Volume 12
ISSN
9
Nomor 2
September 2015
0216-8537
77 0 21 6
8 5 3 7 21
12
2
Tabanan Hal. 87 -204 September 2015
Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605
PENAMPILAN TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus, L) AKIBAT PERLAKUAN PUPUK UREA DAN JUMLAH BIBIT PERLUBANG TANAM KETUT TURAINI INDRA WINTEN ANAK AGUNG GEDE PUTRA WAYAN LANA Ps. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAK Mentimun merupakan salah satu tanaman sayuran yang cukup penting, dimana jenis sayuran ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Karena banyak orang menggemari sayuran ini, maka akan memberi peluang besar dalam pengembangan sayuran ini. Salah satu cara meningkatkan hasil tanaman mentimun adalah perbaikan teknik budidaya dengan memberikan pupuk urea dalam jumlah yang cukup dan mengatur jumlah bibit per lubang tanam. Penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea pada tanaman dan mengatur jumlah bibit yang ditanam dalam satu lubang tanam terhadap tanaman mentimun yang dilaksanakan dari bulan Pebruari 2015 sampai dengan bulan April 2015. Berlokasi di Desa Gubug Kecamatan Tabanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang dicoba terdiri dari dua faktor yang disusun secara faktorial, yaitu faktor pertama adalah pupuk urea (U) yang terdiri : U0 = 0 kg ha-1; U1 = 100 kg ha-1 ( 80 g petak-1) ; U2 = 200 kg ha-1 (160 g petak-1); U3 = 300 kg ha -1 (240 g petak-1). Faktor ke dua adalah jumlah bibit lubang-1 yang terdiri dari B1 = satu bibit lubang-1 (20.000 tanaman ha-1); B2 = dua bibit lubang -1 (40.000 tanaman ha-1); B3 = tiga bibit lubang-1 (60.000 tanaman ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 nyata sampai sangat nyata terhadap sebagian besar parameter yang diamati kecuali panjang tanaman dan jumlah buah panen tanaman-1. Hasil buah segar ha-1 tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk urea 300 kg urea ha-1 dengan satu bibit lubang-1 tanam sebesar 71,33 t ha-1. Hasil ini tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk urea 300 kg urea ha-1 dengan dua bibit lubang-1 (63,80 t ha1 ) dan pemberian pupuk urea 200 kg urea ha-1 dengan dua bibit lubang-1 (65,07 t ha-1). Perlakuan pupuk urea dan perlakuan jumlah bibit lubang-1 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap semua parameter yang diamati Kata kunci : pupuk urea, jumlah bibit lubang-1, pertumbuhan, hasil, mentimun (Cucumis sativus L.). PENDAHULUAN Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang cukup diminati masyarakat. Pemerintah selalu berusaha meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar walaupun mentimun tidak termasuk komoditas unggulan hortikultura. Mentimun dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai bahan olahan acar, asinan bahkan bahan industri kosmetik dan obat-obatan. Dalam 100 g mentimun mengandung 15 kalori, 0,8 protein, 0,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg, 176
niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2 (Sumpena, 2001). Data yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian didapatkan rata-rata produksi mentimun di Indonesia selama tahun 2007-2011 cenderung fluktuatif 9,93 ton per hektar dari luas panen rata-rata 55.809 ha per tahun dan produksi rata-rata 544.983 ton per tahun (Zulkarnain, 2013). Produksi mentimun di Indonesia tergolong masih rendah hanya 10 ton per hektar walaupun sebenarnya mempunyai Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015
potensi yang sangat tinggi mencapai 49 ton per hektar (Idris, 2004). Berbagai usaha untuk meningkatkan hasil mentimun, diantaranya perbaikan teknik budidaya, seperti penggunaan dosis pupuk yang tepat, penggunaan bibit dalam lubang tanam ,varietas yang unggul, pengaturan jarak tanam (Samadi 2002). Untuk meningkatkan hasil produksi tanaman mentimun diperlukan pemupukan yang tepat sesuai anjuran. Tujuan pemupukan adalah menambah zat hara yang diperlukan tanaman ke dalam tanah agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik serta mengganti zat hara yang terangkut bersama hasil atau yang tercuci oleh air hujan. Karena keterbatasan kemampuan tanah sebagai media tumbuh tanaman menyediakan unsur hara yang memadai dalam arti macam maupun jumlahnya, maka diperlukan pemupukan. Pupuk nitrogen dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan bagi tanaman. Pupuk anorganik diberikan dua minggu setelah pemberian pupuk kandang, ada pun takaran pemberian pupuk Urea 4,25 gr/tanaman, SP36 3,2 gr/tanaman dan KCL 3 gr/tanaman (Lingga, 1991). Sedangkan menurut (Intan, 2010) takaran dosis pupuk kimia untuk tanaman mentimun Urea 3 gr/tanaman, SP36 2 gr/tanaman dan KCL 2 gr/tanaman. Tanaman menyerap N sebagian besar dalam bentuk ion NO3¯ dan NH4+. Nitrogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu unsur N sangat di butuhkan bagi tanaman selain menambah kesuburan tanah juga meningkatkan hasil produksi (Subagyo,2009). Manfaat pupuk urea bagi tanaman mentimun adalah untuk merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun. Selain itu urea mengandung nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam pembentukan fotosentesis (Jumin, 2007). Selain pemupukan, jumlah bibit lubang-1 tanam juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun. Jumlah benih yang terlalu banyak akan menyebabkan kualitas buah menurun (buah berukuran kecil), kendati-pun jumlah buahnya banyak. Hal ini
disebabkan terjadinya persaingan tanaman dalam mendapatkan faktor-faktor tumbuh. Hasil penelitian Abdurrazak ,dkk (2013) menyatakan hasil mentimun lebih baik diperoleh pada penggunaan 1 benih per lubang tanam. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dilahan sawah di Desa Gubug Kecamatan Tabanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan dengan ketinggian tempat 50 m dpl dari bulan Pebruari 2015 sampai dengan bulan April 2015. Bahan yang digunakan adalah bibit mentimun varietas Vanda, pupuk urea,SP 36,pupuk KCl, sevin, Matador 25 EC, Dithane M.45. Alat – alat yang digunakan adalah sabit, cangkul, tali, tugal,ajir,meteran,ember,pisau, hand sprayer, kantong plastik, timbangan , oven dan alat tulis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang dicoba terdiri dari dua faktor yang disusun secara faktorial, yaitu faktor pertama adalah pupuk urea (U) yang terdiri : U0 = 0 kg ha-1; U1 = 100 kg urea ha-1 ( 80 g petak-1) ; U2 = 200 kg urea ha-1 (160 g petak-1); U3 = 300 kg urea ha -1 (240 g petak-1). Faktor ke dua adalah jumlah bibit lubang-1 yang terdiri dari B1 = satu bibit lubang-1 (20.000 tanaman ha-1); B2 = dua bibit lubang -1 (40.000 tanaman ha-1); B3 = tiga bibit lubang-1 (60.000 tanaman ha-1) Lahan dibersihkan dari sisa –sisa tanaman, selanjutnya dibuat petakan-petakan dengan ukuran 4,0 m x 2,0 m, jarak antar petak dalam satu ulangan 0,30 m, jarak antar ulangan 1 m, dibuat lubang tanaman dengan jarak 0,5 m x 1,0 m sehingga terdapat 16 lubang tanam dalam satu petak. Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu dikecambahkan selama 2 hari 2 malam. Kemudian benih ditanam sedalam kurang lebih 1 cm dan penanaman bibit sesuai dengan perlakuan. Sebelum bibit ditanam petakan diberikan pupuk dasar SP 36 dengan dosis 150 kg ha-1 (120 g petak-1) dan pupuk KCl dengan dosis 100 kg ha-1 (80 g petak-1), sedangkan pupuk urea sesuai perlakuan diberikan tiga tahap. Tahap pertama diberikan ¼ dari dosis
Ketut Turaini Indra Winten, A.A. Gede Putra, Wayan Lana,Penampilan Tanaman....
177
yang digunakan, untuk perlakuan U0 tidak diberikan pupuk urea. U1 diberikan sebanyak 20 g petak-1 (1,25 g lubang-1). U2 diberikan sebanyak 40 g petak-1 (2,5 g lubang-1) dan U3 diberikan 60 g petak-1 (3,75 g lubang-1). Pemupukan ke dua diberikan setelah tanaman berumur 15 hst yaitu ¼ dari dosis yang digunakan. Selanjutnya pemupukan ketiga diberikan setelah tanaman berumur 30 hst yaitu sebanyak ½ bagian dari dosis yang digunakan, U0 tidak diberikan pupuk, U1 diberikan 40 g petak -1 (2,5 g lubang -1), untuk U2 diberikan sebanyak 80 g petak -1 (5 g lubang -1 ) dan U3 diberikan sebanyak 120 g petak -1 (7,5 g lubang-1). Pemupukan dilakukan secara tugal kurang lebih 10 cm dari pangkal tanaman. Parameter yang diamati antara lain: panjang tanaman, jumlah daun tanaman-1, index luas daun umur 40 hst, jumlah bunga betina, jumlah buah terbentuk tanaman-1 , jumlah buah panen tanaman-1, berat segar buah panen tanaman-1, berat basah brangkasan tanaman-1di atas tanah, berat kering oven brangkasan diatas tanah tanaman-1 , hasil buah segar ha-1. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil
(BNT) pada taraf 5 % bila interaksi tidak nyata, sedangkan bila interaksi nyata sampai sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 % (Gomez dan Gomez,1995) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis statistika menunjukkan signifikansi efek perlakuan dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun dapat dilihat pada ( Tabel 1). Pada tabel 1 terlihat bahwa efek perlakuan pupuk urea (U) berpengaruh sangat nyata( p < 0,01) terhadap semua parameter yang diamati. (B) Perlakuan jumlah bibit lubang-1 berpengaruh sangat nyata ( p < 0,01) terhadap semua parameter yang diamati, sedangkan interaksi antara perlakuan dosis pupuk urea dengan jumlah bibit lubang-1 (UB) berpengaruh nyata (p < 0,05) sampai sangat nyata (p < 0,01) terhadap sebagian besar parameter yang diamati, kecuali terhadap parameter panjang tanaman,jumlah buah panen tanaman-1 berpengaruh tidak nyata (p > 0,05)
Tabel 1. Signifikansi efek perlakuan pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun No Parameter yang diamati Perlakuan U B UB 1 Panjang tanaman (cm) ** ** ns 2 Jumlah daun tanaman -1 (helai) ** ** ** 3 Index luas daun umur 40 hst ** ** * 4 Jumlah bunga betina tanaman -1 (kuntum) ** ** * 5 Jumlah buah terbentuk tanaman -1 (buah) ** ** * -1 6 Jumlah buah panen tanaman (buah) ** ** ns 7 Berat segar buah panen tanaman -1 (kg) ** ** ** 8 Berat basah brangkasan tanaman -1 (g) ** ** ** 9 Berat kering oven brangkasan tanaman -1 (g) ** ** ** -1 10 Hasil buah segar ha (ton) ** ** * Keterangan: ns = berpengaruh tidak nyata (p ≥ 0,05) * = berpengaruh nyata (p < 0,05) * = berpengaruh sangat nyata (p > 0,01) Berdasarkan hasil analisis statistika didapatkan bahwa terjadi interaksi yang tidak nyata (p ≥ 0,05) antara perlakuan dosis pupuk 178
urea dengan jumlah bibit lubang-1 terhadap panjang tanaman dan jumlah buah panen tanaman-1 (Tabel 2) Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015
Efek tunggal dari dosis pupuk urea terhadap panjang tanaman tertinggi didapat pada dosis 300 kg ha-1 (U3) yaitu 338,30 cm,meningkat sebesar 20,52% dari terendah pada tanpa pupuk urea sebesar 280,70 cm. Hasil ini tidak berbeda nyata dengan pemberian 200 kg ha-1 (327,50 cm) dan, sedangkan jumlah bibit lubang-1 untuk panjang tanaman tertinggi didapat pada 3 bibit lubang1 sebesar 331,90 cm, meningkat 10,45% dibanding 1 bibit lubang-1 sebesar 300,50 cm.
Hasil ini berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Efek dari dosis pupuk urea terhadap jumlah buah panen tanaman-1 tertinggi didapat pada dosis 300 kg ha-1 (U3) yaitu 4,72 buah, meningkat 29,32% dibanding terendah pada tanpa dosis pupuk urea yaitu 3,65 buah,sedangkan jumlah bibit lubang-1 terhadap jumlah buah panen tanaman-1 tertinggi didapat pada 1 bibit lubang-1 yaitu sebesar 6,49 buah meningkat 175% dari hasil terendah pada 3 bibit lubang-1sebesar 2,36 buah.
Tabel 2. Efek pemberian pupuk urea dan jumlah bibit lubang -1 terhadap panjang tanaman dan jumlah buah panen tanaman -1 pada tanaman mentimun Perlakuan
Panjang tanaman (cm)
jumlah buah panen tanaman -1 (buah)
Pupuk urea (kg ha -1 ) 0 (U o ) 280,70 c 3,65 d 100 (U 1 ) 314,70 b 4,09 c 200 (U 2 ) 327,50 ab 4,52 b 300 (U 3 ) 338,30 a 4,72 a BNT 5 % 13,33 0,26 -1 Jumlah bibit lubang 1 (B 1 ) 300,50 c 6,49 a 2 (B 2 ) 313,60 b 3,89 b 3 (B 3 ) 331,90 a 2,36 c BNT 5 % 11,55 0,22 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNT taraf 5 % Efek dari interaksi antara dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 terhadap jumlah daun tanaman-1 dapat dilihat pada tabel 3a. Dari tabel 3a didapat hasil tertinggi pada U3B1 sebesar 71,06 helai dan terendah pada U0B3 sebesar 17,63 helai. Untuk index luas daun umur 40 hst hasil tertinggi pada U3B3 sebesar 2,79 dan terendah pada U0B1 sebesar 1,07. Sedangkan jumlah bunga betina tanaman-1 tertinggi pada U3B1 sebesar 13,39 buah dan terendah pada U0B3 sebesar 4,39 buah. Efek dari interaksi antara dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 terhadap jumlah buah terbentuk tanaman -1 dapat dilihat pada tabel 3a. Hasil tertinggi pada U3B1 sebesar 10,4 buah meningkat 205,88% dari yang
terendah pada U0B3 sebesar 3,4 buah, terhadap berat segar buah panen tanaman-1 hasil tertinggi pada U3B1 sebesar 3,19 g, meningkat 578,72% dari yang terendah pada U0B3 sebesar 0,47 g, sedangkan terhadap berat basah brangkasan tanaman-1 hasil tertinggi pada U3B1 sebesar 1422,70 g dan terendah pada U0B3 sebesar 211,34 g. Efek dari interaksi antara dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 terhadap berat kering oven brangkasan tanaman-1 dapat dilihat pada tabel 3b. Hasil tertinggi pada U3B1 sebesar 181,05 g dan terendah pada U0B3 sebesar 26,42 g, terhadap hasil buah segar ha-1 hasil tertinggi pada U3B1 sebesar 71,33 t, meningkat 152,94% dari yang terendah pada U0B3 sebesar 28,20 t.
Ketut Turaini Indra Winten, A.A. Gede Putra, Wayan Lana,Penampilan Tanaman....
179
Tabel 3a. Rata –rata parameter yang diamati akibat interaksi antara dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang -1 (UxB) pada tanaman mentimun Perlakuan
Jumlah daun tanaman -1 (helai)
U0B1 U0B2 U0B3 U1B1 U1B2 U1B3 U2B1 U2B2 U2B3 U3B1 U3B2 U3B3
55,56 d 30,39 g 17,63 i 60,58 c 33,00 f 19,06 i 66,33 b 36,39 e 20,75 h 71,06 a 37,08 e 21,08 h
Index luas daun umur 40 hst ( hst) 1,07 1,03 1,47 1,25 1,83 2,30 1,40 1,95 2,58 1,65 1,80 2,79
g efg b fg cd b efg c ab cde cd a
Jumlah bunga betina tanaman -1 ( buah )
Jumlah buah terbentuk tanaman -1 ( buah)
11,33 c 6,33 e 4,39 f 12,17 b 6,56 e 4,64 f 12,50 b 7,22 d 4,75 f 13,39 a 7,56 d 4,75 f
8,7 d 4,8 h 3,4 j 9,2 c 5,3 g 3,8 ij 9,9 b 5,9 f 3,9 i 10,4 a 6,4 e 4,2 i
Berat segar buah panen tanaman -1 ( g) 2,05 0,91 0,47 2,43 1,12 0,57 2,90 1,63 0,69 3,19 1,78 0,80
d g j c f ij b e hi a e gh
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji Duncans taraf 5 % Tabel 3b. Rata –rata parameter yang diamati akibat interaksi antara dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang -1 (UxB) pada tanaman mentimun Perlakuan
Berat basah brangkasan tanaman -1 (g)
Berat kering oven brangkasan tanaman -1 (g)
Hasil buah segar ha -1 (t)
U0B1 U0B2 U0B3 U1B1 U1B2 U1B3 U2B1 U2B2 U2B3 U3B1 U3B2 U3B3
920,92 d 411,00 g 211,34 j 1090,99 c 505,50 f 258,00 ij 1308,67 b 732,00 e 312,00 hi 1422,70 a 802,50 e 361,50 gh
115,11 d 51,37 b 26,42 j 136,38 c 63,19 f 32,25 ij 162,71 b 91,50 a 39,00 hi 181,05 a 100,31 a 45,60 gh
43,93 cd 36,53 de 28,20 f 48,67 c 44,93 c 34,40 ef 58,07 b 65,07 ab 41,60 cdf 71,33 a 63,80 ab 48,22 c
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji Duncans taraf 5 % Pembahasan Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan dosis urea (U) dan jumlah bibit lubang-1 (B) berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap semua parameter yang diamati, interaksi antara perlakuan dosis urea dan jumlah bibit lubang-1 berpengaruh nyata sampai sangat nyata (P<0,01) terhadap semua parameter yang diamati kecuali panjang 180
tanaman dan jumlah buah panen tanaman -1 berpengaruh tidak nyata (P> 0,05). Tinggi nya hasil buah segar ha-1 dari interaksi perlakuan dosis urea dan jumlah bibit lubang-1 pada perlakuan 300 kg urea ha-1 dan satu bibit lubang-1 (U3B1) sebesar 71,33 t, disebabkan karena meningkatnya organ-organ tanaman yang berfungsi dalam menghasilkan asimilat dimana pertumbuhan lebih lanjut tanaman berbading lurus dengan produksi Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015
asimilat yang dihasilkan oleh daun. Pemberian 300 kg urea ha-1 dengan satu bibit lubang-1 meningkatkan jumlah daun sebesar 303,06 % dibandingkan dengan jumlah daun terendah sebesar 17,63 helai. Peningkatan jumlah daun akan mendukung indeks luas daun. Meningkatnya kedua parameter ini akan meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap sinar matahari yang masuk pada daun sehingga aktifitas fotosintesis semakin meningkat yang menyebabkan fotosintat yang dihasilkan semakin banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman. Peningkatan luas daun dan panjang tanaman diikuti dengan meningkatnya berat segar buah tanaman-1 menandakan terjadi peningkatan proses fotosintesis dengan semakin lebarnya daun, sehingga berat buah yang dihasilkan semakin tinggi. Gardner et al. (1991) menyatakan laju fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya luas daun tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hasil buah segar ha-1 nyata dipengaruhi oleh pemberian pupuk urea dan satu bibit lubang-1. Hal ini dimungkinkan karena pupuk urea mengandung unsur nitrogen yang tinggi untuk pertumbuhan tanaman dan waktu ketersediaan pupuk urea juga lebih cepat sehingga lebih cepat dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Prihmantoro (2002) menyatakan nitrogen diperlukan tanah untuk merangsang pertumbuhan tanaman, terutama pada batang, cabang dan daun, selain itu unsur ini juga berguna dalam pertumbuhan hijau daun (klorofil), protein, lemak dan senyawa organik lainnya. Whiteman (1980) dan Humphreys (1981) menyatakan bahwa pemberian pupuk nitrogen, disamping meningkatkan pertumbuhan juga dapat meningkatkan produksi bahan kering. Selain itu jumlah satu tanaman lubang-1 akan mengurangi kompetisi terhadap unsur hara dan cahaya matahari, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Semakin tinggi pemberian pupuk urea dan tanpa adanya kompetisi tanaman terhadap faktor-faktor tumbuh maka akan meningkatkan karbohidrat malalui proses fotosintesis yang akan digunakan untuk membentuk bagian vegetatif tanaman seperti panjang tanaman, jumlah daun
dan indeks luas daun. Sumpena (2004) menyatakan bahwa jumlah benih lubang-1 sangat menentukan hasil mentimum. Hal ini disebabkan karena dengan penanaman 1 (satu) benih per lubang tanam, tanaman lebih leluasa tumbuh dan berkembang, tanpa mengalami kompetisi dengan tanaman lain dalam mendapatkan berbagai faktor tumbuh. Lebih lanjut Soewito (1990) menyatakan bahwa jumlah benih per lubang merupakan faktor yang harus diperhatikan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Tanaman yang ditanam hanya 1(satu) benih per lubang tanam akan lebih leluasa dalam mendapatkan cahaya matahari dan memberikan kesempatan pada tanaman untuk melakukan pertumbuhan ke arah samping, dan sangat mempengaruhi terbentuknya cabang, sehingga hasil tanaman menjadi lebih baik. Hasil buah segar ha-1 yang tinggi juga disebabkan oleh tingginya jumlah buah terbentuk tanaman -1 dengan korelasi positif (r = 0,990** dan 0,741**), berat segar buah panen tanaman -1 dengan korelasi positif (r = 0,998 ** dan 0,775**), serta jumlah buah panen tanaman -1. Tingginya jumlah buah terbentuk tanaman-1 dan berat segar buah panen tanaman-1, berhubungan dengan berat basah brangkasan tanaman-1 dengan korelasi positif (r = 0,993 ** dan 0,998 **) serta berat kering oven brangkasan tanaman -1 dengan korelasi positif (r = 0,995 ** dan 0,998**). Semakin tinggi pemberian pupuk urea dan semakin rendah terjadinya kompetisi terhadap faktor tumbuh (satu bibit lubang-1) menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang semakin baik dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk urea dan kompetisi yang semakin tinggi (tiga bibit lubang-1). Hal ini terlihat dari nilai berat basah dan kering oven brangkasan tanaman-1. Berat basah dan kering oven brangkasan tanaman-1 tertinggi dihasilkan pada pemberian pupuk urea 300 kg urea ha-1 dengan satu bibit lubang-1 (1422,70 g dan 181,05 g) meningkat masing-masing sebesar 573,18 % dan 585,28 % dibandingkan dengan hasil terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk urea dengan tiga bibit lubang-1 yaitu masing-masing sebesar 211,34 g dan 26,42 g (Tabel 3b)
Ketut Turaini Indra Winten, A.A. Gede Putra, Wayan Lana,Penampilan Tanaman....
181
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Perlakuan dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 mempunyai efek yang nyata terhadap semua parameter yang diamati 2. Interaksi antara dosis pupuk urea dan jumlah bibit lubang-1 yang tertinggi pada hasil buah segar ha-1 diperoleh pada pemberian 300 kg urea ha-1 dengan satu bibit lubang-1 sebesar 71,33 t ha-1 3. Hasil mentimun lebih baik diperoleh pada penggunaan pupuk urea 300 kg ha-1 dengan penggunaan satu bibit lubang-1 tanam Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di tempat yang berbeda dengan perlakuan yang sama, sehingga nantinya hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Abdurrazak, A., Hatta, M., Alnun Marliah.2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L) akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Jumlah Benih Per Lubang Tanam Budiastuti, M. S. 2000. Penggunaan triokontanol dan jarak tanam pada kacang hijau (Phaseolus radiatus). http://www.iptek. net.id. Buckman, H.O., Brady,N.C. 1982. Ilmu Tanah. (terjemahan). Jakarta: Bhratara Karya Aksara Gardner. F.P., Pearce. R.B., Mitchell. L.R. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. (terjemahan). Jakarta : Universitas Indonesia (Press). Gomez, K. A., Gomez, A.A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia Press. 698 hal
182
Humphreys, L.R.1981. Tropical Pasture Utilisation. Cambridge : Cambridge University Press. Idris, M. 2004. Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat Pemangkasan dan Pemberian Pupuk ZA. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. 2 (1): 17-24. Intan , 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Jakarta : Penebar Swadaya Jumin. 2007. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon. Yogyakarta : Kanisius Lingga.1991. Aneka Jenis Tanaman dan Penggunaannya. Jakarta: Penebar Swadaya Musnamar, E.I. (2003). Pembuatan dan Aplikasi. Pupuk Organik Padat. Jakarta: Penebar Swadaya Nyakpa, M.Y., Lubis, A.M., Pulung, M.A., Amrah, A.G., Munawar,A.,Hong, G.B., Hakim, N. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Prihmantoro, H. 2002. Pemupukan Tanaman Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya. Samadi, B. 2002. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida.Yogyakarta: Kanisius. Soewito, M. 1990. Memanfaatkan Lahan Bercocok Tanam Timun. Jakarta:Titik Terang. Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa Secara Tumpang Gilir. Jakarta : Penebar Swadaya. Hal, 146. Sumpena, U. 2004. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa Secara Tumpang Gilir. Jakarta: Penebar Swadaya. Whiteman, P.C. 1980. Tropical Pasture Science. Oxford : Oxford University Press. Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Jakarta : Bumi Aksara.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015