PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA TROSONO KABUPATEN MAGETAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : WISKHA DANY FIRAWAN J210.090.110
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA TROSONO KABUPATEN MAGETAN Wiskha Dany Firawan1, H.M. Abi Muhlisin2, Kartinah3
Abstrak Kebersihan lingkungan merupakan hal yang penting dalam masalah kesehatan. Kebersihan lingkungan dapat dilakukan apabila masyarakat mempunyai kebiasaan berperilaku hidup bersih dengan baik. Adanya kejadian demam berdarah dengue pada masyarakat mencerminkan tindakan pencegahan masih kurang, sebagai akibat dari pengetahuan tentang demam berdarah dengue dan sikap dalam tindakan pencegahan yang kurang. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang demam berdarah dengue di desa Trosono kabupaten Magetan. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan One-group Pre-Test-Post-Test Design. Sampel penelitian adalah salah satu anggota keluarga yang terkena demam berdarah dalam 5 tahun terakhir dan seluruh rumah yang berdekatan dengan dengan penderita dalam radius 100 meter yang berjumlah 52 responden. Instrument penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap yang diberikan sebelum dan sesudah pendidikan penyuluhan dilakukan. Metode penyuluhan menggunakan ceramah dan responden diberi leflet. Analisis data penelitian menggunakan uji kompartif parametrik yaitu paired t test. Hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pre test pengetahuan sebesar 9.96±3.61 dan post test 12.32±3.25. Nilai rata-rata pre test sikap = 51.30±5.44 dan post test = 56.78±4.7. hasil uji statistik pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan diketahui nilai test pengetahuan t-test = -5.24, p = 0,001, sementara nilai test sikap t-test = -8.25, p = 0,001. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang demam berdarah dengue di Desa Trosono Kabupaten Magetan Kata kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap, demam berdarah dengue
1. 2. 3.
Mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
EFFECT OF HEALTH EDUCATION TO COMMUNITY’S KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT DENGUE FEVER IN TROSONO VILLAGE OF MAGETAN DISTRIC Wiskha Dany Firawan1, Abi Muhlisin2, Kartinah3
ABSTRACT Environmental hygiene is essential in health problems. Environmental hygiene can be done if all of people have a habit to clean on their environmental. Incidence of dengue hemorrhagic fever in community is a reflection that they are still lack of dengue fever knowledge and poor attitudes to . The objective aim to know effect of health education to community’s knowledge and attitudes about dengue fever in Trosono Village of Magetan District. Kind of research is quasiexperimental and use One-group Pre-Test-Post-Test Design. Sample was one of family member who ever affected dengue fever in the last 5 years and their house with 100 meters radius from patient’s house. Sample are 52 respondents. Instrument research use questionnaires is given knowledge and attitudes before and after health education done. health education methods with speech and respondents are given a Leflet. Analysis of research data use parametric test comparative is paired t test. The results show average value of knowledge pre-test 3.61 ± 9.96 and posttest 12:32 ± 3:25. Average value of attitude pre-test = 51.30 ± 5.44 and the post-test = 56.78 ± 4.7. Statistical test results before and after the respondents' knowledge with value t-test = -5.24, p = 0.001, while value of the attitude test t-test = -8.25, p = 0.001. The conclusion there is an effect of health education to community’s knowledge and attitudes about dengue fever in Trosono Village of Magetan Distric Keywords: health education, knowledge, attitudes, dengue fever PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumah yang sehat dapat mencegah penularan penyakit dengan sanitasi dasar seperti pembuangan air limbah, pembuangan sampah harus memenuhi syarat kesehatan sehingga rumah tidak lagi menjadi sarang dan sumber penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD). Dewasa ini penyuluhan kesehatan tentang berbagai penyakit telah digalakkan oleh pemerintah agar kesadaran masyarakat meningkat. Begitu pula dengan penyuluhan tentang DBD di berbagai wilayah
bertujuan untuk menjadikan pola pikir sikap dan kesadaran masyarakat untuk bertindak semakin meningkat. Desa Trosono sebagai salah satu dari 13 desa di wilayah kerja puskesmas Parang sebagai salah satu desa endemis DBD. tahun 2008 jumlah penderita 3 orang. tahun 2009 2 orang. tahun 2010 5 orang. tahun 2011 jumlah penderita 2 orang. tahun 2012 jumlah penderita 2 orang. Jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi dibanding jumlah penderita didesa lain di wilayah puskesmas Parang. (Dinas kesehatan kabupaten Magetan, 2012). Tujuan Penelitian mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang demam berdarah dengue di desa Trosono kabupaten Magetan. LANDASAN TEORI Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya kesehatan sehingga masyarakat dapat menerima dan mengenal dengan tujuan untuk agar masyarakat berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2005). Metode Ceramah Merupakan penyampaian materi secara langsung kepada sasaran, baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Kunci keberhasilan dengan metode ini adalah dapat menguasai sasaran ceramah. Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya. media seperti media cetak, seperti poster, leaflet, brosur, majalah, suratkabar, lembar balik dan pamlet. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengideraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya pada waktu pengideraan sehingga meghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Notoatmodjo, 2005)
Sikap Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau obyek, sehingga melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain. Notoatmodjo (2010) Faktor Mempengaruhi Perilaku Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa perilaku mencangkup 3 domain yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan (practice). Demam Berdarah Dengue Infeksi dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh Virus Dengue (DEN) yang terdiri dari empat serotype yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Sedangkan vektor dari infeksi ini adalah nyamuk aedes aegypti. Spesies nyamuk aedes lainnya yang pernah dilaporkan sebagai penyebab wabah dengue pada wilayah tertentu adalah Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan Aedes scutellaris complex (IAI, 2011). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan One-group Pre-Test-PostTest Design. Populasi penelitian adalah seluruh warga desa Trosono, kecamatan Parang, kabupaten Magetan sejumlah 3918 jiwa. Sampel penelitian adalah salah satu anggota keluarga yang terkena demam berdarah dalam 5 tahun terakhir dan seluruh rumah yang berdekatan dengan dengan penderita dalam radius 100 meter yang diwakili oleh salah satu anggota keluarga
dengan alasan bahwa responden tersebut memiliki potensi tinggi terkena DBD sehingga perlu segera diberikan penyuluhan jumlah responden 52 responden. Intrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2006). Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, pengetahuan dan sikap, SAP, leaflet dan laptop. Teknik analisa data menggunakan uji t-test yaitu paired ttest. Hasil Penelitian Karakteristik responden Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden Umur n % 22-31 tahun 21 40.4 32-41 tahun 25 48.1 42-51 tahun 6 11.5 Jenis kelamin Laki-laki 17 32.7 Perempuan 35 67.3 Pekerjaan IRT 28 53.8 Swasta 6 11.5 Pedagang 11 21.2 Petani 4 7.7 PNS 3 5.8 Pendidikan SMP 27 51.9 SMA 22 42.3 PT 3 5.8
Tabel 1 diketahui responden lebih banyak berumur antara 32-41 tahun sebesar 48,1%. Responden paling sedikit umur antara 42-51 tahun. Responden penelitian 67,3%
adalah perempuan, sedangkan responden laki-laki sebesar 32,7%. Sebanyak 53,8% sebagai ibu rumah tangga sebesar. Responden paling sedikit adalah pegawai negeri sipil sebesar 5,8%. Responden penelitian diketahui banyak yang lulus pendidikan SMP sebesar 51,9%. Responden lulus Perguruan tinggi sebanyak 5,8%.
Analisis Univariate Pengetahuan tentang demam berdarah Table 2. Sentral tendensi pre test dan post test pengetahuan responden tentang demam berdarah Sentral Pre test Post test tendensi pengetahuan pengetahuan Rata9.96±3.61 12.32±3.25 rata Median 10.50 13 Minimum 1 6 Maksimum 17 18
Hasil penelitian pengetahuan responden menunjukkan adanya peningkatan nilai setelah diberikan pendidikan kesehatan yang dapat dilihat dari nilai rata-rata pre test pengetahuan sebesar 9.96±3.61 dan meningkat menjadi 12.32±3.25. Hasil skor kemudian dikategorikan menurut definisi operasional yaitu pengetahuan baik dengan nilai 16-20, cukup yaitu 12-15 dan kurang dengan nilai <12.
20-45. Hasil penilaian ditampilkan pada gambar 4.
33
35 30
23 20
20
15
5
38
40
15 10
44
50
9 4
30
Frekuensi
Frekuensi
25
20
0 pre test post test Pengetahuan tentang demam berdarah Baik
Cukup
Kurang
10
13 7 1
1
0 pre test
post test
Sikap tentang demam berdarah Baik
Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan pre test dan post test pengetahuan
Gambar 3 memperlihatkan data, bahwa pengetahuan responden kategori cukup dan baik meningkat setelah menerima pendidikan kesehatan, sedangkan pengetahuan responden kategori kurang pada pre test menurun setelah diberikan pendidikan kesehatan. Sikap responden tentang demam berdarah Table 3. Sentral tendensi pre test dan post test sikap responden tentang demam berdarah Sentral tendensi Pre test sikap Post test sikap Rata-rata 51.30±5.44 56.78±4.7 Median 52.50 57 Minimum 37 44 Maksimum 61 67
Berdasarkan Tabel 3 terjadi perubahan sikap responden setelah diberikan pendidikan kesehatan, hal tersebut ditunjukkan dari besarnya nilai rerata sikap post test yang lebih besar dari rerata sikap pada pre test. Berdasarkan hasil skore sikap responden, kemudian dikategorikan dalam 3 kelopok yaitu sikap baik dengan nilai 61-80 sikap cukup antara 46-60 dan sikap kurang dengan nilai
Cukup
Kurang
Gambar 2. Distribusi responden berdasarkan sikap tentang demam berdarah Berdasarkan Gambar 2,
menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap baik pada pre test hanya 1 responden kemudian meningkat menjadi 13 responden pada post test. Sikap yang cukup dan sikap yang kurang pada pre test menurun pada post test. Analisis perbedaan rata-rata pengetahuan responden tentang demam berdarah antara sebelum dan sesudah menerima pendidikan kesehatan Tabel 4. Hasil pengujian beda rata-rata pengetahuan responden tentang demam berdarah antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan Pengetahuan Rata-rata Pre test 9.96 Post test 12.32
t-test
p
-5.24
0,001
Berdasarkan Tabel 4 hasil perhitungan pengujian paired t test menunjukkan t-test = -5.24, p = 0,001, artinya terdapat peningkatan pengetahuan responden tentang demam berdarah antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan di Desa Trosono Kabupaten Magetan bulan Mei 2013.
Analisis perbedaan rata-rata sikap responden tentang demam berdarah antara sebelum dan sesudah menerima pendidikan kesehatan Tabel 5. Hasil pengujian beda rata-rata sikap responden tentang demam berdarah antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan Sikap Pre test Post test
Rata-rata 51.30 56.78
t-test
p
-8.25
0,001
Berdasarkan Tabel 5 hasil perhitungan pengujian paired t test menunjukkan t-test = -8.25, p = 0,001. Artinya terdapat perubahan sikap responden tentang demam berdarah antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan di Desa Trosono Kabupaten Magetan bulan Mei 2013. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden banyak yang berumur antara 31-42 tahun sebesar 48,1%. Banyaknya umur responden dalam penelitian pada kategori tersebut adalah responden yang sudah berkeluarga, yang berperan sebagai ayah ataupun ibu. Umur responden termasuk dalam kategori umur produktif. Menurut Departemen tenaga kerja (2003), seseorang dikatakan produktif jika berada pada umur 15-64 tahun, sehingga dengan umur tersebut diharapkan masih mampu menerima informasi yang dibutuhkan termasuk dalam menerima pendidikan kesehatan tentang demam berdarah. Berkaitan dengan jenis kelamin responden diketahui sebagian besar adalah perempuan. Hal tersebut terjadi karena faktor tersedianya waktu untuk dapat mengikuti pendidikan kesehatan yang dilakukan peneliti, dan
menunjukkan bahwa responden perempuan yang kebetulan sebagai ibu rumah tangga mempunyai waktu yang lebih banyak di rumah. Hal ini berkaitan dengan waktu yang diadakan dalam pemberian pendidikan kesehatan yaitu pada siang hari pukul 10.00 wib. Oleh karena itu karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan status pekerjaan sangat berkaitan, bahwa responden perempuan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga. Selain faktor ketersediaan waktu dalam mengikuti pendidikan kesehatan, diperoleh informasi dari responden bahwa sebagai ibu rumah tangga dan tidak bekerja adalah pilihan terakhir, dimana sempitnya lapangan pekerjaan yang ada. Keterampilan yang terbatas yang dimiliki responden menambah sulitnya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat pendidikan formal yang berhasil diselesaikan responden. Pendidikan responden diketahui sebagaian besar adalah lulusan SMP. Diperoleh informasi bahwa warga desa Tronono kebanyakan tidak berpendidikan tinggi dengan rata-rata hanya sampai jenjang SMP. Hal itu disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi keluarga dan faktor sudah menjadi budaya jika anak muda lulus SMP disana langsung bekerja, baik merantau ataupun tetap di desanya. Berbekal dengan ijasah SMP sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Dengan hanya lulus jenjang SMP juga mengakibatkan bahwa tingkat pengetahuan yang dimilikinya menjadi kurang luas, seperti pengetahuan tentang DBD. Gambaran responden penelitian ini memperkuat dengan
penelitian Riyanto (2010) yang meneliti Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Kegiatan 3M Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Loa Ipuh Kabupaten Kutai Kertanegara, yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan perilaku pencegahan DBD. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan responden Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre test pengetahuan sebesar 9.96 dan setelah diberikan pendidikan kesehatan nilai rata-rata naik menjadi 12.32. Diketahui juga bahwa selain mengalami peningkatan nilai rata-rata yang tidak terlalu besar, didapatkan hasil bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan, responden ada yang mempunyai nilai kurang yaitu 20 responden. Hal ini disebabkan karena pemahaman responden dalam menerima pendidikan kesehatan dan kurangnya pengetahuan secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Wawan (2010) menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Banyak diantara peserta penyuluhan adalah lulusan SMP. Walaupun sudah memenuhi wajib belajar 9 tahun namun hal tersebut masih dalam kategori tingkat pendidikan rendah. Proses pemberian pendidikan kesehatan diberikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti sehingga materi yang disajikan dapat dipahami dengan baik. Selama ini pengetahuan responden tentang demam berdarah terbatas pada
adanya gigitan nyamuk Aedes aegypti dan untuk menanggulanginya harus dilakukan dengan cara penyemprotan. Sehingga materi dalam pendidikan kesehatan yang diberikan oleh peneliti diarahkan kepada bagaimana cara mencegah agar anggota keluarga dan masyarakat tidak sampai terkena demam berdarah. Peningkatan pengetahuan responden ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan kepada responden dapat diterima dengan baik. Pendidikan kesehatan yang diberikan ditujukan agar responden ataupun masyarakat dapat lebih memahami permasalahan tentang demam berdarah yang masih mungkin terjadi di lingkungan tempat tinggalnya. Departemen kesehatan RI (2005) menyatakan pendidikan kesehatan merupakan penambahan pengetahuan serta kemampuan seseorang dengan cara praktek belajar bertujuan mengubah atau perilaku baik secara individu, maupun masyarakat untuk lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Selama proses pendidikan kesehatan yang diberikan peneliti kepada responden diketahuai responden mempunyai motivasi untuk mengetahui hal yang belum dipahami tentang demam berdarah. Persoalan yang muncul saat responden kurang memahami terhadap materi yang disampaikan. Responden banyak bertanya mengenai tindakan 3M, apa yang seharusnya disiapkan untuk tidak sampai terkena demam berdarah, bagaimana mengetahui ciri seseorang yang terkena gejala demam berdarah, tindakan apa yang harus segera dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
Tingginya perhatian responden ini justru mencerminkan masih banyak yang belum diketahui mengenai masalah kesehatan terutama demam berdarah. Selama ini responden ataupun masyarakat desa Trosono hanya mengetahui lewat media televisi ataupun radio. Kedua media tersebut adalah media informasi yang satu arah, artinya sumber informasi hanya dapat diterima responden, namun tidak ada umpan balik pertanyaan. Oleh karena itu metode ceramah dalam pendidikan kesehatan ini merupakan kesempatan responden untuk meningkatkan pengetahuan tentang demam berdarah. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan sikap responden Berdasarkan hasil penelitian sikap respoden diketahui mengalami peningkatan rata-rata nilai sikap yaitu 51,30 menjadi 56,78.. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan sikap untuk hidup bersih dan sehat dan terbebas dari kejadian demam berdarah baik bagi responden sendiri, keluarga ataupun pada masyarakat. Perubahan sikap yang positif ini dapat dimungkinkan dari pengalaman terjadinya demam berdarah di lingkungan responden yaitu desa Trosono. Azwar (2008) menyatakan bahwa pengalaman pribadi seseorang dapat menenutukan sikap yang diambil dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Sikap dan perilaku yang selama ini ditunjukkan oleh masyarakat berupa kebiasaan yang masih kurang baik. Sebagai contoh kurangnya frekuensi membersihkan bak mandi tiap minggu. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan kebiasaan responden rata-
rata hanya 1 kali bahkan kurang dalam satu minggu. Kebiasaan masih membiarkan kaleng bekas yang tidak dibuang atau ditanam yang memungkinkan menjadi sarang sarang Aedes aegypti. Silalahi (2003) tempat perkembangbiakan larva nyamuk Aedes aegypti seperti Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi, bak WC, dan ember, tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu. Kebiasaan yang masih kurang pada responden mengenai sikap dalam menjaga kesehatan yang tidak disadari adalah kurangnya memanfaatkan ventilasi rumah. Meskipun rumah responden sudah terdapat ventilasi namun pada praktiknya masih sering tidak membuka ventilasi untuk sirkulasi udara dan cahaya sinar matahari. Notoatmodjo (2007) menyatakan ventilasi rumah memiliki berbagai fungsi seperti membebaskan udara ruangan dari bau-bauan, asap ataupun debu dan zat-zat pencemar lain dengan cara pengenceran udara. Cahaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi nyamuk beristirahat pada suatu tempat dengan intensitas cahaya yang rendah dan kelembaban yang tinggi. Intensitas cahaya merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi aktivitas terbang nyamuk. Penelitian yang dilakukan oleh Suyasa (2008) yang berjudul Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan menyimpulkan Faktor kepadatan penduduk, mobilitas penduduk,
keberadaan pot tanaman hias, keberadaan saluran air hujan berhubunan keberadaan vektor demam berdarah dengue. Faktor perilaku kebiasaan menggantung pakaian erhubunan keberadaan vektor demam berdarah dengue. Pemberian pendidikan kesehatan kepada responden ini dapat memberikan tambahan informasi serta menambah keyakinan responden untuk dapat bersikap lebih baik dalam hal menjaga kesehatan. Sikap yang lebih baik ini tercemin dari peningkatan jumlah skor yang diperoleh dari hasil post test sikap. Perubahan jumlah responden dengan sikap yang baik yaitu dari 1 orang pada pre test menjadi 13 responden. Perubahan jumlah responden dengan sikap yang kurang menurun yaitu dari 7 orang menjadi 1 orang saja. Perubahan ini juga menunjukkan bahwa tingkatan sikap responden setidaknya terjadi peningkatan sikap yaitu dari menerima, yang artinya responden mau untuk menerima informasi dari pendidikan kesehatan, kemudian merespon. Merespon diartikan responden menjawab pertanyaan dan menyelesaikan test yang diberikan peneliti. Tingkatan berikutnya adalah menghargai dimana setidaknya responden mau mengajak anggota keluarga untuk melakukan kebersihan di rumah agar rumah tidak menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. Penelitian lain yang memperkuat hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Indah (2011) dengan judul Studi Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Aceh Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Hasil penelitiannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap
perilaku responden dalam pencegahan DBD. Perubahan sikap responden penelitian memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Itrat (2008) di kota Karachi Pakistan yang berjudul Knowledge, Awareness and Practices Regarding Dengue Fever among the Adult Population of Dengue HitCosmopolitan. Hasil penelitiannya menyimpulkan pengetahuan mayarakat mengenai pencegahan demam berdarah masih kurang baik, sehingga diperlukan adanya pendidikan kesehatan serta tindakan percontohan dalam menanggulangi demam berdarah. Simpulan 1. Tingkat pengetahuan masyarakat desa Trosono kabupaten Magetan tentang demam berdarah dengue banyak yang masih kurang sebelum diberikan pendidikan kesehatan 2. Tingkat pengetahuan masyarakat desa Trosono kabupaten Magetan tentang demam berdarah dengue meningkat menjadi cukup baik setelah diberikan pendidikan kesehatan 3. Sikap masyarakat desa Trosono kabupaten Magetan tentang demam berdarah dengue termasuk cukup diberikan pendidikan kesehatan 4. Tingkat pengetahuan masyarakat desa Trosono kabupaten Magetan tentang demam berdarah dengue termasuk cukup setelah diberikan pendidikan kesehatan 5. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat desa Trosono kabupaten Magetan tentang demam berdarah dengue
6. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan sikap masyarakat desa Trosono kabupaten Magetan tentang demam berdarah dengue
Saran 1. Bagi Masyarakat Setempat Meningkatkan informasi dan kesadaran diri tentang perilaku hidup sehat dengan cara bekerja sama dengan badan kesehatan dalam mengadakan penyuluhan, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari agar tidak terkena penyakit DBD 2. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Petugas kesehatan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan khususnya penyakit DBD dengan cara memberi contoh tentang caracara pencegahan yang benarBagi Penelitian Selanjutnya 3. Diharapkan dalam penelitian masalah DBD lebih variatif dan lebih luas dalam memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat, seperti melakukan pelatihan dalam melihat tanda dan gejala pasien terkena DBD DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rhineka cipta. Astuti FD, (2010). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status gIzi Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar di Kecamatan
Godean. Jurnal kesehatan masyarakat. Vol. 7 no. 1, marethttp://journal.uad.ac.id/ind ex.php/kesmas/article/view/1237 Azwar, S. (2008). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Kesehatan RI (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta Dinas kesehatan kabupaten magetan. 2012. Statistik Demam Berdarah Dengue. Magetan: Dinas kesehehatan kabupaten Magetan. Ikatan apoteker Indonesia. 2011. Iso farmakologi 2. Jakarta: penerbit ikatan apoteker Indonesia. Indah R. (2011).,Studi Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Aceh Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Prosiding seminar hasil penelitian Kebencanaan TDMRC-Unsyiah, Banda Aceh, http://www.tdmrc.org/id/wpcontent/uploads/2011/04/3439_studi_pengetahuan_sikap.p df Itrat, A. (2008). Knowledge, Awareness And Practices Regarding Dengue Fever Among the Adult Population of Dengue Hitcosmopolitan. Journal Plos One. July 2008 | volume 3 | issue 7 | e2620. Aga Khan University, Karachi, Pakistan Http://www.plosone.org/article/i
nfo:doi/10.1371/journal.pone.00 02620 Notoatmodjo, S 2005. kesehatan. Jakarta: cipta.
Promosi Rhineka
Notoatmodjo, S 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rhineka cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rhineka cipta. Riyanto, B. (2010). Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Kegiatan 3M Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Loa Ipuh Kabupaten Kutai Kertanegara.. Jurnal kesehatan masyarakat. Vol. 7 no. 1, marethttp://journal.uad.ac.id/i ndex.php/kesmas/article/view /1237
Silalahi, L. (2004). Demam Berdarah , Penyebaran dan Penanggulannya.Litbang Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Suyasa . (2008) In Hubungan Faktor Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di wiLayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal Ecotrophic 3 (1) : 1 – 6. ISSN: 1907-5626 Univerista Udayana Denpasar http://ojs.unud.ac.id/index.php/e cotrophic/.../1712%e2%80%8e Wawan, A., & Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan. Sikap. dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Numed.