Institute for Women’s Empowerment
September 22, 2014
WELLBEING, PERAWATAN DIRI, DAN KEAMANAN TERPADU Berawal dari diri sendiri | Mengapa penting? Apa itu wellbeing? Dalam bahasa, wellbeing diterjemahkan sebagai “kesejahteraan” yang sebelumnya dikenal sebagai kata yang berkaitan kekayaan material. Berbeda dengan kata kesejahteraan lainnya, well-being menekankan unsur kebahagiaan emosional dan spritual sehingga biasa dikenal sebagai kesejahteraan batin dan lahir.
Mengapa perlu? Seringkah kita mengalami stres pada pekerjaan? BURNOUT! atau stres tingkat tinggi. Hal ini disebabkan ketika kita menuntut terlalu banyak pada diri kita, menset standar yang terlalu ideal atau tidak realistis, atau saat kita merasa tidak dapat keluar dari situasi dan tidak mampu mendelegasikan pekerjaan. Dengan kata lain, ketika kita tidak menghargai diri kita, ketika kita justru gagal menjaga kebutuhan kita yang paling dasar.
Pengenalan lima dimensi Terdapat lima dimensi pada kesejahteraan kita: 1.Fisik: memperhatikan dan merawat tubuh kita melalui olahraga, makan makanan yang sehat dan alami, dan istirahat cukup 2.Mental: menjadi sadar atas pikiran kita dan bagaimana pikiran tersebut berdampak pada kita. Kita juga dapat berpikir positif mengenai situasi-situasi yang ada dan mampu menganalisis tantangan dan menemukan kearifan di antara tantangan tersebut
Atasi sekarang juga Menerima dan menunjukkan kerentanan kita adalah hal yang lumrah. Kita bukan mesin, ketika kita menyangkal aspek kerentanan dari alam, stres akan datang bertubi-tubi dengan caracara yang terus bermasalah.
3.Emosional: Untuk merasakan seluruh perasaan kita; tidak membuangnya tetapi juga tidak terlalu larut oleh perasaan tersebut
Wellbeing, Perawatan Diri, dan Keamanan Terpadu
1
Institute for Women’s Empowerment
September 22, 2014
4. Spiritual: Bisa berkaitan dengan agama atau keyakinan seseorang atau bisa juga tidak. Spritual adalah cara yang kita ciptakan untuk merasakan damai dan harapan di dalam diri kita sendiri dan apa yang kita lakukan agar tidak jatuh dalam keputusasaan.
Pemetaan tubuh Setiap peserta berbaring di atas dua kertas plano/flipchart yang sudah dilekatkan. Peserta tersebut meminta temannya untuk menggambar garis tubuhnya dengan spidol. Hal ini dilakukan secara bergantian. Fasilitator menuliskan beragam ekspresi emosi di dinding sehingga setelah itu, peserta dapat memilih 15 emosi yang disimbolkan pada masingmasing gambar tubuh mereka. Kemudian, setiap orang dengan ringkas berbagi gambarnya pada kelompoknya, dan dirinya sendiri akan terkejut apa yang dirinya telah pelajari tentang dirinya sendiri.
Ancaman dan Kerentanan
5. Relasional: Hal ini berkaitan dengan hubungan yang anda bangun dengan diri anda sendiri maupun dengan orang lain. Mencintai, menerima diri anda sendiri, memiliki komunikasi terbuka dan jujur dengan orang lain adalah salah satunya. Tugas satu: Memahami wellbeing kita dalam situasi dan kondisi sosial kita dan memperkenalkan konsep sosialisasi dan internasional seperti dengan memberi pertanyaan pada peserta: pesan apa yang sering kita katakan yang membatasi well-being kita? Sharing dalam kelompok kecil: dalam dimensi apa kita merasa baik? dimensi apa yang harus aku perhatikan? Stres berdampak pada lima dimensi wellbeing. Tanyakan pada peserta bagaimana mereka biasanya tahu bahwa mereka sedang stres. Masukkan ke dalam setiap 5 dimensi.
Resilient Zone - Zona Daya Tahan Pada sesi ini, kita akan menjelaskan zona daya tahan dan bagaimana stres bekerja di tubuh kita. Zona daya tahan adalah zona stres yang alami dan dapat kita atasi dalam keseharian. Persoalan itu bisa datang dari keluarga, kesehatan, tempat kerja, keuangan, dan semuanya terjadi bersamaan. Setiap orang memiliki
Sebagaimana layaknya manusia, perempuan pekerja HAM atau perempuan yang bekerja di komunitas juga menghadapi sejumlah ancaman dan kerentanan. Ancaman-ancaman ini kemudian didiskusikan bersama dan bagaimana hal ini menjadi persoalan kolektif yang juga dirasakan oleh peserta yang lain.
! !
Wellbeing, Perawatan Diri, dan Keamanan Terpadu
2
Institute for Women’s Empowerment
September 22, 2014
daya tahannya sendiri ketika mereka menghadapi pengalaman berat dan mengatasinya dengan mudah melalui strategi-strateginya sendiri. Namun di situasi burn out atau ketika menghadapi peristiwa yang mengejutkan, kita terlempar dari zona tersebut dan menjadikan masalah yang mudah di atasi kita menjadi lebih emosional dan marah. Hingga akhirnya kita merasakan kelelahan dan menjadi mati rasa atau tidak peduli. Tubuh kita pun beradaptasi misalnya jantung berdebar, selalu pusing, tidak bisa tidur, susah makan ketika berada di tingkat hyperactive, namun sebaliknya tubuh kita bisa jatuh sakit ketika berada di tingkat emosional terbawah. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah: (a) Realise - sadar atas penyebab stres tersebut; (b) Reduce - mengatasi masalah dan mengurangi stres tersebut; (c) dan Resilient - membangun batas zona yang baru sehingga dapat mengatasi persoalanpersoalan yang lebih besar.
Ciri-ciri Stres Tingkat Tinggi (burn out)% Berikut adalah contoh ciri-ciri stres tingkat tinggi akibat kita keluar dari resilient zone : • Susah dalam mengambil keputusan. Situasi apa yang paling membuat Anda di posisi yang paling terbawah? Dapatkah Anda menciptakan cara-cara mengatasi dengan situasi tersebut? • Tidak mampu fokus • Insomnia, susah tidur atau mendapatkan cukup tidur • Adanya kecenderungan untuk berpikir negatif • Perasaan putus asa yang menjalar • kehilangan rasa memiliki tujuan dan energi • Indikasi fisik/tubuh yakni ketegangan otot, pembatasan aliran darah ke jaringan dan peningkatan penumpukan adrenalin. Tanda-tanda fisiologis dapat menyebabkan sakit kepala, sakit punggung dan kelelahan. • Hilangnya kesenangan dalam makanan, teman-teman atau kegiatan lain yang dulunya menyenangkan dan menarik - secara umum seperti rasa berjalan hampa • Tanda-tanda peringatan lain adalah amarah atas hal-hal sepele, tidak ingin keluar dari tempat tidur di pagi hari atau menjadi rawan kecelakaan.
! Tugas tiga: berbagi dalam kelompok kecil pengalaman mereka dalam resilient zone dan apa yang mereka alami ketika terhempas dari zona tersebut dan bagaimana mereka mengatasinya.
Keamanan Terpadu Dan Perawatan Diri
Sekilas Sejarah - Di balik munculnya Keamanan Terpadu% Pada 16 Desember 2010, sekelompok laki-laki tiba di alun-alun kota Chihuahua, Meksiko dan mendekati perempuan bernama Marisela Escobeda Ortiz. Perempuan itu telah demontrasi Wellbeing, Perawatan Diri, dan Keamanan Terpadu
3
Institute for Women’s Empowerment
September 22, 2014
selama 8 hari untuk menuntut pihak berwenang untuk menangkap pembunuh anak perempuannya. Karena sekelompok itu mendekat, Nyonya Escobedo berlari mencari suaka di gedung ibukota negara dimana akhirnya salah satu laki-laki dari kelompok itu menembak kepalanya dan membunuhnya di ambang pintu. Marisela Escobeda Ortiz adalah salah satu aktivis perempuan yang telah mengorganisir kekuatan kolektif maupun organisasional namun tidak mendapatkan perlindungan sebagai pejuang ham dan lemahnya political will untuk menjamin perempuan sebuah kehidupan yang bebas dari kekerasan. Upaya mengakhiri kekerasan terhadap aktivis perempuan berkaitan dengan pemahaman konteks yang memelihara kekerasan ini dan mendukung aktivis perempuan dalam p e ke r j a a n n y a m e m b a n g u n d u n i a d i m a n a kekerasan bukan lagi menjadi realitasnya juga. Pendekatan membangun gerakan diperlukan sebagai respon efektif bagi aktivis perempuan termasuk membuat aliansi lintas sektor dan organisasi, dan juga solidaritas international dan upaya advokasi. Dari 10 pertimbangan yang dapat menjadi rekomendasi keamanan terpadu, salah satunya adalah self-care yang menjadi poin yang paling krusial, yakni: dukungan menyeluruh bagi aktivis perempuan harus memasukkan unsur “self-care” dalam rangka mendukung individual, organisasi, dan gerakan. Self-care is strategi politis untuk resilience and resistensi dalam menghadapi agresi yang memperlemah organisasi dan gerakan. Self-care juga diartikan sebagai kapasitas atau “niat yang disengaja" bagi kita yang komitmen pada kerja-kerja hak asasi manusia tanpa mengorbankan bagian penting dari kehidupan pribadi hidup kita dan tetap memelihara tingkah laku positif menghadapi banyaknya tantangan dalam pekerjaan kita. Self-care menjadi hak sekaligus tanggung jawab agar kita tetap memelihara hidup sehat dan aman menghadapi tantangan menjadi “aktivis yang baik” yang mendedikasikan energinya berkorban pada orang lain dan diam-diam menderita dalam kelelahan.
Guna Self-care Pada Kepemimpinan% Mempraktikkan self-care menghasilkan pengaruh positif baik bagi lingkungan personal maupun organisasi kita, yang kemudian berkontribusi pada keberlanjutan gerakan. Self-care juga merupakan pembelajaran bahwa kita seharusnya memperhatikan diri dan tubuh kita sendiri sebagaimana kita telah melakukannya pada
Wellbeing, Perawatan Diri, dan Keamanan Terpadu
4
Institute for Women’s Empowerment
September 22, 2014
perempuan lain dan kehidupannya. Oleh karena itu, sebagaimana nilai feminis; personal is political dan mengacu pada pengertian di atas, self-care merupakan cara kita merebut hak untuk memperhatikan diri sendiri sebagai pandangan yang krusial. Pandangan ini juga secara tidak langsung membongkar nilai patriarkis bahwa perempuan sebagai pemegang “gender mandate” -dimana perempuan tidak diperbolehkan memikirkan dirinya dan selalu berkorban seringkali dianggap subversif/membangkang atau politis sehingga juga memerlukan pendekatan politis yang membawa pandangan self-care pada kelompok, organisasi, dan gerakan dengan adanya keamanan terpadu yang bermanfaat dan berdampak pada transformasi/perubahan sosial. Secara internal, baik dari personal maupun organisasi, seringkali kita menghadapi pandangan self-care seperti tidak dianggap penting karena adanya anggapan bahwa aktivis atau orang yang berdedikasi pada komunitas harus berkorban pada orang lain. Oleh karena itu, pentingnya membangun budaya well-being dan self-care sebagai hal utama dalam organisasi yang juga kemudian berkontribusi pada keberlanjutan gerakan perempuan yang lebih luas.
Tugas Empat: Ancaman-ancaman apa saja yang dihadapi Anda saat bekerja baik secara eksternal dan internal? Apakah organisasi atau komunitas sudah mengutamakan keamanan terintegrasi
Tugas Lima: Peserta akan mengidentifikasi dua strategi untuk menghindari ancaman keamanan eksternal dan dua strategi untuk memperkuat keamanan lahir/well being. Peserta menulis strategi tersebut di kertas sebagai batu loncatan dan mereka secara acak berada di lantai. Mereka berputar dan saling menyebutkan (1) strategi yang mereka telah gunakan dan (2) strategi yang mereka ingin lakukan
!
Tugas Akhir: Dari sharing strategi yang dilakukan, kemudian mereka dibagi dalam kelompok kecil membangun strategi organisasi agar setiap anggotanya terpenuhi 5 dimensi wellbeingnya.
*dari berbagai sumber
Wellbeing, Perawatan Diri, dan Keamanan Terpadu
5