Kinerja ditinjau dari Strategi Coping pada Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Direktorat Pembinaan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Performance in terms of Coping Strategy on Members of the State Police of the Republic of Indonesia Directorate of the Kepolisian Daerah Jawa Tengah) Wahyu Hidayat Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi coping dengan kinerja pada anggota Polri, serta mengetahui perbedaan strategi coping yang digunakan anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara strategi coping dengan kinerja pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng dan ada perbedaan strategi coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 orang anggota Dit BinMas Polda Jateng. Peneliti ini merupakan penelitian populasi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Kinerja Anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng dan Skala Strategi Coping. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dan teknik uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara strategi coping dengan kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng yang ditunjukkan dengan nilai rxy = 0,326 (p < 0,05), sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan emotional focused coping dan problem focused coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng yang ditunjukkan dengan nilai t = 0,154 (p > 0,05), sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Kata Kunci : kinerja anggota Direktorat Pembinaan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah, strategi coping ABSTRACT The aim of this research is to discover the relationship between coping strategy and the performance of member of Polri, knowing the different of coping starategy which used by members of Polri Dit Binmas Polda Jateng. Hypothesis that presented in this research there are two positive corelative between coping strategy with members of Polri Dit Binmas Polda Jateng performance. Total of this research subject were 42 members of Dit Binmas Polda Jateng. This research was a population research. Data of ths research was submitted by using Polri Dit Binmas Polda Jateng work scale and the scale of strategy coping. Analysisof this data was undertaken by using the correlations product moment trial t technique. The result shown that there was a positive conections significantly between coping startegy with the performance of Polri Dit Binmas Polda Jateng members that show at rate rxy = 0,326 (p < 0,05), therefore the first hypothesis in this research is accepted. The result is also shows that there was no difference emotional focused coping and problem focused coping on Polri Dit Binmas Polda Jateng members that shows with t = 0,154 (p > 0,05), so that the second of this hypothesis is rejected. Keyword: performance of the members of the directorate general of police in Kepolisian Daerah Jawa Tengah, coping strategy
58
Fokus dalam penelitian ini adalah
PENDAHULUAN Salah satu elemen yang menjadi kunci keberhasilan
dalam
mengantisipasi
dan
anggota Sat Binmas Polda Jateng yang memiliki
tugas
menyelenggarakan
menyikapi perubahan dalam dunia kerja
pembinaan dan bimbingan masyarakat
adalah faktor sumber daya manusia. Suatu
guna
organisasi akan mendapatkan keuntungan
masyarakat,
yang maksimal jika faktor sumber daya
masyarakat
manusianya mempunyai kualitas yang baik.
swakarsa dan terwujudnya situasi dan
Setiap individu mempunyai kepandaian dan
kondisi yang memperkecil kemungkinan
pekerjaan menurut kemampuan dan bidang
terjadinya potensi gangguan Kamtibmas,
yang
termasuk mencegah dan menanggulangi
disenangi,
baik
di
lingkungan
pemerintah maupun sebagai pengabdi negara
dalam
terbinanya dalam
hukum
peran
sistem
serta
keamanan
Masalah Kamtibmas pada hakekatnya
dan
berakar pada kondisi dinamika masyarakat
pengembangan sumber daya manusia adalah
dari aspek idiologi, politik, sosial budaya
masalah pembinaan dan pemeliharaan yang
dan
cukup berarti dan kompleks, baik bagi anggota
gangguan Kamtibmas bisa memengaruhi
maupun
kelangsungan
hidup
manusia merupakan sebuah bentuk investasi
Bertambahnya
jumlah
yang amat berharga. Sumber daya yang
urbanisasi, modernisasi serta kemajuan
berkualitas adalah sumber daya yang mampu
pembangunan lainnya akan disertai dengan
menunjukkan kinerja yang maksimal demi
perkembangan
pencapaian tujuan organisasi.
gangguan
bagi
pengelolaan
kesadaran
tumbuhnya penyakit masyarakat.
dan masyarakat. Salah satu sasaran yang penting
terwujudnya
organisasi.
Sumber
daya
ekonomi.
Pada
stadium
tertentu
masyarakat.
kualitas
penduduk,
dan
Kamtibmas.
kuantitas Kepolisian
Rai (2008: 41) menyatakan bahwa kinerja
mempunyai tugas dan fungsi memberikan
merupakan cara perseorangan atau kelompok
rasa aman kepada warga masyarakat dalam
dari organisasi menyelesaikan suatu pekerjaan
beraktifitas, melindungi dan mencegah
atau tugas. Kinerja yang maksimal akan dapat
bahaya
menjadikan karyawan mampu mencapai hasil
pembangunan serta bahaya dari orang lain.
kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas
Tanggung jawab polisi dilakukan baik
yang dicapai sumber daya manusia dalam
secara preventif, represif serta pre-emtif
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan
yang diemban oleh masing-masing fungsi
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
dalam kepolisian.
(Mangkunegara, 2007: 9).
muncul
dari
dampak
negatif
Situasi dan kondisi yang ada di wilayah Jawa Tengah tergolong rawan. Namun, 59
upaya pencegahan dengan melakukan patroli
Hasil yang dicapai seseorang menurut
bersama masyarakat angka kejahatan belum
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
mampu diturunkan dan ditekan sedemikian
bersangkutan
rupa sehingga menimbulkan angka kejahatan
kinerja. Karyawan dengan kinerja yang
yang lebih besar selain upaya pembinaan yang
tinggi dapat memungkinkan pencapaian
sumbangan lebih berarti. Binmas Polda Jateng
tujuan
dalam hal ini bertugas dan berfungsi secara
organisasi tersebut. Sebaliknya, rendahnya
preventif
kinerja yang ditunjukkan karyawan dapat
dan
pre-emtif
sebagai
mitra
merupakan
yang
ke
telah
bentuk
ditetapkan
masyarakat yang manampilkan sosok aparat
membawa
arah
kegagalan
yang membantu dalam menyadarkan hukum
pencapaian tujuan dari organisasi.
dari
oleh
dalam
kepada masyarakat melalui upaya pembinaan
Fakta yang terjadi terkait kinerja yang
terhadap kelompok-kelompok dan lapisan
ditunjukkan anggota Polri, diketahui bahwa
masyarakat
penyuluhan,
masyarakat masih menunjukkan berbagai
penerangan, sumbang desa, koordinasi, dialog,
keluhan (public complint), antara lain
tatap muka, diskusi dan sebagainya sebagai
adalah polisi lalu lintas yang kerap
sarana komunikasi mendidik masyarakat agar
terlambat hadir di jalan yang macet, atau
taat dan tertib hukum. Upaya penanggulangan
anggota Sabhra yang meminta “salam
gangguan kamtibmas yang dilakukan Binmas
tempel
melalui
ditujukan
angkutan, sikap anggota Reserse yang
kepada lembaga pendidikan, remaja, pemuda,
“ogah-ogahan” dalam menuntaskan kasus,
dan mahasiswa, instansi pemerintah dan
atau anggota Binmas yang “ asal sudah
swasta, tokoh masyarakat dan organisasi
selesai”
masyarakat, potensi masyarakat dalam bidang
(Wordpress.com, 2009).
melalui
metode
pembinaan masyarakat
keamanan swakarsa, dan pembinaan personil
Hasil
“dari
saat
kendaraan-kendaraan
memberi
analisis
penyuluhan
wawancara
yang
kepolisian. Anggota Binmas diharapkan dapat
dilakukan peneliti pada tanggal 08 Juni
menunjukkan
maksimal,
2012 terhadap tiga orang anggta Binmas
sehingga setiap tujuan yang telah ditetapkan
Polda Jateng, diketahui bahwa anggota
oleh organisasi kepolisian dapat tercapai.
masih menunjukkan kurangnya kinerja.
kinerja
yang
Kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan
Kondisi tersebut terlihat dari adanya
seseorang di dalam melaksanakan suatu
kegiatan yang tidak terealisasikan sesuai
pekerjaan (Maier, dalam Moon, 2001: 47).
jadwal yang telah ditetapkan. Anggota juga 60
masih bekerja karena rasa takut akan adanya
maksimal pada anggota Dit Binmas Polda
sanksi
Jateng dapat dilihat pada tabel 1.
dari
atasan,
serta
menganggap
pekerjaan sebagai sesuatu yang membebani
Sutrisno
(2009:
115)
menyatakan
karena banyaknya pekerjaan yang harus
bahwa kinerja dipengaruhi oleh beberapa
diselesaikan.
faktor,
Keterlambatan
anggota
salah
satunya
adalah
faktor
berangkat ke tempat kerja serta anggota yang
individual yang berkaitan dengan coping
pulang sebelum waktunya masih saja terjadi,
strategi yang digunakan individu. Lazarus
sehingga dikhawatirkan dapat menghambat
dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143)
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
menyatakan coping adalah suatu proses
organisasi.
dimana individu mencoba untuk mengelola
Fenomena yang terjadi di anggota Polri
jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan
Dit Binmas Polda Jateng berdasarkan data
(baik itu tuntutan yang berasal dari
dokumentasi, diketahui bahwa masih terdapat
individu maupun tuntutan yang berasal dari
kegagalan dalam pencapaian target kerja yang
lingkungan) dengan sumber-sumber daya
ditetapkan
Kepolisian.
yang mereka gunakan dalam menghadapi
Kegagalan pencapaian target kerja tersebut
situasi yang penuh stres. Stres kerja
sebagai bentuk kurangnya kinerja, antara lain
merupakan
dalam hal pelaksanaan kegiatan yang tidak
seseorang
sesuai jadwal dan pelaporan yang terlambat
terhadap suatu perubahan lingkungan yang
dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan
Selain itu, masih terdapat anggota Polri yang
dirinya terancam (Anoraga, 2006: 108).
pulang sebelum waktunya, hingga terdapat
Stres yang menekan tersebut merupakan
anggota Polri yang tidak masuk kerja tanpa
kondisi yang dapat berpengaruh terhadap
keterangan yang jelas.
pencapaian
oleh
Berdasarkan
organisasi
Laporan
Akuntabilitas
suatu baik
bentuk
fisik
kinerja
tanggapan
maupun
yang
mental
ditunjukkan
anggota Dit Binmas Polda Jateng.
Kinerja Instansi Pemerintahan (Lakip) Dit
Jones (2004: 28) menyatakan bahwa
Binmas Polda Jateng Tahun Anggaran 2011,
strategi coping dalam lingkungan pekerjaan
diketahui
akan meningkatkan kesadaran, pengelolaan
bahwa
masih
terdapat
pula
kegagalan pencapaian kinerja maksimal pada
informasi,
pengubahan
perilaku
dan
anggota Dit Binmas Polda jateng. Adapun
penggunaan resolusi damai. Strategi coping
data ketidakmampuan dalam mencapai kinerja
yang dimiliki karyawan dapat digunakan 61
untuk
dapat
bertahan
dengan
kondisi
mendorong
munculnya
situasi
yang
pekerjaan, sekaligus menghadapi berbagai
menekan, sehingga individu akan merasa
kesulitan. Karyawan dengan strategi coping
terbebani
yang efektif akan dapat menunjukkan kinerja
Kemampuan individu dalam menggunakan
maksimal, karena berani menghadapi dan
strategi coping yang tepat akan membantu
bukan
dapat
dalam mengatasi situasi pekerjaan yang
mengatasi stressor dengan cepat. Karyawan
menekan, sehingga dapat menunjukkan
akan dapat menunjukkan manajemen waktu,
kualitas kinerja yang baik.
menghindari
keterampilan
masalah
untuk
dan
bersikap
asertif,
dengan
Hasil
pekerjaan
penelitian
Lestarianita
Fakhrurrozi
kreatif. Tekanan yang muncul dan dapat
bahwa tuntutan pekerjaan untuk cepat
menghambat pencapaian kinerja maksimal
dalam
akan dapat teratasi dengan adanya coping
melakukan
yang dimiliki individu, sehinga tetap dapat
terlebih dahulu dan kemudian emotion
menunjukkan kinerja yang maksimal. Strategi
focused coping atau religion koping.
coping yang diterapkan anggota Binmas, baik
Kondisi tersebut sesuai dengan pekerjaan
emotional focused coping maupun problem
anggota Polri yang menuntut adanya
focused coping diharapkan dapat mengatasi
kecepatan
setiap tekanan yang muncul dalam pekerjaan,
rentan terhadap berbagai stressor yang
sehingga
dapat menghambat pencapaian kinerja
Binmas
tetap
dapat
menunjukkan kinerja yang maksimal.
yang
bertindak,
51)
dan
komunikatif dan pemecahan masalah yang
anggota
(2007:
tersebut.
menunjukkan
menjadikan individu
problem
dalam
maksimal.
focused
pelayanan,
Kemampuan
coping
sehingga
dalam
Aldwin & Yancura (dalam Komar, 2011:
menerapkan strategi coping yang tepat
156) menyatakan bahwa strategi coping
akan menjadikan anggota Binmas Polda
memiliki hubungan yang positif dengan
Jateng tetap dapat menunjukkan kinerja
kesehatan mental dan kinerja. Strategi coping
yang maksimal.
stres yang sudah dimiliki individu dapat
Secara umum coping mempunyai dua
digunakan untuk mereduksi stres yang efektif
macam fungsi, yaitu: 1). Emotion focused
pada
coping yang digunakan untuk mengatur
aspek
keadaan
fisik,
karakteristik
pekerjaan maupun aspek perilaku, kognitif,
respon
emosional
terhadap
stres.
emosi, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Pengaturan ini melalui perilaku individu,
Pekerjaan yang dilakukan individu dapat
seperti penggunaan alkohol, bagaimana 62
meniadakan
fakta-fakta
yang
tidak
Operasional), 4 orang Kasubdit (Kepala
menyenangkan melalui strategi kognitif. Bila
Sub Direktorat), 1 orang Kasubbag (Kepala
individu tidak mampu mengubah kondisi yang
Sub Bagian).
“stressfull”, individu akan cenderung untuk mengatur emosinya. 2).
Penelitian ini menggunakan semua
Problem-focused
subyek yang sesuai dengan karakteristik
coping. Untuk mengurangi stressor, individu
pada populasi. Penelitian yang meneliti
akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara
semua elemen yang ada dalam wilayah
atau
penelitian,
ketrampilan-ketrampilan
Individu
akan
baru.
maka
penelitian
disebut
menggunakan
penelitian populasi atau disebut juga
strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat
sampling jenuh atau sensus (Sugiyono,
mengubah situasi. Metode atau fungsi masalah
2010: 85). Penelitian ini menggunakan alat
ini lebih sering digunakan oleh para dewasa
pengumpul data skala, yaitu Skala Kinerja
(Smet, 1994: 143- 145). Kemampuan anggota
Anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng dan
Binmas Polda Jateng dalam menentukan
Skala Strategi Coping. Teknik analisis data
perilaku atau strategi coping yang tepat akan
yang digunakan untuk menguji hubungan
dapat membantu anggota Binmas Polda Jateng
strategi coping sebagai variabel bebas
dalam menghadapi situasi kerja yang penuh
dengan kinerja Anggota Polri Dit Binmas
tekanan, sehingga tetap dapat menunjukkan
Polda Jateng sebagai variabel tergantung,
kinerja
dengan
yang
cenderung
yang
maksimal.
Kenyataannya,
anggota Binmas Polda Jateng masih kesulitan
menggunakan
teknik
korelasi
Product Moment dari Pearson.
menunjukkan kinerja maksimal yang ditandai
Metode analisis data yang digunakan
dengan adanya target dari kepolisian yang
untuk membedakan jenis strategi coping
belum tercapai meskipun pada dasarnya
yang digunakan anggota Polri Dit Binmas
anggota Binmas Polda Jateng adalah individu
Polda Jateng adalah teknik analisis uji- t.
yang terlatih dan dibekali dengan berbagai
Tujuan penelitian ini adalah mencari
keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan.
perbedaan strategi coping yang digunakan
METODE PENELITIAN
anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng.
Populasi dalam penelitian ini adalah atasan pada Dit BinMas Polda Jateng yang berjumlah
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
6 orang, yang terdiri atas 1 orang Kabag Bin Opsnal
(Kepala
Bagian
Pembinaan 63
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
ada hubungan positif antara strategi coping
penelitian yang yang dilakukan Komar
dengan kinerja. Semakin tinggi strategi coping
(2011:
maka semakin tinggi kinerja pada anggota
stressor,
Polri, dan sebaliknya. Jones (2004: 28)
coping efektif dalam mereduksi stres fisik,
menyatakan bahwa strategi coping dalam
perilaku dan kognitif dalam pekerjaan.
lingkungan pekerjaan akan meningkatkan
Kemampuan
kesadaran, pengelolaan informasi, pengubahan
kemungkinan akan menimbulkan perasaan
perilaku dan penggunaan resolusi damai.
nyaman dalam diri karyawan, sehingga
Strategi coping yang dimiliki karyawan dapat
karyawan dapat menunjukkan kinerja yang
digunakan untuk dapat bertahan dengan
maksimal dan dapat mencapai tujuan yang
kondisi
telah
pekerjaan,
sekaligus
menghadapi
berbagai kesulitan.
162)
tentang
strategi
coping
menunjukkan
bahwa
strategi
mereduksi
ditetapkan
stres
oleh
tersebut
organisasi.
Kemampuan dalam menerapkan strategi
Aldwin & Yancura (dalam Komar, 2011:
coping
yang
tepat
dalam
mengatasi
156) menyatakan bahwa strategi coping
permasalahan akan dapat menghindarkan
memiliki hubungan yang positif dengan
anggota Dit Binmas Polda Jateng dari
kesehatan mental dan kinerja. Strategi coping
penurunan kinerja.
stres yang sudah dimiliki individu dapat
Hasil penelitian juga menunjukkan
digunakan untuk mereduksi stres yang efektif
bahwa tidak ada perbedaan emotional
pada
karakteristik
focused coping dan problem focused
pekerjaan maupun aspek perilaku, kognitif,
coping pada anggota Polri Dit Binmas
emosi, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Polda Jateng. Hasil penelitian tersebut
Pekerjaan yang dilakukan individu dapat
sejalan dengan pendapat yang diutarakan
mendorong munculnya situasi yang menekan,
oleh Rutter (dalam Smet, 1994: 146)
sehingga individu akan merasa terbebani
bahwa strategi koping yang paling efektif
dengan
Kemampuan
adalah strategi yang sesuai dengan jenis
individu dalam menggunakan strategi coping
stres dan situasi. Keberhasilan coping lebih
yang tepat akan membantu dalam mengatasi
tergantung pada kemampuan menerapkan
situasi pekerjaan yang menekan, sehingga
strategi coping yang sesuai dengan ciri
dapat menunjukkan kualitas kinerja yang baik.
masing-masing kejadian yang penuh stres
aspek
keadaan
pekerjaan
fisik,
tersebut.
dari pada mencoba menemukan satu 64
strategi coping yang berhasil. Baik emotional
bahwa kinerja anggota Polri Dit Binmas
focused coping maupun problem focused
Polda Jateng pada kategori tinggi, bahwa
coping dapat mengatasi tekanan yang muncul
anggota
di dalam bekerja sesuai dengan tekanan yang
sesuai
muncul dalam pekerjaan.
diterimanya. Kinerja anggota Dit Binmas
Secara
umum
coping
itu
sendiri
Polda
mampu dengan
Jateng
menunjukkan tanggung
kinerja
jawab
berdasarkan
yang
penelitian
mempunyai dua macam fungsi, yaitu: Emotion
berbeda dengan hasil yang diketahui pada
focused coping, digunakan untuk mengatur
awal pengambilan data, dimana terjadi
respon emosional terhadap stres. Pengaturan
peningkatan kinerja anggota Dit Binmas
ini
Polda
melalui
perilaku
individu,
seperti
Jateng.
Kondisi
tersebut
dikarenakan
adanya
penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan
kemungkinan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan, melalui
intervensi dari pimpinan agar anggota
strategi kognitif. Bila individu tidak mampu
dapat bergerak lebih cepat, bekerja lebih
mengubah kondisi yang 'stressful', individu
keras dalam menyambut pengamanan hari
akan cenderung untuk mengatur emosinya.
raya.
Problem-focused coping digunakan untuk
Pada variabel strategi coping diperoleh
mengurangi stressor, individu akan mengatasi
Mean
dengan
atau
Hipotetiknya sebesar 90 dan Standar
ketrampilan-ketrampilan yang baru. Individu
Deviasi Hipotetiknya sebesar 18. Mean
akan cenderung menggunakan strategi ini, bila
Empirik variabel strategi coping pada area
dirinya yakin akan dapat mengubah situasi,
(+) 1SD dari Mean Hipotetiknya. Hal ini
sehingga tetap dapat bekerja secara maksimal
mengindikasikan bahwa strategi coping
meskipun bekerja di bawah tekanan.
tergolong pada kategori sedang. Hal ini
mempelajari
cara-cara
Empirik
sebesar
94,38,
Mean
Berdasarkan hasil data penelitian yang
berarti anggota cukup dapat menetapkan
diperoleh, variabel kinerja anggota Polri Dit
strategi pemecahan masalah sesuai dengan
Binmas Polda Jateng diperoleh Mean Empirik
situasi yang dihadapinya.
sebesar 74,07, Mean Hipotetiknya sebesar
Sumbangan efektif variabel strategi
57,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar
coping terhadap kinerja anggota Polri Dit
11,5. Mean Empirik variabel kinerja anggota
Binmas Polda Jateng 10,6%. Sisanya
Polri Dit Binmas Polda Jateng pada area (+)
sebesar 89,4% dari variabel lain seperti
1SD hingga (+) 2SD. Hal ini mengindikasikan
faktor
internal,
meliputi
kecerdasan, 65
keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi, peran, kondisi keluarga, kondisi fisik
Jones. 2004. Manajemen Stres. Alih Bahasa: Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
seseorang, sikap, kepribadian, pembelajaran, upaya kerja (work effort), serta karakteristik kelompok kerja dan faktor eksternal, meliputi peraturan
ketenagakerjaan,
keinginan
pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, kondisi pasar, dukungan organisasi, struktur organisasi, kebijakan pengelolaan, sistem informasi manajemen, serta sarana dan prasarana.
Komar, T. 2011. Pengembangan Strategi Coping Stressor Konselor. Jurnal Bmbingan dan Konseling. No. 1. Agustus 2011. Hal. 154-163. Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Lestarianita, P., dan Fakhrurrozi, M. 2007. Pengatasan Stres pada Perawat Pria dan Wanita. Jurnal Psikologi. Vol. 1. No. 1. Hal. 47-51. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Mangkunegara, A.A.A.P. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada hubungan positif antara strategi
Moon, P. 2001. Penilaian Karyawan. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
coping dengan kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Semakin tinggi strategi coping maka semakin tinggi kinerja pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng, dan sebaliknya,
sehingga
hipotesis
dalam
penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diambil simpulan bahwa tidak ada perbedaan strategi coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda
Jateng,
sehingga
hipotesis
dalam
penelitian ini ditolak.
Rai, I. G. A. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA. Wordpress.com. 2009. Profesionalisme Polisi Republik Indonesia di Mata Masyarakat sebagai Profesi Hukum. http://wordpress.com. (Sabtu, 26 Mei 2012).
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. 2006. Psikologi Kerja. Bandung : Trigendakarya.
66