TEMU ILMIAH IPLBI 2015
Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal Angela U. Paramitasari Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Abstrak Museum yang memiliki kriteria ideal diharapkan mampu untuk menarik minat masyarakat unutk melakukan kunjungan dan melakukan kegiatan di dalamnya. Artikel ini membahas tentang persoalan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang mengunjungi museum dan kriteria museum ideal yang diinginkan. Pengumpulan data artikel diperoleh melalui pengisian kuesioner online oleh responden dengan pertanyaan yang bersifat open ended. Metode analisis menggunakan metode analisis data teks (content analysis) dengan cara mencari dan menemukan kata-kata kunci dari kuesioner, mengkategorikan kata kunci, lalu menghitung frekuensi dari kategori dan menemukan kategori dominan dari museum ideal. Melalui hasil analisis, ditemukan kategori dominan yaitu kriteria desain dan sifat yang membuat museum menjadi ideal di mata responden. Kata-kunci : museum ideal, minat, content analysis, persepsi masyarakat
Pengantar Museum yang ideal merupakan museum yang dapat menarik minat seseorang untuk datang dan berkegiatan di dalamnya. Menurut Calum Storrie (2006) museum ideal adalah suatu tempat yang dilapisi oleh beberapa level sejarah, situasi, kejadian, serta obyek yang bermacammacam dan terbuka dengan interpretasi yang tak terhitung. Namun, membentuknya agar ideal dan menarik minat untuk mengunjungi museum tidaklah mudah. Barangkali museum adalah proses modernitas yang terus berlangsung dan berdurasi sangat panjang yang pernah ditemui. Dari wonder rooms dan cabinet of curiosities (ruang penyimpanan barang sejarah), ke perpustakaan taksonomikal dan pameran sisa-sisa peninggalan jaman dahulu yang diawetkan, museum menampilkan versi spesifik dari sejarah, melalui preservasi beberapa artifak penting untuk dipamerkan dan dikagumi (Carol S. Jeffers, 2003). Museum masih dapat dikatakan suatu utopia, khususnya bagi museum-museum di Indonesia yang masih membutuhkan perencanaan dan perbaikan. Dalam menentukan standar perencanaan museum, UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization) sebagai salah satu lembaga internasional dari PBB menerapkan kriteria-kriteria dalam merencanakan museum yang baik. Tabel 1. Kriteria museum menurut Unesco Kategori
Kata Kunci
Siting
Studi dan pemilihan tapak
Sociology
Psychology
Konteks sosial dan tempat berkegiatan Faktor yang mempengaruhi pengunjung Persepsi dan perilaku
Conservation
Fisio-kimia obyek
Functions
Ruang dan sirkulasi
Technology
Fleksibilitas dan ekstensibilitas
Aesthetics
Rumusan bentuk dan semantik
Phisiology
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat masyarakat dalam mengunjungi museum beserta alasan yang melatarbelakangi minat atau tidaknya responden serta bentuk museum ideal di mata masyarakat secara umum melalui analisis kuesioner responden melalui analisis isi dan analisis distribusi.
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 211
Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal
Metode Metode pengumpulan data dan analisis secara keseluruhan menggunakan metode kualitatif, (Creswell, 2008) yang mendapatkan teori baru dari hasil analisis yang timbul berdasarkan pemahaman atau fenomena (grounded theory); dengan sifat penelitian berupa penelitian eksploratif (Groat & Wang, 2002) yang mencari hubungan antara minat responden dengan museum ideal yang diinginkan. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan sistem survey, yaitu dengan cara membuat kuesioner secara online, lalu disebarkan secara acak (random sampling) kepada para responden melalui surat elektronik dan media sosial. Berdasarkan hasil pengumpulan data, tercatat responden yang mengisi kusioner sejumlah 163 orang. Responden terdiri dari pria sebanyak 68 orang dan wanita sebanyak 95 orang yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Kuesioner online yang disebarkan berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif (mixed method). Pertanyaan kuantitatif berupa pertanyaan-pertanyaan closed ended yang mengidentifikasi karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, tempat tinggal, dan pekerjaan serta pertanyaan yang berhubungan dengan topik museum, seperti berminat atau tidak mengunjungi museum dan frekuensi mengunjungi museum dalam setahun. Pertanyaan kualitatif yang bersifat open ended berupa pertanyaan seputar topik museum, seperti terakhir kali ke museum, alasan responden yang melatarbelakangi minat atau tidaknya ke museum, dan persepsi responden terhadap bentuk museum yang ideal.
selanjutnya dikategorikan. Pemilihan kata-kata kunci dilakukan berkelompok oleh tiga orang untuk mengurangi bias. Kata-kata kunci yang sudah ditemukan dan dikategorikan lalu di-analisis distribusi untuk mengetahui jumlah kata kunci dan kategori yang terbanyak atau dominan dan yang paling sedikit atau tidak dominan. Analisis dan Interpretasi Analisis dibagi menjadi analisis distribusi karateristik responden, analisis berminat atau tidaknya responden terhadap museum, dan analisis museum yang ideal bagi para responden. Karateristik Responden Berdasarkan hasil pengumpulan data, responden yang mengisi kuesioner berjumlah 163 orang yang terdiri dari pria sebanyak 68 orang dan wanita sebanyak 95 orang yang sebagian besar berasal dari Yogyakarta (77 orang), jakarta (28 orang) dan Bandung (14 orang). Rentang usia responden didominasi usia 20-30 tahun (134 orang) yang merupakan usia dewasa muda. Minat terhadap Museum Untuk dapat melihat minat masyarakat untuk mengunjungi museum dilakukan pengumpulan data kepada responden dengan pilihan berminat atau tidak mengunjungi museum. Hasil responden menunjukkan 134 orang berminat mengunjungi museum dan 27 orang tidak berminat untuk mengunjungi museum.
Metode Analisis Data Analisis data menggunakan metode analisis teks data (content analysis), analisis distribusi, dan analisis korespondensi. Analisis teks data dilakukan dengan mencari dan menemukan kata-kata kunci dari jawaban kuesioner dari responden yang bersifat open ended untuk E 212 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Gambar 1. Distribusi jumlah responden berdasarkan minat mengunjungi museum
Angela Upitya Paramitasari
Dari hasil analisis distribusi, terlihat masih banyak yang berminat untuk mengunjungi museum. Kategori-kategori yang mendukung responden untuk mengunjungi museum adalah akademik, konsep, keinginan personal, fasilitas, kemudahan, suasana, serta kriteria museum. Hasil pemilihan kategori-kategori tersebut melalui open coding dengan pemilihan kata-kata kunci dari pernyataan responden, lalu kata-kata kunci tersebut dikelompokkan menjadi kategori. Kebanyakan dari responden yang berminat mengunjungi museum dikarenakan alasan akademik, yaitu menambah pengetahuan sebanyak 81 orang. Contoh pernyataan yang mengandung kategori akademik antara lain :
Alasan akademik dan konsep menjadi kategori yang dominan dan menjadi bahan pertimbangan para responden untuk berkunjung. Dari hasil analisis, terlihat bahwa responden berminat untuk mengunjungi museum karena mereka ingin menambah wawasan pengetahuan umum, selain yang didapatkan pada pendidikan formal. Konsep juga menjadi pertimbangan, konsep yang baik akan membuat responden ingin mengunjungi museum dan melakukan eksplorasi ke museum tanpa merasa bosan.
“Untuk menambah ilmu pengetahuan.” (wanita, karyawan swasta) ”Banyak belajar, menambah wawasan, memperkaya ide.” (laki-laki, karyawan swasta)
Selain alasan akademik, kategori lain yang dominan adalah konsep sebanyak 32 responden. Konsep mengandung kata kunci menarik (14), unik (11), antik (3), terbarukan (2), keren (1), dan interaktif (1). Pernyataan yang mengandung kategori konsep antara lain : “tergantung isi museum, kalau museumnya unik seperti museum ya aku senang berkunjung karena penasaran” (wanita, karyawan swasta) “Biaya masuk affordable / worth to buy. Konsep yg ditawarkan unik dan menarik perhatian. Objek yg ditampilkan diminati.” (wanita, pelajar)
Gambar 3. Distribusi jumlah responden yang tidak berminat mengunjungi museum
Kebalikan dari berminat atau tertarik mengunjungi museum, ada pula keengganan atau tidak berminat ke museum, dengan kategori suasana, fasilitas, serta akses. Kategori yang paling dominan mewakili adalah suasana sebanyak 42 orang, dengan kata kunci kurang menarik (18), membosankan (8), kurang nyaman (8), kurang informatif (5), dan kurang interaktif (3). Contoh pernyataan yang mengandung kategori suasana antara lain : "hmm ... cepat bosan karena seperti kurang "atraksi" dari museum di indonesia ini untuk menarik minat pengunjung ... jadi datang lihatlihat pulang ... kadang display nya menakutkan jadi buat kurang nyaman." (pria, pelajar) "museum tempat yang banyak manfaat tapi sangat membosankan … penampilan museum kebanyakan kuno dan sangat tidak nyaman." (wanita, karyawan swasta)
Gambar 2. Distribusi jumlah berminat mengunjungi museum
responden
yang
Museum menjadi tidak menarik untuk dikunjungi bagi responden karena suasana yang tidak mendukung kegiatan di museum, seperti suasana suram, kaku, dan tidak terawat, sehingga responden tidak nyaman untuk berkegiatan. Selain itu, konsep yang kurang baik dan atraktif membuat responden merasa bosan, tidak Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 213
Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal
merasakan variasi dalam berkegiatan dan enggan mengunjungi museum untuk kesekian kali. Responden beranggapan bahwa museum selayaknya mampu memberikan suasana rekreasi dan eksplorasi serta memberikan informasi dengan cara yang berbeda dengan edukasi formal. Konsep
Museum yang Ideal Para responden diberikan pertanyaan open ended mengenai museum ideal menurut persepsi masing-masing. Hasil pengumpulan data menunjukkan terdapat 59 kata kunci. Kata-kata kunci tersebut lalu dikelompokkan melalui axial coding secara workshop dan diskusi dengan anggota tiga orang. Hasil dari pengelompokkan kata-kata kunci menjadi terbagi ke dalam delapan kategori, yaitu suasana, sifat, kriteria desain, konsep, peraturan, fasilitas pendukung, promosi, dan kemudahan akses.
Kata Kunci
F
Suasana
Nyaman
22
Tenang
3
Hening
1
Heritage
1
Klasik
1
Dapat dinikmati
1
Tidak membosankan
7
Tidak menakutkan
10
Ramah
2
Luas
6
Komunikatif
2
Informatif
42
Edukatif
21
Rekreatif
8
Atraktif
3
Fasilitatif
1
Interaktif
18
Tertata rapi
20
Sifat
Kriteria desain
Terjaga
2
Penghawaan
10
E 214 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
17
Sirkulasi
17
Aman
2
Terawat
20
Bersih
32
Interior baik
2
Fungsional
1
Update
4
Modern
16
Konsep menyesuaikan isi Keren
13 1
Unik
11
Menarik
39
Tidak monoton
4
Seru
1
Penasaran
1
Peraturan
Peraturan tegas
1
Fasilitas pendukung
Fasilitas
4
Tabel 1. Variabel kata kunci berdasarkan kategori untuk museum ideal Kategori
Pencahayaan
Promosi
Kemudahan akses
Kelengkapan informasi Guide
17 22
Sarana umum
1
Area istirahat
1
Toko souvenir
1
Ruang audiovisual
1
Lounge
1
Foodcourt
4
Pameran temporer
2
Ruang terbuka
2
Teater
2
Parker
1
Perpustakaan
1
Toilet bersih
2
Wifi
1
Diorama
3
Event
4
Sosialisasi
1
Publikasi
1
Harga terjangkau
9
Akses terjangkau
4
Angela Upitya Paramitasari
Dari kategori-kategori yang telah dibentuk, dibuat analisis distribusi untuk mengetahui frekuensi tiap kategori. Hasil analisis bertujuan untuk mengetahui kategori yang dominan maupun yang tidak dominan.
Kemudahan akses
4
Promosi
15
Kategori
Fasilitas pendukung Peraturan
1
Konsep Kriteria desain Sifat Suasana
Kata kunci yang paling banyak diutarakan responden adalah sifat informatif. Hal ini mengindikasikan bahwa museum-museum yang yang telah dikunjungi oleh responden kurang informatif, edukatif, dan interaktif sehingga membutuhkan kelengkapan-kelengkapan yang mendukung sifat museum ideal. Menurut bebe-rapa responden museum yang informatif memi-liki pemandu atau tour guide yang mem-bantu pengunjung menjelaskan isi muse-um, diorama 66 yang mampu memberi gambaran lebih jelas kepada pengunjung, serta penanda, brosur, dan 90 pamflet yang memberi gambaran perkenalan secara singkat tentang museum. Contoh pernya123 95 taan yang menunjukkan museum yang bersifat informatif antara lain :
54 0
50
100
Jumlah Responden Gambar 2. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori museum ideal
Kategori dominan pada museum ideal terletak pada kriteria desain sebanyak 123 orang. Kategori kriteria desain terdiri dari bersih (32), tertata rapi (20), terawat (20), pencahayaan (17), sirkulasi (17), penghawaan (10), terjaga (2), aman (2), interior baik (2), fungsional (1). Pemilihan kategori kriteria desain yang dominan menimbulkan persepsi bahwa museum-museum yang telah dikunjungi para responden kurang memenuhi kriteria desain dasar dari museum ideal. Kriteria desain yang paling dominan terdapat pada kata kunci bersih, terawat, dan tertata rapi. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan museum belum terjaga dengan baik, kurangnya perawatan museum dan penataan yang kurang rapi. Perlunya perawatan dan pengaturan secara berkala oleh pihak museum agar untuk menjaga kebersihan dan kerapian museum. Kategori kedua yang dominan pada museum ideal terletak pada sifat sebanyak 95 orang. Kategori sifat terdiri dari komunikatif (2), informatif (42), edukatif (21), rekreatif (8), atraktif (3), fasilitatif (1), dan interaktif (18).
“… ada diorama, penjelasan di tiap diorama, dan benda benda bersejarah terpampang disana. Yang pasti jika tidak tahu, harus ada tour guide yg bisa menjelaskan.” (Pria, karyawan swasta dan wiraswasta)
150berbagai
"Yang informatif, phamflet, brosur, atau guide, biar tidak bengong kalau di dalam terus tidak mengerti sesuatu.” (wanita, pelajar)
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori yang mempengaruhi minat pengunjung mendatangi museum, yaitu faktor akademik berupa penambahan wawasan dan pengetahuan serta konsep yang unik dan menarik. Sebaliknya, kategori yang mempengaruhi keengganan pengunjung mendatangi museum paling dominan adalah suasana yang kurang menarik, kurang nyaman, dan membosankan. Di samping frekuensi minat pengunjung, muncul pula kategori museum ideal menurut responden. Kategori yang paling dominan pada museum ideal yaitu kriteria desain, berupa bersih, terawat, dan tertata rapi. Kategori dominan yang kedua adalah sifat, berupa sifat informatif. Dari berbagai kategori museum di atas, diharapkan dapat memberikan gambaran kepada para perancang dan perencana tentang gambaran museum yang ideal dan diminati Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 215
Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal
pengunjung. Namun, kelemahan dari artikel ini adalah pengumpulan data yang hanya bersifat online sehingga yang mengisi kuesioner hanya pengguna internet, maka generalisasi bentuk museum ideal masih terbatas. Dibutuhkaan penelitian lebih lanjut yang lebih eksploratif dengan sasaran responden yang lebih luas. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches . California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Calum Storrie (2006): The Delirious Museum. A Journey from the Louvre to Las Vegas. New York: 2. Carol S. Jeffers (2003): Museum as process. Journal of Aesthetic Education, Vol. 37, No. 1, pp. 107-119. Unesco. (1975). Museum. Switzerland: Centrales S.A., Lausanne.
E 216 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015