BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakanq
Pada sing-masing
Masalah
dasarnya, yang
setiap individu memiliki potensi
dibawa se.jak
lahir.
Potensi
itu membu-
tuhkan ikhtiar untuk mengaktual isasikannya men.jadi puan yang nyata,
sehingga
1ingkungannya. Tanpa mengaktualisasikan
dan
kemam-
dapat berguna bagi dirinya
adanya
ikhtiar,
mengembangkan
maka
ma-
sulit
potensi
dan untuk
tersebut
walaupun dalam batas-batas tertentu .juga terdapat
perkem-
bangan.
Pendidikan,
secara konseptual,
merupakan ikhtiar mem
bantu individu mengembangkan potensi yang dimilikinya agar mencapai aktualisasi diri. kesadaran nya,
AktLial isasi diri ini menyangkut
individu terhadap dirinya sendiri,
1ingkungan
dan sekaligus sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan di negara kita,
bentuknya, sebagaimana
apa pun dan bagaimana
adalah normatif dan sudah .jelas arahnya yang
ditegaskan di
dalam
Garis-Garis
pun
yakni Besar
Haluan Negara Tahun 1333 sebagai berikut:
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kual itas manLisia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat .jasmani dan rohani. Pendidikan nasional .juga harus menumbuhkan .jiwa patriot ik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
Profil
diharapkan tersebut
manusia Indonesia menurut perspektif GBHN yang
dapat dicapai melalui pendidikan, di atas,
perhatikan si fat
sebagaimana
mengimplikasikan adanya keharusan
kemanusiawian
mem-
secara integral dalam se-
tiap kegiatan pendidikan.
Salah
Dalam
satu
setting pendidikan
adalah
kaitannya dengan penelitian ini,
atas
di
sekolah.
sekolah
menengah
adalah sistem pendidikan yang merupakan
wahana
untuk
mengembangkan
potensi anak
menu.ju
tercapainya profil manusia Indonesia
salah
didik
satu
(siswa)
tersebut
di
atas. Upaya ini dilakukan melalui kegiatan kurikuler serta ko-dan-ekstra kurikuler yang sebagian besar ditangani oleh
quru. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memandang
pendidikan bukanlah proses intelektual isasi sa.ja, kan
bahwa
melain-
pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa.
demikian
tugas guru seharusnya tidak hanya terbatas
Dengan pada
penyampaian bahan pel ajar an sa.ja. Lebih dari itu, tugasnya meliputi pengelolaan seluruh proses bel a.jar-menga.jar untuk mencapai
hasil
kognitif, aspek
yang
optimal
mengembangkan
afektif, dan psikomotor, yang
itu
terpadu dan berkaitan
secara
aspek-aspek
akhirnya
ketiga
mendalam
dalam
tersebut,
siswa
bentuk perilaku yang efektif.
Dalam
mencapai
tu.juan
pendidikan
sering menghadapi masal ah-masal ah yang t:;H.-.k dapat diatasi hanya oleh guru bidang studi sa.ja. Siswa masalah
yang
kemasyarakatan,
kompleks yang seperti:
disebabkan
perkembangan
sering mengalami oleh
perubahan
industri,
krisis
ekonomi,
dalam
perkembangan
masyarakat
pilihan. karena
teknologi yang
semakin
Perubahan
rumit,
membuat
penuh
kehidupan
tuntutan
ini banyak pengaruhnya
dan
kepada
siswa
nilai-nilai baru timbul dan tata nilai yang
sudah
mapan ditantang, yang kemudian dapat menimbulkan keraguan, ambivalensi,
bahkan krisis .jati diri.
Kompleksitas problem yang dihadapi oleh siswa sekolah menengah
dewasa
ditangani
ternyata
tidak
cukup
.jika
dengan proses bela.jar-menga.jar sa.ja,
menuntut melalui
ini
pelayanan .jalur
khusus
yang
tidak
melainkan
dapat
penga.jaran, yakni kegiatan
hanya
dilakukan
bimbingan
dan
penyuluhan. Dengan demikian, seperti yang dikemukakan oleh Mortensen
dan
hendaknya
Schmuller
mengandung
kepemimpinan, siswa
(1364:
7),
proses
komponen
pengajaran,
pendidikan
administrasi
dan pemberian
atau
bantuan
(bimbingan dan penyuluhan). Proses
kepada
pendidikan
Ini
dapat dilihat pada Bagan 1-1.
Admi n i st r at i or.
Administrat ive
or
Supervision-
Leadership _
and
--
Goal :
'A
opt imum
Area
\ development
of
(Main
\
Inst r uc t i onal-Cur ricular
Instruct ional Area
educat ion) —
Voc at i on a 1
Special Remedial
Ed uc at i on —
of
each
in-
i dividual according
including:
area
--
Education
to
his
ab i-
r
1 lit ies,
Instruction
interests
Pupil Personnel or Helping Area
Guidance and orther / . Pupil Personnel
•'
and
I
Ser v i c es
Bagan 1-1
s Proses Pendidikan
(Mor t en sen & Sc h mu11er,
1364:
7)
values
4
Mengacu
pada konsep proses pendidikan di atas,
maka
bimbingan dan penyuluhan dalam kerangka pendidikan, secara
luas
dapat
sumber
juga
daya
dipandang
manusia
sebagai
bersama-sama
upaya
pengembangan
komponen
pendidikan
1ainnya.
Memperhatikan
penyuluhan sekolah
strategis
bimbingan
dalam pendidikan, maka sejak 1975 di
di
Indonesia telah
bimbingan
dan
merupakan
suatu
program
posisi
penyuluhan.
dan
sekolah-
digalakkan
upaya
Bimbingan
dan
penyuluhan
rangka
pelaksanaan
upaya terpadu dalam
pelayanan
pendidikan di sekolah. Sehubungan dengan
ini
N.
expected
to
support educational efforts to yield rich dividends
in
Rao (1381:
183)
mengemukakan bahwa:
Educational
counselling
as service is
pupil adjustment and progress. It is a process of helping learners to understand themselves and the world around them, to adjust themselves more efficiently appropriately to other fellow beings. Counselling, therefore, should be viewed as an integral part of the total
school/college programme.
Begitu
pendidikan (1381:
24)
An
pentingnyanya
digambarkan sebagai
effective
pula
bimbingan
oleh
dalam
proses
dan
Mitchell
Gibson
berikut:
instructional
program
in
the
school
requires an effective program of pupil guidance. Good education and good guidance arm interrelated. They support and complement each orther to student's advantage.
Dalam
beberapa
memberikan
ahli
layanan
memandang
bahwa
bimbingan
kegiatan
di
sekolah,
penyuluhan
merupakan inti bimbingan. Sehubungan dengan ini, Mortensen (1364: 301) mengatakan bahwa: the
guidance
program."
" Counseling is the heart of
Penyuluhan
bertujuan agar siswa mengalami
perubahan
perilaku yang efektif yakni perubahan perilaku yang sesuai dengan ini
harapan yang telah ditentukan.
Brammer
sasaran
(1385:
penyuluhan
pada diri klien.
Sehubungan
115) menyatakan
bahwa
ialah terjadinya
dengan
tu.juan
perubahan
Kemudian ditambahkan oleh Dyer
atau
perilaku
(1377:- 23)
bahwa penyuluhan dapat dikatakan berhasil apabila ditandai dengan
adanya perubahan perilaku yang positif
pada
diri
klien.
Akan
sampai
tetapi,
kenyataannya
pelaksanaan
sekarang belum menampakkan hasil Beberapa pernyataan yang
diharapkan. keluhan,
sebagaimana
menunjukkan
kecaman, dan kritikan terhadap hasil
penyuluhan mahasiswa
Negeri
penyuluhan
di
sekolah, di
jurusan
antaranya:
adanya
pelaksanaan
hasil
PPB FIP IKIP Bandung di
yang
penelitian
beberapa
SMA
Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa hambatan
masih terjadi
dalam proses penyuluhan,
karena
yang
kurangnya
kemampuan pembimbing dalam menangani masalah-masalah dihadapi
siswa,
menggali
masalah-masalah
siswa
memaksakan yang
menyelesaikan seperti
kemampuan
siswa,
harus
kehendaknya dilakukan
masalahnya.
tersebut
Dengan
pembimbing
kurangnya
dalam memecahkan masalahnya,
pembimbing nasihat
kurangnya
dalam
keterlibatan
adanya
kecenderungan
berupa oleh
yang
saran siswa
kondisi
maka hasilnya masih banyak
setelah melaksanakan penyuluhan tidak mengalami
atau dalam
penyuluhan siswa
yang
perubahan
perilaku sebagaimana yang diharapkan dalam penyuluhan.
Untuk
ada
menangkal
pernyataan tersebut,
peran
kuncinya
pacia pembimbing itu sendiri. Mereka diharapkan
meningkatkan kual itasnya untuk sanggup men.jawab
dapat
tantangan
tersebut.
Dalam proses penyuluhan, penting
bagi
berhasil
pembimbing merupakan
tidaknya
penyuluhan.
faktor
Penyuluhan
dapat dikatakan berhasil apabila setelah penyuluhan,
mengalami perubahan perilaku yang efektif yakni perilaku
yang
tidaknya
sesuai
perubahan
kebutuhan
tu.juan
penyuluhan.
perilaku siswa, tidak
dari
masalah
kesehatan,
hubungan
dihadapi
keuangan,
dengan
keluarga,
dan
membutuhkan efektif.
di
SMA
orang
lain,
hubungan
masalah pribadi. Pada
antara
belajar,
dengan
anggota
umumnya
untuk mengatur cara
Mereka
juga
keluarga,
membutuhkan
secara baik.
tersebut
di
perilaku
efektif
penyuluhan
atas,
dibatasi
maka siswa
pada:
faktor efektif
lingkungan
kemampuan
Berdasarkan
interaksi sosial,
Banyak
serta
untuk
siswa
belajar cara
fokus
yang
sebagai
perilaku efektif
yang
masyarakat.
mengendalikan
disorot
tujuan
SMA
bergaul
kebutuhan-kebutuhan
siswa
tentang
atau
sasaran
siswa
dalam
dan kehidupan emosional.
yang mempengaruhi siswa
lain:
agama,
Mereka juga membutuhkan kemampuan
teman,
perilaku
siswa
ken idupan sosial,
kemampuan
dengan
belajar,
yang
terlepas
mendapatkan perlakuan penyuluhan. Kebutuhan serta seringkali
siswa
Ada
sebelum
emosi
masalah
perubahan
dibawanya
yang
serta
dengan
siswa
setelah
terwujud
tidaknya
mengalami
proses
7
penyuluhan,
di antaranya faktor kualitas hubungan
pembimbing
dengan
siswa
dalam
penyuluhan.
antara Kualitas
hubungan yang terjadi antara pembimbing dengan siswa dalam
penyuluhan mereka.
akan
dipersepsi dan
dirasakan
Kualitas hubungan antara guru
sendiri
pembimbing
oleh dengan
siswa dalam penyuluhan merLipakan sesuatu yang amat penting
sebagai sarana pokok untuk terwujudnya perubahan pada diri siswa.
268)
Sehubungan dengan ini Shertzer and
mengatakan
relationship is
bahwa:
....
most
Stone
agree
(1380:
that
a necessary condition for bringing
the
about
change in the individual.
Ahl i
lain seperti Rogers amat menekankan
sejumlah antara
kondisi yang berkaitan dengan kualitas klien
(siswa) dengan konselor
dalam penyuluhan. berarti
pentingnya
pada
(guru
hubungan
pembimbing)
la menegaskan bahwa perubahan yang cukup
diri
klien (siswa)
tidak
akan
terwujud,
kecuali kondisi-kondisi yang dimaksudkan itu terselenggara
dalam hubungan antara klien (siswa) dengan konselor pembimbing)
itu.
Dalam proses penyuluhan siswa dan
(guru guru
pembimbing harus berada dalam kontak psikologis dan adanya kontak
ini
disadari serta dirasakan
adanya
oleh
pihak. Untuk terbentuknya hubungan yang berkualitas,
pembimbing positif sikap
harus menampilkan sikap
yang tanpa syarat dan tanpa penuh
pengertian
yang
memberikan pamrih,
disertai
kedua
guru
penilaian menunjukkan
dengan
empati
terhadap siswa, dan cepat serta tetap tanggap. Kehangatan, sikap
menerima
dan
positif
harus
dimungkinkan
untuk
8
dirasakannya oleh siswa. Jika kondisi-kondisi seperti tidak terwujud, atau siswa tidak menyadari atau adanya
seperti itu,
kondisi
mustahil
dapat
itu
merasakan diharapkan
terjadinya suatu perubahan perilaku yang efektif pada diri siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka yang
menjadi
permasalahan
hubunqan
yanq
mempenqaruhi
Untuk
dipersepsikan
Sejauh
manakah
siswa
dalam
kualitas penyuluhan
per ilaku efekt i f siswa?
menjawab
penelitian.
adalah
permasalahan
tersebut
perlu
Sehubungan dengan permasalahan tersebut
maka
penelitian ini diberi judul " Kualitas Hubungan Pembimbing dengan
Siswa
dalam
Penyuluhan dan
Hubungannya
dengan
Perilaku Efektif Siswa (Studi Deskriptif Analitik
Tentang
Persepsi Siswa Pengguna Jasa Bimbingan)".
B.
Pentinqnya Masalah Diteliti
Penelitian hubungan
mengenai persepsi siswa tentang
pembimbing
dengan siswa
dalam
kualitas
penyuluhan
dan
hubungannya dengan perilaku efektif siswa dirasakan sangat pent ing.
Penelitian ini sangat penting didasarkan pada hal-hal berikut
1.
dengan
ini.
Menyangkut
masalah
persepsi
siswa
yang
ada
hubungan antara pembimbing
kaitannya
dengan
siswa
dalam penyuluhan. Persepsi siswa tentang kualitas hubungan
yang
diciptakan
pembimbing
dengan
siswanya
dalam
penyuluhan dapat mempengaruhi hubungan selanjutnya
antara
pembimbing kualitas
dengan siswa. Apabila persepsi siswa hubungan
yang diciptakan pembimbing
terhadap itu
baik,
maka reaksinya terhadap pembimbing itu cenderung akan baik pula,
demikian juga sebaliknya. 2.
Kualitas hubungan antara pembimbing dengan
siswa
dalam penyuluhan akan dipersepsikan dan dirasakan oleh
siswa.
hubungan akan
Apabila siswa merasakan
yang
merasa
penyuluhan.
pada
mempersepsikan
diciptakan pembimbing itu baik, senang berhubungan dengan
pembimbing
ia
akan percaya
pada
pembimbing,
siswa.
Sebaliknya
apabila
pembimbing
dengan
siswa dipersepsikan kurang
dalam
pada
efektif
hubungan
maka siswa akan merasa enggan untuk
dia
sehingga
akan memudahkan perubahan perilaku yang
diri
siswa,
maka
la akan terbuka mengungkapkan masalahnya
pembimbing, akhirnya
dan
sendiri
antara
baik
oleh
mengungkapkan
masalahnya kepada pembimbing. Siswa tidak akan terbuka dan percaya
pembimbing. Apabila hal
pada
pembimbing
akan
mengalami
ini
kesulitan
terjadi
dalam
maka
mengubah
perilaku siswa.
Apabila
diketahui
bahwa
persepsi
siswa
tentang
kualitas hubungan pembimbing dengan siswa dalam penyuluhan
mempengaruhi dijadikan
ini
dapat
bahan masukan bagi para pembimbing untuk
lebih
meningkatkan kondisi
yang
perilaku efektif siswa, maka hal
hubungan
yang
berkualitas
dikehendaki dan aspirasi
sesuai siswa,
dengan sehingga
siswa
diharapkan dapat menunjukkan perilaku yang
efektif
yaitu
perilaku yang sesuai dengan harapannya sendiri
dan
10
1ingkungannya.
Persepsi
dengan
siswa tentang kualitas hubungan
siswa
dalam
penyuluhan
dan
hubungannya
perilaku
efektif siswa ini penting untuk
merubah
image
generasi
mendatang
pembimbing
dipandang
tor'
demi
terhadap
Belakang ini disoroti oleh siswa
menakutkan.
dengan
diketahui
pembimbing.
sebagai
pembimbing
'polisi
citra
bahwa
guru
sekolah',
Pandangan tersebut berubah menjadi
yang
"fasilita-
dalam mengembangkan perilaku siswa yang efektif.
Sasaran
penelitian ini adalah siswa
SMA,
mengingat
mereka sedang ada dalam proses perkembangan menu.ju t ingkat kedewasaan.
Selanjutnya hasil penelitian ini
dimanfaatkan
dalam membantu mereka mencapai
juga
dapat
perkembangan
yang opt imal.
C.
Masalah
Penelitian
Salah
satu
mengembangkan
tu.juan
perilaku
penyuluhan
siswa
di
sekolah
yang
adalah
efektif.
Namun
kenyataannya pelaksanaan penyuluhan sampai sekarang
belum
menampakkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Salah
perilaku
dengan
satu
faktor
siswa
guru
yang
yang
efektif
pembimbing
yang
diperkirakan
adalah
mempengaruhi
kualitas
hubungan
dipersepsikannya
sewaktu
penyuluhan.
Adapun
pembimbing
persepsi
dengan
dalam
penelitian
siswa
tentang
siswa
tentang
kualitas
siswa dalam penyuluhan ini adalah pendapat
suasana yang
berkembang
hubungan
yang
serta dalam
dirr:aksud
penghayatan wawancara
11
penyuluhan,
terutama
berkenaan
dengan
kondisi
yang
tercipta dalam wawancara penyuluhan.
Sedangkan yang dimaksud perilaku efektif siswa adalah perilaku
sesuai
yang
dipersepsikan dan dirasakan
dengan
harapan dan tu.juan penyuluhan
mengalami penyuluhan, dalam
siswa
belajar,
yang
setelah
ia
yang meliputi aspek perilaku efektif
interaksi
sosial,
dan
dalam
kehidupan
emosional.
Kualitas
hubungan
yang
terjadi
dalam
bimbingan
tersebut hendaknya dirasakan dan dipersepsikan oleh siswa.
Sehubungan bahwa
dengan
kualitas
dengan
itu Prayitno (1387:
hubungan yang terjadi
siswanya
merupakan
sesuatu
76)
mengemukakan
antara
yang
pembimbing
amat
penting
sebagai sarana pokok untuk terwujudnya perubahan pada diri siswa melalui penyuluhan. kualitas
hubungan
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa
itu hendaknya disadari
dan
dirasakan
oleh pembimbing dan siswa.
^Ada
sejumlah kondisi yang berkaitan dengan
hubungan
antara pembimbing dengan siswa dalam penyuluhan.
Sehubungan
dengan ini Lawrence M. Brammer
menyebutkan and
car ing,
concretness
menandai Brammer
Empathy
kualitas
lima kondisi tersebut yaitu: openness, and
kualitas ini
posit ive
spec ificity".
hubungan
yang
sangat
bersifat membantu,
esensial
adanya
and
dalam
dicoba
warmth
respect,
kondisi
diadaptasi
akan dijadikan acuan untuk
36-41)
"Empathy,
regard Kelima
(1373:
dari
yang
L.M.
diteliti.
hubungan
yang
yaitu suatu kemampuan untuk menempatkan
12
diri,
jiwa, perasaan dari pembimbing ke dalam
perasaan siswa. Carkhuff (Kanfer and Goldstein,
jiwa,
dan
1386:
36)
menyatakan bahwa empati adalah unsur kunc i dalam peker.jasn membantu. dasar
Tanpa rasa empati terhadap siswa,
maka tidak ada
untuk memberikan pertolongan.
Warmth
Kehangatan yang
and
caring
(kehangatan
dan
adalah kondisi keramahan dan penuh
sering dimanifestasikan sebagiannya
kontak
kepedulian).
mata,
kehangatan
dengan
dan tingkah laku non verbal
ini
pembimbing
pengertian senyum,
lainnya.
menunjukkan
Dengan
kepeduliannya
terhadap siswa.
Openness
(keterbukaan) perlu dimiliki
oleh
seorang
pembimbing. Salah satu tujuan yang prinsipil dalam memulai hubungan
yang
menyingkap, secara
mengungkap,
bebas
berkaitan
membantu adalah memberanikan
mengungkapkan
Posit ive
tidak dari
hanya
diri
pembimbing,
sendiri kepada
yang
siswa
regard and respect
pembimbing
kepada dan
menunjukkan
kepedulian
siswa,
harga diri
tetapi mereka
sikap
yang juga sebagai
yakni
usaha
pembimbing
secara lebih spesifik dan jelas.
untuk
yang
mendalam menghargai manusia.
mempermudah komunikasi yang akurat dan jelas
penyuluhan
man
dengan
Concretness and spec i fic ity yaitu suatu kondisi
untuk
ini
dan terus terang.
mengekspresikan
individualitas
Pengungkapan
keterbukaan
pandangannya
cara yang jujur,
untuk
mengutarakan pikiran, dan perasaan
kepada pembimbing.
dengan
siswa
kunci
dalam
berkomunikasi
13
Kelima membantu
mengembangkan
sesuatu
potensi
diperkirakan
siswa
dan
merasa
cenderung
akan
senang dengan
Sekiranya
membantunya.
penyuluhan
ia akan percaya bahwa
Kondisi
seperti
ini
siswa
penyuluhan, tersebut
bersikap terbuka mengungkapkan
pembimbing,
dapat
memberikan
adanya bantuan yang berharga dalam
akan
pada
atas
yang berharga dalam penyuluhan.
merasakan ia
kondisi tersebut di
dan
masalahnya
pembimbing
akan
akan memudahkan baik bagi
pembimbing maupun siswa dalam mengubah perilakunya ke arah yang
lebih
baik atau dengan kata lain
menuju
perubahan
perilaku yang efektif. L'' Sehubungan mengemukakan
lima
consistency,
ini Donald H.
ciri
perilaku
commitment,
creat ivity. yang
dengan
Selanjutnya
efektif
Blocher
yang
control,
efektif
dengan
tanggung
jawabnya
konsistennya
berperilaku,
diri,
tenaganya
serta bersedia memikul
psikologis dan kasikan
mampu
memperhitungkan
fisik,
waktu
resiko-resiko
mampu untuk mengenal,
cara-cara
yang
dorongannya terhadap
kreatif,
mampu
memberikan
frustrasi,
Untuk
tersebut
dan
secara berbeda-beda dan
dan
ekonomis,
dihadapinya,
orisinal
mengendalikan
respons-respons
dengan
doronganyang
layak
permusuhan dan ambiguitas.
keperluan penelitian
dipadukan
dalam
mengidentifi—
dan memecahkan masalah-masalah yang
berpikir
and
bahwa perilaku
terhadap tu.juan yang telah ditetapkan, mampu
37)
yaitu:
competence,
dia mengemukakan
itu ditunjukkan
(1374s
ini
kelima
karakteristik
dengan kebutuhan siswa di
SMA
yakni
14
dalam belajar,
masalah yang dikemukakan s&cara
Rumusan atas
interaksi sosial dan kehidupan emosional.
mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan
singkat
pokok
di
sebagai
ber ikut:
1.
Bagaimana
kecenderungan
kualitas
hubungan
yang
diper sepsi kan siswa dalam penyuluhan"?
2. Bagaimana
kecenderungan
perilaku
efektif
siswa
setelah penyuluhan?
3. Bagaimana
pengaruh
kualitas hubungan yang diper-
sepsikan siswa dalam penyLiluhan terhadap perilaku
efektif
siswa?
Secara
rinci
model
hubungan
variabel-variabel
penelitian ini dikemukakan dalam bagan berikut.
___
Persepsi Siswa tentang Kualitas Hubungan dalam Penyuluhan (X)
.
Per i1aku
-)
Efektif Siswa
(Y)
Bagan 2-1 : Model HLibungan Var iabel-var iabel Penelitian
D.
Definisi
Dperasional
Sejalan
dengan
dirumuskan di
tercakup tentang
atas,
Variabel
pertanyaan
Penelitian
penelitian
yakni
(a)
Persepsi
kualitas hubungan pembimbing dengan
sebagai variabel
siswa sebagai
variabel
Kedua variabel
telah
dapat diidentifikasikan variabel
dalam penelitian ini,
penyuluhan
yang
X
dan (b)
siswa
perilaku
yang
siswa dalam
efektif
Y.
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Persepsi dengan
Siswa tentang kualitas hubungan
siswa
dalam
penyuluhan.
Yang
pembimbing
dimaksud
dengan
persepsi siswa tentang kualitas hubungan pembimbing dengan siswa
dalam penyuluhan adalah Pendapat serta
siswa
tentanq
penyuluhan,
suasana yanq
terutama
berkenaan
terc ipta
dalam penyuluhan.
hubungan
ditandai
dikemukakan
warmth and car ing,
tersebut
ikut
Brammer
yanq
kualitas
kondusif
perhatikan meliputi:
M.
yakni:
Empathy,
openness,
posit ive regard and
respect,
kondisi
keakraban;
membantu
(b) mengenal kemampuan siswa;
memecahkan
(c)
siswa yang mengalami kesulitan dan (d)
kebutuhan siswa.
(2) warmth and
car ing
(a) menciptakan suasana penyuluhan hangat kontak mata dan senyum;
(d) pedul i dan
(-3) openness meliputi: perasaannya;
aspek
(a) peka terhadap permasalahan
merasakan dan berusaha
(b) ada
yang
Lawrence
and specificity. Selanjutnya kelima
siswa;
ident ifikasi
dan
kondisi
masing-masing dijabarkan menjadi beberapa
kesulitan
humor;
dengan
wawancara
Dalam penelitian ini
yakni (1) empathy meliputi: siswa,
dalam
oleh lima kondisi yang
oleh
conereteness
ber kembanq
penqhayatan
(c)
mengmem-
yang dan
menciptakan
menaruh perhatian kepada sisv.-?..
(a) mendorong siswa membuka pikiran
(b) keserasian antara yang dikatakan dan
yang dikerjakan.
(4) posit ive regard and respect meliputi:
(a)
pendapat siswa;
menghargai
manusiawi
terhadap
kekhasan
siswa; dan
berpotensi.
(5)
wajar
dan
keunikan
dan
(d) memandang siswa Becara baik
dan
siswa;
(c)
(b)
bersikap
menghargai
conereteness and
spec ificity
meliputi:
16
(a)
bahasa yang digunakan mudah dipahami; (b)
informasi siswa.
dengan jelas dan tepat; (c) menjelaskan masalah
Secara operasional persepsi siswa tentang
hubungan
itu
persepsi
serta
kondisi
apa
memberikan
ditunjukkan
penghayatan
tingkat
antara
diper sepsi kan
wawancara
serta
dihayati
skala
tentang
penyuluhan
yaitu:
dengan
siswa
penyuluhan. Tingkat kesesuaian
penghayatan ini berbentuk
kesesuaian
pernyataan
yang tercipta dalam wawancara
yang
Sesuai,
dengan
kualitas
sswaktu.
persepsi
Sangat
serta
Sesuai,,
tidak tahu, tidak sesuai, sangat tidak sesuai,.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku efektif siswa
setelah penyuluhan adalah perilaku yang dipersepsikan
dan
dihayati siswa yang sesuai dengan tu.juan penyuluhan
sete
lah
aspek.
siswa mengalami penyuluhan yang meliputi:
(1)
perilaku efektif dalam belajar yaitu sungguh-sungguh dalam belajar,
mampu
perilaku
efektif
berinteraksi
sekolah;
(3)
serta kreatif dalam dalam
interaksi
belajar; sosial
(2)
yaitu
dengan
keluarga,
teman
sekolah
aspek
perilaku
efektif
dalam
aspek mampu
dan
luar
kehidupan
emosional yaitu mampu mengontrol emosi dan mampu menguasai frustrasi, permusuhan dan ketidakjelasan.
Secara
tidaknya
oprasional perilaku efektif siswa adalah
kesesuaian
antara pernyataan
tentang
ada
perilaku
siswa yang efektif dengan perilaku yang dipersepsikan
dan
dihayati
dan
kehidupan penyuluhan.
siswa
dalam
emosional
belajar, setelah
interaksi ia
mendapat
sosial
perlakuan
17
E.
Tujuan dan Manfaat
Secara
Penelitian
operasional
penelitian ini
bertujuan
menjawab dan menganalisis persoalan berikut
1. Bagaimana sepsikan
untuk
ini:
kecenderungan kualitas hubungan yang
diper-
siswa dalam penyuluhan?
2. Bagaimana kecenderungan perilaku efektif siswa
setelah
penyLil uhan?
3. Bagaimana pengaruh kualitas hubungan yang dipersepsikan siswa dalam penyuluhan terhadap perilaku efektif siswa?
Pencapaian tujuan
akhir
menganalisis analisis
tu.juan dari
lebih
operasional penelitian
di
atas,
ini.
jauh persoalan
bukanlah
Penelitian
tersebut,
dan
ini
hasil
itu dijadikan dasar untuk meningkatkan
kualitas
hubungan dalam penyuluhan di sekolah, merumuskan
strategi
pemantapan
pendidikan-dalam-jabatan
guru
pembimbing
terutama menyangkut keterampilan yang perlu dikuasai
pembimbing
dalam
meningkatkan
kualitas
hubungan
guru
dalam
penyuluhan.
Berdasarkan
maka
hal-hal
yang dikemukakan di
penelitian ini diharapkan dapat
atas
memberikan
itu,
manfaat
yang cukup berarti untuk ha-hal berikut ini.
1. Mengungkap
secara lebih jelas
mengenai
siswa
tentang kualitas hubungan pembimbing
dalam
penyuluhan. Dengan gambaran
dapat
direncanakan
dengan
sedemikian
upaya peningkatan
persepsi
kualitas
itu,
siswa
maka
hubungan
yang tepat dalam penyuluhan.
2.
Mengungkapkan
secara
lebih
jelas
menger
IS
perilaku siswa yang efektif setelah mengalami Dengan
gambaran sedemikian itu,
maka
dapat
penyuluhan. direncanakan
upaya peningkatan yang tepat dalam mengembangkan
perilaku
siswa yang efektif.
3. Mengungkapkan kadar pengaruh dari an
yang
dipersepsikan siswa
perilaku efektif siswa.
Hal
dalam
ini
kualitas hubung
penyuluhan
terhadap
pun akan lebih mempermudah
perencanaan upaya peningkatan kualitas hubungan pembimbing dengan siswa dalam penyuluhan.
Sumbangan
lain
kaitannya
dengan
kualitas
hubungan
penyuluhan kualitas
dan
itu
pembimbing hubungan
yang
dipersepsikan
peran
pentingnya
penyuluhan,
1.
dapat
untuk.
bahwa:
ini
penyuluhan. menggugah
hal
Di para
kualitas ini
akan
yang efektif.
dilakukan dengan bertitik tolak
pada
berikut:
Dalam melaksanakan penyuluhan,
menciptakan
hubLingan
yang
pembimbing dituntut
berkualitas
dengan
Hubungan yang berkualitas ini merupakan
mengembangkan
Sehubungan
dalam
Penelitian
sebagai
siswanya.
manfaat
meningkatkan
meningkatkan
siswa
dalam
siswa
dalam
karena
perilaku
ialah
tentang
dengan siswanya dalam
tentang
Penelitian asumsi
pembimbing
penelitian diharapkan dapat
dalam
Asumsi
1agi
informasi
mempengaruhi perubahan
F.
lebih jauh
memberikan
hubungan
samping
yang
dengan
ini
potensi
Prayitno
siswa
secara
(1387:76)
sarana optimal.
mengemukakan
"Mutu hubungan antara klien dan konselor
merupakan
13
sesuatu
yang
amat
penting sebagai
terwujudnya perubahan pada Selanjutnya
ia
mengatakan
sarana
bahwa
mutu
dapat dirasakan dan dipersepsikan
oleh
dan
2.
Ada
"kualitas
dapat
hubungan
ini
secara
baik
konselor.
sejumlah
hubungan
membantu
kondisi
yang
antara pembimbing
berkaitan
dengan
mengembangkan potensi
positive
regard and respect,
yang
Sehubungan
menyebutkan
kondisi tersebut yaitu: Empathy, warmth and
openness,
dengan
siswa
siswa.
dengan itu Lawrence M. Brammmer (137?:; 36 41) lima
untuk
diri klien melalui konseling."
hendaknya klien
pokok
car ing,,
concretness
and.
spec i ficity.
3.
dengan
Kualitas
yang
diciptakan
pembimbing
siswanya dalam penyuluhan akan dipersepsikan
siswanya.
yang
hubungan
Siswa akan merasakan sendiri kualitas
terjadi
dengan
pembimbingnya
oleh
hubungan
selama
penyuluhan.
Sehubungan dengan ini M.D. Dahlan (1337: 13)
mengemukakan
apabila siswa merasakan adanya bantuan yang berharga hubungan tersebut, maka ia akan bersikap positif
pembimbing, teman
bahkan
sebaya
pembimbing
ini
dan
akan memberikan dampak keluarganya.
Sikap
terhadap
positif
positif
perlu ditanamkan pada siswa.
pada
pada
terhadap
Siswa
yang
memiliki sikap positif terhadap pembimbing cenderung
akan
percaya pada pembimbing, siswa akan terbuka
mengungkapkan
masalahnya pada pembimbing. Kondisi seperti ini diperlukan dalam
penyuluhan
terjadinya
dan dapat memudahkan
perubahan
dan
perilaku siswa yang
memperlancar efektif.
!lJ
G.
Populasi dan Sampel
Penelitian
ini
Penelitian
dilakukan
terhadap
para
siswa
beberapa SMA Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung. yang
menjadi
Lembang, SMA
penelitian
ini
ialah
SMA-SMA
SMA
SMA Negeri I Cimahi, SMA Negeri Bale Rancaekek.
Sesuai
dengan masalah, variabel, tujuan, dan
ini, maka yang menjadi
penelitian
kualitas
populasi
ini ialah: (1) persepsi
hubungan
guru
pembimbing
Negeri
Endah
Negeri
penelitian
dalam
tempat
di
dan
asumsi
permasalahan
siswa
dengan
tentang
siswa
dalam
penyuluhan; dan (2) perilaku siswa yang efektif.
Para penelitian perlakuan
telah
siswa ini
yang dipilih
menjadi
ialah kelas III yang
penyuluhan,
anggota pernah
dengan pertimbangan
populasi
mendapatkan bahwa
mereka
mengalami pross-s penyuluhan yang cukup lama
dengan
guru pembimbing.
Berdasarkan
informasi dari guru pembimbing,
empat SMA tersebut, ada 242 siswa yang telah penyuluhan.
di
melaksanakan
Penyebaran anggota populasi berdasarkan
sekolahnya tertera pada Tabel TABEL
ke-
asal
1-1. 1-1
PENYEBARAN ANGGOTA POPULASI BERDASARKAN ASAL SEKOLAHNYA No.
1.
Jumlah
Asal
Sekolah
Anggota Populasi
SMA Negeri Lembang
65
SMA Negeri 2 Cimahi
60
SMA Negri Bale Endah
60
SMA Negeri Rancaekek
57
242
Sesuai penelitian hubungan
ini
populasinya,
adalah persepsi
dalam
Sedangkan
kelas
dengan
menjadi
siswa
penyuluhan dan
yang
yang
tentang
perilaku
menjadi anggota
Ukuran
sampelnya
besarnya
sampel
terkecil
adalah
siswa
Bandung
yang
diperhitungkan
ukuran statistik yang diperoleh
pendahuluan
(pra-survai) yaitu rata-rata.
pengambilan
sampel dilakukan
dalam
studi
Disamping
secara
Untuk menghitung ukuran sampel terkecil rata,
siswa.
sampel.
berdasarkan
juga
kualitas
efektif
III di beberapa SMA Negeri Kabupaten
terpilih sebagai
sampel
itu
propersional.
berdasarkan
rata-
rumus yang dipergunakan adalah:
(-V^) (Sudjana,
Berdasarkan rumus di
untuk
menaksir
penyuluhan
dan
kepercayaan untuk
data
207)
atas maka ukuran sampel
variabel
perilaku
1386:
kualitas
efektif
siswa
hubungan
dengan
997. dan beda taksiran tidak lebih
variabel
terkecil
dalam
tingkat
dari
kualitas hubungan dan 2,14 untuk
5,31
variabel
perilaku efektif siswa dapat disusun dalam tabel 2-1. TABEL
2-1
PERKIRAAN UKURAN SAMPEL TERKECIL UNTUK TIAP DITINJAU DARI No.
1.
^Jar iabel
VARIABEL
RATA-RATA
x
s
Sampel
Kualitas Hubungan
32,27
13,01
160,44
(161)
Perilaku
23, 30
5,24
153,64
(160)
efektif
terkecil
Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel terkecil
yang
memenuhi
mengingat
bahwa
pendahuluan gal at
syarat
hasil
masih
pengukuran,
adalah
sebesar
161.
pengukuran
Kemudian
melalui
banyak mengandung gal at
survai
sampling
maka sampel diambil sebesar
169
dan
Ckira-
kira 63,83% dari anggota populasi sebesar 242). Jumlah
anggota
sampel
penelitian
sekolah dapat dilihat pada tabel TABEL
berdasarkan
asal
3-1.
3-1
JUMLAH ANGGOTA SAMPEL PENELTIAN BERDASARKAN ASAL SEKOLAHNYA No.
Asal
1.
w
m
4.
Anggota Sampel
Sekolah
SMA Neger i Lembang
45
SMA Negeri
42
2 Cimahi
SMA Negeri Bale Endah
42
SMA Negeri
40
Rancaekek
Jumlah
H.
Tempat
163
Penelitian
Gambaran
SMA
tertera pada tabel
yang
menjadi
berikut
tempat
penelitian
ini.
TABEL
4-1
GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN No.
Nama
Sekolah
E
Guru
I.jazah
E
Siswa
Pembimbing 1.
!^I B
SMA Neger i Lembang SMA Neger i II
W
m
/
Cimahi
SMA Negeri Bale
4.
8
5
Endah
SMA Neger i Rancaekek
w
7
Sarjana BP
1
Adpen
5
Sarjana
2
Adpen
360
BP 368
4
Sarjana BP
1
Filsafat
2
Sarjana
1
D-3
BP
740
BP 720
ini