FEMINISME ALA BARAT
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
VIS A VIS PEMIKIRAN KRITIS TJUT NJAK DIEN: PENGGUNAANNYA DALAM RISET AKUNTANSI KRITIS
Ari Kamayanti Dipresentasikan di ARTS 5 Paradigma Kritis Dan Pertemuan Masyarakat Akuntansi Mutiparadigma Indonesia 1 (TEMAN 1) 22 – 23 Januari 2014
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
• "Semoga Anda mencintai Indonesia sebagai
orang Indonesia. Anda boleh tidak mencintai Indonesia, kalau Anda bukan orang Indonesia, Kalau Anda orang Indonesia dan tidak mencintai Indonesia, keparat Anda.“ • (Gus Mus)
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
PREKONSEPSI • Perbedaan antara Teori Kritis “Perempuan”
dan Teori Kritis “Laki-laki” • Teori Kritis “Barat” Vs Teori Kritis “Timur”
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
“MASKULINITAS” FEMINISME “BARAT”
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Are you a feminist?
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Apa sebenarnya Feminisme? • the belief that men and women should
have equal rights and opportunities • organized activity in support of women's rights and interests (Merriam-Webster dictionary) • fe.mi.nis.me
[n] gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria http://kamusbahasaindonesia.org/
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Peta Feminisme Barat Feminis Global
Ekofeminis
Feminis Postmoderen
Feminis Psikoanalisis
Feminis Marxis/Sosialis
Feminisme
Feminis Liberal
Feminis Radikal • Radikal
Libertarian
Radikal Kultural
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Feminis Liberal • Tokoh pembawa ide: Mary Wollstonecraft, John Stuart
Mill-Hariet Taylor, Bety Friedan Manusia memilliki kapasitas untuk bernalar dan dengan bernalar maka manusia mendapatkan kepuasan DIRI
Pria dan Wanita memiliki KESETARAAN dalam bernalar
• HAK diutamakan di atas KEBAIKAN
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Feminis Liberal Abad 18 • Pendidikan yang setara • Kapasitas utuh sebagai manusia • Tidak sekadar pemuas kebutuhan pria
Abad 19 • Politik dan Ekonomi yang setara • Hak untuk menopang ekonomi
Abad 20 • Kesetaraan dalam bermasyarakat sipil • Misalnya: hak wanita atas tubuhnya (aborsi)
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Feminisme Radikal (1960an) Liberal
Radikal
Reformis
Revolusioner
Berfokus pada hak-hak perempuan
Berfokus pada pembebasan perempuan- mengritisi agama Kristen sebagai penyebab opresi
Sistem Seks/Gender adalah penyebab FUNDAMENTAL terjadinya OPRESI terhadap perempuan
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Sifat Opresi terhadap Perempuan • Secara historis, perempuan adalah kelompok yang selalu
teropresi. • Opresi terhadap perempuan menyebar dan ditemukan di masyarakat manapun • Opresi terhadap perempuan adalah terdalam- paling sulit untuk dihapuskan karena masuk dalam sistem sosial • Opresi menyebabkan penderitaan akibat prasangka seksis
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Gerakan Feminisme Radikal
Libertarian
Kultural
Opresi karena karakter biologisreproduksi
Opresi karena konstruksi masyarakat
Kebebasan Seksualitas- harus dibedakan antara jenis kelamin dan gender
Nilai feminin harus diintegrasikan dalam masyarakat Nilai maskulin lebih rendah
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
• KAPITALISME penyebab alienasi/opresi terhadap laki-laki
dan perempuan • Feminis Marxis menyatakan bahwa opresi terbentuk karena kesadaran kelas. Lebih buruk dampak kesadaran kelas ini pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. • Laki-laki mencari kelegaan dari alienasi akibat kapitalisme melalui hubungannya dengan perempuan. Perempuan tidak bisa, karena hubungan laki-laki dan perempuan pun bagi perempuan merupakan bagian dari sistem opresi.
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Sebelum Kapitalisme Keluarga adalah tempat produksi di mana semua anggota mendapatkan penghargaan yang sama
Setelah ada Kapitalisme Laki-laki bekerja (Produktif) Perempuan di rumah (Nonproduktif)
Pembebasan? • Pekerjaan RT dibayar? • Membenarkan fungsi dan tugas yang berbeda karena jenis kelamin?
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
• Berakar pada Sigmund Freud • Perempuan teropresi karena PIKIRANnya sendiri • Sebenarnya ada perbedaan cara pikir perempuan dan
laki-laki
• Cara pikir perempuan LEBIH BAIK dibandingkan cara
pikir laki-laki oleh karena itu: “Perempuan harus berpegang teguh pada FEMININITAS, sedangkan laki-laki harus MELEPASKAN bentuk ekstrim MASKULINITASnya” (Tong 1998:191)
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Feminisme Posmoderen • Feminisme Posmoderen cenderung menolak pandangan
feminisme lain karena “pelabelan” seperti “feminis”, “lesbian”, menegaskan PERBEDAAN yang semakin besar antara femininitas dan maskulinitas. Pelabelan seperti itu justru dianggap mendukung logosentrisme maskulinitas. • Fokus feminis posmoderen adalah “merobohkan definisi feminisme yang dianggap baku”. Tema Feminisme Posmoderen: Ke‟liyan‟an perempuan, dekonstruksi identitas dan „‟diri”
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Feminisme Posmoderen
Dari Lacan: Memahami ketidaksadaran perempuan karena “tanda” “tatanan simbolik” dan ritual yang saling berhubungan
Dari Derrida: 1. Logosentrisme –bahasa lisan yang tidak tunduk pada tulisan 2. Falosentrismekeutamaan dorongan uniter 3. Oposisi biner (dualisme)
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Pembebasan perempuan menurut Feminis... Liberal
• Perubahan struktur politik, hukum untuk kesetaran pendidikan, hak berpolitik dan bekerja
Radikal
• Pembebasan hak dan tanggung jawab seksual/produksi yang membentuk subordinasi perempuan
Marxis dan Sosialis
• Penghancuran kapitalisme karena kapitalisme lah yang meletakkan perempuan pada “kelas tak berdaya”.
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Pembebasan perempuan menurut Feminis... Psikoanalisis
• Pembebasan menuju masyakat androgin di mana manusis seutuhnya adalah campuran sifat positif feminin dan maskulin
• Pembebasan adalah dengan memahami diri, dan menantang Posmoderen interpretasi tunggal/mapan atas feminisme itu sendiri
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
DAPATKAH PEREMPUAN MENJADI SEPERTI LAKI-LAKI?
APAKAH PEREMPUAN MENGINGINKANNYA? APAKAH PEREMPUAN HARUS MENGINGINKANNYA?
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Maskulinitas Feminisme Barat •
• “Masyarakat Barat secara tradisional melebihkan
sisi laki-laki ketimbang perempuan...tradisi Barat malah membangun tatanan statis...mengakibatkan penekanan berlebihan terhadap aspek yang atau laki-laki- dari sifat manusia: aktif, rasional, kompetitif, agresif... Modus Yin- atau perempuandari kesadaran yang dapat dilukiskan dengan katakata seperti intuitif, religius, mistis, pengabdian dan batiniah...”
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
“Some Feminisms and their implication to accounting practice”. Accounting, Auditing, and Accountability Journal • Uses Harding's 1986 book. The Science Question in
Feminism, as a framework for examining the implications of some feminisms for accounting. First explores feminist empiricism which challenges the exclusion of women from prominent professions. Second, addresses feminist postmodernism, which explores the differences among women and contends that no over-arching feminist theory can be found. Third, analyses the feminist standpoint. Advocates that the current masculine system be replaced by one that is infused with a feminist perspective. Discusses and critiques each of the three theories, and explores the implications for accounting (Hammond dan Oakes 1992).
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
“The Silences of Mainstream Feminist Accounting Research”. Critical Perspective on Accounting, 9(3), 355-375 • This paper is concerned to articulate the silences and
omissions of mainstream feminist accounting research. Such research overlooks considerations of class, race and culture. It leaves unquestioned the current sociopolitical and economic order, succumbs in effect to current racial biases and fails to offer a counter to prevalent Western ethnocentrism. It not only tends to conservatism in these respects but also, relatedly, it fails to develop a critique of patriarchal social arrangements (Gallhofer 1998).
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
“Accounting in other wor(l)ds: a Feminism without Reseve”. Accounting, Organization and Society, 18(23), 252-272 • “Feminist theory offers a rich array of discourses of value in
reflection upon the shape and character of accounting theory and accounting practices. This essay has the dual purpose of broadening the available field of feminist discourse for accounting and demonstrating the relevance of one particular feminist theorist (Luce Irigaray) to accounting. In particular, we appropriate Irigaray's feminist deconstruction of Freudian and Lacanian notions of sexual difference in order to similarly deconstruct some dominant notions of accounting's relation to value, to subjectivity, to intersubjectivity and to sexuality. What emerges is a disfiguration of accounting as an embodied practice and an appeal for quite speculative refigurations consistent with Irigaray's notion of the feminine imaginary, a pre-discursive space of possible difference. Such accounting imaginaries raise new questions about accounting's relation to value, to subjectivity, to intersubjectivity and to sexuality” (Shearer dan Arrington 1993).
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
• Tjut Njak Dien (1848-1908)
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Aceh dan Tjoet Njak Dhien Tahun 1824 1848 1858
1865 1873
Peristiwa Penting Muncul kesepakatan Traktaat London antara Belanda, Inggris dan Aceh yang intinya tidak akan melukai kedaulatan Aceh dalam hal perniagaan. Tjoet Njak Dhien lahir di tengah perang saudara sebagai anak ketiga. Traktaat Sumatra ditandatangani oleh Sultan Siak dan Belanda, yang menyatakan bahwa seluruh pantai Sumatera Timur takluk pada Belanda, termasuk daerah Tamiang, Deli, Langkat, dan Batu Bahara yang seharusnya memberi upeti pada Kerajaan Aceh. Tjoet Njak Dhien dinikahkan dengan Teuku Ibrahim Lamgna, anak dari pedagang Aceh yang kaya raya Kerajaan Aceh menyerang Belanda di Batu Bahara karena daerah-daerah kekuasaan Aceh telah mengibarkan bendera Belanda. Dengan adanya Traktaat Sumatera, Belanda tidak lagi harus mengikuti Traktaat London. Belanda mendarat di Pantai Ceureumen Banda Aceh pada tanggal 8 April 1873 dipimpin oleh 3198 pasukan. Perang pertama berlangsung hingga pada tanggal 25 April 1873 Belanda menarik diri dan mengakui kekalahannya setelah Mayor Jenderal JHR Kohler tewas. Dibentuk Dewan Delapan termasuk Teuku Ibrahim yaitu para pedagang lada yang mengakomodasi kepentingan rakyat Aceh. Teuku Ibrahim mengurus pakta dengan Amerika untuk mengusir Belanda dengan timbal balik Aceh membeli semua produk Amerika yang berlabuh di Aceh. Pakta gagal.
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
1873
Belanda mendarat di Pantai Ceureumen Banda Aceh pada tanggal 8 April 1873 dipimpin oleh 3198 pasukan. Perang pertama berlangsung hingga pada tanggal 25 April 1873 Belanda menarik diri dan mengakui kekalahannya setelah Mayor Jenderal JHR Kohler tewas. Dibentuk Dewan Delapan termasuk Teuku Ibrahim yaitu para pedagang lada yang mengakomodasi kepentingan rakyat Aceh. Teuku Ibrahim mengurus pakta dengan Amerika untuk mengusir Belanda dengan timbal balik Aceh membeli semua produk Amerika yang berlabuh di Aceh. Pakta gagal. 1874-1880 Perang Aceh kedua dimulai dengan penyerangan Masjid Baiturrahman oleh Belanda tanggal 6 Januari 1874. Sultan Machmud Syah wafat dalam pelarian digantikan putranya Tuanku Muhammad Daud yang masih berusia 10 tahun. Mewakili Sultan yang baru adalah Habib Abdurachman al Zahir. Pada tanggal 1 Januari 1876, rumah Tjoet Njak Dhien dan Teuku Ibrahim Lamgna dibakar Belanda. Habib dianggap berkhianat dengan menjanjikan perang Aceh berhenti kepada Belanda, melarikan diri ke Jeddah dan menerima sumbangan tahunan sebesar 12.000 ringgit dari Belanda di tahun 1878. Pada Juni 1878 Teuku Ibrahim Lamgna mati syahid dalam gerilya. Tjoet Njak Dhien menikah dengan Teuku Umar (tanggal tidak tersedia).
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
1884-1896 Ini adalah periode masa perang Aceh ketiga. Perang dipicu oleh bombardir Belanda ke wilayah pantai Teunom Januari 1883, hingga akhirnya masyarakat Aceh menyandera kapal uap SS Nisero milik Inggris beserta awaknya. Peran Teuku Umar sebagai seorang pemimpin mulai dicermati, karena walau ia dipilih Belanda untuk menjada mediator pembebasan kapal dengan pihak Aceh, namun ia tetap membela Aceh. Belanda memblokade perdagangan lada Aceh. Kapal uap SS Nisero hanya akan dibebaskan apabila Inggris sepakat untuk membantu dicapainya perdagangan bebas untuk membuka blokade tersebut. Teuku Umar menerima rekonsiliasi perdamaian dengan Gubernur Van Teijn dan mendapatkan posisi panglima Besar lengkap dengan fasilitasnya dan pasukan. 1898-1910 Perang Aceh keempat dimulai. Van Heutsz dan Snouck Hurgronje membuat konsep perang pada Aceh yang berhasil dijalankan karena pendekatannya yang berbeda. Strateginya adalah meyakinkan bahwa Teuku Umar tidak mendapatkan ruang gerak. Hal ini karena ternyata Teuku Umar memanfaatkan jabatan yang telah diberikan Belanda untuk berbalik menyerang Belanda. Taktik Snouck dan Van Heutsz berhasil. Pada tahun 1903, sultan Aceh takluk. Taktik perang gerilya digunakan pula oleh Belanda. 11 Februari 1899, Teuku Umar mati syahid. Perang dilanjutkan oleh Tjoet Njak Dhien selama 6 tahun berikutnya hingga ditangkap pada tanggal 11 Desember 1906 dan diasingkan ke Sumedang. Setelah wafat pada tanggal 6 November 1908, perjuangannya dilanjutkan oleh putrinya Cut Gambang, yang menyusul ibunya pada tahun 1910.
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Budaya Aceh Lingkungan Tjoet Njak Dhien • “Waktu kafir menduduki negeri
• Semua kita wajib berperang • • Jangan diam bersunyi diri
• Di dalam negeri bersenang-senang • • Fakir miskin, kecil dan besar • Tua, muda laki dan perempuan” • (HPS, 1710)
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Teori Kritis Tjoet Njak Dhien • “Suatu bentuk pembebasan dan perubahan
berbasis kebenaran Islam dari kungkungan penjajahan atas umat, dengan mengedepankan ketegasan atas kebenaran tersebut melalui kesadaran keTuhanan dan kepemimpinan berteladan.”
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Asumsi Teori Kritis Tjoet Njak Dhien • (1) masyarakat sedang terjajah/teralineasi akibat suatu
• •
•
•
rangkaian kejadian historis, dan jawaban atas penjajahan tersebut adalah kemerdekaan; (2) kemerdekaan hanya diraih apabila segala sesuatu dikembalikan ke nilai-nilai Islam; (3) untuk kembali ke nilai-nilai Islam diperlukan suatu penyadaran keTuhanan dengan kelembutan (metafora syair Hikayat Perang); (4) perlu sebuah struktur kepemimpinan yang memiliki ketegasan pikir dan tindak dan jika struktur tersebut telah terbangun, maka diperlukan suatu dukungan penuh melalui strategi dan tindakan nyata agar struktur kepemimpinan berteladan tadi tetap terjaga (metafora istri mendukung suami); (5) idealisme tidak pernah bisa dikompromikan (sebagaimana keteguhan Tjoet Njak Dhien melawan Belanda hingga akhir hayatnya).
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Contoh Metode TND dalam Riset Akuntansi Kritis Sektor Publik • (1) Melakukan telaah literatur/dokumen lintas waktu serta wawancara
•
• • •
dengan informan untuk memberikan pemahaman bahwa akrualisasi sektor publik merupakan bentuk penjajahan yang terjadi melalui serangkaian kejadian historis (kesepakatan dengan IMF, pengadopsian IFRS dan konvergensi antara IPSAS dan IFRS, dll) (2) Memberikan bukti bahwa strategi-strategi akrualisasi telah melenceng dari nilai Islam melalui cross-referencing dengan Al Quran dan hadis (3) Melalui metafora hikayat perang (syairnya), dilakukan sebuah penyadaran akan pentingnya kembali ke nilai-nilai Islam (4) Melakukan usulan perbaikan akuntansi sektor publik melalui struktur pemerintahan atau peraturan perundang-undangan; (5) meyakinkan bahwa tidak ada ruang kompromi atas penegasian kepentingan rakyat dengan menawarkan suatu konstruksi akuntansi sektor publik berbasis Islam yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah.
File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
ASTAGHFIRULLAH HAL ADZHIIM...
TERIMA KASIH