What will the future bring? Apakah akan terjadi di masa depan? Matthew 24:1-3
January 4, 2015
Starting this first Sunday in 2015, we are going to study Matthew 24 and 25, known commonly as “The Olivet Discourse” because it is a sermon given by our Lord to His disciples on the Mount of Olives. The theme of this great sermon is the second coming of Jesus Christ. It is a sermon from our Lord about His coming and the end of the present age and the establishment of His kingdom. Mulai dengan hari Minggu pertama di tahun 2015, kita akan mempelajari Matius 24 dan 25, yang dikenal sebagai “Khotbah dibukit Zaitun” karena itu memang khotbah Tuhan kita kepada murid-murid-Nya di Bukit Zaitun. Tema khotbah agung ini adalah kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya. Khotbah Tuhan kita ini adalah tentang kedatangan-Nya dan akhir zaman ini dan pendirian Kerajaan-Nya. The whole sermon is triggered by the question of the disciples. The answer the Lord gives is the longest answer to any question recorded in the New Testament. Its insights are essential for any understanding of the future, and as we move through we are going to be amazed studying these truths about the coming of the Lord Jesus Christ. Seluruh khotbah ini dimulai dengan pertanyaan dari murid-murid. Jawaban dari Tuhan kita adalah jawaban paling panjang dari pertanyaan manapun yang dicatat di Perjanjian Baru. Wawasan ini sangat penting untuk memahami masa depan, dan waktu kita bergerak melalui bagian ini, kita akan kagum mempelajari kebenarankebenaran ini tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus. The Bible says a lot about it, the Old Testament prophets, particularly Isaiah, Ezekiel, Zechariah and the book of Revelation in the New Testament. And much of it is found in the prophecies of Daniel especially when compared with Revelation. But what Jesus Himself said must be treated with tremendous emphasis, after all this is our Lord’s own teaching on His return in glory to establish His kingdom. Alkitab mengatakan banyak tentang hal ini, nabi-nabi Perjanjian Lama, khususnya Yesaya, Yehezkiel, Zakharias dan buku Wahyu di Perjanjian Baru. Dan banyak sekali terdapat dalam nubuatan Daniel, khususnya jika dibandingkan dengan Wahyu. Namun apa yang dikatakan Yesus sendiri harus diperhatikan benar-benar, karena ini adalah ajaran Tuhan Yesus sendiri mengenai kedatagan-Nya kembali dalam kemuliaan untuk mendirikan kerajaan-Nya. But it is always important to understand the background and that is where we are this evening. Everybody is curious about the future, especially the Jews of Jesus’ day. They were tired of being oppressed. They long also to see the coming of their Messiah because they know when the Messiah comes He will make things right. And so they are filled with ‘end time’ anticipation. This is the study of the last things. Namun selalu penting untuk mengerti latar belakangnya dan disitulah kita berada malam ini. Semua orang ingin tahu masa depan, khususnya orang Yahudi di masa 1
Yesus. Mereka sudah merasa capai tertindas terus. Mereka juga ingin melihat kedatangan Mesias mereka karena mereka tahu pada kedatangan Mesias Dia akan membuat semua hal baik kembali. Jadi mereka dipenuhi antisipasi zaman akhir. Ini adalah pelajaran mengenai hal-hal terakhir itu. They knew the Old Testament talked about God setting up a kingdom. They anticipated an anointed king, a Messiah, or in the Greek, a Christ who would come and establish the rule and reign of David again on the earth. They knew what Isaiah 9 said when there would come One, the government of the world would be upon His shoulders, and He would rule and reign. He would be called Wonderful Counselor, Mighty God, Father of Eternity, Prince of Peace, and of the increase of His government and peace there would be no end. Mereka tahu Perjanjian Lama membicarakan Allah akan membangun suatu kerajaan. Mereka mengharapkan raja yang diurapi, seorang Mesias, atau dalam Bahasa Yunani. seorang Kristus yang akan datang dan mendirikan pemerintah Daud lagi di dunia. Mereka tahu apa yang dikatakan di Yesaya 9 dimana dikatakan, “lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 7 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan.” And surely they knew Daniel, and that there was the promise of great holocaust at the end but that holocaust wouldn’t be the end because there would come a stone cut out without hands that would establish an eternal kingdom on the earth. They were well aware of what the prophets had to say. What did the Jews think was going to be the end of the age? When did they think was the coming of the Son of Man or the Christ? Dan tentu saja mereka mengenal Daniel dan bahwa akan datang suatu bencana besar pada akhirnya namun bencana itu bukan saat terakhir karena akan datang batu yang bukan bikinan manusia yang akan mendirikan kerajaan kekal di dunia. Mereka tahu sekali apakah nubuatan nabi-nabi. Apakah yang dipikirkan orangorang Yahudi pada akhir zaman? Kapan mereka pikir waktunya kedatangan Anak Manusia atau Kristus? So let us look at the material that they wrote in those 400 years between the Old and the New Testament when they wrote religious books that were non-biblical. For example, the Book of Enoch, the Psalms of Solomon, the Assumption of Moses, the Book of Jubilees, the Ascension of Isaiah, the Fourth Book of Ezra, the Apocalypse of Baruch, and the Book of the Secrets of Enoch. They are not God-authored, but they reveal the thinking of the Jews at that time. Jadi marilah kita melihat buku-buku yang mereka menulis dalam 400 tahun diantara Perjanjian Lama dan Baru ketika mereka menulis buku-buku agama yang non-Alkitabiah. Contoh: kitab Henokh, Mazmur Salomo, Asumsi Musa, kitab Yobel, Kenaikan Yesaya, kitab Keempat Ezra, Wahyu Barukh dan kitab Rahasia Henokh. Buku-buku ini tidak diilhamkan Allah namun menunjukkan pikiran orang Yahudi pada waktu itu. The Jews believed that before the Messiah came, there would be a time of terrible tribulation so that before the Messiah arrives, there would be a time of birth pain, the 2
nation will suffer some tribulation. They anticipated a time of a breakdown of morals, a time when honor and decency would be torn down, a time when the world would become warlike. In another one of their books, it says there will be earthquakes, tumult of peoples, scheming of nations and confusion of leaders. Orang Yahudi percaya bahwa sebelum kedatangan Mesias, akan ada waktu tribulasi besar jadi sebelum Mesias datang akan ada sakit bersalin, seluruh negara akan menderita semacam tribulasi. Mereka sudah tahu akan ada waktu dimana moral akan menurun, ada waktu dimana kehormatan dan kesopanan menghilang, ada waktu dimana dunia berperang terus. Didalam salah satu buku mereka dikatakan ada gempa bumi, ada kekacauan diantara manusia, dan negara-negara akan merencanakan berbuat jahat dan pemimpin-pemimpin menjadi bingung. The second thing that they had in their eschatology was that into this turmoil would come a forerunner announcing the immediate arrival of the Messiah and he would be like Elijah. That is why they were so drawn initially to John the Baptist because he was so much like Elijah. In fact, the Jewish oral law says that money and property, if the ownership was disputed, or anything found whose owner was unknown must wait “until Elijah comes” because he would set everything right. Hal kedua dalam pemikiran zaman akhir mereka adalah bahwa dalam kesusahan itu akan datang seorang pendahulu yang akan mengumumkan kedatangan segera dari Mesias itu dan dia seperti Elia. Karena itu mereka pada mulanya tertarik kepada Yohanes Pembaptis karena dia memang mirip Elia. Bahkan hukum lisan Yahudi mengatakan bahwa harta milik dan uang, kalau ada perselisihan tentang siapa pemiliknya atau pemiliknya tidak diketahui, penyelesaian harus tunggu “sampai kedatangan Elia” karena dialah yang akan membenarkan semuanya. The next thing they saw was the coming of the Messiah. First a tribulation time, then a announcer and then the coming of Messiah Himself, the one who was the King, the great, divine figure who would come to end the present age and establish the age of the kingdom and vindicate God’s people. The next thing they saw in their eschatology is that the nations would ally themselves and gather to fight against the Messiah. Amazing. Hal berikut yang mereka harapkan adalah kedatangan sang Mesias. Pertama ada masa tribulasi, kemudian seorang pelopor dan kemudian sang Mesias sendiri, yang adalah Raja, yang agung dan ilahi, dan yang akan datang untuk mengakhiri masa kini dan mendirikan zaman kerajaan dan akan membenarkan umat Allah. Hal berikut yang mereka lihat dalam perhitungan zaman akhir mereka adalah bahwa bangsa-bangsa lain akan menyatukan diri dan bersama-sama berperang melawan Mesias itu. Luar biasa! For example in the Sibylline Oracles, we read this Jewish teaching, “The kings of the nations shall throw themselves against this land, bringing retribution on themselves. They shall seek to ravage the shrine of the mighty God and of the noblest men whenever they come to the land. And then with a mighty voice God shall speak unto all the emptyminded people and judgment shall come upon them and all shall perish.” Misalnya di Ramalan Sibil kita membaca ajaran Yahudi yang mengatakan, “Rajaraja bangsa-bangsa bukan Yahudi akan menyerang tanah ini dan akan membawa 3
balasan terhadap mereka sendiri. Mereka mencoba untuk menghancurkan bait Allah yang kuat itu dan orang-orang yang paling mulia ketika mereka datang. Kemudian dengan suara besar Allah akan bicara kepada semua orang yang pikirannya kosong itu dan penghakiman akan datang kepada mereka semua dan semua akan binasa.” Again, this was the Jewish belief at the time of Christ, and it’s exactly what the Bible teaches, exactly what we understand from the Old Testament prophets and from the book of Revelation as well. The next thing they taught in their eschatology is that the result of that battle against the Messiah would be total destruction of all these nations. In other words, He will come and destroy all the hostile nations and show that their offensive and defensive weapons are utterly useless. Sekali lagi, ini adalah kepercayaan orang Yahudi pada waktu Kristus, dan itu sama dengan apa yang diajarkan Alkitab, dan sama dengan pengertian kita dari nabi-nabi Perjanjian Lama dan juga dari Wahyu. Dan hal berikut yang mereka ajarkan dalam pengertian akhir zaman mereka adalah bahwa peperangan melawan Mesias itu akan menghancurkan semua negara itu secara total. Dengan kata lain Dia akan datang dan menghancurkan semua negara lawan itu untuk memperlihatkan bahwa semua senjata ofensif dan defensif mereka sama sekali tidak berdaya. Then they believed the next event would be the renovation of Jerusalem. This would be the purification of that city so that it would be the Jerusalem of the great Millennium, the Jerusalem of the great eternal glory of the king. In fact, in the book of Enoch it says, “All the pillars were new and the ornaments larger than those of the first Jerusalem. So they saw this renovating of the whole of Jerusalem. Kemudian mereka percaya bahwa kejadian berikutnya adalah renovasi Yerusalem. Ini adalah pemurnian kota itu supaya itu menjadi Yerusalem dari Seribu Tahun yang agung, kota Yerusalem dari Raja yang agung dengan kemuliaan kekal. Bahkan di kitab Henokh dikatakan, “Semua tiang adalah baru dan ornamenornamen itu lebih dari yang dulu di Yerusalem pertama. Jadi mereka melihat renovasi seluruh Yerusalem. The next event they saw was that the Jews who had been scattered all over the world would be collected back. They would be re-gathered back into the city of Jerusalem. In fact, to this day, the Jewish daily prayer says this, “Lift up a banner to gather our dispersed and assemble us from the four ends of the earth.” They look for the day when the Messiah comes, defeats all these nations, renovates Jerusalem, and then re-gathers all the Jews from all over the world. Kejadian berikut yang mereka melihat adalah bahwa orang Yahudi yang sudah tersebar di seluruh dunia akan terkumpul kembali. Dan mereka akan terkumpul kembali ke dalam kota Yerusalem itu. Bahkan sampai hari ini, doa orang Yahudi adalah, “Angkatlah spanduk untuk mengumpulkan kembali mereka yang tersebar dan satukanlah kami dari keempat ujung dunia.” Mereka mengharapkan hari kedatangan Mesias yang akan mengalahkan semua bangsa-bangsa lain, yang akan
4
merenovasi Yerusalem dan kemudian menyatukan kembali semua orang Yahudi dari seluruh dunia. The point is, they understood the Old Testament prophets the same way we do. We understand the same sequence. And then after that, they believe Palestine will become the center of the world. All the nations would be subdued and they would come to Jerusalem to worship the king. And finally, the last point in this little eschatological flow was that there would come a new age of peace and goodness and glory that would last forever. Pokoknya mereka mengerti nabi-nabi Perjanjian Lama sama seperti kita mengertinya. Kita juga mengerti urutan yang sama. Dan setelah itu mereka percaya bahwa Palestina akan menjadi pusat seluruh dunia. Semua bangsa akan ditaklukan dan mereka akan datang ke Yerusalem untuk menyembah raja. Dan akhirnya, hal terakhir dalam urutan zaman akhir ini adalah bahwa itu membawa zaman baru yang penuh damai dan kebaikan dan kemuliaan yang akan berlangsung selamanya. Now, follow their thinking. They had been under tribulation, from their viewpoint, for a long time, right? They had been under the Persians, Greeks and now the Romans. And they still remembered not long before when their people had suffered in the Maccabean period, the terrible desecrations by Antiochus Epiphanes and the Greeks. And so they may have thought the tribulation of the Roman oppression was in fact that. Nah sekarang ikutilah pikiran mereka. Mereka telah mengalami tribulasi, dari sudut pandangan mereka, untuk jangka waktu cukup panjang benar? Mereka telah dikuasai orang Persia, Yunani dan sekarang Romawi. Dan mereka masih ingat tidak lama sebelumnya ketika bangsa mereka menderita di periode Makabe, waktu penodaan yang mengerikan oleh Antiokus Epifanes dan orang Yunani. Jadi mungkin saja mereka memikir bahwa tribulasi Romawi memang adalah itu. And then shows up John the Baptist. Here is the one like Elijah. And then suddenly comes Jesus Christ. And He heals people and He raises the dead and He has this amazing power to feed multitudes. And He is a miracle worker who banishes disease from Palestine during the duration of His ministry. And He comes riding on a donkey into Jerusalem at the Passover. And they say to themselves, “This is the Messiah.” And the first thing that will happen is that the nations of the earth are going to gather against Him and He is going to destroy them. Kemudian datanglah Yohanes pembaptis. Dialah seperti Elia. Dan kemudian tibatiba datanglah Yesus Kristus. Dan Dia menyembuhkan orang dan Dia membangkitkan orang dan Dia memiliki kuasa ajaib untuk memberi makanan kepada banyak orang. Dia adalah pembuat mujizat yang menghilangkan penyakit dari Palestina selama Dia melayani disana. Dan Dia naik keledai masuk ke Yerusalem pada hari Pelewatan. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka, “Inilah Mesias.” Dan hal pertama yang akan terjadi adalah bahwa bangsa-bangsa dunia akan bersatu untuk melawan-Nya dan Dia akan menghancurkan mereka. And so they immediately think He is going to start a war and the Romans are going to be the first ones to get it. And once He has done that, then He is going to purify Jerusalem. 5
He is going to throw out all the hypocrites and all the false religion and all the false worship. And then we are going to see that glorious final temple where the true worship is going to go on. And then He is going to gather all the Jews from all over the world and establish the eternal kingdom. Jadi mereka langsung memikir Dia akan mulai peperangan dan orang Romawi akan dihancurkan pada mulanya. Dan setelah itu Dia akan memurnikan Yerusalem. Dia akan melemparkan keluar semua orang munafik dan semua agama palsu dan penyembahan palsu. Kemudian kita akan melihat bait akhir yang mulia dimana penyembahan tulen akan terjadi. Kemudian Dia akan mengumpulkan semua orang Yahudi dari seluruh dunia dan mendirikan kerajaan kekal. Now that is in the mind of these disciples as we approach Matthew 24. Well, how did they feel when Jesus told them that He was going to die? That was not in their end scenario. And so they are thinking, “No, that can’t happen.” They cannot comprehend the death and the resurrection of Christ. And they have a very compressed view of Christ. They see it all happening when He comes the first time. They don’t understand that He came once, and now we got a long time period until He comes again. Nah itulah dalam pikiran murid-murid ini pada waktu kita mulai Matius 24. Jadi bagaimana perasaan mereka pada waktu Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan mati? Itu tidak sesuai dengan kepercayaan zaman akhir mereka. Jadi mereka berpikir, “Tidak, ini tidak mungkin terjadi.” Mereka tidak mengerti kematian dan kebangkitan Kristus. Mereka melihat semuanya terjadi pada waktu Dia datang pada pertama kalinya. Mereka tidak mengerti bahwa Dia datang sekali, dan sekarang ada jangka waktu panjang sebelum Dia datang kembali. That’s why God calls that a mystery because it was not revealed in the Old Testament. In fact, Paul calls the whole New Testament a mystery hidden from ages past because it unfolds a time period not seen previously. “Mystery” meaning that which was hidden. Now, what brings it into focus here is Matthew 23:38-39, “See! Your house is left to you desolate; 39 for I say to you, you shall see Me no more till you say, ‘Blessed is He who comes in the name of the LORD!’ ” Karena itu Allah memanggil hal ini suatu misteri karena itu tidak diberi tahu di Perjanjian Lama. Bahkan Paulus mengatakan bahwa seluruh Perjanjian Baru adalah suatu misteri yang tersembunyi sejak purbakala karena itu mengembangkan suatu jangka waktu yang tidak kelihatan sebelumnya. “Misteri” berarti sesuatu yang tersembunyi sebelumnya. Nah yang membawa ini dalam fokus adalah Matius 23:38-39, “Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. 39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" So when they hear Jesus say, “I am going to renovate your house and then I am going to come,” they really think He is on schedule. But Jesus just said “your house desolate”, not “My Father’s house,” which He used to call that. Now it’s your house because God left. And you won’t see Me again until I come in Messianic glory. Jadi pada waktu mereka mendengar Yesus, “Aku akan merenovasi rumahmu dan setelah itu baru Aku akan datang,” mereka memikir bahwa Dia masih tepat 6
waktunya. Namun Yesus baru berkata, “rumuhmu akan ditinggalkan menjadi sunyi,” dan bukan “Rumah BapaKu,” yang dulunya disebut seperti itu. Sekarang ini rumuhmu karena Allah telah meninggalkannya. Dan kalian tidak aka melihatKu lagi sampai saat Aku kembali dalam kemuliaan Mesias. So let us read Matthew 24:1-3, “Then Jesus went out and departed from the temple, and His disciples came up to show Him the buildings of the temple. 2 And Jesus said to them, “Do you not see all these things? Assuredly, I say to you, not one stone shall be left here upon another, that shall not be thrown down.” 3 Now as He sat on the Mount of Olives, the disciples came to Him privately, saying, “Tell us, when will these things be? And what will be the sign of Your coming, and of the end of the age?” Jadi marilah kita membaca Matius 24:1-3, “Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. 2 Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." 3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" They are simple guys and they look at this massive temple surrounded by walls on the top of a mount. It was more like a fort than a temple. It’s impossible to think that it could be put up, let alone that it could be torn down. The Babylonian Talmud says that they never saw a finer building than this temple. And Luke says it was built with beautiful stones. In fact, Josephus tells us that Herod built the place. Mereka manusia biasa dan mereka melihat Bait Allah yang sangat besar itu dikelilingi tembok diatas gunung. Bentuknya lebih seperti benteng dari pada Bait. Mereka tidak dapat membayangkan cara membangunnya apalagi meruntuhkannya. Talmud Babel mengatakan tidak pernah ada gedung yang lebih indah daripada bait suci itu. Dan Lukas mengatakan itu dibangun memakai batu-batu indah. Bahkan Yosefus mengatakan yang membangunnya adalah Herod. And when you read Josephus he says the thing was leveled to the point where you would never know that anybody ever inhabited the place. The Romans tore the whole thing down, because if they were going to conquer the Israelites effectively, they had to totally devastate their entire religious orientation. So Jesus says using a double negative – “not even one stone shall be left here upon another.” And that’s exactly what happened. Dan ketika kita baca Yosefus dia mengatakan bahwa semuanya diratakan sampai tidak ada yang tahu bahwa ada bangunan disitu sebelumnya. Orang Roma merubuhkannya semuanya karena jika mereka ingin menaklukan orang Israel secara efektif, mereka harus menghapuskan seluruh sistem agama mereka. Jadi Yesus mengatakan dengan menggunakan negatif ganda, “tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Dan memang itu terjadi.
7
So they say in Matthew 24:3, “When will these things be? And what shall be the sign of Your coming, and of the end of the age?” They connect these two things; “Your coming and the end of the age.” And they were really excited and anxious. And this carried on, even after the resurrection, in Acts 1:6 after the resurrection, they asked Jesus, “Lord, will You at this time restore the kingdom to Israel?” They were still asking that. Jadi mereka mengatakan di Matius 24:3, “bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Jadi mereka menghubungkan kedua hal itu, “kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia.” Dan mereka benar-benar bersemangat dan gelisah. Dan itu tidak berhenti, bahkan sesudah kebangkitan di Kisah PR 1:6 sesudah kebangkitan-Nya mereka masih menanyakan Yesus, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Mereka tetap menanyakan hal itu. What are they thinking as we begin Matthew 24? Right now is the kingdom, right now is the judgment, right now is the establishing of the eternal kingdom of the glory of Messiah, right now it is all going to happen. But the whole point of this sermon of Jesus is to tell them this: “Hey brothers, this is not going to happen right now.” Apakah yang mereka pikirkan pada waktu kita membaca Matius 24? Sekarang juga adalah kerajaan, sekarang adalah waktu penghakiman, sekarang juga akan didirikan kerajaan kekal kemuliaan Mesias, semua itu akan terjadi sekarang juga. Tetapi seluruh maksud khotbah Yesus ini adalah untuk memberitahukan mereka ini, “Hai saudara-saudara, ini tidak akan terjadi sekarang ini.” The Old Testament prophets looked ahead and compressed all the time factors and just saw Messiah coming, setting up His kingdom. They didn’t see a big gap and that is why it’s called a mystery. So the disciples say, “What shall be the sign of this and of the end of the age?” What a phrase, “the end of the age.” Nabi-nabi Perjanjian Lama melihat kedepan dan menggabungkan semua factor waktu dan hanya melihat kedatangan sang Mesias dalam mendirikan kerajaan. Mereka tidak melihat waktu kesenjangan besar dan karena itu ini disebut suatu misteri. Jadi murid-murid mengatakan, “bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Ungkapan luar biasa, “kesudahan dunia.” It is used five times in Matthew, that same phrase – the end of the age. And the word sunteleia means the complete end, the final end. It is used also, not only in this verse but in Matthew 28:20, where Jesus promises that we have authority as we go out to make disciples. And then He says, “Lo, I am with you to “the end of the age.” Itu digunakan lima kali dalam kitab Matius, frase yang sama, “akhir zaman.” Dan kata sunteleia berarti akhir yang komplit, akhir terakhir. Ini dipakai juga bukan saja di dalam ayat ini tetapi juga di Matius 28:20 dimana Yesus berjanji bahwa kita akan diberi otoritas pada waktu kita pergi untuk memuridkan orang. Kemudian Dia mengatakan, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
8
In Matthew 13:39, the parable of the wheat and the tares, it says, “The harvest is the end of the age.” The end of the age, then, is the time of God’s harvest, Jesus says, and the reapers are the angels, the tares are gathered and burned in the fire, so shall it be in the end of the age. It says in Matthew 13: 42, “Cast them into the furnace of fire where there is wailing and gnashing of teeth.” Di Matius 13:39, di perumpamaan gandum dan lalang, dikatakan, “Waktu menuai ialah akhir zaman.” Jadi waktu menuai Allah adalah pada akhir zaman, dan Yesus mengatakan, dan yang menuai adalah para melaikat, lalang dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian pula hal yang sama terjadi pada akhir zaman. Dikatakan di Matius 13: 42, “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.” So the end of the age means the very end of everything, when God comes in final, complete judgment and takes the unbelieving and sends them to hell and the believers go into His presence forever. So the disciples’ question is about the end of the age. It is an ultimate kind of question. Now you can go back to Matthew 24 for one moment. They’re asking Jesus questions about final ultimate things. Jadi akhir zaman berarti akhir segala sesuatu, ketika Allah datang dengan penghakiman lengkap dan finale dan mengambil orang-orang yang tidak percaya dan menempatkan mereka di neraka dan orang-orang percaya akan bersama Dia selamanya. Jadi pertanyaan murid-murid adalah tentang akhir zaman itu. Ini semacam pertanyaan akhir. Nah marilah kita kembali sebentar ke Matius 24. Mereka menanyakan Yesus pertanyaan mengenai hal-hal akhir zaman. When is the Messiah coming in full glory? When will the final judgment take place when the ungodly are damned and sent to hell and the righteous are sent into the glory of the kingdom? And what is the sign we look for to indicate it’s going to happen? The Lord’s answer begins in Matthew 24:4, “And Jesus answered and said to them: “Take heed that no one deceives you.” Kapan Mesias akan datang dalam kemuliaan sepenuhnya? Kapan penghakiman akhir akan terjadi dimana mereka yang tidak percaya terkutuk ke neraka dan orang-orang benar akan masuk kemuliaan kerajaan? Dan apakah tandanya yang harus kita perhatikan yang memberitahu itu semua akan terjadi? Jawaban Tuhan mulai di Matius 24:4, “Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” Now, listen very carefully, the Lord’s answer begins in verse 4, and Jesus is answering their question. And their question has to do with the second coming of Christ and the end of man’s age. He says nothing about the destruction of Jerusalem from now on. That was outside the Olivet Discourse in verse 2 before the question was even asked. And it’s only a small example of the kind of judgment that God is going to bring in the end of the age when the Messiah comes again in His glory. Nah dengarkanlah dengan seksama, jawaban Tuhan mulai di ayat 4 dan Yesus mulai menjawab pertanyaan mereka. Dan pertanyaan mereka adalah mengenai kedatangan Kristus untuk kedua kalinya dan akhir zaman manusia. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang pengrusakan Yerusalem mulai sekarang. Itu diluar 9
khotbah Bukit Zaitun di ayat 2 sebelum pertanyaan akhir zaman. Dan ini hanya merupakan contoh kecil dari hukuman yang Allah akan laksanakan ketika Mesias datang kembali dalam kemuliaan-Nya. And so what Jesus is saying to them is, look, what you have seen is not the end of the age. What you have seen is not preliminary to the full coming of the Messiah in His glory. Let Me show you what is the indication of His full coming. Let Me show you what are the signs of His second coming. Let Me show you what does indicate the end of the age. And that is the theme of the sermon in the Olivet Discourse. Jadi Yesus mengatakan kepada mereka, lihatlah, apa yang kau saksikan bukan akhir zaman. Apa yang kau lihat bukanlah permulaan dari kedatangan Mesias dalam kemuliaan-Nya. Marilah sekarang Aku menunjukkan apakah indikasi kedatangan-Nya sepenuhnya. Marilah Aku memperlihatkan tanda-tanda kedatangan-Nya yang kedua. Marilah Aku memperlihatkan apakah yang menentukan akhir zaman itu. Dan itulah tema Khotbah di Bukit Zaitun itu. It takes them from where they are to what will be the character of the time when the Lord comes again. And so He lifts them from their historical moment into the far future, a future which we have yet not entered into, and describes all the events surrounding the coming of the Lord Jesus Christ. And that is what we are going to see as we approach verse 5 next week. Itu membawa mereka dari keadaan mereka pada waktu itu kepada karakter waktu kedatangan Tuhan kembali. Jadi dengan demikian Dia mengangkat mereka dari waktu sejarah mereka saat itu kepada waktu jauh di masa depan, yaitu masa depan yang kita masih belum mengalami, dan itu menggambarkan semua kejadian yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Dan itulah yang kita akan pelajari pada waktu kita mulai melihat ayat 5 di minggu depan. Oh Lord prepare our hearts so that we are more and more influenced by this to tell others about Jesus. Lord, we know that You are coming again in the near future and yet there so many people right here in Denver that do not know about You, that will die without a relationship with You. Lord give each one of us that desire to follow the Great Commission to preach the gospel to whomever You have put in our path. Let us pray. Oh Tuhan siapkanlah hati kami supaya kami semua terpengaruh injil ini untuk memberitahukan orang lain tentang Yesus. Oh Tuhan, kami tahu Engkau akan datang kembali di masa depan dekat, namun masih begitu banyak orang disini di Denver yang masih belum mengenal Engkau, yang akan meninggal tanpa ada hubungan pribadi dengan Engkau. Oh Tuhan, berikanlah setiap pribadi kita keinginan untuk menaati Amanat Agung untuk memberitakan Injil kepada setiap orang yang engkau tempatkan di perjalanan kami. Marilah kita berdoa.
10