Winter 2015
DAF TAR ISI Page 1 Page 2
Pengantara Ketua WKICU Save The Date (Acara mendatang)
Page 3 Page 4 Page5 Page6 Page8 Page 16 Page 17
Renungan Natal: Romo Galih Dewan Pengurus 2015-2017 A “Saint” amongst us Pengalaman Iman Events
Laporan Keuangan Advertisement
PENGANTAR KETUA WKICU Keluarga WKICU yang terkasih,
g
Menjelang akhir tahun 2015, kita mempersiapkan diri dalam masa Adven untuk menyambut kedatangan Penyelamat kita Jesus Kristus. Kita juga menyimak betapa Tuhan telah memberkati komunitas kita dalam aneka ragam kegiatan yang baru berlalu, seperti: Ziarah ke New Mexico dengan bimbingan Rm Galih telah terlaksana dengan lancar dan dinikmati oleh rombongan WKICU, dilanjut dengan acara Jambore di Atlanta yang mengesankan dan memupuk persaudaraan dengan komunitas Katolik Indonesia (KKI) di Amerika dan Canada. Kemudian Mudika mengadakan camping retreat, juga pilgrimage ke San Juan Bautista Mission. Piknik bertema Sunda di Westborough berlangsung dengan gembira, disertai dengan pemilihan Logo baru WKICU. Kemudian Ministry of The Sick (MOS) menyelenggarakan Healing Mass di San Francisco dan terlaksana dengan baik, dipimpin oleh Rm Effendi, didampingi Rm Galih, dan Sustersuster Putri Karmel (Sr Theofila, Sr Jacinta, Sr Priscilla, Sr Salve). Juga Chautauqua di Christ The Light Cathedral terwujud sebagai perayaan meriah bersama Uskup Michael Barber dan kelompok-kelompok etnik di keuskupan Oakland, dimana komunitas kita berpartisipasi dalam prosesi, liturgi, musik, entertainment, dan food booth. Youth Discussion, “Genesis and The Science of Creation” yang dipimpin oleh Rm Effendi telah dihadiri oleh banyak ‘youth’ kita yang melibatkan tanya-jawab yang membuat kita semua berpikir lebih mendalam. Kemudian misa dan perayaan ‘Thanksgiving’ dipimpin oleh Rm Galih di St. Anne Union City telah menjadi kemeriahan hangat sambil mengingat Hari Ulang Tahun WKICU yang ke 24. Sekarang kita mempersiapkan diri di masa Advent tahun ini dengan Rekoleksi dibimbing oleh Rm Galih, dengan tema “Mengelola Konflik, Merajut Keluarga dan Komunitas”.
Kita sungguh bersyukur atas perlindungan dan rahmat Tuhan sehingga kegiatan-kegiatan tahun ini sudah terlaksana dengan baik sehingga umat kita mendapat hikmatnya, bertumbuh dalam iman dan persaudaraan. Tak lupa kita mengucapkan terima kasih kepada Romo Effendi dan Romo Galih yang tanpa kenal lelah selalu memberikan yang terbaik kepada komunitas WKICU, juga kepada para suster Putri Karmel yang senantiasa mendukung kita. Seperti diketahui, selain semua kegiatan diatas, masih banyak lagi kegiatan rutin yang berlangsung di dalam komunitas kita, seperti contohnya: RCIA (Rite of Christian Initiation for Adults), Doa Rosario dewasa dan Doa Rosaria keluarga muda, PDSG (Persekutuan Doa Sharing Group), PID (Pendalaman Iman Dewasa), Children & Youth programs, juga acara yang lain seperti hiking yang menyegarkan jasmani dan telah menjadi cukup populer. Tahun 2016 akan kita sambut dengan hati gembira! Selain kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin, perayaan Ulang Tahun WKICU yang ke 25 akan kita peringati secara istimewa. Kita harap kesediaan seluruh warga WKICU untuk ikut memeriahkan acara-acara yang sedang dalam perencanaan. Dalam rangka HUT WKICU yang ke 25 ini, kita juga akan membuat ‘shirts’ dengan logo design yang baru. Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih dan rasa penghargaan yang besar kepada semua rekan-rekan yang selalu bekerja keras dalam pelayanan kepada komunitas WKICU, baik dalam mempersiapkan misa dan hall di wilayah setiap bulan, maupun segala kegiatan-kegiatan rutin dan istimewa yang kita adakan sepanjang tahun, juga kerja keras team bulletin, dokumentasi, website, facebook, mailing list, dan lain-lain urusan organisasi WKICU. Kita selalu menerima tawaran bantuan dari rekan-rekan dengan tangan terbuka. Bersama marilah kita masuki masa Adven ini dengan hati yang penuh syukur karena Tuhan telah mengirimkan Putra tunggalNya ke dunia demi keselamatan kita semua. Mari kita persiapkan hati kita untuk menyambut Allah Putra yang hidup, Juruselamat dan Penebus kita. Harapan saya semoga anda semua merasa “It’s The Most Wonderful Time of The Year”, saya ucapkan Selamat Hari Natal, selamat berlibur dan Tuhan memberkati anda semua dan keluarga besar WKICU. Irwan Sie
2| www.wkicu.net WINTER 2015
2016
January 9 Retreat Mini Mudika Romo Galih
March 27 Misa dan Perayaan Paskah September 25th Anniversary WKICU
h WMari kita
persiapkan hati kita untuk menyambut Allah Putra yang hidup, Juruselamat dan Penebus kita..
d Renungan Natal
Di mana Damai Kautemukan?
RENUNGAN
f
d
f
Suara dentuman kudengar keras memekakkan telinga. Aku bertanya pada Mahmud, “Suara apa itu?” Dia orang Palestina dari Bethlehem yang menjadi juru masak di sekolah Tantur Institute Jerusalem. “Itu tembakan, kamu akan terbiasa mendengarnya nanti!” katanya. Dua minggu kemudian ada suara tembakan lebih keras saat kami sedang merayakan Ekaristi sore. Pagi harinya, Mahmud cerita kalau beberapa orang Palestina ditangkap tentara Israel di dekat tembok check point. Sekolah kami hanya berjarak 2,3 mil dari Gereja tempat Yesus lahir di Bethlehem. Aku hanya perlu jalan kaki saja melewati tembok angkuh memanjang 100 mile memisahkan Israel – Palestina. Tapi di tanah ini, tempat sang Juru Selamat lahir, tak pernah ada damai seharipun. (catatan harian, Jerusalem, 27 Desember 2012) Itulah sepenggal kisah harian saat saya menjalani doctoral research di Israel selama 3 bulan, Desember 2012- Februari 2013. Setiap hari kita melihat bagaimana damai dan perang silih berganti, pembunuhan dan kekerasan tiada henti. Di saat kita menikmati kehangatan Natal bersama keluarga sembari menerima bingkisan, sementara di sisi bumi yang lain, orang memikul senjata di padang perang, sepi dan beku hatinya diantara bising suara pelor tembakan. Bulan November lalu Paus Fransiskus menyatakan bahwa selama setahun ke depan kita merayakan “Year of Mercy.” Inilah tahun penuh rahmat yang menunjukkan kerahiman Allah yang mengampuni dan berbelas kasih pada kita. Dalam kotbahnya Paus mengatakan, “Tuhan tak mengingat masa lalu, Dia lebih peduli pada masa depan manusia selama kita mau bertobat.” Di saat yang bersamaan, kelompok Anonymous pemburu ISIS berujar, ‘We will hunt you, we do not forgive, we do not forget, expect us.” Kata-kata mereka tak berbeda dengan Francois Hollande, presiden Perancis, “France Damai kutinggalkan is at war!” Tak akan ada “mercy” dan bagimu, damai kuberikan damai di bumi ini; mata ganti mata – bagimu. Aku membawa nyawa ganti nyawa! Pencari damai ibarat perjalanan damai bukan seperti para Majus dari Timur untuk menemukan yang dunia berikan. Jangan Mesias. Injil Matius 2 mengisahkan mereka mengikuti bintang menuju biarkan hatimu kacau dan takut” Bethlehem. Di tengah jalan, mereka (Yohanes 14:27). bertemu Herodes, raja kejam yang ingin membinasakan Yesus, raja damai yang baru lahir. Tiga Majus menyadari bahwa hidup Yesus tak akan pernah aman karena dikejar Herodes. Setelah Bertemu Yesus, mereka tak kembali pada Herodes, dan sejak itu tak pernah lagi terdengar kisah mereka (Matius 2: 12). Beberapa waktu kemudian, keluarga Yesus juga mengungsi ke Mesir menghindari kekejaman Herodes. Kekerasan yang selalu terjadi membuat kita yakin kalau hidup orang tak akan pernah bisa lepas sepenuhnya dari kekacauan dunia. Kita tak hidup di dunia yang sempurna. Namun ditengah segala persoalan, kita bisa membuat hati ini tetap berjaga dan damai. Damai bukan berarti berada di sebuah tempat yang tanpa kebisingan, persoalan, atau kerja keras. Damai berarti bahwa berada ditengah segala kesibukan dan pergolakan, hati kita tetap adem dan “calm.” Yesus berkata, “Damai kutinggalkan bagimu, damai kuberikan bagimu. Aku membawa damai bukan seperti yang dunia berikan. Jangan biarkan hatimu kacau dan takut” (Yohanes 14:27). Damai yang diberikan Allah bersifat kekal, memberi keyakinan akan masa lampau, kini, dan masa depan. DamaiNya mengalahkan
f
www.wkicu.net WINTER 2015 |3
Dewan Pengurus 2015 - 2017
Dewan Penasehat: Romo Effendi K. Sunur, SJ Diakon Hock Chuan Oey Dodi Tjahjadi, Fanti Sutardji Maria Surjadi Bendahara: Fransisca Cindy, Sisca Manan Linda Kastillani Ketua Wilayah: Hans Sebastian (SF), Merry Prasetyo (SC) Riana Atmadja (UC) Children Coordinator: Liony Azali Youth Coordinator: Wiwit Handayani Young Adult/ Mudika Coordinator: Christaline Adrianti RCIA/Spiritual Coordinator: Iwan Soegiharto Liturgi/Charity Coordinator: Ingrid Supit Music Coordinator: Ivan Janatra Fundraising / Special Event Coordinator:
Grace Ling
MOS Ministry of Sick: Foelania Liem, Maria Noto Publication Coordinators: Maya Pribadi (Milis Yahoo Group) Rocky Ongkowidjojo (Google Calendar) Meij Susilo, Eliza Kertayasa, Gaby Sudjono(Bulletin) Rocky Ongkowidjojo, Hans Sebastian, (Website) Documentation Coordinator: Rina Gunady Sound System Coordinator: Gemah Rahardjo, Jimmy Liem Ketua Umum: Irwan Sie
V 4| www.wkicu.net WINTER 2015
ketakutan yang membuat kita kecil hati. Ia membawa penghiburan dan kebebasan untuk kita berani menghadapi hidup yang penuh pergolakan.
Orang akan mampu mencipta damai di dunia bila kita berprinsip bahwa setiap orang bisa hidup berdampingan tanpa kekerasan, kalau kita saling menghormati dan menghargai walau memiliki pandangan dan kepercayaan berbeda. Para Majus pulang lewat jalan lain sesudah menemukan bayi Yesus, Mereka telah menemukan sumber damai, kini ketiga orang itu menjadi penyebar damai. Tak ada lagi bintang penuntun jalan. Jiwa merekalah bintang baru yang bersinar membuka jalan damai bagi orang yang ditemui di perjalanan. Mereka mengajari kita bahwa tidaklah cukup orang hanya mencari damai bagi dirinya sendiri. Itu terlalu egois. Mereka pembawa dan pencipta damai untuk sesama. Orang akan mampu mencipta damai di dunia bila kita berprinsip bahwa setiap orang bisa hidup berdampingan tanpa kekerasan, kalau kita saling menghormati dan menghargai walau memiliki pandangan dan kepercayaan berbeda. Perbedaan tak harus menjadi pertentangan, tapi memperkaya kehidupan. Sayangnya, orang keliru berpandangan bahwa damai hanya terjadi bila kita semua punya pandangan dan kepercayaan yang sama. Akibatnya, mereka memaksakan apa yang mereka percayai pada orang lain, hingga memicu konflik. Itu hanya damai yang semu. Damai hanya akan terjadi bila orang melepaskan ego-nya dari keinginan untuk menguasai dan mendominasi orang lain. Jangan pernah berkata, “Aku tak butuh siapapun untuk hidup damai di dunia!” Semua orang punya tanggungjawab sama untuk mencipta damai, karena kita hidup saling tergantung satu sama lain. Kala orang melepaskan ego pribadi, mereka bersedia untuk berbagi dengan orang lain. Kesadaran untuk berbagi bisa mengurangi kesenjangan yang juga adalah sumber konflik. Selama kesenjangan sosial, status dan ekonomi semakin curam, kekerasan dan konflik akan berlanjut. Akhirnya, jangan hanya mencari damai, tapi ciptakan dan bawalah damai. Tuhan jadikanlah aku pembawa damai – bila ada pertikaian. Jadikanlah aku pencipta kerukunan bila ada permusuhan. Itulah makna Natal sesungguhnya! Romo Galih
f
d d
f
Wenny Chandra Seorang perempuan duduk tenang diatas sebuah ranjang rumah sakit. Selimut, bantal dan sprei nya kelihatan bersih putih cemerlang. Mata berbinar dan senyumnya mengembang seperti sepucuk bunga mawar yang tumbuh di hari pertama musim semi. Secerah cahaya lembut nan benderang matahari masuk ke dalam kamar berebutan mendekap tubuhnya. Dia tersenyum pada dirinya sendiri. Menatap lurus ke depan sambil berkata, ”Waktu ku telah tiba… Aku siap!” Sekejap cahaya maha putih melesat-lesat. Membias pada setiap dinding ruang kamar. Membias pada atap dan lantai ruang. Ruangan itu bagai masuk ke dalam inti cahaya yang tidak lagi menyilaukan mata namun bahkan terasa lembut. Seperti kabut yang menyeruak cepat dan penuh, namun tidak menutupi pandangan. “Selamat pagi…,” Sapa sebuah suara dengan lembut di antara keriuhan peristiwa tadi. Tangan kiri perempuan itu diusap dengan lembut. Begitu hangat dan penuh cinta. Dia menoleh kearah datangnya suara. Belum sempat matanya menangkap sesuatu, beberapa detik kemudian dia rasakan lagi ada tangan lembut lain mengusap tangannya kanannya. “Bagaimana perasaanmu?” Kata suara lain dari arah kanan. “Apakah anda dokter?” Tanya perempuan itu setelah jelas menangkap dua sosok di kanan kirinya. Dua sosok berbaju putih berkilau dengan tatapan wajah selembut embun pagi hari itu tersenyum. “Kami akan mengiringi perjalanan anda” “Oooh…Anda menjemput saya?” “Bukan tugas kami untuk menjemput. Kami khusus ditugaskan hanya untuk menemani orang seperti anda.” Perempuan itu melihat ke arah seluruh ruang kamar. Kamar yang beberapa hari belakangan selalu ramai dikunjungi kerabat dan sahabat, pagi itu sepi. Perempuan itu kemudian menoleh ke arah sosok di kanan kirinya. “Boleh saya menunggu anak-anak saya datang?” Pintanya, yang dibalas dengan anggukan dan senyuman kedua sosok itu. Di luar jendela kamar itu, beberapa bulan atau mungkin beberapa tahun yang lalu seorang perempuan berjalan diantara keriuhan kota San Francisco. Dengan mengantongi sedikit uang yang hanya cukup untuk menaiki bus dan membeli makan, dia terus melangkahkan kakinya. Banyak persoalan yang selalu dibawa dalam pikiran selain mengurusi ke empat orang anaknya. Sudah menjadi bagian hidup kesehariannya membantu teman, kenalan atau bahkan orang yang baru saja dikenal dari pertemuan dengan teman sebelumnya. Hatinya yang bersih, hatinya yang penuh kasih bagaikan udara yang kita hirup. Memberi hidup seluruh batas cakrawala. Tak heran kasihnya mampu dirasakan juga oleh tiga orang anak di negeri seberang sana. Kasih yang telah membawa mereka bersekolah. Kasih yang membuat tiga anak kecil tersenyum bahagia sebagai anak asuhnya. Dengan kesederhanaan, ketulusan, kasih, dan gembira suka citanya, perempuan itu mengajarkan tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup.
www.wkicu.net WINTER 2015 |5
“Tak perlu menunggu punya uang banyak untuk dapat membantu sesama. Dengan lima dolar kamu dapat melakukannya…”, begitu katanya suatu ketika kepada seorang teman yang selalu mengatakan tak cukup mampu untuk memberi. Waktu telah menunjukkan jam 11 siang lebih. Kamar itu kini sudah dipenuhi anak-anak dan menantunya, juga beberapa teman dan sahabat. Wajah-wajah sedih dan pasrah di ruangan itu hanya mampu memudarkan sedikit cahaya yang semakin benderang. Dia turun dan berdiri dari ranjang. Sebelum tiba kakinya menyentuh lantai, sekilas dia menengok ke belakang. “Hhhh…..”, tertegun dia melihat tubuhnya sendiri masih pulas tertidur. Tubuh yang tak pernah lelah dibawanya untuk membantu sesama. Kedua sosok putih bercahaya di kanan-kirinya serentak berdiri dan mengulurkan tangan kepadanya. Perempuan itu menyambut dengan senyum. Ketika tangan mereka bersentuhan, seketika dirinya merasa telah berada di ruangan lain yang begitu kosong, sunyi namun terasa sangat menenangkan. Terdengar suarasuara doa di sekelilingnya. Terdengar suara temannya dari luar sana yang bercerita kepada temannya yang lain tentang kebaikan yang diperbuat dirinya. Banyak penyesalan dan rasa kehilangan yang dalam. Di sudut ruang yang sangat-sangat jauh dari kamar itu, ada seseorang yang entah siapa, diam-diam tertunduk menangis sambil berdoa meratapi kepergiannya. Segala doa-doa, cerita dan tangisan rasa kehilangan orang-orang yang ditinggalkannya semakin cepat membawa ketiga sosok itu tergulung dalam lautan cahaya benderang menuju ke suatu titik diujung batas kehidupan sana. Sebelum semua benar-benar sunyi, terdengar lamat-lamat sepenggal lagu yang syairnya pernah dia tulis dan selalu diajarkan kepada anak-anaknya…. Gemah Rahardjo
Biar aku mend’rita Biar aku tersiksa, Asalkan Tuhanku, Kuatkan imanku…..
s
Pengalaman Iman Mendukung MOS
AKU berkata kepadamu: sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina (kecil) ini, kamu telah melakukannya untuk AKU. (Mat 25:40)
Itulah ayat favorit saya pada saat saya pelayanan di Jakarta. Ayat ini kembali menjadi pegangan saat saya mempersiapkan tulisan tentang Ministery of the Sick (MoS) WKICU ini. Tugas utama anggota MoS adalah mendoakan dan mengunjungi para orang sakit yang membutuhkan dukungan doa. Saya akan membagikan beberapa pengalaman MoS ketika mendoakan para saudara sei man yang sakit. Pengalaman pertama adalah ketika kita mengunjungi Budi (nama samaran) di Rumah Sakit, hanya dua orang yang diperbolehkan masuk ke ruang ICU. Pengunjung lainnya berdoa di ruang tunggu bersama Romo Galih. Ketika Budi tidak sadarkan diri dan mengalami masa kritis, Romo Galih mengajak kami semua untuk bangun pada pk. 3.30 pagi untuk bersama-sama mendoakan Budi. Tuhan mendengarkan doa kami, 6| www.wkicu.net WINTER 2015
“.....belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati....”
f
(Mat 11: 29b)
karena doa orang benar besar kuasanya (Yak 5:16b). Setelah tiga hari tak sadarkan diri dan dokter telah memanggil semua sanak keluarga Budi untuk berkumpul, Budi mulai membuka kelopak matanya, berangsurangsur mengalami kemajuan dan diperbolehkan pulang. Pengalaman berikutnya adalah bersama Siti. Saya telah mengenal Siti (nama samaran) dan keluarganya beberapa tahun. Ketika kami mengunjungi Siti bersama Romo Galih dan para suster, kondisi Siti tampak parah akibat penyakit yang dideritanya. Setelah beberapa kali kunjungan dan doa yang dengan setia dipanjatkan oleh tim doa MOS setiap hari Senin jam 8.00 malam, kesehatan Siti berangsur-angsur membaik. Pada tanggal April 24, 2015 Siti mengundang kami untuk menghadiri misa syukur di rumahnya yang dipimpin oleh Romo Effendi Sunur SJ selaku pembina MoS. Siti dan keluarganya mengucap syukur kepada Tuhan atas kondisi Siti yang telah membaik dan mereka sekeluarga sangat bergembira dapat berkumpul dengan rekanrekan MOS dan menyampaikan terima kasih atas pelayanan MOS. Kami sangat terkejut ketika mendengar bahwa Wati (nama samaran), yang termasuk salah satu anggota MoS, di vonis kanker di otaknya. Berita ini menyedihkan banyak pihak yang mengenal Wati sebagai sosok yang sering membantu, murah hati dan mempunyai begitu banyak teman. MoS tentu saja tidak tinggal diam. MoS berinisiatif untuk berdoa NOVENA Divine Mercy buat Wati, setiap hari jam 9.00 malam melalu line telpon. Selama 9 hari berturut-turut, kami memanjatkan doa buat keberhasilan operasinya. Puji Tuhan Wati dapat melewati masa-masa sulitnya dan sekarang bersama puterinya dapat merasakan kasih Tuhan yang disalurkan melalui para keluarga dan teman-temannya. Dalam mengadakan kunjungan, kami juga menghibur saudara-saudari yang sakit, juga melakukan pelayanan penerimaan komuni, sakramen pengampunan dosa dan sakramen perminyakan. Kami yakin, melalui iman, pengharapan dan kasih, kami dapat memberikan terbaik untuk para saudara seiman yang sedang menderita sakit. Melalui pelayanan MoS kepada orang yang sedang sakit, kami dapat merasakan kebahagian dan rasa syukur dari hati orang yang kita layani. Kebahagiaan ini juga telah menjadi kekuatan bagi para pelayan untuk terus melayani. Kami belajar dari kata-kata Yesus sendiri: “....belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati....” (Mat 11: 29b). Itulah yang seharusnya menjadi dasar para anggota yang ingin melayani Tuhan karena itu adalah kata-kata Yesus sendiri. Demikianlah pengalaman MoS yang baru saja berusia satu setengah tahun. Perjalanan MoS ke depan masih panjang. Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua warga WKICU. Tanpa dukungan Anda, MoS tidak akan bertahan lama. Visi kami ke depan adalah membagikan pengalaman kami dengan paroki-paroki di Bay Area, sehingga setiap paroki dapat memiliki MoS masing-masing. Melalui kasih yang nyata, gereja Katolik di Bay Area akan hidup dan makin berkembang. Anggota MoS WKICU
s www.wkicu.net WINTER 2015 |7
EVENTS Chautauqua 2015
Untie the Knots of our Lives Glory be to God! Perayaan Chautauqua atau lebih dikenal sebagai misa etnik pada bulan Oktober yang lalu telah memancarkan aneka warna dari beragam etnik komunitas mulai dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan, umat merasakan kehadiran Allah di Cathedral of Christ the Light, Oakland. Partisipasi umat WKICU dapat dikatakan luar biasa. Persiapan dilakukan dengan tanpa pamrih. Pengumuman tentang Chautauqua didengungkan di ketiga wilayah WKICU dan melalui berbagai media maya. Sekitar 50 anggota hadir dengan memakai aneka ragam pakaian Nusantara yang begitu kaya akan warna dan corak seni tradisionalnya. Sebelum misa di mulai komunitas demi komunitas berjalan mengelilingi Katedral, berarak-arak mengikuti perarakan Mary, the untier (undoer) of knots atau Bunda Maria pengurai simpul masalah. Ada komunitas yang mendaraskan doa, puji pujian atau memainkan alat musik traditional mereka. Misa dipimpin oleh Uskup Oakland Michael C. Barber SJ. Kita diingatkan bahwa dalam hidup ini, banyak simpul ikatan-ikatan bilur di hati yang harus diurai agar kita dapat terbebaskan untuk merasakan dan mensyukuri anugerah yang telah kita terima dari Yang Kuasa. Selain homili yang menguatkan, doa umat dan puji pujian di daraskan dengan berbagai macam bahasa. Paduan suara yang merupakan gabungan dari berbagai etnik komunitas menampilkan yang terbaik untuk mensyukuri kasih Tuhan yang mengalir. Setelah misa usai, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Masing masing ethnik komunitas mendirikan booth makanan. WKICU menyediakan mie goreng, rujak pengantin, lemper, cendol untuk dijual dengan harga terjangkau. Kita berkesempatan untuk mencicipi aneka hidangan sambil dihibur dengan berbagai pertunjukan dari masing masing ethnik. WKICU kali ini mempersembahkan kemahiran memainkan angklung, ketipung dan penyanyi duo dengan suara emas mereka. Suasana terasa akrab walau kadang kadang angin menghembus dan memperingatkan kita semua bahwa musim gugur telah tiba. Namun, bagaimana pun juga, kebersamaan ini tidak mudah berlalu. Lylyana Lukman
8| www.wkicu.net WINTER 2015
s
New Mexico Ziarah
Juni 30 - Juli 2, 2015 Pada tanggal 30 Juni 2015 serombongan umat katolik Indonesia dari San Francisco/ Bay area, di bawah pimpinan Grace Ling, meninggalkan bandara Oakland, menuju Albuquerque di New Mexico. Di sana sudah menunggu bis khusus yang sudah kami sewa selama tiga hari ziarah. Supirnya berusia lanjut, sangat sabar dan menyenangkan. Dari bandara kami singgal di salah satu hotel untuk menjemput Lauren dan Ciska, dari Sacramento, yang sudah tiba sehari sebelumnya. Selanjutnya kami makan pagi di Mc Donald. Kemudian kami ke kota Santa Fe. Disana Romo Galih memimpin misa dalam gereja St Michael. Dari situ kami berjalan satu blok mengunjungi Kapella Loretto; tempat bersujud; dengan tangga misterius yang dibuat tanpa paku besi. Setelah itu kami makan siang di restoran The Weck, yang katanya special dan tradisional Santa Fe. Dari situ kami menuju hotel untuk istirahat sekedarnya. Kami makan malam di restoran Tomasitas, dengan diiringi band mariachi. Besoknya kami mengunjungi Santuario de Chimayo, sebuah gereja tua; di mana Romo Galih membawakan misa. Lalu kami berkumpul di halaman luas. Kami mulai jalan salib melalui tempat tempat khusus yang tersedia. Tempat ini juga tempat perziarahan. Pada pagar kawat di sekelilingnya banyak orang menanggalkan salib dan rosario. Sesudah itu ada seorang guide yang membawa kami keliling tempat itu. Kami melanjutkan perjalanan ke Taos, perkampungan asli orang Indian. Mereka telah bermukim di sana secara turun temurun selama 900 tahun ini. PBB menyatakan tempat ini sebagai perkampungan bersejarah. Kami melihat rumah-rumah dan peralatan dari tanah. Pulang ke Santa Fe melalui Rio Grande. Kali ini kami santap malam di sebuah restoran Thai. Pada hari terakhir kami mengikuti misa di Katedral basilica dalam kota. Setelah itu kami diberikan waktu selama dua jam untuk bebas berkeliling kota dan membeli oleh-oleh. Sore hari kami langsung menuju bandara untuk mengikuti Jambore di Atlanta. Romo Galih dan enam orang lainnya tidak melanjutkan perjalanan ke Atlanta. Mereka kembali ke San Francisco. Demikianlah ulasan singkat perjalanan ziarah kami. Kami bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena kami diperkenankan merasakan kekeluargaan Katolik. Semoga Roh Kudus membimbing kami dalam usaha memuliakan nama Tuhan. Ad Majorem Del Gloriam. Lim Hok Kan
s
www.wkicu.net WINTER 2015 |9
Jambore KKI-USA/Canada VII Atlanta, Georgia, Juli 3 - 5, 2015 Rombongan kami dari Bay Area, California, tiba di Atlanta sekitar tengah malam. Bis dari hotel membawa kami ke tempat istirahat. Di sana sudah menunggu kawan dari Bay Area antara lain Ivan, Christaline, Irwan dan Lylyana. Romo Effendi juga sudah tiba tetapi menginap di tempat lain. Begitu juga beberapa orang Suster Putri Karmel. Besoknya kami menyewa dua van besar yang dikemudikan Irwan dan Ivan. Kami meninjau CocaCola Center di tengah kota. Selama dua jam kami mengelilingi pabrik itu dan mencicipi Coca-Cola buatan dari banyak negara. Kami juga berbelanja oleh oleh. Dari situ kami makan siang disebuah restoran Indonesia Tempo Doeloe. Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat Jambore. Tempat tersebut berada di luar kota Atlanta yang kami tempuh selama satu jam. Tempat Jambore ini kepunyaan Gereja Baptis Atlanta di kota Tocoa. Lokasinya berada di pinggir sebuah danau indah yang dikelilingi banyak pohon besar. Suasana terasa hikmat. Cuaca juga sedang bagus bagusnya selama kami berada disana. Kami tiba di lokasi sesaat Jambore dibuka resmi. Hadir sekitar 300 umat katolik Indonesia dari seluruh benua Amerika; termasuk 10 imam dan diakon. Setelah misa selesai, kami berkumpul di sebuah
ruangan untuk memulai sessi pertama. Lalu Istirahat. Keesokan harinya Jambore dibuka dengan misa dan dilanjutkan dengan berbagai sessi. Sessi sessi diadakan di dalam tenda di pinggir danau. Malam hari kami berkumpul keliling api unggun. Masing masing rombongan membawakan sebuah pertunjukan singkat. Rombongan Bay Area membawakan line-dancing. Suasana terasa akrab dan penuh persahabatan. Terima kasih kepada panitia Jambore dan kawan kawan dari Atlanta. Pada hari terakhir ada misa penutupan. Kami makan terakhir bersama dan mulai perpisahan. Sekitar setengah hari kami meninggalkan daerah Tocoa dan meneruskan ziarah ke kota Conyers, sekitar satu jam dari Atlanta. Disitu pun pernah terjadi penampakan Bunda Maria. Kami bersujut dalam kapela serta dibawah salib besar dipekarangan belakang. Dari situ kami kembali ke Atlanta untuk makan malam. Kali ini kami makan di buffet Tionghoa/ Jepang. Kami sempat bertemu dengan teman-teman Jambore yang masih berada di Atlanta. Karena jumlahnya mencapai sekitar 80 orang, maka kami mendapatkan ruangan khusus untuk makan malam. Kami menginap semalam lagi di hotel. Besok paginya kami ke bandara untuk kembali ke San Fransisco. Banyak terima kasih Tuhan untuk hari hari yang mengesankan ini. Ad Majorem Dei Gloriam. Lim Hok Kan 10| www.wkicu.net WINTER 2015
s
Sundanese Picnic South San Francisco, September 12, 2015
t
Kali ini kita mengadakan picnic di Westborough Park, South San Francisco (SF). Untuk menggalang solidaritas dan kebersamaan, kita berupaya untuk mengadakannya secara bergantian di antara ketiga wilayah yaitu wilayah Santa Clara, Union City dan San Francisco. Kali ini temanya adalah Sundanese Picnic. Suasana Parahyangan diciptakan oleh pembawa acara (MC) Christaline dengan mengajak umat untuk menyanyikan lagu Sunda “Manuk Dadali.” Background musik karaoke disiapkan oleh Jimmy Lim secara apik. Cuaca di SF memang sulit untuk diduga. Umat yang tinggal di wilayah Santa Clara dan Union City merasakan teriknya matahari ketika mereka berangkat ke SF. Banyak yang tidak menyangka bahwa udara di SF bisa begitu dingin. Namun, cuaca dingin tidak menjadi kendala untuk tetap bersemangat memeriahkan piknik ini. Hidangan ala Sunda seakan telah menjadi pelipur hati dan badan yang kedinginan. Kita menyantap kacang rebus; combro yang isinya tempe pengganti oncom. Menu utama yang kita santap adalah nasi timbal, ayam goreng dan karedok. Krupuk sagu juga tidak ketinggalan untuk menambah nikmatnya makan bersama. Setelah kenyang, The Golden Girls mengajak kita untuk bersama dansa Sundanese Line Dance. Untuk memeriahkan Line Dance, kita memakai sarung ala Sunda. Tante Bertha yang telah berusia 82, masih bisa dengan lincah memimpin kita berdansa bersama. Suasana semakin hangat ditengah-tengah tiupan angin yang kencang. Hans Sebastian tidak kalah pula menyajikan berbagai acara-acara ceria. Di antaranya adalah perlombaan selfie; makan kue Oreo dengan menaruhnya dikening. Pemenang pertama sangat kreatif. Ia mendorong oreo yang ada diijidat ke udara dan menanggapnya dengan mulutnya. Dalam kesempatan ini, Irwan sebagai ketua WKICU memberikan pengumuman hasil perlombaan logo baru WKICU. Pemenangnya adalah Eliza Kertayasa. Logo baru ini akan dicetak di atas T-shirt yang akan di pakai untuk memeriahkan ulang tahun WKICU ke 25 pada tahun 2016 mendatang. Volley adalah acara berikutnya yang dinanti-nanti oleh banyak umat. Terima kasih pada Johny Sutardji yang telah menyiapkan arena bermain volley. Acara piknik merupakan kesempatan untuk bertemu dengan teman baru dan beramah tamah dengan teman lama. Suasana persaudaraan seiman ini diakiri di sore hari dengan membawa pulang kenangan indah.
s
u
N
Meij
www.wkicu.net WINTER 2015 |11
New Youth Forum The Science of Creation Generasi Indonesian-American sebagian besar sudah beradaptasi dan mempraktekkan American culture. Banyak di antara mereka yang lahir di sini atau migrasi ke sini pada usia di bawah 5 tahun sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia; banyak anak yang tidak lagi tertarik pergi ke Gereja bersama orang tua mereka, atau malah tidak ingin pergi ke misa sama sekali, rutinitas berdoa juga sudah tersisihkan dari jadwal harian mereka.
Berharap anak-anak tergerak hatinya untuk kembali menyimak ke dalam kehidupan iman mereka
eeee
Hal ini telah menjadi keprihatinan orang tua mereka. Untuk mengatasi jenjang perbedaan kultural ini, WKICU berinisiatif untuk mengadakan berbagai terobosan antara lain mengadakan Forum Diskusi untuk kalangan Youth. Forum ini menggunakan metode diskusi interaktif dan diadakan dalam bahasa Inggris. Untuk menarik minat para youth, Romo Effendi – yang menjadi speaker di forum ini - memilih tema dengan mengambil bacaan dari Kitab Kejadian dan hubungannya dengan Science of Creation yang youth pelajari dari sekolah mereka. Karena kami menyadari bahwa tema sangat penting dan ingin menghindari tema yang berkesan sangat “religious”, tidak mudah mencari topik diskusi ini. Untuk mendapatkan peminat anak muda juga sama sulitnya. Selain membuat flyer yg menarik, kami juga terus menerus mengumumkannya lewat berbagai media seperti pengumuman di setiap misa , membuat event lewat Facebook dan mengirimkan undangan kepada orang tua yang mempunyai anak dalam usia youth. Undangan juga dilakukan dengan menghubungi beberapa orang tua lewat telpon, mempromosikan acara ini dengan menjelaskan harapan kita sebagai orang tua untuk melihat kehidupan iman yang sehat di kalangan anak muda saat ini. Ternyata jumlah yang hadir di forum cukup menggembirakan. Mereka yg hadir terdiri dari anak high school students hingga college students. Romo Effendi dengan antusias memimpin rekoleksi ini. Bersumber pada kitab Genesis, Ia membawa diskusi ini mengarah pada pengertian bahwa Science dan Bible adalah bukan 2 sumber yang bertentangan melainkan melihat 2 hal berbeda ini sebagai 2 sumber yang saling melengkapi satu sama lain. Alkitab tidak bisa dilihat sebagai “Science Material” ataupun sebagai “Sejarah”, dan 12| www.wkicu.net WINTER 2015
pertanyaan-pertanyaan “Why” yang tidak dapat dijelaskan lewat Science, dapat dijawab melalui kepercayaan iman yang bersumber dari ajaran di alkitab. Forum untuk anak muda ini memberikan harapan bagi orang tua yaitu supaya bisa bersama dengan anak-anak mereka mempelajari hal yang selama ini banyak dihindari oleh orang tua dalam percakapan dengan anak-anak mereka; kami para orang tua berharap anak-anak tergerak hatinya untuk kembali menyimak ke dalam kehidupan iman mereka, terutama mereka yang sudah dibaptis dan menerima sakramen ekaristi dan penguatan; dengan demikian tumbuh kembali ketertarikan untuk lebih terlibat dalam kehidupan di paroki mereka dan juga di dalam WKICU. WKICU akan mencoba meneruskan usaha untuk melibatkan youth dengan mengadakan kembali forum diskusi seperti ini. Kami akan sangat berterima kasih bila ada sumbangan ide dari para orang tua. Karena forum ini dapat bermanfaat sebagai jembatan untuk kita para orang tua untuk lebih mengenali anak-anak kita. Juga untuk mempelajari hal-hal yang tidak kita kuasai, yang sebenarnya diperlukan dalam kehidupan spiritual anak-anak. Ide-ide yang berkaitan dengan kehidupan youth akan menjadi nilai penting untuk menarik minat mereka. Ide yang ditawarkan bisa juga menjadi tanda yang ‘mengkomunikasikan’ secara tidak langsung bahwa kita, WKICU, mengerti apa yang mereka alami sebagai orang muda Katolik. Semoga benih yang ditaburkan ini dikemudian hari dapat membuahkan hasil untuk memuliakan Tuhan. Semoga semakin banyak generasi muda yang peduli dan tertarik untuk berkarya di ladang Tuhan. Merry Kaelani
s
Thankgivings Memaknai Thanksgiving dalam hidup kita Udara sore itu terasa lebih dingin dari hari sebelumnya. Angin kencang dan rontokan dedaunan yang beterbangan menyuruh kita segera menyingkir, berlari masuk ke dalam rumah. Tapi bukan karena udara dingin dan angin kencang orang-orang berlarian, mondar-mandir dan bergerak cepat menuju aula besar gereja St. Anne saat itu. Banyak orang kedapatan tugas dan tanggung jawab mempersiapkan misa Thanksgiving sekaligus merayakan ulangtahun WKICU yang ke 24 tahun. Banyak perintah dan banyak hal yang harus dikerjakan dengan cepat karena waktu yang sangat terbatas. Teringat akan lebah madu, yang bekerja giat, cepat dan tulus dalam tugasnya masing-masing demi kepentingan bersama. Bertahan dan tumbuh berkembang dalam sebuah sarang hingga banyak menghasilkan madu yang manis bagi kehidupan. WKICU seumpama sarang, kita semua adalah lebah-lebahnya. Karya, persaudaraan dan kebersamaan dalam satu Iman yang kita bangun akan menghasilkan sesuatu yang se-manis madu. Sesuatu yang sudah selayaknya dan sepantasnya kita persembahkan bagi Allah Tuhan kita. Misa sore itu dihadiri banyak umat WKICU. Baik dari San Francisco, Santa Clara maupun dari Union City dan sekitarnya. Lagu pujian dari paduan suara dan iringan musik serta angklung mengalun megah dari biasanya. Pakaian batik lengkap yang dikenakan oleh seluruh umat yang hadir semakin menambah kekhususan misa. Misa berjalan penuh arti dan penuh kekeluargaan. Romo Galih dalam kothbah hari itu mengetengahkan makna Thanksgiving dengan sebuah pertanyaan sederhana namun sangat penuh arti. “Apakah arti atau makna Thanksgiving bagi Anda?” Romo Galih bertanya kepada umat. Dengan sudah diatur sebelumnya, jawaban dari pertanyaan itu akan dijawab oleh tiga orang dengan rentang umur yang berbeda. Romo memanggil Hans Sebastian untuk mewakili kaum muda paruh baya, dengan jawaban yang membuat kita tertawa. Makna Thanksgiving bagi kaum muda adalah seputar liburan, www.wkicu.net WINTER 2015 |13
makan-makan, jalan-jalan, dan belanja barang discount. Sementara Angel, yang mewakili anak-anak dan seusianya memiliki jawaban yang berbeda. Angel mengatakan bahwa Thanksgiving adalah saat di mana berterimakasih kepada orangtua atas apa yang telah mereka berikan, salah satunya adalah memberikan tempat tinggal yang nyaman. Mewakili jawaban para orangtua, Tante Evan (Iwen) menjawab bahwa Thanksgiving adalah menghitung dan mengingat kembali segala sesuatu yang sudah didapatkan dan apa yang sudah diberikan selama ini. Menjadikannya suatu perbandingan untuk berbuat lebih baik lagi. Romo Galih telah membuka pembahasan mengenai thanksgiving dengan memberikan tiga gambaran umum, yang umum terjadi. Thanksgiving bisa menjadi liburan, jalan dan belanja, atau bisa menjadi ucapan syukur dan terimakasih kepada orangtua, atau bahkan menjadi perenungan dan rasa syukur atas apa yang sudah kita peroleh dalam hidup. Tetapi satu hal terakhir yang diceritakan Romo Galih setelah itu. Tentang seorang lelaki yang meminta makanan kepada seorang janda. Janda itu memiliki anak. Dia hanya memiliki sedikit makanan dan itu pun belum tentu cukup. Saat itu masa paceklik dan mereka terancam akan mati kelaparan. Dengan bercanda romo katakan, “Ya sudah kasih saja…lah wong nanti juga akan mati. Lebih baik mati dengan sudah berbuat baik daripada tidak. Toh, akhirnya mati juga?” selorohnya yang disambut tawa umat yang hadir. Ada satu pesan moral yang sangat dalam dari cerita itu. Kita semua adalah seperti seorang janda dalam cerita tadi. Kita memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada orang lain demi untuk membantu atau bahkan menyelamatkan. Dan, kita pun tidak dapat menghindar dari kematian, bukan? Bagaimana kita menyikapinya? Happy Thanksgiving! Gemah Rahardjo
14| www.wkicu.net WINTER 2015
REKOLEKSI Rekoleksi Advent tahun ini bertema Mengelola Konflik, Merajut Keluarga dan Komunitas dihadiri dan dipimpin oleh Romo Anton Galih Pr di hall gereja St. Anne, Union City. Pada bagian pertama rekoleksi, Romo Galih menjelaskan mengenai konflik. Konflik dapat terjadi dalam keluarga, di tempat kerja maupun di komunitas. Sedangkan konflik itu sendiri ada 2: destruktif (memperburuk relasi, marah yang tak terkendali) dan konstruktif (kesempatan untuk berubah, memperbaiki relasi dan menyelesaikan masalah). Ada 5 cara untuk menghadapi konflik: Menghindar: model ini tak selamanya buruk terutama untuk menghadapi persoalan kecil sehingga kita bisa lebih fokus untuk menyelesaikan persoalan yang lebih besar. Akomodatif: lebih mementingkan perasaan orang lain demi hubungan baik, demi masa depan anak dan keluarga. Kompromis: membagi posisi keinginan orang yang berkonflik. Kompetisi: keinginan untuk menyelesaikan konflik dengan memenuhi keinginan sendiri sebanyak mungkin dan memenuhi keinginan pihak lain sesedikit mungkin Kolaborasi: usaha menyelesaikan konflik untuk memenuhi keinginan kedua pihak yang berkonflik. Ke 5 cara itu apabila kita terapkan maka hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut:
ddd Setelah memberi penjelasan ini, Romo Galih memberi kita kesempatan untuk berdiskusi dalam beberapa kelompok. Kelompok kami menyimpulkan bahwa meskipun kita punya berbagai konflik yang berbeda, hampir semua menyelesaikannya secara akomodatif. Romo Galih menekankan bahwa kelima cara diatas tidak cukup bagi gereja tapi yang lebih penting adalah rekonsiliasi sebagaimana tersirat dalam Mateus 18:18. www.wkicu.net WINTER 2015 |15
Pada bagian kedua rekoleksi kita membahas bagaimana kita bisa membangun komunitas. Membangun komunitas yang berbelas kasih akan berjalan apabila: • Anggota komunitas mengalami relasi yang otentik. • Mengalami relasi yang mutual. • Mengalami komunitas yang aman. • Mengalami simpati. • Mengalami mercy. Bagian kedua rekoleksi ini ditutup dengan diskusi kelompok dimana tiap anggota diharapkan memberi pendapatnya: apa yang telah tercapai oleh WKICU dalam membangun komunitas yang berbelas kasih dan apa yang masih kurang/harus diperbaiki. Terakhir, Romo Galih mengajak kita menonton film Iran berjudul “A Separation” yang mempunyai inti bahwa kalau ada konflik sebaiknya diselesaikan sebab kalau tidak bisa menimbulkan konflik-konflik yang lain. Di bagian pertama rekoleksi, kita banyak belajar mengenai diri kita dalam menghadapi konflik sedangkan di bagian kedua kita diharapkan lebih perduli dengan komunitas kita terutama WKICU. Rekoleksi yang dihadiri oleh 6 peserta RCIA dan sekitar 65 umat WKICU semakin terasa lengkap dengan makan siang berupa rujak pengantin, mie goreng dan ayam ketumbar yang dibuat oleh Agem serta lagu-lagu indah yang dibawakan bagian musik pimpinan oleh Riana. Iwan Soegiharto
s Hiking di Villa Montalvo Di tahun 2015 ini, program WKICU semakin bervariasi. Kini kita dapat menikmati kegiatan outdoor bersama. Hiking telah menjadi salah satu acara yang banyak diminati umat. Pertama kali, WKICU menyelenggarakan hiking bersama di Coast Trail, San Fransisco. Peminat hiking yang melimpah telah menjadi semangat bagi kita untuk mengadakan acara hiking berikutnya. Hiking kedua adalah mengelilingi Lake Chabot di Hayward. Yang terakhir, Kita telah hiking bersama di Villa Montalvo. Villa ini awalnya adalah kediaman James Duval Phelan. Ia pernah menjabat sebagai Mayor of San Fransisco selama 3 periode. Setelah jabatan tsb berakhir, ia diangkat menjadi US Senator. Phelan mewariskan Villa Montalvo untuk dilestarikan dan dinikmati masyarakat umum sebagai taman dan pusat kesenian di Northern California. Wasiat inilah yang memungkinkan kita untuk menikmati landmark yang bersejarah ini. Hiking kali ini dipandu oleh Lisje dan Richard Archdeacon. Kami berkumpul di The Carriage House Theatre Box office. Total umat yang mengikuti hiking hanya 6 orang. Namun, minimnya peminat tidak mengurangi semangat kami untuk hiking sambil menikmati sejuknya udara di Villa Montalvo. Hiking trail relatif mudah dijangkau. Perjalanan ditempuh sejauh 3 miles. Setelah hiking, kita bersama sama makan siang di Indo Cafe yang menyajikan makanan khas Indonesia. Meij Susilo
16| www.wkicu.net WINTER 2015
Hiking di Lake Chabot Keberhasilan hiking bulan Mei lalu di Coast Trail, San Francisco, mendorong WKICU mengadakan hiking lanjutan di Lake Chabot, Castro Valley pada tanggal 25 Juni, 2015. Peminat hiking sedikit berkurang dibandingkan hiking di Coast Trail. Namun, lebih dari 20 orang yang ikut serta. Sebagian umat merasa khawatir akan udara yang panas. Hal ini beralasan. Beberapa hari sebelumnya temperatur di sekitar Bay Area berkisar 80 - 90 derajat. Ternyata pada saat hiking suhu udara turun drastis sampai ke 70an dan berangin. Lake Chabot memiliki lebih dari 20 miles hiking trails. Hiking kali ini mengelilingi Lake Chabot sepanjang 8.6 miles loop trail. Loop “Columbine Trail” adalah loop yang terpendek. Hiking dimulai dari Marina Lot. Awalnya kelihatan mudah karena mulai dari jalan yang beraspal, setelah melewati “dam” dan jalan tidak beraspal lagi, mulai kita berkeringat. Ternyata perlu waktu lebih dari 3 jam untuk mengelilingi lake dengan trail yang terpendek, karena kondisi jalan yang turun naik. Sebagian jalan sangat teduh dengan pohon-pohon di sekelilingnya. Kita tidak bisa cepat berjalan karena berhati-hati dengan adanya “poison oak” tree dan “rattle snake” disekeliling trail. Rasa letih dan penat, terhibur melihat pemandangan alami yang indah. Keluarga Vonny Kho ikut ambil bagian dengan membawa “mo-mo” anjingnya yang lucu. Bulubulunya yang putih berubah menjadi coklat setelah hiking berakhir. Danu yang baru pertama kali ikut hiking harus beristirahat sebentar karena kakinya “cramp”. Grace, Martha, Hans, dan Shinta datang terlambat, tapi akhirnya mereka bisa ikut mengelilingi lake Chabot. Hiking bersama selalu menyenangkan. Cecilia Sumasta
s
Logo Baru WKICU
b
Q
Dalam rangka mempersiapkan perayaan ulang tahun WKICU yang ke 25, WKICU telah melakukan lomba design logo baru. Lomba tersebut telah diikuti oleh 8 kontestan. Para juri telah menentukan pemenangnya. Karya seni dari Eliza Kertayasa telah terpilih sebagai karya yang terbaik. Sebagai apresiasi terhadap karya tersebut, hadiah sebesar US $ 100 telah diserahkan kepadanya saat piknik musim panas di Westborough Park, San Fransisco. Dalam logo baru ini, kita dapat melihat bagaimana Eliza telah mampu menuangkan apa yang dideskripsikan oleh panitia lomba ke dalam karya seninya yang memukau. Umat dan Gembala yg bekerja sama dalam membangun keluarga yang kokoh dituangkan dalam kelopak bunga berwarna hijau dan ungu. Kelopak bunga ini bersemi dan mekar dengan penunjang yg tidak kalah menariknya yaitu Roh Kudus yang berkobar dengan semangat. Hal ini dituangkannya dalam nyalahan api berwarna orange. Keseluruhan semangat keluarga Katolik ini selalu direstui dan diberkati oleh Allah dalam bentuk Merpati yang membawa untaian padi. 25 biji padi tersebut melambangkan 25 tahun WKICU. Ide untuk menambahkan 25 biji padi ini datang dari Jeanne Lim. Kita semua ingin mensyukuri WKICU yang telah eksis selama 25 tahun ini. Logo baru akan dicetak diatas T-shirt sehingga dapat dijadikan kenangan indah bagi seluruh umat. Meij Susilo
b
s
b
www.wkicu.net WINTER 2015 |17
KEUANGAN JANUARY - NOVEMBER 2015
Warga Katolik Indonesia California Utara - WKICU
FINANCIAL SUMMARY
Jan - Nov 2015
Pemasukan
Sumbangan Kasih 4% Kolekte Paskah 20%
Pengeluaran Year To Date Pengeluaran WKICU Jan - Nov Paskah 3,583.58 2015 Rohani/ Sewa Gedung 7,750.00 Konsumsi 4,700.05 Rekoleksi Paskah Picnic 2015 Liturgi 4,300.00 1% 8% 32% Lain-lain 1,756.36 Lain-lain Picnic 2015 1,928.17 7% Rohani/ Rekoleksi
Year To Date
Pemasukan WKICU JanKolekte - Nov Bulanan Ziarah & Jambore 2015 $ * 2015 MOS Lain-lain Kolekte Paskah 1% 1% Sumbangan Kasih
MOS Lain-lain Total Pemasukan
24,189.74 (4,064.39) 3,152.44 1,409.25 440.00 296.16 25,423.20
131.92 24,150.08
Total Pengeluaran
Ziarah & Jambore 2015 20%
Liturgi 18% Sewa Gedung 32%
Kolekte Bulanan 52%
Konsumsi 19%
Pemasukan
Pengeluaran
Kolekte Bulanan
$
24,189.74
45.1%
Paskah
$
3,583.58
7%
Ziarah & Jambore 2015 *
$
23,430.00
43.7%
Sewa Gedung
$
7,750.00
14%
Kolekte Paskah
$
3,152.44
5.9%
Konsumsi
$
4,700.05
9%
Sumbangan Kasih
$
1,409.25
2.6%
Liturgi
$
4,300.00
8%
Ministry of the Sick
$
440.00
0.8%
Gift Farewell
$
1,364.40
2%
25th Anniversary Fund Lain-lain Total Pemasukan
$
679.60
1.3%
Lain2
$
391.96
1%
$ $
296.16 53,597.19
0.6% 100.0%
Picnic 2015 Ziarah & Jambore 2015 * Transfer to Fundraising acc Retreat Recollection Thanksgiving Expense Sounds System Rohani/ Rekoleksi Total Pengeluaran
$ $ $ $ $ $ $ $ $
1,928.17 27,494.39 1,188.85 548.20 85.00 1,015.98 306.54 46.92 54,704.04
4% 50% 2% 1% 0% 2% 1% 0% 100%
Ziarah & Jambore 2015 Breakdown Income & Subsidized $27,435.00 Total Expenses $27,056.29 Surplus
$378.71
18| www.wkicu.net WINTER 2015
w
Other location: 450A Irving St., San Francisco, CA 94118 (415) 665 1415
www.wkicu.net WINTER 2015 |19