i
X
PERISTIWA
ed is i
is X
ed
BELAKANG PERISTIWA
PERISTIWA PERISTIWA
PERISTIWA
LPMperistiwa @LPMperistiwa
weblpmperistiwa.wordpress.com
LPMperistiwa @LPMperistiwa
OSPEK?
weblpmperistiwa.wordpress.com FORMULASI IDEAL ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAM KAMPUS
Editor
: Siti Rosidah Hamdan, Septriana Indry Lestari Kru Peliput : Ervina Maulida, Rini Ratna Sari, Yesi Nur Maulida, Kemal Roan Dwitama, Putri Fierdha Andini, Ade Irma, Andi Wahyudi, Devi Devrianda Sari, Nurbaiti, Siti Rosidah Hamdan, M. Iqbal Fikri, Septriana Indry Lestari Desain : Zein Azhar M, Reza Safwaldi
OSPEK : DIGARIS PERKENALAN DAN PERLONCOAN
SELFIE, DARI TAHUN 1835 SAMPAI
DEKAN BARU WARNA
SUDAHKAH FH AMBIL BAGIAN?
DARI OSPEK HINGGA LDKM
STRUKTUR KEPENGURUSAN LPM PERISTIWA PERIODE 2014-2015 Pelindung : Dekan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Penanggung Jawab : Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Pembina : Daddy Fahmanadie S.H., L.LM Pemimpin Umum : Muhammad Iqbal Fikri Wakil Pemimpin Umum : Janeth Adinda Naibaho Sekertaris : Adani Huwaina Saifudin Bendahara : Desti Rayanda
OSPEK?
Divisi Redaksi Pemimpin Redaksi Editor Koordinator Mading Koordinator Fotografi Anggota Redaksi
FORMULASI IDEAL ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAM KAMPUS
Divisi Produksi Pemimpin Produksi Anggota Produksi
OSPEK : DIGARIS PERKENALAN DAN PERLONCOAN
SELFIE, DARI TAHUN 1835 SAMPAI
DEKAN BARU WARNA
Divisi Perusahaan Pemimpin Perusahaan Anggota Perusahaan Deajeng Febi K Maman Firmansyah Devi Defrianda Sari
SUDAHKAH FH AMBIL BAGIAN?
DARI OSPEK HINGGA LDKM
Divisi Litbang Pemimpin Litbang Ketua Biro Humas Anggota Litbang
22
: Septriana Indry Lestari : Siti Rosyidah Hamdan : Mustika Dewi Maulida : Dede Testalingga, M. Azhar Yasir : Siti Yudiciawati Tamelia Rini Ratna Sari Yesi Nur Maulida Ratu Alia Sari Ade Irma Nurbaiti Nurliana Amalia : Zein Azhar M. : Reza Safwaldy Henry Kurniadi Fatan Fahriady Andi Wahyudi I Gede Widyantara M. Fauzi Noor Sidik Setiawan : Silvana Indah Lestari : Ervina Maulida
: Kemal Roan Dwitama : M. Hanif Akbari : Shenny Salimdra Putri Fierdha Andini Kurniawan Eka Putra
KATA REDAKSI
PERISTIWA
PERISTIWA
LANJUTKAN PERJALANAN Salam Persma! Tiga kali ketukan palu akhirnya membuat disahkannya AD/ART dan GBHO yang telah kami sepakati saat MUSTA LPM Peristiwa yang ketiga pada April 2014 lalu. Berdasarkan apa yang telah tertulis pada AD/ART dan GBHO, kami sebagai pengurus baru LPM Peristiwa di periode 2014-2015 ini berencana untuk meneruskan apa yang telah dikerjakan oleh kepengurusan lama. Salah satunya yaitu Buletin ini, sebagai agenda wajib LPM Peristiwa, kami mengeluarkan Buletin edisi IX dengan tema tentang ospek. Buletin ini kami kerjakan ditengah pergantian semester genap dan berencana untuk diterbitkan bersamaan dengan dilaksanakannya P2B Fakultas Hukum. Tidak jauh berbeda dengan Buletin sebelumnya, selalu ada kendala dalam pembuatan. Apalagi Buletin ini merupakan Buletin pertama yang digarap langsung oleh kepengurusan baru, sehingga sedikit kesulitan karena belum berpengalaman. Kendala pertama yang kami hadapi berupa penulisan berita dari para anggota baru yang masih belum terbiasa dalam mencari berita, hal yang wajar memang, ada saja yang tidak menepati deadline dikarenakan sulitnya mencari narasumber, dan dalam penulisannya yang masih kurang, mungkin kami perlu sedikit pelatihan lagi dalam hal ini agar kedepannya bisa lebih baik. Kendala kedua terjadi dibagian editor, kami sempat kerusakan laptop dan otomatis kehilangan file yang telah rampung dikerjakan, sehingga terpaksa mengulang kembali pekerjaan tersebut. Hal ini membuat waktu dibagian keredaksian bertambah dua kali lipat menjadi lebih lama. Namun untungnya segera bisa kami atasi dengan waktu yang sesingkat mungkin berkat kawan-kawan anggota LPM Peristiwa yang penuh dengan rasa tanggung jawab. Musyawarah Anggota ketiga ini bembawa kami pada pemikiran untuk terus memajukan LPM Peristiwa, dan kami bertekad untuk melanjutkan perjalanan yang telah dilalui LPM Peristiwa selama ini, tanpa ada rasa putus asa dalam menghadapi tiap perseolah yang terjadi, dan akan selalu memusyawarahkan apapun langkah yang akan diambil selanjutnya. Akan selalu menjaga kebersamaan yang terjalin dalam ruang LPM Peristiwa, serta bertanggung jawab penuh atas apa yang telah dilimpahkan kepada kami. Dari kerja keras kepengurusan terdahulu, LPM Peristiwa telah mampu berjalan sejauh ini, kami akan terus berusaha sekeras mungkin dan tidak ingin mengecewakan mereka. Buletin bertema "ospek" ini kami persembahkan untuk pembaca sekalian, khususnya mahasiswa baru yang telah diterima di Fakultas Hukum Unlam. Buletin ini merupakan edisi pertama dimasa kepengurusan baru, karena penerbitannya yang bersamaan dengan P2B akhirnya kami sepakat mengambil tema ospek dengan judul "Ospek? Negative or Positive". Semoga dengan Buletin yang kami terbitkan ini dapat memberikan informasi kepada pembaca sesuai harapan yang diinginkan.
3
ABSTRAKSI
FORMULASI IDEAL ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS Orientasi Studi dan Pengenalan kegiatan yang sangat mengerikan dan Kampus (Ospek) atau apapun namanya menakutkan. Ospek di anggap sebagai tugas sudah menjadi ritual turun temurun yang yang aneh dan nyaris tidak masuk akal. dilaksanakan oleh mahasiswa senior kepada Ditambah lagi dengan praktik kekerasan mahasiswa baru, baik sebagai syarat untuk terselubung, kerap disebut sebagai hukuman menjadi mahasiswa ataupun menjadi bagi yang dianggap melanggar, dengan level pengurus organisasi yang berbeda-beda. Tidak kemahasiswaan yang sebenarnya masalah menerapkan memiliki tujuan yang amat mulia. reward dan punishment Beberapa hal yang menjadi tujuan dalam sebuah kegiatan. dilaksanakannya ospek atau Karena sangat tepat jika sejenisnya adalah untuk orang yang berprestasi mengenalkan mahasiswa baru patut diberi penghargaan, tentang dunia kampus, bagaimana dan sebaliknya, orang menjadi seorang mahasiswa yang yang melakukan beretika, bermoral dan memiliki kesalahan sebaiknya sopan santun. Sungguh amat mulia diingatkan, kalau perlu goal yang ingin dicapai dari kegiatan diberi sanksi agar tidak ini. mengulangi kesalahannya. Yang menjadi persoalan Meskipun demikian, ucapan adalah kadang senior tidak “Selamat Datang” kepada bisa memberikan mahasiswa baru ini kerap kali pemaknaan yang positif menjadi ritual yang lepas dari tujuan terhadap peserta ospek. mulianya. Mahasiswa baru disuruh untuk membawa barang-barang unik Muhammad Erfa Redhani Teka-teki yang dibawa seperti topi purun, teka-teki barang, seperti seakan hanya sebatas teka-teki seremonial wadai cincin lobang lima, yang laki-laki saja. Misalnya apa gunanya bawa kue cincin rambutnya harus botak dan perempuan harus lobang lima? alangkah lebih mendidiknya jika di kuncir. Bahkan sudah bukan rahasia lagi hal tersebut diganti dengan yang lebih b a h w a p e l a k s a n a a n O s p e k y a n g memberikan makna. Misalnya disuruh bawa berlangsung di berbagai perguruan tinggi majalah yang berguna untuk membuat kerapkali dijadikan sebagai ajang balas majalah dinding tentang 100 cita-cita hidup. dendam senior kepada junior. Jika Saya rasa hal tersebut lebih memberi makna. mahasiswa baru tidak membawa barang Persoalan yang selanjutnya adalah yang sesuai dengan teka teki, maka senior seperti yang dikatakan di awal tadi. Reward dengan gagahnya memarahi dengan alasan dan Punishment itu sangat penting. Namun ingin mendidik. Bahkan juga dibeberapa kadang reward lebih cendrung tidak perguruan tinggi, perpeloncoan dalam bentuk dihirauakan. Panitia ospek sibuk mencari-cari fisik sering terjadi. Mungkin masih segar kesalahan peserta opsek agar bisa dalam ingatan kita, peristiwa tragis yang memberikan punishment terhadap adik-adik menimpa salah seorang mahasiswa Institut peserta. Kadang, pemberian punishment Teknologi Nasional (ITN) Malang yang terhadap mahasiswa baru tidak dibarengi terpaksa menjemput ajalnya saat menjalani dengan semangat ingin mendidik dan 'ritual kampus' sebagai mahasiswa baru memberikan contoh keteladan. Kita suruh beberapa waktu lalu. Kasus tersebut hanya mereka untuk rapi berpakaian, tapi pakaian salah satu kasus yang mencuat ke media kita sendiri tidak rapi. Kita suruh mereka untuk nasional, mungkin masih banyak kasus lain potong rambutnya, tapi rambut kita justru yang belum sempat diliput oleh media. acak-acakan. Mendidik terhadap mahasiswa Hingga saat ini Ospek dan sejenisnya baru yang paling penting adalah memberikan dinilai oleh mahasiswa baru adalah kegiatan keteladan. Seberapa besar punishment yang yang sebisa mungkin harus mereka hindari. diberikan tanpa memberikan keteladan, sama Pola pikir yang telah terbangun dalam benak saja tak menuai hasil. Yang malah tumbuh mahasiswa baru bahwa ospek adalah adalah sifat dendam dan ingin membalasnya.
4
KABAR KAMPUS
DEKAN BARU WARNA BARU
PERISTIWA
PERISTIWA
Kru peliput : Ade irma, Septriana Indry Lestari
Telah terpilih dekan baru Fakultas Hukum Unlam Dr. H. Muhammad Effendy, S.H.,M.H. Dalam rubrik ini LPM Peristiwa akan mencoba mencari tahu gimana sih program baru dari beliau yang bisa membawa warna baru pada kampus kesayangan kita ini? Ditemui pada hari Rabu, 18 Juni 2014 lalu, disela-sela kesibukkan dekan baru FH Unlam ini, beliau sempat memaparkan beberapa program kerja atau target-target yang ingin dicapai kedepannya untuk kampus kebanggaan kita. Salah satunya adalah menjadikan Fakultas Hukum Unlam sebagai Fakultas favorit. Berikut kutipan kalimat beliau, “Fakultas Hukum ini harus menjadi Fakultas favorit terutama di lingkungan Unlam dan harus lebih luas lagi. Nah, untuk itu kita akan membangun sumber daya manusianya, yaitu dengan dosen-dosen yang memiliki kualifikasi doktor atau lulusan S3 yang semakin banyak sekitar 20 sampai 30 %.” Dengan menaikkan standar para pengajar, Ini merupakan hal yang sangat baik kedepannya untuk kampus kita, karena bisa menarik kepercayaan banyak orang untuk belajar di Fakultas Hukum. Dekan baru FH Unlam ini juga menjelaskan bahwa proses belajar mengajar harus semakin baik dan lebih intensif, fasilitas-fasilitas kampus lebih dilengkapi lagi agar mahasiswa dapat kuliah dengan nyaman, pelayanan terhadap mahasiswa yang ditingkatkan, kemudian juga membangun suasana ilmiah di kampus. Menurut beliau, suasana ilmiah itu akan terlihat dengan semakin banyaknya volume diskusidiskusi seminar, bedah buku, kuliah umum dengan mengundang para pakar nasional agar mahasiswa di kampus kita dapat menambah wawasan. “Jika ingin popularitas kampus kita ditingkatkan, maka kita harus lebih tinggi. Semua kegiatan mahasiswa maupun kegiatan lainnya harus
diekspos agar diketahui kampus lain,” tegas dekan FH Unlam terpilih. Selain itu, beliau juga memaparkan, “Mahasiswa FH Unlam harus lebih bersemangat tampil di depan mahasiswa lain agar lebih berwarna, harus hebat, tampil gagah, serta percaya diri berhadapan di depan orang-orang.” Hal-hal demikian yang beliau sampaikan tentulah cukup beralasan karena bertujuan menjadikan FH Unlam lebih dikenal karena memiliki para mahasiwa yang tidak kalah hebat dengan Fakultas lain mau itu di lingkungan Unlam ataupun kampus lain di luar daerah kita.
5
Salah satu mahasiswa FH Unlam berbendapat bahwa siapapun dekannya, haruslah sesosok figur yang ideal dan diinginkan oleh seluruh komponen FH Unlam, khususnya mahasiswa. Sebagai Ketua Umum dari UKM FAS (Forum Apresiasi Seni), mahasiswa bernama lengkap Muhammad Ausham ini berharap, dengan terpilihnya bapak Effendy sebagai dekan baru FH Unlam, dapat menjadi momentum bagi FH Unlam dalam meningkatkan koordinasi dibidang akademik, penelitian, pengabdian masyarakat, dan kegiatan kemahasiswaan, serta internal Fakultas yang diharapkan semoga dapat lebih baik lagi kedepannya. “Terutama untuk UKM yang masih menemui kesulitan, antara lain pendanaan dari pihak Fakultas untuk acara mahasiswa, kemudiaan ruang sekretariat bagi UKM yang terlalu sempit, mempersulit produktifitas anggotanya. Memang ada instruksi PD2 untuk peminjaman ruang kuliah, tapi di sini saya melihat anggota UKM perlu sebuah 'rumah' yang terikat secara emosional, untuk mereka berkarya dan berekspresi, yang memang disediakan khusus dan tidak dicampur aduk dengan kegiatan perkuliahan bahkan kegiatan dari UKM lain sekalipun,” terang mahasiswa angkatan 2012 itu. “Satu hal yang ingin saya kritisi, baik itu diperiode kepengurusan
6
KABAR KAMPUS dekan terdahulu, sekarang, maupun yang akan datang. Meningkatkan kualitas FH itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, semua harus berdasar kerangka serta kerja nyata yang berkesinambungan. Jangan karena ada tim penilai akreditasi, baru berbenah beli ini itu. Tetapi, penilaian tim akreditasi itu jadikanlah nomor 2, karena yang terpenting adalah penilaian mahasiswanya,” tegas Ausham diakhir wawancaranya. Program kerja bapak Dr. H. Muhammad Effendy, S.H.,M.H. memang boleh dibilang memukau. Namun, apakah semua bisa terlaksana sesuai rencana dan sesuai harapan para mahasiswa? Apakah FH Unlam akan mengalami kemajuan dipimpin oleh Dekan terpilih yang kerap di sapa pak Effendy tersebut, atau tetap pada keadaan seperti ini? Menarik untuk ditunggu apakah pak Effendy bisa membawa warna baru bagi kampus kebanggaan kita.
ISU KAMPUS
PERISTIWA
PERISTIWA “Mungkin Fakultas Hukum bisa mengoleksi varian tanaman-tanaman langka seperti anggrek dan lain-lain." Mahasiwa yang sering disapa Udin ini mengakui, hanya pak Abby lah satusatunya dosen yang peduli dengan penghijauan lingkungan kampus ini, sedangkan dosen lain, serta kebanyakan mahasiswa lainnya kurang peka terhadap masalah ini. Kalau mengenai masalah pembangunan, Udin mengatakan kurang peduli, karena menurutnya kampus Fakultas Hukum sudah lumayan, dan jika memang kampus punya anggaran dana yang banyak, akan lebih bermanfaat apabila dialokasikan untuk mahasiswa yang kurang mampu saja. Misalnya, pemberian literatur kepada mahasiswa yang kurang mampu. Atau meskipun ingin tetap memperbaiki bangunannya, cukup dengan perbaikan sarana dan prasarana saja, seperti perpustakaan, agar dibuat supaya lebih terlihat keren, dan juga kantin yang harus dibenahi lagi. "Kantin terlihat sangat kumuh, bahkan kadang Wi-fi saja tidak sampai kesana," keluh Udin. "Kalau kantinnya bagus 'kan mahasiswanya juga lebih nyaman berlama-lama disana, dan bisa sambil belajar juga saat nangkring di kantin," lanjutnya.
SUDAHKAH FH AMBIL BAGIAN?
Kru Peliput : Rini Ratna Sari, Kemal Roan Dwitama, Septriana Indry Lestari
M
asih ingat kabar yang mengatakan bahwa Universitas Lambung Mangkurat mendapatkan bantuan dana sebesar 47,5 juta dollar AS dari Islamic Development Bank (IDB) dan pemerintah Indonesia pada tahun 2013 lalu? Tepatnya dibulan januari, dana tersebut telah disetujui oleh pihak Islamic Development Bank (IDB) sendiri untuk pengembangan kualitas dan relevansi institusi. Dan kabar gembira itu tidak hanya berhenti sampai di sana, karena Fakultas Hukum Unlam juga menjadi salah satu Fakultas yang kebagian dana tersebut. Lalu, sudah sejauh manakah dana itu berjalan saat ini? Apakah kampus kita ini telah menerima dana tersebut? Dan apa yang akan kampus kita lakukan dengan dana yang tidak sedikit itu? Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum, ibu Diana Haiti S.H,M.H. sendiri sangat berharap dapat merealisasikan dana tersebut pada tahun 2014 ini. Kabarnya, dana tersebut akan digunakan untuk penambahan gedung ruang kuliah dan merampung kembali proyek dari Unlam berupa bangunan di belakang kampus Fakultas Hukum, juga ingin menjadikan Fakultas Hukum agar menuju kepada Fakultas
Hukum yang modern. "Memang hendaknya tahun 2014 ini bantuan dana tersebut sudah dapat terealisasikan," terang beliau. "Tapi kemungkinannya bisa saja akhir tahun 2014 ini atau awal tahun 2015 nanti baru dana tersebut akan terealisasikan untuk Fakultas kita ini," lanjut ibu Diana, karena meski telah disetujui, tetapi ibu Diana mengatakan sampai saat ini Fakultas sama sekali belum menerima dana tersebut. Selain itu, mungkin ada juga beberapa harapan dari mahasiswa Fakultas Hukum mengenai apa yang mereka inginkan untuk kampus mereka ini jika dana tersebut benar-benar telah diterima oleh Fakultas. Muhammad Maulidin (B1A012221) sebagai salah satu anggota UKM Mapala Justitia, mahasiswa satu ini berharap pada kampus Fakultas Hukum untuk lebih menciptakan dan memperhatikan lagi penghijauan sekitar kampus, kebersihan sekitar kampus yang juga harus mendapat menjagaan ekstra. "Jangan hanya ketika ada penilaian akreditasi saja baru kebersihannya dijaga," tuturnya. Untuk penghijauan kampus, sekedar memberi saran, Muhammad Maulidin mengatakan,
Mahasiswi lain bernama Dessy Mi'rajiah (B1A012087) pun berpendapat sama, ia berharap kampus Fakultas Hukum mampu menampilkan layaknya
7
8
ISU KAMPUS sebuah kampus, Dessy menyarankan agar fasilitaslah yang mesti lebih diutamakan, misalnya saja seperti AC (cesorise). Benahi juga toilet yang kebersihannya kurang dijaga, ia mengungkapkan bahwa ketika ia memasuki toilet saat di kampus, toilet itu terlihat tak layak untuk disebut toilet kampus. "Saya sangat setuju jika gedung di belakang kampus itu dilanjutkan, karena sampai saat ini yang mahasiswa dapatkan hanyalah ketidak jelasan tentang setengah bangunan tersebut," sahut Dessy begitu mendengar kabar mengenai keinginan Fakultas yang akan meneruskan pembangunan gedung tersebut. Itulah beberapa keinginan yang diharapkan bisa tercapai oleh para mahasiswa, semoga saja akhirnya keinginan itu sejalan dengan pemikiran para dosen dan dekan, sehingga bisa dicapai dan dilaksanakan sampai tuntas.
RUBRIK UKMF
PERISTIWA
RUBRIK UKMF
PERISTIWA
GALERY UKM FH UNLAM
MAPALA JUSTITIA
BEM
LPM PERISTIWA
FAS
LP2DH KSI
9
10
PERISTIWA HUKUM
PERISTIWA
PERISTIWA
Peliput : Siti Rosyidah Hamdan
OSPEK: DIGARIS PERKENALAN DAN PERPELONCOAN “OSPEK”, kata ini mungkin sedikit terdengar mengerikan bagi mahasiswa baru atau maba. Pada dasarnya OSPEK adalah sebuah kegiatan pengenalan kampus. Tapi sayangnya, OSPEK terkadang identik dengan perpeloncoan dari senior terhadap junior mereka (mahasiswa baru). Perpeloncoan dalam OSPEK sudah menjadi tradisi turun temurun yang sangat sulit untuk dihilangkan, biasanya perpeloncoan tersebut bisa berupa memakai emping yang biasa dipakai bayi, memakai tas karung, memakai sandal atau sepatu berbeda warna, memakai riasan wajah yang aneh, pelecehan seksual, hukuman fisik yang berlebihan dari senior serta kata-kata kasar dari senior. Jika menilik lebih jauh perpeloncoan sudah terjadi sejak zaman Belanda, mahasiswa Belanda merasa bahwa bangsa pribumi adalah bangsa jajahan, maka saat pertama kali menyandang status mahasiswa baru, mahasiswa senior (orang-orang Belanda) melakukan perpeloncoan terhadap mahasiswa baru yang disini notabene-nya adalah bangsa pribumi, perpeloncoanya bisa berupa permainan memperolok-olok guna menunjukkan bangsa Belanda berada di atas bangsa pribumi. Mengenai perpeloncoan dalam OSPEK, Mendiknas sebenarnya sudah mengeluarkan Surat Edaran DIRJEN DIKTI No. 5/1995 bahwa OSPEK harus besifat akademis dan mendidik. Jadi, perpeloncoan dalam OSPEK sangat diharamkan. Tapi, surat edaran dari Mendiknas tadi sepertinya tidak terlalu berpengaruh, sudah jadi rahasia umum bahwa OSPEK yang ekstrim menyebabkan kematian salah satu mahasiswa baru, bahkan OSPEK selalu membawa korban ditiap tahunnya. Sebut saja di tahun 2009 ada Wisnu Anjar mahasiswa STSN (Sekolah Tinggi Sandi Negara), 2011 ada Awalludin mahasiswa Universitas Hasanudin,
2012 ada Tedjo Baskoro Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, Fikri Dolastamantya Surya mahasiswa ITB di tahun 2013. Jelaslah bahwa sampai saat ini perpeloncoan dalam OSPEK masih hidup sampai sekarang. Senior seharusnya melakukan tugasnya dengan benar, yaitu mengayomi juniornya bukan membalas dendam karena ia pernah mendapat perlakuan yang sama. Tindakan perpeloncoan yang dilakukan mahasiswa akan merusak citra mahasiswa sendiri yang dipandang sebagai orang yang intelek. Perpeloncoan yang masih kerap terjadi dalam kegiatan OSPEK membuktikan
11
bahwa moral dari para mahasiswa perlu ditingkatkan selain kemampuan akademisi. Guna mencegah perpeloncoan dalam OSPEK bisa dilakukan campur tangan oleh pemerintah, yakni dengan membuat sebuah aturan yang melarang perpeloncoan dalam segala kegiatan yang diadakan Universitas termasuk OSPEK, dan bagi yang melakukan perpeloncoan akan dikenakan sanksi, entah itu berupa sanksi pidana atau hanya berupa denda untuk universitas yang terbukti dalam kegiatan OSPEKnya terdapat perpeloncoan. Pada dasarnya perpeloncoan dan kegiatan pengenalan kampus bukan dua hal yang berada di garis sejajar. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mengenalkan kampus atau memberi pendidikan karakter pada mahasiswa baru tanpa harus melakukan perpeloncoan. Untuk pengenalan kampus bisa dikemas dengan sedikit santai dan menyelipkan
12
PERISTIWA HUKUM games agar mahasiswa baru atau junior nya tidak merasa bosan. Begitupun dengan pendidikan karakter bisa saja dilakukan dengan games yang melatih kepemimpinan, games yang dilakukan dengan kelompok, atau games yang diikuti oleh senior dan junior agar lahir keakraban antar mahasiswa baru dan mahasiswa lama. OSPEK adalah tanggung jawab semua pihak, terutama pihak Universitas, harus ada pengawasan ketat yang dilakukan oleh pejabat kampus dalam kegiatan OSPEK guna mencegah kegiatan perpeloncoan. Jika dilakukan dengan benar dan tanpa menyalahi aturan, OSPEK sebenarnya kegiatan yang sangat bermanfaat. Dalam OSPEK, mahasiswa baru akan diajak mengenal kampusnya lebih dekat dan mahasiswa baru akan dibekali dengan pengetahuan bagaimana aktivitas perkuliahan yang akan mereka jalani.
PERSPEKTIF
PERISTIWA
PERISTIWA Kru Peliput : Devi Defrianda Sari, Nurbaiti
DARI OSPEK
HINGGA LDKPM Perkembangan OSPEK dari tahun ke tahun OSPEK atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus sering dijadikan kegiatan yang wajib diikuti mahasiswa baru sebelum mereka memulai aktivitas perkuliahan. Tapi, sayangnya kegiatan OSPEK ini terkadang menjadi ajang perpeloncoan dari senior kepada juniornya. Sering kali junior atau mahasiswa baru diminta melakukan sesuatu yang tidak lazim dalam kehidupan sehari-hari, seperti memakai emping di saat umur mereka sudah dewasa, memakai tas karung padahal mereka punya tas yang lebih bagus, bahkan, menggunakan sepatu atau sandal yang warnanya berbeda. Kegiatan OSPEK seperti ini identik dengan “Balas Dendam”, istilah balas dendam mungkin terdengar ekstrim tapi mungkin itu adalah frasa yang paling tepat. Si Senior sebelum menjadi senior telah diperlakukan sama seperti apa yang mereka lakukan terhadap junior saat mereka baru masuk perkuliahan. Sehingga ajang OSPEK tahun depan atau saat mereka sudah menjadi senior mereka akan membalas apa yang mereka alami kepada junior yang baru, sehingga OSPEK menjadi sebuah tradisi “Balas Dendam”. Sedikit menyegarkan ingatan kita, bahwa perpeloncoan dalam OSPEK pernah memakan korban, sebut saja salah satu kasusnya adalah tewasnya Jonoly, praja IPDN pada tahun 2013 lalu. Melihat hal tersebut, maka akan lahir sebuah pertanyaan “Sebegitu mengerikankah
sebenarnya OSPEK?”. Beruntung lah kegiatan OSPEK yang ada pada Universitas Lambung Mangurat sendiri belum pernah memakan korban. Di Universitas Lambung Mangurat sudah melakukan upaya guna menghilangkan tradisi perpeloncoan. Salah satunya Istilah OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) diganti menjadi MAPERMA (Masa Perkenalan Mahasiswa) yang diisi dengan pengenalan kampus, staf karyawan, serta pejabat kampus dan dosen. Kegiatan MAPERMA diadakan bukan hanya untuk satu fakultas, tapi gabungan dari semua fakultas di Universitas Lambung Mangkurat. Dalam kegiataan MAPERMA akan dijelaskan cara mengikuti kuliah, cara memahami dosen, dan caranya belajar di lingkungan kampus. Bahkan, dalam MAPERMA juga disampaikan bagaimana sistem pendidikan di Universitas Lambung Mangkurat. Jadi, para mahasiswa baru bisa lebih dekat lagi dengan kampusnya serta dengan dosen atau kakak senior mereka. Bukan hanya sekedar diajak lebih dekat dengan kampusnya, para junior atau mahasiswa baru juga akan diajak berziarah ke makam guru besar unlam bapak Alm. Hassanudin H.M. Kemudian pada hari terakhir kegiatan MAPERMA akan dilakukan pembakaran atribut yang dipakai oleh mahasiswa baru saat kegiataan MAPERMA.
13
Seiring waktu berjalan, kegiatan MAPERMA diganti istilahnya dengan POSMA (Pekan Orientasi Studi Mahasiswa). Tapi, isitilah POSMA kembali dirubah menjadi P2B, yakni Program Persiapan Belajar, dan istilah P2B ini masih bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan MAPERMA, kegiatan P2B ini dilaksanakan dalam 2 rangkaian kegiatan. Pertama akan dilaksanakan di lingkungan kampus yang didalamnya menekankan kepada pengenalan kampus, baik dari sistem pembelajaran, budaya di kampus, fasilitas, pengenalan dosen dan karyawan dll. Kedua, dilaksanakan di luar lingkungan kampus, P2B di luar lingkungan kampus ini bernama LDKPO (Latihan Dasar Kepemimpinan dan Pengenanlan Organisasi). LDKPO yang dilaksanakan setiap tahun ini esensinya untuk membentuk karakter kepemimpinan mahasiswa baru, mempererat hubungan persaudaraan antar mahasiswa untuk mengenal satu sama lain, dan juga pengenalan UKMF/BSO di kampus kepada mahasiswa baru. Seiring waktu berjalan,
14
kegiatan MAPERMA diganti istilahnya dengan POSMA (Pekan Orientasi Studi Mahasiswa). Tapi, isitilah POSMA kembali dirubah menjadi P2B, yakni Program Persiapan Belajar, dan istilah P2B ini masih bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan MAPERMA, kegiatan P2B ini dilaksanakan dalam 2 rangkaian kegiatan. Pertama akan dilaksanakan di lingkungan kampus yang didalamnya menekankan kepada pengenalan kampus, baik dari sistem pembelajaran, budaya di kampus, fasilitas, pengenalan dosen dan karyawan dll. Kedua, dilaksanakan di luar lingkungan kampus, P2B di luar lingkungan kampus ini bernama LDKPO (Latihan Dasar Kepemimpinan dan Pengenanlan Organisasi). LDKPO yang dilaksanakan setiap tahun ini esensinya untuk membentuk karakter kepemimpinan mahasiswa baru, mempererat hubungan persaudaraan antar mahasiswa untuk mengenal satu sama lain, dan juga pengenalan UKMF/BSO di kampus kepada mahasiswa baru.
PROFILE Peliput : Yesi Nur Maulida
LIFESTYLE
PERISTIWA
PERISTIWA
Dr. M. Rifqinizamy Karsayuda, SH, LL.M.
Kru Peliput : Putri Fierdha Andini
Dr. M. Rifqinizamy Karsayuda, SH, LL.M. Salah satu dosen Fakultas Hukum yang memiliki sapaan akrab 'pak Rifqi' ini memiliki banyak sekali pengalaman seputar kepemiluan. Beliau merupakan Penulis Buku “Pilkada Perspektif Hukum Tata Negara”, Total Media Yogyakarta, 2005 & “Hukum Kepartaian dan Pemilu”, Pusaka Publik, 2011. Beliau juga salah satu anggota Tim Ahli DPD RI dalam Penyusunan Revisi UU No.32 Tahun 2004, khusus terkait dengan RUU Pilkada dan RUU Pemda (2010-sekarang). Menjadi pemateri pada Forum Ilmiah dan Bimbingan Teknis yang dilaksanakan oleh KPUD Kalsel, KPUD Kota Banjarmasin, KPUD Kabupaten Banjar dan Panwaslu serta Panwaslukada Kalsel (2009-2010). Sebagai Panelis pada Debat Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin pada Pemilukada 2010 yang diselenggarakan oleh KPUD Kota Banjarmasin (2010). Sekretaris sekaligus Anggota Tim Seleksi Calon Anggota Panwaslu Kab/Kota se Kalimantan Selatan Tahun 2012. Penulis tetap Kolom “Coretan Ketatanegaraan Rifqinizamy Karsayuda” yang terbit setiap hari Senin di Koran Pemilu Banjarmasin Post, dan masih banyak lagi. Kita sebagai mahasiwa Fakultas Hukum yang diajar oleh beliau dalam Mata Kuliah Hukum Konstitusi, Hukum Tata Negara dan Hukum Kepartaian dan Pemilu di Program S1 dan S2 Ilmu Hukum Universitas Lambung Mangkurat, patut berbangga diri memiliki dosen secerdas beliau. Nama Lengkap NIP Tempat/Tanggal Lahir Pangkat/Golongan Jabatan Fungsional Jenis Kelamin Agama Jenis Kepegawaian Tempat Bekerja Unit Kerja Alamat Rumah Telpon Electronic Mail Blog
: DR.M.Rifqinizamy Karsayuda, SH, LL.M. : 19821106 200604 1 003 : Hulu Sungai Tengah/06 Nopember 1982 : Penata /III/c : Lektor : Laki-Laki : Islam : Pegawai Negeri Sipil (Pusat) : Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin : Fakultas Hukum :Jl. Perdagangan Komp Perdagangan Permai II No.23 B Banjarmasin, Kalsel. : 0511-4280073/0817.040.7165. :
[email protected] : www.rifq1.wordpress.com
SELFIE,
dari Tahun 1835 sampai 2014
Selfie, siapa sih yang tidak kenal
beredar luas serta dijadikan cover atau profile
dengan istilah yang satu ini. Sebuah trend
picture seseorang dalam account jejaring
yang sedang membooming dikalangan anak
sosial mereka. Dengan mengambil angle
muda bahkan orang dewasa sekalipun,
agak tinggi sekitar 45 derajat, mata sedikit
dimana seseorang mengabadikan foto diri
dibuat sayu, (terkadang) mengambil pose
mereka sendiri dengan menggunakan
duck face, mengambil fotonya dengan
camcorder, kamera pocket atau juga
menggunakan aplikasi seperti Instagram
perangkat mobile. Biasanya selfie ini banyak
untuk menambah kesan dramatis dan
dilakukan oleh para wanita yang suka narsis
lainnya, membuat aksi selfie menjadi sangat
foto pakai handphone sambil mulutnya
mudah untuk dilakukan, kapan saja dan
mencucu, tapi selfie juga tidak jarang
dimana saja. Terlepas dari itu semua, seorang
dilakukan oleh laki-laki, misal saja dengan mengarahkan kamera kewajahnya kemudian mereka akan menatap dingin ke kamera
selfie, “Selfie membuat saya lebih pede untuk
seperti ingin mengatakan ketegasan mereka. I stilah selfie sendiri diambil dari frasa
berfoto, saya juga bebas bergaya karena
“Self Portrait” yang artinya mengambil foto diri
yang mengambil fotonya saya sendiri dengan
sendiri menggunakan kamera tanpa bantuan
kamera depan, kita juga bisa melihat ekspresi
orang lain. Kemudian berdasarkan dari
kita saat di foto," ujarnya. Dan lagi, menurut salah seorang
kamus Oxford seperti yang telah dilansir di BBC bahwa Selfie merupakan aktifitas memotret diri sendiri, umumnya menggunakan kamera ponsel dan diunggah ke jejaring sosial. Nah, dengan penjelasan
mahasiswi bernama Anna (20) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri, bukan dengan maksud
singkat di atas kita jadi tahu apa yang
ingin narsis atau sejenisnya. Bagaimana dengan anda? Melakukan
namanya Selfie. Bahkan ketika internet dan jejaring
selfie karena Narsis, eksplorasi diri atau
sosial meraih popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini, foto-foto selfie juga sering
15
mahasiswa Fakultas Hukum yang tidak ingin di sebutkan namanya berpendapat mengenai
16
malah karena kurang percaya diri? Tentu, jawabannya hanya ada pada diri anda sendiri.
SUARA MAHASISWA Kru Peliput : Andi Wahyudi Septriana Indry Lestari
PERISTIWA
PERISTIWA
SUARA MAHASISWA
Muhammad Reza Hikmatulah (B1A013289)
POSITIF ATAU
O
rientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau lebih dikenal OSPEK merupakan kegiatan untuk menyambut para mahasiswa baru. Tapi sayangnya seringkali muncul anggapan bahwa OSPEK identik dengan perpeloncoan, kekerasan fisik, dan kesewenangwenangan, bahkan ada juga yang beranggapan OSPEK sebenarnya adalah kegiatan dari tindakan balas dendam para senior akan pengalamannya ketika mereka mengikuti kegiatan OSPEK dulu. OSPEK adalah kegiatan untuk memperkenalkan kampus kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini berisi sosialisasi kehidupan di Perguruan Tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur lainnya yang terkait. Namun dilihat dari perkembangannya, OSPEK banyak memunculkan kontroversi, sering kali para peserta OSPEK mengenakan pakaian dan ornamen yang tidak wajar bahkan harus
Yuliana Isnani Calon mahasiswa baru di Universitas Lambung Mangkurat melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini mengaku setuju-setuju saja dengan diadakannya OSPEK. “Setuju, asalkan tidak ada pihak yang dirugikan,” ujarnya. “Hal positif dari OSPEK 'kan bisa lebih mengenal kakak tingkat dan diperkenalkan juga pada tempat-tempat disekitar kampus," lanjutnya lagi. Kemudian saat ditanya mengenai hal negatif OSPEK. Ia hanya menjawab, “Kakak tingkat yang ngospek sering seenaknya,” ungkap gadis yang gemar membaca novel tersebut.
17
Begitu juga dengan Muhammad Reza Hikmatullah, seorang Mahasiswa Fakultas Hukum yang sudah menempuh 2 semester ini setuju dengan diadakannya OSPEK. “OSPEK lebih banyak sisi positifnya asalkan kekerasan fisik ditiadakan,” ucapnya. Dari pengalamannya sendiri, dia memang mengakui masih ada hukumanhukuman yang merujuk pada kekerasan fisik. “Mungkin itu untuk membuat disiplin,” kilah alumni SMKN 1 Banjarmasin tersebut. Terlepas dari itu, dia lebih mengutamakan sisi positif OSPEK agar bisa mengenal lingkungan kampus dan bisa mengenal dosen-dosen.
Deri Saputra (B1A011140) Seorang mahasiswa senior Fakultas Hukum yang pernah menjadi KORLAP waktu kegiatan P2B ini menjelaskan bahwa OSPEK yang sekarang sudah diganti menjadi P2B (Program Persiapan Belajar) itu sifatnya penting untuk mahasiswa baru, di P2B ini mahasiswa baru dikenalkan seluk beluk kampus, agar mereka bisa mengenal kampusnya. Ketika P2B, mahasiswa baru dikenalkan pada apa itu bagian akademik, apa itu bagian kemahasiswaan, apa itu bagian keuangan, dan apa saja UKM yang ada dikampus. P2B juga bisa membuat maba mengenal teman yang akan jadi teman kuliahnya nanti. Tidak ada sisi negatif dari P2B. Mungkin mahasiswa baru pasti berpikir P2B itu akan jadi tempat pembalasan kakak tingkatnya. Sekarang P2B sudah berbeda, ada batasan dalam kepanitian untuk melakukan semua itu. Mahasiswa baru memang akan diberi hukuman bila memang mereka melakukan kesalahan selama P2B. Namun hukuman itu tidak pernah berat seperti ospek dulu. Jadi, P2B itu penting untuk mahasiswa baru agar mereka bisa mengenal kampusnya.
18
RUANG INFO
PERISTIWA
SELAMAT DATANG KEPADA MAHASISWA BARU ANGKATAN 2014 DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA Dr. H. MUHAMMAD EFFENDY, S.H.,M.H. SEBAGAI DEKAN BARU FAKULTAS HUKUM UNLAM PERIODE 2014-2018
SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA Prof. Dr. H. SUTARTO HADI, M.Si, M.Sc. SEBAGAI REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PERIODE 2014-2018 Bagi mahasiswa Fakultas Hukum yang ingin memuat artikelnya di Buletin Peristiwa atau menyampaikan aspirasi dan kritik mengenai Buletin Peristiwa bisa mengirimkannya ke e-mail LPM Peristiwa :
[email protected] Dan jika terdapat saran dan keluhan mengenai kampus kita, kalian juga bisa mengirimkannya ke alamat e-mail tersebut untuk selanjutnya kami muat dalam suara mahasiswa. Jangan lupa untuk mencantumkan nama dan nim pada kiriman kalian. Artikel dan kritik kalian akan kami muat dengan santun dan melalui proses editing keredaksian tanpa mengubah maksud yang telah disampaikan dalam tulisan tersebut.
PIERRE TENDEAN Pierre Andreas Tendean merupakan seorang kapten militer yang menjadi salah satu korban G30SPKI. Ia merupakan anak dari Dr. A.L Tendean, seorang dokter yang berdarah Minahasa, dan Cornet M.E, seorang wanita Indo yang berdarah Perancis. Lahir di Jakarta pada tanggal 21 Februari 1939, Pierre merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia merupakan tumpuan harapan kedua orang tuanya karena merupakan satu-satunya anak lelaki dikeluarganya. Pierre lulus dari sekolah dasar di Magelang lalu melanjutkan SMP dan SMA di Semarang tempat ayahnya bertugas. Setelah lulus SMA kedua orang tuanya sangat ingin sekali Pierre menjadi dokter atau insinyur seperti ayahnya, akan tetapi dengan kegigihan Pierre, ia pun berhasil bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung pada tahun 1958. Tugas pertama Pierre setelah lulus akademi militer yaitu menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan pada tahun 1962. Setahun kemudian ia mengikuti pendidikan di sekolah intelijen di Bogor. Dan mendapatkan tugas di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata-mata ke Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia yang dimana ia memimpin kelompok sukarelawan dibeberapa titik di tanah air. Setelah itu pada tanggal 15 April 1965, Tendean dipromosikan menjadi letnan satu dan ditugaskan sebagai ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution. Dalam tugasnya menjadi ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution inilah ia gugur, karena pada saat itu G30S-PKI berusaha untuk menculik/membunuh Jenderal TNI A.H. Nasution. Pada tanggal 1 Oktober 1965, ia mendengar adanya bunyi tembakan dan keributan kemudian ia pun keluar rumah dan pada saat itu ia ditangkap oleh gerombolan G30S-PKI yang mengira dirinya sebagai Jenderal TNI A.H. Nasution. Nasution sendiri pun berhasil melarikan diri dengan melompati pagar. Lalu Pierre di bawa ke sebuah rumah di daerah Lubang Buaya bersama enam perwira tinggi lainnya. Ketika interogasi di Lubang Buaya, ternyata gerombolan G30S-PKI telah salah tangkap. Pierre yang dikira sebagai Jenderal TNI A.H. Nasution disiksa lalu ditembak mati. Pierre dieksekusi paling terakhir karena dianggap bukan orang yang diprioristaskan untuk dieksekusi dan mayatnya dibuang ke sebuah sumur tua bersama enam jasad perwira lainnya. Setelah kejadian inilah Pierre Tendean dipromosikan dan mendapat gelar menjadi KAPTEN CZI Anumerta karena meninggal dunia akibat suatu peristiwa yang berhubungan dengan bela negara, atau mengangkat dan mengharumkan nama bangsa. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama enam perwira korban G30S-PKI lainnya dan ia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965.
“Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ku ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi.” (Jendral Sudirman)
19