ˇ Bagaimana tulisan Yeremia berkaitan dengan orang-orang dewasa ini? ˇ Pelajaran apa saja yang dapat Saudara temukan dalam buku Yeremia?
FIRMAN ALLAH UNTUK KITA MELALUI
YEREMIA
ˇ Bagaimana tulisan Yeremia berkaitan dengan orang-orang dewasa ini? ˇ Pelajaran apa saja yang dapat Saudara temukan dalam buku Yeremia?
FIRMAN ALLAH UNTUK KITA MELALUI
YEREMIA
FIRMAN ALLAH UNTUK KITA MELALUI
YEREMIA
BUKU INI MILIK
5 2010 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania Hak Cipta Dilindungi Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia PENERBIT
Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia Jakarta, Indonesia Cetakan 2012 Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. Photo Credits: ˇ Pages 54-55: Jucal seal and Gedaliah seal: Gabi Laron/Institute of Archaeology/Hebrew University 5 Eilat Mazar
God’s Word for Us Through Jeremiah Indonesian (jr-IN) Made in Japan Dibuat di Jepang
ISI Pasal
Halaman
1 ”Aku Menaruh Firmanku dalam Mulutmu” 9 9 9 9 9 9 9 9 4 2 Melayani pada ”Akhir Masa” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 14 3 ”Sampaikan Firman Ini kepada Mereka” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 32 4 Waspadai Hati yang Licik 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 43 5 Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih? 9 9 9 9 9 9 54 6 ”Taatilah Perkataan Yehuwa” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 67 7 ”Aku Akan Menyegarkan Jiwa yang Lelah” 9 9 9 9 9 9 9 9 81 8 Apakah Saudara Akan ”Tetap Hidup”, seperti Yeremia? 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 92 9 Jangan ”Mencari Perkara-Perkara Besar bagi Dirimu Sendiri” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 103 10 Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 114 11 ’ Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’ 9 9 9 128 12 ”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 140 13 ”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 154 14 Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 168 15 ”Aku Tidak Dapat Diam” 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 182
PASAL SATU
”AKU MENARUH FIRMANKU DALAM MULUTMU” ”ADA sahabat yang lebih karib daripada saudara.” (Ams. 18:24) Pernahkah Saudara mengalami kebenaran kata-kata terilham itu? Saudara bisa memercayai apa yang dikatakan seorang sahabat sejati. Ketika ia menceritakan sesuatu yang bagus atau menjelaskan apa yang akan ia lakukan, Saudara percaya. Jika ia menunjukkan sesuatu yang perlu disesuaikan, kemungkinan besar Saudara akan menerimanya dan bertindak sesuai dengannya. Seraya waktu berlalu, terbukti bahwa ia benar-benar tulus ingin membantu, bahkan ketika ia menasihati Saudara. Ia ingin Saudara berhasil, dan, Saudara ingin dia juga berhasil sehingga persahabatan kalian langgeng. 2 Boleh dibilang, pria-pria yang Allah gunakan untuk menulis buku-buku Alkitab adalah sahabat seperti itu. Saudara bisa percaya akan apa yang Saudara dengar dari mereka. Saudara yakin bahwa apa yang mereka katakan adalah demi kebaikan Saudara. Pasti orang-orang Israel kuno juga merasa begitu terhadap orang-orang yang ”mengatakan apa yang berasal dari Allah seraya mereka dibimbing oleh roh kudus”. (2 Ptr. 1:20, 21) Orang yang Allah gunakan untuk menulis buku nubuat terbesar adalah Yeremia, yang juga menulis Ratapan dan dua buku Alkitab lainnya. 3 Namun, Saudara mungkin telah memerhatikan bahwa beberapa pembaca Alkitab cenderung menganggap tulisan 1, 2. Mengapa Saudara percaya akan apa yang Saudara baca dalam Alkitab? 3, 4. Bagaimana beberapa orang memandang buku Yeremia dan Ratapan, tetapi mengapa pandangan itu keliru? Beri contoh. 4
”Aku Menaruh Firmanku dalam Mulutmu”
5
Yeremia ’bukan untuk mereka’. Mereka mungkin membayangkan bahwa buku Yeremia dan Ratapan hanya berisi peringatan yang mengerikan dan ramalan yang suram. Tetapi, apakah pandangan seperti itu realistis? 4 Memang, tulisan Yeremia menampilkan peringatan dan nasihat yang terus terang, tetapi seperti Saudara ketahui, seorang sahabat adakalanya melakukan hal itu. Bahkan Yesus angkat bicara sewaktu sahabat-sahabatnya, yakni para rasul, memperlihatkan sikap yang keliru; ia mengoreksi mereka dengan tegas. (Mrk. 9:33-37) Meski begitu, pesan utama Yesus bernada positif, memperlihatkan cara memperoleh perkenan Allah dan kebahagiaan di masa depan. (Mat. 5:3-10, 43-45) Demikian pula dengan tulisan Yeremia, yang merupakan bagian dari ”segenap Tulisan Kudus” yang bermanfaat untuk ”meluruskan perkara-perkara”. (2 Tim. 3:16) Yeremia memang dengan jelas menyatakan pandangan Allah terhadap orang-orang yang mengaku melayani Allah tetapi layak menderita konsekuensi tindakan mereka yang buruk. Namun, buku Yeremia dan Ratapan mengandung berita harapan dan memperlihatkan bagaimana caranya memperoleh masa depan yang membahagiakan. Dalam buku Yeremia terdapat nubuat-nubuat tentang cara Allah berurusan dengan umat-Nya, dan dewasa ini kita terlibat langsung dalam penggenapannya. Selain itu, Saudara akan mendapati dalam kedua buku itu pernyataan-pernyataan yang positif dan membesarkan hati.—Baca Yeremia 31:13, 33; 33:10, 11; Ratapan 3: 22, 23. 5 Kebahagiaan kita sekarang sebagai umat Allah dan prospek masa depan kita berkaitan dengan hal-hal yang ditulis Yeremia. Misalnya persaudaraan kita yang bersatu. Tulisannya akan membantu kita memperkuat persaudaraan itu dan menerapkan nasihat Paulus, ”Saudara-saudara, teruslah bersukacita, disesuaikan kembali, dihibur, selaras dalam hal berpikir, hidup 5. Bagaimana tulisan Yeremia bermanfaat bagi kita?
6
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
dengan damai; dan Allah kasih dan kedamaian akan menyertai kamu.” (2 Kor. 13:11) Tulisan Yeremia juga berkait langsung dengan berita yang kita kabarkan. Meski kita memberi tahu orang lain tentang hari-hari terakhir dan memperingatkan tentang mendekatnya akhir sistem ini, berita kita tetap positif, karena menawarkan dasar bagi harapan. Selain itu, tulisan Yeremia berisi manfaat praktis. Situasi kita punya banyak kemiripan dengan kehidupan dan berita Yeremia. Guna memahaminya, perhatikan latar belakang dan tugas sang nabi yang patut diteladani ini, yang kepadanya Allah berkata, ”Aku menaruh firmanku dalam mulutmu.”—Yer. 1:9. 6 Seorang suami dan istri yang sedang menantikan kelahiran anaknya sering memikirkan si anak. Akan seperti apa dia, dan apa yang akan ia lakukan dalam hidupnya—apa minat, karier, dan prestasinya? Orang tua Saudara tentu memikirkan hal-hal itu juga. Demikian pula dengan orang tua Yeremia. Tetapi, kasus dia istimewa. Mengapa? Sang Pencipta alam semesta sangat tertarik dengan kehidupan dan kegiatan Yeremia.—Baca Yeremia 1:5. 7 Ya, sebelum Yeremia lahir, Allah menggunakan kemampuan-Nya untuk mengetahui masa depan. Ia memperlihatkan minat khusus terhadap seorang anak lelaki yang akan dilahirkan dalam sebuah keluarga imam yang tinggal di bagian utara Yerusalem. Peristiwanya terjadi pada pertengahan abad ketujuh SM, bukan masa yang menggem6, 7. Bagaimana kita tahu bahwa Allah berminat kepada Yeremia, dan bagaimana situasi di Yehuda saat ia lahir?
”Aku Menaruh Firmanku dalam Mulutmu”
7
birakan di Yehuda mengingat pemerintahan bejat Raja Manasye. (Lihat halaman 19.) Dalam sebagian besar masa pemerintahannya selama 55 tahun, Manasye melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa. Kemudian, putranya Amon mengikuti haluan serupa. (2 Raj. 21:1-9, 19-26) Suatu perubahan radikal terjadi pada masa pemerintahan raja Yehuda berikutnya. Ya, Raja Yosia mencari Yehuwa. Pada tahun ke-18 pemerintahannya, Yosia telah membersihkan negeri itu dari penyembahan berhala. Pastilah, hal itu menggembirakan orang tua Yeremia; pada masa pemerintahan Yosia-lah Allah menugaskan anak mereka.—2 Taw. 34:3-8. Mengapa Saudara punya alasan untuk berminat pada buku Yeremia dan Ratapan?
ALLAH MEMILIH SEORANG JURU BICARA 8
Kita tidak tahu usia Yeremia sewaktu Allah mengatakan kepadanya, ”Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Ia mungkin mendekati 25 tahun, usia seorang imam dapat memasuki tahap pertama dinasnya. (Bil. 8:24) Tidak soal usianya, Yeremia menjawab, ”Oh, Tuan Yang Berdaulat Yehuwa! Aku tidak pandai berbicara, sebab aku hanyalah seorang anak muda.” (Yer. 1:6) Ia merasa ragu, mungkin berpikir ia terlalu muda atau tidak kompeten untuk tanggung jawab serius dan untuk berbicara di depan umum yang selayaknya dilakukan seorang nabi. 9 Yeremia diberi tugas pada masa ketika Raja Yosia membasmi ibadat palsu yang menjijikkan dan menggalakkan ibadat yang sejati. Tidak soal seberapa banyak interaksi antara Yeremia dan Yosia, iklim keagamaan ketika itu tentu menguntungkan bagi seorang nabi sejati. Zefanya dan Nahum juga 8. Tugas apa yang diberikan kepada Yeremia, dan bagaimana ia menanggapinya? 9, 10. Di bawah situasi apa saja Yeremia menerima tugasnya, tetapi mengapa belakangan tugas itu terasa berat?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
8
melayani di Yehuda pada awal pemerintahan Yosia.1 Demikian juga nabiah Hulda, tetapi dia menubuatkan bahwa akan datang masa yang buruk. Dan itulah yang belakangan dialami Yeremia. (2 Raj. 22:14) Malah, adakalanya, para sahabat seperti Ebed-melekh dan Barukh harus menyelamatkan Yeremia dari kematian dan melindungi dia dari musuh yang kejam. 10 Bagaimana perasaan Saudara jika Allah mengatakan bahwa Saudara ditugaskan secara khusus sebagai nabi untuk menyampaikan berita yang keras? (Baca Yeremia 1:10.) Perhatikan satu contoh berita yang harus dikumandangkan Yeremia. Pada tahun 609 SM, pasukan Babilonia bergerak ke arah Yerusalem. Raja Zedekia ingin mendengar pesan yang menyenangkan dari Allah melalui Yeremia. Tetapi, bukan itu yang hendak Allah katakan kepada sang raja.—Baca Yeremia 21:4-7, 10. MANUSIA SEPERTI KITA 11
Bayangkan kita harus menyampaikan kecaman dan penghakiman yang keras kepada para raja yang fasik, para imam yang korup, dan para nabi yang palsu. Yeremia harus melakukannya. Tetapi, seperti Yeremia, kita didukung oleh Allah. (Yer. 1:7-9) Allah memperlihatkan bahwa Ia yakin kepada Yeremia, dan membuatnya berani dengan mengatakan, ”Pada hari ini aku membuat engkau menjadi kota berbenteng dan pilar besi dan tembok-tembok tembaga untuk menghadapi seluruh negeri ini, raja-raja Yehuda, para pembesarnya, para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka pasti akan memerangi engkau, tetapi mereka tidak akan menang melawan 1 Belakangan dalam karier Yeremia sebagai nabi, ada nabi-nabi lain juga, yakni Habakuk, Obaja, Daniel, dan Yehezkiel. Yeremia sudah melayani sebagai nabi sekitar 40 tahun ketika malapetaka menimpa Yerusalem pada tahun 607 SM, dan ia hidup selama lebih dari 20 tahun setelah itu.
11. Mengapa Yeremia merasa sulit namun tenteram dalam menjalankan tugasnya?
”Aku Menaruh Firmanku dalam Mulutmu”
9
engkau, sebab ’aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau’.”—Yer. 1:18, 19. 12 Sesungguhnya, Yeremia bukanlah orang yang luar biasa. Ia manusia seperti kita juga. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa meskipun Yeremia tidak sezaman dengan kita, ia menghadapi situasi yang mirip dengan yang kita hadapi. Kita berinteraksi dengan berbagai jenis orang dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kegiatan sidang, seperti Yeremia berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ini semua memungkinkan kita belajar dari Yeremia, yang, seperti nabi Elia, adalah ”seorang pria yang mempunyai perasaan seperti kita”. (Yak. 5:17) Perhatikan beberapa contoh pelajaran yang bisa kita peroleh dari Yeremia. 13 Dalam kehidupan, pastilah Saudara pernah merasakan suka dan duka. Yeremia pun demikian. Pada suatu peristiwa, Pasyur, seorang imam yang terkemuka, menyerang Yeremia dan memerintahkan agar ia dipasung. Selama berjam-jam, ia dibelenggu pada sebuah rangka kayu yang dipasangkan pada kaki, tangan, dan lehernya, sehingga tubuhnya berada dalam posisi membungkuk. Selain rasa nyeri, ia pasti harus menahan banyak ejekan dari para penentangnya. Apakah Saudara sanggup menanggung ejekan yang penuh kebencian, bahkan penganiayaan fisik?—Yer. 20:1-4. 14 Mengingat situasi Yeremia, wajarlah jika ia terdorong untuk mengatakan, ”Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! . . . Apa sebabnya aku keluar dari rahim itu hanya untuk melihat kerja keras dan kepedihan sehingga hari-hariku berakhir dengan rasa malu belaka?” (Yer. 20:14-18) Jelaslah, ia sudah tahu bagaimana rasanya putus asa. Pernahkah Saudara merasa begitu putus asa sampai-sampai Saudara meragukan harga diri 12. Sebutkan beberapa alasan mengapa kita bisa seperasaan dengan Yeremia? 13, 14. Mengapa beberapa orang Kristen dewasa ini boleh jadi memahami perasaan Yeremia yang dibuat menderita oleh Pasyur, sebagaimana digambarkan di halaman 10?
10
Saudara, apa yang bisa Saudara capai, atau bahkan apakah ada gunanya untuk terus berjuang? Semua yang pernah merasakan hal itu bisa mendapat manfaat dengan lebih memahami apa yang Yeremia alami dan bagaimana hasil akhirnya. Apa yang berkesan bagi Saudara tentang penugasan Yeremia? Mengapa Saudara bisa seperasaan dengan Yeremia?
15 Ungkapan keputusasaan yang kita baca di Yeremia 20: 14-18 muncul setelah sang nabi berbicara tentang menyanyi bagi Yehuwa dan memuji-Nya. (Baca Yeremia 20:12, 13.) Pernahkah Saudara sendiri sesekali mengalami suasana hati yang berubah-ubah? Pada suatu saat Saudara sangat bahagia, tetapi kemudian Saudara menjadi kecil hati. Kita semua tentu bisa memperoleh manfaat dengan mempelajari pengalaman Yeremia. Jelas bahwa ia punya perasaan manusiawi yang wajar, seperti kita. Jadi, kita mungkin bisa memperoleh banyak
15. Mengapa kita bisa memperoleh manfaat dengan memerhatikan perubahan suasana hati Yeremia?
”Aku Menaruh Firmanku dalam Mulutmu”
11
manfaat dengan memeriksa berbagai tindakan dan reaksi pria ini yang dengan luar biasa digunakan Allah sebagai juru bicara.—2 Taw. 36:12, 21, 22; Ezr. 1:1. 16 Alasan lain mengapa beberapa orang Kristen bisa memahami perasaan Yeremia berkaitan dengan status perkawinannya. Allah memberi Yeremia perintah yang aneh dan mungkin sulit: Jangan menikah. (Baca Yeremia 16:2.) Mengapa Yehuwa memberi perintah itu, dan bagaimana pengaruhnya atas dirinya? Apa kaitan kisah ini dengan saudara dan saudari yang tidak memiliki pasangan hidup, entah karena kemauan sendiri atau karena situasi? Bahkan, apakah ada sesuatu dalam pernyataan Allah kepada Yeremia yang perlu direnungkan oleh Saksi-Saksi yang sudah menikah? Dan, bagaimana dengan pasangan suami istri yang tidak memiliki ”anak lelaki maupun perempuan”? Bagaimana kisah Yeremia dapat membantu Saudara? 17 Menarik bahwa pada suatu waktu Yeremia mendesak sang raja Yehuda yang sedang memerintah, ”Taatilah perkataan Yehuwa, yaitu apa yang kusampaikan kepadamu, maka keadaanmu akan baik, dan jiwamu akan tetap hidup.” (Yer. 38:20) Catatan ini memberikan petunjuk yang sangat bagus tentang interaksi kita dengan orang lain, termasuk cara kita berhubungan dengan orang-orang yang belum menempuh jalan Yehuwa tetapi yang mungkin bisa kita bantu. Juga, tindakan Yeremia terhadap orang-orang yang menaati Allah merupakan pola yang dapat kita gunakan dewasa ini. Ya, kita bisa belajar banyak dari Yeremia. SEPERTI APA BUKU INI? 18
Buku ini akan membantu Saudara membahas buku Alkitab Yeremia dan Ratapan dan belajar darinya. Caranya? Di 16. Siapa saja yang mungkin perlu memerhatikan status perkawinan Yeremia? 17. Kata-kata sang nabi di Yeremia 38:20 mungkin membuat kita berpikir tentang apa? 18, 19. Dengan cara apa saja Yeremia dan Ratapan bisa dibahas?
12
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
bawah ilham, rasul Paulus menulis, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara, untuk mendisiplin dalam keadilbenaran.” (2 Tim. 3:16) Itu mencakup kedua buku yang baru saja disebutkan. 19 Memang, Yeremia dan Ratapan bisa dibahas melalui beragam cara yang bermanfaat. Misalnya, kita bisa mempelajari keduanya ayat demi ayat, berupaya memahami latar belakang atau makna dari setiap ayat. Atau, kita bisa berkonsentrasi pada perbandingan yang logis—tokoh dan peristiwa dalam Yeremia dan Ratapan dibandingkan atau dikontraskan dengan padanan atau perkembangan di zaman modern. (Bandingkan Yeremia 24:6, 7; 1 Korintus 3:6.) Cara lainnya adalah mempelajari latar sejarahnya dan berbagai peristiwa yang terjadi pada zaman Yeremia. (Yer. 39:1-9) Sesungguh-
”Aku Menaruh Firmanku dalam Mulutmu”
13
nya, hingga taraf tertentu, keterangan seperti itu perlu agar kita bisa membahas Yeremia dan Ratapan dengan memuaskan. Maka, Pasal 2, ”Melayani pada ’Akhir Masa’ ”, akan membantu kita memperoleh gambaran seperti apa periode historis Yeremia dan bagaimana Allah turun tangan untuk mengatur hal-hal tertentu. 20 Tetapi, maksud utama buku ini bukan begitu. Kita akan memandang Yeremia dan Ratapan sebagai pemberian dari Allah untuk membantu kita hidup sebagai orang Kristen dewasa ini. (Tit. 2:12) Kita akan betul-betul menyadari bahwa kedua buku ini limpah dengan informasi yang ”bermanfaat untuk mengajar”. Keduanya memberikan nasihat dan contoh praktis yang memungkinkan kita menjadi cakap dan diperlengkapi sepenuhnya dalam menghadapi tantangan kehidupan. Itu berlaku tidak soal kita lajang, menikah, penatua, perintis, tulang punggung keluarga, ibu rumah tangga, atau anak sekolah. Kita masing-masing akan menemukan dalam kedua buku terilham ini bantuan ilahi yang akan membuat kita ”diperlengkapi untuk setiap pekerjaan yang baik”.—2 Tim. 3:17. 21 Sambil Saudara mempelajari setiap pasal dalam buku ini, carilah pokok-pokok yang bisa Saudara gunakan. Tak diragukan, Yeremia dan Ratapan akan menandaskan apa yang ditulis Paulus, ”Segala perkara yang ditulis dahulu kala ditulis untuk mengajar kita, agar melalui ketekunan kita dan melalui penghiburan dari Tulisan-Tulisan Kudus, kita mempunyai harapan.”—Rm. 15:4. 20. Bagaimana kita memandang Yeremia dan Ratapan melalui buku ini? 21. Mengapa Saudara ingin segera memulai program pelajaran dalam buku ini?
Sehubungan dengan kehidupan sehari-hari Saudara, apa yang dapat Saudara pelajari dari pembahasan Yeremia dan Ratapan?
PASAL DUA
MELAYANI PADA ”AKHIR MASA” ”APA yang kaulihat?” Allah bertanya kepada nabi-Nya yang baru diberi tugas. ”Belanga bermulut lebar yang sedang ditiup apinya, itulah yang kulihat,” jawab Yeremia muda, ”dan mulutnya menjauhi utara.” Penglihatan itu memberikan petunjuk awal tentang pernyataan seperti apa yang akan dibuat Yeremia. (Baca Yeremia 1:13-16.) Belanga kiasan itu ditiup bukan untuk didinginkan, tetapi justru agar api di bawahnya bertambah besar. Ya, Yehuwa menubuatkan bahwa malape1, 2. (a) Penglihatan apa yang diperoleh Yeremia yang berisi tema nubuat-nubuatnya? (b) Mengapa Saudara hendaknya berminat pada berita Yeremia?
Melayani pada ”Akhir Masa”
15
taka, seperti air yang mendidih, akan tertuang dari belanga ini ke atas tanah Yehuda karena merajalelanya ketidaksetiaan. Menurut Saudara, mengapa mulut belanga itu miring ke arah selatan? Itu artinya malapetaka tersebut akan datang dari utara—Babilon akan menyerbu dari arah itu. Dan, itulah yang akhirnya terjadi. Selama melayani sebagai nabi, Yeremia menyaksikan tuangan demi tuangan air mendidih dari belanga ini, dan puncaknya adalah penghancuran Yerusalem. 2 Babilon sudah tidak ada lagi, tetapi Saudara punya alasan untuk berminat pada berita nubuat Yeremia. Mengapa? Karena Saudara hidup pada ”akhir masa” saat banyak orang mengaku Kristen; tetapi mereka dan gereja mereka tidak mendapat perkenan Allah. (Yer. 23:20) Sebaliknya, seperti Yeremia, Saudara dan rekan-rekan Saksi lain mengabarkan bukan saja berita penghukuman melainkan juga berita harapan. 3 Yeremia kemungkinan besar mendiktekan kisah ini kepada seorang sekretaris pada pengujung masa pelayanannya sebagai nabi, bukan mencatat peristiwanya seraya itu terjadi. (Yer. 25:1-3; 36:1, 4, 32) Buku Yeremia tidak ditulis secara kronologis karena Yeremia mengatur bagian-bagiannya menurut pokok bahasan. Maka, Saudara akan mendapat manfaat dengan mengetahui gambaran umum latar belakang sejarah Yeremia dan Ratapan serta urutan kejadiannya. Perhatikan bagan di halaman 19. Dengan mengetahui siapa raja Yehuda pada masa tertentu dan, dalam beberapa kasus, apa yang terjadi di Yehuda dan sekitarnya, Saudara akan lebih memahami apa yang Yeremia katakan atau lakukan. Dan, Saudara akan lebih siap untuk memperoleh manfaat dari pesan-pesan Allah bagi umat-Nya sebagaimana dikumandangkan oleh Yeremia. 3. (a) Bagaimana bahan di buku Alkitab Yeremia disusun? (b) Apa tujuan Pasal 2 buku ini?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
16
YEREMIA DALAM LATAR HISTORIS 4
Yeremia bernubuat dalam suatu masa yang penuh gejolak. Masa itu diwarnai persaingan antara Asiria, Babilon, dan Mesir. Sekitar 93 tahun sebelum dimulainya karier Yeremia sebagai nabi, Asiria mengalahkan kerajaan Israel sepuluh suku di utara dan mendeportasi banyak penduduknya. Saat itu, Yehuwa membela Yerusalem dan rajanya yang setia, Hizkia, untuk melawan serangan Asiria. Saudara pasti ingat bagaimana Allah dengan mukjizat membantai 185.000 tentara musuh. (2 Raj. 19:32-36) Salah satu putra Hizkia adalah Manasye. Yeremia kemungkinan besar lahir pada masa pemerintahan Manasye yang berlangsung 55 tahun, saat ketika Yehuda berada di bawah kendali politik Asiria.—2 Taw. 33:10, 11. 5 Yeremia menulis buku 1 dan 2 Raja-Raja. Di situ kita membaca bahwa Manasye membangun kembali tempattempat tinggi yang telah dihancurkan ayahnya. Manasye mendirikan mezbah-mezbah bagi Baal dan bagi bala tentara langit, bahkan di bait Yehuwa. Dan, Manasye menumpahkan banyak darah yang tidak bersalah, mempersembahkan putranya sendiri sebagai korban bakaran bagi allah palsu. Kesimpulannya, ”ia melakukan banyak sekali hal yang buruk di mata Yehuwa”. Karena segala kefasikan itu, Allah menyatakan bahwa malapetaka akan terjadi atas Yerusalem dan Yehuda, sebagaimana sudah terjadi atas Samaria dan Israel. (2 Raj. 21:1-6, 12-16) Setelah Manasye meninggal, putranya Amon meneruskan praktek penyembahan berhala ayahnya, tetapi tak lama lagi situasi akan berubah. Dua tahun kemudian, Amon dibunuh, dan putranya Yosia yang berusia delapan tahun naik takhta pada tahun 659 SM. 6 Pada masa pemerintahan Yosia yang berlangsung selama 31 tahun, Babilon mulai memperoleh kekuasaan yang lebih besar daripada Asiria. Yosia melihat dalam situasi ini terda4-6. Bagaimana situasi umat Allah zaman dahulu pada dekade-dekade sebelum karier Yeremia sebagai nabi dimulai?
Melayani pada ”Akhir Masa”
17
pat celah untuk merebut kembali kemerdekaan Yehuda dari dominasi asing. Tidak seperti ayah dan kakeknya, Yosia melayani Yehuwa dengan setia dan mengadakan reformasi agama besar-besaran. (2 Raj. 21:19–22:2) Pada tahun ke-12 pemerintahannya, Yosia menghancurkan tempat-tempat tinggi, tonggak-tonggak suci, dan patung-patung agama palsu di seluruh kerajaannya dan setelah itu memerintahkan agar bait Yehuwa diperbaiki. (Baca 2 Tawarikh 34:1-8.) Menarik, pada tahun ke-13 pemerintahan Yosia itulah (647 SM) Yeremia diberi tugas sebagai nabi Allah. Bagaimana perasaan Saudara seandainya Saudara menjadi nabi di zaman Yeremia?
7 Sewaktu bait sedang dipugar, pada tahun ke-18 pemerintahan Raja Yosia, imam besar menemukan ”buku hukum”. Sang raja meminta sekretarisnya membacakan buku itu. Yosia menyadari kesalahan rakyatnya, mencari bimbingan Yehuwa melalui nabiah Hulda, dan mendesak rakyatnya untuk menaati perintah Allah. Hulda memberi tahu Yosia bahwa Yehuwa akan mendatangkan ”malapetaka” atas orang Yehuda karena ketidaksetiaan mereka. Tetapi, karena sikap Yosia yang bagus terhadap ibadat sejati, malapetaka itu tidak akan datang selama masa hidupnya.—2 Raj. 22:8, 14-20. 8 Raja Yosia memulai lagi upayanya untuk menghapuskan segala hal yang berkaitan dengan penyembahan berhala. Begitu kuat tekadnya sampai-sampai ia pergi ke kawasan yang pernah diduduki oleh kerajaan Israel di utara, untuk merobohkan tempat tinggi dan mezbah di Betel. Ia juga mengatur diadakannya perayaan Paskah besar-besaran. (2 Raj. 23:425) Bayangkan betapa senangnya Yeremia! Namun, rakyat sudah sulit berubah. Manasye dan Amon telah membuat
7, 8. (a) Bagaimana pemerintahan Raja Yosia berbeda dengan para pendahulunya, Manasye dan Amon? (b) Seperti apa Yosia itu? (Lihat kotak di halaman 20.)
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
18
penyembahan berhala yang menjijikkan menjadi bagian kehidupan rakyat, sehingga kerohanian sangat memprihatinkan. Terlepas dari reformasi Yosia, Allah menggerakkan Yeremia untuk menyatakan bahwa allah-allah Yehuda sama banyaknya dengan kota-kota mereka. Orang-orang sebangsa sang nabi bagaikan istri yang tidak setia—mereka telah meninggalkan Yehuwa dan melacurkan diri kepada allah-allah asing. Yeremia menyatakan, ”Sebanyak jalan-jalan Yerusalem, demikianlah banyaknya mezbah yang telah kamu dirikan untuk hal yang memalukan itu, mezbah-mezbah untuk membuat asap korban bagi Baal.”—Baca Yeremia 11: 1-3, 13. 9 Berita-berita yang dinyatakan Yeremia tidak mengubah orang Yahudi maupun fakta bahwa bangsa-bangsa sekitar mereka berebut kekuasaan atas wilayah itu. Pada tahun 632 SM, pasukan gabungan Babilon dan Media menaklukkan Niniwe, ibu kota Asiria. Tiga tahun kemudian, Firaun Nekho dari Mesir memimpin pasukannya ke arah utara untuk membantu orang Asiria yang terdesak. Atas alasan yang tidak dinyatakan di Alkitab, Yosia berupaya memaksa mundur pasukan Mesir di Megido, tetapi ia terluka parah dan tewas. (2 Taw. 35:20-24) Perubahan politik dan keagamaan apa saja yang akan terjadi di Yehuda setelah peristiwa yang menyedihkan itu? Dan, tantangan baru apa saja yang akan dihadapi Yeremia? PERUBAHAN IKLIM KEAGAMAAN 10
Bayangkan bagaimana perasaan Yeremia ketika mendengar kabar kematian Yosia! Terdorong oleh dukacita, ia melantunkan nyanyian ratapan bagi sang raja. (2 Taw. 35:25) Masa kecemasan pun mulai, dan ketidakstabilan internasional mendatangkan tekanan atas Yehuda. Kuasa-kuasa tandingan 9. Tahun-tahun terakhir pemerintahan Yosia ditandai dengan peristiwa internasional apa saja? 10. (a) Dalam arti apa masa setelah kematian Yosia mirip dengan zaman kita? (b) Apa manfaat yang dapat Saudara petik dengan mempelajari tingkah laku Yeremia?
Pelayanan Yeremia —Mesir, Asiria, dan Babilon—berebut kekuasaan atas kawasan itu. Dan, iklim keagamaan di dalam Yehuda telah berubah sepeninggal Yosia. Itulah akhir dari masa pemerintahan yang umumnya menguntungkan bagi kegiatan Yeremia dan awal dari masa pemerintahan yang tidak bersahabat. Banyak saudara kita di zaman modern telah mengalami perubahan seperti itu, dari kebebasan relatif untuk beribadat menjadi penindasan dan pelarangan. Siapa tahu, jangan-jangan sebentar lagi kita juga akan mengalami perubahan seperti itu. Bagaimana pengaruhnya atas diri kita? Apa yang harus kita lakukan untuk mempertahankan integritas kita? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, sungguh menguatkan jika kita memerhatikan berbagai tantangan yang dihadapi Yeremia dengan sukses. 11 Penduduk Yehuda menjadikan Yehoahaz, putra Yosia, raja di Yerusalem. Yehoahaz, yang juga dikenal sebagai Syalum, hanya memerintah selama tiga bulan. Ketika Firaun Nekho kembali ke selatan setelah bertempur dengan orang Babilon, ia melengserkan 11. Apa yang berkembang di Yehuda setelah kematian Yosia?
Manasye Amon 661
660 SM
Yosia 659 650 Yeremia ditugaskan ˚ 647 640 Niniwe dihancurkan 632 Yehoahaz 628 (tiga bulan)
630
Yehoyakim 628 Yehoyakhin 618 (tiga bulan)
620
Zedekia 617 610 Yerusalem dihancurkan 607 600
590
580
YOSIA—RAJA BAIK YEHUDA YANG TERAKHIR Sepeninggal ayahnya, Amon, Yosia menjadi raja pada usia delapan tahun. Sewaktu berusia 15 tahun, ia mulai mencari Allah dan ”berjalan menurut segala jalan Daud, bapak leluhurnya”. Pada usia 19 tahun, ia mulai menghancurkan tempat-tempat ibadat palsu beserta berhala-berhala di Yehuda dan Israel. Pada usia 25 tahun, ia mulai memperbaiki bait Yehuwa.—2 Raj. 21:19–22:2; 2 Taw. 34:2-8. Buku Hukum itu, kemungkinan besar yang langsung ditulis oleh Musa sendiri, ditemukan saat bait sedang dipugar dan dibacakan kepada Yosia. Ia merendahkan dirinya, mengoyak pakaiannya, dan menangis. Yosia mengatur agar para imam, orang Lewi, dan semua rakyatnya, yang besar dan yang kecil, mendengar pembacaan buku itu. Sang raja mengadakan perjanjian, seperti kata kisahnya, ”untuk mengikuti Yehuwa serta menjalankan perintahnya . . . dengan segenap hati dan segenap jiwa”. Kemudian, Yosia melaksanakan sebuah kampanye yang lebih luas lagi untuk menghapuskan ibadat palsu. Sang raja juga mengadakan Paskah yang besar bagi Yehuwa, yang belum pernah diadakan seperti itu sejak zaman Samuel.—2 Taw. 34:14–35:19.
Melayani pada ”Akhir Masa”
21
raja baru itu dan membawanya ke Mesir, dan Yeremia menyatakan bahwa Yehoahaz ”tidak akan kembali lagi”. (Yer. 22:1012; 2 Taw. 36:1-4) Sebagai ganti, Nekho menakhtakan Yehoyakim, putra lainnya dari Yosia. Yehoyakim tidak meniru teladan ayahnya. Bukannya meneruskan upaya reformasi ayahnya, ia malah mempraktekkan penyembahan berhala.—Baca 2 Raja 23:36, 37. 12 Pada awal pemerintahan Yehoyakim, Yehuwa memerintahkan Yeremia untuk pergi ke bait dan mengecam secara terus terang orang Yehuda karena kefasikan mereka. Mereka menganggap bait Yehuwa sebagai jimat pelindung. Namun, jika mereka tidak berhenti ’mencuri, membunuh, berzina, bersumpah palsu, membuat asap korban bagi Baal, dan berjalan mengikuti allah-allah lain’, Yehuwa akan menelantarkan baitNya. Dan, Ia akan berbuat serupa kepada orang-orang munafik yang beribadat di dalamnya, sebagaimana Ia menelantarkan tabernakel di Syilo pada zaman Imam Besar Eli. Tanah Yehuda ”benar-benar akan menjadi tempat yang hancur”. (Yer. 7:115, 34; 26:1-6)1 Pikirkan betapa besar keberanian yang Yeremia perlukan untuk menyatakan berita itu! Kemungkinan besar, ia melakukannya di depan umum, di hadapan orang-orang yang terkemuka dan berpengaruh. Beberapa saudara-saudari dewasa ini juga merasa bahwa mereka membutuhkan keberanian untuk ikut memberikan kesaksian di jalan atau berbicara kepada orang kaya atau penting. Namun, kita bisa yakin akan hal ini: Dukungan Allah bagi kita merupakan hal yang pasti, seperti halnya bagi Yeremia.—Ibr. 10:39; 13:6. 13 Mengingat iklim keagamaan dan politik di Yehuda, bagaimana reaksi para pemimpin agama terhadap kata-kata Yeremia? Menurut catatan sang nabi sendiri, ”para imam, para 1 Karena Yeremia 7:1-15 mirip dengan 26:1-6, beberapa orang menyimpulkan bahwa kedua pasal itu membicarakan peristiwa yang sama.
12, 13. (a) Pada awal pemerintahan Yehoyakim, seperti apa iklim keagamaannya? (b) Bagaimana para pemimpin agama Yahudi memperlakukan Yeremia?
22
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
nabi dan seluruh rakyat menangkap [aku], dan mengatakan, ’Engkau harus mati’ ”. Dengan murka, mereka menyatakan, ”Orang ini patut mendapat hukuman mati.” (Baca Yeremia 26:8-11.) Namun, lawan-lawan Yeremia tidak berhasil melaksanakan niat mereka. Yehuwa menyertai sang nabi guna menyelamatkannya. Sehubungan dengan Yeremia sendiri, meskipun lawan-lawannya tampak menyeramkan, ia tidak takut. Saudara juga tidak perlu takut. Bagaimana Saudara mengontraskan situasi selama pemerintahan Manasye, Amon, dan Yosia? Pelajaran apa yang diperoleh dari cara Yeremia menghadapi tugasnya yang sulit?
Melayani pada ”Akhir Masa”
23
”TULISLAH . . . SEMUA FIRMAN YANG TELAH KUSAMPAIKAN” 14 Pada tahun keempat pemerintahan Yehoyakim, Yehuwa memerintahkan Yeremia untuk menuliskan semua firman yang telah Yehuwa ucapkan kepadanya sejak zaman Yosia. Yeremia mendiktekan kepada sekretarisnya, Barukh, semua hal yang telah Allah katakan kepadanya selama 23 tahun. Berita penghakiman-Nya melibatkan sekitar 20 raja dan kerajaan. Yeremia memerintahkan Barukh untuk membacakan gulungan ini dengan suara keras di rumah Yehuwa. Tujuannya? ”Mungkin orang-orang keturunan Yehuda mau mendengarkan tentang semua malapetaka yang telah kurancang untuk ditimpakan ke atas mereka,” kata Yehuwa, ”dengan maksud agar mereka berbalik, masing-masing dari jalannya yang jahat, dan agar aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.”—Yer. 25: 1-3; 36:1-3. 15 Ketika seorang pejabat istana membacakan gulungan itu kepada Yehoyakim, sang raja merobeknya dengan pisau dan membakarnya. Ia kemudian memerintahkan agar Yeremia dan Barukh dibawa ke hadapannya. ”Tetapi Yehuwa menyembunyikan mereka.” (Baca Yeremia 36:21-26.) Karena kelakuan Yehoyakim yang sangat buruk, Yehuwa melalui nabi-Nya menyatakan bahwa sang raja akan dikuburkan ”seperti orang mengubur seekor keledai jantan”. Ia akan ”diseret kian kemari dan dibuang, jauh di luar gerbang-gerbang Yerusalem”. (Yer. 22:13-19) Apakah menurut Saudara nubuat yang gamblang ini hanyalah ucapan Yeremia yang dilebih-lebihkan? 16 Meski harus menyampaikan berita penghakiman seperti itu, Yeremia bukanlah nabi yang mengumumkan hal-hal buruk semata. Ia juga mengumumkan berita harapan. Yehuwa akan menyelamatkan kaum sisa Israel dari musuh dan mengembalikan mereka ke negeri mereka sendiri, dan mereka
14, 15. (a) Pekerjaan apa yang dimulai oleh Yeremia dan sekretarisnya, Barukh, pada tahun keempat pemerintahan Yehoyakim? (b) Seperti apakah Yehoyakim itu? (Lihat kotak di halaman 25.) 16. Yeremia mengumumkan berita positif apa?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
24
akan tinggal dengan aman di sana. Allah akan menetapkan sebuah perjanjian yang ”baru” dan ”yang berlaku sampai waktu yang tidak tertentu” dengan umat-Nya dan menuliskan hukum-Nya di dalam hati mereka. Ia akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka. Selain itu, seorang keturunan Daud akan ”melaksanakan keadilan dan keadilbenaran di negeri ini”. (Yer. 31:7-9; 32:37-41; 33:15) Penggenapan nubuat-nubuat ini akan terjadi berpuluh-puluh tahun dan berabad-abad kemudian, bahkan bersentuhan dengan kehidupan kita sekarang dan dapat memberi kita masa depan yang kekal. Tetapi kembali ke zaman Yeremia, musuhmusuh Yehuda terus mengerahkan berbagai manuver.—Baca Yeremia 31:31, 33, 34; Ibrani 8:7-9; 10:14-18. BANGKITNYA BABILON 17
Pada tahun 625 SM, orang Babilon dan Mesir mengadakan pertempuran yang menentukan di Karkhemis, dekat Sungai Efrat, sekitar 600 kilometer sebelah utara Yerusalem. Raja Nebukhadnezar mengalahkan pasukan Firaun Nekho, mengakhiri kekuasaan Mesir di wilayah itu. (Yer. 46:2) Nebukhadnezar sekarang mendominasi Yehuda, dan Yehoyakim dipaksa menjadi hambanya. Namun, setelah tiga tahun menjadi raja bawahan, Yehoyakim memberontak. (2 Raj. 24:1, 2) Akibatnya, Nebukhadnezar dan pasukannya bergerak menuju Yehuda pada tahun 618 SM dan mengepung Yerusalem. Coba bayangkan betapa hebatnya gejolak kala itu, bahkan bagi Yeremia sang nabi Allah. Yehoyakim tampaknya tewas dalam pengepungan itu.1 Putranya Yehoyakhin menyerah kepada Babilon setelah menempati takhta Yehuda selama 1 Daniel 1:1, 2 mengatakan bahwa Yehoyakim diserahkan ke tangan Nebukhadnezar pada tahun ketiga pemerintahan Yehoyakim sebagai raja bawahan. Ini bisa berarti bahwa sang raja mati selama pengepungan, yang akhirnya berhasil. Tidak ada konfirmasi Alkitab tentang laporan Yosefus bahwa Nebukhadnezar membunuh Yehoyakim dan membuang mayatnya ke luar tembok Yerusalem tanpa pemakaman.—Yer. 22:18, 19; 36:30.
17, 18. Peristiwa internasional apa saja yang menandai tahun-tahun terakhir pemerintahan Yehoyakim dan Zedekia?
YEHOYAKIM —RAJA YANG MEMBUNUH NABI YEHUWA Yehoyakim berusia 25 tahun saat ia naik takhta di Yehuda, dan ia memerintah sekitar 11 tahun. Ringkasan dari tingkah lakunya yang dicatat di 2 Tawarikh 36:5-8 memperlihatkan bahwa ia melakukan hal-hal yang bukan saja buruk melainkan juga ”memuakkan”. Yehoyakim mengabaikan peringatan Yeremia, dan pemerintahannya penuh dengan ketidakadilan, pemerasan, dan pembunuhan. Sewaktu Uriya sang nabi menyatakan pesan yang serupa dengan pesan Yeremia, Yehoyakim membunuhnya. Tampaknya, sang raja sendiri mati saat Yerusalem dikepung oleh Babilon.—Yer. 22:17-19; 26:20-23.
tiga bulan saja. Nebukhadnezar menjarah habis kekayaan Yerusalem dan mengasingkan Yehoyakhin, keluarga kerajaan dan bangsawan Yehuda, para pria perkasa bangsa itu, dan para perajinnya. Di antara orang-orang yang diasingkan, ada Daniel, Hanania, Misyael, dan Azaria.—2 Raj. 24:10-16; Dan. 1:1-7. 18 Nebukhadnezar sekarang menjadikan Zedekia, putra lainnya dari Yosia, sebagai raja Yehuda. Ia adalah raja terakhir di bumi dari dinasti Daud. Pemerintahannya berakhir sewaktu Yerusalem dan baitnya dihancurkan pada tahun 607 SM.
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
26
(2 Raj. 24:17) Namun, ke-11 tahun pemerintahan Zedekia bercirikan ketegangan sosial dan politik yang besar di Yehuda. Jelaslah, Yeremia harus percaya penuh kepada Pribadi yang menugaskan dia sebagai nabi. 19 Bayangkan seandainya Saudara adalah Yeremia. Sejak zaman Yosia, Yeremia telah melihat pergolakan politik dan kemerosotan rohani di kalangan umat Allah. Tetapi, ia tahu bahwa situasinya akan bertambah parah. Orang-orang di kampung halamannya berkata kepadanya, ”Jangan bernubuat dengan nama Yehuwa, agar engkau tidak mati di tangan kami.” (Yer. 11:21) Bahkan setelah nubuat Yeremia menjadi kenyataan, orang-orang Yahudi itu mengatakan, ”Mengenai perkataan yang engkau sampaikan kepada kami dengan nama Yehuwa, kami tidak akan mendengarkan engkau.” (Yer. 44:16) Namun, nyawa orang-orang berada dalam bahaya, seperti halnya dewasa ini. Berita yang Saudara nyatakan berasal dari Yehuwa, sebagaimana juga berita Yeremia. Dengan demikian, Saudara dapat meningkatkan semangat Saudara bagi pelayanan dengan mempelajari bagaimana Yehuwa melindungi nabi-Nya pada masa yang mengarah ke runtuhnya tembok Yerusalem. 19. Bagaimana orang-orang di zaman Yeremia bereaksi terhadap beritanya, dan mengapa hal itu menarik perhatian kita?
Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Yeremia selama pemerintahan Yehoyakim? Yeremia mengucapkan nubuat penting apa yang berpengaruh atas zaman kita?
HARI-HARI TERAKHIR SEBUAH DINASTI 20
Mungkin tahun-tahun tersulit dalam karier Yeremia sebagai nabi adalah masa pemerintahan Zedekia. Seperti sebagian besar pendahulunya, Zedekia ”terus melakukan apa 20. Mengapa pemerintahan Zedekia sangat menyulitkan Yeremia? (Lihat kotak di halaman 29.)
Melayani pada ”Akhir Masa”
27
yang buruk di mata Yehuwa”. (Yer. 52:1, 2) Ia tunduk kepada Babilon, dan Nebukhadnezar membuat dia bersumpah atas nama Yehuwa bahwa dia akan tunduk kepada raja Babilon. Meski begitu, Zedekia akhirnya memberontak. Sementara itu, musuh-musuh Yeremia terus menekannya agar mau mendukung pemberontakan itu.—2 Taw. 36:13; Yeh. 17: 12, 13. 21 Tampaknya di bagian awal pemerintahan Zedekia, para utusan datang ke Yerusalem dari raja Edom, Moab, Ammon, Tirus, dan Sidon. Mungkin tujuan mereka adalah mengajak Zedekia berkoalisi untuk melawan Nebukhadnezar. Namun, Yeremia mendesak Zedekia untuk tunduk kepada Babilon. Untuk itu, Yeremia memberikan kepada para utusan itu kayukayu kuk untuk menggambarkan bahwa bangsa-bangsa mereka juga harus melayani Babilon. (Yer. 27:1-3, 14)1 Pendirian itu tidak disukai orang, dan peran Yeremia sebagai juru bicara yang menyampaikan berita yang tidak disukai bertambah berat dengan adanya Hanania. Ia adalah nabi palsu yang di depan umum menyatakan atas nama Allah bahwa kuk Babilon akan dipatahkan. Tetapi, Yehuwa berfirman melalui Yeremia bahwa dalam waktu satu tahun, Hanania si penipu akan mati. Itulah yang terjadi.—Yer. 28:1-3, 16, 17. 22 Yehuda sekarang terbagi menjadi dua faksi—yang memilih tunduk kepada Babilon dan yang ingin memberontak. Pada tahun 609 SM, Zedekia akhirnya memberontak dengan meminta bantuan militer dari Mesir. Yeremia kemudian harus menghadapi histeria nasionalistis para pendukung pemberontakan. (Yer. 52:3; Yeh. 17:15) Nebukhadnezar dan pasukannya kembali ke Yehuda untuk memadamkan 1 Disebutkannya Yehoyakim di Yeremia 27:1 mungkin adalah kesalahan penyalin karena ayat 3 dan 12 menyebutkan Zedekia.
21-23. (a) Dua faksi apa yang terdapat di Yehuda pada masa pemerintahan Zedekia? (b) Bagaimana Yeremia diperlakukan karena pendiriannya, dan mengapa Saudara berminat dengan hal itu?
28
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
pemberontakan itu, menaklukkan semua kota Yehuda dan sekali lagi mengepung Yerusalem. Pada saat yang kritis ini, Yeremia memberitakan kepada Zedekia dan rakyatnya bahwa Yerusalem akan jatuh ke tangan orang Babilon. Orang-orang yang masih tinggal di kota akan tewas. Tetapi, yang keluar dan membelot ke pihak orang Khaldea akan selamat.—Baca Yeremia 21:8-10; 52:4. 23 Para pembesar Yehuda menyatakan bahwa Yeremia adalah pengkhianat yang memihak orang Babilon. Sewaktu ia menyatakan kebenarannya, para pembesar Yehuda itu memukulnya dan memasukkannya ke rumah tahanan. (Yer. 37: 13-15) Yeremia tetap tidak mau melembutkan berita dari Yehuwa. Maka, para pembesar itu meyakinkan Zedekia untuk membunuh Yeremia. Mereka memasukkan sang nabi ke sebuah perigi kosong agar ia mati tenggelam dalam lumpur. Tetapi Ebed-Melekh, seorang Etiopia yang bekerja di istana raja, menyelamatkan Yeremia. (Yer. 38:4-13) Umat Yehuwa di zaman modern juga sering sekali menghadapi bahaya karena mereka menolak terlibat dalam pertikaian politik atas dorongan hati nurani. Jelaslah, pengalaman Yeremia bisa menguatkan Saudara dalam menghadapi cobaan dan mengatasinya. 24 Pada tahun 607 SM, orang Babilon akhirnya menerobos tembok Yerusalem, dan kota itu pun jatuh. Pasukan Nebukhadnezar membakar bait Yehuwa, menghancurkan tembok-tembok kota, dan membantai para bangsawan Yehuda. Zedekia berupaya kabur, tetapi akhirnya tertangkap dan dihadapkan kepada penakluknya. Putra-putra Zedekia dibantai di depan matanya sendiri, dan kemudian Nebukhadnezar membutakannya, mengikatnya, dan membawanya ke Babilon. (Yer. 39:1-7) Ya, kata-kata Yeremia tentang Yehuda dan Yerusalem telah menjadi kenyataan. Ketimbang gembira, sang nabi Allah meratapi malapetaka yang 24. Jelaskan peristiwa-peristiwa pada tahun 607 SM.
ZEDEKIA—RAJA TERAKHIR YEHUDA DI BUMI Zedekia adalah penguasa yang pengecut, tidak berpendirian, serta mudah dipengaruhi oleh para pembesarnya dan oleh rasa takutnya sendiri. Dalam pengepungan Yerusalem yang terakhir oleh Babilon, Zedekia mencari bimbingan Allah melalui Yeremia. Namun, sang raja tidak bertindak selaras dengannya ketika diberi tahu untuk menyerah. Karena tidak suka dengan berita Yeremia, Zedekia memenjarakannya. (Yer. 21:1-9; 32:1-5) Meski begitu, sang raja terus meminta nasihat Yeremia tetapi secara diam-diam agar tidak membuat marah para pembesar Yehuda. Ketika mereka meminta agar Yeremia dibunuh, Zedekia menurut karena takut, dengan mengatakan, ”Ia ada dalam tanganmu. Sebab raja tidak dapat berbuat apa-apa agar berhasil membujuk kamu.” Setelah Yeremia terbebas dari ancaman kematian, sang raja lagi-lagi meminta nasihatnya dan mengakui bahwa ia takut orang-orang akan menganiayanya jika ia menaati Allah.—Yer. 37:15-17; 38:4, 5, 14-19, 24-26. Namun, Zedekia ”tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia . . . , dan ia terus menegarkan tengkuknya serta mengeraskan hatinya untuk tidak kembali kepada Yehuwa”.—2 Taw. 36:12, 13; Yeh. 21:25.
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
30
dialami umat-Nya. Kita bisa membaca perasaannya di buku Ratapan dalam Alkitab. Kita pasti akan sangat tersentuh saat membaca buku itu. KEGIATAN DI ANTARA SISA ORANG YEHUDA 25
Apa yang terjadi dengan Yeremia sementara berbagai peristiwa yang dramatis ini berlangsung? Para pembesar Yerusalem telah memenjarakannya, tetapi orang Babilon yang mengalahkan mereka memperlakukan Yeremia dengan baik, membebaskan dia. Belakangan, Yeremia terbaur dalam kelompok orang Yahudi yang dibawa ke penawanan, tetapi ia dibebaskan. Namun, masih ada banyak hal yang harus ia lakukan dalam dinasnya kepada Allah; ada yang harus ia kerjakan di antara orang-orang yang selamat. Nebukhadnezar melantik Gedalia sebagai gubernur atas negeri taklukan itu, menjanjikan kedamaian kepada sisa orang Yehuda selama mereka melayani dia, sang raja Babilon. Tetapi, beberapa orang Yahudi yang tidak puas membunuh Gedalia. (Yer. 39:13, 14; 40:1-7; 41:2) Yeremia mendesak sisa orang Yehuda untuk tetap tinggal di negeri itu dan tidak perlu takut kepada raja Babilon. Namun, para pemimpin mereka menuduh Yeremia pendusta dan melarikan diri ke Mesir, dengan paksa membawa serta Yeremia dan Barukh. Tetapi, Yeremia bernubuat bahwa Nebukhadnezar bahkan akan menyerbu dan menaklukkan Mesir serta membawa malapetaka atas para pengungsi Yehuda itu.—Yer. 42:9-11; 43:1-11; 44:11-13. 26 Lagi-lagi, orang-orang sebangsa Yeremia tidak mau mendengarkan sang nabi Allah. Mengapa? ”Sejak kami berhenti membuat asap korban bagi ’ratu surga’ dan mencurahkan persembahan minuman baginya,” kata mereka, ”kami kekurangan segala sesuatu, dan oleh pedang dan bala kelaparan 25, 26. (a) Peristiwa apa saja yang terjadi setelah keruntuhan Yerusalem? (b) Bagaimana orang-orang pada zaman Yeremia menanggapi beritanya setelah Yerusalem jatuh?
Melayani pada ”Akhir Masa”
31
kami sampai pada kesudahan kami.” (Yer. 44:16, 18) Benarbenar suatu gambaran yang menyedihkan tentang keadaan rohani orang-orang pada zaman Yeremia! Di pihak lain, kita sungguh berbesar hati karena tahu bahwa seorang manusia yang tidak sempurna bisa tetap setia kepada Yehuwa meski dikelilingi oleh orang-orang yang tidak setia! 27 Peristiwa terakhir yang dicatat Yeremia—dibebaskannya Yehoyakhin dari penjara di bawah kekuasaan penerus Nebukhadnezar, Ewil-merodakh—terjadi pada tahun 580 SM. (Yer. 52:31-34) Saat itu, Yeremia pasti sudah berusia kira-kira 90 tahun. Kita tidak punya informasi yang tepercaya tentang akhir kehidupan Yeremia. Kemungkinan besar ia berada di Mesir selama tahun-tahun terakhirnya dan meninggal dalam keadaan setia di sana setelah menjalani dinas khusus kepada Yehuwa selama 67 tahun. Ia melayani pada masa ketika ibadat sejati didukung maupun ketika ibadat murtad merajalela di sekitarnya. Beberapa orang yang takut akan Allah memang mendengarkan Yeremia. Namun, mayoritas orang menolak beritanya, bahkan memperlihatkan permusuhan secara terang-terangan. Apakah itu berarti Yeremia gagal? Sama sekali tidak! Sejak awal, Yehuwa telah memberi tahu dia, ”Mereka pasti akan memerangi engkau, tetapi mereka tidak akan menang melawan engkau, sebab ’aku menyertai engkau’.” (Yer. 1:19) Tugas kita sebagai Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini sama seperti Yeremia. Jadi, reaksi orang-orang terhadap kita pun akan serupa. (Baca Matius 10:16-22.) Maka, pelajaran apa saja yang bisa kita peroleh dari Yeremia, dan bagaimana kita hendaknya memandang tugas pelayanan kita? Mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan ini. 27. Apa yang kita ketahui tentang tahun-tahun terakhir dari karier Yeremia sebagai nabi?
Apa yang terjadi dengan Zedekia dan rakyatnya yang menolak berita Yeremia? Apa pandangan Saudara terhadap Yeremia?
PASAL TIGA
”SAMPAIKAN FIRMAN INI KEPADA MEREKA” YESUS KRISTUS adalah anutan utama kita dalam memberitakan kabar baik. Namun menarik, saat orang-orang pada abad pertama memerhatikan Yesus, kadang-kadang yang terlintas di benak mereka adalah nabi Yeremia. (Mat. 16:13, 14) Seperti Yesus, Yeremia menerima perintah ilahi untuk mengabar. Misalnya, pada suatu peristiwa Allah mengatakan kepadanya, ”Sampaikan firman ini kepada mereka, ’Inilah firman Yehuwa.’ ” (Yer. 13:12, 13; Yoh. 12:49) Dan dalam pelayanannya, Yeremia memperlihatkan sifat-sifat yang sama dengan Yesus. 2 Tetapi, beberapa Saksi mungkin mengatakan, ’Pengabaran kita tidak sama dengan Yeremia. Ia juru bicara Allah bagi bangsa yang memang dibaktikan kepada-Nya, sedangkan kebanyakan orang yang kita kabari tidak mengenal Yehuwa.’ Itu benar. Namun, pada zaman Yeremia, kebanyakan orang Yahudi sudah menjadi ”tidak berhikmat” dan sudah meninggalkan Allah yang benar. (Baca Yeremia 5:20-22.) Mereka perlu berubah agar dapat menyembah Yehuwa dengan layak. Demikian pula, orang-orang dewasa ini—entah mengaku Kristen atau tidak—perlu belajar takut akan Yehuwa serta menjalankan ibadat yang benar. Mari kita lihat bagaimana kita dapat melayani Allah yang benar dan membantu orang-orang dengan meniru Yeremia. 1. (a) Apa persamaan antara Yesus dan Yeremia? (b) Mengapa kita hendaknya meniru Yeremia dalam pelayanan kita? 2. Bagaimana kebutuhan orang dewasa ini sama dengan kebutuhan orang Yahudi pada zaman Yeremia? 32
’YEHUWA MENYENTUH MULUTKU’ Ingat bahwa pada awal pelayanannya sebagai nabi, Yeremia mendengar kata-kata ini, ”Kepada siapa pun engkau kuutus, engkau harus pergi, dan segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu, harus kausampaikan. Jangan takut karena mereka, sebab ’aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,’ demikian ucapan Yehuwa.” (Yer. 1:7, 8) Kemudian, Allah berbuat sesuatu yang tak disangka-sangka. Yeremia memberi tahu kita, ”Yehuwa mengulurkan tangannya dan menyentuh mulutku. Lalu Yehuwa berfirman kepadaku, ’Aku menaruh firmanku dalam mulutmu. Lihat, pada hari ini aku mengangkat engkau.’ ” (Yer. 1:9, 10) Sejak itu, Yeremia tahu bahwa ia berbicara mewakili Allah yang Mahakuasa.1 Dengan dukungan penuh dari-Nya, antusiasme Yeremia untuk dinas suci bertumbuh.—Yes. 6:5-8. 4 Yehuwa tidak secara fisik menyentuh hamba-Nya dewasa ini. 3
1 Seperti pada peristiwa ini, Yehuwa sering mengutus malaikat-Nya untuk berbicara, seolah-olah Dia-lah yang berbicara.—Hak. 13:15, 22; Gal. 3:19.
3. Apa yang Yehuwa lakukan terhadap Yeremia pada awal tugasnya, dan bagaimana perasaan sang nabi tentang hal itu? 4. Siapa saja teladan antusiasme dalam mengabar yang dapat Saudara ceritakan?
Namun, melalui roh-Nya, Ia memang memberikan kepada mereka hasrat yang kuat untuk memberitakan kabar baik. Banyak dari mereka berkobar dengan semangat. Kita ambil contoh Maruja, seorang saudari di Spanyol. Selama lebih dari 40 tahun, kedua tangan dan kakinya lumpuh. Mengabar dari rumah ke rumah sulit bagi dia, maka dia mencari cara-cara lain untuk aktif dalam pelayanan. Salah satunya adalah menulis surat. Maruja mendiktekan isinya kepada putrinya. Dalam waktu sebulan, Maruja dan ”sekretaris”-nya mengirimkan 150 pucuk surat yang disertai risalah. Karena kerja keras mereka, kabar baik pun menjangkau sebagian besar rumah di desa tetangga. Maruja berucap kepada putrinya, ”Jika surat kita sampai ke tangan orang yang berhati tulus, kita akan mendapatkan PAR dari Yehuwa.” Seorang penatua setempat menulis, ”Saya bersyukur kepada Yehuwa atas saudari-saudari seperti Maruja, yang mengajar orang lain untuk menghargai apa yang benar-benar penting.” 5 Pada zaman Yeremia, kebanyakan penduduk Yerusalem ”tidak dapat memperoleh kesenangan” dari kebenaran Allah. Apakah sang nabi berhenti mengabar karena begitu ba5. (a) Bagaimana Yeremia mempertahankan semangatnya meski menghadapi sikap apatis? (b) Bagaimana Saudara dapat mempertahankan semangat untuk memberitakan kabar baik?
”Sampaikan Firman Ini kepada Mereka”
35
nyak orang bersikap apatis terhadap beritanya? Justru kebalikannya! Yeremia mengatakan, ”Aku penuh dengan kemurkaan Yehuwa. Aku telah letih menahannya.” (Yer. 6:10, 11) Bagaimana Saudara dapat mempertahankan semangat seperti itu? Salah satunya adalah dengan merenungkan kehormatan menakjubkan yang Saudara miliki untuk mewakili Allah yang benar. Saudara tahu bahwa orang-orang terkemuka di dunia ini telah mencela nama Allah yang benar. Pikirkan juga bagaimana para pemimpin agama telah menipu orang-orang di daerah Saudara, persis seperti yang dilakukan para imam di zaman Yeremia. (Baca Yeremia 2:8, 26, 27.) Sebaliknya, kabar baik Kerajaan Allah yang Saudara nyatakan benar-benar merupakan ungkapan perkenan Allah terhadap umat manusia. (Rat. 3:31, 32) Ya, dengan merenungkan kebenaran demikian, Saudara akan terbantu untuk mempertahankan semangat dalam menyatakan kabar baik dan membantu orangorang yang seperti domba. 6 Saudara pasti setuju bahwa mempertahankan antusiasme dalam pelayanan Kristen tidak selalu mudah. Dalam melayani Yehuwa, Yeremia juga menemui tantangan-tantangan berat, termasuk nabi-nabi palsu. Saudara bisa membaca salah satu peristiwanya di Yeremia pasal 28. Kebanyakan orang tidak mengindahkan beritanya, dan kadang ia merasa agak terasing. (Yer. 6: 16, 17; 15:17) Selain itu, adakalanya ia harus menghadapi musuhmusuh yang mengancam nyawanya.—Yer. 26:11. 6. Yeremia menghadapi tantangan sulit apa saja?
Mengapa Saudara dapat percaya bahwa Yehuwa akan membantu Saudara mengatasi tantangan-tantangan dalam memberitakan kabar baik?
”ENGKAU TELAH MENGELABUI AKU, OH YEHUWA” Pada suatu masa, ketika Yeremia hari demi hari harus menanggung cemoohan dan penghinaan, ia mengungkapkan perasaannya kepada Allah. Menurut Saudara, dalam arti apa 7
7, 8. Bagaimana Allah mengelabui Yeremia dalam arti yang menguntungkan?
36
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Saudara dapat mengatakan bahwa Yehuwa ”mengelabui” nabiNya yang setia, sebagaimana disebutkan di Yeremia 20:7, 8? —Baca. 8 Yehuwa tentu saja tidak mengakali atau menipu Yeremia dengan menggunakan kelicikan. Sebaliknya, Allah ”mengelabui” nabi-Nya dalam arti positif, atau menguntungkan. Yeremia merasa bahwa tentangan yang ia alami terlalu besar, bahwa ia sendirian tidak dapat lagi memenuhi tugasnya yang diberikan oleh Allah. Tetapi ia tetap melaksanakannya, dengan dukungan dan bantuan Yang Mahakuasa. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa Yehuwa mengalahkan dia, dengan membuktikan diri-Nya jauh lebih kuat daripada Yeremia dan segala kecenderungan manusiawinya. Sewaktu abdi Allah ini berpikir bahwa ia sudah mencapai batas kemampuannya dan tidak bisa terus maju, Yehuwa menerapkan suatu kekuatan persuasif sehingga Yeremia seolah-olah dikelabui. Allah terbukti lebih kuat daripada kelemahan sang nabi. Bahkan ketika menghadapi sikap apatis, penolakan, dan kekerasan, Yeremia sanggup untuk terus mengabar. 9 Yehuwa terbukti seperti ”orang yang sangat perkasa” di sisi Yeremia, dengan mendukungnya. (Yer. 20:11) Dan, Allah bisa memperkuat Saudara juga sehingga Saudara dapat mempertahankan antusiasme untuk ibadat yang sejati dan terus bergerak maju meskipun menghadapi problem-problem besar. Saudara dapat memandang hal itu sebagaimana diungkapkan dalam terjemahan lain—Yehuwa akan menjadi ”pahlawan yang gagah” yang berdiri di samping Saudara.—Terjemahan Baru. 10 Rasul Paulus menandaskan poin itu sewaktu menguatkan orang-orang Kristen yang menghadapi tentangan. Ia menulis, ”Berperilakulah dengan cara yang layak bagi kabar baik mengenai Kristus, agar . . . aku mendengar . . . bahwa kamu berdiri teguh dalam satu roh, dengan satu jiwa berjuang bersisi-sisian demi iman akan kabar baik, dan dalam hal apa pun tidak digentarkan oleh lawan-lawanmu.” (Flp. 1:27, 28) Sebagaimana 9. Mengapa Saudara bisa dikuatkan oleh kata-kata Yeremia 20:11? 10. Apa tekad Saudara sewaktu menghadapi tentangan?
”Sampaikan Firman Ini kepada Mereka”
37
Yeremia dan orang-orang Kristen abad pertama, Saudara bisa dan hendaknya bersandar pada Allah yang Mahakuasa seraya Saudara menjalankan pelayanan. Jika beberapa orang mencemooh atau menyerang Saudara, ingatlah bahwa Yehuwa berada di sisi Saudara dan bisa memberikan kekuatan kepada Saudara. Ia melakukannya bagi Yeremia dan telah melakukannya bagi banyak saudara-saudari kita; jadi, Ia bisa melakukannya bagi Saudara. Mintalah bantuan kepada-Nya, dan percayalah bahwa Ia akan menanggapi doa Saudara. Saudara juga mungkin mendapati bahwa Saudara ’dikelabui’ seraya Allah memberikan kekuatan kepada Saudara untuk menghadapi rintangan dengan sukses, dengan keberanian bukannya ketakutan. Ya, Saudara mungkin dapat berbuat lebih banyak daripada yang Saudara kira.—Baca Kisah 4:29-31. 11 Apa yang kita baca tentang pelayanan Yeremia dapat membantu kita dalam beragam cara untuk menjadi pelayan kabar baik yang lebih efektif. Setelah ia melayani sebagai nabi Yehuwa selama lebih dari 20 tahun, ia bisa mengatakan, ”Aku terus berbicara kepada kamu sekalian, bangun pagi-pagi dan berbicara, tetapi kamu tidak mendengarkan.” (Yer. 25:3) Ya, ia mulai pagi-pagi sekali. Dapatkah kita belajar sesuatu yang praktis dari teladannya? Di banyak sidang, ada penyiar-penyiar yang bangun pagi untuk berbicara kepada orang-orang di halte bus dan stasiun kereta api. Di daerah-daerah pedesaan, banyak Saksi menggunakan jam-jam di awal hari untuk mengunjungi para petani dan yang lainnya yang sudah mulai bekerja pada saat itu. Dapatkah Saudara memikirkan cara-cara lain yang cocok bagi Saudara untuk meniru pelayanan setia Yeremia? Bagaimana dengan bangun cukup pagi agar bisa datang tepat waktu ke pertemuan untuk dinas lapangan yang dijadwalkan? 12 Selain itu, mengabar dari rumah ke rumah pada siang dan sore hari sering kali membuahkan hasil-hasil bagus di banyak tempat. Beberapa penyiar bahkan mengabar pada malam 11, 12. (a) Penyesuaian apa saja yang dapat Saudara buat agar dapat berbicara dengan lebih banyak orang dalam pelayanan Saudara? (b) Kemungkinan apa saja yang bisa dilakukan di tempat Saudara seperti dalam foto di halaman 39?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
38
hari, mengunjungi para pekerja di pompa bensin, restoran, dan lokasi bisnis lainnya yang buka 24 jam sehari. Dapatkah Saudara menyesuaikan jadwal sehingga dapat mengabar pada saat orang-orang kemungkinan besar ada di rumah atau di tempat lain? Mengapa Saudara merasa yakin bahwa Yehuwa mendukung Saudara saat Saudara mengumumkan berita-Nya?
13
Adakalanya, Yehuwa memerintahkan Yeremia untuk mengumumkan berita-berita nubuat sambil berdiri di gerbang bait atau gerbang Yerusalem. (Yer. 7:2; 17:19, 20) Dengan membuat pernyataan-pernyataan seperti itu di gerbang, Yeremia dapat menyampaikan firman Yehuwa kepada sejumlah besar orang. Dan karena banyak orang, termasuk pria-pria terkemuka di kota itu, saudagar, dan pebisnis, menggunakan gerbang itu secara rutin, ia boleh jadi telah berbicara kepada beberapa orang berulang kali dalam upaya membantu mereka memahami apa yang telah mereka dengar sebelumnya. Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini tentang mengadakan kunjungan kembali kepada orangorang yang telah memperlihatkan minat? 14 Yeremia tahu bahwa nyawa banyak orang bergantung pada pekerjaannya sebagai nabi Allah. Suatu waktu, ketika ia tidak sanggup lagi menjalankan instruksi ilahi untuk berbicara kepada orang-orang, ia mengutus temannya Barukh untuk menggantikannya. (Baca Yeremia 36:5-8.) Bagaimana kita dapat meniru Yeremia dalam hal ini? Sewaktu kita memberi tahu seorang penghuni rumah bahwa kita akan kembali, apakah kita akan benar-benar kembali? Jika kita tidak bisa menepati janji kunjungan kembali atau PAR, apakah kita mengatur agar ada yang menggantikan? Yesus mengatakan, ”Biarlah Ya yang kaukatakan itu berarti Ya.” (Mat. 5:37) Menepati janji sangatlah penting, ka13, 14. (a) Bagaimana teladan Yeremia dalam hal mengadakan kunjungan kembali? (b) Apa yang menunjukkan bahwa Saudara harus dapat diandalkan dalam hal mengadakan kunjungan kembali?
”Sampaikan Firman Ini kepada Mereka”
39
Apakah Saudara telah menyesuaikan jadwal dan metode pengabaran sehingga Saudara bisa memberikan kesaksian kepada lebih banyak orang?
rena kita mewakili Allah kebenaran dan ketertiban.—1 Kor. 14: 33, 40. 15 Yeremia menguatkan orang Yahudi di Babilon dengan menulis surat kepada mereka tentang ”perkataan baik” Yehuwa mengenai pemulihan. (Yer. 29:1-4, 10) Dewasa ini, ”perkataan baik” tentang apa yang akan segera Yehuwa lakukan juga bisa dengan efektif disebarkan lewat surat dan telepon. Dapatkah Saudara menggunakan metode-metode itu untuk membantu kerabat Saudara atau orang lain yang berada di tempat-tempat yang jauh atau yang sulit ditemui? 16 Dengan mengikuti teladan Yeremia, yakni menunaikan sepenuhnya pelayanannya, para penyiar Kerajaan dewasa ini sering 15, 16. (a) Bagaimana banyak orang telah mengikuti teladan Yeremia dalam memperluas pelayanan mereka? (b) Pelajaran apa yang Saudara lihat dalam pengalaman dari Cile, yang dilukiskan di halaman 40?
40
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Apakah Saudara membuat upaya yang diperlukan untuk memupuk setiap minat yang Saudara temukan?
kali memperoleh hasil-hasil positif. Seorang saudari di Cile mendekati seorang wanita yang keluar dari stasiun kereta api bawah tanah. Si wanita senang mendengar berita Alkitab dan setuju untuk diskusi di rumahnya. Namun, saudari itu tidak menuliskan alamat si wanita. Kemudian, karena menyadari pentingnya memupuk minat si wanita akan kebenaran, saudari kita berdoa kepada Yehuwa meminta bantuan. Keesokan harinya, ia kembali ke stasiun itu pada jam yang sama. Ia bertemu lagi dengan wanita itu. Kali ini, ia memastikan untuk menuliskan alamatnya dan belakangan mengunjungi wanita itu di rumahnya guna membantunya memahami Alkitab. Penghakiman Allah segera datang atas dunia Setan. Namun ada harapan bagi orangorang yang bertobat dan yang beriman akan kabar baik. (Baca Ratapan 3:31-33.) Oleh karena itu, marilah kita merenungkan fakta itu dengan mengerjakan daerah kita secara sungguhsungguh.
”Sampaikan Firman Ini kepada Mereka”
41
’MUNGKIN MEREKA MASING-MASING AKAN MENDENGARKAN DAN KEMBALI’ 17 Yehuwa tidak ingin umat-Nya kehilangan nyawa mereka. Sekitar sepuluh tahun sebelum kehancuran Yerusalem, Ia menggunakan Yeremia untuk menjelaskan suatu harapan bagi orang-orang yang diasingkan di Babilon. Kita membaca, ”Aku akan mengarahkan mataku kepada mereka demi kebaikan mereka, dan aku akan menuntun mereka kembali ke negeri ini. Aku akan membangun mereka, bukan meruntuhkan; dan aku akan menanam mereka, bukan mencabut.” Yeremia dapat mengatakan kepada orang-orang itu, ”Ada harapan bagi masa depanmu.” (Yer. 24:6; 26:3; 31:17) Yeremia menjadikan pandangan Allah atas umat-Nya sebagai pandangannya sendiri. Ia menjalankan pelayanannya dengan kepedulian yang tulus, menyampaikan desakan Yehuwa, ”Berbaliklah kiranya, masing-masing dari jalannya yang jahat, dan perbaikilah perbuatanmu.” (Yer. 35:15) Dapatkah Saudara memikirkan cara-cara lain untuk memperlihatkan minat pribadi yang tulus terhadap orang-orang di daerah Saudara? 18 Kasih Yeremia yang dalam kepada orang-orang tidak pernah mendingin. Sewaktu Yerusalem hancur, ia terus merasa kasihan kepada penduduknya. (Baca Ratapan 2:11.) Orang-orang Yahudi mengalami bencana karena kesalahan mereka sendiri. Namun, Yeremia tidak mengatakan, ’Saya kan sudah bilang.’ Sebaliknya, ia merasa sangat sedih melihat penderitaan mereka. Demikian pula, pelayanan kita tidak boleh dilakukan hanya karena kewajiban. Upaya kita untuk memberikan kesaksian hendaknya membuktikan seberapa besar kita mengasihi Allah kita yang menakjubkan dan mengasihi orang, yang diciptakan menurut gambar-Nya. 19 Tidak ada hak istimewa atau kedudukan dalam dunia ini yang lebih tinggi daripada menjadi saksi bagi Allah yang benar. Yeremia merasa begitu, dengan menulis, ”Firmanmu ditemukan, dan aku memakannya; firmanmu menjadi kesukaan besar 17. Di daerah Saudara, bagaimana Saudara dapat meniru pendekatan Yeremia? 18, 19. (a) Pandangan apa yang harus kita tolak seraya kita memberitakan kabar baik? (b) Sikap apa dari Yeremia yang hendaknya kita ikuti?
42
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Apakah Saudara memperlihatkan kepada orang-orang bahwa Saudara berminat akan kesejahteraan mereka?
bagiku dan sukacita hatiku; sebab namamu disebutkan atasku, oh, Yehuwa.” (Yer. 15:16) Seraya kita memberitakan kabar baik, lebih banyak orang lagi mungkin mulai mengenal dan mengasihi Pribadi yang kepada-Nya mereka berutang kehidupan. Dengan menjalankan pelayanan yang disertai antusiasme dan kasih, sebagaimana dicontohkan oleh Yeremia, kita akan turut mencapai tujuan itu. Mengingat teladan Yeremia, apa cara-cara lain untuk menyebarkan ”perkataan baik” Yehuwa yang bisa kita coba?
PASAL EMPAT
WASPADAI HATI YANG LICIK BAYANGKAN situasi ini: Pada suatu pagi, selagi Saudara masih di tempat tidur, Saudara merasakan nyeri yang hebat di dada dan napas Saudara tersengal-sengal. Saudara mungkin berpikir, ’Jangan-jangan ini serangan jantung.’ Problem ini tidak boleh diabaikan. Saudara harus cepat ambil tindakan. Jadi, Saudara mungkin memanggil ambulans agar mendapat perhatian medis yang baik. Dokter kemudian dengan cermat memeriksa Saudara, mungkin menggunakan elektrokardiogram. Diagnosis dan perawatan harus cepat dilakukan, atau Saudara bisa mati. 2 Bagaimana dengan jantung kiasan kita, atau hati kita? Boleh jadi tidak mudah mengetahui kondisi hati kita yang sebenarnya. Mengapa? Alkitab mengatakan, ”Hati lebih licik daripada apa pun juga dan nekat. Siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yer. 17:9) Jadi, hati kita bisa menipu kita, membuat kita percaya bahwa kita sama sekali tidak punya masalah kerohanian, padahal orang lain mungkin sudah melihat tanda-tandanya dan merasa prihatin. Mengapa kita bisa tertipu? Sifat-sifat bawaan kita yang sudah terpengaruh dosa bisa menekan kita, sementara Setan dan sistemnya menutup-nutupi situasi kita yang sesungguhnya. Sehubungan dengan memeriksa hati, kita bisa belajar dari Yeremia dan orang Yehuda pada zamannya. 3 Kebanyakan orang Yehuda memperlihatkan bahwa hati mereka cacat secara rohani. Mereka meninggalkan Allah yang benar demi ilah-ilah orang Kanaan, dan sama sekali tidak merasa 1, 2. Mengapa sangat sulit untuk mengetahui situasi hati kita yang sesungguhnya? 3. Apa saja yang dijadikan allah oleh banyak orang? 43
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
44
bersalah sewaktu melakukannya. Yehuwa menantang mereka, ”Di manakah allah-allahmu yang telah kaubuat bagi dirimu? Biarlah mereka bangkit jika mereka dapat menyelamatkan engkau pada masa malapetakamu. Sebab, allah-allahmu sudah sama banyaknya seperti jumlah kota-kotamu.” (Yer. 2:28) Tentu saja, kita bukan penyembah berhala. Tetapi, dalam sebuah kamus, kata ”allah” bisa berarti orang atau benda yang paling bernilai. Banyak orang di dunia ini mengutamakan karier, kesehatan, keluarga, dan bahkan binatang peliharaan. Ada juga yang menganggap olahraga, selebriti, teknologi, jalan-jalan, atau tradisi sebagai hal terpenting. Demi mengejar hal-hal seperti itu, banyak orang rela mengorbankan hubungan mereka dengan sang Pencipta. Dapatkah orang Kristen sejati terpengaruh, sebagaimana orang-orang Yehuda pada zaman Yeremia? HATI YANG LICIK DAPAT MENIPU Saudara akan menemukan hal-hal menarik saat memeriksa konteks pernyataan Yeremia bahwa hati itu nekat. Ia mendengar orang-orang mengatakan, ”Di manakah firman Yehuwa? Biarlah kiranya itu terwujud.” (Yer. 17:15) Tetapi, apakah mereka tulus? Pasal tersebut dimulai dengan kata-kata ini, ”Dosa Yehuda tertulis dengan pena besi. Dengan mata pena dari intan hal itu terukir pada lempeng hati mereka.” Masalah kuncinya adalah bahwa orang-orang Yehuda itu ’percaya kepada manusia dan menjadikan daging sebagai lengannya, dan hatinya berpaling dari Yehuwa’. Itu sangat bertolak belakang dengan segelintir orang Yehuda, yang percaya kepada Allah, yang mencari bimbingan dan berkat-Nya.—Yer. 17:1, 5, 7. 5 Isi hati kebanyakan orang Yehuda tersingkap melalui tanggapan mereka terhadap kata-kata Allah. (Baca Yeremia 17: 21, 22.) Misalnya, sewaktu Sabat orang-orang seharusnya beristirahat dari pekerjaan rutin dan menggunakannya sebagai 4
4. Seberapa tulus orang-orang yang mengatakan, ”Di manakah firman Yehuwa? Biarlah kiranya itu terwujud”? 5. Apa saja tanggapan kaum sebangsa Yeremia terhadap petunjuk Yehuwa?
Waspadai Hati yang Licik
45
peluang untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan rohani. Orangorang sebangsa Yeremia tidak boleh menjalankan bisnis atau sibuk mengurusi berbagai hal pada hari Sabat. Namun, tanggapan mereka menyingkapkan kondisi hati mereka. ”Mereka tidak mendengarkan atau mencondongkan telinga mereka, melainkan mengeraskan tengkuk mereka agar tidak mendengar dan tidak menerima disiplin.” Meski mereka mengenal hukum Allah, mereka punya pandangan sendiri—mereka punya urusan sendiri pada hari Sabat.—Yer. 17:23; Yes. 58:13. 6 Dewasa ini, kita tidak perlu menjalankan hukum Sabat. Namun, ada pelajaran dan peringatan di balik tanggapan orangorang itu, yang memperlihatkan kondisi hati mereka. (Kol. 2: 16) Demi melaksanakan kehendak Allah, kita telah menyingkirkan segala kegiatan yang mementingkan diri dan duniawi. Kita tahu betapa bodohnya jika kita memilih cara yang mementingkan diri sendiri untuk menyenangkan Allah. Dan, kita mungkin mengenal orang-orang yang memusatkan hidupnya untuk melakukan kehendak Allah dan yang betul-betul merasakan betapa menyegarkan dan menenteramkannya kehidupan seperti itu. Lantas, bagaimana kita bisa tertipu? 7 Seorang Kristen bisa saja dengan keliru berpikir bahwa hatinya tidak akan bisa menipunya, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang di zaman Yeremia. Misalnya, seorang pria mungkin bernalar, ’Saya harus mempertahankan pekerjaan demi menafkahi keluarga saya,’ yang memang bisa dimaklumi. Bagaimana jika hal itu membuatnya berpikir, ’Saya perlu pendidikan tambahan untuk mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan yang bergaji besar’? Hal itu juga mungkin terdengar masuk akal, dan akhirnya ia menyimpulkan, ’Zaman sudah berubah, maka untuk bertahan kita perlu mendapatkan pendidikan universitas agar dapat tetap bekerja.’ Betapa mudahnya seseorang mulai meremehkan nasihat yang bijak dan seimbang dari 6, 7. (a) Meskipun ada nasihat dari golongan budak yang setia dewasa ini, bagaimana seorang Kristen dengan tidak bijaksana boleh jadi bernalar? (b) Bagaimana kehadiran kita di perhimpunan bisa terpengaruh?
46
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
golongan budak yang setia dan bijaksana tentang pendidikan tambahan dan mulai mengabaikan perhimpunan! Di bidang ini, beberapa orang berangsur-angsur dibentuk oleh pemikiran dan pandangan dunia ini. (Ef. 2:2, 3) Alkitab dengan tepat memperingatkan kita, ”Jangan biarkan dunia sekelilingmu menekanmu masuk ke dalam cetakannya.”—Rm. 12:2, Phillips.1 8 Memang, ada beberapa orang Kristen pada abad pertama yang kaya raya dan mungkin sedikit menonjol di dunia. Begitu pula beberapa orang Kristen pada zaman kita. Bagaimana 1 NET Bible (2005) mengatakan, ”Jangan dibentuk sesuai dengan dunia sekarang ini.” Catatan kakinya menambahkan, ”Jelaslah bahwa ’dibentuk’ sesuai dengan dunia sekarang ini dipandang sebagai konsep yang pasif, karena kata itu menyiratkan bahwa hal itu terjadi, sebagian, di bawah sadar. Pada waktu yang sama, . . . mungkin juga ada sedikit kesadaran sewaktu pembentukan itu terjadi. Kemungkinan besar, proses tersebut merupakan hasil perpaduan keduanya.”
8. (a) Tentang apa seorang Kristen boleh jadi berbangga? (b) Mengapa tidaklah cukup untuk mengetahui fakta tentang Allah dan segala kegiatan-Nya?
Apakah hati telah menipu Saudara sampai-sampai Saudara absen berhimpun?
Waspadai Hati yang Licik
47
hendaknya perasaan mereka tentang prestasi mereka, dan bagaimana kita hendaknya memandang mereka? Yehuwa menyediakan jawabannya melalui Yeremia. (Baca Yeremia 9:23, 24.) Ketimbang membangga-banggakan prestasi manusia, seseorang hendaknya mengakui bahwa hal yang terpenting adalah mengenal sang Penguasa Universal. (1 Kor. 1:31) Namun, apa artinya memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang Yehuwa? Orang-orang pada zaman Yeremia pasti tahu nama Allah. Mereka juga tahu bahwa apa yang telah Allah lakukan untuk menyelamatkan nenek moyang mereka di Laut Merah, selama memasuki Negeri Perjanjian, pada masa para Hakim, dan selama pemerintahan para raja yang setia. Meskipun demikian, mereka tidak benar-benar mengenal Yehuwa atau sungguh-sungguh beriman kepada-Nya. Namun, mereka mengatakan, ”Aku tetap tidak bersalah. Tentulah kemarahan [Allah] telah surut dariku.” —Yer. 2:35. Mengapa kita perlu mengakui bahwa hati kita licik? Bagaimana kita bisa memeriksa hati dan belajar tentang pandangan sang Pemeriksa Hati yang Agung terhadap kita?
CARA YEHUWA MEMBENTUK KITA Orang-orang Yahudi pada zaman Yeremia perlu mengubah hati mereka. Mereka pasti bisa berubah karena Allah mengatakan tentang orang-orang yang kembali dari pembuangan, ”Aku akan memberi mereka hati untuk mengenal aku, bahwa akulah Yehuwa; mereka akan menjadi umatku, dan aku akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan kembali kepadaku.” (Yer. 24:7) Dewasa ini, perubahan seperti itu juga bisa dilakukan. Lagi pula, kebanyakan dari kita bisa memperbaiki kondisi hati kita. Tiga hal mutlak penting: pelajaran pribadi yang sungguh-sungguh tentang Firman Allah, pemahaman terhadap cara Allah bertindak dalam kehidupan kita sendiri, dan penerapan dari apa yang telah kita pelajari tentang Dia. Tidak seperti orang-orang pada zaman 9
9. Mengapa kita bisa yakin bahwa hati bisa berubah, dan bagaimana caranya?
Apakah Saudara membiarkan Yehuwa membentuk Saudara?
Yeremia, kita tentu ingin hati kita diperiksa oleh sang Pemeriksa Hati yang Agung. Dan, kita bisa memeriksa hati kita sendiri dengan menggunakan Alkitab dan dengan memerhatikan bagaimana Yehuwa telah bertindak demi kepentingan kita. (Mz. 17:3) Sungguh bijaksana jika kita melakukannya! 10 Setan ingin membentuk orang-orang dengan menekan mereka semua ke dalam cetakan tertentu, tetapi Allah membentuk orang-orang dengan mempertimbangkan si individu itu sendiri. Hal ini diilustrasikan melalui pengalaman Yeremia. Pada suatu hari, Allah meminta dia untuk pergi ke rumah seorang tukang tembikar. Sang tukang tembikar sedang bekerja dengan rodanya, tetapi ketika bejana yang ia bentuk rusak, yang ia lakukan hanyalah membentuk ulang tanah liat yang masih basah itu menjadi bejana lain. (Baca Yeremia 18:1-4.) Mengapa Yeremia diminta untuk mengamati proses itu, dan apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman ini? 11 Yehuwa ingin memperlihatkan kepada Yeremia dan orang Israel bahwa Ia memiliki wewenang untuk membentuk orangorang dan bangsa-bangsa sesuai keinginan-Nya. Bagaimana Allah menangani tanah liat-Nya? Tidak seperti tukang tembikar manusia, Yehuwa tidak mungkin membuat kesalahan; Ia juga tidak menghancurkan karya tangan-Nya begitu saja. Cara orang menanggapi pembentukan oleh Yehuwa menentukan apa yang Ia lakukan terhadap mereka.—Baca Yeremia 18:6-10. 10, 11. (a) Mengapa Yeremia mengunjungi seorang tukang tembikar? (b) Apa yang menentukan cara Allah membentuk orang?
Waspadai Hati yang Licik
49
12
Lantas, bagaimana Yehuwa membentuk individu-individu? Terutama dewasa ini, Allah menggunakan Alkitab. Saat seseorang membaca dan menanggapi Firman Allah, ia menyingkapkan pribadi seperti apa dia, dan Allah bisa membentuknya. Marilah kita sekarang memerhatikan contoh Raja Yehoyakim untuk melihat bagaimana orang-orang pada zaman Yeremia dibentuk dalam hal kehidupan sehari-hari. Hukum menyatakan bahwa seseorang dilarang ”berbuat curang terhadap buruh upahan”, tetapi sang raja malah melakukannya, menjadikan sesama Israel sebagai sapi perahan, menggunakan mereka sebagai tenaga kerja murah untuk membangun ”rumah yang lapang”. (Ul. 24:14; Yer. 22:13, 14, 17) Allah berupaya membentuk Yehoyakim melalui firmanNya yang disampaikan melalui para nabi-Nya. Namun, sang raja mengikuti kecenderungan hatinya yang licik. Ia mengatakan, ”Aku tidak akan taat” dan tetap berkeras pada haluan yang telah ia jalani sejak muda. Maka, Allah mengatakan, ”Seperti orang mengubur seekor keledai jantan, demikianlah [Yehoyakim] akan dikuburkan, diseret kian kemari dan dibuang.” (Yer. 22:19, 21) Betapa bodohnya jika kita menjawab, ’Saya orangnya memang begini’! Dewasa ini, Allah tidak mengutus para nabi seperti Yeremia, tetapi Ia tetap memberikan bimbingan. Golongan budak yang setia dan bijaksana membantu kita melihat dan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Ini boleh jadi bersentuhan dengan berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti pakaian dan dandanan atau musik dan tarian yang biasa ditampilkan di resepsi pernikahan atau acara sosial lainnya. Apakah kita akan membiarkan diri kita dibentuk oleh Firman Allah? 13 Perhatikan contoh lain. Orang Babilon mengangkat Zedekia ke takhta Yehuda sebagai raja bawahan. Kemudian, meski sudah dinasihati Allah melalui Yeremia, Zedekia memberontak. (Yer. 27:8, 12) Maka, orang Babilon mengepung Yerusalem. Raja dan 12. (a) Bagaimana Yehoyakim menanggapi upaya Yehuwa untuk membentuknya? (b) Pelajaran apa yang bisa Saudara peroleh dari kisah Yehoyakim? 13, 14. (a) Mengapa para pemilik budak di Yerusalem setuju untuk membebaskan budak-budak Ibrani mereka? (b) Apa yang menyingkapkan kondisi hati yang sesungguhnya dari para pemilik budak itu?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
50
para pembesarnya merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk menaati Hukum agar memperoleh perkenan Allah. Zedekia menyadari bahwa para budak Ibrani harus dibebaskan pada tahun ketujuh perbudakan mereka, maka dia menetapkan suatu peraturan untuk membebaskan budak-budak itu. (Kel. 21:2; Yer. 34:14) Ironisnya, setelah Yerusalem dikepung musuh seperti ini, barulah orang-orang itu merasa perlu membebaskan budak-budak mereka!—Baca Yeremia 34:8-10. 14 Belakangan, pasukan militer Mesir datang membantu Yerusalem, dengan demikian orang Babilon terpaksa menghentikan pengepungannya. (Yer. 37:5) Apa yang selanjutnya dilakukan oleh orang-orang yang telah membebaskan budak mereka? Mereka memaksa orang-orang yang telah dibebaskan itu untuk menjadi budak lagi. (Yer. 34:11) Jadi, sewaktu berada dalam bahaya, orang-orang Yahudi tampak menaati peraturan ilahi, seolah-olah hal itu bisa mengkompensasi kelakuan mereka sebelumnya. Tetapi, ketika bahaya sudah berkurang, mereka kembali ke cara lama. Meski kesannya mereka menaati Hukum, belakangan tindakan-tindakan mereka menyingkapkan bahwa mereka sesungguhnya tidak mau tunduk kepada pengarahan yang terdapat dalam Firman Allah dan tidak mau dibentuk olehnya. Pelajaran praktis apa yang bisa Saudara ambil dari tulisan Yeremia tentang tukang tembikar? Bagaimana Yehuwa membentuk kita dewasa ini?
BIARKAN DIRI SAUDARA DIBENTUK OLEH YEHUWA Dengan bantuan sidang sedunia milik Yehuwa, kita belajar tentang prinsip-prinsip Alkitab yang berkaitan dengan haluan tertentu. Misalnya, kita mungkin tahu bagaimana kita harus menanggapi jika seorang saudara membuat kita tersinggung. (Ef. 4: 32) Kita mungkin mengakui bahwa nasihat Alkitab benar dan bijaksana. Namun, tanah liat macam apa kita? Apakah kita akan benar-benar menanggapi pembentukan oleh Yehuwa? Jika hati 15
15. Sampai sejauh mana Saudara ingin dibentuk oleh Yehuwa? Ilustrasikan.
Waspadai Hati yang Licik
51
kita lunak, kita akan berubah menjadi lebih baik; sang Tukang Tembikar Agung akan membentuk kita menjadi bejana yang cocok untuk Ia gunakan. (Baca Roma 9:20, 21; 2 Timotius 2:20, 21.) Ketimbang memperlihatkan sikap hati seperti Yehoyakim dan para pemilik budak di zaman Zedekia, kita hendaknya membiarkan diri kita dibentuk oleh Yehuwa untuk tujuan terhormat. 16 Bahkan Yeremia dibentuk oleh Allah. Bagaimana sikap sang nabi? Saudara bisa mengetahuinya dari pengakuannya, ”Manusia, yang berjalan, tidak mempunyai kuasa untuk mengarahkan langkahnya.” Ia kemudian memohon, ”Koreksilah aku, oh, Yehuwa.” (Yer. 10:23, 24) Anak-anak muda, apakah kalian akan meniru Yeremia? Kemungkinan besar, akan ada banyak keputusan yang harus kalian buat. Beberapa anak muda ingin ’mengarahkan sendiri langkah mereka’. Apakah Saudara akan mencari Allah untuk meminta bimbingan sewaktu membuat berbagai keputusan? Apakah Saudara, seperti Yeremia, dengan rendah hati mengakui bahwa manusia telah terbukti tidak sanggup mengarahkan langkahnya sendiri? Ingatlah: Jika Saudara mencari pengarahan Allah, ia akan membentuk Saudara. 17 Tugas Yeremia melibatkan ketaatan kepada pengarahan Allah. Seandainya Saudara menjadi Yeremia, apakah Saudara akan menerima instruksi-instruksi yang diberikan? Pada satu sisi, Yehuwa menyuruh Yeremia untuk mengambil sebuah sabuk linen dan mengenakannya. Kemudian, Allah memerintahkan dia untuk mengadakan perjalanan ke Sungai Efrat. Coba lihat peta, dan Saudara akan tahu bahwa itu berarti perjalanan sekitar 500 kilometer. Setelah berada di sana, Yeremia harus menyembunyikan sabuk itu di celah tebing batu dan kemudian kembali berjalan pulang ke Yerusalem. Dan, Allah belakangan memerintahkan dia untuk kembali lagi dan mengambil sabuk itu. (Baca Yeremia 13:1-9.) Seluruhnya, Yeremia harus melakukan perjalanan sekitar 1.900 kilometer. Para pengkritik Alkitab tidak bisa menerima fakta bahwa ia menempuh 16. Yeremia tahu tentang kebenaran penting apa? 17-19. (a) Mengapa Yeremia melakukan perjalanan jauh ke Sungai Efrat? (b) Bagaimana ketaatan Yeremia diuji? (c) Apa yang dicapai melalui tindakan Yeremia sehubungan dengan sabuk linen?
52
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
perjalanan sejauh itu, berjalan selama berbulan-bulan.1 (Ezr. 7:9) Namun, itulah yang Allah katakan dan itulah yang Yeremia lakukan. 18 Bayangkan sang nabi menempuh perjalanan yang meletihkan melalui pegunungan Yehuda dan kemudian, bergantung pada rutenya, ke gurun pasir menuju Sungai Efrat. Semua itu hanya demi menyembunyikan sepotong sabuk linen! Karena ia lama tidak kelihatan, pastilah orang-orang merasa penasaran. Ketika ia kembali, ia tidak mengenakan sabuk linen. Kemudian, Allah memerintahkan dia untuk mengadakan perjalanan panjang itu lagi, guna mengambil kembali sabuk linen itu, yang sekarang sudah membusuk dan ”tidak berguna untuk apa pun”. Bayangkan betapa mudahnya bagi Yeremia untuk berpikir, ’Sepertinya ini sudah berlebihan. Buang-buang tenaga saja.’ Namun, karena telah dibentuk oleh Allah, ia tidak bereaksi seperti itu. Tanpa mengeluh, ia melakukan apa yang diinstruksikan! 19 Allah baru menjelaskan alasannya setelah perjalanan yang kedua. Tindakan Yeremia ini rupanya mempersiapkan dia untuk menyampaikan sebuah pesan yang kuat, ”Bangsa yang jahat ini, yang tidak mau menaati firmanku, yang berjalan menurut kedegilan hati mereka dan yang terus berjalan mengikuti allah-allah lain untuk melayani mereka dan membungkuk kepada mereka, akan menjadi seperti sabuk ini yang tidak berguna untuk apa pun.” (Yer. 13:10) Alangkah bagusnya cara yang Yehuwa gunakan untuk mengajar umat-Nya! Ketaatan Yeremia yang sepenuh hati kepada Yehuwa dalam hal yang tampak remeh itu memainkan peranan dalam upayanya untuk mencapai hati orang-orang. —Yer. 13:11. 20 Orang Kristen dewasa ini tidak diminta berjalan ratusan kilometer sebagai sarana pengajaran Allah. Namun, mungkinkah haluan Kristen yang Saudara ambil telah menyebabkan orang1 Beberapa orang berpendapat bahwa tempat tujuan Yeremia dekat-dekat saja, bukan Sungai Efrat. Mengapa? ”Satu-satunya maksud dari kritik ini,” kata seorang pakar, ”adalah untuk menyatakan bahwa mustahil bagi sang nabi untuk melakukan dua kali perjalanan dari Yerusalem ke Sungai Efrat.”
20. Mengapa ketaatan Saudara mungkin membuat orang lain bingung, tetapi tentang apa Saudara bisa yakin?
Mengapa kita hendaknya menaati instruksi Yehuwa meski tidak sepenuhnya kita pahami?
orang lain atau teman-teman Saudara bingung atau bahkan mengecam Saudara? Hal itu mungkin berkaitan dengan pakaian dan dandanan, pilihan pendidikan, pilihan karier, atau bahkan pandangan Saudara terhadap minuman beralkohol. Apakah tekad Saudara akan sekuat tekad Yeremia untuk menaati bimbingan Allah? Pilihan-pilihan yang Saudara buat karena membiarkan hati Saudara dibentuk oleh Allah bisa menghasilkan kesaksian yang bagus. Namun yang pasti, bersikap taat kepada pengarahan Yehuwa yang terdapat dalam Firman-Nya dan menerima bimbingan yang diberikan melalui golongan budak yang setia adalah demi kebaikan langgeng Saudara sendiri. Ketimbang dikendalikan oleh hati yang licik, Saudara bisa menjadi seperti Yeremia. Maka, bertekadlah untuk membiarkan diri Saudara dibentuk oleh Allah, menjadi bejana terhormat yang akan terus Ia gunakan. Mengapa kita perlu melawan tekanan dari Setan, dari hati kita yang tidak sempurna, dan dari dunia?
PASAL LIMA
TEMAN SEPERTI APA YANG AKAN SAUDARA PILIH? APA yang akan Saudara lakukan jika teman, tetangga, atau teman sekolah mengundang Saudara menghadiri pesta ulang tahun? Misalkan majikan Saudara menyuruh Saudara berbohong atau melakukan sesuatu yang ilegal? Atau, bagaimana jika kalangan berwenang pemerintah memanggil Saudara untuk melakukan kegiatan yang tidak netral? Hati nurani Saudara tentu akan memberi tahu Saudara untuk tidak melakukannya, meskipun sebagai akibatnya Saudara bisa dicemooh atau diperlakukan lebih buruk lagi. 2 Sebagaimana akan kita lihat, Yeremia sering kali menghadapi tantangan serupa. Saudara tentu bisa mendapat manfaat dengan membahas tentang beberapa orang dan kelompok yang berhubungan dengan Yeremia selama tahun-tahun pelayanannya. Beberapa dari mereka berupaya membujuk dia agar berhenti melaksanakan tugasnya. Yeremia pastilah harus berinteraksi dengan mereka, tetapi mereka jelas bukan teman pilihannya. Namun, Saudara bisa mendapat manfaat dengan memerhatikan teman-teman yang memang Yeremia pilih, yang mendukung dan menguatkan tekadnya untuk setia. Ya, kita bisa belajar dari keputusan Yeremia dalam memilih teman. 1, 2. (a) Tantangan apa saja yang dihadapi orang Kristen dalam hal berteman? (b) Mengapa hendaknya kita memerhatikan cara Yeremia memilih teman? 54
Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih?
55
PERSAHABATAN SEPERTI APA YANG SAUDARA BUAT? Raja Zedekia beberapa kali meminta petunjuk kepada Yeremia sebelum penghancuran Yerusalem. Mengapa? Sang raja ingin mendapat jawaban yang menenteramkan tentang masa depan kerajaannya. Ia ingin Yeremia mengumumkan bahwa 3
3. Apa yang Zedekia inginkan dari Yeremia, dan bagaimana Yeremia menanggapinya?
Saat Saudara membaca tentang Yeremia dan Ebed-melekh, apakah Saudara yakin bahwa mereka benar-benar ada? Belum lama ini, kisah di Yeremia pasal 38 yang menyebutkan namanama itu mendapat dukungan tambahan dari dua penemuan di Kota Daud kuno. Arkeolog Eilat Mazar melaporkan tentang penemuan sebuah cap meterai tanah liat kecil, atau bulla. (kiri bawah) Benda itu ditemukan pada tahun 2005 sewaktu dilakukan penggalian lapisan tanah yang berasal dari masa penghancuran Yerusalem pada tahun 607 SM. Meterai itu memuat nama Ibrani kuno ”Yehukhal ben Syelemyahu”, atau dalam bahasa Indonesia ”Yukal putra Syelemia”. Belakangan, pada lapisan yang sama dan hanya beberapa meter jauhnya, sebuah bulla lain ditemukan. (kanan bawah) Benda itu memuat nama ”Gedalyahu ben Pasyur”, atau ”Gedalia putra Pasyur”. Sekarang bacalah di Yeremia 38:1 nama dua pembesar yang mendesak Raja Zedekia untuk menghukum mati Yeremia, rencana yang digagalkan oleh Ebed-melekh. Ya, orang-orang yang namanya tercantum di Yeremia pasal 38 memang benar-benar ada.
56
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Allah akan turun tangan dan menyelamatkan Yehuda dari musuh-musuhnya. Melalui para utusannya, Zedekia memohon kepada Yeremia, ”Mintalah petunjuk kepada Yehuwa demi kepentingan kita, karena Nebukhadrezar, raja Babilon, akan berperang melawan kita. Mungkin Yehuwa akan melakukan untuk kita hal yang serupa dengan semua perbuatannya yang menakjubkan, sehingga [Nebukhadrezar] menarik diri dari kita.” (Yer. 21:2) Sang raja tidak mau mengikuti pengarahan Allah untuk menyerah kepada Babilon. Seorang pakar menyamakan Zedekia dengan ”seorang pasien yang berulang kali datang ke dokter untuk diyakinkan, tetapi tidak mau meminum obat yang disarankan”. Bagaimana dengan Yeremia? Ia bisa saja menjadi orang yang disukai Zedekia dengan mengucapkan nubuat yang menyenangkan telinga sang raja. Lantas, mengapa Yeremia tidak mengubah saja pesannya dan menjadikan kehidupannya lebih mudah? Ia tidak mau berbuat itu karena Yehuwa telah menugaskan dia untuk mengumumkan bahwa Yerusalem akan jatuh.—Baca Yeremia 32:1-5. 4 Ada beberapa kemiripan antara situasi Saudara dengan situasi Yeremia. Saudara pasti berhubungan dengan tetangga, teman kerja, atau teman sekolah. Tetapi, apakah Saudara mengembangkan hubungan itu lebih jauh lagi, bersahabat dengan mereka, padahal jelas-jelas mereka tidak berminat mendengar atau mengikuti pengarahan Allah? Yeremia tidak bisa menghindari Zedekia sepenuhnya; ia tetap seorang raja, meskipun dia tidak mau mengikuti nasihat Allah. Namun, Yeremia tidak wajib tunduk kepada pemikiran sang raja yang salah arah atau mencari perkenannya. Tentu, seandainya Yeremia tunduk kepada keinginan sang raja, Zedekia akan memberikan banyak hadiah dan keuntungan lainnya kepada Yeremia. Meskipun demikian, Yeremia tidak mau menyerah kepada tekanan atau godaan apa pun untuk dekat dengan Zedekia. Mengapa? Karena Yeremia sama sekali tidak akan mengubah pendiriannya yang sesuai dengan perintah Yehuwa. Teladan 4. Keputusan apa saja yang kita hadapi tentang memilih teman, misalnya di tempat kerja kita?
Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih?
57
Yeremia tentu menggerakkan kita untuk memeriksa apakah orang yang kita pilih sebagai teman mendorong kita untuk loyal kepada Allah. Kita tidak dapat menghindari semua kontak dengan orang-orang yang tidak melayani Allah—di tempat kerja, sekolah, atau lingkungan kita. (1 Kor. 5:9, 10) Namun, Saudara sadar bahwa jika Saudara memilih orang-orang seperti itu sebagai teman, Saudara dapat membahayakan persahabatan dengan Allah. HARUSKAH BERTEMAN DENGAN ORANG SKEPTIS? 5
Zedekia bukanlah satu-satunya orang yang berupaya mengerahkan pengaruh negatif atas Yeremia. Salah seorang pejabat Zedekia ”memukul” Yeremia, mungkin menyuruh agar Yeremia didera 39 pukulan. (Yer. 20:2; Ul. 25:3) Beberapa pembesar Yehuda melakukan hal serupa dan kemudian memenjarakan Yeremia dalam ”rumah belenggu”. Sang nabi ditaruh di dalam penjara bawah tanah di bawah kondisi yang 5, 6. Apa yang dilakukan beberapa orang untuk membungkam Yeremia?
58
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
begitu buruk sampai-sampai setelah berhari-hari ia takut kalau ia akan mati di sana. (Baca Yeremia 37:3, 15, 16.) Kemudian, setelah Yeremia dibebaskan untuk sementara, para pembesar lain mendesak Zedekia untuk menghukum mati dia. Menurut mereka, Yeremia melemahkan semangat pasukan Yehuda. Akibatnya, sang nabi dilemparkan ke dalam sebuah perigi kering supaya mati. (Yer. 38:1-4) Saudara telah membaca bahwa Yeremia diselamatkan dari kematian yang mengerikan itu. Namun, peristiwa-peristiwa ini memperlihatkan bagaimana orang-orang yang seharusnya mengerti apa yang terjadi malah menjadi skeptis tentang apa yang sang nabi Allah katakan; mereka malah menentangnya. 6 Musuh-musuh Yeremia bukan hanya kalangan berwenang sipil. Pada kesempatan lain, beberapa orang dari kampung halaman Yeremia di kota Anatot—boleh dibilang para tetangganya—mengancam untuk membunuhnya jika ia tidak berhenti bernubuat. (Yer. 11:21) Mereka tidak menyukai apa yang mereka dengar darinya dan mereka mengancam dia. Namun Yeremia memilih Yehuwa, dan bukan tetangganya, sebagai teman. Orang-orang lain lagi mencoba menyerang dia
Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih?
59
secara fisik. Sewaktu Yeremia dengan gamblang menggunakan sebuah kuk untuk mendesak orang-orang Yahudi agar menaklukkan diri di bawah kuk raja Babilon supaya tetap hidup, Hanania menyingkirkan kuk kayu itu dari leher Yeremia dan mematahkannya. Menurut Hanania si nabi palsu, Yehuwa telah mengatakan, ”Aku akan mematahkan kuk raja Babilon.” Hanania mati pada tahun itu juga, dan jelaslah sudah siapa nabi yang terbukti bisa diandalkan. (Yer. 28:1-11, 17) Setelah Yerusalem dibinasakan seperti yang telah diperingatkan oleh Yeremia, Yohanan dan para pemimpin militer lainnya tidak mau mengindahkan perintah Allah untuk tinggal di tanah Yehuda. ”Apa yang engkau katakan itu tidak benar,” kata mereka kepada Yeremia. ”Yehuwa, Allah kita, tidak mengutus engkau untuk mengatakan, ’Jangan pergi ke Mesir untuk berdiam di sana.’ ” Mereka menentang Yehuwa lebih jauh lagi dengan membawa Yeremia dan Barukh bersama mereka ke Mesir. —Yer. 42:1–43:7. Orang-orang seperti apa yang harus dihadapi Yeremia? Apa yang Saudara pelajari dari teladan Yeremia? 7
Selama bertahun-tahun, Yeremia dikelilingi oleh orangorang yang skeptis dan menentang. Renungkanlah sikap yang ia ambil. Mudah saja baginya untuk menyerah dan berteman dengan orang-orang yang tidak merespek Allah atau FirmanNya. Mereka semua ada di sekitarnya. Bagaimana dengan situasi Saudara? Kemungkinan besar, Saudara sedikit banyak berinteraksi dengan orang-orang yang mirip dengan yang ada di sekeliling Yeremia. Tidak soal apakah mereka secara agresif menentang Saudara dan Allah atau terlihat cukup menyenangkan, apakah Saudara akan memilih mereka sebagai teman? Apakah bijaksana untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang tidak memandang serius nubuat Allah? Seandainya 7. Tantangan apa yang Saudara hadapi sehubungan dengan kesetiaan kepada Yehuwa?
60
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Yeremia berada di posisi Saudara, apakah ia akan berteman dengan orang-orang yang jalan hidupnya tidak selaras dengan Firman Allah atau yang mengandalkan manusia? (2 Taw. 19:2) Allah dengan jelas memperlihatkan kepada Yeremia akibat dari mengandalkan manusia ketimbang mengandalkan Allah. (Baca Yeremia 17:5, 6.) Bagaimana pendapat Saudara? 8 Beberapa orang Kristen merasa bahwa mereka bisa memajukan bisnis atau karier mereka dengan menghibur dan menjamu klien duniawi. Namun, kalau itu dilakukan, bukankah mereka akan membuka diri terhadap pergaulan yang buruk dan berbagai bahaya lain, seperti obrolan cabul atau minum-minum? Saudara dapat memahami mengapa banyak orang Kristen yang menghadapi situasi demikian telah memilih untuk menghindari pergaulan yang buruk meski harus melepaskan potensi keuntungan atau peningkatan karier duniawi. Demikian pula, seorang majikan atau rekan sekerja mungkin tidak ragu untuk bersikap tidak jujur kepada pelanggan. Meskipun demikian, orang Kristen sejati tidak terpengaruh oleh orang-orang di sekitar mereka. Kadang-kadang, membuat keputusan tentang masalah ini mungkin tidak mudah. Kita bisa bersyukur atas adanya anutan-anutan seperti Yeremia, yang berpaut pada sikap yang membuatnya tetap memiliki hati nurani yang baik dan, yang lebih penting lagi, hubungan yang baik dengan Allah. 9 Sikap dan keyakinan Yeremia menjadikan dia sasaran cemoohan beberapa orang Yehuda. (Yer. 18:18) Namun, ia bersedia untuk berbeda dengan orang-orang lain yang mengikuti ”haluan yang disenangi umum”. (Yer. 8:5, 6) Kadang-kadang, Yeremia bahkan rela ’duduk sendirian’. Ia menganggap hal itu lebih baik daripada berteman dengan orang-orang yang berpengaruh buruk terhadap dirinya. (Baca Yeremia 9:4, 5; 15:17.) Bagaimana dengan Saudara? Dewasa ini, sebagaimana pada zaman Yeremia, ketidaksetiaan kepada Allah adalah sikap 8. Ilustrasikan berbagai tantangan yang dihadapi orang-orang Kristen di daerah Saudara. 9. Bahaya apa yang dapat timbul jika seseorang ingin disukai?
Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih?
61
yang umum. Hamba-hamba Yehuwa selalu berhati-hati dalam memilih teman. Ini bukan berarti bahwa Yeremia tidak punya teman. Beberapa orang membela dan mendukung dia. Siapa sajakah mereka? Dengan mengetahuinya, Saudara akan memperoleh banyak manfaat. TEMAN SEPERTI APA YANG YEREMIA PILIH? Dengan siapa Yeremia berteman? Di bawah pengarahan Yehuwa, ia berulang kali mengecam orang-orang yang fasik, suka menipu, tidak adil, garang, tidak pedulian, dan amoral—orang-orang yang meninggalkan ibadat murni demi penyembahan berhala, dengan demikian melakukan persundalan rohani. Ia mendesak sesama orang Yehuda, ”Berbaliklah, masing-masing dari jalannya yang jahat, dan perbaikilah jalanmu dan perbuatanmu.” (Yer.18:11) Bahkan setelah kehancuran Yerusalem, Yeremia memuji-muji ”perbuatan kebaikan hati”, ’belas kasihan’, dan ’kesetiaan’ Allah. (Rat. 3:22-24) Yeremia ingin berteman hanya dengan hamba-hamba Yehuwa yang setia.—Baca Yeremia 17:7. 11 Kita mengetahui beberapa orang yang Yeremia pilih sebagai teman dekat. Sejumlah pria jelas-jelas berteman dengan Yeremia—Ebed-melekh, Barukh, Seraya, dan putra-putra Syafan. Kita mungkin bertanya: ’Seperti apakah orang-orang ini? Pergaulan seperti apa yang ada di antara mereka dan Yeremia? Dalam arti apa mereka menjadi teman yang baik? Dan, bagaimana mereka membantu Yeremia mempertahankan integritasnya?’ Mari kita periksa sambil memikirkan situasi kita sendiri. 12 Teman terdekat sang nabi tampaknya adalah Barukh, putra Neria. Yeremia dengan yakin memercayakan kepadanya tanggung jawab untuk menuliskan pernyataan-pernyataan 10
10, 11. (a) Prinsip apa saja yang menentukan cara Yeremia memilih teman? (b) Siapa sajakah teman Yeremia, dan pertanyaan apa saja yang muncul tentang mereka? 12. (a) Apa persamaan antara Yeremia dan Barukh, yang dilukiskan di halaman 58? (b) Siapa itu Seraya, dan apa yang kita ketahui tentang dia?
62
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Yehuwa seraya sang nabi mendiktekannya, dan kemudian tanggung jawab untuk membacakan gulungan yang ditulisnya itu, pertama-tama di depan publik dan kemudian di depan para pembesar Yehuda. (Yer. 36:4-8, 14, 15) Barukh juga memiliki iman dan keyakinan seperti Yeremia bahwa nubuat yang Allah nyatakan akan terjadi. Kedua pria itu memiliki pengalaman serupa selama 18 tahun terakhir yang penuh gejolak dalam sejarah Yehuda. Mereka menggunakan banyak waktu bersamasama untuk melaksanakan tugas rohani yang sama. Keduanya menemui banyak kesulitan dan harus lari dari banyak musuh. Dan, keduanya secara individu dikuatkan oleh Yehuwa. Barukh tampaknya berasal dari sebuah keluarga penyalin yang terkemuka di Yehuda. Alkitab menyebutnya ”sekretaris”, dan saudara kandungnya Seraya adalah seorang pejabat negara yang penting. Seperti Barukh, Seraya belakangan bekerja sama dengan Yeremia untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan nubuat Yehuwa. (Yer. 36:32; 51:59-64) Kesediaan kedua putra Neria ini untuk bekerja sama dengan Yeremia pada masa-masa sulit itu pastilah menguatkan dan menopang sang nabi. Saudara juga bisa mendapat kekuatan dan dorongan dari orang-orang yang dengan setia bekerja bersama Saudara dalam pelayanan kepada Yehuwa. Apa yang bisa Saudara pelajari tentang orang-orang seperti apa yang Yeremia pilih sebagai teman?
13 Ebed-melekh juga adalah teman Yeremia. Sewaktu para pembesar yang marah melemparkan Yeremia ke dalam perigi kosong supaya mati, pria yang membelanya dengan berani adalah orang asing, yakni Ebed-melekh orang Etiopia. Ia adalah sida-sida, atau pejabat, dalam rumah raja. Ia terangterangan mendekati Zedekia, yang duduk di Gerbang Benyamin. Ebed-melekh dengan berani meminta izin Zedekia
13. Sebagaimana dilukiskan di halaman 63, bagaimana Ebed-melekh membuktikan dirinya sebagai teman yang baik bagi Yeremia?
Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih?
63
untuk mengeluarkan Yeremia dari perigi berlumpur itu. Untuk itu, ia membawa 30 pria bersamanya, yang menyiratkan bahwa Ebed-melekh mengantisipasi serangan dari musuhmusuh Yeremia. (Yer. 38:7-13) Kita tidak tahu seberapa dekat Ebed-melekh dengan Yeremia. Karena keduanya menjalin persahabatan dengan Yehuwa, masuk akal jika disimpulkan bahwa mereka berteman baik. Ebed-melekh tahu bahwa Yeremia adalah nabi Yehuwa. Ia menyebut tindakan para pembesar itu ”jahat” dan bersedia menerima risiko kehilangan kedudukannya demi berbuat benar. Ya, Ebed-melekh adalah pria yang baik. Dia begitu baik sampai Yehuwa sendiri meyakinkannya, ”Aku akan membebaskan engkau pada [hari kehancuran Yerusalem] . . . karena engkau mengandalkan aku.” (Baca Yeremia 39:15-18.) Rekomendasi yang sangat baik! Bukankah orang seperti itu yang Saudara ingin jadikan teman? 14 Di antara teman-teman Yeremia yang lain terdapat ketiga putra dan seorang cucu Syafan. Mereka berasal dari sebuah 14. Apa yang kita ketahui tentang keluarga Syafan dan hubungan mereka dengan Yeremia?
64
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
keluarga yang sebagian besar anggotanya adalah pejabat tinggi, dan Syafan pernah menjabat sebagai sekretaris Raja Yosia. Ketika musuh-musuh Yeremia pertama kali ingin membunuh sang nabi, ”tangan Ahikam putra Syafan menyertai Yeremia, agar ia tidak diserahkan ke tangan rakyat”. (Yer. 26:24) Ahikam memiliki seorang saudara kandung bernama Gemaria. Sewaktu Barukh membacakan penghukuman Allah di depan umum, putra Gemaria, Mikaya, mendengarnya dan memberi tahu ayahnya dan para pembesar lain. Karena khawatir akan reaksi Yehoyakim, mereka menyarankan agar Yeremia dan Barukh bersembunyi. Dan, sewaktu sang raja menolak pesan ilahi itu, Gemaria adalah salah seorang yang memohon kepada raja untuk tidak membakar gulungannya. (Yer. 36:9-25) Yeremia memercayakan kepada salah seorang putra Syafan lainnya, Elasa, sepucuk surat nubuat untuk orang-orang Yahudi yang diasingkan di Babilon. (Yer. 29:1-3) Jadi, ada tiga putra dan satu cucu Syafan yang semuanya mendukung sang nabi Allah. Bayangkan, Yeremia tentu sangat menghargai pria-pria itu! Mereka bersahabat tetapi bukan karena selera makanan atau minuman mereka sama atau karena hiburan atau hobi mereka sama. Persahabatan mereka didasarkan atas sesuatu yang lebih bermakna daripada itu.
Teman seperti Apa yang Akan Saudara Pilih?
65
PILIHLAH TEMAN SAUDARA DENGAN BIJAKSANA 15 Saudara bisa belajar dari cara Yeremia berurusan dengan orang-orang di sekitarnya, yang buruk maupun yang baik. Sang raja, banyak pembesar, nabi-nabi palsu, dan para pemimpin militer menekan dia untuk mengubah pesan yang ia beritakan. Namun, Yeremia tetap tak tergoyahkan. Sikap tersebut membuatnya tidak disukai orang-orang itu, tetapi memang bukan teman-teman seperti itu yang Yeremia cari. Yang selalu menjadi sahabat terbaiknya adalah Yehuwa. Jika demi kesetiaan kepada Allahnya, Yeremia harus dimusuhi oleh orang-orang tertentu, dia rela. (Baca Ratapan 3:52-59.) Meskipun demikian, sebagaimana telah kita lihat, Yeremia bukanlah satu-satunya orang yang bertekad untuk melayani Yehuwa. 16 Ebed-melekh adalah teman yang baik karena ia beriman dan percaya kepada Yehuwa. Pria ini berani bertindak tegas dalam menyelamatkan nyawa Yeremia. Barukh bersedia meluangkan banyak waktu untuk bekerja sama dengan Yeremia dan membantunya menyampaikan pesan-pesan Yehuwa. Teman-teman baik di dalam sidang Kristen dewasa ini bisa sama berharganya dengan teman-teman Yeremia. Cameron, seorang saudari perintis biasa yang berusia 20 tahun, menghargai pengaruh baik dari Kara, yang juga seorang perintis. Cameron mengatakan, ”Kara selalu mendorong saya untuk mendahulukan Yehuwa dalam kehidupan saya, baik lewat teladan maupun kata-kata.” Kedua saudari ini tinggal berjauhan, tetapi Kara selalu menelepon atau menyurati Cameron untuk memastikan bahwa temannya baik-baik saja dan untuk saling menyemangati. ”Ia tahu semua hal tentang keadaan keluarga kami,” kenang Cameron. ”Ia tahu apa yang terjadi
15. Bagaimana Yeremia menjadi teladan yang bagus dalam memilih teman? 16, 17. (a) Bantuan apa yang dapat diterima seorang hamba Yehuwa dari seorang teman yang baik? (b) Di negeri mana pun Saudara tinggal, di mana Saudara bisa menemukan teman-teman terbaik?
66
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
dengan kakak saya dan tentang kesulitan saya ketika kakak memberontak dan meninggalkan kebenaran. Kara selalu siap mendukung saya melewati semua itu, dan saya tidak tahu apa jadinya saya tanpa pengaruh positif dan bantuan darinya. Ia selalu menjadi bantuan yang luar biasa bagi saya.” 17 Saudara dapat menemukan teman-teman baik di dalam sidang Kristen, entah sebaya atau tidak. Saudara dan saudari di sana juga memiliki iman, nilai-nilai, kasih kepada Yehuwa, harapan, dan cobaan yang sama seperti yang Saudara miliki. Saudara bisa bekerja bersisi-sisian dengan mereka dalam pelayanan Kristen. Mereka dapat menguatkan Saudara ketika Saudara sedang menghadapi kesulitan, begitu pula sebaliknya. Mereka akan bersukacita bersama Saudara sewaktu Saudara sedang menikmati pelayanan kepada Yehuwa. Selain itu, persahabatan demikian bisa terus terjalin tanpa pernah berakhir. —Ams. 17:17; 18:24; 27:9. 18 Pelajaran bagi kita dari cara Yeremia memilih teman sudah jelas. Camkan kebenaran yang tak dapat disangkal ini: Saudara tidak bisa berteman dengan orang-orang yang kepercayaannya bertentangan dengan ajaran Alkitab tanpa mengorbankan keyakinan Saudara sendiri. Bertindak selaras dengan fakta itu dewasa ini sama pentingnya seperti pada zaman Yeremia. Demi melaksanakan tugasnya dengan setia dan dengan berkat Yehuwa, Yeremia bersedia tampil berbeda dengan mayoritas orang-orang sezamannya. Bukankah Saudara juga demikian? Yeremia memilih teman-teman yang memiliki iman yang sama dengannya dan yang mendukung dia dalam melaksanakan tugasnya. Ya, setiap orang Kristen yang setia dewasa ini bisa belajar dari Yeremia tentang caranya memilih teman dengan bijaksana!—Ams. 13:20; 22:17. 18. Apa yang dapat kita pelajari dari cara Yeremia memilih teman?
Bagaimana Saudara bisa menerapkan teladan Yeremia dalam memilih siapa yang akan Saudara jadikan teman?
PASAL ENAM
”TAATILAH PERKATAAN YEHUWA” KETAATAN sudah dianggap kuno. Banyak orang bahkan tidak membuat keputusan menurut petunjuk umum, seperti ’Lakukanlah apa yang benar’. Sebaliknya, yang mereka pikirkan adalah ’Lakukan apa saja yang kamu mau’ atau ’Lakukan apa saja selama tidak ketahuan’. Saudara bisa menyaksikan sendiri hal itu sewaktu para pengemudi mengabaikan lampu lalu lintas, para investor mengakali peraturan keuangan, dan para pejabat tinggi melanggar undang-undang yang mereka sendiri susun. Sikap mengikuti ”haluan yang disenangi umum”, meskipun salah dan berbahaya, lazim pada zaman Yeremia juga. —Yer. 8:6. 2 Saudara tahu bahwa orang-orang yang ingin diperkenan oleh Allah yang Mahakuasa tidak boleh ikut-ikutan menempuh ”haluan yang disenangi umum”. Yeremia menampilkan kontras antara orang-orang yang ”tidak menaati perkataan Yehuwa” dan orang-orang yang ingin menaati-Nya. (Yer. 3:25; 7: 28; 26:13; 38:20; 43:4, 7) Kita masing-masing hendaknya memeriksa diri sendiri sehubungan dengan hal ini. Mengapa? Serangan-serangan Setan atas integritas para penganut ibadat sejati sudah semakin ganas. Ia bagaikan seekor ular yang mengintai mangsanya dan tiba-tiba menyerang dengan pagutan yang mematikan. Tekad kita untuk menaati perkataan Yehuwa membantu kita menjauhkan diri dari pagutan tersebut. Tetapi, bagaimana kita bisa memperkuat tekad kita untuk menaati Yehuwa? Tulisan Yeremia bisa membantu kita. 1, 2. Orang-orang yang mengikuti ”haluan yang disenangi umum” sering kali memiliki sikap apa, dan mengapa Saudara hendaknya berbeda? 67
68
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
KITA BERUTANG KETAATAN KEPADA ALLAH 3 Mengapa Yehuwa layak mendapatkan ketaatan yang sepenuhnya dari kita? Yeremia menyingkapkan salah satu alasannya dengan menyebut Dia ”Pembuat bumi dengan kuasanya, Pribadi yang dengan hikmatnya mengokohkan tanah yang produktif”. (Yer. 10:12) Yehuwa adalah Pemegang Kedaulatan atas seluruh alam semesta. Kita hendaknya lebih takut kepada-Nya daripada kepada semua penguasa lain. Ia memiliki hak mutlak untuk meminta kita tunduk terhadap perintah-perintah-Nya yang bijaksana, yang benar-benar memberikan manfaat terbaik yang permanen bagi kita.—Yer. 10:6, 7. 4 Yehuwa, selain Penguasa Universal, adalah Penunjang kehidupan—kehidupan kita. Hal ini diperlihatkan dengan jelas dan dramatis kepada orang-orang Yahudi pada zaman Yeremia. Tanah Mesir sangat bergantung pada air sungai Nil, tetapi situasinya berbeda di Tanah Perjanjian. Umat Allah sangat bergantung pada hujan musiman, sering kali dengan menyimpan air resapan dalam sumur-sumur bawah tanah. (Ul. 11:13-17) Hanya Yehuwa yang dapat mengirimkan hujan guna membasahi tanah sehingga subur. Namun, Ia juga bisa menahan hujan yang dibutuhkan itu. Maka, pada zaman Yeremia, orang-orang Yahudi yang tidak taat mengalami serangkaian masa kekeringan parah yang membuat ladang dan kebun anggur mereka gersang, serta membuat sumur mereka kering.—Yer. 3:3; 5:24; 12:4; 14:1-4, 22; 23:10. 5 Meskipun orang-orang Yahudi menghargai air harfiah, mereka menolak ”air kehidupan” yang Yehuwa berikan secara cuma-cuma kepada mereka. Mereka melakukannya dengan sengaja menolak Hukum Allah dan mengandalkan kerja sama dengan bangsa-bangsa sekitar. Seperti orang-orang yang 3. Mengapa Yehuwa layak mendapatkan ketaatan kita? 4, 5. (a) Kebenaran apa yang dipelajari orang Yahudi selama masa-masa kekeringan? (b) Bagaimana para penduduk Yehuda menyia-nyiakan ”air kehidupan” dari Yehuwa? (c) Bagaimana Saudara bisa meminum ”air kehidupan” yang disediakan Allah?
Meminum ”air kehidupan” dari Yehuwa memperkuat Saudara untuk taat
menuangkan air yang sedang langka ke sebuah perigi yang retak dan tidak dapat menampung air, orang-orang Yahudi mengalami akibat-akibat buruk. (Baca Yeremia 2:13; 17:13.) Kita tentu tidak ingin mendatangkan malapetaka besar atas diri kita karena mengejar haluan serupa. Yehuwa terus menyediakan bagi kita bimbingan yang melimpah dan didasarkan atas Firman terilham-Nya. Tentu saja, ”air kehidupan” itu bermanfaat bagi kita hanya jika kita secara teratur mempelajarinya dan berupaya hidup selaras dengannya. 6 Seraya hari perhitungan Allah dengan Yehuda semakin dekat, ketaatan menjadi semakin penting. Jika tiap-tiap orang Yahudi ingin menerima perkenan dan perlindungan Yehuwa, mereka harus bertobat dan mulai menaati-Nya. Pilihan seperti itulah yang dihadapkan kepada Raja Zedekia. Ia tidak teguh dalam melakukan apa yang benar. Ketika para bawahannya mengatakan bahwa mereka ingin membunuh Yeremia, ia tidak punya keberanian untuk menolak mereka. Di pasal sebelumnya, kita melihat bahwa sang nabi selamat dari upaya pembunuhan itu karena dibantu oleh Ebed-melekh dan belakangan mendesak Zedekia, ”Taatilah perkataan Yehuwa.” (Baca Yeremia 38: 4-6, 20.) Jelaslah, demi kebaikannya sendiri, sang raja harus memutuskan: Apakah ia akan menaati Allah? 6. (a) Jelaskan sikap Raja Zedekia sehubungan dengan menaati Yehuwa. (b) Menurut Saudara, mengapa sang raja tidak bijaksana?
Mengapa Yeremia perlu mendesak orang Yahudi berulang kali untuk menaati Allah?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
70
MENAATI YEHUWA SANGAT PENTING Ketaatan sama pentingnya dewasa ini sebagaimana pada zaman Yeremia. Seberapa kuatkah tekad Saudara untuk menaati Yehuwa? Jika Saudara secara tidak sengaja bertemu dengan situs Web pornografi, apakah Saudara akan tetap melihatnya, atau Saudara akan melawan godaan dan segera keluar dari situs itu? Bagaimana jika seorang non-Saksi di tempat kerja atau sekolah mengajak kencan? Apakah Saudara akan punya kekuatan untuk menolak? Apakah bacaan atau situs Internet orang murtad akan membuat Saudara penasaran atau, sebaliknya, merasa jijik? Dalam situasi ini maupun situasi lain, camkan dalam pikiran katakata di Yeremia 38:20. 8 Yehuwa sering kali mengutus Yeremia kepada umat-Nya untuk memberikan berbagai imbauan seperti, ”Berbaliklah, masing-masing dari jalannya yang jahat, dan perbaikilah jalanmu dan perbuatanmu.” (Yer. 7:3; 18:11; 25:5; baca Yeremia 35:15.) Demikian pula, para penatua Kristen dewasa ini berbuat sebisa7
7. Apa beberapa situasi yang bisa menguji ketaatan Saudara? 8, 9. (a) Mengapa bijaksana untuk mendengarkan sewaktu para penatua berupaya membantu Saudara? (b) Bagaimana hendaknya Saudara memandang nasihat yang berulang kali diberikan para penatua?
Sewaktu para penatua berupaya membantu Saudara, dengarkan
”Taatilah Perkataan Yehuwa”
71
bisanya untuk membantu rekan-rekan seiman yang berada dalam bahaya rohani. Jika pada suatu waktu para penatua memberi Saudara nasihat tentang menghindari tindakan yang tidak bijaksana atau salah, dengarkanlah mereka. Tujuan mereka serupa dengan tujuan Yeremia. 9 Para penatua mungkin mengingatkan Saudara tentang prinsip-prinsip Alkitab yang sudah pernah mereka perlihatkan kepada Saudara. Sadarilah bahwa menyampaikan nasihat yang sama tidaklah mudah, tetapi yang membuatnya lebih sulit adalah jika orang yang membutuhkan bantuan memperlihatkan sikap seperti yang ditunjukkan banyak orang Yahudi pada zaman Yeremia. Cobalah memandang upaya berulang kali yang dilakukan penatua untuk membantu Saudara sebagai ungkapan kasih Yehuwa. Juga, sadari bahwa Yeremia tidak akan perlu mengulangi peringatannya seandainya ada tanggapan yang baik. Ya, nasihat tidak akan berulang kali diberikan jika Saudara menerapkannya dengan segera. PENGAMPUNAN YEHUWA—DIBERIKAN DENGAN LELUASA TETAPI TIDAK OTOMATIS 10 Kita tidak dapat menaati Yehuwa dengan sempurna dalam sistem ini, tidak soal seberapa keras kita berupaya. Jadi, kita berterima kasih kepada-Nya bahwa Ia memperlihatkan kerelaan untuk mengampuni kegagalan-kegagalan yang kita buat. Namun, Ia tidak memaafkan dosa secara otomatis. Mengapa tidak? Karena dosa menjijikkan bagi Yehuwa. (Yes. 59:2) Maka, Ia ingin memastikan bahwa kita memang layak menerima pengampunan-Nya. 11 Sebagaimana telah kita lihat, banyak orang Yahudi pada zaman Yeremia sudah terbiasa tidak taat kepada Allah dan dengan demikian menyalahgunakan kesabaran dan belas kasihan-Nya. Mungkinkah hamba Allah dewasa ini mengembangkan kecenderungan serupa? Ya, jika ia mengabaikan pengingat Yehuwa dan mulai mempraktekkan dosa. Dalam beberapa kasus, hal ini telah terjadi secara terbuka, seperti sewaktu seseorang melakukan perkawinan zina. Namun, meski suatu dosa tidak diketahui manusia lain, orang yang tidak taat kepada Yehuwa berada dalam 10. Mengapa Yehuwa tidak mengampuni dosa secara otomatis? 11. Mengapa mustahil untuk menyembunyikan dosa?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
72
bahaya. Seseorang yang memiliki kehidupan ganda mungkin berpikir, ’Ah, tidak akan ada yang tahu.’ Namun kenyataannya, Allah melihat ke dalam pikiran dan hati dan bisa melihat apa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. (Baca Yeremia 32:19.) Apa yang hendaknya dilakukan jika, sesungguhnya, seseorang benarbenar tidak mau taat kepada Allah? 12 Banyak orang Yahudi mencemooh bantuan yang Yehuwa ulurkan berulang kali melalui Yeremia. Demikian pula, seseorang yang melakukan dosa serius dewasa ini mungkin tidak bertobat, menolak bantuan para penatua. Dalam kasus ini, para penatua harus mengikuti pengarahan Alkitab untuk melindungi sidang dengan memecat si pelaku kesalahan. (1 Kor. 5:11-13; lihat kotak ”Hidup tanpa Hukum”, di halaman 73.) Tetapi, apakah itu berarti bahwa tidak ada harapan lagi baginya, bahwa ia tidak akan pernah bisa diperkenan lagi oleh Yehuwa? Tentu tidak demikian. Orang Israel cukup lama bersikap memberontak; namun Allah mengatakan, ”Kembalilah, kamu putra-putra yang membelot. Aku akan menyembuhkan engkau dari pembelotanmu.” (Yer. 3:22)1 Yehuwa mengundang pelaku kesalahan untuk kembali kepada-Nya. Bahkan, Ia memerintahkan mereka untuk melakukannya. 1 Di sini Yehuwa berbicara kepada kerajaan Israel di utara. Kerajaan sepuluh suku tersebut sudah berada di pembuangan selama sekitar 100 tahun saat Yeremia menyampaikan berita ini. Ia mengakui bahwa hingga zamannya, bangsa itu belum bertobat. (2 Raj. 17:16-18, 24, 34, 35) Meskipun demikian, orang-orang secara individu bisa kembali menerima perkenan Allah dan bahkan kembali dari pembuangan.
12. Apa yang kadang-kadang harus dilakukan para penatua untuk melindungi sidang?
Mengapa bijaksana jika kita mencari pengampunan Allah sewaktu melakukan kesalahan?
MENAATI YEHUWA DENGAN KEMBALI KEPADANYA Untuk kembali kepada Allah, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Yeremia, seseorang perlu bertanya kepada diri sendiri, 13
13. Jika seseorang ingin kembali kepada Yehuwa, apa yang harus ia sadari?
”Taatilah Perkataan Yehuwa”
HIDUP TANPA HUKUM Seperti apa hidup di antara orang Yahudi setelah kehancuran Yerusalem? Yeremia memberi kita sedikit gambaran di Ratapan 2:9. Tembok-tembok kota sudah roboh, mungkin termasuk gerbang-gerbang yang melindungi kota itu. Tetapi yang lebih buruk daripada itu, di sana ”tidak ada hukum”. Apakah Yeremia memaksudkan bahwa orang-orang yang selamat telah menjadi gerombolan massa yang tidak terkendali? Lebih besar kemungkinannya, ia memaksudkan hilangnya keamanan dan kenyamanan rohani yang dulu dinikmati orang-orang Yahudi sewaktu para imam dan nabi yang setia mengajar mereka berdasarkan Hukum Allah. Para nabi palsu yang sekarang mendapat perhatian mereka tidak memberikan ’penglihatan’, atau pengarahan, yang sesungguhnya dari Yehuwa; yang mereka ’lihat’ tidak berguna.—Rat. 2:14. Seseorang yang telah dipecat dari sidang Kristen mungkin merasa bahwa dirinya berada dalam situasi serupa. Kehangatan persahabatan yang pernah ia nikmati bersama saudara-saudari rohaninya sudah tidak ada lagi, begitu pula perhatian yang pengasih dari para penatua. Dan, ia berada jauh dari pengajaran rohani yang sangat penting yang tadinya ia nikmati. Di dalam dunia yang ”tidak ada hukum” dari Yehuwa, kemungkinan besar ia merasa sangat kehilangan. Meskipun demikian, ia bisa kembali ke keadaan yang diperkenan di hadapan Yehuwa dan menikmati kembali berkat-berkat yang limpah. (2 Kor. 2: 6-10) Namun, kita pasti setuju bahwa situasinya akan jauh lebih baik jika kita menaati Yehuwa dan tidak pernah hidup tanpa hukum.
73
74
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
’Apa yang sudah kulakukan?’ Kemudian, dengan mengingat standar-standar Alkitab, ia seharusnya mau menjawab dengan jujur. Orang Yahudi yang tidak bertobat pada zaman Yeremia menghindari pertanyaan itu. Mereka tidak mau mengakui seberapa parah dosa mereka, maka Yehuwa tidak—tidak bisa—mengampuni mereka. (Baca Yeremia 8:6.) Sebaliknya, seorang pedosa yang bertobat menyadari bahwa dengan tidak menaati Yehuwa, ia telah membawa cela ke atas nama Allah dan ke atas sidang Kristen. Seseorang yang benar-benar bertobat juga sangat sedih mengingat kerusakan yang mungkin telah dibuatnya atas diri orang-orang yang tidak bersalah. Ia hendaknya menyadari bahwa hanya setelah ia mengakui seluruh konsekuensi dari tindakan buruknya, barulah permohonannya untuk diampuni bernilai di mata Yehuwa. Namun, ada lagi yang tercakup dalam memperoleh kembali perkenan Allah. 14 Orang yang sungguh-sungguh bertobat menyelidiki motif, hasrat, dan kebiasaannya. (Baca Ratapan 3:40, 41.) Ia akan memeriksa dalam bidang-bidang apa ia memperlihatkan kelemahan, 14. Bagaimana seseorang ”kembali kepada Yehuwa”? (Termasuk kotak ”Apa Pertobatan Itu?”)
APA PERTOBATAN ITU? Kata Ibrani dan Yunani yang berkaitan dengan pertobatan di dalam Alkitab berhubungan dengan sikap seseorang; ia mengubah pikirannya tentang suatu haluan tindakan yang salah yang telah ia ikuti atau akan ia ikuti. Kata-kata itu juga menggambarkan perasaan orang tersebut, termasuk penyesalan dan penghiburan. (2 Sam. 13:39; Ayb. 42:6) Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa pertobatan sejati melibatkan tindakan-tindakan yang dimotivasi oleh emosi-emosi yang kuat dan sungguhsungguh. Pertobatan semacam inilah yang Yehuwa cari dalam diri semua yang mengaku bertobat dari dosa-dosa mereka.—Yer. 31:18, 19.
’Mengapa saya tidak mendengarkan?’
seperti dalam persahabatan dengan lawan jenis, penggunaan alkohol atau tembakau, penggunaan Internet, atau urusan bisnis. Seperti seorang ibu rumah tangga yang menyapu bahkan sudutsudut dapurnya yang tersembunyi agar rumahnya tetap bersih dan sehat, orang yang bertobat hendaknya bekerja keras untuk membersihkan pikirannya dan tindakannya yang tidak terlihat oleh umum. Ia harus ”kembali kepada Yehuwa” dengan melaksanakan tuntutan Allah dan menuruti standar-standar-Nya. Beberapa orang Yahudi pada zaman Yeremia kembali kepada Yehuwa tetapi cuma ”pura-pura”. Mereka memberi kesan menyesal tetapi tidak pernah mengubah hati atau kehidupan mereka. (Yer. 3:10) Sebaliknya, orang yang dengan tulus memohon pengampunan tidak berupaya mengelabui Yehuwa dan sidang-Nya. Daripada sekadar ingin menyelamatkan muka atau memperoleh kembali pergaulan dengan para kerabat atau orang lain di dalam kebenaran, ia betul-betul ingin meninggalkan berbagai kesalahan yang telah ia lakukan dan layak mendapatkan pengampunan serta perkenan Allah. 15 Doa merupakan bagian yang mutlak dalam pertobatan. Pada zaman dahulu, orang-orang biasanya mengangkat tangan 15. Doa seperti apa yang dipanjatkan kepada Allah oleh orang yang sungguh-sungguh bertobat?
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
76
mereka ke arah langit sewaktu berdoa. Dewasa ini, sewaktu seseorang yang benar-benar bertobat berdoa, ia ’mengangkat hati dan tangannya kepada Allah’, demikian kata Yeremia. (Rat. 3:41, 42) Perasaan menyesal mendorong si pedosa yang bertobat untuk bertindak selaras dengan permohonannya akan pengampunan. Doa-doanya tulus, keluar dari lubuk hatinya. 16 Saudara pastilah menyadari bahwa seorang pedosa yang sungguh-sungguh mengakui kesalahannya mungkin harus mengatasi kesombongannya. Tetapi fakta kuncinya ini: Yehuwa ingin para pedosa kembali kepada-Nya. Sewaktu Allah melihat penyesalan yang tulus dalam hati manusia, hati-Nya sendiri menanggapi. Berbagai emosi-Nya yang lembut ”bergejolak” karena Ia ingin mengampuni semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka, sebagaimana yang Ia lakukan kepada orang-orang Israel yang kembali dari pembuangan. (Yer. 31:20) Betapa leganya mengetahui bahwa Allah menawarkan perdamaian dan harapan bagi orang-orang yang menaati-Nya! (Yer. 29:11-14) Mereka sekali lagi bisa bergabung dengan hamba-hamba Allah yang berbakti. KETAATAN BISA MELINDUNGI SAUDARA Dengan sepenuhnya menaati Yehuwa, kita berada di haluan yang paling aman. Kita bisa melihat hal itu melalui contoh orang Rekhab pada zaman Yeremia. Lebih dari dua abad sebelumnya, leluhur mereka Yehonadab orang Keni, yang dengan setia memihak Yehu, telah memberikan kepada mereka sejumlah peraturan yang membatasi. Salah satunya adalah larangan meminum anggur. Yehonadab sudah lama mati, tetapi orang Rekhab tetap menaatinya. Sebagai ujian, Yeremia membawa mereka ke sebuah ruang makan di bait dan menaruh minuman anggur di hadapan mereka, dan mendesak mereka untuk meminumnya. Mereka mengatakan kepadanya, ”Kami tidak minum anggur.”—Yer. 35:1-10. 18 Bagi orang Rekhab, menaati leluhur mereka yang sudah lama mati merupakan hal penting. Dengan lebih bersemangat lagi, para penyembah yang sejati dewasa ini harus menaati perintah 17
16. Mengapa masuk akal untuk kembali kepada Allah? 17, 18. (a) Siapakah orang Rekhab itu? (b) Sebagaimana dilukiskan di halaman 77, mereka dikenal karena apa?
77
Allah yang hidup. Tekad orang Rekhab untuk tetap taat membuat Yehuwa terkesan, dan hal itu sangat kontras dengan ketidaktaatan orang Yahudi. Allah berjanji akan melindungi orang Rekhab dari malapetaka mendatang. Bila pelajaran itu diterapkan dewasa ini, tidakkah masuk akal bahwa orang-orang yang dengan sepenuhnya menaati Yehuwa yakin bahwa Ia akan memberikan perlindungan selama kesengsaraan besar?—Baca Yeremia 35:19. Mengapa bertobat dari dosa serius merupakan aspek penting dari ketaatan? Bagaimana ketaatan bisa membantu seseorang menghindari perbuatan yang mengharuskannya bertobat?
ORANG YANG MENAATI YEHUWA TIDAK SENDIRIAN Kepedulian dan perlindungan Allah kepada umat-Nya hendaknya tidak dianggap sebagai sesuatu yang hanya terjadi di masa lampau. Bahkan sekarang, Yehuwa melindungi orangorang yang taat dari bahaya rohani. Seperti dinding yang tinggi 19
19. Perlindungan apa yang bisa Allah sediakan jika Saudara menaatiNya?
78
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
MENAATI YEHUWA MENGHASILKAN PERLINDUNGAN Seorang Saksi muda di Spanyol telah mendapat manfaat besar karena menaati Yehuwa. Ia menulis, ”Di sekolah, seorang gadis di kelas ingin agar saya mengajaknya berkencan. Ia sangat cantik, tetapi saya tahu di dalam hati saya bahwa mengencani seseorang yang tidak mengasihi Yehuwa berbahaya. ”Bertepatan dengan itu, teman-teman sekolah saya menekan saya untuk menghadiri pesta perpisahan. Sewaktu saya memberi mereka alasan-alasan Alkitab mengapa saya tidak akan datang, mereka mengolok-olok saya. Saya merasa terkucilkan. Saya menceritakan masalah itu kepada seorang penatua di sidang saya. Ia bertanya, ’Apakah orang yang tidak merespek keputusan dan nilai-nilai moralmu bisa menjadi teman sejatimu?’ Kata-kata itu menguatkan saya dan membantu saya menolak tekanan dari teman-teman sekolah. ”Saya beruntung karena tidak datang ke pesta. Di pesta itu, seorang gadis diperkosa. Pada malam itu juga, tiga teman sekelas saya luka parah akibat kecelakaan mobil garagara pengemudinya telah minum-minum. Seandainya saya pergi ke pesta itu, bisa jadi saya berada di mobil itu bersama mereka. Saya berterima kasih kepada Yehuwa karena Ia telah memperkuat saya untuk menaati-Nya meskipun menghadapi tekanan teman-teman di sekolah.”
melindungi kota-kota kuno dari serangan, hukum Allah melindungi orang-orang yang mempelajarinya dan terus-menerus menerapkannya. Apakah Saudara akan tetap tinggal di dalam tembok peraturan moral Allah yang melindungi? Saudara dapat yakin bahwa Saudara akan sejahtera jika melakukannya. (Yer. 7:23) Banyak pengalaman menjadi saksi
”Taatilah Perkataan Yehuwa”
79
dari fakta itu.—Lihat kotak ”Menaati Yehuwa Menghasilkan Perlindungan”. 20 Entah di dalam keluarga, di tempat kerja atau di sekolah, atau di antara kalangan berwenang tempat Saudara tinggal, para penentang membuat pelayanan kepada Allah sulit. Namun, Saudara bisa yakin bahwa jika Saudara dengan sepenuhnya menaati Yehuwa, Ia akan mendukung Saudara menghadapi bahkan situasi-situasi yang tersulit. Jangan lupa—Allah berjanji untuk menopang Yeremia di tengah-tengah tekanan hebat yang akan ia hadapi, dan memang benar Yehuwa melakukannya. (Baca Yeremia 1:17-19.) Salah satu masa ketika dukungan Allah menjadi nyata adalah pada hari-hari Raja Yehoyakim. 21 Jarang ada penguasa Israel yang menentang juru bicara Allah dengan sengit seperti halnya Yehoyakim. Hal itu bisa kita lihat dalam kasus nabi Uriya, yang hidup pada zaman Yeremia. Raja jahat Yehoyakim tega membuat sang nabi dikejar-kejar bahkan sampai melintasi batas-batas internasional. Sewaktu nabi Yehuwa Uriya dibawa kembali, sang raja membantainya. (Yer. 26:20-23) Pada tahun keempat pemerintahan Yehoyakim, Yehuwa memerintahkan Yeremia untuk menuliskan semua perkataan yang pernah Allah ucapkan hingga saat itu dan kemudian membacakannya dengan suara nyaring di bait. Yehoyakim memperoleh gulungan Yeremia dan menyuruh pejabat istana membacakannya. Saat pembacaan berlangsung, sang raja merobek dokumen itu dan membuangnya sepotong demi sepotong ke dalam api, meskipun beberapa dari para pembesar meminta agar hal itu tidak dilakukan. Ia kemudian mengutus para pria untuk menangkap Yeremia dan Barukh. Apa yang terjadi? ”Yehuwa menyembunyikan mereka.” (Yer. 36:1-6; baca Yeremia 36:21-26.) Yehuwa tidak membiarkan Yehoyakim melukai kedua pria yang setia itu. 22 Jika Yehuwa menganggap cocok, Ia juga bisa menyembunyikan hamba-hamba-Nya di zaman modern dari bahaya. 20, 21. (a) Apa yang dapat Saudara yakini sewaktu melayani Yehuwa? (b) Bagaimana Raja Yehoyakim menanggapi pesan Allah melalui Yeremia? 22, 23. Pengalaman seorang Saksi di Asia tengah memperlihatkan apa tentang dukungan Allah?
80
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Tetapi lebih sering, Ia memberikan kepada mereka keberanian dan hikmat untuk menaati Dia dan terus memberitakan kabar baik. Seorang ibu tunggal yang kita sebut saja Gulistan memiliki empat anak. Ia telah menerima dukungan Yehuwa. Selama suatu waktu, ia adalah satu-satunya Saksi di sebuah wilayah yang luas di Asia tengah di mana kalangan berwenangnya menentang pengabaran Kerajaan. Sidang terdekat berjarak lebih dari 400 kilometer, sehingga jarang ada orang Kristen matang yang dapat diajak bergaul oleh Gulistan. Terlepas dari tentangan dan berbagai masalah lain, ia mengabar dari rumah ke rumah dan menemukan banyak orang yang berminat. Menurut sebuah laporan baru-baru ini, ia membantu 20 orang belajar Alkitab dan memberikan perhatian kepada sebuah kelompok domba Yehuwa yang terus bertumbuh. 23 Sebagaimana Allah membantu Yeremia dan Saksi-Saksi seperti Gulistan, Dia siap membantu Saudara dan hamba-hamba lain yang taat. Bertekadlah untuk menaati-Nya sebagai Penguasa, dan bukan menaati manusia. Dengan demikian, tentangan dan berbagai kesulitan lain tidak akan menghalangi Saudara untuk memuji satu-satunya Allah yang benar di hadapan umum di daerah Saudara.—Yer. 15:20, 21. 24 Sukacita dan kepuasan sejati dalam kehidupan tidak mungkin diperoleh jika kita hidup terpisah dari Pencipta kita. (Yer.10:23) Setelah mempelajari apa yang Yeremia tulis tentang ketaatan, apakah Saudara mencari cara-cara untuk membiarkan Yehuwa mengarahkan langkah-langkah Saudara lebih sepenuhnya? Perintah-perintah-Nya merupakan satu-satunya bimbingan untuk kehidupan yang menghasilkan kebahagiaan dan kesuksesan yang lengkap. ”Taati perkataanku,” desak Yehuwa, ”agar baik keadaanmu.”—Yer. 7:23. 24. Apa saja manfaat ketaatan bagi Saudara sekarang?
Dalam hubungan Saudara dengan Allah, bagaimana Saudara dapat menerapkan pelajaran-pelajaran tentang ketaatan yang terdapat dalam buku Yeremia?
PASAL TUJUH
”AKU AKAN MENYEGARKAN JIWA YANG LELAH” ”DUNIA baru.” Saat mendengar kata-kata itu, apakah Saudara berpikir tentang beberapa dari berkat yang kasatmata yang telah dinubuatkan? Bisa jadi, tubuh yang sempurna, makanan sehat yang berlimpah, hewan-hewan yang ramah, atau rumah yang aman. Mungkin, Saudara dapat mengutip ayat-ayat Alkitab yang mendasari pengharapan itu. Namun, jangan abaikan berkat yang satu ini—kesehatan rohani dan emosi. Tanpa itu, semua sukacita lainnya akan segera pudar. 2 Sewaktu menyuruh Yeremia menubuatkan kembalinya orang Yahudi dari Babilon, Allah memerhatikan perasaan mereka, ”Engkau akan mendandani dirimu dengan rebanamu dan tampil dengan tarian orang yang tertawa bersukaria.” (Baca Yeremia 30:18, 19; 31:4, 12-14.) Allah menambahkan sesuatu yang mungkin membesarkan hati Saudara, ”Aku akan menyegarkan jiwa yang lelah, dan setiap jiwa yang merana akan kukenyangkan.”—Yer. 31:25. 3 Alangkah menakjubkan prospek ini! Yehuwa mengatakan bahwa Ia akan mengenyangkan, atau sepenuhnya memuaskan, orang yang lelah dan kecil hati. Ya, dan apa yang telah Allah janjikan, Ia laksanakan. Tulisan-tulisan Yeremia memberikan kepada kita keyakinan bahwa kita juga akan dipuaskan. Lebih daripada itu, tulisan-tulisan itu menyediakan bagi kita pemahaman tentang bagaimana kita bisa dikuatkan dan tetap optimis, bahkan sekarang. Lagi pula, itu semua 1. Berkat dunia baru apa yang terutama Saudara nanti-nantikan? 2, 3. Tulisan-tulisan Yeremia membantu kita mengharapkan berkat istimewa apa? 81
82
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
mengilustrasikan cara-cara praktis untuk menguatkan orang lain, membantu mereka menyegarkan jiwa mereka yang lelah. 4 Janji itu merupakan dasar untuk penghiburan bagi Yeremia, dan juga bagi kita. Mengapa? Ingatlah suatu pokok yang disebutkan di Pasal 1 buku ini—bahwa Yeremia adalah ”pria yang mempunyai perasaan seperti kita”, begitu pula Elia. (Yak. 5:17) Pikirkan tentang beberapa alasan mengapa, kadang-kadang, Yeremia mungkin merasa kecil hati atau bahkan tertekan. Seraya Saudara memikirkannya, bayangkan bagaimana perasaan Saudara dalam situasi-situasi serupa dan mengapa keadaan itu mungkin membuat Saudara kecil hati. —Rm. 15:4. 5 Rasa kecil hati Yeremia mungkin, sebagian, berasal dari kampung halamannya. Ia dibesarkan di Anatot, kota orang Lewi yang terletak beberapa kilometer sebelah timur-laut Yerusalem. Sang nabi pasti memiliki sejumlah kenalan dan mungkin kerabat di Anatot. Yesus mengatakan bahwa seorang nabi tidak dihormati di kampung halamannya, dan itulah yang terjadi pada diri Yeremia. (Yoh. 4:44) Orangorang di kampung halamannya bukan hanya tidak tertarik atau tidak hormat kepada Yeremia. Allah pernah mengatakan bahwa ’orang-orang Anatot mencari jiwa Yeremia’. Mereka dengan berang mengatakan, ”Jangan bernubuat dengan nama Yehuwa, agar engkau tidak mati di tangan kami.” Betapa mengerikan ancaman para tetangga dan kerabat ini, yang semestinya memihak kepadanya!—Yer. 1:1; 11:21. 6 Jika Saudara merasakan tekanan dari tetangga, teman sekolah, atau bahkan beberapa anggota keluarga, Saudara bisa mendapatkan penghiburan dengan memerhatikan cara Yehuwa berurusan dengan Yeremia. Saat itu, Allah mengatakan 4. Mengapa kita dapat memahami perasaan Yeremia? 5. Apa yang mungkin membuat Yeremia kecil hati? 6. Jika rekan kerja atau orang lain menentang Saudara, bagaimana Saudara bisa mendapat manfaat dari pengalaman Yeremia dengan ”orang-orang Anatot”?
”Aku Akan Menyegarkan Jiwa yang Lelah”
83
bahwa Ia akan ’memalingkan perhatian-Nya kepada’ orangorang di Anatot yang menentang nabi-Nya. (Baca Yeremia 11: 22, 23.) Janji Allah pasti membantu Yeremia mengatasi rasa kecil hati apa pun akibat tentangan masyarakat setempat. Belakangan, Allah memang memalingkan perhatian-Nya dengan mendatangkan ”malapetaka ke atas orang-orang Anatot”. Dalam hal Saudara, yakinlah bahwa Yehuwa mengamati situasi Saudara, atau memalingkan perhatian kepadanya. (Mz. 11:4; 66:7) Jika Saudara ’tetap pada’ ajaran Alkitab dan melakukan apa yang benar, beberapa penentang mungkin akan terbantu untuk menghindari malapetaka yang akan menimpa mereka.—1 Tim. 4:16. Dalam buku Yeremia, apa yang menunjukkan bahwa Allah berminat akan perasaan orang-orang, dan bagaimana hal itu membantu sang nabi?
84
TINDAKAN-TINDAKAN YANG BISA MEMBUAT KECIL HATI 7
Yang Yeremia hadapi bukan sekadar ancaman verbal orang-orang sekampungnya. Ada peristiwa yang melibatkan seorang pria terkemuka di Yerusalem, seorang imam bernama Pasyur.1 Setelah mendengar tentang suatu nubuat ilahi, ”Pasyur memukul nabi Yeremia dan memasukkannya ke dalam pasung”. (Yer. 20:1, 2) Kata-kata itu kemungkinan besar memaksudkan lebih daripada sekadar tamparan di muka. Beberapa orang menyimpulkan bahwa Pasyur menyuruh agar Yeremia dipukuli atau didera sebanyak 40 kali. (Ul. 25:3) Sementara Yeremia menderita secara fisik, orang-orang mungkin mencemooh dia dan meneriaki dia dengan kata-kata hinaan, bahkan meludahi dia. Itu belum semuanya. Pasyur menyuruh agar Yeremia ’dipasung’ semalaman. Kata Ibrani yang digunakan menyiratkan bahwa tubuh orang yang dipasung ditekuk dan bengkok. Ya, Yeremia dengan kejam dipaksa menderita semalaman, kemungkinan besar terkunci pada rangka kayu. 8 Bagaimana perlakuan demikian memengaruhi Yeremia? Ia mengatakan kepada Allah, ”Aku menjadi tertawaan sepan1 Dalam pemerintahan Zedekia, ada Pasyur yang lain, seorang pembesar yang meminta kepada raja agar Yeremia dibunuh.—Yer. 38:1-5.
7, 8. Seperti apa penganiayaan yang Yeremia derita, dan bagaimana hal itu memengaruhi dia?
85
jang hari.” (Yer. 20:3-7) Bahkan, sempat terlintas di benaknya untuk berhenti bernubuat bagi Allah. Namun, Saudara tahu bahwa Yeremia tidak bisa dan tidak melakukan hal itu. Sebaliknya, berita ilahi yang harus ia sampaikan terasa ”seperti api yang menyala-nyala yang terkurung dalam tulang-tulang [Yeremia]”, dan ia harus berbicara bagi Yehuwa.—Baca Yeremia 20:8, 9. 9 Kisah itu bisa membantu kita jika kita menghadapi cemoohan keji dari orang-orang yang kita kenal, entah itu kerabat, tetangga, teman kerja, atau teman sekolah. Kita tidak perlu terkejut jika, kadang-kadang, tentangan demikian membuat kita merasa sedikit kecil hati. Hal itu juga mungkin terjadi jika kita mendapat perlakuan kasar karena menjalankan ibadat sejati. Sebagai manusia tidak sempurna, perasaan Yeremia terpengaruh oleh hal-hal seperti itu, dan bukankah kita juga demikian? Namun, kita tidak boleh lupa bahwa dengan bantuan Allah, Yeremia kembali bersukacita dan percaya diri. Ia 9. Mengapa bermanfaat jika kita merenungkan pengalaman Yeremia?
86
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
tidak terus berkecil hati, dan seharusnya kita pun demikian. —2 Kor. 4:16-18. 10 Kadang-kadang, suasana hati Yeremia berubah-ubah. Pernahkah Saudara juga mengalaminya—mungkin suatu saat merasa optimis dan positif, tetapi kemudian terpuruk dan murung? Mengenai perasaan positif, perhatikan kata-kata di Yeremia 20:12, 13. (Baca.) Setelah melewati perlakuan Pasyur, Yeremia bersukacita karena merasa seperti orang malang yang terlepas ”dari tangan para pelaku kejahatan”. Kadang-kadang, Saudara merasa sangat ceria, ingin menyanyi bagi Yehuwa, mungkin setelah Saudara terlepas dari suatu masalah atau karena ada kejadian yang membahagiakan dalam kehidupan atau pelayanan Kristen Saudara. Betapa senangnya punya perasaan seperti itu!—Kis. 16:25, 26. 11 Namun, karena kita tidak sempurna, suasana hati kita bisa berubah-ubah, seperti halnya Yeremia. Setelah berseru ”menyanyilah bagi Yehuwa”, ia merasakan keputusasaan yang hebat, mungkin disertai derai air mata. (Baca Yeremia 20:14-16.) Ia begitu tertekan sampai ia bertanya-tanya mengapa ia harus dilahirkan! Dalam kesedihannya, ia mengatakan bahwa orang yang telah mengumumkan kelahirannya patut dikasihani sama seperti Sodom dan 10. Pemahaman apa yang diberikan Alkitab tentang suasana hati Yeremia? 11. Jika suasana hati kita cenderung berubah-ubah, apa yang harus kita ingat tentang Yeremia?
Bagaimana tentangan atau cemoohan dapat memengaruhi emosi kita?
”Aku Akan Menyegarkan Jiwa yang Lelah”
87
Gomora. Tetapi, ini kuncinya: Apakah Yeremia terus-menerus merasa putus asa? Apakah ia menyerah, terus merasa kecil hati? Tidak. Pastilah, ia berupaya mengatasi rasa kecil hatinya, dan ia berhasil. Perhatikan apa yang diceritakan selanjutnya, menurut urutan buku Yeremia. Pasyur yang satunya lagi, sang pembesar, mendekati Yeremia dengan pertanyaan dari Raja Zedekia tentang orang Babilon yang mengepung Yerusalem. Yeremia bangkit, dengan berani menyatakan penghakiman Yehuwa dan akibat akhirnya. (Yer. 21:1-7) Jelaslah, Yeremia tetap aktif sebagai nabi! 12 Beberapa dari hamba Allah dewasa ini mengalami perubahan suasana hati. Hal ini bisa jadi karena faktor fisik —mungkin perubahan kadar hormon atau ketidakseimbangan kimia tubuh—dan seorang dokter mungkin memberikan berbagai saran untuk mengurangi tingkat perubahan suasana hati itu. (Luk. 5:31) Namun, bagi kebanyakan dari kita, kegembiraan atau kemurungan yang kadang-kadang kita rasakan tidaklah ekstrem ataupun abnormal. Sebagian besar perasaan negatif adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak sempurna. Itu bisa diakibatkan oleh keletihan atau kehilangan orang yang dikasihi. Jika kita menghadapi situasi demikian, kita bisa ingat bahwa Yeremia mengalami suasana hati yang berubah-ubah, tetapi ia tetap berada dalam perkenan Allah. Untuk mengatasinya, kita mungkin perlu menyesuaikan kegiatan rutin kita agar ada waktu untuk beristirahat. Atau, mungkin kita perlu membiarkan waktu berlalu sampai kita pulih kembali setelah mengalami kehilangan yang memedihkan. Tetapi, sangat penting bagi kita untuk terus hadir di perhimpunan Kristen dan ambil bagian secara rutin dalam kegiatan teokratis. Itulah beberapa kunci untuk tetap seimbang dan bersukacita dalam melayani Allah.—Mat. 5:3; Rm. 12:10-12. 13 Tidak soal Saudara merasa kecil hati sesekali saja atau sering akibat perubahan suasana hati, pengalaman Yeremia bisa menghibur Saudara. Sebagaimana telah disebutkan, 12, 13. Apa yang mungkin kita lakukan untuk menghadapi berbagai perubahan besar dalam suasana hati?
88
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
kadang-kadang ia merasa terpuruk. Meskipun demikian, ia tidak membiarkan rasa kecil hati itu menjauhkan dia dari Allah yang dikasihi dan dilayaninya dengan setia. Sewaktu para penentangnya menanggapi kebaikannya dengan keburukan, ia berpaling kepada Yehuwa dan memercayai-Nya. (Yer. 18:19, 20, 23) Bertekadlah untuk meniru Yeremia.—Rat. 3:55-57. Jika kadang-kadang Saudara merasa kecil hati atau murung, bagaimana Saudara dapat menerapkan apa yang Saudara temukan dalam buku Yeremia?
APAKAH SAUDARA AKAN MENYEGARKAN JIWA YANG LELAH? 14 Kita hendaknya memerhatikan bagaimana Yeremia dikuatkan dan bagaimana ia menguatkan orang-orang lain yang ’jiwanya lelah’. (Yer. 31:25) Sang nabi dikuatkan khususnya oleh Yehuwa. Bayangkan betapa terbinanya Saudara saat mendengar Yehuwa mengatakan kepada Saudara, ”Tetapi mengenai aku, lihat, pada hari ini aku membuat engkau menjadi kota berbenteng . . . Mereka pasti akan memerangi engkau, tetapi mereka tidak akan menang melawan engkau, sebab ’aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau’.” (Yer. 1:18, 19) Itulah sebabnya, Yeremia menyebut Yehuwa ”kekuatanku dan bentengku, dan tempat pelarianku pada masa kesesakan”. —Yer. 16:19. 15 Patut diperhatikan bahwa Yehuwa mengatakan kepada Yeremia, ”Aku menyertai engkau.” Apakah Saudara melihat di sini suatu petunjuk tentang apa yang dapat Saudara lakukan sewaktu seseorang perlu dikuatkan? Tidaklah cukup sekadar mengetahui bahwa seorang saudara atau saudari Kristen atau mungkin seorang kerabat perlu dikuatkan; kita juga perlu bertindak. Sering kali, tindakan yang paling efektif adalah 14. Bagaimana khususnya Yeremia dikuatkan? 15, 16. Cara Yehuwa menguatkan Yeremia memberi petunjuk apa tentang cara menguatkan orang lain?
”Aku Akan Menyegarkan Jiwa yang Lelah”
89
melakukan apa yang Allah perbuat bagi Yeremia—menyertai orang tersebut. Kemudian, pada saat tertentu, berilah ucapan yang menguatkan, tetapi jangan menghujaninya dengan kata-kata. Sedikit kata akan lebih efektif jika dipilih untuk menenteramkan dan membina. Yang kita katakan tidak perlu berbunga-bunga. Gunakan kata-kata sederhana yang memperlihatkan minat, kepedulian, dan kasih sayang Kristen. Ungkapan semacam itu bisa sangat efektif.—Baca Amsal 25:11. 16 Yeremia memohon, ”Oh, Yehuwa, ingatlah aku dan palingkan perhatianmu kepadaku.” Lalu apa yang terjadi? Sang nabi menceritakan, ”Firmanmu ditemukan, dan aku memakannya; firmanmu menjadi kesukaan besar bagiku dan sukacita hatiku.” (Yer. 15:15, 16) Orang yang ingin Anda kuatkan mungkin juga membutuhkan perhatian yang pengasih. Memang, kata-kata Saudara tidak seampuh kata-kata Yehuwa. Namun, Saudara dapat menyertakan beberapa perkataan Allah dalam ucapan Saudara. Ungkapan yang tulus, sepenuh hati, dan didasarkan Alkitab ini bisa benar-benar membuat hati orang yang murung bersukacita.—Baca Yeremia 17:7, 8. 17 Perhatikan bahwa selain dikuatkan oleh Allah, Yeremia menguatkan orang lain. Caranya? Pada suatu waktu, Raja Zedekia menceritakan kepada Yeremia tentang ketakutannya terhadap orang Yahudi yang bersekutu dengan orang Babilon. Sang nabi mengucapkan kata-kata yang menguatkan, mendesak sang raja untuk menaati Yehuwa dan mendapatkan hasil yang positif. (Yer. 38:19, 20) Setelah Yerusalem jatuh dan sedikit sisa orang Yahudi tetap berada di negeri itu, komandan militer mereka Yohanan mempertimbangkan untuk membawa orang-orang ke Mesir. Namun pertama-tama, ia bertanya kepada Yeremia. Sang nabi mendengarkan Yohanan dan kemudian berdoa kepada Yehuwa. Belakangan, ia menyampaikan jawaban Yehuwa yang menguatkan, dengan menyebutkan bahwa hal baik akan datang jika pengarahan ilahi untuk tetap berada di negeri itu diikuti. (Yer. 42:1-12) 17. Pelajaran penting apa yang dapat kita petik dari cara Yeremia berurusan dengan Zedekia dan Yohanan?
90
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Dalam kedua peristiwa itu, Yeremia menyendengkan telinganya—ia mendengarkan sebelum berbicara. Mendengarkan sangatlah penting dalam menguatkan orang lain. Biarkan orang yang menderita membuka hatinya. Dengarkan kekhawatirannya, ketakutannya. Jika cocok, berikan kata-kata yang menguatkan. Saudara tidak menerima penyingkapan ilahi untuk disampaikan kepada orang yang perlu dikuatkan, tetapi Saudara bisa menyertakan pikiran-pikiran positif dari Firman Allah, pikiran-pikiran yang berfokus pada apa yang akan terjadi di masa depan.—Yer. 31:7-14. 18 Baik Zedekia maupun Yohanan tidak mau menerima nasihat yang menguatkan dari Yeremia, dan beberapa orang dewasa ini mungkin tidak menanggapi nasihat Saudara. Jangan biarkan hal itu mengecilkan hati Saudara. Masih ada orang-orang lain yang menerima nasihat yang menguatkan dari Yeremia, dan kemungkinan besar banyak yang akan menanggapi nasihat Saudara. Perhatikan orang Rekhab, sekelompok orang Keni yang ikut dengan orang Yahudi selama bertahun-tahun. Salah satu perintah leluhur mereka Yehonadab mengatakan bahwa sebagai penduduk asing, mereka tidak boleh minum anggur. Sewaktu orang Babilon menyerang, Yeremia membawa orang Rekhab ke ruang makan di bait. Atas petunjuk Allah, Yeremia menghidangkan anggur di hadapan mereka. Karena merespek leluhur mereka dan berbeda dengan orang Israel yang tidak taat, orang Rekhab taat dan tidak mau meminum anggur tersebut. (Yer. 35:3-10) Yeremia menyampaikan kepada mereka pujian dari Yehuwa dan janji-Nya tentang masa depan mereka. (Baca Yeremia 35:14, 17-19.) Itulah pola yang dapat Saudara ikuti sewaktu menguatkan orang lain: Dengan jujur pujilah orang lain jika cocok. 19 Yeremia juga melakukan hal itu kepada Ebed-melekh, seorang Etiopia yang tampaknya melayani sebagai pejabat istana Raja Zedekia. Tanpa keadilan, para pembesar Yehuda telah membuang Yeremia ke sebuah perigi berlumpur dan 18, 19. Pola apa tentang menguatkan orang lain yang terdapat dalam kisah tentang orang Rekhab dan Ebed-melekh?
”Aku Akan Menyegarkan Jiwa yang Lelah”
91
meninggalkan dia di sana agar mati. Ebed-melekh memohon kepada Raja Zedekia, yang mengizinkan dia untuk menyelamatkan sang nabi. Orang asing ini melakukannya, meski menghadapi risiko tindak kekerasan. (Yer. 38:7-13) Karena tindakan ini membuatnya dimusuhi para pembesar Yehuda, Ebed-melekh mungkin khawatir tentang masa depannya. Yeremia tidak diam saja, sekadar berharap bahwa Ebed-melekh akan mengatasinya. Ia berbicara, menyampaikan kata-kata yang menguatkan tentang berkatberkat masa depan Allah bagi Ebed-melekh.—Yer. 39:15-18. 20 Sesungguhnya, seraya kita membaca buku Yeremia, kita mendapatkan contohcontoh bagus tentang cara kita secara pribadi bisa mengindahkan desakan rasul Paulus kepada saudara-saudara di Tesalonika, ”Teruslah hibur satu sama lain dan bina satu sama lain . . . Kebaikan hati Tuan kita, Yesus Kristus, yang tidak selayaknya diperoleh menyertai kamu.” —1 Tes. 5:11, 28. 20. Apa yang akan kita lakukan bagi saudara-saudara kita, tua atau muda?
Pelajaran apa saja dari Yeremia yang akan Saudara terapkan dalam upaya menguatkan jiwa-jiwa yang lelah?
PASAL DELAPAN
APAKAH SAUDARA AKAN ”TETAP HIDUP”, SEPERTI YEREMIA? SETELAH Yosua mendesak orang Israel untuk memilih siapa yang akan mereka layani, ia mengatakan, ”Aku dan rumah tanggaku, kami akan melayani Yehuwa.” (Yos. 24:15) Yosua bertekad untuk tetap loyal kepada Allah, dan ia yakin bahwa keluarganya juga akan tetap loyal. Lama setelah itu, seraya kehancuran Yerusalem mendekat, Yeremia memberi tahu Raja Zedekia bahwa jika ia menyerah kepada orang Babilon, ”engkau sendiri beserta rumah tanggamu akan tetap hidup”. (Yer. 38:17) Pilihan buruk sang raja berpengaruh atas dirinya, para istrinya, dan putraputranya. Ia menyaksikan putra-putranya dibunuh; kemudian ia dibutakan dan ditawan ke Babilon.—Yer. 38:18-23; 39:6, 7. 2 Kedua frasa yang dicetak miring di atas masing-masing menyebutkan satu individu yang terlibat langsung. Tetapi, keluarganya juga disebutkan. Itu logis. Setiap orang dewasa bertanggung jawab kepada Allah. Namun, kebanyakan orang Israel adalah bagian dari suatu keluarga. Keluarga sangat penting bagi orang Kristen dewasa ini juga. Kita melihat hal itu dari apa yang kita baca dalam Alkitab dan dari apa yang kita bahas di perhimpunan Kristen tentang perkawinan, membesarkan anak, dan respek bagi anggota keluarga.—1 Kor. 7:36-39; 1 Tim. 5:8. PERINTAH YANG TIDAK LAZIM Yeremia adalah salah seorang yang ”tetap hidup” pada zamannya. Ia selamat dari kehancuran Yerusalem meskipun 3
1, 2. Mengapa logis untuk memberikan perhatian kepada setiap individu maupun keluarga? 3, 4. Apa saja yang membuat situasi Yeremia berbeda dari kebanyakan orang, dan bagaimana ia mendapat manfaat? 92
Apakah Saudara Akan ”Tetap Hidup”, seperti Yeremia?
93
situasinya sendiri sangat berbeda dari kebanyakan orang. (Yer. 21:9; 40:1-4) Allah telah memerintahkan dia untuk tidak menikah atau punya anak atau ikut dalam beberapa aspek lainnya dari kehidupan orang Yahudi umumnya kala itu.—Baca Yeremia 16:1-4. 4 Pada zaman Yeremia dan dalam kebudayaannya, orangorang lazimnya menikah dan punya anak. Kebanyakan pria Yahudi melakukan hal itu, sehingga tanah leluhur tetap dimiliki suku dan keluarganya.1 (Ul. 7:14) Mengapa Yeremia tidak melakukannya? Mengingat apa yang akan segera terjadi, Allah memerintahkan dia untuk tidak ikut dalam acara-acara dukacita atau sukacita yang lazim. Ia dilarang menghibur orang yang berkabung atau makan bersama mereka setelah pemakaman; ia juga dilarang ambil bagian dalam keceriaan pesta pernikahan orang Yahudi. Pesta dan sukaria demikian tidak akan ada lagi bagi semua orang. (Yer. 7:33; 16:5-9) Jalan hidup Yeremia menambah bobot beritanya dan menandaskan betapa buruknya penghakiman itu kelak. Akhirnya, malapetaka itu pun datang. Dapatkah Saudara membayangkan perasaan orang-orang yang terpaksa menjadi kanibal atau yang melihat anggota keluarga yang dikasihi menjadi mayat? (Baca Yeremia 14:16; Rat. 2: 20.) Maka, Yeremia yang tidak menikah tidak perlu dikasihani. Meskipun pengepungan selama 18 bulan itu dan pembantaiannya membinasakan banyak keluarga, Yeremia tidak perlu mengalami kehilangan seorang istri atau anak. 5 Namun, dapatkah dikatakan bahwa Yeremia 16:5-9 berlaku bagi kita? Tidak. Orang Kristen didesak untuk ”menghibur mereka yang mengalami segala macam kesengsaraan” dan untuk ’bersukacita bersama orang yang bersukacita’. (2 Kor. 1:4; Rm. 12:15) Yesus menghadiri sebuah pesta pernikahan dan turut memeriahkannya. Meskipun demikian, apa yang terbentang di hadapan sistem fasik ini sangatlah serius. Orang-orang Kristen mungkin bahkan menghadapi berbagai kesulitan dan 1 Dalam Kitab-Kitab Ibrani, tidak ada kata untuk ”bujangan”.
5. Apa makna pengarahan di Yeremia 16:5-9 bagi orang Kristen?
kehilangan. Yesus menandaskan perlunya bersiap-siap melakukan apa yang dibutuhkan untuk bertekun dan tetap setia, sebagaimana saudara-saudara kita yang meninggalkan Yudea pada abad pertama. Maka, soal melajang, menikah, atau mempunyai anak pantas dipikirkan dengan serius.—Baca Matius 24: 17, 18. 6 Apa yang bisa kita pelajari dari perintah Allah agar Yeremia tidak menikah atau memiliki anak? Dewasa ini, beberapa orang Kristen yang loyal tidak menikah atau mempunyai anak. Apa yang dapat mereka pelajari dari situasi Yeremia? Dan, mengapa bahkan orang-orang Kristen yang menikah dan memiliki anak hendaknya memerhatikan segi ini dari kehidupan Yeremia? 7 Pertama-tama, pertimbangkan bahwa Yeremia tidak boleh punya anak. Yesus tidak memerintahkan para pengikutnya untuk pantang punya anak. Namun, patut diperhatikan bahwa ia menyatakan ”celaka” atas wanita hamil atau yang menyusui bayi sewaktu kesengsaraan datang atas Yerusalem pada tahun 66-70 M. Masa itu akan sangat sulit bagi mereka, mengingat situasi mereka. (Mat. 24:19) Kita sekarang menghadapi kesengsaraan yang lebih besar. Hal ini hendaknya membuat 6. Siapa yang bisa mendapat manfaat dengan merenungkan perintah Allah bagi Yeremia? 7. Mengapa fakta bahwa Yeremia tidak boleh punya anak patut dipertimbangkan dewasa ini?
Apakah Saudara Akan ”Tetap Hidup”, seperti Yeremia?
95
suami-istri Kristen berpikir lebih serius lagi dalam memutuskan apakah mereka akan punya anak. Tidakkah Saudara setuju bahwa menghadapi masa kritis ini semakin sulit saja? Dan, para orang tua mengakui bahwa sangatlah sulit untuk membesarkan anak yang akan ”tetap hidup” melewati akhir sistem sekarang ini. Mengingat setiap pasangan harus memutuskan apakah mereka akan memiliki anak, situasi Yeremia patut dipertimbangkan. Namun, bagaimana dengan perintah Allah agar ia tidak menikah, apalagi punya anak? Yeremia menerima perintah yang tidak lazim apa, dan hal itu seharusnya menggerakkan kita untuk mempertimbangkan apa?
BELAJARLAH DARI KELAJANGAN YEREMIA Sewaktu memerintahkan Yeremia untuk tidak menikah, Allah tidak menetapkan suatu norma yang harus diikuti semua hamba-Nya. Perkawinan itu bagus. Yehuwa memulai perkawinan manusia untuk memenuhi bumi dan untuk menjadi sumber kepuasan dan kesenangan yang limpah. (Ams. 5:18) Namun, tidak semua orang menikah. Mungkin ada beberapa sida-sida yang bergabung dengan umat Allah pada masa Yeremia bernubuat.1 Selain itu, Saudara bisa yakin bahwa ada para janda dan duda. Jadi, Yeremia bukanlah satu-satunya penyembah Allah yang tidak punya pasangan hidup. Tentu, ia punya alasan untuk tidak menikah, begitu pula beberapa orang Kristen dewasa ini. 9 Banyak orang Kristen memang menikah, tetapi tidak semuanya. Saudara tahu bahwa Yesus tidak menikah, dan ia 8
1 Yesaya melalui nubuatnya berbicara tentang para sida-sida pada zamannya, yang memiliki bagian terbatas dalam ibadat orang Israel. Ia menubuatkan bahwa melalui ketaatan, sida-sida akan memperoleh ”sesuatu yang lebih baik daripada anak-anak lelaki dan perempuan”, yakni menerima ”suatu nama yang akan bertahan sampai waktu yang tidak tertentu” dalam rumah Allah.—Yes. 56:4, 5.
8. Mengapa kita dapat mengatakan bahwa menikah bukanlah keharusan agar dapat menyenangkan Allah? 9. Nasihat terilham apa tentang perkawinan yang hendaknya kita pertimbangkan dengan serius?
96
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
mengatakan bahwa beberapa murid memiliki karunia untuk ”meluangkan tempat untuk” kelajangan dalam pikiran dan hati mereka. Ia mendesak orang-orang yang bisa tetap melajang untuk melakukannya. (Baca Matius 19:11, 12.) Oleh karena itu, patutlah kita memuji, bukan mengolok-olok, orang yang mengupayakan kelajangan agar dapat berbuat lebih banyak dalam dinas kepada Allah. Memang, beberapa orang Kristen melajang karena keadaan, setidaknya untuk suatu waktu. Misalnya, mereka mungkin belum menemukan pasangan Kristen yang cocok dan bertekad menjunjung standar Allah untuk menikah ”asalkan dalam Tuan”. (1 Kor. 7:39) Dan, tentu saja, beberapa dari hamba Allah adalah janda dan duda, dengan demikian hidup lajang.1 Mereka hendaknya tidak pernah lupa bahwa Allah (dan Yesus) telah lama menunjukkan kepedulian kepada orang-orang lajang demikian. —Yer. 22:3; baca 1 Korintus 7:8, 9. 10 Dengan demikian, seraya Yeremia mempertahankan kelajangannya, ia bisa bersandar pada dukungan Allah. Caranya? Ingatlah bahwa Yeremia suka akan firman Yehuwa. Hal itu akan menguatkan dan menenteramkan Yeremia selama puluhan tahun seraya ia berfokus pada pelayanan yang ditugaskan Allah. Selain itu, ia waspada untuk menghindari pergaulan dengan orang-orang yang mungkin mengolokoloknya karena dia lajang. Ia rela ”duduk sendirian” ketimbang bersama orang-orang yang cenderung seperti itu. —Baca Yeremia 15:17. 11 Banyak orang Kristen lajang—pria dan wanita, muda atau tua —mengikuti teladan bagus Yeremia. Berbagai pengalaman memperlihatkan bahwa sungguh besar manfaatnya jika kita sibuk dalam dinas kepada Allah, aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani 1 Yang lain-lainnya mungkin tinggal sendirian karena pasangan mereka, yang mungkin tidak seiman, berpisah dengan mereka atau menceraikan mereka secara hukum.
10, 11. (a) Apa yang membantu Yeremia bisa sukses melajang? (b) Bagaimana pengalaman-pengalaman zaman modern menunjukkan bahwa orang-orang yang tetap tidak menikah bisa memiliki kehidupan yang memuaskan?
97
yang bermakna. Misalnya, seorang Saksi yang melayani sebuah sidang berbahasa Cina mengatakan, ”Merintis memberikan kepada saya arah dalam kehidupan. Sebagai saudari lajang, saya menjalani kehidupan yang sibuk dan aktif, yang membantu saya menghindari kesepian. Saya merasa puas pada akhir setiap hari karena saya bisa melihat bahwa pelayanan saya benarbenar membantu orang-orang. Hal ini membuat saya sangat bersukacita.” Seorang saudari perintis yang berusia 38 tahun mengatakan, ”Saya pikir, kita pasti bahagia jika kita bisa menikmati segi-segi positif dari situasi apa pun yang kita hadapi.” Seorang saudari Kristen lajang di Eropa bagian selatan dengan terus terang mengatakan, ”Hidup saya boleh jadi tidak persis seperti yang saya rencanakan, tapi saya bahagia dan akan terus bahagia.” 12 Mungkinkah Yeremia memerhatikan bahwa kehidupannya tidak seperti apa yang ia rencanakan sewaktu ia beranjak dewasa? Tetapi, ia cukup bijaksana untuk melihat bahwa hal yang sama terjadi atas banyak orang yang menikah dan punya anak. Seorang saudari perintis di Spanyol menyatakan pendapatnya, ”Ada orang-orang menikah yang berbahagia dan ada juga yang tidak berbahagia. Kenyataan ini meyakinkan saya bahwa kebahagiaan saya tidak bergantung pada apakah saya menikah atau tidak.” Jelaslah, pengalaman Yeremia, dan ribuan lainnya, membuktikan bahwa orang lajang bisa memiliki kehidupan yang bermakna, memuaskan, dan bahagia. Kita semakin diyakinkan dengan melihat rasul Paulus, yang menulis, ”Aku mengatakan kepada orang-orang yang tidak menikah dan janda-janda, lebih 12, 13. (a) Apa pandangan yang realistis tentang kelajangan dan perkawinan? (b) Kehidupan dan nasihat Paulus menandaskan apa tentang kelajangan?
98
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
”Saat-saat sendirian termasuk yang paling berharga. Saya bisa berbicara akrab dengan Yehuwa dalam doa. Saya bisa menikmati perenungan dan pelajaran pribadi tanpa tersimpangkan. . . . Kelajangan banyak membawa sukacita bagi saya.”—Babette
baik mereka tetap dalam keadaan mereka sebagaimana halnya aku.” (1 Kor. 7:8) Paulus mungkin seorang duda. Yang jelas, ia tidak menikah sewaktu ia begitu sibuk dalam dinas utusan injil. (1 Kor. 9:5) Tidakkah masuk akal untuk menyimpulkan bahwa keadaannya yang lajang adalah suatu keuntungan? Bagi dia, hal itu berarti kesempatan untuk ”terus melayani Tuan tanpa ada yang mengalihkan perhatian”, dan dengan demikian ia mencapai banyak hal baik.—1 Kor. 7:35. 13 Paulus diilhami untuk menambahkan, ”Mereka yang [menikah] akan mengalami kesengsaraan dalam daging mereka.” Allah mengilhami Paulus untuk menyertakan kebenaran yang mendalam ini, ”Jika seseorang telah mantap dalam hatinya . . . untuk mempertahankan keperawanannya, ia melakukan apa yang baik. Maka, ia yang melepaskan keperawanannya dengan menikah melakukan apa yang baik, tetapi ia yang tidak berbuat demikian melakukan apa yang lebih baik.” (1 Kor. 7:28, 37, 38) Yeremia tidak pernah membaca kata-kata itu, tetapi haluannya selama puluhan tahun membuktikan bahwa kelajangan bukanlah penghalang bagi kehidupan yang memuaskan dalam dinas kepada Allah. Malah, hal itu bisa luar biasa berguna bagi kehidupan yang bermakna yang berpusat pada ibadat sejati. Meskipun menikah, Raja Zedekia tidak mengindahkan nasihat Yeremia dan ia tidak ”tetap hidup”; sedangkan sang nabi yang tidak menikah mengikuti haluan yang memungkinkan dia ”tetap hidup”. Apa yang bisa Saudara pelajari dari teladan Yeremia dalam mempertahankan kelajangan selama berpuluh-puluh tahun?
Apakah Saudara Akan ”Tetap Hidup”, seperti Yeremia?
99
MENYEGARKAN DAN DISEGARKAN Sebagaimana telah disebutkan, kebanyakan pria dan wanita di zaman Yeremia menikah dan menjadi bagian suatu keluarga. Demikian pula pada zaman Paulus. Tak diragukan, kebanyakan orang Kristen yang sudah berkeluarga tidak dapat melakukan pelayanan ke luar negeri seperti Paulus, tetapi mereka berbuat banyak di daerah mereka sendiri. Mereka juga bisa menjadi berkat bagi saudara-saudari yang tidak menikah. Ingatlah bahwa ketika Paulus berada di Korintus, Akuila dan Priskila menerima dia di rumah mereka dan bekerja dengannya dalam suatu usaha. Namun, bukan hanya itu. Persahabatan dengan keluarga Akuila pastilah menyegarkan Paulus. Bayangkan saat-saat makan bersama yang menyenangkan dan acara-acara lain yang diwarnai suasana hangat antarsahabat. Apakah Yeremia juga menikmati pergaulan demikian? Ia menggunakan kelajangannya dalam dinas kepada Allah, tetapi bukan berarti dia seorang penyendiri. Bisa jadi, ia menikmati pergaulan yang hangat dengan keluarga hamba-hamba Allah, mungkin dengan keluarganya Barukh, Ebed-melekh, atau yang lainnya.—Rm. 16:3; baca Kisah 18:1-3. 15 Dewasa ini, orang-orang Kristen lajang juga bisa mendapat manfaat dari persahabatan yang hangat seperti yang dinikmati Paulus dengan keluarga Akuila. Jika Saudara memiliki keluarga, apakah Saudara berupaya menyertakan orang-orang yang tidak menikah dalam pergaulan bersama keluarga? Seorang saudari mengungkapkan perasaannya begini, ”Saya sudah meninggalkan teman-teman dunia dan tidak berniat untuk kembali. Tetapi, saya masih butuh dipedulikan dan dikasihi. Saya memohon agar Yehuwa menyediakan makanan rohani dan dukungan tambahan bagi kami orang Kristen lajang. Kami tidak ingin diabaikan, dan 14
14. Hubungan antara keluarga Akuila dan Paulus menonjolkan apa? 15. Bagaimana keluarga Kristen bisa menjadi bantuan besar bagi orang-orang Kristen yang tidak menikah?
100
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
tidak semua dari kami berhasrat untuk menikah. Namun, rasanya kami seperti ditinggalkan sendirian. Memang, kami selalu bisa berpaling kepada Yehuwa, tetapi sewaktu kami butuh pergaulan, dapatkah kami memperolehnya dari keluarga rohani kami?” Ribuan saudara dan saudari lajang bisa dengan jujur menjawab ya. Mereka telah menikmati pergaulan dalam sidang. Dan, teman-teman mereka tidak terbatas pada saudara-saudari sebaya. Karena senang bergaul, mereka menikmati persahabatan dengan orang-orang dari segala usia, termasuk yang lebih tua maupun yang lebih muda dalam keluargakeluarga Kristen di sidang. 16 Dengan sedikit perencanaan, Saudara bisa menjadi sumber kesegaran bagi saudara-saudari lajang dengan sesekali menyertakan mereka dalam kegiatan keluarga Saudara, 16. Hal-hal sederhana apa yang mungkin Saudara lakukan untuk menyegarkan orang-orang Kristen yang tidak menikah dalam sidang?
Apakah Saudara Akan ”Tetap Hidup”, seperti Yeremia?
101
seperti malam Ibadat Keluarga. Jika Saudara mengundang mereka ke acara makan keluarga, hal itu bisa jauh lebih berarti bagi mereka daripada sepiring makanan yang lezat. Dapatkah Saudara mengambil inisiatif untuk mengajak mereka berdinas? Bagaimana dengan mengundang seorang Kristen lajang untuk bersama keluarga Saudara membersihkan Balai Kerajaan atau sesekali berbelanja? Beberapa keluarga telah mengundang seorang janda, duda, atau perintis lajang untuk bersama-sama mengadakan perjalanan ke kebaktian atau liburan. Pergaulan demikian telah terbukti menyegarkan bagi kedua pihak. 17 Bidang lain untuk dipertimbangkan sehubungan dengan saudara dan saudari yang tidak menikah adalah perawatan orang tua yang lansia. Pada zaman Yesus, beberapa orang Yahudi yang terkemuka dengan licik menghindari tanggung jawab merawat ibu dan bapak mereka. Mereka menyatakan bahwa memenuhi kewajiban agama yang mereka buat sendiri harus didahulukan ketimbang kewajiban terhadap orang tua yang ditetapkan Allah. (Mrk. 7:9-13) Hal itu hendaknya tidak terjadi dalam keluarga Kristen.—1 Tim. 5:3-8. 18 Namun, bagaimana jika ada orang tua lansia yang semua anak-anaknya Kristen? Jika salah seorang di antara mereka tidak menikah, haruskah dia secara otomatis menjadi perawat orang tuanya? Seorang saudari menulis dari Jepang, ”Saya ingin menikah, tetapi karena saya punya tanggung jawab mengurus orang tua, saya tidak bisa menikah. Saya yakin bahwa Yehuwa memahami beratnya merawat orang tua dan kepedihan hati orang lajang.” Mungkinkah ia memiliki kakak atau adik yang telah menikah yang telah memutuskan, tanpa berunding dulu dengan dia, bahwa dialah yang harus merawat orang tuanya? Dalam kasus-kasus seperti ini, patut 17-19. (a) Mengapa anak-anak perlu seimbang dan pengasih dalam mengatur perawatan orang tua mereka yang lansia atau sakit-sakitan? (b) Pelajaran praktis apa yang dapat kita petik dari tindakan Yesus sehubungan dengan merawat ibunya?
102
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
diperhatikan bahwa Yeremia punya saudara-saudara yang tidak memperlakukan dia dengan adil.—Baca Yeremia 12:6. 19 Yehuwa mengerti orang-orang lajang dan memahami perasaan orang yang menghadapi situasi yang menyusahkan. (Mz. 103:11-14) Tetapi, orang tua yang lansia atau sakit-sakitan adalah orang tua dari semua anaknya, bukan hanya dari anak yang tidak menikah. Memang, beberapa dari anak itu mungkin menikah dan sudah punya anak sendiri. Tetapi, hal itu tidak memutuskan ikatan kasih sayang alami dengan orang tua mereka, juga tidak melepaskan mereka dari kewajiban Kristen untuk membantu sewaktu perawatan dibutuhkan. Bahkan, ketika Yesus sudah hampir mati di tiang siksaan, ia sadar akan kewajibannya dan bertindak untuk merawat ibunya. (Yoh. 19:25-27) Alkitab tidak memberikan aturan terperinci tentang pembagian tugas merawat orang tua yang lansia atau sakit-sakitan, juga tidak menyiratkan bahwa anak yang tidak menikah secara otomatis lebih bertanggung jawab atas perawatan orang tuanya. Dalam soal sensitif ini, perinciannya harus ditetapkan dengan sikap masuk akal dan timbang rasa di pihak semua yang terlibat, dengan mengingat contoh Yesus dalam merawat ibunya. 20 Di bawah ilham, Yeremia menubuatkan, ”Mereka tidak lagi akan mengajar rekan dan saudaranya, dengan mengatakan, ’Hendaklah kamu mengenal Yehuwa!’ sebab mereka semua akan mengenal aku.” (Yer. 31:34) Demikian pula, kita sudah menikmati pergaulan yang sangat menyenangkan seperti itu dalam sidang Kristen, termasuk dengan saudara dan saudari lajang. Pastilah, kita semua ingin menyegarkan dan disegarkan oleh orang-orang yang tidak menikah ini dan melihat mereka ”tetap hidup”. 20. Bagaimana perasaan Saudara tentang pergaulan dengan orangorang yang tidak menikah di sidang Saudara?
Langkah-langkah praktis apa lagi yang mungkin Saudara buat untuk menyegarkan, dan disegarkan oleh, beberapa saudara atau saudari yang tidak menikah?
PASAL SEMBILAN
JANGAN ”MENCARI PERKARA-PERKARA BESAR BAGI DIRIMU SENDIRI” BARUKH, sang penulis setia bagi Yeremia, telah menjadi letih. Saat itu adalah tahun keempat pemerintahan Raja Yehoyakim yang jahat, atau sekitar tahun 625 SM. Yeremia meminta Barukh menulis dalam sebuah gulungan buku semua kata yang telah Yehuwa ucapkan melalui sang nabi tentang Yerusalem dan Yehuda, berbagai perkataan yang diucapkan selama lebih dari 23 tahun karier Yeremia hingga saat itu. (Yer. 25: 1-3; 36:1, 2) Barukh tidak membacakan isi gulungan itu kepada orang-orang Yahudi saat itu juga. Ia akan melakukannya pada tahun berikutnya. (Yer. 36:9, 10) Tetapi, ada sesuatu yang membuat Barukh tertekan. 2 ”Celaka bagiku sekarang,” erang Barukh, ”sebab Yehuwa telah menambahkan kepedihan pada rasa sakitku! Aku telah letih karena keluh kesahku.” Kemungkinan besar, Saudara pernah mengeluh karena letih, entah dengan bersuara atau sekadar dalam hati. Tidak soal bagaimana Barukh mengeluh, Yehuwa mendengarkan. Sang Pemeriksa hati tahu apa yang menyebabkan Barukh merasa susah, dan melalui Yeremia, Allah dengan baik hati mengoreksi Barukh. (Baca Yeremia 45: 1-5.) Namun, Saudara mungkin bertanya-tanya, mengapa Barukh merasa begitu letih. Apakah karena tugas yang ia terima atau mungkin karena situasi yang mempersulit dia melaksanakannya? Bukan, tetapi karena perasaan yang meluap dari hatinya. Kita tahu, Barukh ”mencari perkara-perkara besar”. 1, 2. (a) Pada tahun keempat pemerintahan Yehoyakim, problem apa yang Barukh hadapi? (b) Bagaimana Yehuwa membantu Barukh? 103
104
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Apa sajakah itu? Apa yang Yehuwa janjikan jika ia menerima nasihat dan arahan Allah? Dan, apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman Barukh? APA SAJAKAH ”PERKARA-PERKARA BESAR” ITU? 3
Barukh pasti tahu apa ”perkara-perkara besar” itu. Sang penulis menyadari bahwa ’mata Allah tertuju pada jalanjalan manusia, dan semua langkahnya Ia lihat’. (Ayb. 34:21) Barukh merasa bahwa ia ”tidak menemukan tempat peristirahatan” selagi ia menuliskan ucapan-ucapan nubuat Yeremia, bukan karena tugas itu sendiri. Yang menjadi persoalan adalah pandangannya sendiri tentang apa yang besar—yang ada di hatinya. Karena sibuk mencari ”perkara-perkara besar” bagi dirinya, Barukh tidak dapat lagi melihat hal-hal yang lebih penting, yakni yang berkaitan dengan melakukan kehendak ilahi. (Flp. 1:10) Terjemahan Dunia Baru memunculkan nuansa kata kerjanya dan menerjemahkannya menjadi ”terus mencari”. Jadi, itu bukan pikiran yang sementara, yang sekadar lewat. Barukh sudah terus mencari ”perkara-perkara besar” saat Yehuwa memperingatkan dia untuk berhenti. Meskipun sang sekretaris yang setia itu sudah ambil bagian dalam melakukan kehendak Allah, pada saat yang sama, ia mendambakan ”perkara-perkara besar” bagi dirinya sendiri. 4 Sehubungan dengan apa yang Barukh khawatirkan, salah satu kemungkinannya terkait dengan ketenaran dan gengsi. Meskipun Barukh melayani sebagai seorang penulis bagi Yeremia, ia mungkin bukanlah sekretaris pribadi baginya. Di Yeremia 36:32, Barukh disebut sebagai ”sekretaris itu”. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa ia memiliki kedudukan sebagai pejabat tinggi kerajaan. Sesungguhnya, titel yang sama digunakan bagi ”Elisyama, sekretaris itu”, yang disebutkan dalam jajaran para pembesar Yehuda. Ini menyiratkan bahwa Barukh juga dapat masuk ke ”ruang makan sekretaris” di 3. Apa akar masalah kerohanian Barukh? 4, 5. Mengapa ”perkara-perkara besar” Barukh mungkin terkait dengan ketenaran dan gengsi, dan mengapa peringatan Yehuwa cocok?
Jangan ”Mencari Perkara-Perkara Besar bagi Dirimu Sendiri”
105
”istana raja” sebagai rekan sejawat Elisyama. (Yer. 36:11, 12, 14) Maka, Barukh pastilah seorang pejabat terpelajar dalam rumah tangga kerajaan. Saudaranya, Seraya, menjabat kepala perlengkapan Raja Zedekia dan menyertai sang raja pada misi penting ke Babilon. (Baca Yeremia 51:59.) Sebagai kepala perlengkapan, Seraya kemungkinan besar bertanggung jawab atas persediaan dan pemondokan bagi sang raja dalam perjalanan; ya, suatu kedudukan yang tinggi. 5 Saudara dapat memahami bahwa seseorang yang terbiasa menjabat kedudukan tinggi bisa menjadi letih dan susah hati karena mencatat berita-berita penghukuman, satu demi satu, terhadap Yehuda. Sesungguhnya, dengan mendukung nabi Allah, Barukh mengambil risiko kehilangan kedudukan dan kariernya. Dan, pikirkan konsekuensinya jika Yehuwa meruntuhkan apa yang telah Ia bangun, sebagaimana kita baca di Yeremia 45:4. ”Perkara-perkara besar” yang Barukh pikirkan —entah itu memperoleh kehormatan tambahan dalam istana raja atau kemakmuran materi—dapat terbukti sia-sia. Jika Barukh mencari kedudukan yang aman dalam sistem Yahudi kala itu yang pasti akan dihancurkan, sungguh beralasan apabila Allah mencegah dia dari kecenderungan itu. 6 Di pihak lain, ”perkara-perkara besar” bagi Barukh mungkin mencakup kemakmuran materi. Bangsa-bangsa di sekitar Yehuda sangat mengandalkan kekayaan dan kemakmuran. Moab percaya akan ’hasil karyanya dan hartanya’. Ammon juga demikian. Dan, Yehuwa menyuruh Yeremia menggambarkan Babilon ’berlimpah dengan harta’. (Yer. 48:1, 7; 49: 1, 4; 51:1, 13) Namun faktanya, Allah mengutuk bangsa-bangsa itu. 7 Maka, jika Barukh mencari harta dan kekayaan, Saudara dapat memahami mengapa Yehuwa melarangkan hal itu. Sewaktu Allah ’mengulurkan tangan-Nya melawan’ orang Yahudi, rumah dan ladang mereka akan diserahkan ke tangan 6, 7. Jika ”perkara-perkara besar” bagi Barukh berpusat pada harta materi, persamaan apa saja yang mungkin terdapat pada zaman kita?
106
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
musuh mereka. (Yer. 6:12; 20:5) Bayangkan Saudara hidup sezaman dengan Barukh di Yerusalem. Kebanyakan rekan senegeri Saudara—termasuk para pembesar, imam, dan sang raja sendiri—merasa bahwa mereka harus berperang melawan orang Babilon yang datang menyerbu. Namun, Saudara mendengar pesan Yeremia, ”Layani raja Babilon dan tetaplah hidup.” (Yer. 27:12, 17) Jika memiliki banyak harta di kota, apakah Saudara akan lebih mudah menaati pengarahan ilahi itu? Apakah perasaan Saudara terhadap harta telah membuat Saudara cenderung mengindahkan peringatan Yeremia atau mengikuti haluan mayoritas? Pada kenyataannya, semua barang bernilai di Yehuda dan Yerusalem, termasuk yang di bait, dijarah dan dibawa ke Babilon. Jadi, berupaya mencari keuntungan materi tidak akan ada gunanya. (Yer. 27:21, 22) Dalam hal ini, apakah ada hikmahnya? Bagaimana Yehuwa dengan baik hati mengoreksi kecenderungan Barukh untuk mencari ”perkara-perkara besar”? Mengapa Saudara merasa bahwa menerima koreksi dari Allah adalah tindakan bijaksana?
”AKU AKAN MEMBERIKAN JIWAMU SEBAGAI JARAHAN” 8 Sekarang pertimbangkan aspek ini: Apa yang akan Barukh terima karena menaati instruksi Allah? Jiwanya! Itu dijamin ”sebagai jarahan” baginya. (Baca Yeremia 45:5.) Relatif sedikit orang yang diluputkan. Siapa? Orang-orang yang mematuhi pengarahan ilahi untuk membelot, atau menyerah, kepada orang Khaldea. (Yer. 21:9; 38:2) Beberapa orang mungkin bertanya, ’Itu sajakah yang diberikan sebagai upah ketaatan mereka?’ 9 Bayangkan situasi Yerusalem selama pengepungan oleh Babilon. Yerusalem perlahan-lahan diselar oleh panasnya
8, 9. Menurut Saudara, mengapa fakta bahwa Barukh menerima jiwanya sebagai jarahan penting diperhatikan?
pengepungan itu. Sebagai kontras, Sodom boleh dibilang digulingkan dalam sekejap. Maka, kehancuran Sodom dapat dikatakan lebih mudah ditanggung. (Rat. 4:6) Barukh mencatat nubuat bahwa penduduk Yerusalem akan mati oleh pedang, kelaparan, dan wabah penyakit. Pada waktu itu, ia pasti melihat hal itu digenapi. Persediaan makanan di Yerusalem habis. Betapa mengejutkan untuk berada di sebuah kota dan melihat para ibu di situ, yang sifat alaminya ”beriba hati”, merebus dan memakan anaknya sendiri! (Rat. 2: 20; 4:10; Yer. 19:9) Namun, Barukh luput. Ya, di tengah-tengah gejolak seperti itu, nyawa adalah jarahan, bagaikan upah bagi si pemenang pertempuran. Jelaslah, Barukh pasti telah menerima dan mengikuti nasihat ilahi untuk tidak mencari ”perkara-perkara besar”. Ia telah memenangi perkenan Yehuwa, dan keselamatannya merupakan bukti.—Yer. 43:5-7.
108
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
APAKAH SAUDARA AKAN MENCARI ”PERKARA-PERKARA BESAR”? 10 Meskipun Barukh sibuk melakukan kehendak Allah, untuk sementara waktu ia berjuang melawan hasrat untuk mendapatkan ”perkara-perkara besar”. Yehuwa memperingatkan dia akan bahayanya, dan ia diselamatkan dari bencana rohani dan dari kematian. Mungkinkah kita, seperti Barukh, tergoda dan dikuasai hasrat-hasrat yang tersimpan di lubuk hati kita, meskipun kita aktif melayani Yehuwa? 11 Bagi Barukh, membuat nama bagi dirinya sendiri mungkin suatu godaan besar. Dapatkah Saudara membayangkan dia bertanya-tanya, ’Apakah saya akan bisa mempertahankan pekerjaan saya sebagai ”sekretaris”? Mungkinkah saya bisa meraih jabatan yang bahkan lebih tinggi?’ Sekarang, bagaimana dengan kita? Tanyai diri sendiri, ’Apakah saya memiliki ”ambisi”, mungkin yang aman tersembunyi di dalam hati saya, untuk meraih sukses dalam karier dunia sekarang atau di kemudian hari?’ Beberapa orang muda Kristen mungkin merenungkan, ’Apakah prospek mendapatkan gengsi dan keamanan finansial melalui prestasi akademis bisa jadi memikat saya untuk mencari ”perkara-perkara besar” bagi saya sendiri?’ 12 Seorang saudara yang sekarang melayani di kantor pusat berusia 15 tahun sewaktu ia ditawari beasiswa universitas. Guru-gurunya kecewa karena ia tidak menerima tawaran itu, dan lebih memilih karier sebagai perintis. Namun, dia tetap memiliki kecintaan untuk belajar. Ia menjadi utusan injil di sebuah pulau terpencil. Di sana, ia harus belajar sebuah bahasa yang digunakan oleh sekitar 10.000 orang. Tidak ada kamus dalam bahasa itu, jadi ia menyusun sebuah daftar kata sendiri. Akhirnya, ia menguasai bahasa itu dan ditugaskan untuk menerjemahkan beberapa publikasi Kristen kita.
10, 11. Bagaimana kisah Barukh ada kaitannya dengan zaman kita dan dengan kita secara pribadi? 12. Bagaimana seorang saudara mencari perkara-perkara besar untuk Yehuwa, dan apa pendapat Saudara tentang pilihannya?
Jangan ”Mencari Perkara-Perkara Besar bagi Dirimu Sendiri”
109
Belakangan, daftar katanya itu digunakan sebagai dasar bagi kamus pertama dalam bahasa itu. Ia pernah mengatakan kepada hadirin kebaktian distrik, ”Seandainya saya menerima pendidikan universitas itu, karya akademis apa pun yang saya hasilkan hanya untuk kemuliaan saya sendiri. Kenyataannya sekarang, saya tidak memiliki kualifikasi sekuler apa pun. Jadi, saya tidak mendapatkan pengakuan atas apa yang telah saya lakukan. Semua pujian ditujukan kepada Yehuwa.” (Ams. 25:27) Apa pendapat Saudara mengenai pilihannya sewaktu ia berusia 15 tahun itu? Selama bertahun-tahun, ia telah menikmati banyak hak istimewa dalam organisasi Allah. Bagaimana Saudara sendiri ingin menggunakan bakat? Ketimbang mencari kemuliaan bagi diri sendiri, apakah Saudara bertekad untuk menggunakannya demi kepujian Yehuwa? 13 Ada bahaya lain: mencari ”perkara-perkara besar” untuk atau melalui orang-orang yang kita kasihi dan yang bisa kita pengaruhi. Saudara bisa jadi pernah melihat orang tua non-Saksi yang memanuver situasi agar anak mereka lebih sukses daripada mereka sendiri atau menjadi orang yang bisa mereka bangga-banggakan. Mungkin Saudara pernah mendengar komentar-komentar seperti ini, ”Saya tidak mau anak saya banting tulang seperti saya dulu” atau ”Saya ingin anak saya kuliah di universitas supaya hidupnya tidak susah.” Para orang tua Kristen bisa saja memiliki perasaan serupa. Taruhlah, seseorang berucap, ’Saya tidak mencari perkara-perkara besar untuk diri saya sendiri.’ Tetapi, mungkinkah ia melakukannya melalui orang lain, misalnya putra atau putrinya? Seperti Barukh yang mungkin tergoda untuk mencari ketenaran melalui jabatan atau kariernya, ada orang tua yang mungkin dalam hatinya mencari perkara besar melalui prestasi anak-anaknya. Namun, tidakkah sang ”pemeriksa hati” mengetahui hal ini, seperti dalam hal Barukh? (Ams. 17:3) 13. Mengapa ada orang tua yang mesti merenungkan tantangan yang dihadapi Barukh?
110
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Tidakkah kita seharusnya meminta Allah untuk memeriksa pikiran-pikiran kita yang terdalam, seperti halnya Daud? (Baca Mazmur 26:2; Yeremia 17:9, 10.) Yehuwa mungkin menggunakan beragam sarana, seperti pembahasan tentang Barukh ini, untuk membuat kita waspada akan bahayanya mencari ”perkara-perkara besar”. Apa salah satu cara Barukh untuk mencari ”perkara-perkara besar”? Pelajaran apa yang Saudara peroleh dalam hal ini?
PERANGKAP ”BARANG-BARANG BERNILAI” Perhatikan kemungkinan bahwa ”perkara-perkara besar” yang Barukh cari adalah kekayaan materi. Sebagaimana diperlihatkan sebelumnya, seandainya Barukh sangat terikat pada harta dan propertinya di Yehuda, boleh jadi sulit baginya menaati perintah ilahi untuk menyerah kepada orang Khaldea. Kemungkinan besar, Saudara melihat bahwa orang kaya sering mengandalkan ”barang-barang bernilai” miliknya, tetapi Alkitab meneguhkan bahwa perlindungan oleh hal-hal semacam itu hanya ada ”dalam angan-angannya”. (Ams. 18:11) Semua hamba Yehuwa perlu mengingatkan diri sendiri tentang pandangan yang seimbang terhadap harta materi sebagaimana yang diungkapkan dalam Firman-Nya. (Baca Amsal 11:4.) Namun, ada yang mungkin berpikir, ’Tidak ada salahnya menikmati sedikit saja tawaran dunia ini.’ 15 Keterikatan pada harta bisa membuat seorang Kristen mendambakan hal-hal yang merupakan bagian dari sistem yang sedang berlalu ini. Tidak demikian halnya dengan Yeremia dan Barukh. Belakangan, Yesus memberikan sebuah peringatan kepada orang-orang yang hidup ”sewaktu Putra manusia disingkapkan”. Yesus mengatakan kepada mereka, ”Ingat istri Lot.” Sebenarnya, orang Kristen juga perlu didesak, ’Ingat Yeremia dan Barukh.’ (Luk. 17:30-33) Jika kita 14
14, 15. Bagaimana kekayaan bisa menjadi ”perkara-perkara besar” bagi kita?
memupuk keterikatan yang kuat pada hal-hal materi, bisa sulit bagi kita untuk menerapkan kata-kata Yesus. Tetapi, jangan lupa—Barukh mengindahkan peringatan Allah dan sebagai hasilnya ia tetap hidup. 16 Perhatikan situasi saudara-saudara di Romania selama rezim Komunis. Saat menyerbu rumah-rumah Saksi, para agen pemerintah kadang-kadang menyita harta pribadi, terutama yang bisa mereka jual. (Rat. 5:2) Banyak saudara dan saudari di bawah rezim itu bersedia kehilangan harta milik mereka. Beberapa harus meninggalkan harta dan properti sewaktu mereka dipindahkan; namun, mereka tetap berintegritas kepada Yehuwa. Jika mengalami ujian demikian, apakah Saudara akan membiarkan keterikatan pada hal-hal materi menghalangi Saudara untuk mempertahankan loyalitas kepada Allah? —2 Tim. 3:11. 17 Patut diperhatikan bahwa Yeremia dan Barukh menerima dukungan dari orang-orang yang sezaman dengan mereka. Zefanya bernubuat selama masa pemerintahan Yosia, sewaktu Yeremia melayani sebagai nabi. Kira-kira, apa yang Yeremia pikirkan tentang kata-kata di Zefanya 1:18? (Baca.) Dan, Saudara pasti bisa membayangkan Yeremia menceritakan pemahaman terilham itu kepada Barukh. Orang lain yang sezaman adalah 16. Ceritakan sebuah situasi yang menggambarkan bagaimana hamba-hamba Allah berpandangan seimbang terhadap hal-hal materi. 17. Bagaimana beberapa orang yang sezaman dengan Yeremia dan Barukh telah menjadi bantuan bagi mereka?
112
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Yehezkiel, yang ditawan ke Babilon pada tahun 617 SM. Sebagian dari kegiatan dan beritanya berkaitan langsung dengan orang Yahudi yang berada di kampung halaman mereka, maka kemungkinan besar Yeremia tahu apa yang Yehezkiel katakan dan lakukan, begitu pula sebaliknya. Hal itu mencakup kata-kata yang dicatat di Yehezkiel 7:19. (Baca.) Sebagaimana Yeremia dan Barukh bisa mendapat manfaat dari kata-kata terilham itu, begitu pula kita. Orang-orang akan berseru kepada allah-allah mereka untuk menyelamatkan mereka pada hari Yehuwa. Namun, allah-allah maupun harta mereka tidak akan menyelamatkan mereka.—Yer. 2:28. APAKAH SAUDARA AKAN MENERIMA ’JIWA SAUDARA SEBAGAI JARAHAN’? 18 Kita perlu ingat bahwa apa yang Yehuwa janjikan sebagai jarahan adalah ”jiwa” kita. Meskipun segelintir hamba-Nya binasa dalam penganiayaan yang mungkin datang selama ”kesengsaraan besar” sewaktu tanduk-tanduk politik binatang buas berbalik menyerang agama, orang-orang yang setia itu tidak akan benar-benar dikalahkan. ”Jiwa” mereka dijamin untuk hidup lagi dan menikmati ”kehidupan yang sebenarnya” di dunia baru. (Pny. 7:14, 15; 1 Tim. 6:19) Namun, kita bisa yakin bahwa kebanyakan hamba Allah yang pada waktu itu terbukti setia akan selamat melewati kesengsaraan besar. Saudara dapat yakin bahwa sewaktu Allah mendatangkan malapetaka terhadap bangsa-bangsa, tak seorang pun hamba-Nya yang setia akan berada di antara ”orang-orang yang dibunuh oleh Yehuwa”.—Yer. 25:32, 33. 19 Beberapa orang mungkin agak kecewa bahwa mereka akan selamat hanya dengan ”jiwa” mereka sebagai jarahan, tetapi sesungguhnya mereka tidak perlu merasa demikian. 18. ”Jiwa” siapa yang akan kita terima sebagai jarahan, dan bagaimana kita bisa melakukannya? 19. Mengapa dengan mempertimbangkan contoh Yeremia dan Barukh, tekad Saudara semakin diperkuat untuk tidak mencari ”perkara-perkara besar” bagi diri sendiri?
Jangan ”Mencari Perkara-Perkara Besar bagi Dirimu Sendiri”
113
Pilihlah apa yang benar-benar bernilai (Bandingkan halaman 46.)
Ingatlah bahwa sewaktu orang-orang Yerusalem sekarat akibat kelaparan, Yehuwa memelihara nyawa Yeremia. Caranya? Raja Zedekia menahan Yeremia di Halaman Penjara dan menyuruh agar ia diberi ”roti bundar dari jalan juru roti, sampai saat semua roti di kota habis”. (Yer. 37:21) Dan, Yeremia selamat! Yehuwa bisa menggunakan sarana apa pun yang Ia pilih untuk menopang umat-Nya. Tetapi yang pasti, Ia akan menopang umat-Nya, karena harapan mereka akan kehidupan abadi dijamin. Barukh selamat dari kehancuran Yerusalem dengan tidak ”mencari perkara-perkara besar”. Demikian pula, kita bisa berharap untuk selamat melewati Armagedon dan memuji Yehuwa dengan ”jiwa” kita sebagai jarahan yang bisa dinikmati selama-lamanya. Mengapa dewasa ini masuk akal jika kita tidak mencari ”perkara-perkara besar” tetapi berupaya memperoleh ”jiwa” kita sebagai jarahan?
PASAL SEPULUH
APAKAH SAUDARA SETIAP HARI BERTANYA, ”DI MANAKAH YEHUWA?” YEREMIA berderai air mata. Perasaannya terpengaruh oleh keadaan bangsanya waktu itu dan apa yang Allah ingin ia nubuatkan tentang hari depan mereka. Ia membayangkan, sekiranya kepalanya mata air dan matanya pancuran air, ia bisa terus menangis tanpa henti. Masuk akal jika Yeremia berpedih hati atas keadaan bangsa itu. (Yer. 9:1-3; baca Yeremia 8:20, 21.) Orang Yahudi terus menolak hukum Allah dan tidak menaati suara Yehuwa, sehingga malapetaka akan datang.—Yer. 6:19; 9:13. 2 Tetapi, bangsa Yehuda, yang suka mendengar para pemimpin agama mereka berulang-ulang mengatakan ’semuanya baik-baik saja’, tidak benar-benar berminat akan pikiran Yehuwa tentang tingkah laku mereka. (Yer. 5:31; 6:14) Mereka bagaikan pasien yang mencari dokter yang mengatakan hal-hal yang menyejukkan telinga tetapi mengabaikan gejala-gejala serius penyakit mereka. Seandainya Saudara sakit, tidakkah Saudara ingin mendapat diagnosis yang tepat supaya bisa menerima pengobatan sebelum penyakitnya parah? Orang Yahudi pada zaman Yeremia seharusnya mencari penilaian yang terus terang tentang kondisi rohani mereka. Mereka harus bertanya, ”Di manakah Yehuwa?”—Yer. 2:6, 8. 3 Dengan bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” orang Yahudi 1, 2. (a) Bagaimana keadaan orang Yahudi pada zaman Yeremia? (b) Bagaimana orang-orang Yehuda sepatutnya menanggapi keadaan mereka? 3. (a) Bagaimana orang Yahudi seharusnya dapat menjawab pertanyaan ”Di manakah Yehuwa?” (b) Apa salah satu cara bagi orang Yahudi untuk mencari Yehuwa? 114
Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?”
115
bermaksud mencari bimbingan Allah sewaktu harus membuat keputusan, besar maupun kecil. Orang Yahudi pada zaman itu tidak melakukannya. Namun, setelah Yerusalem dihancurkan dan mereka pulang dari Babilon, mereka harus ’mencari Yehuwa’. Dengan demikian, mereka akan dapat menemukan Dia dan mengetahui jalan-jalan-Nya. (Baca Yeremia 29:13, 14.) Bagaimana mereka dapat melakukan hal itu? Salah satu caranya adalah dengan menghampiri Allah dalam doa yang tulus, memohon pengarahan-Nya. Itulah sikap Raja Daud. Ia memohon kepada Allah, ”Beri tahukanlah jalan-jalanmu kepadaku, oh, Yehuwa; ajarlah aku jalan-jalanmu.” (Mz. 25:4) Perhatikan undangan yang diulurkan oleh Pendengar doa melalui Yeremia pada tahun kesepuluh pemerintahan Raja Zedekia. ”Berserulah kepadaku, dan aku akan menjawab engkau dan siap memberi tahu engkau perkara-perkara yang besar dan yang tidak terpahami, yang tidak kauketahui.” (Yer. 33:3) Jika raja dan bangsa yang membelot itu berseru kepada Allah, Ia dapat menyingkapkan kepada mereka hal-hal yang ”tidak terpahami”, kehancuran Yerusalem dan pemulihannya setelah 70 tahun. 4 Cara lain orang Yahudi dapat mencari Yehuwa adalah dengan menelusuri kembali sejarah dan memerhatikan bagaimana Ia berurusan dengan umat-Nya. Dengan demikian, mereka dapat mengingat apa yang telah membuat Allah berkenan dan apa yang telah membuat-Nya murka. Mereka memiliki tulisan-tulisan Musa serta sejumlah catatan sejarah yang terilham dan juga riwayat para raja Israel dan Yehuda. Dengan merenungkan semuanya itu dan mendengarkan nabi-nabi Allah yang sejati, orang Yahudi pada zaman Yeremia seharusnya dapat mengerti jawaban atas pertanyaan ”Di manakah Yehuwa?” 5 Cara ketiga orang Yahudi dapat mencari Yehuwa adalah dengan belajar dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. Memang, mereka tidak mesti belajar melalui uji coba, tetapi mereka bisa menarik faedah jika merenungkan 4, 5. Dengan cara-cara lain apa umat Allah dapat mencari Yehuwa?
116
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
apa yang mereka sendiri telah lakukan dan bagaimana Yehuwa memandang cara mereka bertingkah laku di masa lampau. Seandainya mereka memerhatikan, mereka seharusnya bisa memahami bagaimana Yehuwa memandang tingkah laku mereka.—Ams. 17:10. 6 Sekarang, mari kita pindah ke zaman kita. Apakah Saudara selalu bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” sewaktu Saudara sedang membuat keputusan dan memilih haluan hidup Saudara? Ada yang merasa belum melakukan hal ini sebagaimana semestinya. Jika demikian halnya bagi Saudara, jangan berkecil hati. Bahkan, sang patriark Ayub yang setia masih harus berjuang dalam hal ini. Sewaktu ia di bawah tekanan, ia hanya berpikir tentang dirinya. Elihu harus mengingatkan dia tentang kecenderungan umum manusia, ”Tidak seorang pun mengatakan, ’Di manakah Allah, Pembuatku yang Agung?’ ” (Ayb. 35:10) Elihu menganjurkan Ayub, ”Perhatikanlah karya Allah yang menakjubkan.” (Ayb. 37:14) Ayub perlu mengamati perbuatan Yehuwa yang luar biasa dalam ciptaan di sekitarnya dan dalam cara Allah berurusan dengan manusia. Melalui pengalamannya sendiri, Ayub mulai memahami jalan-jalan Yehuwa. Setelah ia bertekun menghadapi pencobaan yang hebat dan melihat bagaimana Yehuwa menanganinya, Ayub berkata, ”Aku berbicara, tetapi aku tidak 6. Anjuran apa yang Saudara peroleh dari teladan Ayub?
Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?”
117
mengerti perkara yang terlalu luar biasa bagiku, yang tidak aku ketahui. Dari kabar angin aku mendengar tentang engkau, tetapi sekarang mataku sendiri melihat engkau.”—Ayb. 42:3, 5. 7 Sehubungan dengan Yeremia sendiri, sang nabi terus mencari Yehuwa dan dapat menemukan Dia. Tidak seperti orang-orang sebangsanya, selama puluhan tahun masa pelayanannya yang setia, Yeremia terus bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” Selanjutnya dalam pasal ini, kita akan melihat dari teladan Yeremia bagaimana kita dapat mencari Yehuwa dan menemukan Dia melalui doa, pelajaran, dan pengalaman pribadi.—1 Taw. 28:9. 7. Sebagaimana yang dilukiskan di halaman 116, apa yang akan kita bahas selanjutnya?
Apa artinya bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” Dengan cara apa saja orang Yahudi pada zaman Yeremia semestinya dapat mengajukan pertanyaan itu?
YEREMIA BERPALING KEPADA YEHUWA DALAM DOA Selama bertahun-tahun melayani sebagai juru bicara Allah kepada bangsa Yehuda, Yeremia mencari Yehuwa melalui doadoa yang sepenuh hati. Ia berpaling kepada Allah untuk meminta dukungan ketika ia harus mengumumkan berita-berita yang tidak disukai, ketika ia merasa bahwa ia sudah tidak sanggup lagi, dan ketika ia ingin tahu mengapa peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Allah menjawabnya dan memberikan pengarahan tentang bagaimana ia dapat meneruskan pelayanannya. Perhatikan beberapa contoh. 9 Suatu waktu ketika Yeremia harus mengumumkan berita penghukuman, ia merasa setiap orang mencaci dia. Maka, sang nabi berseru kepada Allah agar mengingat dia. Perhatikan 8
8. Di bawah keadaan apa saja Yeremia menghampiri Allah dalam doa? 9. (a) Bagaimana Yeremia menyatakan perasaannya di Yeremia 15: 15, 16, dan bagaimana Yehuwa menanggapinya? (b) Mengapa penting untuk mengungkapkan perasaan Saudara dalam doa?
118
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
bahwa dalam doanya, yang dicatat di Yeremia 15:15, 16, ia memberi tahu bagaimana perasaannya tentang jawaban dari Allah. (Baca.) Yeremia mengungkapkan perasaannya yang tertekan. Namun, sewaktu ia menemukan firman Allah dan seakan-akan memakannya, hatinya pun bersukacita! Yehuwa membantunya untuk menghargai hak istimewa menyandang nama ilahi dan mengumumkan berita ilahi. Yeremia dapat dengan jelas melihat di mana Yehuwa dalam hal ini. Apa pelajarannya bagi kita? 10 Pada peristiwa lain, setelah imam Pasyur putra Imer memukulnya, Yeremia mengatakan bahwa ia tidak akan berbicara lagi atas nama Yehuwa. Bagaimana Yehuwa menanggapi ungkapan doa Yeremia? (Baca Yeremia 20:8, 9.) Alkitab tidak mengatakan bahwa Allah menanggapinya dengan berbicara kepada Yeremia dari surga. Namun, firman Allah menjadi seperti kobaran api yang terkurung dalam tulang-tulangnya, sehingga mau tidak mau ia harus memberitakannya. Ya, dengan terus terang menyatakan diri di hadapan Allah dan membiarkan dirinya digerakkan oleh apa yang dia tahu tentang kehendak-Nya, Yeremia termotivasi untuk terus melaksanakan apa yang Allah ingin ia lakukan. 11 Yeremia mengajukan pertanyaan karena ia kesal sewaktu mengamati keberhasilan orang fasik. (Baca Yeremia 12:1, 3.) Sekalipun ia sama sekali tidak mempertanyakan keadilbenaran Yehuwa, sang nabi meminta tanggapan atas ”keluhannya”. Keterusterangannya menunjukkan dengan jelas bahwa ia mempunyai hubungan yang akrab dengan Allah, bagaikan seorang anak dengan ayahnya yang dikasihi. Hanya saja, Yeremia tidak mengerti mengapa banyak orang Yahudi hidup sejahtera padahal mereka fasik. Apakah Yeremia mendapat jawaban 10. Bagaimana Allah menanggapi sewaktu sang nabi berkata bahwa ia tidak mau lagi berbicara atas nama Yehuwa? 11, 12. Bagaimana Yeremia menerima jawaban atas pertanyaannya tentang keberhasilan orang fasik?
Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?”
119
yang memuaskan? Yehuwa meyakinkan dia bahwa Ia akan mencabut orang fasik. (Yer. 12:14) Setelah Yeremia melihat hasil doa-doanya kepada Allah, keyakinannya akan keadilan ilahi pastilah diperdalam. Alhasil, tentu Yeremia lebih sering lagi berpaling kepada Allah dalam doa, mengungkapkan perasaan kepada Bapaknya. 12 Menjelang akhir masa pemerintahan Zedekia, ketika orang Babilon mengepung kota Yerusalem, Yeremia menyebut Yehuwa sebagai pribadi ”yang matanya terbuka melihat semua jalan putra-putra manusia, untuk memberikan kepada masing-masing sesuai dengan jalannya dan buah perbuatannya”. (Yer. 32:19) Yeremia dapat melihat di mana Yehuwa dalam hal keadilan, bahwa Allah benar-benar memerhatikan apa yang dilakukan setiap orang dan mendengar doa hamba-hamba-Nya yang sungguh-sungguh. Dengan demikian, mereka dapat melihat semakin banyak bukti bahwa Ia memberikan kepada ”masing-masing sesuai dengan jalannya dan buah perbuatannya”. 13 Mungkin kita merasa bahwa kita sama sekali tidak meragukan keadilan Allah dan hikmat-Nya untuk melaksanakan kehendak-Nya sekarang maupun di masa depan. Sekalipun demikian, kita dapat memperoleh manfaat dengan merenungkan apa yang dialami Yeremia dan dengan menyatakan perasaan hati kita dalam doa-doa kita. Jika kita menyatakan diri dengan cara demikian, keyakinan kita akan Yehuwa dapat diperkuat, bahwa kehendak-Nya pasti akan terlaksana. Bahkan, jika kita tidak sepenuhnya memahami perkembangan peristiwa dewasa ini, atau mengapa kehendak Allah berjalan dengan kecepatan tertentu, kita dapat menyatakan dalam doa kepada-Nya keyakinan kita bahwa Ia sepenuhnya memegang kendali. Kehendak-Nya akan terjadi dengan cara dan kecepatan yang paling tepat menurut Dia. Hal ini dijamin; tidak ada alasan bagi kita untuk meragukannya. Kita akan terus bertanya, 13. Mengapa Saudara yakin akan hasil akhir kehendak Allah?
120
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
”Di manakah Yehuwa?” dalam arti bahwa kita akan berdoa dan berupaya memahami kehendak-Nya dan untuk melihat hasil akhirnya.—Ayb. 36:5-7, 26. Jaminan apa yang Saudara peroleh dari pengalaman Yeremia dalam mencari Yehuwa melalui doa?
YEREMIA MEMBERI MAKAN HATINYA DENGAN PENGETAHUAN 14 Sehubungan dengan pertanyaan ”Di manakah Yehuwa?” Yeremia sadar betul akan perlunya ’pengetahuan tentang Yehuwa’. (Yer. 9:24) Pastilah ia telah mempelajari sejarah umat Allah seraya menyusun buku-buku yang dikenal sebagai 1 dan 2 Raja-Raja. Ia menyebutkan ”buku catatan peristiwa berkenaan dengan Salomo”, ”buku catatan peristiwa pada masa raja-raja Israel”,” dan ”buku catatan peristiwa pada masa raja-raja Yehuda”. (1 Raj. 11:41; 14:19; 15:7) Maka, ia mengerti bagaimana Yehuwa menangani berbagai situasi. Yeremia dapat melihat apa yang menyenangkan Yehuwa dan bagaimana Ia memandang keputusan orang-orang. Ia juga dapat merujuk ke tulisan-tulisan terilham pada waktu itu, antara lain tulisan Musa, Yosua, Samuel, Daud, dan Salomo. Tidak diragukan, ia punya pengetahuan tentang nabi-nabi sebelum dia dan juga yang sezaman dengannya. Bagaimana pelajaran pribadi Yeremia memberinya manfaat? 15 Yeremia mencatat kisah tentang Izebel, istri Raja Ahab yang fasik dari Samaria. Catatannya mencakup pernyataan Elia bahwa anjing-anjing akan memakan Izebel di tanah Yizreel. (1 Raj. 21:23) Dan, selaras dengan catatan Yeremia, Saudara tahu bahwa kira-kira 14 tahun kemudian, Izebel dicampakkan ke luar jendela, diinjak-injak kuda Yehu, dan dimakan anjing-anjing. (2 Raj. 9:31-37) Karena Yeremia meriset nubuat Elia dan penggenapannya, bahkan hingga perinciannya, pastilah imannya akan firman Allah dikuatkan. Ya, di balik ketekunannya sebagai nabi terdapat 14. Bagaimana kita tahu bahwa Yeremia meriset sejarah umat Allah? 15. Manfaat apa yang mungkin Yeremia peroleh dari risetnya tentang nubuat Elia?
Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?”
121
iman yang telah dibangunnya dengan mempelajari kegiatankegiatan Yehuwa di masa lampau. 16 Mari kita lihat contoh lain. Menurut Saudara, apa yang membuat Yeremia sanggup—meski dianiaya—untuk terus memberikan peringatan kepada raja-raja fasik seperti Yehoyakim dan Zedekia? Alasan utamanya adalah bahwa Yehuwa menjadikan Yeremia seperti ”kota berbenteng dan pilar besi dan tembok-tembok tembaga” bagi raja-raja Yehuda. (Yer. 1:18, 19) Namun, kita hendaknya tidak mengabaikan fakta bahwa Yeremia telah melakukan riset yang saksama tentang pemerintahan raja-raja sebelumnya di Yehuda dan Israel. Ia telah membuat catatan tentang fakta bahwa Manasye telah mendirikan ”mezbah-mezbah untuk seluruh bala tentara langit di dua halaman rumah Yehuwa”, telah mengorbankan putranya sendiri dalam api, dan telah menumpahkan banyak sekali darah yang tidak bersalah. (2 Raj. 21:1-7, 16; baca Yeremia 15:4.) Namun, Yeremia tentu mengetahui bahwa sewaktu Manasye merendahkan dirinya dan terus berdoa kepada Yehuwa, ”Ia membuka diri bagi permohonannya”, dan Yehuwa memulihkan kekuasaan sang raja.—Baca 2 Tawarikh 33:12, 13. 17 Dalam tulisannya, Yeremia tidak menyebutkan bahwa Yehuwa berbelaskasihan terhadap Manasye. Tetapi, Manasye wafat hanya sekitar 15 tahun sebelum Yeremia memulai kariernya sebagai nabi. Jadi, sang nabi pasti telah mendengar tentang apa yang terjadi sewaktu raja itu bertobat dari kefasikannya di masa lalu. Dengan meriset tentang tingkah laku bejat Manasye dan hasil akhirnya, Yeremia pasti melihat pentingnya mendesak rajaraja, seperti Zedekia, untuk mencari belas kasihan Yehuwa serta kebaikan hati-Nya yang penuh kasih. Bahkan raja yang terkenal keji karena penyembahan berhala dan penumpahan darah bisa bertobat dan diampuni. Seandainya Saudara berada dalam situasi Yeremia, apakah peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Manasye akan membesarkan hati Saudara, memberi Saudara alasan untuk bertekun selama pemerintahan raja-raja jahat yang lain? 16, 17. Menurut Saudara, mengapa Yeremia dapat bertekun dalam memperingatkan raja-raja fasik pada zamannya?
122
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
BELAJAR DARI PENGALAMAN Selama kariernya sebagai nabi, Yeremia pasti menarik pelajaran sewaktu melihat bagaimana orang-orang sezamannya bertindak dalam situasi-situasi tertentu. Salah satunya adalah nabi Uriya yang menubuatkan penghukuman atas Yerusalem dan Yehuda selama pemerintahan Yehoyakim. Namun, karena takut akan Raja Yehoyakim, Uriya melarikan diri ke Mesir. Setelah itu, sang raja mengutus orang untuk membawa Uriya kembali dari Mesir, dan kemudian menyuruh agar dia dibunuh. (Yer. 26: 20-23) Menurut Saudara, apakah Yeremia mengambil hikmah dari pengalaman Uriya? Fakta bahwa Yeremia terus memperingatkan orang Yahudi tentang malapetaka yang akan datang —bahkan melakukannya di wilayah bait—membuktikan bahwa ia pasti telah memetik hikmahnya. Yeremia terus menunjukkan keberanian, dan Yehuwa tidak meninggalkan dia. Tentu, Allah yang menggerakkan Ahikam, putra Syafan, untuk melindungi Yeremia yang berani agar tetap hidup.—Yer. 26:24. 19 Yeremia juga belajar dari pengalamannya sendiri sewaktu digunakan Yehuwa untuk memperingatkan umat-Nya. Pada tahun keempat pemerintahan Raja Yehoyakim, Yehuwa menyuruh Yeremia menulis semua perkataan yang telah Ia ucapkan sejak zaman Yosia sampai waktu itu. Apa alasan perintah ilahi ini? Tulisan ini bertujuan untuk menganjurkan orang-orang berbalik dari jalan mereka yang jahat agar diampuni. (Baca Yeremia 36: 1-3.) Yeremia, yang bangun pagi-pagi untuk memberitakan peringatan dari Allah, bahkan memohon kepada orang-orang agar berhenti melakukan perbuatan mereka yang memuakkan. (Yer. 44:4) Bukankah jelas bahwa Yeremia telah menyadari dari pengalamannya sendiri bahwa Allah mengutus nabi-nabi berdasarkan belas kasihan bagi umat-Nya? Dan, tidakkah hal itu akan menggugah keibaan hati Yeremia sendiri? (2 Taw. 36:15) Maka, Saudara 18
18. Bagaimana Yeremia belajar dari pengalaman Uriya, dan mengapa Saudara menjawab demikian? 19. Apa yang dapat dilihat Yeremia dari kegigihan Yehuwa mengutus nabi-nabi kepada umat-Nya?
dapat mengerti bahwa sewaktu Yeremia luput dari kehancuran Yerusalem, ia dapat berkata, ”Karena perbuatan kebaikan hati Yehuwa yang penuh kasih, kita tidak sampai pada kesudahan kita, sebab belas kasihannya tidak akan berakhir. Semuanya baru setiap pagi.”—Rat. 3:22, 23. Bagaimana Yeremia telah menarik pelajaran dengan meriset cara Allah bertindak di masa lampau dan dengan merenungkan pengalamannya maupun pengalaman orang lain? Apa hikmahnya bagi kita?
APAKAH SAUDARA SETIAP HARI BERTANYA, ”DI MANAKAH YEHUWA?” 20 Sewaktu harus membuat keputusan setiap hari, apakah Saudara memastikan untuk mencari tahu apa kehendak Allah, bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” (Yer. 2:6-8) Tidak seperti orang-orang Yahudi pada zamannya, Yeremia selalu memohon 20. Bagaimana Saudara dapat meniru Yeremia dalam mencari Yehuwa?
124
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
bantuan Yang Mahakuasa agar ia dapat melihat jalan mana yang patut ditempuhnya. Jelaslah, kita bertindak bijaksana jika kita masing-masing, sewaktu harus membuat keputusan, meniru Yeremia yang setiap hari mencari pandangan Yehuwa. 21 Keputusan yang kita buat tidak selalu harus berkaitan dengan masalah besar atau titik balik dalam kehidupan. Misalnya, bagaimana dengan keputusan untuk keluar berdinas pada hari yang telah Saudara rencanakan? Mungkin Saudara bangun pagi dan melihat langit mendung, yang kurang menyenangkan untuk berdinas. Daerah dinas yang ditugaskan untuk kesaksian dari rumah ke rumah mungkin sudah sering dikerjakan. Saudara mungkin ingat bahwa beberapa orang menolak dengan halus atau dengan kasar. Sepagi itu, dapatkah Saudara bertanya dalam doa, ”Di manakah Yehuwa?” Dengan melakukannya, bisa jadi Saudara teringat akan keindahan berita yang akan Saudara sampaikan dan lebih menyadari bahwa sudah menjadi kehendak Allah agar Saudara mengumumkan berita tersebut. Mungkin Saudara kemudian merasa bahwa firman Yehuwa menjadi sumber sukacita dan keriangan besar bagi Saudara, seperti halnya bagi Yeremia. (Yer. 15:16, 20) Jika belakangan selama dinas, Saudara bertemu dengan seseorang yang sangat kasar atau bahkan mengancam, Saudara dapat kembali menyatakan perasaan Saudara dalam doa kepada Allah. Apakah Saudara akan berbuat itu? Jangan lupa bahwa Ia dapat memberikan roh kudus agar Saudara bisa menanggapinya dengan sepatutnya, dan keinginan Saudara untuk berbicara tentang berita Allah akan mengalahkan perasaan negatif.—Luk. 12:11, 12. 22 Kita perlu menyadari bahwa ada doa yang bisa terhalang. (Baca Ratapan 3:44.) Yehuwa tidak mendengarkan doa orang-orang Yahudi yang suka memberontak karena mereka ’memalingkan telinga dari Yehuwa’ dan terus melakukan pelanggaran hukum. (Ams. 28:9) Pelajarannya tentu jelas bagi 21. Doa seperti apa yang dapat membantu Saudara dalam dinas, misalnya saat mendapat tanggapan yang kasar? 22. Mengapa ada doa-doa yang terhalang?
Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?”
125
Yeremia, sebagaimana bagi kita: Jika seseorang tidak bertindak selaras dengan doa-doanya, hal itu akan mengecewakan Allah dan, sebagai akibatnya, Ia bisa tidak mau lagi mendengar doadoanya. Pastilah, kita akan berupaya sebisa-bisanya untuk tidak mengecewakan Yehuwa. 23 Selain berdoa dengan tulus meminta bimbingan Yehuwa, kita perlu terus melakukan pelajaran pribadi, sebagai cara utama untuk mencari tahu kehendak Yehuwa. Dalam hal ini, kita lebih beruntung daripada Yeremia. Kita memiliki Alkitab yang lengkap. Seperti Yeremia, yang melakukan riset mendalam untuk menyusun catatan sejarahnya yang terilham, Saudara bisa menjelajahi halaman-halaman Firman Allah dan mencari bimbingan ilahi, bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” Dengan berupaya mempelajari kehendak-Nya, Saudara percaya kepada-Nya, dan Saudara ”pasti akan menjadi seperti pohon yang 23, 24. (a) Apa yang mutlak perlu saat kita mencari tahu kehendak Yehuwa? (b) Bagaimana Saudara dapat membuat pelajaran pribadi lebih bermanfaat?
126
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
ditanam dekat air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air”.—Baca Yeremia 17:5-8. 24 Seraya Saudara membaca dan merenungkan Tulisan-Tulisan Kudus, berupayalah mengamati apa yang Yehuwa ingin Saudara lakukan dalam berbagai situasi. Saudara dapat mencari prinsip-prinsip untuk diingat dan diterapkan dalam kehidupan Saudara. Sewaktu membaca catatan sejarah, perintah Allah, prinsip ilahi, dan perkataan bijaksana dalam Firman Allah, pikirkan bagaimana bagian-bagian tersebut semestinya memengaruhi keputusan sehari-hari Saudara. Sebagai tanggapan atas pertanyaan ”Di manakah Yehuwa?” Ia dapat menyingkapkan melalui Firman-Nya yang tertulis bagaimana caranya mengatasi berbagai tekanan yang mungkin Saudara hadapi. Ya, Saudara dapat melihat dalam Alkitab ’perkara-perkara yang tidak terpahami, yang tidak diketahui’ atau yang sebelumnya tidak dimengerti!—Yer. 33:3. 25 Selain itu, Saudara dapat memikirkan pengalaman Saudara sendiri maupun orang lain. Misalnya, Saudara melihat bahwa beberapa orang tidak lagi mengandalkan Yehuwa, seperti halnya Uriya. (2 Tim. 4:10) Saudara dapat belajar dari kelakuan mereka dan menghindari akhir yang membawa bencana sebagaimana yang mereka alami. Sering-seringlah mengingat kebaikan hati Yehuwa yang penuh kasih sewaktu berurusan dengan Saudara, dengan mencamkan bahwa Yeremia juga menghargai belas kasihan dan keibaan hati Allah. Tidak soal betapa parahnya situasi Saudara, jangan berpikir bahwa Yang Mahatinggi tidak memedulikan Saudara. Ia peduli, sebagaimana Ia peduli kepada Yeremia. 26 Seraya Saudara merenungkan cara Yehuwa berurusan dengan orang-orang dewasa ini, Saudara akan menyadari bahwa Ia menyediakan bimbingan setiap hari dengan berbagai cara. Aki, seorang saudari muda di Jepang, merasa tidak berharga sebagai seorang Kristen. Suatu hari, sewaktu berdinas dengan istri pengawas wilayah, Aki mengungkapkan perasaannya, 25, 26. Mengapa pengalaman dapat bermanfaat bagi kita?
Apakah Saudara Setiap Hari Bertanya, ”Di Manakah Yehuwa?”
127
”Saya merasa bahwa Yehuwa akan memuntahkan saya dari mulut-Nya, tetapi saya bertahan, sambil memohon agar Ia mau memberi saya sedikit waktu lagi.” Istri pengawas wilayah itu menatap matanya dan berkata, ”Saya tidak pernah mendapat kesan bahwa kamu orang Kristen suam-suam kuku!” Belakangan, Aki memikirkan kembali kata-kata yang menenteramkan hati itu. Sebenarnya, tidak ada bukti bahwa Yehuwa pernah menganggap dia suam-suam kuku. Setelah itu, Aki berdoa kepada Yehuwa, ”Utuslah saya ke mana pun Engkau kehendaki. Saya akan melakukan apa pun yang Engkau inginkan.” Tak lama setelah itu, ia pergi ke luar negeri dan bertemu dengan sebuah kelompok kecil berbahasa Jepang. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa berbicara bahasa Jepang dan dapat tinggal serta melayani bersama mereka. Kebetulan sekali Aki lahir di negeri itu, sehingga mudah baginya untuk pindah ke sana dan membantu. Tetapi, di mana ia akan tinggal? Seorang saudari yang anak perempuannya baru pindah menawarkan kamarnya. ”Semua kebutuhan saya satu per satu terpenuhi pada waktunya; Yehuwa membuka jalan bagi saya,” demikian kesimpulan Aki. 27 Banyak saudara-saudari dapat menceritakan bagaimana mereka secara pribadi merasakan bimbingan Allah, mungkin sewaktu mereka mengadakan pembacaan Alkitab atau pelajaran pribadi. Bisa jadi, Saudara juga punya beberapa pengalaman serupa. Hal itu tentu menguatkan ikatan kasih Saudara dengan Yehuwa dan menggerakkan Saudara untuk menghampiri Dia dalam doa bahkan dengan lebih sering dan lebih sungguh-sungguh lagi. Percayalah bahwa seraya kita setiap hari terus bertanya, ”Di manakah Yehuwa?” Ia akan menunjukkan jalan-Nya kepada kita.—Yes. 30:21. 27. Mengapa pertanyaan ”Di manakah Yehuwa?” hendaknya memotivasi Saudara?
Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan ”Di manakah Yehuwa?” Bagaimana kita bisa mencari bimbingan-Nya?
PASAL SEBELAS
’GEMBALA-GEMBALA YANG SESUAI DENGAN HATIKU’ HIROYASU, seorang anak kecil di Jepang, dibelikan dua ekor domba oleh ibunya, satu jantan dan satu betina. Ia merawat mereka, dan si domba betina melahirkan dua anak domba setahun, sehingga kawanan domba itu semakin besar. Pada saat ia berusia 12 tahun, dombanya sudah berjumlah 12 atau 13 ekor. ”Pada suatu pagi, selagi saya masih tidur,” kenangnya, ”saya mendengar mereka mengembik-embik. Saya tidak langsung keluar. Ketika akhirnya saya keluar, ada segerombolan anjing liar berlarian dari anak-anak domba saya, yang perutnya telah terkoyak menganga. Dengan panik, saya mencari-cari sang induk. Saya menemukannya, masih bernapas, dalam genangan darah. Hanya si domba jantan yang selamat. Hati saya pun hancur. Seharusnya saya cepat-cepat ke luar memeriksa kawanan sewaktu pertama kali saya mendengar mereka. Mereka tak berdaya melawan anjing-anjing itu.” 2 Pada zaman Alkitab, setiap orang tahu betul pekerjaan seorang gembala. Ia membimbing kawanannya ke padang rumput dan memastikan bahwa hewan peliharaannya itu mendapat cukup makanan. Ia juga melindungi mereka terhadap para pemangsa dan mencari domba-domba yang tersesat. (1 Sam. 17:3436) Sang gembala menuntun kawanannya untuk berbaring istirahat, tanpa gangguan. Ia juga membantu sang induk melahirkan anak-anaknya dan kemudian ia merawat mereka. Banyak penulis Alkitab, termasuk Yeremia, menggunakan metafora gembala untuk menggambarkan seorang pria yang bertanggung jawab 1, 2. (a) Apa yang bisa terjadi jika kawanan domba tidak dilindungi? (b) Apa saja pekerjaan seorang gembala di zaman Alkitab? 128
’Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’
129
mengurus orang-orang, entah sebagai penguasa mereka atau sebagai pengawas rohani bagi mereka. 3 Beberapa orang di sidang Kristen mungkin menganggap para penatua sebagai gembala hanya sewaktu pria-pria ini mengunjungi saudara-saudara mereka untuk membantu dan menguatkan mereka. Namun, kita bisa melihat bahwa Yeremia menggunakan istilah ”gembala” dan ”menggembalakan” untuk semua aspek yang berkaitan dengan hubungan antara para pengawas Yehuda dan rakyat. Allah sering kali mengecam para pembesar, nabi, dan imam di Yehuda sebagai gembala yang buruk karena mereka tidak memerhatikan kepentingan rakyat biasa. (Yer. 2:8) Mereka menganiaya, menyesatkan, dan mengabaikan ”domba-domba” mereka selagi mengejar kepentingan diri sendiri. Secara rohani, umat Allah dibiarkan berada dalam keadaan telantar yang sangat parah. Yehuwa mengucapkan ”celaka” atas para gembala palsu tersebut, dan Ia meyakinkan umat-Nya bahwa Ia akan memberi mereka gembala-gembala yang peduli dan yang benar-benar melindungi kawanan.—Baca Yeremia 3:15; 23:1-4. 4 Janji Allah teristimewa digenapi atas Gembala Utama bagi domba-domba Yehuwa, Yesus, yang menjadi Kepala sidang Kristen. Ia menyebut dirinya ”gembala yang baik”, yang memperlihatkan keibaan hati sejati kepada orang-orang yang dibimbingnya. (Yoh. 10:11-15) Dewasa ini, Yehuwa menggunakan para gembala bawahan untuk memelihara kawanan-Nya di bumi, baik saudara-saudara terurap dari golongan budak yang setia dan bijaksana maupun para penatua yang bersungguh-sungguh dari ”kumpulan besar”. (Pny. 7:9) Para gembala ini berupaya mencerminkan semangat rela berkorban Yesus. Mereka ingin memberi makan dan menyayangi sidang jemaat, seperti halnya Kristus. Celakalah orang-orang yang mengabaikan atau memerintah atas saudara-saudara mereka atau yang bersikap kasar atau arogan terhadap mereka! (Mat. 20:25-27; 1 Ptr. 5:2, 3) Apa yang Yehuwa 3. Apa yang Yeremia maksudkan sewaktu ia menggunakan istilah ”gembala” dan ”menggembalakan”? 4. Siapa yang mengurus kawanan Allah dewasa ini, dan dengan semangat apa?
130
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
cari dalam diri para gembala Kristen dewasa ini? Apa yang dapat kita pelajari dari tulisan Yeremia tentang sikap dan motif yang selayaknya dimiliki para penatua dalam mengurus tanggung jawab mereka? Marilah kita memeriksa peranan mereka sebagai penyedia bantuan dan pemeliharaan yang protektif, sebagai guru di dalam maupun di luar sidang, dan sebagai hakim. MENYEDIAKAN PEMELIHARAAN YANG PROTEKTIF Rasul Petrus menyebut Yehuwa sebagai ’gembala dan pengawas jiwa kita’. (1 Ptr. 2:25) Sikap apa yang Allah perlihatkan terhadap ’domba-Nya’? Kita menemukan jawabannya dengan melihat ke zaman Yeremia. Setelah mengecam para gembala yang buruk, yang mencerai-beraikan dan menelantarkan kawanan, Yehuwa mengatakan bahwa Ia akan ”mengumpulkan” dombadomba-Nya, membawa mereka kembali ke padang rumput. Ia berjanji untuk mengangkat bagi mereka gembala-gembala yang baik, ’yang benar-benar akan menggembalakan mereka’ dan memastikan bahwa umat-Nya dilindungi dari musuh-musuh yang 5
5-7. (a) Yehuwa mengharapkan domba-domba milik-Nya untuk dipelihara dengan cara apa, dan mengapa? (b) Bagaimana para penatua bisa memperlihatkan kasih yang sejati kepada saudara-saudara mereka, termasuk yang telah terpisah dari kawanan?
’Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’
131
buas. (Yer. 23:3, 4) Ya, domba-domba Yehuwa tersebut berharga bagi-Nya. Domba-domba-Nya dewasa ini juga berharga. Ia telah membayar dengan harga yang sangat tinggi demi kesejahteraan kekal mereka.—1 Ptr. 1:18, 19. 6 Seperti halnya para gembala harfiah, para pengawas Kristen hendaknya tidak lalai dalam mengurus sidang jemaat. Jika Saudara melayani sebagai penatua, apakah Saudara berupaya mewaspadai tanda apa pun yang menunjukkan bahwa saudara-saudara di sidang sedang menderita, dan apakah Saudara rela untuk segera membantu mereka? Raja Salomo yang bijaksana menulis, ”Engkau harus sungguh-sungguh mengenal rupa kambing-dombamu. Tetapkanlah hatimu pada kawanan binatangmu.” (Ams. 27:23) Ayat itu menonjolkan kerajinan para gembala harfiah; namun, pada prinsipnya hal itu bisa diterapkan pada kepengurusan yang disediakan oleh para gembala rohani di sidang. Jika Saudara melayani sebagai penatua, apakah Saudara sungguh-sungguh melawan kecenderungan apa pun untuk mendominasi? Fakta bahwa Petrus menyebutkan ”memerintah atas mereka yang adalah milik pusaka Allah” membuktikan bahwa sangat besar kemungkinannya seorang penatua berbuat seperti itu. Bagaimana Saudara bisa turut menghasilkan apa yang dilukiskan di Yeremia 33:12? (Baca.) Orang tua tunggal, janda, keluarga tiri, lansia, dan anak muda mungkin memiliki kebutuhan khusus untuk diperhatikan dan dibantu. 7 Seperti yang mungkin dilakukan gembala terhadap dombadomba harfiah, gembala sidang kadang-kadang perlu mencari dan membantu individu-individu yang, karena satu atau lain alasan, terpisah dari kawanan. Untuk melakukannya, ia perlu memiliki sikap rela berkorban dan rendah hati. Seorang pengawas dengan sabar meluangkan waktu mengurus kebutuhan orangorang yang dipercayakan kepadanya. Para penatua sebaiknya bertanya kepada diri sendiri dengan jujur, ’Sejauh apa saya berupaya membina serta membangun dan bukan mengecam serta mengkritik? Apakah saya dengan jujur ingin berbuat lebih baik?’ Sering kali dibutuhkan upaya berulang untuk membantu seseorang melihat sesuatu dari sudut pandang Allah. Jika seorang saudara atau saudari enggan menerima nasihat Alkitab (bukan
132
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
pendapat pribadi si penatua), ingatlah sang Gembala dan Pengawas Agung, Yehuwa. Ia dengan sabar ”terus berbicara” kepada umat-Nya yang suka melawan dan berupaya membantu mereka. (Yer. 25:3-6) Kebanyakan umat Allah dewasa ini tidak mempraktekkan hal-hal buruk, tetapi jika ada yang membutuhkan nasihat, seorang penatua harus memberikannya dengan cara Yehuwa. 8 Selagi masih ada harapan bahwa orang Yahudi akan kembali kepada Yehuwa, Yeremia berdoa bagi mereka. Ia mengatakan kepada Allah, ”Ingatlah ketika aku berdiri di hadapanmu untuk mengatakan apa yang baik tentang mereka, untuk meredakan kemurkaanmu dari mereka.” (Yer. 18:20) Saudara bisa melihat dari kata-kata ini bahwa Yeremia sedang mencari hal baik dalam diri saudara-saudaranya, bukan berpikiran buruk tentang mereka. Dewasa ini, para pengawas Kristen hendaknya meniru sikap Yeremia sampai ada bukti yang jelas bahwa seseorang telah menetapkan hatinya untuk melakukan apa yang buruk dan tidak mau bertobat. Suatu langkah yang positif adalah memuji orang lain atas hal baik yang mereka lakukan dan berdoa untuk mereka dan bersama mereka.—Mat. 25:21. 8. Bagaimana para gembala rohani meniru teladan Yeremia?
Janji apa yang Allah buat melalui Yeremia tentang para gembala rohani? Bagaimana para pengawas Kristen menyediakan pemeliharaan yang protektif?
”MEREKA AKAN MEMBERIMU PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN” 9 Selaras dengan apa yang kita baca di Yeremia 3:15, para gembala Kristen diminta untuk ’memberikan pengetahuan dan pemahaman’, yakni melayani sebagai guru. (1 Tim. 3:2; 5:17) Yehuwa menjanjikan kepada umat-Nya bahwa gembala yang baik akan melakukan hal itu. Dan, Ia menganjurkan orang 9, 10. Mengapa menjadi gembala yang baik (penatua Kristen) berarti menjadi guru?
’Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’
133
Yahudi untuk menerima ajaran korektif dari nabi-Nya Yeremia. (Baca Yeremia 6:8.) Agar sehat, domba perlu diberi makan. Begitu pula, agar tetap sehat secara rohani, umat Allah perlu diberi makanan dan pengarahan dari Alkitab. 10 Sehubungan dengan mengajar, penatua memiliki peranan ganda—membantu orang yang sudah berada di dalam sidang dan membantu orang yang belum menjadi orang Kristen sejati. Tentang peranan yang disebutkan belakangan, ingatlah: Salah satu alasan utama didirikannya sidang jemaat Kristen adalah untuk memberitakan kabar baik Kerajaan Allah. Maka, para penatua haruslah penginjil yang bersemangat. (Yer. 1:710) Dengan begitu, mereka memenuhi tanggung jawab mereka sendiri terhadap Allah sekaligus menjadi teladan yang bagus bagi saudara-saudara. Jika Saudara seorang penatua, tidakkah Saudara merasa bahwa mengabar secara rutin dengan berbagai saudara-saudari memberi Saudara kesempatan untuk membantu mereka mengasah keterampilan mereka maupun keterampilan Saudara sendiri dalam mengajar? Dan, jika Saudara dengan bersemangat menjadi teladan dalam penginjilan, Saudara memberikan motivasi yang mutlak penting, yang bisa membantu seluruh sidang untuk maju. 11 Apa yang para penatua katakan kepada sidang harus didasarkan atas Alkitab; dengan demikian, itu akan menjadi makanan rohani yang menyehatkan. Jadi, Saudara dapat mengerti bahwa untuk menjadi guru yang efektif, gembala sidang harus menjadi pelajar Firman Allah yang bersemangat. Kontraskan hal ini dengan penjelasan Yeremia tentang mengapa para pemimpin bangsanya tidak efektif; ia mengatakan, ”Para gembala telah berperilaku tanpa nalar, dan mereka tidak mencari Yehuwa. Itulah sebabnya mereka tidak bertindak dengan pemahaman, dan semua binatang gembalaan mereka telah berserakan.” (Yer. 10:21) Orang-orang yang seharusnya menjadi guru tidak mengikuti prinsip-prinsip Alkitab dan 11, 12. Jika seorang penatua ingin menjadi gembala yang baik, ia harus memberikan perhatian pada apa?
134
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
tidak mencari Allah. Maka, mereka tidak bisa bertindak dengan hikmat yang sejati. Yeremia mengumumkan kecaman yang bahkan lebih keras lagi terhadap orang-orang yang katanya nabi.—Baca Yeremia 14:14, 15. 12 Tidak seperti para gembala palsu, pengawas Kristen melakukan pelajaran pribadi dan meniru teladan Yesus. Maka, mereka bisa melayani sebagai gembala yang bijak bagi kawanan. Bisa sulit bagi mereka untuk menjadwalkan pelajaran rutin seperti itu, mengingat ada banyak hal yang menuntut waktu dan perhatian mereka. Tetapi jika Saudara melayani sebagai penatua, apakah Saudara benar-benar yakin bahwa pengajaran Saudara dapat bermanfaat dan benar, mencerminkan pengetahuan dan pemahaman, hanya jika Saudara mendasarkannya pada Firman Allah dan arahan golongan budak yang setia dan bijaksana? Jika Saudara merasa bahwa Saudara tidak giat seperti dulu dalam pelajaran pribadi, apa yang akan Saudara lakukan agar Saudara bisa tetap berbeda dengan para gembala palsu pada zaman Yeremia? 13 Yang menjadikan Yeremia sangat efektif sebagai guru adalah penggunaan ilustrasi. Tentu saja, ia diajar oleh Yehuwa. Betapa mengesankan melihat dia mencampakkan belanga tanah liat ke lantai dan mengumumkan bahwa dengan cara serupa, Yerusalem dan penduduknya akan dihancurkan! (Yer. 19:1, 10, 11) Contoh lainnya, Yeremia membuat sebuah kuk kayu dan mengenakannya untuk menggambarkan penderitaan orang-orang sebangsanya di bawah penaklukan yang kejam oleh Babilon. (Yer., psl. 27-28) Para penatua di sidang Saudara tidak diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan aksi sedramatis itu guna mengilustrasikan suatu pokok. Tetapi, tidakkah Saudara menghargai sewaktu mereka menggunakan ilustrasi dan pengalaman yang cocok dalam pengajaran mereka? Ibarat dan contoh yang cocok dan direncanakan baik-baik bisa sangat ampuh sekaligus memotivasi. 13. Apa yang membantu Yeremia menjadi guru yang baik, dan apa yang bisa dipelajari para gembala Kristen dewasa ini dari dia?
135 14
Betapa bersyukurnya kita atas pengajaran para gembala Kristen! Pada zamannya, Yeremia melihat perlunya penyembuhan rohani bagi bangsanya. Ia menanyakan, ”Apakah tidak ada balsam di Gilead? Atau apakah tidak ada tabib di sana?” (Yer. 8:22) Sesungguhnya, memang ada balsam harfiah di Gilead, bagian Israel sebelah timur Sungai Yordan. Minyak tanaman yang harum ini dikenal sebagai obat, sering digunakan untuk meredakan dan menyembuhkan luka. Tetapi, tidak ada penyembuhan rohani di sana. Mengapa? Yeremia menyatakan, ”Nabi-nabi menubuatkan kepalsuan; mengenai imam-imam, mereka menginjak-injak dengan kekuasaan mereka. Umatku sendiri menyukai cara-cara demikian.” (Yer. 5:31) Bagaimana dewasa ini? Tidakkah Saudara setuju bahwa memang ada ”balsam di Gilead”—ya, di sidang Saudara? Kita bisa menyamakan balsam yang menyejukkan dengan penghiburan yang diberikan para gembala Kristen yang penuh perhatian; mereka dengan pengasih menunjukkan prinsip-prinsip Alkitab kepada saudara-saudara, selalu membina, dan berdoa untuk mereka maupun bersama mereka.—Yak. 5:14, 15. 14. (a) Atas dasar apa Yeremia menyebutkan ”balsam di Gilead”? (b) Bagaimana para penatua Kristen membangun kesehatan rohani saudara-saudara mereka?
Aspek apa saja yang Saudara khususnya hargai dari pengajaran para penatua di sidang? Apa yang membuat pengajaran mereka efektif?
136
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
”INILAH FIRMAN YEHUWA” Bayangkan sukacita seorang gembala harfiah yang kerja kerasnya selama berjam-jam terbayar ketika melihat kelahiran anak-anak domba yang sehat! Namun, ia tahu bahwa agar tumbuh sehat, anak-anak domba itu memerlukan perhatian. Sang gembala harus memastikan bahwa mereka mendapat cukup makanan. Anak domba terlahir dengan ekor panjang yang mungkin menyeret kotoran dan tanah. Gembala ingin agar hewannya bersih dan sehat, maka ia memendekkan ekor mereka, melakukannya dengan terampil agar mereka tidak kesakitan. Gembala rohani juga memberikan perhatian yang pengasih kepada para domba, para anggota sidang mereka. (Yoh. 21:16, 17) Para penatua juga sangat senang melihat para peminat mengambil langkah-langkah untuk menjadi orang Kristen sejati. Para pengawas Kristen ingin agar semua domba, tua maupun muda, sehat dan cukup makanan, sehingga mereka tidak pernah berhenti memberikan perhatian, dan turun tangan ketika dibutuhkan. Pekerjaan ini tentu termasuk mengingatkan saudara-saudara mereka tentang ”firman Yehuwa”, yakni apa yang diajarkan Alkitab.—Yer. 2:2, 5; 7:5-7; 10:2; Tit. 1:9. 16 Yeremia membutuhkan keberanian untuk mengumumkan berita dari Allah. Begitu pula para pengawas sidang, terutama sewaktu mereka harus berbicara untuk melindungi saudara-saudara mereka. Misalnya, bisa jadi seorang gembala rohani melihat bahwa ia perlu turun tangan untuk mencegah ’anak domba yang baru lahir’ atau bahkan ”domba” yang lebih dewasa tidak dicemari kotoran dari dunia Setan. Pihak yang berada dalam bahaya mungkin tidak meminta nasihat. Namun, bisakah seorang gembala yang tanggap diam saja sewaktu anggota kawanannya terjebak dalam kesulitan? Tentu tidak bisa! Ia juga tidak akan menganggap enteng situasi itu, berpura-pura semuanya baik-baik saja padahal itu bisa membuat rekan seimannya kehilangan hubungan damai dengan Yehuwa.—Yer. 8:11. 15
15, 16. Mengapa kawanan harfiah maupun rohani membutuhkan perhatian?
’Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’
137
17
Jika seekor domba yang tidak waspada tergoda untuk menjauh dari kawanan, seorang gembala yang sigap akan segera membawanya kembali ke tempat yang aman. (Baca Yeremia 50:6, 7.) Demikian pula, kadang-kadang seorang pengawas mungkin harus berbicara secara tegas tetapi pengasih dengan orang yang melangkah ke situasi yang berbahaya. Misalnya, ia mungkin memerhatikan sepasang tunangan berada di tempat-tempat tertentu tanpa pendamping sehingga mereka dapat dengan mudah terbawa oleh nafsu. Seorang penatua yang baik hati dan berpengertian dapat membantu pasangan itu untuk menghindari situasi-situasi yang berbahaya seperti itu. Sambil berhati-hati agar tidak menuduh mereka, ia mungkin mengemukakan beberapa kemungkinan yang bisa berujung pada tingkah laku yang Yehuwa benci. Seperti Yeremia, para penatua yang setia mengutuk apa yang Allah kutuk. Dalam hal ini mereka meniru Yehuwa, yang, meski tidak kasar, mendesak umat-Nya melalui sang nabi, ”Janganlah melakukan hal yang memuakkan ini, yang kubenci.” (Yer. 5:7; 25:4, 5; 35:15; 44:4) Apakah Saudara sungguh-sungguh menghargai kepedulian yang diperlihatkan gembala yang pengasih kepada kawanan? 18 Tentu saja, tidak semua orang yang diberi nasihat oleh Yeremia mau mengindahkannya. Tetapi, ada beberapa yang mau. Misalnya, sewaktu Barukh, rekan dan sekretaris Yeremia, membutuhkan nasihat yang tegas, Yeremia siap memberikannya. (Yer. 45:5) Apa hasilnya? Barukh menikmati perkenan Allah dan luput dari kehancuran Yerusalem. Demikian pula dewasa ini, hasil-hasil positif dalam membantu rekan-rekan seiman bisa mendorong para penatua untuk ’terus mengerahkan diri’ dalam ’memberikan nasihat dan pengajaran’ yang menyelamatkan kehidupan.—1 Tim. 4:13, 16. 17. Kapan dan bagaimana seorang gembala harus memberikan perhatian khusus kepada setiap domba? 18. Hasil bagus apa saja yang diperoleh dari upaya para gembala rohani?
138
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
DISIPLIN ”SAMPAI TARAF YANG PATUT” Dewasa ini, para pengawas juga berperan sebagai hakim rohani. Meski tidak sering, para penatua mungkin harus menangani orang-orang yang sengaja mempraktekkan dosa, dengan maksud mengarahkan mereka kepada pertobatan. Yehuwa dengan baik hati tetapi terus terang mendorong para pelaku kesalahan untuk meninggalkan jalan-jalan mereka yang buruk. (Yer. 4:14) Tetapi, jika seseorang di dalam sidang tidak mau meninggalkan haluannya yang berdosa, para pengawas harus bertindak untuk melindungi kawanan dari pengaruh yang berpotensi merusak. Sebagaimana diperintahkan Alkitab, mereka mungkin harus memecat si pelaku kesalahan. Yehuwa mengharapkan para penatua menjunjung keadilan ilahi dalam situasi seperti itu. Raja Yosia yang baik memberikan teladan dalam hal ini. ”Ia membela tuntutan hukum orang yang menderita dan orang miskin.” Ia meniru kasih Allah akan keadilan. Maka, sehubungan dengan tindakan Yosia, Yehuwa bisa bertanya, ”Bukankah itu berarti mengenal aku?” Karena Yosia melaksanakan keadilan dan keadilbenaran, ”keadaannya baik”. Tidakkah Saudara merasa lebih aman ketika para 19
19, 20. Para penatua memiliki tanggung jawab apa dalam menangani para pelaku kesalahan?
’Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’
139
penatua di sidang Saudara berupaya keras meniru teladan Yosia? —Yer. 22:11, 15, 16. 20 Yakinlah bahwa Yehuwa mendisiplin para pelaku kesalahan ”sampai taraf yang patut”. (Yer. 46:28) Demikian pula, bergantung pada situasi dan sikap yang diperlihatkan, para penatua mungkin harus menasihati, mendesak, atau menegur rekan seiman. Dan, bahkan mungkin dianggap perlu untuk memecat seorang pelaku kesalahan yang tidak mau bertobat. Jika demikian, para penatua tidak berdoa di depan umum bagi orang yang dipecat dan mengejar haluan yang berdosa; tidak ada gunanya melakukan hal itu.1 (Yer. 7:9, 16) Namun, mereka akan meniru Allah dengan memperlihatkan kepada orang yang dipecat caranya ia bisa kembali memperoleh perkenan Yehuwa. (Baca Yeremia 33:6-8.) Meskipun pemecatan bisa jadi menyakitkan, kita bisa yakin bahwa standar-standar Allah adil-benar dan adil dan terbaik untuk semua.—Rat. 1:18. 21 Jika para gembala sidang mengenali dan menerapkan standar-standar yang diilhami Allah, kawanan akan terpelihara, sehat, dan terlindung. (Mz. 23:1-6) Apa yang Yeremia katakan tentang sikap dan motif yang patut maupun tidak patut, dapat bermanfaat bagi para pengawas Kristen seraya mereka memenuhi tanggung jawab serius untuk mengurus domba Allah. Maka, kita masing-masing bisa bertanya, ’Apakah saya akan terus memperlihatkan penghargaan atas pengaturan Yehuwa untuk mengajar, membimbing, dan melindungi umat-Nya dengan mendukung para gembala yang ”benar-benar akan menggembalakan” kawanan dengan ”pengetahuan dan pemahaman”?’—Yer. 3:15; 23:4. 1 Lihat Menara Pengawal 1 Desember 2001, halaman 30-31.
21. Bagaimana seharusnya kondisi kawanan Allah, dan bagaimana Saudara bisa mendukung hal itu?
Dalam situasi apa saja para pengawas harus bertindak berani? Apa yang Yehuwa harapkan dari para penatua Kristen sewaktu mereka bertindak sebagai hakim?
PASAL DUA BELAS
”BUKANKAH ITU BERARTI MENGENAL AKU?” RAJA YEHOYAKIM sedang mendirikan sebuah rumah, dan itu pasti akan megah. Bangunannya setidaknya dua tingkat, dengan kamar-kamar yang besar. Jendelanya lebar sehingga cahaya mentari dapat menembus masuk dan udara segar dapat terus mengalir demi kenyamanan raja dan keluarganya. Panel-panel dindingnya terbuat dari kayu aras yang harum dari Lebanon. Cat khusus berwarna merah terang, yang diimpor, menghadirkan suasana interior yang hangat dan mewah yang digemari para pejabat tinggi dan pembesar negeri-negeri lain.—Yer. 22:13, 14. 2 Biaya proyek ini luar biasa tinggi. Pada waktu itu, biaya pertahanan nasional dan tuntutan upeti dari Mesir tampaknya telah menguras perbendaharaan negara. (2 Raj. 23:33-35) Namun, Yehoyakim menemukan cara untuk membiayai istana barunya itu. Ia menahan upah para pekerja pembangunan! Yehoyakim memperlakukan mereka bagaikan budak, memaksa mereka memeras keringat dan membanting tulang sebagai sumbangsih bagi kerajaannya. 3 Melalui Yeremia, Allah mengutuk Yehoyakim karena sikapnya yang mementingkan diri.1 Ia mengingatkan sang raja bahwa bapaknya, Raja Yosia, telah memperlihatkan kebaikan hati dan kemurahan hati yang besar terhadap golongan pekerja dan orang miskin. Yosia bahkan membela kasus-kasus hukum 1 Mengenai akhir kehidupan Yehoyakim yang tragis, lihat Pasal 4, paragraf 12, dalam buku ini.
1, 2. Mengapa tidak bijaksana bagi Yehoyakim untuk memulai proyek pembangunannya? 3. Apa kontras antara Yehoyakim dan bapaknya, dan mengapa? 140
”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?”
141
mereka di pengadilan. Sewaktu menarik perhatian Yehoyakim kepada kepedulian Yosia terhadap rakyat kecil, Yehuwa bertanya, ”Bukankah itu berarti mengenal aku?”—Baca Yeremia 22: 15, 16. 4 Seiring dengan memburuknya keadaan dunia Setan, kita membutuhkan bantuan dan perlindungan yang Yehuwa berikan kepada orang-orang yang mengenal Dia dengan akrab. Maka, kita harus semakin mendekatkan diri kepada Allah. Kita juga perlu meniru sifat-sifat-Nya yang bagus agar sukses dalam memberitakan kabar baik. Namun, Saudara mungkin bertanya-tanya, ’Bagaimana seorang Kristen dapat mengenal Yehuwa sebaik Raja Yosia?’ APA ARTINYA MENGENAL ALLAH Pikirkan bagaimana seorang ayah yang baik berpengaruh atas kehidupan anak-anaknya. Misalnya, sewaktu mereka mengamati bagaimana sang ayah bermurah hati kepada orang-orang yang kurang beruntung, kemungkinan besar mereka akan tergerak untuk melakukannya. Dengan melihat bagaimana ia memperlakukan ibu mereka dengan kasih dan respek, mereka mungkin akan bersikap timbang rasa terhadap lawan jenis. Mereka mendengar bahwa ayah mereka dikenal adil dan jujur dalam hal keuangan, yang tentu menggerakkan mereka untuk bersikap adil dan jujur. Ya, dengan belajar mengenal tingkah laku dan sifat ayah mereka, anak-anak ini seraya bertumbuh dewasa ingin meniru ayah mereka dalam memperlakukan orang lain. 6 Demikian juga, seperti halnya Yosia, seorang Kristen yang mengenal Yehuwa tidak sekadar mengakui Dia sebagai Penguasa Universal. Dengan membaca Alkitab, ia belajar mengenal bagaimana Allah memperlakukan pribadi lain, dan kemudian ia ingin meniru Bapak surgawinya. Kasihnya kepada Yehuwa semakin dalam seraya hari demi hari ia merenungkan apa yang disukai 5
4. Mengapa mengenal Yehuwa penting bagi Saudara? 5, 6. (a) Apa pengaruh seorang ayah yang baik atas diri anakanaknya? (b) Kontras dengan tanggapan Yehoyakim, bagaimana seharusnya tanggapan kita setelah mengetahui sifat-sifat Yehuwa?
142
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
dan tidak disukai Allah. Sebagai kontras, seseorang yang mengabaikan hukum Allah dan pengingat-Nya, yang dapat dikatakan menolak pengarahan ilahi apa pun, tidak akan mengenal Allah yang sejati. Dia sama dengan Yehoyakim, yang mencampakkan ke dalam api firman Yehuwa melalui Yeremia.—Baca Yeremia 36: 21-24. 7 Keberhasilan kita dalam dinas suci dan prospek kita untuk kehidupan di dunia baru bergantung pada apakah kita benarbenar mengenal Yehuwa. (Yer. 9:24) Mari kita periksa beberapa sifat Allah yang diungkapkan dalam tulisan Yeremia. Seraya merenungkan kepribadian Allah, carilah cara-cara agar Saudara sendiri dapat mengenal maupun meniru Dia seperti halnya Raja Yosia. 7. Sebagaimana Raja Yosia, mengapa sepatutnya kita ingin mengenal Yehuwa?
Mengapa kita dapat mengatakan bahwa Raja Yosia mengenal Yehuwa dengan akrab? Apa yang tercakup dalam mengenal Yehuwa seperti halnya Yosia?
”KEBAIKAN HATINYA YANG PENUH KASIH AKAN ADA SAMPAI WAKTU YANG TIDAK TERTENTU!” 8 Segi kepribadian Allah yang dikenal sebagai kebaikan hati yang penuh kasih, atau kasih yang loyal, tidak mudah didefinisikan. Menurut sebuah kamus Alkitab, istilah bahasa Ibraninya menggambarkan perpaduan antara kekuatan, keteguhan, dan kasih. Kamus ini kemudian mengatakan, ”Pengertian apa pun dari kata ini yang tidak menyiratkan ketiganya jelas-jelas kehilangan kekayaan nuansa maknanya.” Maka, orang yang mempertunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih lebih dari sekadar orang yang baik. Dengan keprihatinan yang dalam, ia berupaya sebisa-bisanya menolong orang lain memenuhi kebutuhan mereka, terutama kebutuhan rohani. Alasan utama mengapa ia bertindak dengan tidak mementingkan diri 8. Apa artinya kebaikan hati yang penuh kasih?
Yosia dan Yehoyakim—tanggapannya berbeda terhadap perkataan Allah
seperti itu adalah hasratnya untuk menyenangkan Allah yang Mahakuasa. 9 Cara terbaik untuk memahami makna sepenuhnya dari ungkapan kebaikan hati yang penuh kasih adalah dengan mempelajari cara Allah memperlakukan para penyembah-Nya yang benar selama berabad-abad. Yehuwa melindungi dan memberi makan bangsa Israel selama 40 tahun mereka berada di padang belantara. Di Tanah Perjanjian, Allah menyediakan hakim-hakim untuk meluputkan mereka dari musuh-musuh dan mengembalikan mereka ke ibadat sejati. Karena Yehuwa mendampingi mereka melalui masa yang baik dan buruk selama abad-abad itu, Ia dapat mengatakan kepada bangsa itu, ”Aku mengasihi engkau dengan kasih yang ada sampai waktu yang tidak tertentu. Itulah sebabnya aku menarikmu dengan kebaikan hati yang penuh kasih.”—Yer. 31:3.1 1 The New English Bible menerjemahkan perkataan Yehuwa, ”Sejak dahulu Aku mengasihimu dengan hangat, dan Aku masih memeliharamu tanpa henti.”
9. Apa yang dibuktikan oleh perlakuan Yehuwa terhadap Israel?
144
10 Pada zaman kita, Allah terus memperlihatkan kebaikan hati demikian dengan cara-cara yang langsung bermanfaat bagi para penyembah-Nya. Pikirkan soal doa. Yehuwa memerhatikan semua doa yang tulus, tetapi Dia menaruh perhatian khusus sewaktu hamba-hamba-Nya yang berbakti berdoa kepada-Nya. Sekalipun sudah bertahun-tahun kita terus mendoakan problem kronis yang sama, Ia tidak kehilangan kesabaran terhadap kita ataupun lelah mendengarkan doa kita. Suatu waktu, Yehuwa menyuruh Yeremia mengirimkan suatu berita kepada sekelompok orang Yahudi yang ditawan di Babilon. Mereka berada lebih dari 800 kilometer dari bait, jauh dari keluarga dan teman di Yehuda. Namun, meski mereka jauh dari bait, Yehuwa tetap mendengar doa-doa mereka yang memohonkan perkenan-Nya dan ungkapan pujian mereka. Sambil mengingat doa-doa Saudara yang tulus, bayangkan penghiburan yang dirasakan orang Yahudi sewaktu mereka mendengar perkataan Allah di Yeremia 29:10-12.—Baca.
10. Seperti halnya terhadap orang Yahudi di Babilon, bagaimana dewasa ini Yehuwa memperlihatkan kebaikan hati yang penuh kasih dalam hal mendengarkan doa?
”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?”
145
11
Kita melihat bukti lain dari kebaikan hati Yehuwa yang penuh kasih dalam hal sudut pandang-Nya yang positif. Seraya kejatuhan Yerusalem mendekat dan penduduk kota itu terus memberontak, yang berarti memberontak terhadap Allah, masa depan macam apa yang terbentang di hadapan mereka? Mungkin kematian akibat bala kelaparan atau pedang orang Babilon? Sedikitnya, mereka mungkin mengalami masa pembuangan yang panjang dan kematian di negeri asing. Namun, Yehuwa menawarkan ’perkataan yang baik’ kepada orang-orang yang bertobat dan mengubah kehidupan mereka. Ia berjanji untuk ’memalingkan perhatian-Nya’ kepada mereka. Ia akan mengembalikan mereka ”ke tempat ini”, yakni negeri asal mereka, dari Babilon yang jauh. (Yer. 27:22) Sebagai hasilnya, mereka akan berseru, ”Sanjunglah Yehuwa yang berbala tentara, sebab Yehuwa itu baik; sebab kebaikan hatinya yang penuh kasih akan ada sampai waktu yang tidak tertentu!”—Yer. 33:10, 11. 12 Karena kebaikan hati-Nya itu, Yehuwa menjadi Sumber anjuran bagi orang-orang yang berada dalam keadaan menyedihkan dari sudut pandang manusia. Ada orang-orang dewasa ini yang pernah menjadi bagian dari sidang Kristen namun menerima disiplin yang patut dan dibutuhkan. Mungkin mereka tenggelam dalam perasaan bersalah dan kini merasa ragu untuk kembali bergaul dengan umat Allah. Mereka mungkin bertanyatanya apakah Yehuwa akan bisa mengampuni dan menerima mereka kembali. Allah yang Mahakuasa menawarkan ’perkataan yang baik’ kepada orang-orang seperti itu. Mereka dapat menerima bantuan yang baik hati untuk membuat perubahan apa pun yang perlu dalam pikiran dan kebiasaan mereka. Dan, apa yang kita baca dalam paragraf sebelumnya pada prinsipnya berlaku bagi mereka—Yehuwa akan ’mengembalikan mereka ke tempat mereka’ di antara umat-Nya yang berbahagia.—Yer. 31:18-20. 13 Sebagai Allah kebaikan hati yang penuh kasih, Yehuwa juga 11, 12. (a) Apa yang Yehuwa tawarkan kepada penduduk Yerusalem? (b) Bantuan apa yang tersedia bagi orang yang telah menerima disiplin yang dibutuhkan? 13. Mengapa dukungan Yehuwa kepada Yeremia hendaknya membesarkan hati Saudara?
146
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
dengan loyal mendukung hamba-hamba-Nya yang setia. Di harihari terakhir dunia Setan ini, kita punya alasan untuk percaya bahwa Yehuwa akan memelihara dan melindungi semua orang yang mencari dahulu Kerajaan-Nya. Ingatlah bahwa selama harihari terakhir Yerusalem, Yeremia mengandalkan Yehuwa untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Allah tidak pernah mengecewakan sang nabi. (Yer. 15:15; baca Ratapan 3:55-57.) Jika Saudara mengalami tekanan berat apa pun, yakinlah bahwa Yehuwa mengingat perbuatan loyal Saudara. Karena kebaikan hati-Nya yang penuh kasih, Ia ingin mendukung Saudara agar Saudara tidak akan ’sampai pada kesudahan Saudara’.—Rat. 3:22. Aspek mana dari kebaikan hati Yehuwa yang penuh kasih yang khususnya membuat Saudara ingin mendekat kepada-Nya? Apa alasannya?
”DEMI YEHUWA YANG HIDUP, DEMI . . . KEADILAN!” 14 Ada orang-orang yang mendekam di penjara selama bertahun-tahun untuk kejahatan yang tidak mereka lakukan. Bahkan, 14. Ketidakadilan apa saja yang Saudara amati baru-baru ini?
”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?”
147
bisa saja terjadi, pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati kepada seseorang dan baru setelah eksekusi ditemukan bukti bahwa dia ternyata tidak bersalah. Para orang tua di beberapa negeri terlalu miskin untuk membeli makanan sehingga mereka menjual anak-anak mereka sebagai budak agar keluarga bisa makan. Bagaimana perasaan Saudara sewaktu mendengar ketidakadilan demikian dewasa ini? Menurut Saudara, bagaimana perasaan Yehuwa? Alkitab jelas-jelas menunjukkan bahwa Ia ingin menyingkirkan semua penyebab penderitaan. Ia adalah satu-satunya Pribadi yang sanggup melakukannya. Maka, orangorang miskin dan tidak bersalah yang menderita dewasa ini dapat merasa yakin dan optimis. Yehuwa, Allah keadilan, sedang bertindak untuk menyelamatkan mereka dari kesusahan mereka sekarang.—Yer. 23:5, 6. 15 Pada zaman Yeremia, ada orang-orang yang menyadari unggulnya keadilan Allah. Misalnya, sang nabi menyebutkan kemungkinan bahwa Israel akan bertobat dari dosa-dosa mereka dan, seolah-olah, membuat pernyataan, ”Demi Yehuwa yang hidup, demi kebenaran, keadilan, dan keadilbenaran!”, sebagai bukti perubahan hati mereka. (Yer. 4:1, 2) Ini benar karena ketidakadilan tidak punya tempat dalam maksud-tujuan Yehuwa. Namun, ada bukti-bukti lain bahwa Yehuwa adalah pencinta keadilan. 16 Tanpa diragukan, Allah menggenapi janji-Nya dan Ia tidak berpura-pura. Banyak orang mengingkari janji tetapi Yehuwa tidak. Bahkan hukum alam, yang Ia tetapkan dan yang bermanfaat bagi kita, tidak bisa dilanggar. (Yer. 31:35, 36) Kita juga dapat mengandalkan janji-Nya dan keputusan hukum-Nya, karena semuanya selalu baik.—Baca Ratapan 3:37, 38. 17 Sewaktu menghakimi suatu perkara, Yehuwa tidak pernah puas hanya dengan apa yang tampak dari luar. Ia memeriksa 15, 16. (a) Kenyataan apa tentang Yehuwa yang Yeremia tonjolkan? (b) Mengapa Saudara dapat percaya akan hukum dan janji Allah? 17. (a) Apa yang Yehuwa lakukan sewaktu menghakimi? (b) Mengapa Saudara dapat memercayai cara penatua menangani masalah di sidang? (Lihat kotak ”Mereka Menghakimi bagi Yehuwa”, di halaman 148.)
148
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
MEREKA MENGHAKIMI BAGI YEHUWA Melalui Firman-Nya yang tertulis dan sidang Kristen, Yehuwa telah melatih para penatua untuk mengikuti caracara Ia menghakimi. Ia telah memberi mereka wewenang untuk mewakili Dia menangani problem-problem dalam sidang. Saudara-saudara ini tidak sempurna, dan mereka tidak dapat membaca hati seperti halnya Yehuwa. Namun, mereka ingin memperlakukan rekan-rekan sesama penyembah selaras dengan teladan Allah yang Mahakuasa. Mereka berdoa memohon bimbingan ilahi dan berupaya keras menerapkan prinsip-prinsip Alkitab terkait, dengan demikian berupaya ”menghakimi dengan keadilbenaran”, seperti halnya Yehuwa. (Yer. 11:20) Maka, Saudara punya alasan yang kuat untuk memercayai para penatua, ”karena mereka menjaga jiwamu sebagai orang-orang yang akan memberikan pertanggungjawaban”.—Ibr. 13:17.
di balik apa yang kelihatan agar mendapatkan semua faktanya. Ia juga menilai motif pihak-pihak yang terlibat. Sekarang, para dokter dapat menggunakan alat dan teknik khusus untuk mengamati jantung pasien yang sedang berdenyut, sehingga bisa mendapatkan keterangan tentang keadaannya. Atau, mereka dapat memeriksa ginjal, yang sedang menyaring darah. Yehuwa dapat berbuat jauh lebih banyak. Ia memeriksa hati dan menilai motif dan ginjal kiasan seseorang, yang mencerminkan perasaan-perasaannya yang terdalam. Dengan demikian, Ia bisa memastikan apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu dan bagaimana perasaannya tentang tindakan-tindakannya. Dan, Yang Mahakuasa tidak merasa kewalahan dengan banyaknya perincian yang tersingkap saat Ia memeriksa dari dekat. Dibandingkan dengan hakim manusia yang paling bijaksana sekalipun, Ia jauh lebih baik dalam
”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?”
149
menggunakan semua informasi dengan tepat dan seimbang untuk menetapkan masa depan kita.—Baca Yeremia 12:1a; 20:12. 18 Maka, Saudara memiliki dasar yang teguh untuk memercayai Yehuwa, bahkan jika sesekali Saudara merasakan sengatan hati nurani karena kesalahan di masa lalu. Jangan pernah lupa bahwa Yehuwa bukan jaksa penuntut yang dengan gigih mencari-cari alasan untuk menghukum, tetapi Ia adalah Hakim yang beriba hati yang ingin membantu. Jika Saudara masih merasa resah atas tindakan Saudara di masa lalu atau suatu masalah yang melibatkan seseorang, mintalah Yehuwa untuk menangani ”perjuangan” emosi itu agar Saudara dapat melupakannya.1 Dengan bantuan-Nya, Saudara dapat melihat bahwa Allah sangat menghargai apabila Saudara terus berpartisipasi dalam dinas suci-Nya.—Baca Ratapan 3:58, 59. 19 Tidak heran bila Allah yang sempurna keadilan-Nya ingin agar orang-orang yang mencari perkenan-Nya juga berlaku adil. (Yer. 7:5-7; 22:3) Memberitakan kabar baik tanpa prasangka adalah salah satu cara penting untuk memperlihatkan keadilan ilahi. Sewaktu Saudara dengan sungguh-sungguh mengadakan kunjungan kembali dan memandu PAR, Saudara mencerminkan standar keadilan Allah yang unggul dengan cara yang sangat berfaedah. Mengapa demikian? Ia ingin agar segala macam orang belajar tentang Dia dan memperoleh keselamatan. (Rat. 3: 25, 26) Sungguh besar hak istimewa yang Saudara miliki sebagai rekan sekerja Allah, mencerminkan keadilan-Nya dalam pekerjaan penyelamatan itu! 1 Jika seorang saudara atau saudari telah melakukan perbuatan yang jelas-jelas melanggar hukum Allah, hal ini hendaknya dibawa kepada perhatian para penatua sidang agar mereka dapat menangani persoalan tersebut dan memberikan bantuan dari Alkitab.—Yak. 5:13-15.
18, 19. Bagaimana pengetahuan tentang unggulnya keadilan Allah memengaruhi kita?
Bagaimana keadilan Yehuwa menghibur Saudara? Bagaimana Saudara dapat menghibur orang lain dengan meniru Allah?
150
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
”AKU TIDAK AKAN TERUS KESAL SAMPAI WAKTU YANG TIDAK TERTENTU” 20 Banyak orang menganggap buku Yeremia dan Ratapan hanya memuat kecaman atas kejahatan. Anggapan demikian mengabaikan uluran pengampunan yang hangat dari Yehuwa bagi umat-Nya, sebagaimana dicatat dalam kedua buku tersebut. Ia mendesak orang Yahudi, ”Berbaliklah, masing-masing dari jalannya yang jahat, dan perbaikilah jalanmu dan perbuatanmu.” Pada kesempatan lain, Yeremia menasihati mereka, ”Perbaikilah jalan-jalanmu dan perbuatanmu, dan taati perkataan Yehuwa, Allahmu, dan Yehuwa akan menyesal atas malapetaka yang telah ia nyatakan terhadapmu.” (Yer. 18:11; 26:13) Pada zaman kita, Yehuwa terus mengampuni semua orang yang dengan tulus menyesali kesalahan mereka dan berhenti mempraktekkannya. 21 Akan tetapi, Yehuwa tidak sekadar berbicara tentang pengampunan. Ia juga bertindak selaras dengan itu. Yehuwa menggunakan Yeremia untuk menasihati, ”Kembalilah, hai, Israel yang membelot . . . Mukaku tidak akan memandang ke bawah dengan marah kepadamu . . . Aku tidak akan terus kesal sampai waktu yang tidak tertentu.” (Yer. 3:12) Allah tidak berlama-lama dalam kemarahan atau kegetiran-Nya terhadap siapa pun dari antara umat-Nya yang telah Ia ampuni. Sebaliknya, meski kesalahan telah dibuat, Yehuwa ingin memulihkan hubungan yang rusak. Terlepas dari dosa-dosa yang mungkin telah dilakukan seseorang, jika si pedosa benar-benar bertobat dan mencari pengampunan Allah, Yehuwa akan ’mengembalikan dia’ untuk memperoleh perkenan dan berkat-Nya. (Yer.15:19) Jaminan ini hendaknya menganjurkan siapa pun yang sekarang terpisah dari Allah yang benar untuk kembali kepada-Nya. Tidakkah Saudara setuju bahwa pengampunan Yehuwa membuat kita ingin mendekat kepada-Nya?—Baca Ratapan 5:21. 20. (a) Yeremia menonjolkan aspek apa dari cara Allah berurusan dengan orang-orang? (b) Apa hubungan rasa ”menyesal” dengan pengampunan Yehuwa? (Lihat kotak ”Bagaimana Yehuwa ’Menyesal’?”) 21. Apa yang ingin Yehuwa capai sewaktu Ia mengampuni seseorang?
”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?”
151
BAGAIMANA YEHUWA ”MENYESAL”? Besarnya pengampunan Allah dapat dipahami dengan jelas sewaktu kita melihat bagaimana Ia memperlakukan orang-orang yang mempraktekkan dosa namun belakangan hatinya berubah. Sewaktu Ia mengamati bahwa mereka berbalik dari haluan yang salah dan menaati-Nya, Dia pun ”menyesal”. (Yer. 18:8; 26:3) Dengan cara bagaimana? Allah sempurna dan tidak pernah membuat kesalahan sewaktu menghakimi, maka tidak dapat dikatakan bahwa Allah menyesal seperti halnya manusia sewaktu mereka keliru dalam menilai sesuatu. Sebaliknya, Yehuwa menyesal dengan menyesuaikan tindakan-Nya, sebagai tanggapan terhadap perubahan hati yang Ia lihat. Hal ini bukanlah sekadar pembatalan hukuman yang dilakukan tanpa perasaan. Perasaan Yehuwa berubah terhadap para pedosa yang bertobat. Menurut beberapa pakar, asal kata kerja Ibrani yang diterjemahkan ”menyesal” dalam ayat-ayat yang dikutip di atas dianggap mengandung gagasan ”bernapas dalam-dalam”, mungkin disertai helaan napas. Ini dapat menyiratkan bahwa sewaktu Yehuwa melihat penyesalan yang tulus dalam hati manusia, Ia secara kiasan bernapas dalam-dalam, seperti menghela napas lega. Allah dapat memperlihatkan kepada orang yang bertobat perhatian pengasih yang dinikmati oleh orang-orang yang memiliki perkenan-Nya. Para pedosa tersebut mungkin masih menghadapi konsekuensi tertentu, namun Allah senang dengan perubahan dalam hati mereka. Ia melembutkan ”malapetaka”, atau disiplin ilahi, yang semestinya diterima. (Yer. 26:13) Hakim manusia mana yang cenderung mengakui pertobatan yang tulus dengan cara seperti itu? Yehuwa senang melakukannya.—Yer. 9:24.
22
Sewaktu seseorang menyinggung perasaan Saudara dengan kata-kata atau tindakan yang sembrono, apakah Saudara akan meniru Yehuwa? Mengenai orang-orang Yahudi zaman dahulu, Allah mengatakan bahwa Ia akan ”mentahirkan” orang-orang yang Ia ampuni. (Baca Yeremia 33:8.) Ia dapat menahirkan, atau membersihkan, dalam arti Ia tidak lagi mengingat kesalahan orang-orang yang bertobat, memberi orang itu permulaan yang baru dalam dinas-Nya. Memang, memperoleh pengampunan Allah tidak berarti bahwa orang itu dibersihkan dari ketidaksempurnaan yang diwarisinya sehingga ia sekarang sempurna, tanpa dosa. Namun, ada pelajaran yang bisa kita petik dari apa yang Allah katakan tentang menahirkan manusia. Kita dapat berupaya keras untuk tidak mengingat lagi kesalahan, atau pelanggaran, orang lain, yang berarti membersihkan pandangan kita terhadap orang tersebut dalam hati kita. Bagaimana? 23 Bayangkan Saudara menerima sebuah vas antik warisan sebagai hadiah. Kalau benda itu terkena noda, apakah Saudara akan langsung membuangnya? Tentu saja tidak. Saudara mungkin akan berupaya membersihkannya dengan hati-hati, menyingkirkan kotoran atau menghapus noda tersebut. Saudara ingin melihat keindahannya, bagaimana vas antik itu berkilau di bawah cahaya matahari. Demikian juga, Saudara bisa berupaya 22, 23. Seraya Saudara meniru Yehuwa dalam hal mengampuni, apa yang mesti menjadi tujuan Saudara?
”Bukankah Itu Berarti Mengenal Aku?”
153
keras untuk menyingkirkan sisa-sisa kekesalan apa pun terhadap saudara atau saudari yang menyinggung perasaan Saudara. Lawanlah kecenderungan mengingat-ingat kata atau perbuatan yang menyakitkan. Seraya Saudara berhasil melupakannya, Saudara membersihkan gambaran dan memori dalam hati Saudara tentang orang yang Saudara sudah maafkan itu. Dengan hati yang sudah dibersihkan dari pikiran-pikiran negatif terhadap orang itu, Saudara akan lebih terbuka untuk menikmati kembali persahabatan yang tampaknya telah hilang untuk selama-lamanya. 24 Kita baru memeriksa hanya beberapa dari berbagai sifat dan perbuatan Yehuwa yang kita ketahui seraya mengenal Dia lebih baik. Kita dapat melihat bahwa dengan mengenal Yehuwa secara akrab, kita sendiri terdorong untuk menyembah Dia dengan cara yang diperkenan. Jika kita mengenal Yehuwa seakrab Raja Yosia mengenal-Nya, hidup kita akan meluap dengan kebahagiaan, yang adalah segi lain lagi dari kepribadian Allah. 25 Dengan mengenal Yehuwa lebih dekat, hubungan kita dengan orang lain akan diperkaya. Jika kita berupaya memperlihatkan kebaikan hati yang penuh kasih, keadilan, dan pengampunan seperti halnya Yehuwa, persahabatan kita dengan orang-orang dalam sidang Kristen akan diperdalam dan menjadi lebih berharga. Selain itu, kita akan menjadi lebih terampil dalam hal mengajar sewaktu mengadakan kunjungan kembali di daerah dinas kita dan memandu pelajaran Alkitab yang progresif. Para peminat akan merasa lebih nyaman dengan pola kehidupan Kristen yang mereka lihat dalam diri kita. Jadi, kita akan lebih diperlengkapi untuk membantu mereka menyembah Yehuwa dengan cara yang diperkenan, untuk menempuh ”jalan yang baik itu”.—Yer. 6:16. 24, 25. Manfaat apa saja yang akan Saudara peroleh jika Saudara mengenal Yehuwa seperti halnya Raja Yosia?
Pesan apa yang disampaikan Ratapan 5:21 kepada Saudara?
PASAL TIGA BELAS
”YEHUWA MELAKUKAN APA YANG TELAH IA MAKSUDKAN” YERUSALEM sudah menjadi puing. Asap masih mengepul dari api yang disulut oleh orang-orang Babilon yang menaklukkan kota itu. Yeremia masih ingat akan jeritan mengerikan dari orang-orang yang dibantai. Ia telah diberi tahu tentang apa yang bakal terjadi, dan peristiwa demi peristiwa bergulir tepat seperti yang Allah katakan. ”Yehuwa melakukan apa yang telah ia maksudkan,” kata sang nabi sambil menghela napas. Kejatuhan Yerusalem benar-benar suatu tragedi!—Baca Ratapan 2:17. 2 Ya, Yeremia melihat banyak penggenapan nubuat yang disampaikan kepada umat Allah, termasuk nubuat-nubuat masa lampau. Berabad-abad sebelumnya, Musa mengemuka1. Setelah Yerusalem benar-benar hancur, apa yang Yeremia katakan tentang nubuat Yehuwa? 2. Yeremia melihat penggenapan nubuat apa yang diucapkan berabad-abad sebelumnya?
”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan”
155
kan kepada Israel berbagai konsekuensi ketaatan atau ketidaktaatan kepada Allah—”berkat” ataupun ”laknat”. Yehuwa menginginkan hal terbaik bagi umat-Nya, yakni berkat. Sebaliknya, laknat sebagai konsekuensi ketidaktaatan akan sangat mengerikan. Musa memperingatkan—dan Yeremia belakangan mengulangi—bahwa orang-orang yang mengabaikan dan menentang Yehuwa bahkan akan ”makan daging putra-putra mereka dan daging putri-putri mereka”. (Ul. 30:19, 20; Yer. 19:9; Im. 26:29) ’Mungkinkah hal seburuk itu benar-benar terjadi?’ tanya beberapa orang. Kenyataannya, selama pengepungan oleh Babilon, ketika tidak ada makanan, itulah yang terjadi. ”Tangan para wanita yang beriba hati itulah yang merebus anak-anak mereka sendiri,” lapor Yeremia. ”Anak-anak itu menjadi roti penghiburan pada waktu kehancuran putri bangsaku.” (Rat. 4:10) Sungguh tragis! 3 Tentu saja, maksud-tujuan Yehuwa menugaskan nabinabi seperti Yeremia bukan sekadar untuk mengumumkan kebinasaan yang segera datang. Allah ingin agar umat-Nya kembali ke haluan kesetiaan. Ia ingin para pedosa bertobat. Ezra menunjukkannya dengan mengatakan, ”Yehuwa, Allah bapak-bapak leluhur mereka, terus memperingatkan mereka berulang-ulang dengan perantaraan para utusannya, karena ia beriba hati terhadap umatnya dan terhadap tempat tinggalnya.”—2 Taw. 36:15; baca Yeremia 26:3, 12, 13. 4 Seperti Yehuwa, Yeremia merasa iba hati terhadap orangorang sebangsanya. Saudara bisa melihat hal itu dari apa yang dikatakannya sebelum kejatuhan Yerusalem. Ia sangat resah mengenai bencana yang akan segera menimpa itu. Ini adalah suatu malapetaka yang bisa dihindari seandainya saja rakyat mau mendengarkan dan menaati berita yang Yeremia sampaikan! Coba bayangkan perasaan Yeremia sewaktu ia menyampaikan berita dari Allah. ”Oh, ususku, ususku!” serunya. ”Aku merasakan kesakitan yang hebat pada 3. Apa tujuan Allah mengutus para nabi kepada umat-Nya? 4. Bagaimana perasaan Yeremia tentang berita yang ia bawakan?
156
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
dinding-dinding hatiku. Hatiku bergejolak dalam diriku. Aku tidak dapat diam, sebab jiwaku mendengar bunyi tiupan tanduk, tanda bahaya perang.” (Yer. 4:19) Ia benar-benar tidak bisa diam saja mengingat malapetaka yang mendekat. BAGAIMANA IA BISA BEGITU YAKIN? 5
Mengapa Yeremia bisa begitu yakin bahwa apa yang ia nubuatkan akan terjadi? (Yer. 1:17; 7:30; 9:22) Ia adalah seorang pria beriman yang telah mempelajari Tulisan-Tulisan Kudus dan mengetahui bahwa Yehuwa adalah Allah yang selalu bernubuat dengan benar. Sejarah memberikan kesaksian tentang kesanggupan Yehuwa untuk memberi tahu di muka peristiwa-peristiwa yang tampak mustahil di mata manusia, seperti pembebasan orang Israel dari penawanan di Mesir. Yeremia kenal betul dengan kisah Keluaran dan dengan kata-kata seorang saksi mata. Yosua telah memperingatkan orang-orang Israel, ”Kamu tahu benar dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu bahwa tidak satu kata pun dari antara semua perkataan baik yang diucapkan Yehuwa, Allahmu, kepadamu yang tidak ditepati. Semuanya telah menjadi kenyataan bagimu. Tidak satu kata pun yang tidak ditepati.” —Yos. 23:14. 6 Mengapa hendaknya Saudara terus memberikan perhatian kepada nubuat-nubuat yang disampaikan Yeremia? Pertama, karena ia memiliki keyakinan yang masuk akal pada keterandalan janji Yehuwa. Kedua, karena beberapa dari pernyataan Allah melalui Yeremia sekarang sedang digenapi, dan Saudara masih akan melihat penggenapan dari berbagai pernyataan lainnya. Ketiga, karena banyaknya pernyataan yang Yeremia buat atas nama Allah, dan juga besarnya semangat Yeremia dalam menyampaikannya, menandai dia sebagai hamba Allah yang luar biasa. ”Bahkan di kalangan para nabi, 5. Mengapa Yeremia yakin tentang berita yang ia kabarkan? 6, 7. (a) Mengapa Saudara hendaknya berminat akan pernyataanpernyataan nubuat Yeremia? (b) Apa yang akan membantu Saudara meyakini berita yang Saudara kabarkan?
”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan”
157
Yeremia sangat menonjol,” komentar seorang pakar. Yeremia dikenal sebagai sosok yang begitu berpengaruh dalam sejarah hubungan Allah dengan umat-Nya sampai-sampai ketika Yesus berbicara, beberapa orang yang mendengarnya yakin bahwa ia pastilah Yeremia.—Mat. 16:13, 14. 7 Seperti Yeremia, Saudara hidup pada saat ketika berbagai nubuat utama Alkitab sedang digenapi. Dan seperti Yeremia, Saudara perlu mempertahankan keyakinan akan benarnya janji-janji Allah. (2 Ptr. 3:9-14) Bagaimana caranya? Dengan terus membangun kepercayaan Saudara bahwa Firman nubuat Allah sudah pasti dapat diandalkan. Untuk itu, dalam pasal ini kita akan mengkaji sejumlah nubuat yang Yeremia sampaikan dan yang ia saksikan sendiri penggenapannya. Nubuat lainnya yang akan kita bahas digenapi belakangan. Dan, nubuat-nubuat lainnya lagi secara langsung memengaruhi Saudara sekarang dan akan memengaruhi masa depan Saudara. Semoga kajian ini memperkuat kepercayaan Saudara terhadap Firman nubuat Yehuwa sehingga Saudara semakin yakin bahwa ’Ia akan melakukan apa yang telah Ia maksudkan’.—Rat. 2:17. Mengapa Allah mengutus para nabi? Mengapa Saudara memercayai nubuat-nubuat tentang kehancuran yang segera menimpa?
NUBUAT YANG YEREMIA NYATAKAN DAN SAKSIKAN TERGENAP 8 Banyak orang mencoba memprediksi masa depan. Misalnya para ekonom, politisi, juru ramal, dan peramal cuaca. Tak diragukan, Saudara telah melihat sulitnya membuat bahkan prediksi sederhana—apa yang mungkin terjadi dalam beberapa hari atau beberapa pekan—dengan akurat. Tetapi, nubuat yang akurat adalah salah satu ciri khas Alkitab.
8, 9. Apa salah satu hal yang menjadikan Alkitab buku yang luar biasa?
158
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
(Yes. 41:26; 42:9) Semua nubuat Yeremia, entah mengenai masa depan yang dekat atau jauh, tidak pernah keliru. Banyak di antaranya berkaitan dengan individu dan bangsa. Marilah kita pertama-tama membahas beberapa yang digenapi selama masa hidup Yeremia. 9 Siapa dewasa ini yang bisa memprediksi bagaimana situasi dunia ini satu atau dua tahun ke depan? Misalnya, apakah pakar urusan internasional bisa meramalkan bahwa akan ada pergantian kekuasaan? Namun, melalui ilham ilahi, Yeremia menubuatkan perluasan pengaruh Babilon. Babilon, katanya, adalah ”cawan emas” yang digunakan Yehuwa untuk menuangkan kemurkaan-Nya terhadap Yehuda dan terhadap banyak kota dan bangsa tetangganya, sehingga mereka terpaksa melayani bangsa lain. (Yer. 51:7) Itulah tepatnya yang disaksikan Yeremia dan orang-orang sezamannya.—Bandingkan Yeremia 25:15-29; 27:3-6; 46:13. 10 Yehuwa juga menggunakan Yeremia untuk menunjukkan nasib empat raja Yehuda. Mengenai Yehoahaz, atau Syalum, seorang putra Raja Yosia, Allah menubuatkan bahwa ia akan diasingkan dan tidak akan pernah kembali ke Yehuda. (Yer. 22: 11, 12) Itulah yang terjadi. (2 Raj. 23:31-34) Allah mengumumkan bahwa penerus Yehoahaz, yakni Yehoyakim, akan dikuburkan ”seperti orang mengubur seekor keledai jantan”. (Yer. 22:18, 19; 36:30) Alkitab tidak memerinci bagaimana ia mati atau apa yang dilakukan dengan mayatnya, tetapi Alkitab memang memperlihatkan bahwa putranya Yehoyakhin menggantikan dia selama pengepungan itu. Yeremia memprediksi bahwa Yehoyakhin (juga dikenal sebagai Konia dan Yekonia) akan diasingkan ke Babilon dan mati di sana. (Yer. 22:24-27; 24:1) Itu pun terjadi. Bagaimana dengan raja yang terakhir, Zedekia? Yeremia menubuatkan bahwa Zedekia akan diserahkan ke tangan musuh-musuhnya, yang tidak akan memperlihatkan belas kasihan. (Yer. 21:1-10) Apa yang terjadi? Musuh-musuh itu memang menangkap dia. Mereka membantai putra-putranya di depan matanya sendiri, membutakan 10. Apa yang Yehuwa nubuatkan tentang empat raja Yehuda?
”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan”
159
dia, dan membawa dia ke Babilon, dan di sana ia mati. (Yer. 52:8-11) Ya, semua nubuat ini menjadi kenyataan. 11 Kita membaca di Yeremia pasal 28 bahwa selama pemerintahan Zedekia, nabi palsu Hanania menentang pernyataan Yehuwa melalui Yeremia tentang penguasaan Babilon atas Yerusalem. Hanania mengabaikan firman Allah dan menyatakan bahwa kuk perbudakan yang dipasang Nebukhadnezar atas Yehuda dan bangsa-bangsa lain akan hancur. Tetapi, di bawah pengarahan Yehuwa, Yeremia menyingkapkan kepalsuan Hanania, menegaskan kembali bahwa banyak bangsa akan terpaksa melayani orang Babilon, dan mengatakan kepada si nabi palsu bahwa ia akan mati tahun itu juga. Dan, itulah yang terjadi.—Baca Yeremia 28:10-17. 12 Tentu saja, berita nubuat utama yang Allah berikan kepada Yeremia berkaitan dengan keruntuhan Yerusalem itu sendiri. Berulang kali, Yeremia memperingatkan bahwa kota itu akan digulingkan kecuali orang Yahudi bertobat dari penyembahan berhala, ketidakadilan, dan kekerasan. (Yer. 4:1; 16:18; 19:3-5, 15) Banyak orang sezaman Yeremia berpikir bahwa Yehuwa tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Bait Allah berdiri di Yerusalem. Bagaimana mungkin Ia membiarkan tempat kudus itu dihancurkan? Itu tidak akan pernah terjadi, mereka pikir. Namun, Saudara tahu bahwa Yehuwa tidak pernah berdusta. Ia melakukan apa yang Ia maksudkan. —Yer. 52:12-14. 13 Umat Allah dewasa ini mirip situasinya dengan orangorang yang loyal kepada Yehuwa pada zaman Yeremia. Kita tahu bahwa Yehuwa akan segera mendatangkan malapetaka atas semua orang yang menolak peringatan-Nya. Namun, kita bisa dikuatkan oleh janji-janji nubuat-Nya, seperti halnya 11. Siapakah Hanania, dan apa yang Yehuwa nubuatkan tentangnya? 12. Bagaimana kebanyakan orang di zaman Yeremia menanggapi berita nubuat utama yang disampaikannya? 13. (a) Bagaimana zaman kita serupa dengan zaman Yeremia? (b) Mengapa janji-janji yang Allah buat kepada orang tertentu pada zaman Yeremia menarik bagi Saudara?
160
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
orang-orang Yahudi yang menjunjung ibadat murni pada zaman Yeremia. Karena kesetiaan orang Rekhab kepada Yehuwa dan kepada perintah bapak leluhur mereka, Allah mengatakan bahwa mereka akan luput dari kehancuran Yerusalem. Memang, itulah yang terjadi. Buktinya, belakangan disebutkan nama ”Malkhiya putra Rekhab”, yang turut memperbaiki Yerusalem selama masa gubernur Nehemia. (Neh. 3:14; Yer. 35: 18, 19) Yehuwa meyakinkan Ebed-melekh bahwa ia juga akan selamat karena ia percaya kepada Allah dan mendukung Yeremia. (Yer. 38:11-13; 39:15-18) Demikian pula Allah berjanji bahwa rekan Yeremia, Barukh, akan menerima ’jiwanya sebagai jarahan’. (Yer. 45:1, 5) Kesimpulan apa yang Saudara dapatkan dari terwujudnya nubuat-nubuat ini? Menurut Saudara, apa yang akan Yehuwa lakukan bagi Saudara jika Saudara setia?—Baca 2 Petrus 2:9. Bagaimana fakta bahwa Yehuwa selalu menggenapi nubuat-Nya memengaruhi Ebed-melekh, Barukh, dan orang Rekhab? Apa perasaan Saudara tentang nubuat-nubuat itu?
Orang tua: Gunakan teladan orang Rekhab, Ebed-melekh, dan Barukh untuk membangun iman anak-anak Saudara
”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan”
161
NUBUAT-NUBUAT YANG DIGENAPI BELAKANGAN 14 Allah menubuatkan bahwa Nebukhadnezar bukan hanya akan menaklukkan Yehuda tetapi juga Mesir. (Yer. 25: 17-19) Hal itu pasti tampak mustahil karena Mesir begitu berkuasa, bahkan mendominasi Yehuda. (2 Raj. 23:2935) Setelah kejatuhan Yerusalem, suatu sisa orang Yahudi berencana meninggalkan negeri mereka untuk berlindung di Mesir. Mereka tetap ingin melakukannya meskipun Yehuwa telah memperingatkan agar mereka tidak melakukannya dan bahwa Ia akan memberkati mereka jika mereka tetap tinggal di Yehuda. Tetapi, jika mereka melarikan diri ke Mesir, pedang yang mereka takuti akan mengejar mereka ke sana. (Yer. 42:10-16; 44:30) Tidak dinyatakan dalam tulisan Yeremia apakah ia melihat invasi Babilon ke Mesir atau tidak. Yang pasti, penggenapan nubuat Yehuwa terjadi atas para pengungsi Israel sewaktu orang Babilon menaklukkan Mesir di awal abad keenam SM.—Yer. 43:8-13. 15 Yeremia juga menubuatkan akhir si penakluk Mesir, Babilon itu sendiri. Satu abad sebelum itu terjadi, Yeremia dengan akurat memprediksi kejatuhan Babilon yang mendadak. Bagaimana? Nabi Allah menubuatkan bahwa air pelindungnya akan ”menjadi kering”, dan pria-prianya yang perkasa tidak akan berperang. (Yer. 50:38; 51:30) Nubuat-nubuat ini tergenap secara terperinci sewaktu Media dan Persia mengalihkan aliran Sungai Efrat, berjalan di dasar sungainya, dan kemudian memasuki kota itu, sehingga mengejutkan orang Babilon. Yang tidak kalah pentingnya adalah deklarasi bahwa kota itu akan menjadi lahan tandus yang tak berpenghuni. (Yer. 50:39; 51:26) Sampai hari ini, kondisi gersang Babilon yang pernah berjaya menjadi saksi atas keakuratan nubuat ilahi.
14. Mengapa nubuat Allah mengenai Babilon luar biasa? 15, 16. Bagaimana perkataan Allah tentang pembebasan umat-Nya terwujud?
162
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
16
Yehuwa mengumumkan melalui Yeremia bahwa orang Yahudi akan melayani orang Babilon selama 70 tahun. Kemudian, Allah akan memulangkan umat-Nya ke negeri mereka. (Baca Yeremia 25:8-11; 29:10.) Daniel memiliki keyakinan penuh akan nubuat ini, dan ia menggunakannya untuk menentukan kapan ”masa kehancuran Yerusalem” akan berakhir. (Dan. 9:2) ”Agar firman Yehuwa dari mulut Yeremia dapat terlaksana,” kata Ezra, ”Yehuwa membangkitkan semangat Kores, raja Persia,” yang telah menaklukkan Babilon untuk memulihkan orang Yahudi ke negeri mereka. (Ezr. 1:1-4) Dengan demikian, orang-orang yang kembali dapat bersukacita menikmati kedamaian kampung halaman mereka dan memulihkan ibadat sejati di sana, sebagaimana dinubuatkan Yeremia.—Yer. 30:8-10; 31:3, 11, 12; 32:37. 17 Yeremia juga mencatat nubuat-nubuat yang penggenapannya jauh di masa depan. Ia menyatakan, ”Inilah firman Yehuwa, ’Di Rama terdengar suara, ratapan dan tangisan yang getir; Rakhel menangisi putra-putranya. Ia tidak mau dihibur sehubungan dengan putra-putranya, karena mereka tidak ada lagi.’ ” (Yer. 31:15) Tampaknya, orang-orang Yahudi yang ditawan berada di kota Rama, sekitar delapan kilometer sebelah utara Yerusalem, setelah kehancurannya pada tahun 607 SM. Beberapa tawanan bahkan dieksekusi di Rama. Itu mungkin adalah penggenapan awalnya, seolah-olah Rakhel menangisi ”putra-putranya”. Namun, lebih dari enam abad kemudian, Raja Herodes menyuruh agar bayi-bayi di Betlehem dibantai. Matius sang penulis Injil menjelaskan bahwa kata-kata Yeremia menubuatkan getirnya reaksi orang atas pembantaian itu.—Mat. 2:16-18. 18 Nubuat lain juga digenapi pada abad pertama M. Allah menubuatkan melalui Yeremia bahwa Edom berada di antara 17. Jelaskan bagaimana kata-kata Yeremia tentang ”tangisan” di Rama mungkin berkaitan dengan dua peristiwa yang berbeda. 18. Bagaimana nubuat Allah tentang Edom tergenap?
Di mana orang Edom sekarang?
bangsa-bangsa yang akan menderita akibat invasi Babilon. (Yer. 25:15-17, 21; 27:1-7) Tetapi, firman ilahi itu juga digenapi dalam skala yang lebih luas. Edom akan menjadi seperti Sodom dan Gomora. Saudara tahu artinya—tidak berpenghuni selama-lamanya, menghilang lenyap. (Yer. 49:710, 17, 18) Itulah tepatnya yang terjadi. Menurut Saudara, di mana nama Edom bisa ditemukan dewasa ini? Di peta modern? Tidak ada. Mereka terutama ditemukan dalam buku-buku kuno dan sejarah Alkitab atau peta yang melukiskan masa itu. Flavius Yosefus menceritakan bahwa orang Edom dipaksa menerima Yudaisme pada abad kedua SM. Setelah itu, dengan penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M, mereka lenyap sebagai bangsa. 19 Sebagaimana dapat Saudara lihat, pasal demi pasal buku Yeremia penuh dengan nubuat tentang individu dan bangsa. Mayoritas dari nubuat itu telah digenapi. Kenyataan ini saja membuat buku Yeremia patut Saudara perhatikan dan pelajari karena buku ini meneguhkan keterangan tentang Allah 19. Apa yang disingkapkan buku Yeremia tentang kesanggupan Allah untuk menggenapi nubuat?
164
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Saudara yang besar. Yehuwa telah melakukan apa yang Ia maksudkan, dan Ia masih akan melakukannya. (Baca Yesaya 46:9-11.) Hal ini bisa memperkuat keyakinan Saudara akan apa yang Alkitab nubuatkan. Sesungguhnya, beberapa nubuat yang Yeremia catat memiliki penggenapan yang langsung memengaruhi Saudara dan masa depan Saudara. Mari kita periksa beberapa dari nubuat itu dalam paragraf-paragraf berikut. Apa beberapa nubuat yang digenapi setelah kematian Yeremia, dan mengapa nubuat-nubuat ini penting bagi Saudara?
NUBUAT-NUBUAT YANG MEMENGARUHI SAUDARA 20 Suatu nubuat Alkitab mungkin memiliki lebih dari satu penggenapan. Demikianlah halnya dengan jawaban Yesus atas pertanyaan murid-muridnya tentang tanda ’kehadirannya dan tanda penutup sistem ini’. (Mat. 24:3) Salah satu penggenapannya terjadi pada tahun 66 sampai 70 M. Namun tampaknya, dalam hal tertentu nubuat itu masih akan digenapi selama ”kesengsaraan besar” yang akan terjadi atas sistem yang fasik ini. Ini adalah kesengsaraan ”seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia hingga sekarang, tidak, dan juga tidak akan terjadi lagi”. (Mat. 24:21) Nubuat-nubuat lainnya yang dicatat oleh Yeremia juga memiliki lebih dari satu penggenapan. Beberapa darinya memiliki penggenapan awal yang terjadi pada tahun 607 SM sedangkan penggenapan keduanya jauh setelahnya, sebagaimana yang kita lihat sehubungan dengan ”Rakhel menangisi putra-putranya”. (Yer. 31:15) Ya, beberapa nubuat Yeremia berkaitan dengan masa Saudara hidup, dan penggenapannya memengaruhi Saudara secara pribadi.
20-22. Mengapa dapat dikatakan bahwa nubuat-nubuat Alkitab, termasuk beberapa di buku Yeremia, memiliki lebih dari satu penggenapan? Beri contoh.
”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan”
165
21
Saudara dapat melihat hal itu dari buku Penyingkapan. Di bawah ilham, rasul Yohanes mengacu ke nubuat-nubuat Yeremia tentang akhir Babilon pada tahun 539 SM. Kita menemukan di Penyingkapan persamaan antara peristiwa pertama itu dan apa yang akan terjadi dalam skala yang lebih besar. Salah satu nubuat yang diucapkan oleh Yeremia dan digenapi pada zaman modern adalah tentang kejatuhan suatu imperium yang besar—imperium agama palsu sedunia, ”Babilon Besar”. (Pny. 14:8; 17:1, 2, 5; Yer. 50:2; 51:8) Umat Allah harus ’keluar dari dalamnya’ sehingga tidak ambil bagian dalam nasibnya. (Pny. 18:2, 4; Yer. 51:6) Air dari kota itu, yang melambangkan bangsa-bangsanya, atau para pengikutnya, akan menjadi ”kering”.—Yer. 51:36; Pny. 16:12. 22 Yang masih akan digenapi pada masa depan kita adalah janji bahwa Allah akan melaksanakan pembalasan atas agama palsu karena perlakuan buruknya terhadap umat-Nya. Yehuwa akan ’membalas dia sesuai dengan semua yang telah dilakukannya’. (Yer. 50:29; 51:9; Pny. 18:6) Dan, tanah-tanah kiasan agama palsu akan menjadi lahan tandus tak berpenghuni.—Yer. 50:39, 40. 23 Sebagaimana telah Saudara lihat, nubuat-nubuat yang Yeremia sampaikan juga bernada optimistis. Dengan demikian, ia menubuatkan suatu pemulihan ibadat sejati di bumi pada zaman modern. Dilepaskannya para tawanan Yahudi dari kota kuno Babilon paralel dengan dilepaskannya umat Allah zaman modern dari Babilon Besar setelah Kerajaan didirikan di surga. Dalam pengertian rohani, Yehuwa memulihkan ibadat murni bagi umat-Nya, yang menghasilkan ucapan syukur dan sukacita. Ia telah memberkati upaya mereka dalam membantu orang lain datang untuk menyembah Dia dan menerima makanan rohani yang limpah. 23. Pemulihan rohani apa, yang dinubuatkan oleh Yeremia, terjadi pada abad ke-20?
Jangan ’mencuri firman Yehuwa’ dengan menyembunyikan apa yang akan terjadi
(Baca Yeremia 30:18, 19.) Saudara juga tahu dari pengalaman pribadi bagaimana pada zaman modern Yehuwa telah menggenapi janji-Nya untuk memberi umat-Nya para gembala —pria-pria yang matang secara rohani yang benar-benar memedulikan dan melindungi kawanan.—Yer. 3:15; 23:3, 4. 24 Selain memuat janji tentang hal-hal yang lebih baik bagi orang-orang yang setia, kata-kata Yeremia kepada umat Allah di zaman dahulu juga mengandung peringatan tentang kehancuran bagi orang-orang yang tidak memelihara hubungan dengan Yehuwa. Dewasa ini juga demikian. Kita bisa melihat dengan jelas betapa mendesaknya peringatan di dalam kata-kata ini, ”Orang-orang yang dibunuh oleh Yehuwa pada hari itu akan bergelimpangan dari ujung bumi sampai 24. Kata-kata dramatis apa yang diucapkan Yeremia yang masih akan digenapi?
”Yehuwa Melakukan Apa yang Telah Ia Maksudkan”
167
ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, juga tidak akan dikumpulkan atau dikuburkan. Mereka akan menjadi pupuk di permukaan tanah.”—Yer. 25:33. 25 Ya, seperti Yeremia, kita hidup pada masa kritis. Sebagaimana pada zaman Yeremia, reaksi orang-orang terhadap berita Yehuwa bisa berarti kehidupan atau kematian. Umat Allah dewasa ini bukanlah nabi. Kita tidak diilhami untuk menambahi firman Yehuwa yang tidak bisa salah dalam Alkitab. Namun, kita telah ditugaskan untuk memberitakan kabar baik Kerajaan sepanjang masa sampai akhir sistem ini. (Mat. 28:19, 20) Kita tentu tidak ingin ’mencuri firman Yehuwa’ dengan menyembunyikan dari orang-orang apa yang akan segera terjadi. (Baca Yeremia 23:30.) Kita bertekad untuk tidak mengurangi kekuatan dan dampak dari firman-Nya. Banyak nubuat yang Allah perintahkan untuk diumumkan Yeremia telah tergenap. Hal ini meyakinkan kita bahwa nubuat-nubuat lainnya yang masih akan digenapi benar-benar bisa dipercaya. Kita harus memberi tahu orang-orang bahwa Allah pasti akan melakukan ’apa yang telah Ia maksudkan dan apa yang telah Ia perintahkan sejak masa lampau’. —Rat. 2:17. 26 Pembahasan tentang kegiatan dan berita nabi Yeremia tidak akan lengkap tanpa memerhatikan janji-janji agung Yehuwa tentang ”perjanjian baru” dengan umat-Nya, yakni hukum-hukum yang akan Ia tulis dalam hati mereka. (Yer. 31:31-33) Nubuat ini dan penggenapannya, yang berpengaruh langsung kepada diri Saudara, akan dibahas dalam pasal berikut. 25. Umat Allah dewasa ini memiliki tanggung jawab apa? 26. Nubuat lain apa yang masih akan dibahas?
Nubuat apa saja di buku Yeremia yang telah digenapi pada zaman modern? Bagaimana perasaan Saudara tentang nubuat-nubuat yang masih akan digenapi?
PASAL EMPAT BELAS
SAUDARA BISA MENDAPAT MANFAAT DARI PERJANJIAN BARU YEHUWA memberi Yeremia tugas ganda. Bagian pertama dari tugasnya adalah ”mencabut, merobohkan, membinasakan, dan meruntuhkan”. Bagian lainnya adalah ”membangun dan menanam”. Sang Nabi melaksanakan bagian yang pertama dengan menyingkapkan kefasikan orang Yahudi yang angkuh, mengumumkan penghakiman Allah atas mereka dan juga atas Babilon. Namun, Yeremia juga menubuatkan harapan untuk masa depan. Ia menubuatkan pembangunan dari apa yang Allah maksudkan untuk dibangun dan penanaman dari apa yang Ia maksudkan untuk ditanam. Misalnya, Yeremia memenuhi bagian kedua dari tugasnya sewaktu ia mengarahkan beritanya pada pemulihan orang-orang Yahudi ke negeri asal mereka.—Yer. 1:10; 30:17, 18. 2 Fakta bahwa Yeremia mengumumkan pemulihan tidak berarti bahwa belum apa-apa Allah sudah memanjakan umat-Nya atau mengompromikan standar keadilan-Nya. Tidak, Ia akan melaksanakan penghukuman atas orang-orang Yahudi yang suka memberontak. (Baca Yeremia 16:17, 18.) Pada zaman Yeremia, hanya segelintir orang di Yerusalem yang ”menjalankan keadilan” atau ”mengupayakan kesetiaan”, dan kesabaran Yehuwa sudah sampai pada batasnya. Ia mengatakan, ”Aku sudah jemu merasa menyesal.” (Yer. 5:1; 15:6, 7) Orang-orang Yahudi itu sudah ”kembali kepada kesalahan bapak-bapak leluhur mereka yang mula-mula, yang tidak mau menaati” firman Yehuwa. Lagi pula, mereka membuat Allah marah dengan mengadakan hubungan 1. Tugas ganda apa yang dilaksanakan Yeremia? 2. Mengapa Yehuwa melaksanakan penghukuman atas umat-Nya, dan sampai sejauh mana? 168
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
169
zina dengan allah-allah palsu. (Yer. 11:10; 34:18) Yehuwa akan mengoreksi umat-Nya, bahkan mendera mereka, ”sampai taraf yang patut”. Sebagai hasilnya, sejumlah individu mungkin akan menjadi sadar dan kembali kepada-Nya.—Yer. 30:11; 46:28. 3 Allah menggunakan Yeremia untuk menubuatkan sesuatu yang akan mendatangkan manfaat yang jauh lebih luas dan langgeng—suatu perjanjian baru. Seraya membahas tulisan-tulisan nubuat Yeremia, kita punya banyak alasan untuk berfokus pada aspek yang gemilang ini: perjanjian baru. Perjanjian ini akan menggantikan perjanjian yang telah dibuat dengan Israel setelah mereka keluar dari Mesir, dengan Musa sebagai perantaranya. (Baca Yeremia 31:31, 32.) Saat menetapkan Perjamuan Malam Tuan, Yesus Kristus berbicara tentang perjanjian baru ini, sehingga pastilah hal itu menarik perhatian kita. (Luk. 22:20) Rasul Paulus menyebutkan perjanjian ini ketika menulis kepada orang Ibrani. Ia mengutip nubuat Yeremia dan menandaskan pentingnya perjanjian baru. (Ibr. 8:7-9) Tetapi, apa tepatnya yang dimaksud dengan perjanjian baru itu? Mengapa perjanjian itu menjadi perlu? Siapa saja yang terlibat, dan bagaimana Saudara secara pribadi mendapat manfaatnya? Mari kita periksa. MENGAPA ADA PERJANJIAN BARU? Untuk memahami perjanjian baru, pertama-tama kita harus memahami tujuan dari perjanjian yang sebelumnya, perjanjian Hukum. Perjanjian itu akan mencapai sejumlah tujuan yang bagus bagi bangsa itu yang sedang menantikan Benih yang dijanjikan, yang akan menjadi sarana untuk memberkati banyak orang. (Kej. 22:17, 18) Sewaktu orang Israel menerima perjanjian Hukum, mereka menjadi ”milik [Allah] yang istimewa”. Di bawah perjanjian ini, suku Lewi akan menyediakan imam-imam bagi bangsa itu. Ketika membuat perjanjian nasional antara diriNya dan Israel di Gunung Sinai, Yehuwa menyebutkan ”suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus” namun tidak menyingkapkan kapan dan melalui sarana apa hal ini akan dicapai. 4
3. Mengapa Saudara hendaknya memerhatikan nubuat tentang perjanjian baru? 4. Apa yang dicapai oleh perjanjian Hukum?
170
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
(Kel. 19:5-8) Sebelum hal itu terwujud, perjanjian itu membuat jelas bahwa orang Israel tidak dapat menaati semua aspek dari Hukum itu. Jadi, perjanjian itu membuat dosa mereka nyata. Itulah sebabnya, di bawah Hukum, orang Israel harus mempersembahkan korban secara rutin untuk menutup dosa mereka. Namun jelaslah, dibutuhkan sesuatu yang lebih, korban yang sempurna yang tidak perlu dipersembahkan berulang kali. Ya, ada kebutuhan yang sangat nyata untuk memperoleh pengampunan dosa yang permanen.—Gal. 3:19-22. 5 Dengan demikian, kita dapat mulai mengerti mengapa, bahkan sewaktu perjanjian Hukum masih berlaku, Allah menyuruh Yeremia bernubuat tentang perjanjian yang lain, perjanjian baru. Karena kasih dan kebaikan-Nya, Yehuwa ingin menyediakan bantuan yang permanen bagi lebih dari satu bangsa. Melalui Yeremia, Allah mengatakan mengenai orang-orang yang terlibat dalam perjanjian di masa depan ini, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” (Yer. 31:34) Meskipun janji itu diberikan di zaman Yeremia, hal itu merupakan harapan yang gemilang bagi seluruh umat manusia. Mengapa demikian? 6 Kita masih belum sempurna dan sering menyadari kenyataan ini. Hal ini dilukiskan oleh pengalaman seorang saudara yang sedang berjuang melawan kelemahan pribadi yang sulit. Ia berkomentar, ”Sewaktu sedang kambuh, aku merasa sangat terpuruk. Aku merasa tidak akan pernah bisa memperbaiki apa yang telah kulakukan. Sulit sekali rasanya untuk berdoa. Aku mengawali dengan kata-kata, ’Yehuwa, saya tidak tahu apakah Engkau akan mendengar doa ini, tapi . . . ’ ” Orang-orang yang mengalami kekambuhan atau yang berbuat dosa merasa seakan-akan ”kumpulan awan” menghalangi doa-doa mereka sehingga tidak sampai kepada Allah. (Rat. 3:44) Yang lain dihantui kenangan buruk perbuatan salah di masa lalu, bertahun-tahun setelah 5. Mengapa Yehuwa menubuatkan perjanjian baru? 6, 7. (a) Bagaimana perasaan beberapa orang tentang keadaan mereka yang berdosa? (b) Mengapa merenungkan perjanjian baru dapat membesarkan hati Saudara?
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
171
kejadiannya. Bahkan orang-orang Kristen teladan bisa jadi mengucapkan hal-hal yang belakangan mereka sesali.—Yak. 3:5-10. 7 Kita hendaknya tidak berpikir bahwa kita tidak akan pernah melakukan hal-hal yang buruk. (1 Kor. 10:12) Bahkan rasul Paulus menyadari bahwa ia berbuat salah. (Baca Roma 7:2125.) Sehubungan dengan hal ini, perjanjian baru perlu dipikirkan. Allah berjanji bahwa salah satu aspek utama perjanjian baru adalah bahwa Ia tidak akan lagi mengingat dosa. Sungguh suatu manfaat yang tak terbandingkan! Yeremia pastilah sangat tergugah sewaktu menubuatkan hal itu, dan kita juga dapat tergugah seraya kita belajar lebih banyak tentang perjanjian baru dan melihat bagaimana kita bisa memperoleh manfaat dari perjanjian itu. Mengapa Allah menetapkan suatu perjanjian baru?
APA PERJANJIAN BARU ITU? Seraya Saudara belajar untuk mengenal Yehuwa lebih baik, Saudara akan semakin menyadari bahwa Ia sangat baik dan berbelaskasihan kepada manusia yang tidak sempurna. (Mz. 103: 13, 14) Ketika menubuatkan perjanjian baru itu, Yeremia menandaskan bahwa Yehuwa akan ”mengampuni kesalahan mereka” dan tidak mengingat dosa lagi. (Yer. 31:34) Saudara dapat membayangkan bahwa Yeremia mungkin telah bertanya-tanya bagaimana Allah akan mewujudkan pengampunan itu. Setidaknya ia dapat mengerti bahwa sewaktu berbicara tentang perjanjian baru, Allah memaksudkan bahwa akan ada persetujuan, atau kontrak, antara Dia dan manusia. Dengan satu atau lain cara, melalui perjanjian itu, Yehuwa akan mewujudkan apa yang Ia ilhamkan kepada Yeremia untuk disampaikan, termasuk pengampunan. Perinciannya akan diketahui saat Allah menyingkapkan lebih lanjut maksud tujuan-Nya, termasuk apa yang akan dilakukan sang Mesias. 8
8, 9. Untuk mewujudkan pengampunan dosa, Yehuwa harus mengorbankan apa?
172 9
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
Saudara mungkin pernah melihat orang tua yang memanjakan anak-anak mereka, tidak mendisiplin mereka. Apakah Yehuwa seperti itu? Tentu tidak! Hal ini jelas dari cara perjanjian baru dilaksanakan. Allah tidak membatalkan dosa, tetapi dengan cermat memenuhi standar keadilan-Nya sendiri dengan menyediakan dasar yang sah untuk mengampuni dosa, disertai pengorbanan yang besar di pihak-Nya. Saudara dapat memahami hal ini dengan memerhatikan apa yang ditulis Paulus sewaktu membahas perjanjian baru. (Baca Ibrani 9:15, 22, 28.) Paulus menyebut tentang ’melepaskan melalui tebusan’ dan mengatakan bahwa ”jika darah tidak dicurahkan tidak akan ada pengampunan”. Dalam hal perjanjian baru, ini tidak memaksudkan darah lembu jantan atau kambing seperti yang dipersembahkan sebagai korban di bawah Hukum. Ya, perjanjian baru diberlakukan oleh darah Yesus. Berdasarkan korban yang sempurna itu, Yehuwa dapat ’mengampuni kesalahan dan dosa’ secara permanen. (Kis. 2:38; 3:19) Tetapi, siapa yang akan terlibat dalam perjanjian baru ini dan memperoleh pengampunan? Bukan bangsa Yahudi. Yesus berkata bahwa Allah akan menolak orang Yahudi, orang-orang yang mempersembahkan korban binatang di bawah Hukum, dan Ia akan berpaling kepada bangsa lain. (Mat. 21:43; Kis. 3:13-15) Bangsa itu adalah ”Israel milik Allah”, yang terdiri
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
173
dari orang-orang Kristen yang diurapi roh kudus. Pada dasarnya, perjanjian Hukum diadakan antara Allah dan Israel jasmani, sedangkan perjanjian baru antara Allah Yehuwa dan Israel rohani, dengan Yesus sebagai Perantaranya.—Gal. 6:16; Rm. 9:6. 10 Yeremia menggambarkan Pribadi yang akan datang, sang Mesias, sebagai ”tunas” bagi Daud. Hal itu cocok. Meskipun selama Yeremia melayani sebagai nabi, pohon dinasti Daud telah ditebang. Namun, tunggulnya belum mati. Ketika tiba waktunya, Yesus lahir dari garis keturunan Raja Daud. Ia dapat disebut ”Yehuwa Adalah Keadilbenaran Kita”, yang menonjolkan kepedulian Allah yang dalam terhadap sifat itu. (Baca Yeremia 23:5, 6.) Yehuwa mengizinkan Putra satu-satunya yang diperanakkan mengalami penderitaan di bumi dan mati. Kemudian, Yehuwa —selaras dengan keadilan—dapat memberlakukan nilai korban tebusan dari ”tunas” bagi Daud sebagai dasar pengampunan. (Yer. 33:15) Hal ini membuka jalan bagi sejumlah orang untuk dinyatakan ”adil-benar untuk kehidupan” dan diurapi dengan roh kudus, menjadi pihak dalam perjanjian baru tersebut. Sebagai bukti lebih jauh dari kepedulian Allah terhadap keadilbenaran, orang-orang lain yang tidak langsung terlibat dalam perjanjian itu dapat dan memang memperoleh manfaat darinya, sebagaimana yang akan kita lihat.—Rm. 5:18. 11 Apakah Saudara ingin mengetahui aspek-aspek lain yang khas dalam perjanjian baru? Satu perbedaan utama antara perjanjian itu dan perjanjian Hukum Musa adalah di mana perjanjian itu ditulis. (Baca Yeremia 31:33.) Sepuluh Perintah dalam perjanjian Hukum ditulis pada dua lempeng batu, yang akhirnya lenyap. Sebagai kontras, Yeremia menubuatkan bahwa hukum dari perjanjian baru akan ditulis dalam hati manusia, dan itu akan bertahan. Orang-orang yang menjadi pihak dalam perjanjian baru, orangorang Kristen terurap, benar-benar menghargai hukum ini. Bagaimana dengan orang-orang yang secara tidak langsung terlibat 10. (a) Siapakah ”tunas” bagi Daud? (b) Bagaimana manusia dapat memperoleh manfaat dari ”tunas” itu? 11. (a) Di mana hukum perjanjian baru ditulis? (b) Mengapa ”domba-domba lain” berminat akan hukum perjanjian baru?
”Hukum Kristus” menggerakkan seseorang untuk melayani Yehuwa dengan rela
dalam perjanjian baru tersebut, ”domba-domba lain”, yang berharap untuk hidup kekal di bumi? (Yoh. 10:16) Mereka ini juga suka akan hukum Allah. Dapat dikatakan, mereka seperti orang-orang asing di Israel, yang menerima dan mendapat manfaat dari Hukum Musa.—Im. 24:22; Bil. 15:15. 12 Bagaimana Saudara akan menjawab jika ditanya, ’Hukum apakah itu yang ditulis dalam hati orang-orang Kristen terurap?’ Hukum ini juga disebut ”hukum Kristus”, yang pertama-tama diberikan kepada orang Israel rohani, yang terlibat dalam perjanjian baru itu. (Gal. 6:2; Rm. 2:28, 29) Saudara dapat meringkaskan ”hukum Kristus” dengan satu kata: kasih. (Mat. 22:36-39) Bagaimana anggota kaum terurap membuat hukum itu tertulis dalam hati mereka? Dua cara utamanya adalah dengan mempelajari Firman Allah dan menghampiri Yehuwa dalam doa. Dengan demikian, kedua aspek ibadat sejati itu sepatutnya menjadi fitur tetap dalam kehidupan semua orang Kristen sejati, bahkan mereka yang tidak terlibat dalam perjanjian baru tetapi ingin memperoleh manfaatnya. 13 ”Hukum Kristus” disebut sebagai ”hukum yang sempurna yang berkaitan dengan kemerdekaan” dan ”hukum dari umat yang merdeka”. (Yak. 1:25; 2:12) Banyak yang lahir di bawah Hu12, 13. (a) Apa hukum perjanjian baru itu? (b) Di bawah ”hukum Kristus”, mengapa Saudara tidak merasa terpaksa melayani Allah?
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
175
kum Musa, tetapi tidak ada yang terlahir dalam perjanjian baru atau di bawah hukum Kristus. Tidak seorang pun yang menaati hukum Kristus dipaksa untuk melayani Allah. Sebaliknya, mereka senang mengetahui bahwa hukum Allah dapat ditulis dalam hati dan bahwa manfaat kekal dari perjanjian yang dinubuatkan Yeremia tersedia bagi manusia dewasa ini. Bagaimana Allah mewujudkan pengampunan melalui perjanjian baru? Bagaimana Saudara dapat belajar tentang hukum yang tertulis dalam hati?
PENERIMA MANFAAT PERJANJIAN BARU Sewaktu mengetahui bahwa ke-144.000 terlibat dalam perjanjian baru, ada orang yang mungkin mengira bahwa hanya mereka ini yang mendapat manfaatnya. Barangkali mereka berpikir demikian karena hanya orang-orang terurap yang ambil bagian dari lambang-lambang pada Peringatan kematian Kristus setiap tahun, yang menggunakan anggur sebagai lambang ’darah perjanjian’. (Mrk. 14:24) Namun, ingat bahwa orangorang yang terlibat dalam perjanjian baru harus menjadi rekan-rekan bersama Yesus sebagai ”benih” Abraham, yang melaluinya semua bangsa akan diberkati. (Gal. 3:8, 9, 29; Kej. 12:3) Dengan satu atau lain cara, melalui perjanjian baru itu, Yehuwa akan menggenapi janji-Nya untuk memberkati seluruh umat manusia melalui ”benih” Abraham. 15 Yesus Kristus, bagian utama dari benih Abraham, melayani sebagai Imam Besar, dan ia menyediakan korban yang sempurna yang memungkinkan pengampunan kesalahan dan dosa. (Baca Ibrani 2:17, 18.) Namun, lama berselang Allah menunjuk ke ”suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus” di masa depan. (Kel. 19:6) Dalam Israel jasmani, imamimam berasal dari satu suku, dan raja-raja berasal dari suku lain. Jadi, bagaimana bangsa raja-imam yang dijanjikan ini akan 14
14. Siapa yang jelas-jelas mendapat manfaat dari perjanjian baru? 15. Menurut nubuat, peranan apa yang akan dimiliki kaum terurap?
176
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
terwujud? Rasul Petrus mengalamatkan suratnya yang pertama kepada orang-orang yang disucikan oleh roh. (1 Ptr. 1:1, 2) Ia menyebut orang-orang tersebut sebagai ”keimaman kerajaan, bangsa yang kudus, umat untuk milik yang istimewa”. (1 Ptr. 2:9) Maka, orang-orang Kristen terurap dalam perjanjian baru itu akan melayani sebagai imam-imam bawahan. Bayangkan apa artinya itu! Kita setiap hari berjuang di bawah pengaruh dosa, yang masih ”berkuasa sebagai raja”. Orangorang yang melayani sebagai imam-imam bawahan mengalami hal yang sama. (Rm. 5:21) Mereka mengetahui bagaimana perasaan orang yang berbuat salah dan yang bergulat dengan rasa bersalah. Jadi, bersama Kristus, mereka akan dapat bersimpati terhadap kita seraya kita mengatasi kecenderungan untuk berdosa. 16 Di Penyingkapan 7:9, 14, ”kumpulan besar” tampak ”mengenakan jubah putih”, yang menyiratkan kedudukan yang bersih di hadapan Allah. Agar dapat selamat melewati ”kesengsaraan besar”, kumpulan besar itu sekarang sedang dibentuk. Karena itu, bahkan sekarang mereka mendapatkan kedudukan yang adil-benar hingga taraf tertentu di hadapan Allah. Mereka dinyatakan adil-benar sebagai sahabat Yehuwa. (Rm. 4:2, 3; Yak. 2:23) Betapa menakjubkan manfaat itu! Jika Saudara bagian dari kumpulan besar itu, Saudara dapat yakin bahwa Allah bersedia membantu seraya Saudara berjuang untuk tetap bersih di mata-Nya. 17 Apa yang terjadi dengan dosa orang-orang yang diperkenan Allah? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Yehuwa berfirman melalui Yeremia, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” (Yer. 31:34) Allah melakukan hal ini bagi kaum terurap atas dasar korban Yesus. Dengan cara yang sama, Allah dapat mengampuni dosa kumpulan besar atas dasar ’darah perjanjian’ yang sama. Kata-kata Yeremia bahwa Allah tidak akan ’mengingat’ lagi 16. Anjuran apa yang bisa diperoleh ”kumpulan besar” dari Penyingkapan 7:9, 14? 17. Dalam arti apa Yehuwa tidak lagi ’mengingat’ dosa?
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
177
dosa tidak menyiratkan bahwa Dia tidak dapat mengingat dosa karena memang lupa. Sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa setelah Yehuwa memberikan disiplin yang dibutuhkan dan mengampuni pedosa yang bertobat, Allah tidak lagi membiarkan dosa masa lalu memengaruhi sikap-Nya terhadap orang tersebut. Pikirkan dosa Raja Daud berkenaan Bat-syeba dan Uria. Daud menerima disiplin dan mengalami konsekuensi dosa-dosanya. (2 Sam. 11:4, 15, 27; 12:9-14; Yes. 38:17) Namun, Allah tidak terus meminta pertanggungjawaban Daud atas dosa-dosa tersebut. (Baca 2 Tawarikh 7:17, 18.) Sebagaimana ditunjukkan dalam perjanjian baru, setelah Yehuwa mengampuni dosa, berdasarkan korban Yesus, Ia tidak mengingatnya lagi.—Yeh. 18: 21, 22. 18 Maka, perjanjian baru menonjolkan aspek yang luar biasa dari cara Yehuwa bertindak terhadap manusia yang berdosa, baik kaum terurap, yang terlibat dalam perjanjian itu, maupun orang-orang yang memiliki harapan di bumi. Saudara dapat percaya bahwa setelah Yehuwa mengampuni dosa Saudara, Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi. Dengan demikian, janji Allah tentang perjanjian baru memberi pelajaran bagi kita masing-masing. Tanyai diri Saudara, ’Apakah saya berupaya meniru Yehuwa dengan tidak mengungkit-ungkit pelanggaran orang lain, kesalahan yang saya katakan sudah saya maafkan?’ (Mat. 6:14, 15) Hal ini berlaku bagi pelanggaran yang kecil maupun yang sangat serius, seperti dosa zina yang dilakukan suami atau istri Kristen. Jika pihak yang tidak bersalah setuju mengampuni pezina yang bertobat, bukankah ia sepatutnya tidak ’mengingat’ lagi dosa tersebut? Memang, melupakan kesalahan mungkin tidak mudah bagi kita, namun itu adalah salah satu cara kita dapat meniru Yehuwa.1 1 Kesediaan Allah untuk mengampuni digambarkan dalam tindakan Hosea terhadap Gomer. Lihat komentar tentang Hosea 2:14-16 dalam buku Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa, halaman 128-130.
18, 19. Perjanjian baru memuat pelajaran apa tentang pengampunan?
178
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
19
Kita dapat menerapkan pelajaran sehubungan dengan perjanjian baru bahkan terhadap orang yang dipecat namun bertobat dan diterima kembali. Bagaimana kalau orang itu telah merugikan Saudara dan merusak reputasi Saudara dengan satu atau lain cara? Sekarang ia diterima kembali ke dalam sidang. Bagaimana Yeremia 31:34 akan memengaruhi pikiran dan tanggapan pribadi kita? Apakah kita akan mengampuni si pelanggar dan tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahannya? (2 Kor. 2:6-8) Ya, itulah yang hendaknya diupayakan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua orang yang menghargai perjanjian baru. Bagaimana Saudara dapat menerapkan pelajaran tentang pengampunan yang dilukiskan dalam perjanjian baru?
BERKAT-BERKAT PERJANJIAN BARU, SEKARANG DAN DI MASA DEPAN 20 Pada zaman Yeremia, banyak orang Yahudi seakan-akan mengatakan, ”Yehuwa tidak akan melakukan yang baik.” (Zef. 1:12) Meskipun mereka punya pengetahuan tentang siapa Yehuwa dan seperti apa Dia, mereka merasa bahwa Ia tidak akan bertindak; Ia juga tidak mengharapkan mereka hidup selaras dengan standar-standar-Nya. Namun, Saudara tahu bahwa tidak satu hal pun yang luput dari perhatian Allah. Saudara memiliki rasa takut yang penuh respek dan pasti ingin menahan diri dari berbuat jahat. (Yer. 16:17) Saudara juga tahu bahwa Yehuwa adalah Bapak yang penuh kebajikan. Ia mencatat segala perbuatan baik kita, tidak soal orang lain melihatnya atau tidak.—2 Taw. 16:9. 21 Sebuah aspek penting perjanjian baru adalah ini: ”Aku akan menaruh hukumku dalam diri mereka, dan dalam hati mereka aku akan menuliskannya. Aku akan menjadi Allah 20. Bagaimana sikap Saudara berbeda dengan banyak orang di zaman Yeremia? 21, 22. Mengapa Saudara tidak lagi harus diberi tahu, ”Hendaklah kamu mengenal Yehuwa”?
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
179
Orang-orang yang telah melayani Allah dengan setia akan menikmati berkat-berkat-Nya di masa depan
mereka, . . . Mereka tidak lagi akan mengajar rekan dan saudaranya, dengan mengatakan, ’Hendaklah kamu mengenal Yehuwa!’ sebab mereka semua akan mengenal aku”. (Yer. 31:33, 34) Kaum terurap di bumi dewasa ini telah memperlihatkan bahwa mereka memiliki hukum Allah di dalam diri mereka. Mereka mencintai kebenaran yang terdapat di dalamnya, ketimbang mengandalkan pengajaran manusia mana
180
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
pun. Dan, dengan senang hati mereka telah berbagi pengetahuan Alkitab dengan orang-orang yang tergabung dalam kumpulan besar. Maka, orang-orang yang berpengharapan hidup di bumi juga telah belajar mengenal dan mengasihi Yehuwa. Mereka dengan rela tunduk kepada pengarahan-Nya dan memercayai janji-janji-Nya. Saudara mungkin seperti itu. Saudara mengenal Dia dengan baik dan memiliki hubungan pribadi dengan-Nya. Sungguh manfaat yang besar! 22 Bagaimana Saudara bisa memperkuat hubungan Saudara dengan Yehuwa? Saudara pasti ingat saat-saat ketika Saudara merasa Ia menjawab doa Saudara. Melalui pengalaman demikian, Saudara memperdalam penghargaan Saudara akan Allah seperti apakah Dia. Saudara mungkin pernah merasakan bantuan-Nya ketika Saudara teringat akan sebuah ayat yang membantu Saudara menghadapi kesusahan. Ingatlah selalu pengalaman seperti itu. Seraya Saudara terus mempelajari Firman-Nya, pengetahuan Saudara tentang Dia akan terus bertambah—manfaat yang tidak ada habisnya. 23 Tetapi, perjanjian baru berkaitan dengan berkat lain yang dapat kita alami sekarang. Mengenal Yehuwa sebagai pribadi yang menyediakan pengampunan selaras dengan perjanjian itu dapat membantu kita bebas dari perasaan bersalah yang berkepanjangan. Misalnya, orang yang melakukan aborsi sebelum mengetahui standar Allah mungkin masih merasa bersalah dan sedih karena mereka dengan sengaja mengakhiri kehidupan manusia yang sedang berkembang. Yang lain merasa begitu karena mereka merenggut nyawa orang dalam peperangan. Korban tebusan Yesus—dasar utama perjanjian baru—menyediakan pengampunan bagi orang-orang yang benar-benar bertobat. Karena itu, tidakkah semestinya kita diyakinkan bahwa jika Yehuwa mengampuni dosa kita, Ia memandang masalahnya selesai? Kita tidak perlu terus mengingat-ingat dosa yang telah diampuni sepenuhnya oleh Yehuwa. 23. Bagaimana dengan mengenal Yehuwa, Saudara akan dibebaskan dari keresahan yang tidak perlu?
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
181
24
Kita mendapatkan bukti yang sangat jelas tentang pengampunan Yehuwa di Yeremia 31:20. (Baca.) Puluhan tahun sebelum zaman Yeremia, Yehuwa menghukum kerajaan Israel sepuluh suku di utara (diwakili oleh Efraim, suku yang terkemuka) karena mereka menyembah berhala. Mereka dibawa ke pembuangan. Namun, Allah menunjukkan kasih sayang yang lembut kepada orang-orang dari bangsa itu. Ia masih memperlakukan mereka seperti ”seorang anak yang diperlakukan dengan kasih sayang”. Sewaktu Ia teringat akan mereka, ususNya ”bergejolak”, yang berarti bahwa perasaan-perasaan-Nya yang paling dalam tergugah. Catatan ini, yang terdapat dalam konteks perjanjian baru, menunjukkan betapa limpah pengampunan Yehuwa terhadap orang-orang yang bertobat dari kesalahannya di masa lalu. 25 Janji Yehuwa untuk mengampuni dosa melalui perjanjian baru akan tercapai sepenuhnya pada akhir Pemerintahan Milenium Kristus. Yesus Kristus, bersama dengan ke-144.000 imam bawahan, akan memulihkan manusia yang loyal ke kesempurnaan. Setelah ujian terakhir, umat manusia akan menjadi anggota keluarga universal Yehuwa dalam arti yang sepenuhnya. (Baca Roma 8:19-22.) Selama berabad-abad, semua orang telah mengerang di bawah beban dosa. Namun, manusia ciptaan Yehuwa akan memiliki ”kemerdekaan yang mulia sebagai anak-anak Allah”, kemerdekaan dari dosa dan kematian. Oleh karena itu, yakinlah bahwa melalui pengaturan perjanjian baru yang pengasih, Saudara dapat memperoleh manfaat yang limpah. Saudara bisa mendapat manfaat sekarang dan selama-lamanya melalui ”tunas” bagi Daud dan menikmati ”keadilbenaran di negeri”.—Yer. 33:15. 24. Bagaimana Yeremia 31:20 dapat membuat Saudara berbesar hati? 25. Mengapa Saudara bisa bersyukur kepada Yehuwa untuk perjanjian baru?
Mengapa Saudara bisa mendapat manfaat dari perjanjian baru sekarang dan di masa depan?
PASAL LIMA BELAS
”AKU TIDAK DAPAT DIAM” ”DENGARLAH firman Yehuwa.” Kata-kata itu berkumandang di jalan-jalan dan lapangan Yerusalem mulai tahun 647 SM. Dan, nabi Allah tidak pernah berhenti. Bahkan sewaktu kota itu dibinasakan 40 tahun kemudian, ia mengulangi desakan itu. (Yer. 2:4; 42:15) Allah yang Mahakuasa mengutus para nabi untuk memastikan bahwa orang Yahudi dapat mendengar nasihatNya dan bertobat. Sebagaimana diperlihatkan sebelumnya di buku ini, Yeremia menonjol di antara para juru bicara Allah. Sewaktu menugasi Yeremia, Allah memberi tahu dia, ”Bangkitlah, katakanlah kepada mereka segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu. Jangan gentar.” (Yer. 1:17) Pekerjaannya tidak mudah. Yeremia menderita secara fisik dan emosi, tetapi meski mengalami cobaan demikian, ia terdorong untuk melaksanakan tugasnya. Ia mengatakan, ”Hatiku bergejolak dalam diriku. Aku tidak dapat diam.”—Yer. 4:19. 2 Caranya Yeremia melaksanakan tugasnya sebagai nabi menjadi teladan bagi hamba-hamba Yehuwa di masa depan. (Yak. 5: 10) Tidak lama setelah Pentakosta 33 M, kalangan berwenang Yahudi menangkap rasul Petrus dan Yohanes, dan memerintahkan agar mereka berhenti mengabar. Saudara pernah membaca tanggapan mereka. ”Kami tidak dapat berhenti berbicara tentang perkara-perkara yang telah kami lihat dan dengar.” (Kis. 4: 19, 20) Setelah mengancam akan memperlakukan mereka lebih buruk pada kali berikutnya, para penguasa itu membiarkan 1. Mengapa Yeremia dan nabi-nabi Yehuwa lainnya tidak diam? 2, 3. (a) Bagaimana murid-murid Yesus meniru Yeremia? (b) Mengapa Saudara hendaknya mengikuti teladan Yeremia? 182
”Aku Tidak Dapat Diam”
183
Petrus dan Yohanes pergi. Saudara tahu hasilnya. Pria-pria setia itu tidak mau dan tidak pernah berhenti mengabar. 3 Dapatkah Saudara melihat bahwa kata-kata Petrus dan Yohanes yang dicatat di Kisah 4:20 mencerminkan semangat Yeremia? Sebagai rohaniwan Allah Yehuwa pada hari-hari terakhir yang menentukan ini, tidakkah Saudara juga memiliki tekad yang sama dan berpikir, ’Saya tidak bisa diam!’ Mari kita lihat bagaimana kita bisa mempertahankan kekuatan seperti yang dimiliki Yeremia untuk terus memberitakan kabar baik meskipun keadaan di sekitar kita kian memburuk. BERTEKUN MESKI MENGHADAPI SIKAP APATIS 4 Tidakkah Saudara yakin bahwa janji Allah tentang masa depan yang menakjubkan di bawah pemerintahan PutraNya adalah berita terbaik bagi orang-orang? Namun, banyak orang dewasa ini menyatakan komentar seperti yang pernah diucapkan beberapa orang Yahudi kepada Yeremia: ”Mengenai perkataan yang engkau sampaikan kepada kami dengan nama Yehuwa, kami tidak akan mendengarkan engkau.” (Yer. 29:19; 44:16) Yeremia sering mendengar pernyataan seperti itu. Demikian pula hamba-hamba Yehuwa dewasa ini, sebab banyak orang mengatakan, ”Saya tidak berminat.” Sikap apatis yang ada di mana-mana bisa menggerogoti semangat para pemberita Kerajaan. Jika hal itu terjadi di daerah Saudara, pada beberapa orang di sidang Saudara, atau bahkan pada diri Saudara sendiri, apa yang dapat dilakukan? 5 Perhatikan cara berpikir yang Yeremia kembangkan dalam menghadapi penduduk Yehuda yang umumnya apatis. Pada awal karier Yeremia, Yehuwa memberinya gambaran pendahuluan tentang penghakiman ilahi yang akan datang. (Baca Yeremia 4:23-26.) Dengan demikian, sang nabi dapat melihat 4. Sikap apa yang umum di Yerusalem kuno? 5. (a) Bagaimana reaksi Yeremia terhadap sikap apatis orang-orang? (b) Mengapa orang-orang yang kini apatis terhadap kabar baik berada dalam bahaya besar?
184
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
DARI APATIS MENJADI BERMINAT Seorang wanita di Selandia Baru mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengarkan Saksi-Saksi sebelumnya, tetapi sekarang ia berminat. Minggu itu, sang wanita menghadiri pemakaman seorang Saksi yang adalah istri dari rekan sekerja suaminya. Dia memerhatikan bahwa banyak orang yang hadir memberikan penghiburan pribadi kepada sang suami yang sedang berduka. Selain itu, wanita ini mengatakan bahwa keterangan Alkitab yang jelas tentang harapan kebangkitan itu masuk akal. Wanita itu menjelaskan bahwa ia melatih para perawat untuk pasien penderita penyakit stadium terminal. Ia mengatakan kepada Saksi-Saksi yang datang ke rumahnya bahwa setelah pemakaman itu, ia menganjurkan murid-muridnya untuk menghadiri pemakaman yang dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Mengapa? Ia memberi tahu muridmuridnya bahwa Saksi-Saksi Yehuwa menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari orang mati dan menawarkan harapan yang gemilang di masa depan. Ia merasa bahwa para perawat dapat menggunakan kedua pokok tersebut untuk membesarkan hati pasien mereka. Jelaslah, fakta bahwa orang-orang sudah lama bersikap apatis tidak berarti bahwa Yehuwa tidak dapat ’memberi mereka hati untuk mengenal Dia’. (Yer. 24:7) Orangorang yang pernah bersikap apatis di daerah Saudara masih mungkin memberikan tanggapan yang positif.
”Aku Tidak Dapat Diam”
185
bahwa kehidupan ribuan orang bergantung pada apakah mereka mendengar perkataan yang akan ia sampaikan dan apakah mereka bertindak sesuai dengannya. Dewasa ini, orang-orang berada dalam situasi serupa, termasuk yang ada di daerah saudara. Mengenai ”hari” penghakiman Allah atas dunia fasik dewasa ini, Yesus mengatakan, ”Hal itu akan menimpa semua orang yang tinggal di segenap permukaan bumi. Jadi, tetaplah sadar sepanjang waktu sambil membuat permohonan agar kamu berhasil luput dari semua hal ini yang ditentukan untuk terjadi, dan dapat berdiri di hadapan Putra manusia.” (Luk. 21:34-36) Dapat Saudara simpulkan dari kata-kata Yesus bahwa orangorang yang menolak kabar baik berada dalam bahaya besar. 6 Tetapi, orang-orang yang berubah sikap dan yang mendengarkan serta menanggapi firman Yehuwa yang kita sampaikan akan menerima berbagai manfaat tak ternilai. Allah sedang membuka jalan bagi kita untuk luput dari kebinasaan dan memasuki dunia baru-Nya. Dalam beberapa hal, itulah yang terjadi pada zaman Yeremia. Penduduk Yehuda bisa luput. (Baca Yeremia 26:2, 3.) Untuk membantu mereka, Yeremia selama puluhan tahun mendesak orang-orang untuk ”mendengarkan dan kembali”, untuk mengindahkan firman Allah yang benar. Kita tidak tahu berapa banyak yang bertobat dan mengubah kehidupan mereka sebagai hasil dari kesaksian sang nabi. Tetapi, ada yang melakukannya, dan begitu pula, ada banyak yang melakukannya pada zaman kita. Seraya terus memberitakan kabar baik, kita sering mendengar tentang orang yang tadinya tidak menanggapi berita kita akhirnya berminat. (Lihat kotak ”Sikap Apatis Dapat Berubah Menjadi Minat” di halaman 184.) Bukankah hal itu menjadi alasan tambahan untuk tetap aktif dalam pelayanan kabar baik kita yang menyelamatkan kehidupan ini? 6. Mengapa Saudara hendaknya terus mengabar, bahkan kepada orang-orang yang tidak berminat akan berita Saudara?
Mengapa Saudara bertekad memberitakan kabar baik meski menghadapi sikap apatis?
186
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
PENENTANG TIDAK AKAN DAPAT MENGHANCURKAN KITA 7 Salah satu aspek yang luar biasa dari pelayanan Yeremia adalah betapa seringnya penentang berupaya menghancurkan dia dan pekerjaannya. Nabi-nabi palsu menentang dia di depan umum. (Yer. 14:13-16) Sementara Yeremia menelusuri jalan-jalan kota Yerusalem, orang-orang di sekitarnya meneriakkan cacian, mengejek dia. (Yer. 15:10) Beberapa musuhnya merancang siasat-siasat lain untuk merendahkan dia. (Yer. 18:18) Yang lain dengan gencar menyebarkan desas-desus untuk memalingkan orang-orang berhati jujur dari kebenaran ilahi yang Yeremia beritakan. (Rat. 3:61, 62) Apakah Yeremia menyerah? Justru sebaliknya, ia terus mengabar. Bagaimana ia bisa melakukannya? 8 Senjata utama Yeremia untuk memerangi semua tentangan itu adalah kepercayaan kepada Yehuwa. Pada awal pelayanan Yeremia, Allah memberi tahu dia bahwa Ia akan memelihara dan melindunginya. (Baca Yeremia 1:18, 19.) Yeremia beriman akan janji itu, dan Yehuwa tidak mengecewakan dia. Seraya para penentang terus menekan dan mencoba cara-cara yang lebih keras, Yeremia malah semakin berani, kuat, dan tekun. Perhatikan bagaimana sifat-sifat ini berguna baginya. 9 Sekali peristiwa, para imam dan nabi yang suka memberontak menyeret Yeremia ke hadapan para pembesar Yehuda agar ia dihukum mati. Apakah ancaman mereka membuat Yeremia ketakutan sehingga tidak bisa bertindak? Tidak. Sang nabi dengan begitu efektif menanggapi tuduhan palsu orang-orang murtad itu sehingga nyawanya terluput.—Baca Yeremia 26:11-16; Luk. 21:12-15. 10 Ingatlah bahwa setelah mendengarkan berita sang nabi 7. Bagaimana para musuh berupaya menghancurkan pekerjaan Yeremia sebagai nabi? 8. Seraya para penentang mempergencar upaya mereka, bagaimana tanggapan Yeremia? 9, 10. Peristiwa apa saja dalam kehidupan Yeremia yang hendaknya mendorong kita untuk berani?
”Aku Tidak Dapat Diam”
187
yang ampuh, pejabat bait yang bernama Pasyur memasungnya. Pasyur pasti mengira bahwa hal ini akan membuat Yeremia jera sehingga ia akan diam. Maka, keesokan harinya, Pasyur membiarkan dia pergi. Tetapi Yeremia, yang tentunya masih kesakitan akibat siksaan yang ia alami, berbicara langsung kepada Pasyur, menyatakan penghukuman Yehuwa atasnya. Ya, bahkan penyiksaan tidak bisa membungkam Yeremia! (Yer. 20:1-6) Mengapa tidak? Yeremia sendiri memberi tahu kita, ”Yehuwa menyertai aku seperti orang yang sangat perkasa. Itulah sebabnya orang-orang yang menganiaya aku akan tersandung dan tidak akan menang.” (Yer. 20:11) Bahkan ketika menghadapi penentang yang bengis, Yeremia tidak gentar. Kepercayaannya kepada Yehuwa sangat kukuh, dan Saudara pun bisa seperti itu. 11 Patut diingat bahwa Yeremia tidak fanatik. Ia menggunakan akal sehat sewaktu menghadapi penentang. Ia tahu kapan harus mundur. Sebagai contoh, perhatikan pengalamannya dengan Hanania. Setelah nabi palsu itu membantah 11, 12. (a) Bagaimana Yeremia menunjukkan akal sehat sewaktu Hanania menentang dia? (b) Manfaat apa yang bisa diperoleh jika kita ’menahan diri sewaktu menghadapi apa yang jahat’?
188
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
kata-kata nubuat Yehuwa di depan umum, Yeremia mengoreksi dia dan menjelaskan caranya mengenali nabi sejati. Yeremia sering membawa-bawa kuk dari kayu untuk menggambarkan bahwa Yerusalem akan tunduk di bawah kuk Babilon; Hanania menjadi beringas dan mematahkan kuk itu. Bisa saja, setelah itu Hanania berbuat lebih buruk lagi. Jadi, apa yang Yeremia lakukan? Kita membaca, ”Nabi Yeremia pergi dari sana.” Ya, Yeremia meninggalkan tempat itu. Belakangan, atas arahan Yehuwa, ia kembali dan memberi tahu Hanania apa yang akan Allah datangkan—perbudakan orang Yahudi oleh raja Babilon dan kematian Hanania. —Yer. 28:1-17. 12 Menurut catatan terilham ini, jelaslah bahwa ketika mengabar, kita sebaiknya mengimbangi keberanian dengan akal sehat. Jika di satu rumah seseorang tidak mau diajak bernalar dari Alkitab dan menjadi marah, bahkan mengancam akan menggunakan kekerasan, kita bisa pamit dengan sopan dan pergi ke rumah lain. Tidak perlu ada perdebatan sengit dengan siapa pun mengenai kabar baik Kerajaan. Dengan ’menahan diri sewaktu menghadapi apa yang jahat’, kita tidak menutup kemungkinan untuk membantu penghuni rumah pada kesempatan lain yang lebih baik.—Baca 2 Timotius 2:23-25; Ams. 17:14. Mengapa kepercayaan kepada Yehuwa begitu penting sewaktu kita memberitakan kabar baik? Mengapa kita harus mengimbangi keberanian dengan akal sehat?
”JANGAN TAKUT” Para penganut ibadat sejati terpengaruh oleh kondisi mengerikan di Yerusalem sebelum pembinasaannya pada tahun 607 SM. Jadi, Saudara mengerti mengapa Allah memberi tahu Yeremia, ”Jangan takut”. (Yer. 1:8; Rat. 3:57) Dan, Yehuwa menyuruh dia memberi tahu orang lain kata-kata yang menguatkan itu. (Baca Yeremia 46:27.) Apa yang kita pelajari 13
13. Mengapa Yehuwa mengatakan kepada Yeremia, ”Jangan takut,” dan mengapa kita harus membahasnya?
”Aku Tidak Dapat Diam”
189
dari hal ini? Dalam zaman akhir yang berbahaya ini, adakalanya kita bisa merasa takut. Pada saat-saat demikian, apakah kita akan mendengarkan Yehuwa, yang seolah-olah mengatakan kepada kita, ”Jangan takut”? Sebelumnya di buku ini, kita membahas bagaimana Allah memelihara Yeremia selama masa yang benar-benar menakutkan itu. Mari kita tinjau ulang dengan singkat apa yang terjadi, agar dapat melihat pelajarannya bagi kita. 14 Sewaktu orang-orang Babilon mengencangkan cengkeraman mereka atas Yerusalem, kelaparan melanda penduduknya. Segera, banyak orang kelaparan. (Yer. 37:21) Seakan-akan itu belum cukup, Yeremia terjebak di suatu tempat yang bisa menjadi kuburannya. Para pembesar Yehuda telah menekan Raja Zedekia yang lemah sampai menuruti kehendak mereka. Lalu, mereka menyuruh agar Yeremia dilemparkan ke dalam perigi yang dalam. Di situ tidak ada air, hanya banyak lumpur. Seraya Yeremia mulai tenggelam ke dalam lumpur, ia tidak melihat adanya jalan keluar. Seandainya Saudara berada dalam situasi itu, tidakkah Saudara merasa ketakutan?—Yer. 38:4-6. 15 Sekalipun Yeremia adalah manusia yang berkematian seperti kita, ia memercayai firman Yehuwa bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkannya. (Baca Yeremia 15:20, 21.) Apakah Yehuwa mengupahi kepercayaan tersebut? Faktanya menunjukkan bahwa Ia berbuat demikian. Allah menggerakkan Ebed-melekh untuk tidak menaati para pembesar dan menyelamatkan Yeremia. Dengan seizin raja, Ebed-melekh menarik nabi itu keluar dari perigi, meluputkan dia dari kematian di lumpur yang dalam.—Yer. 38:7-13. 16 Bahkan sesudah Yeremia keluar dari perigi itu, bahaya tetap mengancam. Ebed-melekh memohon kepada raja demi kepentingan Yeremia, ”Ia akan mati di sana karena kelaparan, sebab tidak ada roti lagi di kota.” (Yer. 38:9) Karena makanan 14, 15. (a) Yeremia berada dalam situasi berbahaya apa? (b) Bagaimana Yehuwa menggenapi janji-Nya untuk melindungi Yeremia? 16. Dari bahaya apa saja Yehuwa meluputkan orang-orang-Nya yang loyal?
190
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
sangat langka di Yerusalem, orang-orang menjadi kanibal. Namun sekali lagi, Yehuwa turun tangan untuk menyelamatkan nabi-Nya. Dan, Yeremia menyampaikan kepada Ebed-melekh jaminan perlindungan dari Yehuwa. (Yer. 39:16-18) Yeremia tidak melupakan jaminan Allah: ”Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau.” (Yer. 1:8) Karena Allah yang Mahakuasa menjaga kedua pria yang loyal tersebut, baik musuh ataupun kelaparan tidak dapat menghabisi nyawa mereka. Mereka luput dari kematian di dalam kota yang akan hancur itu. Apa pelajarannya? Yehuwa menjanjikan perlindungan dan menepatinya. —Yer. 40:1-4. 17 Penggenapan nubuat Yesus tentang penutup sistem ini sedang bergerak tak terhentikan menuju klimaksnya. Dalam waktu dekat, akan muncul ”tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, serta di bumi bangsa-bangsa sangat menderita, tidak tahu jalan keluarnya . . . seraya orang-orang menjadi pingsan karena takut dan karena mengantisipasi perkara-perkara yang menimpa bumi yang berpenduduk”. (Luk. 21: 25, 26) Kita harus menunggu untuk melihat bagaimana wujud dari tanda-tanda itu kelak dan teror seperti apa yang diakibatkannya bagi banyak orang. Namun, tidak soal apa yang berkembang, Saudara tidak perlu meragukan kesanggupan dan 17. Mengapa hendaknya Saudara beriman akan janji Yehuwa untuk melindungi hamba-hamba-Nya?
”Aku Tidak Dapat Diam”
191
keinginan Yehuwa untuk menyelamatkan umat-Nya. Tetapi, akhir bagi orang-orang yang tidak mendapat perkenan-Nya akan sangat berbeda. (Baca Yeremia 8:20; 14:9.) Bahkan jika hamba-hamba-Nya seolah-olah berada dalam keadaan yang tanpa harapan seperti berada dalam dasar perigi yang gelap dan lembap, Ia sanggup meluputkan mereka! Firman Allah kepada Ebed-melekh akan berlaku bagi umat-Nya: ” ’Aku pasti akan meluputkan engkau, dan engkau tidak akan tewas oleh pedang; dan engkau akan memperoleh jiwamu sebagai jarahan, karena engkau mengandalkan aku,’ demikian ucapan Yehuwa.” —Yer. 39:18. KATA-KATA YANG DITULIS BAGI SAUDARA ”Kepada siapa pun engkau kuutus, engkau harus pergi, dan segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu, harus kausampaikan.” (Yer. 1:7) Kehidupan Yeremia berubah untuk selamanya sewaktu ia mendengar perintah itu dari Allah. Sejak saat itu dan seterusnya, ia sangat menggebu-gebu untuk mengumumkan ”firman Yehuwa”. Ungkapan itu muncul berulang-ulang di seluruh buku Yeremia. Di pasal terakhir, Yeremia menceritakan tentang direbutnya Yerusalem dan diasingkannya raja yang terakhir, Zedekia. Ya, Yeremia terus mengajar dan menasihati rakyat Yehuda untuk menaati Yehuwa sampai peristiwa-peristiwa menunjukkan dengan jelas bahwa pekerjaannya selesai. 19 Ada banyak persamaan antara tugas Yeremia dan pelayanan Saksi-Saksi Yehuwa kepada umum dewasa ini. Seperti dia, Saudara melayani Allah yang benar selama masa penghakiman. Berbagai tanggung jawab lainnya menuntut waktu serta tenaga Saudara; namun, pemberitaan kabar baik adalah pekerjaan yang paling penting yang dapat Saudara lakukan di sistem 18
18. (a) Kata-kata apa yang mengubah kehidupan Yeremia? (b) Apa makna perintah Allah di Yeremia 1:7 bagi Saudara? 19, 20. (a) Mengapa pelayanan Yeremia merupakan pola bagi Saudara? (b) Apa hubungan antara pekerjaan pengabaran dan menemukan sukacita serta kepuasan? (c) Bagaimana merenungkan buku Yeremia dan Ratapan memengaruhi Saudara?
192
Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
ini. Dengan melakukannya, Saudara meninggikan nama Allah yang agung dan menerima hak serta wewenang-Nya yang mutlak sebagai Penguasa Universal. (Baca Ratapan 5:19.) Saudara juga mempertunjukkan kasih yang menonjol terhadap sesama dengan membantu orang lain mengenal Allah yang benar dan mengetahui persyaratan-Nya untuk memperoleh kehidupan.—Yer. 25:3-6. 20 Mengenai pekerjaan yang Yehuwa berikan kepadanya, Yeremia berkata, ”Firmanmu ditemukan, dan aku memakannya; firmanmu menjadi kesukaan besar bagiku dan sukacita hatiku; sebab namamu disebutkan atasku, oh, Yehuwa, Allah yang berbala tentara.” (Yer. 15:16) Kesukaan dan kepuasan demikian tersedia bagi semua orang dewasa ini yang tergerak untuk berbicara demi kepentingan Allah yang benar. Dengan demikian, Saudara memiliki alasan yang bagus untuk terus mengumumkan berita Yehuwa, seperti halnya Yeremia. Bagaimana teladan Yeremia dan Ebed-melekh dapat membantu Saudara bersikap tegar? Sifat Yeremia yang mana ingin Saudara tiru sewaktu Saudara mengabar?
Inginkah Anda mendapat lebih banyak informasi? Silakan hubungi Saksi-Saksi Yehuwa di www.jw.org.