2.13
1.86
30
4.4.1 Memberikan informasi dan mendidik warga negara
2.00
2.10
1.81
4.4.2 Membangun kapasitas untuk aksi bersama
2.11
2.14
2.06
4.4.3 Memberdayakan masyarakat terpinggirkan
1.98
2.10
1.75
4.4.4. Memberdayakan perempuan
2.16
2.34
1.81
4.4.5. Membangun modal sosial (gotong royong, toleransi, dll)
2.11
2.10
2.13
4.4.6 Dukungan terhadap lapangan pekerjaan
1.84
1.97
1.63
4.5. Pemenuhan kebutuhan masyarakat
1.86
1.90
1.81
4.5.1 Melakukan lobi untuk penyediaan pelayanan negara
2.04
2.10
1.94
4.5.2 Memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak secara langsung
1.93
1.97
1.88
4.5.3 Memenuhi kebutuhan kelompok-kelompok terpinggirkan
1.61
1.62
1.60
31
Lampiran- 3I Daftar Peserta A. Organisasi Rakyat
NO.
NAMA
L/P
KECAMATAN
ORGANISASI
1.
Haslinda
P
Sombaopu
Yayasan SMI
2.
Nurliah
P
Pallangga
Ibu Balita Sehat
3.
Nurinsani
P
Barombong
Majelis Taklim/ PKK/ IPNU
4.
Rismawaty
P
Bajeng
Majelis Taklim
5.
Ramlah
P
6.
Hadrah
P
7.
Sherlinawaty Mapparessa
8.
Bajeng Barat
NO. TELPON 0411-5225130 0411-2124282 085242209354 0411-2856023
ALAMAT Batangkaluku Bontocinde Bontopajja Bontosunggu
PKK
0411-2535141
Tanabangka
Bontonompo
Generasi Muda Kreatif
081342914166
Kacci-kacci
P
Bontonompo Selatan
Karangtaruna
085255317315
Bontoramba
Jumalia
P
Bontomarannu
PKK
0411 2370156
Borongloe
9.
Ernawaty
P
Kelmpk. Tani
081342027627
Pallantikang
10.
Syahreni
L
KPUK
085255493948
Bontoparang
11.
Ermawati
L
PKK
081342519324
Manyampa
12.
Rasni
P
PKK
081242379274
Bissoloro
13.
Hamsinah
P
PKK
081241029599
Lemoa
14.
Sulmiati
L
Remaja Masjid
085292851175
Tonrorita
15.
Alamsyah
P
Kelmpk. Tani
081242721423
Datara
16.
Dg Tola
L
Komunitas Sabo
081526030789
Limbua
17.
Jumiani
P
Aisyiah
081526030789
Bissoloro
18.
Rina
P
Kelmpk. Tani
085656278413
Romangtangg a, Jonjo
19.
Ridwan
L
Kelompok Tani
081355711323
Tokka
20.
Nurlia
P
Remaja masjid
081242628206
Tonrorita
B.
Pattallassang Parangloe Manuju Bungaya Bontolempanga ng Biringbulu Tompobulu Tinggimoncong Tombolopao Parigi Bungaya BiringBulu
LSM
NO.
NAMA
L/P
1.
HASNIATI HAYAT
P
2.
PUTRI RATU
P
3.
ANNISA
P
4.
QURNIATI SULAEMAN
P
LEMBAGA LPA FORUM PEMERHATI PEREMPUAN GOWA JARPUK KAUKUS PEREMPUAN
ALAMAT
NO. TELPON HP
SUNGGUMINASA
081241628999
PALLANGGA
085241576979
PATTALLASSANG
081242670852
SUNGGUMINASA
081342976176
32
5. 6. 7.
RUSNIATY KAHAR MUJI ANDI IRWAN
P L L
BATARA GOWA GOCEST WAKIL LBI
8.
ANSAR AMINULLAH
L
FOSYL
9.
RAIS PATTA
L
10.
SYARIFUL ALAM
L
YAYASAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN YBC
PALLANGGA MALINO SUNGGUMINASA BONTONOMPO SELATAN PARANGLOE
081343867223 081342597901 081354851968 08194108690 081342440390
BAJENG
C. Organisasi Masyarakat Sipil Non LSM NO.
NAMA
JENIS KELAMIN
LEMBAGA
1.
Rahmat
L
HIPMA GOWA
2.
Anto P.
P
3.
Ramlah
4. 5.
Mapparenta Tutu
D.
MARLINA JAMAILIS
P
FATAYAT NU
Pallangga
081242089767
P
AISYIAH PENYANDANG CACAT SERIKAT PEDAGANG KARANG TARUNA BKPRMI
P L L
NAMA
L/P
1. 2.
H. HAMSIR HASANUDDIN
L L
3.
FARADIBA
P
4.
MUSDALIFA
P
5. 6. 7. 8. 9.
P
ARI BAKRI PATO NASARUDDIN
Bontonompo
Sumigo Sumigo
081354709228
081342932000 081241024105
L L
LEMBAGA BPMD BAPPEDA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KECAMATAN BONTONOPO KEL. KALASE’RENA KECAMATAN BAJENG DESA PA’BENTENGANG DPRD DPRD
ALAMAT
NO. TELPON HP 085241576979 081343736116
Bontomarannu
081355092455 081342609202
Media dan Swasta
NO. 1. 2. 3.
081343340579
Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Desa & Kelurahan, DDRD
NO.
E.
KNPI
L
7. 8. 9.
NO. TELPON HP
Pallangga Pattallassang
L
6.
ALAMAT
NAMA A. JUMRAWATI Bawakaraeng Pos Hj. RISMAWATY
L/P P P P
PERUSAHAAN
ALAMAT
NO. TELPON HP
REWAKO FM Bajeng
08124209877 081342955000
33
34
Lampiran- 4I Lembar Penilaian IMS Kab Gowa 2009 1. DIMENSI STRUKTUR 1.1. Keluasan partisipasi warga
Seberapa luas keterlibatan warga dalam arena MS? Berapa proporsi warga yang terlibat dalam aktivitas di arena MS?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
1.1.1 Aksi politik nonpartisan
Berapa banyak warga yg pernah ikut serta dalam aksi politik non-partisan apapun bentuknya (seperti: menulis surat ke surat kabar, pesan singkat, menandatangani petisi; mengikuti demonstrasi)?
Sangat sedikit
Sedikit
Banyak
Sangat banyak
1.1.2 Menyumbang untuk amal
Berapa banyak warga yang menyumbang untuk amal?
Sangat sedikit
Sedikit
Banyak
Sangat banyak
1.1.3 Keanggotaan di OMS
Berapa banyak warga yang menjadi anggota dari - paling sedikit satu OMS?
Sangat sedikit
Sedikit
Banyak
Sangat banyak
1.1.4 Kerja sukarela
Berapa banyak warga yang melakukan kerja sukarela secara rutin (paling sedikit satu kali per tahun)?
Sangat sedikit
Sedikit
Banyak
Sangat banyak
1.1.5 Kegiatan kolektif komunitas
Berapa banyak warga yang berpartipasi dalam kegiatan komunitas (misalnya: menghadiri pertemuan kampung untuk membahas masalah bersama)
Sangat sedikit
Sedikit
Banyak
Sangat banyak
1.2 Kedalaman partisipasi warga
Seberapa dalam/berarti partisipasi warga dalam arena MS? Seberapa sering atau seberapa dalam orang terlibat dalam kegiatan-kegiatan arena MS?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
1.2.1 Sumbangan amal
Seberapa sering warga memberikan sumbangan secara rutin rata-rata per tahun?
Sangat jarang
Jarang
Sering
Sangat sering
1.2.2 Kerja sukarela
Seberapa sering warga melakukan kerja sukarela per bulan?
Sangat jarang
Jarang
Sering
Sangat sering
1.2.3 Partisipasi anggota di OMS
Berapa banyak warga yg menjadi anggota lebih dari satu OMS ?
Sangat jarang / Sangat sedikit
Jarang
Sering
Sangat sering
1.3 Keragaman Arena MS
Seberapa beragam arena MS? Apakah semua kelompok sosial berpartisipasi secara sama dalam arena MS? Apakah ada kelompok yang dominan atau tersisihkan?
Indikator
Penjelasan
1.3.1 Keanekaragaman OMS
Apakah OMS yang ada memang cukup beragam dan telah mewakili semua kelompok sosial yang ada?
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Sangat kecil keragaman OMS (1-3 jenis OMS)
Kecil keragaman OMS (4-6 jenis OMS)
Cukup besar keragaman OMS (7-9 jenis OMS)
Sangat beragam (> 10 jenis OMS)
1.3.2 Kepemimpinan OMS
Apakah pemimpin di OMS telah mewakili semua kelompok sosial (perempuan, perdesaan, orang miskin, dan minoritas)?
Sangat sedikit perempuan dan orang miskin yang jadi pimpinan OMS
Sedikit perempuan dan orang miskin yang jadi pimpinan OMS
Cukup banyak perempuan dan orang miskin yang jadi pimpinan OMS
Banyak perempuan dan orang miskin yang jadi pimpinan OMS
1.3.3 Distribusi OMS
Bagaimana penyebaran OMS di kabupaten/kota?
OMS hanya ada di ibukota kabupaten/kota
Di sebagian wilayah kecamatan sudah ada OMS
OMS ada di semua wilayah, kecuali di daerah terpencil
OMS ada di semua wilayah kabupaten/kota
1.4 Tingkat organisasi
Seberapa baik MS sebagai arena yang terorganisir? Apa saja prasarana yang tersedia dalam arena MS?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
1.4.1 Keberadaan organisasi payung bagi OMS
Berapa banyak OMS yang menjadi anggota federasi, konsorsium, forum, atau jaringan OMS?
Sangat sedikit
Sedikit
Banyak
Sangat banyak
1.4.2 Keefektifan organisasi payung OMS
Efektifkah federasi, konsorsium, forum, atau jaringan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan?
Sangat tidak efektif
Kurang Efektif
Kadang-kadang efektif
Efektif
36
1.4.3 Pengaturan diri sendiri/self-regulation
Adakah upaya di antara OMS untuk mengatur diri sendiri (kode etik atau bentuk pengaturan diri yang lain) dan efektifkah pelaksanaan upaya pengaturan diri tersebut, misalnya ditunjukkan dengan kepatuhan mentaati kode etik bersama?
Tidak ada upaya OMS untuk mengatur diri sendiri
Upaya awal ada, tapi sangat sedikit OMS yang terlibat dan hasilnya sangat terbatas
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
1.4.4 Organisasi/institusi pendukung
Apakah arena MS mendapat cukup banyak dukungan dari berbagai organisasi/institusi pendukung, dan cukup efektifkah dukungannya?
Tidak ada institusi pendukung untuk MS.
1.4.5 Jaringan kerja
Berapa banyak OMS yang memiliki jaringan kerja (lokal, region, nasional, internasional)
Hanya segelintir OMS yang memiliki jaringan kerja
1.5 relasi antar aktoraktor masyarakat sipil
Seberapa kuat dan produktif hubungan antara aktor-aktor MS?
Indikator
Penjelasan
1.5.1 Komunikasi
1.5.2 Kerja sama
Bagaimana tingkat komunikasi antara aktoraktor MS? Apakah aktor MS saling berbagi informasi? Bagaimana kerja sama di antara aktor MS dalam menggarap isu-isu umum yang menjadi prioritas baik melalui aliansi/koalisi lintassektoral OMS seputar isu spesifik atau isu yang menjadi keprihatinan bersama?
Beberapa sektor OMS sudah melakukan pengaturan diri, namun karena tidak ada sangsi hasilnya terbatas Nilai 2
Pengaturan diri sudah ada dan berfungsi cukup efektif, sehingga berdampak pada perbaikan perilaku OMS.
Nilai 3
Institusi pendukung untuk MS sangat terbatas.
Institusi pendukung untuk beberapa sektor MS tersedia dan dukungan itu meluas.
Institusi pendukung untuk MS terbangun dengan baik
Terbatas jumlah OMS yang memiliki jaringan kerja
Cukup banyak jumlah OMS yang memiliki jaringan kerja
Banyak jumlah OMS di berbagai tingkatan (dari desa sampai kabupaten) yang memiliki jaringan kerja
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Sangat jarang
Jarang
Cukup
Sering
Tidak ada kerja sama
Sangat jarang bekerja sama
Kadang-kadang bekerja sama.
Secara rutin bekerja sama .
37
1.6 Sumber daya
Seberapa besar sumber daya yang dimiliki OMS untuk mencapai tujuannya?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Rata-rata OMS memiliki sumber daya yang cukup dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Sangat kuat
1.6.1 Sumber daya
Seberapa besar sumber daya keuangan, manusia dan/atau teknologi yang dimiliki OMS?
Rata-rata OMS mengalami masalah sumber daya serius.
Rata-rata OMS memiliki sumber daya namun tidak memadai untuk mencapai tujuannya.
Rata-rata OMS memiliki sebagian besar sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka
1.6.2 Kemampuan menggali sumber daya
Sejauh mana kemampuan OMS dalam menggali sumber daya secara swadaya untuk mendukung kegiatan-kegiatannya? (misalnya dalam bentuk iuran anggota, donasi/sumbangan pengurus dan publik, tenaga sukarela dari masyarakat sekitar)
Sangat lemah
Lemah
Cukup kuat
38
2. DIMENSI LINGKUNGAN
2.1. Konteks politik
Bagaimana situasi politik di Kab. Gowa dan dampaknya terhadap arena masyarakat sipil?
Indikator
Penjelasan
2.1.1. Hak-hak Politik
Seberapa besar/kuat hambatan terhadap hakhak politik warga? (Misalnya: hambatan untuk berpartisipasi dalam proses-proses politik secara bebas, memilih pemimpin politik melalui pemilihan yang bebas dan adil, berorganisasi dalam partai politik secara bebas dan keterlibatan warga dalam proses perumusan dan mengevaluasi kebijakan)?
Nilai 0
Terdapat hambatan besar.
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Terdapat beberapa hambatan.
Warga diberi hak-hak politik yang cukup.
Rakyat memiliki kebebasan penuh dan pilihan untuk melaksanakan hak-hak politiknya dan berpartisipasi secara berarti dalam proses-proses politik.
Jumlah partai banyak, tetapi tidak terlembaga secara baik dan/atau tidak jelas basis ideologinya
Jumlah partai banyak (multi-partai), terlembaga secara baik atas dasar ideologi yang jelas
2.1.2. Kompetisi Politik
Apa karakteristik utama sistem kepartaian yang ada, baik jika dilihat dari jumlah partainya, ideologinya, kelembagaan dan kompetisinya?
Sistem partai tunggal.
Jumlah partai sedikit berbasis ketokohan atau politik identitas (misal: identitas ras, identitas suku, dsb.)
2.1.3. Penegakan Hukum Positif
Sejauh manakah hukum nasional ditegakkan di kabupaten Gowa ?
Tidak ditegakkan
Penegakan yang rendah
Cukup ditegakkan
Masyarakat sangat percaya dan patuh.
2.1.4. Penegakan hukum adat
Sejauh manakah hukum adat diberlakukan di kabupaten Gowa ?
Tidak ditegakkan
Penegakan yang rendah
Cukup ditegakkan
Masyarakat sangat percaya dan patuh.
2.1.5. Korupsi
Sejauh manakah terjadi korupsi di instansi pemerintahan? (ganti = kabupaten Gowa (kab/kec/desa/kelurahan)
Tinggi sekali
Tinggi
Sedang
Rendah
39
Aparat pemerintah tidak efektif.
Aparat pemerintah hanya berfungsi pada kondisi tertentu.
Aparat pemerintah berfungsi tapi kurang tanggap.
Aparat pemerintah berfungsi penuh.
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
2.1.6. Desentralisasi
Seberapa besar/banyak kewenangan dan pengeluaran/belanja pemerintah kabupaten yang didelegasikan kepada pemerintah desa? (Misal membuat peraturan desa, menyusun anggaran belanja, melakukan proses pemilihan aparat desa, mengelola potensi sumber daya desa)
Sangat sedikit dan banyak diintervensi
Sedikit dengan intervensi relatif kecil.
Banyak dan masih ada intervensi pada hal-hal terntentu.
Sangat banyak tanpa intervensi
2.2. Kebebasan dan hak-hak dasar
Sejauh manakah kebebasan dasar dijamin oleh hukum dan di dalam praktek?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
2.2.1. Kebebasan sipil
Sejauh manakah kebebasan sipil (mis. kebebasan berekspresi, berkumpul) dijamin oleh hukum dan terlaksana dalam prakteknya?
Kebebasan sipil tidak dijamin oleh hukum dan dalam praktek banyak pembatasan
Tidak ada jaminan hukum atas kebebasan sipil dan dalam praktek tidak terlalu dibatasi
Ada hukum tapi kadangkadang dalam praktek dilarang
Kebebasan sipil dijamin sepenuhnya oleh hukum dan terlaksana dalam praktek
2.1.6. Efektivitas Negara
Sejauh manakah negara dapat memenuhi dan menjalankan fungsi dan tugas yang telah ditetapkan? (termasuk dalam hal pemenuhan hak atas pendidikana, kesehatan, pangan, dll)
Indikator
40
2.2.2. Hak-hak atas informasi.
Sejauh manakah hukum memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi, misalnya ditunjukkan dengan kemudahan memperoleh dokumen pemerintah?
Tidak ada jaminan hak terhadap informasi sehingga akses masyarakat terhadap dokumen pemerintah sangat terbatas
Akses masyarakat terhadap dokumen pemerintah terbatas tetapi tampaknya akan bertambah baik
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
2.2.3. Kebebasan pers
Sejauh manakah kebebasan pers dijamin oleh hukum dan terlaksana dalam praktek?
Kebebasan pers dibatasi dan tidak ada jaminan hukum
Terdapat cukup banyak pelanggaran terhadap kebebasan pers
Ada aturan yang menjamin akses masyarakat terhadap informasi, tetapi dalam praktek, sulit untuk mendapatka n dokumen pemerintah Nilai 2 Ada pelanggaran terhadap kebebasan pers, namun dalam jumlah yang amat terbatas
Dokumen pemerintah dapat diakses secara luas dan mudah oleh masyarakat
Nilai 3
Kebebasan pers dijamin sepenuhnya oleh hukum dan terlaksana dalam praktek
41
2.3. Konteks sosialekonomi
Bagaimana situasi sosial-ekonomi di Indonesia (ganti=di kabupaten Gowa) dan dampaknya terhadap masyarakat sipil?
Indikator
Penjelasan
.3.1 Konteks sosioekonomi
Sejauh mana kondisi sosial-ekonomi mendorong efektifitas aktor-aktor MS dan OMS menjalankan fungsinya? Terdapat kondisi berikut ini: (1) Kemiskinan yang meluas (> 40% masyarakat berpendapatan kurang dari Rp 15.000 per hari; (2) Perang dlm 5 tahun terakhir; (3) Konflik etnik/agama yang parah; (4) Krisis ekonomi parah; (5) Krisis sosial parah 2 tahun terakhir (misalnya wabah penyakit, bencana alam, pengangguran, krimininalitas yang tinggi); (6) Kesenjangan sosial-ekonomi yang amat tinggi; (7) Buta huruf tinggi (lebih dari 40% orang dewasa buta huruf); (8) Minimnya sarana dan prasarana teknologi informasi, misalnya telepon termasuk jaringannya (5 rumah tangga per 10.000 penduduk)
2.4. Konteks Sosial Budaya
Seberapa jauh norma-norma dan sikap-sikap sosial-budaya menguntungkan atau merugikan masyarakat sipil?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Terdapat lebih dari lima kondisi yang digambarkan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Terjadi tiga, empat atau lima kondisi seperti digambarkan
Terjadi satu atau dua kondisi seperti digambarka n
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Tidak terjadi kondisi seperti yang digambarkan.
Nilai 3
42
2.4.1. Kepercayaan
Seberapa besar rasa saling percaya di antara masyarakat?
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
2.4.2. Toleransi
Seberapa tolerankah masyarakat (mis. terhadap warga yang berbeda ras/agama/suku; terhadap imigran, pengidap HIV/AIDS, kaum homoseksual)?
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
2.4.3. Kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum (Public spiritedness)
Sekuat apakah semangat kebersamaan dan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum diantara masyarakat?
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
2.4.4 Budaya patriarki
Sekuat apakah semangat warga dalam memerangi budaya patriarki (misal terhadap penomorduaan perempuan dalam hal akses, kontrol dan manfaat pembangunan)?
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Mulai berkurang, dan mulai berkembang sikap egaliter (ganti = kuat)
Semakin memudar dan semakin menguat sikap egaliter (ganti = kurang)
Tidak ada dan arena MS sangat egaliter (ganti = tidak ada lagi)
Nilai 2
Nilai 3
2.4.5 Feodalisme
Sejauh manakah perilaku feodalisme dalam masyarakat telah mempengaruhi perkembangan MS (misalnya: Mengutamakan keturunan/gelar dalam menentukan jabatanjabatan publik)
2.5. Hukum dan kebijakan
Sejauh mana hukum dan aspek legal yang ada mendorong tumbuh-kembangnya atau justru malah mematikan perkembangan masyarakat sipil?
Indikator
Penjelasan
Sangat kuat
Nilai 0
Nilai 1
43
2.5.1. Pendaftaran OMS
Bagaimana negara (ganti pemkab. Gowa) memproses pendaftaran OMS? Karakteristik proses pendaftaran: (1) sederhana, (2) cepat, (3) murah, (4) mengikuti aturan resmi, (5) dilaksanakan secara konsisten?
Tidak memenuhi karakteristik
Dua atau tuga karakteristik tidak terpenuhi
2.5.2. Aktivitas advokasi yang diijinkan
Sejauh manakah Aktor-aktor MS bebas untuk melakukan advokasi/mengkritik pemerintah? (ganti = pemkab, pem.kecamatan, pemdes/kelurahan)
Aktor-aktor MS tidak diijinkan melakukan advokasi atau mengkritik pemerintah
Cukup banyak aturan atau pasalpasal karet yang menghambat kegiatan advokasi
2.5.3. Aturan-aturan pajak yang mendukung OMS
Sejauhmanakah kebijakan dan sistem perpajakan memberikan pengecualian bagi OMS?
Tidak ada pengecualian pajak bagi OMS.
Pengecualian pajak hanya untuk OMS tertentu.
2.5.4. Keringanan pajak untuk sumbangan/donasi
Seberapa luas tersedia keringanan pajak untuk mendorong individu dan perusahaan menyumbang/memberikan donasi pada kegiatan-kegiatan sosial?
Sama sekali tidak ada keringanan pajak.
Ada keringanan pajak, namun amat terbatas untuk tujuan dan organisasi tertentu.
Hanya satu karakteristik yang digambarka n tidak terpenuhi. Hambatan terhadap kegiatan advokasi sangat minim dan cukup jelas batasannya, misalnya: tidak diperbolehk an mengikuti kampanye politik Hanya sedikit OMS yang tidak mendapat pengecualia n pajak. Keringanan pajak diberikan dalam jumlah terbatas untuk beragam tujuan dan jenis organisasi.
Proses pendaftaran memenuhi karakteristik yang digambarkan.
Aktor-aktor MS diijinkan melakukan advokasi dan mengkritisi pemerintah secara bebas
Ada pengecualian berbagai jenis pajak hampir untuk semua jenis OMS.
Keringanan pajak yang jumlahnya cukup besar tersedia untuk beragam tujuan dan jenis organisasi.
44
2.6. Relasi antara negara-masyarakat sipil
Bagaimanakah sifat dan kualitas relasi antara masyarakat sipil dengan negara?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
2.6.1. Otonomi
Sejauh mana OMS bebas beroperasi tanpa campur tangan pemerintah?
OMS tidak bebas beroperasi.
OMS sering diintervensi ketika beroperasi
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
2.6.2. Dialog
Sejauh mana negara berdialog dengan aktoraktor MS dan seberapa besar dialoig terlembagakan (misalnya melalui mekanisme musrenbang, mekanisme hearing, dll)?
Tidak ada dialog yang berarti
Negara hanya melakukan dialog dengan sekelompok kecil aktor MS secara ad-hoc.
2.6.3 Kerjasama/ dukungan
Seberapa beragamkah OMS yang menerima sumber daya dari negara (dalam bentuk hibah, kontrak, dsb.)?
Sangat sedikit OMS yang menerima sumberdaya dari negara
Sedikit OMS yang menerima sumber daya dari negara.
Nilai 2 OMS cukup independen namun kadangkala masih diintervensi oleh pemerintah Nilai 2 Negara melakukan dialog dengan banyak ragam aktor MS, namun sebagian besar masih berbasis adhoc Cukup banyak OMS yang menerima sumber daya dari negara
Nilai 3
OMS bebas melakukan kegiatan.
Nilai 3
Tersedia mekanisme yang sistematis untuk dialog antara negara dengan berbagai jenis dan ragam aktor MS serta terlembagakan.
Banyak jenis OMS yang menerima sumberdaya dari negara dengan jumlah yang cukup besar.
45
2.7. Relasi pasarmasyarakat sipil
Bagaimanakah sifat dan kualitas relasi antara masyarakat sipil dengan pasar?
Indikator
Penjelasan
2.7.1. Sikap sektor pasar
2.7.2 Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
2.7.3. Kedermawanan perusahaan (corporate philanthropy)
Nilai 0
Nilai 1
Bagaimana sikap pasar terhadap aktor-aktor masyarakat sipil?
Secara umum bermusuhan.
Secara umum acuh tak acuh.
Sejauh manakah terbangun gagasan-gagasan dan aksi-aksi tanggung jawab sosial perusahaan ?
Sebagian besar perusahaan tidak memperdulikan dampak sosial dan lingkungan akibat kegiatannya.
Sebagian besar perusahaan hanya berpura-pura memiliki tanggung jawab sosial.
Apakah OMS yang menerima dukungan dari sektor swasta cukup banyak dan beragam?
Sangat sedikit OMS yang menerima kedermawanan dari perusahaan
Sedikit OMS yang menerima kedermawanan dari perusahaan.
Nilai 2 Secara umum mendukung tapi belum maksimal Sebagian besar perusahaan mulai memperhitu ngkan potensi dampak sosial dan lingkungan Cukup banyak OMS yang menerima kedermawa nan dari perusahaan
Nilai 3
Mendukung secara penuh
Sebagian besar perusahaan mengambil tindakan-tindakan yang efektif untuk mencegah dampak sosial dan lingkungan
Banyak jenis OMS yang menerima kedermawanan dari perusahaan dengan jumlah yang cukup besar.
46
3. DIMENSI NILAI 3.1. Demokrasi
Sejauh mana aktor-aktor MS mempraktekkan dan mempromosikan demokrasi kepada masyarakat luas?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
3.1.1 Praktek-praktek demokrasi dalam OMS
Berapa banyak OMS mempraktekkan demokrasi di internal lembaga (yang ditandai dengan pengambilan keputusan partisipatif, mekanisme kontrol, adanya proses regenerasi)?
Sangat sedikit
Sedikit
Sebagian Besar
Hampir seluruhnya
3.1.2 Aktor-aktor MS mempromosikan demokrasi
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS untuk mempromosikan demokrasi pada tataran masyarakat luas?
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
Cukup banyak
Banyak
3.2. Transparansi
Sejauh mana aktor-aktor MS menjalankan dan mempromosikan transparansi?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
3.2.1 Korupsi di dalam arena MS
Bagaimana tingkat korupsi di dalam arena MS?
Sangat sering terjadi
Cukup sering terjadi
Kadangkadang terjadi
Hampir tidak pernah terjadi
3.2.2 Transparansi keuangan OMS
Berapa banyak OMS yang transparan dalam segi keuangan dengan cara mempublikasikan laporan keuangannya
Sangat sedikit
Sedikit
Sebagian Besar
Hampir seluruhnya
3.2.3 Pertanggunggugatan OMS terhadap pemberi mandat/konstituen
Seberapa jauh OMS memberikan informasi dan data kepada pemberi mandat/konstituen dan masyarakat luas
Sama sekali tidak pernah
Diberikan kalau diminta
kadangkadang diberikan
Selalu diberikan
47
3.2.4 Arena MS untuk mempromosikan transparansi
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS untuk mempromosikan pentingnya transparansi kalangan pemerintah dan sektor swasta?
3.3. Toleransi
Sejauh mana aktor-aktor dan organisasi mempraktekkan dan mempromosikan toleransi?
Indikator
Penjelasan
Sama sekali tidak ada
Nilai 0
Cukup banyak
Banyak
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3 Hampir seluruhnya toleran
Hanya sedikit
3.3.1 Toleransi di dalam arena MS
Sejauh mana MS bisa disebut sebagai arena yang toleran?
Hampir seluruhnya tidak toleran
Sedikit yang toleran
Sebagian besar toleran
3.3.2 Aktor-aktor MS mempromosikan toleransi
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS yang mempromosikan toleransi?
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
Cukup banyak
Banyak
3.3.3 Praktek-praktek toleransi dalam arena MS
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS yang mempraktekkan toleransi?
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
Cukup banyak
Banyak
3.4. Anti kekerasan
Sejauh mana aktor-aktor MS mempraktekkan dan mempromosikan anti kekerasan?
Indikator
Penjelasan
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Beberapa aktor MS sering menggunakan kekerasan tanpa protes dari aktoraktor MS lainnya
Beberapa aktor MS kadangkadang melakukan aksi kekerasan tetapi ditentang dan dihujat oleh aktoraktor MS lainnya
Aktor-aktor MS sangat jarang menggunakan kekerasan
3.4.1 Anti kekerasan di dalam arena MS
Sejauh mana OMS atau aktor-aktor MS tidak menggunakan cara kekerasan (fisik, sosial, ekonomi, seksual, KDRT dan Agama) untuk mencapai kepentingannya.
Nilai 0
OMS dengan anggota dan kekuatan besar biasa menggunakan cara-cara kekerasan
48
3.4.2 Arena MS untuk mempromosikan anti kekerasan dan perdamaian
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS yang mempromosikan anti kekerasan? (Contohnya, mendukung resolusi konflik, menangani kekerasan terhadap perempuan, laki-laki, anak, dll).
3.5. Kesetaraan gender
Sejauh mana aktor-aktor MS menjalankan dan mempromosikan kesetaraan gender?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
3.5.1 Kesetaraan gender di dalam arena MS
Cukup banyak
Banyak
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
Sejauh manakah MS menjadi arena bagi tumbuh-kembangnya keadilan gender?
Perempuan tidak dilibatkan dalam peranperan strategis
Sangat sedikit perempuan menduduki peran strategis
Sedikit perempuan menduduki peran strategis.
Keterwakilan perempuan setara dalam menduduki peran strategis
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
3.5.2 Praktek-praktek kesetaraan gender di dalam OMS
Berapa banyak OMS (yang memiliki karyawan) memiliki kebijakan untuk menjamin kesetaraan gender?
Sangat sedikit
Sedikit
Cukup banyak
Hampir seluruhnya
3.5.3 Arena MS untuk mempromosikan kesetaraan gender
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS untuk mempromosikan kesetaraan gender pada tataran masyarakat luas?
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
Cukup banyak
Banyak
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
49
3.6. Penanggulangan kemiskinan
Sejauh mana aktor-aktor MS mempromosikan kebijakan penanggulangan kemiskinan?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
3.6.1 Aksi-aksi aktoraktor MS untuk penanggulangan kemiskinan
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS melakukan upaya penanggulangan kemiskinan?
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
Cukup banyak
Banyak
3.7. Keberlanjutan lingkungan
Sejauh mana aktor-aktor MS mempraktekkan dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
3.7.1 Aksi-aksi aktoraktor MS untuk keberlanjutan lingkungan
Berapa banyak aktivitas aktor-aktor MS melakukan upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan?
Sama sekali tidak ada
Hanya sedikit
Cukup banyak
Banyak
50
4. DIMENSI DAMPAK 4.1. Mempengaruh Kebijakan Publik
Seberapa aktif dan sukseskah arena MS mempengaruhi kebijakan publik?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
4.1.1. Pengaruh arena MS dalam kebijakan publik
Seberapa aktif dan sukseskah arena MS mempengaruhi kebijakan publik?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan dampaknya sangat sedikit
Cukup aktif tetapi hanya sebagian dari tujuannya bisa dicapai
Memainkan peran penting dan tujuantujuannya dapat dicapai
4.2. Akuntabilitas (Pertanggung-jawaban) sektor negara dan pasar
Seberapa aktif dan sukseskah aktor-aktor MS mendesakkan terwujudnya tanggung jawab negara dan pasar?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
4.2.1. Mendesak terwujudnya tanggung jawab pemerintah
Seberapa aktif dan sukseskah aktor-aktor MS memantau kinerja negara dan mendesak terwujudnya tanggung jawab pemerintah (Misalnya dalam sektor Pendidikan, kesehatan,ekonomi, keamanan,dll)?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan dampaknya sangat sedikit
Cukup aktif tetapi hanya sebagian dari tujuannya bisa dicapai
Memainkan peran penting dan tujuantujuannya dapat dicapai
4.2.2. Mendesak terwujudnya tanggung jawab perusahaan swasta
Seberapa aktif dan sukseskah aktor-aktor MS dalam mendesak terwujudnya tanggung jawab perusahaan swasta (seperti bank swasta, perusahaan air mineral, dll) ?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
51
4.3. Respon terhadap kepentingan sosial
Sejauh manakah aktor-aktor MS dalam menanggapi kepentingan-kepentingan sosial masyarakat?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
4.3.1 Memberikan tanggapan terhadap isu sosial
Seberapa tanggap aktor-aktor MS menanggapi isu-isu sosial masyarakat (misalnya penyediaan air bersih, gizi buruk, bencana, dll)?
Sama sekali tidak tanggap
Sangat jarang memberikan tanggapan
Cukup aktif memberikan tanggapan
Sangat aktif memberikan tanggapan dan efektif
4.3.2 Kepercayaan publik terhadap aktor MS
Seberapa besar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aktor-aktor MS
Sangat sedikit
Sedikit
Besar
Sangat besar
4.4. Pemberdayaan Masyarakat
Seberapa aktif dan sukseskah arena masyarakat sipil memberdayakan warganegara, khususnya kelompok-kelompok yang secara tradisional termarjinalkan, untuk membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
4.4.1 Memberikan informasi serta mendidik warga negara
Seberapa aktif dan sukseskah arena masyarakat sipil memberikan informasi serta mendidik warga negara mengenai isu-isu publik?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
4.4.2 Membangun kapasitas untuk aksi bersama
Seberapa aktif dan sukseskah arena masyarakat sipil membangun kapasitas masyarakat untuk mengorganisasi diri sendiri, memobilisasi sumber daya dan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah-masalah bersama?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
52
4.4.3 Memberdayakan masyarakat marjinal
Seberapa aktif dan sukseskah MS sebagai arena dalam memberdayakan masyarakat marjinal (misalnya; perempuan, orang miskin, orang cacat & lainnya)?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
4.4.4. Pmberdayaan perempuan
Seberapa aktif dan sukseskah arena MS melakukan Pemberdayaan perempuan (misalnya dengan memberi kesempatan untuk melakukan pilihan dan kontrol atas hidup mereka)?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
4.4.5. Mengembangkan nilainilai modal sosial (gotong royong, toleransi, dll)
Sejauh manakah arena MS berkontribusi dalam mengembangkan nilai-nilai modal sosial (misalnya mendorong tingkat kepercayaan, toleransi dan kesadaran terhadap kepentingan umum)?
Mengurangi modal sosial
Tidak berkontribusi dalam membangun modal sosial
Cukup berkontribusi dalam membangun modal sosial
Berkontribusi besar dalam membangun modal sosial
4.4.6 Dukungan terhadap lapangan pekerjaan
Seberapa aktif dan sukseskah arena MS dalam menciptakan/mendukung penyediaan lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan (khususnya bagi kaum miskin dan perempuan)?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
53
4.5. Pemenuhan kebutuhan masyarakat
Seberapa aktif dan sukseskah OMS memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya kaum miskin dan kelompok terpinggirkan lainnya?
Indikator
Penjelasan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Nilai 3
4.5.1 Melakukan lobi untuk penyediaan pelayanan negara
Seberapa aktif dan sukseskah OMS dalam melobi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
4.5.2 Memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak secara langsung
Seberapa aktif dan sukseskah OMS dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak secara langsung (melalui pemberian pelayanan atau promosi prakarsa-prakarsa swadaya)?
Tidak ditemukan aktivitas penting
Aktivitas sangat terbatas dan tidak ada dampaknya
Cukup aktif tetapi dampaknya terbatas
Memainkan peran penting dan dapat ditemukan contohcontoh kesuksesan
4.5.3 Memenuhi kebutuhan kelompok-kelompok marjinal
Sejauh mana tingkat efektifitas OMS dalam memberikan pelayanan terhadap kelompok-kelompok termarjinalkan, bila dibandingkan dengan negara?
OMS kurang efektif dibandingkan negara.
OMS seefektif negara.
OMS sedikit lebih efektif daripada negera.
OMS secara signifikan lebih efektif dibanding dengan negara
54