Volume 11
ISSN
9
Nomor 1
Maret 2014
0216-8537
770216
8 5 37 21
11
1
Hal. 1 -102
Tabanan Maret 2014
Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605
PENGARUH PDRB DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DAN VALUTA ASING PADA BANK SWASTA NASIONAL DI PROVINSI BALI I MADE HARY KUSMAWAN I WAYAN SUARBAWA NI LUH PUTU BUDIARI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi saat ini masih belum bisa dipastikan mengingat situasi ekonomi masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tengah menurun. Melemahnya nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah diharapkan dapat meningkatkan ekpor kerajinan provinsi Bali, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali sebagian akan ditabung baik pada Bank Umum, BPR, Bank Swasta Nasional maupun koperasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valutas asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2) Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2) Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali, sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah 1) Bagi Pemerintah Daerah Bali merupakan informasi, sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan tentang PDRB, inflasi dan tabungan masyarakat. 2) Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan pilihan untuk menabung atau berinvestasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linear berganda dengan hasil diperoleh sebagai berikut: Y = - 5.362.532,409 + 345,457 X1 + 61,999 X2 ,1) Intercept dalam penelitian ini diperoleh sebesar - 5.362.532,409 Ini berarti, apabila nilai X1 (PDRB) dan X2 (kurs dolar Amerika Serikat) masing-masing sebesar nol, maka besarnya Y (deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali) adalah sebesar - Rp 5.362.532.409.000, 2) Koefisien regresi X1 sebesar 345,457 berarti bahwa apabila PDRB naik sebesar satu milyar rupiah maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat rata-rata sebesar 345,457 jutaan rupiah atau Rp 345.457.000,- dengan asumsi tenaga kurs dolar AS konstan. 3) Koefisien regresi X2 sebesar 61,999 berarti bahwa apabila kurs dolar AS naik sebesar satu rupiah, maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat rata-rata sebesar 61,999 jutaan rupiah atau Rp 61. 999.000,- dengan asumsi investasi konstan. Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel (19,468 > 1,943) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2) Kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3) PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka ruipah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel (196,330 > 5,14) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05.. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Mengingat PDRB berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, maka langkah-langkah untuk Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014
89
meningkatkan pendapatan daerah (PDRB) perlu dilakukan melalui pengembangan berbagai sektor andalan di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. 2) Walaupun kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, tetapi pemerintah hendaknya tetap menjaga kestabilan kurs valuta asing. Keyword: PDRB, Kurs Dollar Amerika Serikat, Deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional mencakup berbagai perubahan yang sangat mendasar atas struktur sosial, berbagai sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional disamping tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan ekonomi tercermin melalui pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB tersebut merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu masyarakat di suatu daerah, termasuk masyarakat di Provinsi Bali. Jika melihat indikator kesejahteraan masyarakat Bali yang dicerminkan dalam laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 1). Tabel 1 PDRB Regional Bali Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dari Tahun 2008 - 2012 Tahun PDRB Pertumbuhan (Milyaran (%) Rupiah) 2008 24.900,57 2009 27.290,94 9,60 2010 28.882,49 5,83 2011 30.757,78 6,49 2012 32.804,38 6,65 Sumber : BPS Provinsi Bali, Tahun 2013 Jika dilihat rata-rata pertumbuhan PDRB Provinsi Bali selama periode 2008 s/d 2012 adalah sebesar 7,14 % per tahun di mana, tingkat pertumbuhan yang terbesar terjadi pada tahun 2009 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 9,6 % dan pada tahun 2010 tingkat pertumbuhan turun menjadi 5,83 % dan hingga tahun 2012 naik kembali menjadi 6,65 %. 90
Menurut Sadono, (2000 : 13) pertumbuhan ekonomi merupakan dampak dari pembangunan di bidang ekonomi di samping bidang-bidang yang lainnya seperti : sosial, budaya, politik dan keamanan, khususnya di bidang ekonomi, nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi secara tidak langsung menggambarkan tingkat pembangunan yang dicapai pada suatu daerah. Bagi daerah hal ini sangat penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan yang akan datang. Menurut Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi bali hingga akhir tahun 2013 diprediksi sekitar 6,2 % - 6,7 %. Angka tersebut masih sebagian besar ditopang oleh investasi dan pariwisata khususnya perhotelan. Persentase perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut naik tipis jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2012 yang mencapai 6,6 persen. Ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi saat ini masih belum bisa dipastikan mengingat situasi ekonomi masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tengah menurun. Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, akan berkecendrungan para pemilik uang di Bali menyimpan dananya pada bank-bank asing. Berdasarkan data Bank Indonesia, perilaku nasabah menyimpan dananya ke bank asing terlihat dari perubahan valuta simpanan dari rupiah ke valuta asing meningkat tajam, yaitu besarnya mencapai 21,18 persen. Lemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sangat dibantu oleh pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap kuat, juga disertai kecenderungan peningkatan suku bunga, sehinggga hal tersebut dapat mempertahankan perekonomian Bali. Dalam laporan keuangan regional Bali menyebutkan, penghimpinan dana pihak ketiga yang dikupulkan perbankan secara komulatif di daerah ini hingga akhir triwulan III-2013 mencapai Rp 62,2 triliun, bertambah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya
I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan.....
tahun 2012 yaitu Rp57,8 triliun. Dilihat dari jenisnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) terbesar yang dapat dihimpun perbankan adalah tabungan, Rp30,8 triliun (49,53 persen), diikuti deposito Rp18 triliun (28,98 persen), dan giro sebesar Rp13,3 triliun (21,49 persen). Tingginya konsentrasi DPK dalam jenis tabungan didorong oleh besarnya dana perorangan terkait dengan struktur perekonomian Bali yang sangat didominasi oleh kegiatan usaha skala mikro kecil menengah (MKM). Perkembangan kurs dollar terhadap rupiah dalam lima tahun terakhir adalah seperti Tabel 2 Tabel 2 Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah dari Tahun 2008 - 2012 Tahun Kurs Dollar Pertumbuhan Amerika Serikat (%) (Rupiah) 2008 9.694 2009 10.305 6,30 2010 9.038 - 12,30 2011 8.808 - 2,54 2012 9.388 6,58 Sumber : BPS Provinsi Bali, Tahun 2013 Kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dari tahun 2008 s/d 2012 besarnya berfluktuasi yaitu tertinggi tahun 2009 mencapai Rp 10.305,- tahun 2010 turun 12,30 % yaitu menjadi Rp 9.038,- hingga tahun 2012 naik kembali menjadi Rp 9.388,-. Melemahnya nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah diharapkan dapat meningkatkan ekpor kerajinan provinsi Bali, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali sebagian akan ditabung baik pada Bank Umum, BPR, Bank Swasta Nasional maupun Koperasi. Rumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valutas asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2. Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014
valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2. Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Pemerintah Daerah Bali merupakan informasi, sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan tentang PDRB, inflasi dan tabungan masyarakat. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan pilihan untuk menabung atau berinvestasi. METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember di Provinsi Bali tahun 2013, dengan mengambil data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan dari lembaga pemerintah seperti kantor Biro Pusat Statistik Provinsi Bali, dan kantor Bank Indonesia Denpasar. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu penjumlahan hasil kali masing-masing jenis kunjungan dalam tahun 2012 dengan besarnya tarif kemudian ditambahankan dengan hasil kali luas lahan yang disewa dengan sewa per m2 serta penjumlahan dengan retribusi pasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Provinsi Bali Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dari 37 provinsi di Indonesia yang 91
sangat dikenal dengan nama Pulau Dewata, karena Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata. Secara umum Provinsi Bali dilihat dari kondisi geografisnya dan kondisi perekonomiannya. 1. Kondisi geografis Relief dan topografi Pulau Bali, di tengah–tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari Barat ke Timur. Di antara pegunungan tersebut ada Gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Batur dengan ketinggian 1.717 m dan Gunung Agung dengan ketinggian 3.140 m. Gunung yang tidak berapi adalah Gunung Merbuk dengan ketinggian 1.386 m, Gunung Patas dengan ketinggian 1.414 m dan Gunung Seraya dengan ketinggian 1.174 m. Dengan adanya pegunungan tersebut, menyebabkan Daerah Bali secara geografis terbagi dua bagian yang tidak sama, yaitu : a. Bali Utara dengan daratan rendah yang sempit dan kurang landai. b. Bali Selatan dengan daratan yang luas dan landai. Selain pegunungan, Provinsi Bali memiliki empat buah danau, yaitu Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan dan Danau Batur. Daerah Bali memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, sehingga terdapat musim kemarau dan musim hujan. Suhu dipengaruhi oleh ketinggian tempat, rata–rata suhu di Bali berkisar 260–330 C. Daratan rendah di bagian selatan lebih lebar dibandingkan dengan daratan bagian utara, keadaan alam seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap iklim di Bali. Hutan yang berfungsi sebagai pelindung mata air, pencegahan erosi dan banjir atau fungsi sebagai hidrologi terletak ditengah–tengah Pulau Bali yang membentang di daerah pegunungan dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Bali dengan luas kawasan hutan seluas 22,54 % dari luas Provinsi Bali. Menurut BPS Provinsi Bali 2013, secara administratif Provinsi Bali di bagi menjadi delapan daerah kabupaten dan satu kota. Luas masing–masing kabupaten atau kota adalah : 1. Kabupaten Buleleng dengan luas 1365,88 km2 2. Kabupaten Jembrana dengan luas 841,80 km2 3. Kabupaten Tabanan dengan luas 839,33 km2 92
4. Kabupaten Badung dengan luas 481,52 km2 5. Kabupaten Gianyar dengan luas 368,00 km2 6. Kabupaten Klungkung dengan luas 315,00 km2 7. Kabupaten Bangli dengan luas 520,81 km2 8. Kabupaten Karangasem dengan luas 839,54 km2 9. Kota Denpasar dengan luas 123,98 km2 2. Kondisi Perekonomian Provinsi Bali Kondisi perekonomian Provinsi Bali sampai tahun 2012 masih mengalami pertumbuhan yang cukup berarti, hal ini terjadi di berbagai sektor ekonomi. Perbaikan pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan perkonomian. Perekonomian Daerah Bali yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 terus menunjukkan peningkatan yaitu meningkat dari 19.963,24 milyar tahun 2004 menjadi 32.804, 38 milyar tahun 2012 naik sebesar 12.841,14 milyar, tumbuh selama 8 tahun 64,32 % atau rata-rata 1.605,14 milyar (8,04 %) setiap tahun. Hal tersebut ditunjukkan oleh Tabel 3. Penghalang pembangunan bagi negara yang sedang berkembang adalah kurangnya modal. Pembentukan modal merupakan kunci keberhasilan bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, penanaman modal biasanya disebut dengan ivestasi. Investasi sangat dibutuhkan untuk pembangunan dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi di suatu negara. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali tahun 2013 perkembangan investasi di Provinsi Bali, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing dalam delapan tahun terakhir mengalami peningkatan, untuk investasi dalam negeri naik dari 66,14 milyar tahun 2004 menjadi 7.594,04 milyar tahun 2012 dengan menyerap tenaga kerja dari 269 orang tahun 2004 orang menjadi 5.525 orang tahun 2012, sedangkan investasi asing dalam periode yang sama naik dari 952 milyar tahun 2004 menjadi 4.478,77 milyar tahun 2012 dengan menyerap tenaga kerja 2.398 orang tahun 2004 menjadi 3.534 orang tahun 2012. Bank Umum Swasta Nasonal merupakan lembaga keuangan dimana kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan.....
kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Tabel 3 Perkembangan PDRB Regional Provinsi Bali Menurut Penggunaan Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000 dari Tahun 2008 2012 Tahun PDRB Pertumbuhan (Milyaran (%) Rupiah) 2004 19.963,24 2005 21.072,44 5,56 2006 22.184,68 5,28 2007 23.497,05 5,92 2008 24.900,57 5,97 2009 27.290,94 9,60 2010 28.882,49 5,83 2011 30.757,78 6,49 2012 32.804,38 6,65 Sumber : BPS Provinsi Bali, Tahun 2013 Investor mempunyai beberapa pilihan untuk memperoleh penghasilan dari investasinya tersebut, bisa berupa tabungan baik dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing, atau pembelian surat-surat berharga dan juga dalam pembelian sahamsaham pada perusahaan. Tabungan yang di impun oleh bank juga ditujukan untuk membiayai investasi para investor. Tabungan khususnya deposito berjangka yang diimpun oleh Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan, seiring meningkatnya pendapatan masyarakat Bali yang ditunjukkan oleh meningkatnya PDRB Provinsi Bali. Besarnya tabungan deposito berjangka dalam bentuk rupiah dan valas yang diimpun oleh Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali dalam delapan tahun dari tahun 2004 yang besarnya 1.951.109 jutaan rupiah meningkat menjadi 6.400.866 jutaan rupiah tahun 2012, kecuali tahun 2010 mengalami penurunan 4,52 %, sedangkan kenaikan tertinggi pada tahun 2008 yaitu 33,57 % (Tabel 4).
Tabel 4 Deposito Berjangka dalam Bentuk Rupiah dan Valuta Asing yang Dihimpun Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2012 Tahun
Besarnya Pertumbuhan Deposito (%) Berjangka (Jutaan Rp) 2004 1.951.109 2005 2.380.636 22,01 2006 3.084.208 29,55 2007 3.115.004 1,00 2008 4.160.570 33,57 2009 4.567.991 0,98 2010 4.361.615 - 4,52 2011 5.815.002 3,28 2012 6.400.866 10,08 Sumber : BPS Provinsi Bali, Tahun 2013 Besarnya deposito berjangka khususnya dalam bentuk valuta asing sangat dipengaruhi oleh kurs dolar Amerika Serikat (AS) karena penabung yang mendepositokan uangnya sebagian besar dalam bentuk dolar Amerika Serikat, karena kurs dolar AS relatif lebih stabil dibandingkan dengan valuta asing lainnya. Kurs Dolar AS dalam delapan tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2012 besarnya berfluktuasi yaitu seperti tabel 5. Tabel 5 Kurs Rata-rata Dolar Amerika Serikat di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2012 Tahun
Kurs Dollar Pertumbuhan AS (%) (Rp) 2004 8.790 2005 9.212 4,80 2006 9.141 - 0,77 2007 9.127 - 0,15 2008 9.694 6,21 2009 10.305 6,30 2010 9.038 - 12,30 2011 8.808 - 2,54 2012 9.388 6,58 Sumber : BPS Provinsi Bali, Tahun 2013 Analisis regresi linear berganda Hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Adapun rangkuman dari hasil pengolahan data tersebut terlihat pada Tabel 6.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014
93
Tabel 6 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Metode Full Regression
Variabel Bebas Konstanta
- 5.362.532,409
PDRB (X1) Kurs Dolar AS (X2) Koefisien (R2) F ratio Signfikansi
Koefisien Regresi
345,457 61,999
determinasi
= 0,985 = 196,330 = 0,000
t
Sig
- 3,465
0,01 3 0,00 0 0,72 4
19,468 0,370
Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat dibuat satu persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = - 5.362.532,409 + 345,457 X1 + 61,999 X2 Hasil dari persamaan regresi linear berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi b1 dan b2, bertanda positif berarti variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang searah terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 s/d 2012. Untuk melihat bermakna tidaknya pengaruh masing-masing faktor tersebut, maka perlu dilakukan pengujian baik secara parsial maupun simultan pengaruh faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Intercept Intercept dalam penelitian ini diperoleh sebesar - 5.362.532,409 . Ini berarti, apabila nilai X1 (PDRB) dan X2 (kurs dolar Amerika Serikat) masing-masing sebesar nol, maka besarnya Y (deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali) adalah sebesar - Rp 5.362.532.409.000,-. 2. PDRB Koefisien regresi X1 sebesar 345,457 berarti bahwa apabila PDRB naik sebesar satu milyar rupiah maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat rata-rata sebesar 94
345,457 jutaan rupiah atau Rp 345.457.000,dengan asumsi tenaga kurs dolar AS konstan. 3. Kurs dolar Amerika Serikat Koefisien regresi X2 sebesar 61,999 berarti bahwa apabila kurs dolar AS naik sebesar satu rupiah, maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat rata-rata sebesar 61,999 jutaan rupiah atau Rp 61. 999.000,dengan asumsi investasi konstan. Uji hipotesis pertama (Uji t) Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap varibel terikat. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali diterima atau ditolak. Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan signifikansinya pada tahap nyata 5 %. 1. Pengaruh PDRB (X1) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2012. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa untuk variabel PDRB, nilai t hitung sebesar 19,468 dan signifikasinya adalah sebesar 0,000. Angka-angka ini memberikan arti bahwa PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2012, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 19,468 > 1,943 atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2. Pengaruh kurs dolar Amerika Serikat (X2) terhadap deposito berjangka dalam rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2012 Dengan melihat Tabel 6 diketahui bahwa untuk variabel kurs dolar Amerika Serikat nilai t hitung sebesar 0,370 dan signifikasinya adalah sebesar 0.724.
I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan.....
Sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,943. Angka-angka ini memberikan arti bahwa kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2012, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3. Uji hipotesis secara bersama-sama (uji F) Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai F tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 5,14, ternyata Fratio (196,330) lebih besar dari F tabel. Begitu juga kalau dilihat dari nilai signifikasinya yaitu sebesar 0.000 berarti lebih kecil daripada 5% atau 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel-variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan atas pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel (19,468 > 1,943) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2. Kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3. PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka ruipah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel (196,330 > 5,14) Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014
atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05.. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Mengingat PDRB berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, maka langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan daerah (PDRB) perlu dilakukan melalui pengembangan berbagai sektor andalan di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. 2. Walaupun kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, tetapi pemerintah hendaknya tetap menjaga kestabilan kurs valuta asing. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Propinsi Bali. 2013. Bali Dalam Angka Tahun 2013. Denpasar: BPS Provinsi Bali. Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Bank Indonesia . 2013. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan III. Sadono Sukirno, 2000, Makro Ekonomi Modern Edisi 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
95