WEB-BASED GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM OF WORSHIP PLACES IN BOGOR BY USING QUANTUM GIS Sari Rahma Nursuci, Bambang Wahyudi, Skom., MMSI Undergraduate Program, Faculty of Computer Science, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords : Geographic Information System, Quantum GIS, worship places in Bogor ABSTRACT: The city of Bogor, besides it has many visitors because of its attractions, it is also known for its adherence to serve the residents in Bogor, so there are many places of worship such as mosques, churches, and monasteries. Tourists who visit places of worship frequently utilize its facilities already provided. Some of the constraints faced by tourists is the condition of the building places of worship which are often in disrepair or renovation, the capacity of places of worship, completeness and feasibility of both religious facilities as well as building facilities, security environment places of worship, and the Bogor city weather changes frequently cause comfort worship becomes a fairly important consideration. With the WebGIS application, the tourists as the user application is expected to become easier in getting the information for consideration regarding the existing facilities of places of worship in the city of Bogor and comfortable in worship
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTABOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKANQUANTUM GIS
NPM
: 11105521
Nama
: Sari Rahma Nursuci
Pembimbing
: Bambang Wahyudi, Skom., MMSI
Tahun Sidang
: 2010
Subjek
: SIG,
Judul SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS
Abstraksi Kota Bogor selain banyak dikunjungi karena tempat-tempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di Bogor banyak terdapat tempat-tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, dan biara. Wisatawan yang berkunjung sering memanfaatkan tempat peribadatan beserta fasilitas yang sudah disediakan. Beberapa kendala yang dihadapi oleh wisatawan adalah kondisi gedung tempat peribadatan yang seringkali berada dalam keadaan rusak atau renovasi, daya tampung tempat peribadatan, kelengkapan dan kelayakan baik fasilitas ibadah maupun fasilitas gedung, keamanan lingkungan tempat peribadatan, dan cuaca kota Bogor yang sering berubah menyebabkan kenyamanan beribadah menjadi pertimbangan yang cukup penting. Dengan adanya Aplikasi WebGIS ini, wisatawan sebagai pengguna aplikasi diharapkan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi untuk bahan pertimbangan mengenai sarana tempat ibadah yang ada di kota Bogor dan nyaman dalam beribadah
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Sari Rahma Nursuci(1 1105521) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok E-mail: sari
[email protected] ABSTRAK Kota Bogor selain banyak dikunjungi karena tempat-tempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di Bogor banyak terdapat tempat-tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, dan biara. Wisatawan yang berkunjung sering memanfaatkan tempat peribadatan beserta fasilitas yang sudah disediakan. Beberapa kendala yang dihadapi oleh wisatawan adalah kondisi gedung tempat peribadatan yang seringkali berada dalam keadaan rusak atau renovasi, daya tampung tempat peribadatan, kelengkapan dan kelayakan baik fasilitas ibadah maupun fasilitas gedung, keamanan lingkungan tempat peribadatan, dan cuaca kota Bogor yang sering berubah menyebabkan kenyamanan beribadah menjadi pertimbangan yang cukup penting. Dengan adanya Aplikasi WebGIS ini, wisatawan sebagai pengguna aplikasi diharapkan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi untuk bahan pertimbangan men genai sarana tempat ibadah yang ada di kota Bogor dan nyaman dalam beribadah. Kata Kunci : Sistem Informasi Geo grafi, Quantum GIS, Tempat Ibadah Kota Bogor
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tempat peribadatan merupakan hal penting yang harus ada di setiap kota. Sarana tempat peribadatan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berlaku juga untuk kota Bogor yang selain banyak dikunjungi karena tempattempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di Bogor banyak terdapat tempat-tempat peribadatan seperti
mesjid, gereja, dan biara. Wisatawan yang berkunjung sering memanfaatkan sarana-sarana tempat peribadatan yang ada di kota Bogor beserta fasilitas yang disediakan oleh para pengurus tempat ibadah tersebut. Namun, ini semua tidak terlepas dari kendala yang harus
dipertimbangkan oleh wisatawan dan masyarakat Bogor sendiri mengingat situasi cuaca Bogor yang sering berubah, jumlah jemaah yang semakin bertambah, serta tempat perparkiran yang tidak seimbang dengan jumlah kendaraan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di jalanan. Semakin bertambah jumlah jemaah dapat juga mengakibatkan daya tampung tempat peribadatan tidak
wisatawan haru s me ncari temp at peribadatan yang lain tapi masih berada di wilayah Bogor. Pertimbangan atas kendala selanjutnya adalah kondisi dan letak gedung yang mudah dikunjungi, apakah strategis atau tidak. Kemudian juga pertimbangan akan fasilitas sarana dan prasarana gedung menjadi faktor pendukung kegiatan ibadah.
Batasan Masalah Pertimbangan dalam pemilihan tempat peribadatan menjadi kendala yang seringkali membuat para wisatawan menemui kesulitan untuk menentukan di mana mereka akan melakukan kegiatan peribadatannya. Hal
yang sering menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan tempat peribadatan ialah letak tempat ibadah yang paling strategis dengan saranasarana lainnya dan besar daya tampung tempat ibadah tersebut.
Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah pemberian sejumlah informasi kepada para pengguna mengenai tempatMetode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan berbagai referensi, seperti informasi dan teori tentang software-software pendukung memadai lagi sehingga pengunjung atau
tempat ibadah di Kota Bogor melalui pembuatan aplikasi Sistem Informasi Geografis tempat ibadah di kota Bogor.
dalam pembuatan WebGIS. Selain itu juga melakukan pengumpulan data dari internet serta dengan observasi langsung ke lokasi tempat-tempat ibadah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merepresentasikan “dunia nyata” dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-
bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sejak pertengahan tahun 1970an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferensi geografis dalam berbagai
cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup : 1. Pengorganisasian data dan informasi 2. Penempatan informasi pada lokasi tertentu 3. Melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan informasi, beserta analisa-analisa spasial lainnya. Sebutan umum untuk sistemsistem y ang menangani masalahmasalah tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).
Model Data SIG Data dalam SIG dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu data spasial dan data non spasial. Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografi objek tersebut di dalam bumi dengan menggunakan sistem koordinat. Data spasial mempunyai dua elemen dasar, antara lain: a. Lokasi Lokasi umumnya mengacu pada letak geografi suatu objek dalam sistem koordinat bumi, akan tetapi kode geografi lainnya juga dapat dipergunakan. Sebagai contoh, kode pos. b. Atribut Atribut merupakan karakteristik atau ciri dasar dari suatu objek. Data non spasial adalah data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Data ini sering disebut
juga data atribut. Dalam suatu peta, atribut biasanya disajikan sebagai teks atau legenda peta. Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai data spasial dapat direpresentasikan dalam dua bentuk, yaitu model data vektor dan model data raster. Subsistem SIG Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu: 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan formatformat data aslinya ke dalam format-format yang digunakan oleh SIG. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data seperti tabel grafik, peta, dan lain-lain. 3. Manajemen Data Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki. 4. Analisis dan Manipulasi Data Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Jenis Peta Peta mer upak am p enyajian secara grafis kumpulan data mentah maupun yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Pada hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga untuk menyajikan informasi yang terkandung di dalam suatu wilayah. Peta harus mengandung informasi yang hendak disampaikan kepada pengguna. Berdasarkan data yang terkandung dalam suatu peta, maka peta dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu peta dasar dan peta tematik. 1. Peta Dasar Peta dasar berisi data mengenai jalan, garis batas wilayah pemerintahan, sungai dan danau, taman, lahan, dan nama tempat. 2. Peta Tematik Peta tematik merupakan peta yang menyajikan informasi berdasarkan tema tertentu. Tema merupakan kumpulan data yang telah dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu dan ditampilkan dalam bentuk arsiran/warna. Peta tematik terdiri dari: a. Peta Bisnis Peta ini berisi data yang berhubungan dengan produk konsumen, pelayanan jasa keuangan, data kependudukan, pembangunan tempat bisnis, tingkat kejahatan, telekomunikasi, perumahan, transportasi, pelayanan kesehatan, dan periklanan. b. Peta Lingkungan Peta ini berisi data yang berhubungan dengan cuaca, resiko kerusakan lingkungan, sumber daya alam,
topografi, pengambilan gambar satelit, dan data lingkungan. c. Peta Referensi Umum Peta ini merupakan peta yang menyajikan data dunia dan negaranegara. Komponen Geografis
Sistem
Informasi
Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: hardware, software, data, manusia, dan metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hardware Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: personal computer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner. 2. Software Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah: a. Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis
b. Sistem Manajemen Basis Data. c. Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi. d. Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi. 3. Data Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster. Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. 4. Manusia Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan. 5. Metode SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.
Gambar 1 Komponen Sistem Informasi Geografis
QuantumGIS Quantum GIS adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup pemetaan, analisis spasial, dan beberapa fitur DesktopGIS lainnya. Aplikasi ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU, QuantumGIS mendukung format data vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle). QuantumGIS juga dapat diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik. Aplikasi ini juga merupakan suatu aplikasi multi-platform yang dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X, Linux, Unix dan Windows XP. Mapserver Software digunakan dalam perancangan SIG ini adalah MapServer. MS4W (MapServer for Windows) adalah p aket in stalasi MapServer untuk platform Windows. Dimana MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) merupakan aplikasi freeware dan Open Source untuk dapat menampilkan SIG di web. MS4W dilengkapi dengan berbagai modul tambahan (optional) yang
mempermudah kita membangun dan mengadministrasi sistem WebGIS. Saat ini, selain dapat mengakses MapServer sebagai program CGI, MapServer juga dapat diakses sebagai modul MapScript, melalui berbagai bahasa pemrograman, seperti PHP, Perl, Python, Java dan lain sebagainya. Akses fungsi-fungsi MapServer melalui skrip akan lebih memudahkan pengembangan aplikasi WebGIS. Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh MapServer, diperlukan dua file yaitu Map File dan HTML File. Map File berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan sintaks tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan disajikan oleh program MapServer. Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta). G a m b a r 2 . 1 0 me n y a j i k a n p r o s e s penyajian peta. File HTML dapat berupa HTML biasa atau template yang disisipi sintaks MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/Mapscript. Chameleon Chameleon adalah framework yang dapat digunakan dengan baik pada w ebG i s. D apat d igun ak an secara berdampingan atau full integrated dengan dengan Mapserver berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh Open Geospatial Consortium (OGC). Chameleon sebagai sebuah produk dari Open Source yang dibangun dengan bahasa pemprograman PHP. Chameleon memberikan akses yang sederhana ke beberapa fitur yang hanya bisa diakses dalam MapScript dimana telah disediakan sebuah script yang telah jadi sebagai komponen yang dapat digunakan. Dengan Chameleon seo rang yang buk an programmer
Gambar 2 Proses Penyajian Peta oleh MapServer
Sebelum membuat aplikasi WebGIS menggunakan MapS erver, hal yang harus diperhatikan adalah arsitektur penyimpanan file MapServer dan data SIG. Secara umum ada tiga kategori data yang dimiliki yaitu: a. File MapServer Map file dan PHP/MapScript b. File HTML dan gambar/grafis File web dan gambar yang disertakan c. Data SIG Data vektor dan citra (raster) yang digunakan.
memunkingkan untuk memasukan komponen pada applikasi webGis. Gambar berikut mengilustrasikan konfigurasinya:
Gambar 3 Konfigurasi Chameleon yang digunakan dengan MapServer
Chameleon terdiri lebih dari 300 script PHP yang memberikan fungsi dan akses “widgets” pada WebGIS. Kita tidak mesti mengetahui bagaimana script ini bekerja karena dibangun dengan PHP MapScript jadi Chameleon dapat dengan mudah diberikan HTML tag. Sebagai contoh penggunaan HTML Tag seperti melakukan desain untuk menambahkan peta, scalebar, legend, query tool, printing tools dan applikasi-aplikasi lainnya.
Pe n g e mb an g apl ik asi y an g menggunakan Chameleon dapat melakukannya hanya dengan menambahkan Tag pada halaman HTML. Cara seperti ini disebut dengan CWC2 tag sebuah konfigurasi untuk komponen client WebGIS. Penggunaan Tags ini memberikan metode yang sederhana dalam penambahan sebuah halaman pada aplikasi web.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Aplikasi Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah Kota Bogor akan dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Quantum Gis 0.9.1, MapServer 5, PostgreSQL 8.2.x. Dalam pembuatannya penulis melakukan beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Penentuan Daerah/Wilayah Di dalam Sistem Infomasi Geografis harus terdapat peta suatu daerah/wilayah tertentu ataupun suatu simbol yang menggambarkan objek tertentu dan terdapat indeks warna agar informasi yang ditampilkan dapat terlihat jelas sesuai dengan daerah yang dituju. Pada penulisan ini, penulis menetapkan pembahasan Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah di Kota Bogor. Pengumpulan Data Spasial dan Nonspasial Tahap pengumpulan data adalah tahap kedua yang dilakukan penulis dalam menampilkan data mengenai informasi geografis yang ingin ditampilkan. Data non-spasial didapat dari hasil browsing pada media internet serta dari http://www.kotabogor.go.id, sedangkan data spasial diperoleh dari hasil scan peta Kota Bogor dengan skala 1:20800. Digitasi Peta pada Quantum GIS
Gambar 4 Bagan Langkah Pembuatan SIG
Teknik digitasi peta pada prinsipnya adalah pembuatan peta
melalui proses komputer. Penyimpanan file di komputer dari hasil digitasi peta tersebut dikelompokkan berdasarkan pada layer-layer yang sesuai dengan tipenya masing-masing. Dalam proses pembuatan digitasi peta Kota Bogor ini digunakan 3 jenis layer, yaitu tipe polygon (polygon), tipe titik (point) dan tipe garis (line). Pada setiap proses digitasi, ditambahkan sejumlah atribut sesuai kebutuhan masing-masing objek, yang nantinya akan ditampilkan sebagai suatu informasi pada objek tersebut. Dalam pembuatan nama file .shp dan atribut menggunakan huruf kecil dan tanpa spasi.
Gambar 5 Tampilan hasil akhir Pendigitasian
Konversi File.shp menjadi Tabel pada PostgreSQL Untuk menampung konversi dari file .shp menjadi tabel-tabel menggunakan database baru dengan nama databuitenzorg, lalu file .shp tersebut akan dihubungkan melalui PostGIS connection dari software Quantum GIS. Setelah koneksi t e r h u b u n g , s e t i a p fi l e . s h p a k a n dikonversi ke postgresSQL.
Pengisian Tabel Pengisian Tabel pada pgAdmin III dilakukan untuk mengisi, mengubah atau menambah data pada field-field yang sebelumnya telah dilakukan pada saat pendigitasian. Pembuatan WebGis dengan Chameleon pada MapServer dan Penggabungan Database menggunakan PHP Untuk mendukung pengembangan aplikasi, penulis membuat folder yang akan digunakan untuk menampung aplikasi yang telah dibuat. Folder yang dipakai untuk menyimpan aplikasi adalah folder bogor, folder ini berada di dalam “C:\ms4w\apps”. Folder bogor terdiri dari subfolder data, etc, htdocs dan map. Subfolder “data” berfungsi untuk menyimpan data lokal (.shp) yang akan digunakan, misalnya penulis menampilkan jalan dengan cara mengakses jalan.shp yang tersimpan di folder ini. Subfolder “etc” digunakan untuk menyimpan gambar-gambar berekstension .png yang berfungsi sebagai simbol pada legenda yang melambangkan mesjid, gereja, dan wihara (vihara) serta untuk menyimpan informasi lainnya yang diperlukan. Subfolder “htdocs” berisi file-file untuk membuat tampilan WebGIS Kota Bogor. Subfolder “map” berisi file bogor.map yang digunakan untuk men ghub ungk an antar a fi l e y ang b e re k st e n s i o n . sh p d a n d a t a b a s e PostgreSQL dengan Chameleon.
Gambar 6 Tampilan Halaman Peta
PENUTUP Kesimpulan Dengan SIG Tempat Ibadah di Kota Bogor wisatawan sebagai user aplikasi ini dapat secara mudah memperoleh informasi mengenai letak dan daya tampung jemaah tempat ibadah yang dimaksud. Jika wisatawan sebagai user aplikasi SIG ini mengklik salah satu simbol tempat ibadah pada peta maka dialog box hasil query pencarian akan muncul yang berisi informasi nama tempat ibadah, alamat, nomor telepon, dan kapasitas daya tampung tempat ibadah tersebut. Hal ini dapat menjadi pertimbangan sehingga wisatawan dapat memutuskan apakah mereka akan mempergunakan tempat ibadah tersebut atau tidak dan memilih tempat ibadah lain yang tersedia. Selain itu, waktu pencarian user menjadi lebih singkat karena aplikasi SIG ini termasuk peta tematik dengan kemudahan yang tidak dimiliki oleh peta konvensional. Aplikasi SIG akan menampilkan hasil query tempat ibadah berdasarkan kategori yang dibutuhkan oleh user sedangkan di peta konvensional para user harus mencari dengan lebih teliti dalam mencari tempat ibadah yang
diperlukan karena pada peta konvensional lokasi tempat ibadah tersebut berbaur dengan banyak fasilitas umum dan tempat lainnya di kota Bogor. Aplikasi SIG ini memiliki interface yang menarik, tools, dan simbol-simbol (legenda) untuk membantu pengguna dalam mencari letak dari tempat-tempat ibadah di kota Bogor. Tools yang dimiliki aplikasi SIG ini dapat dipergunakan untuk memperbesar dan memperjelas daerah peta yang diinginkan atau memperkecilnya. Selain memperbesar user juga dapat menggeser lokasi tempat ibadah ke arah tengah peta maupun ke arah yang diinginkan user. User dapat memperoleh semua atau sebagian lokasi tempat ibadah di kota Bogor dengan memanfaatkan tools legend yang ada. Legend mesjid untuk menampilkan lokasi mesjid, legend gereja untuk menampilkan lokasi gereja, dan legend vihara untuk menampilkan lokasi vihara.
Saran Penambahan fasilitas direction yang berisi panduan arah dan jenis
transportasi untuk mencapai tempat ibadah yang dituju akan menjadikan aplikasi ini lebih mudah dalam pencarian lokasi. Sehingga wisatawan yang belum
pernah mengunjungi kota Bogor pun akan mudah mencapai tempat ibadah yang diperlukan.