PROGRAM KERJA BPPI TAHUN 2010 DAN RENCANA KERJA 2011
Disampaikan oleh :
Dedi Mulyadi
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Yogyakarta,, 24 Maret 2010 Yogyakarta
DAFTAR ISI I.
II.
III. IV. V V. VI.
PENDAHULUAN 1. Kemampuan Litbang 2. Kompetensi Inti Balai Besar dan Fokus Baristand i i l i d k i d 3. Permasalahan dan Tantangan Litbang Industri RENCANA STRATEGIS 1. Arah 2. Strategi PROGRAM AKSI TAHUN 2010 – 2014 PROGRAM KERJA TAHUN 2010 RENCANA KERJA TAHUN 2011 KETERKAITAN BADAN LITBANG DENGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
LAMPIRAN‐LAMPIRAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
2
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
I. PENDAHULUAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
3
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
KEMAMPUAN LITBANG INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING 1. 2.
Merumuskan kebijakan peningkatan Iklim usaha industri Mengembangkan nanoteknologi untuk industri di bidang keramik, tekstil, pangan, dan kimia 3. Mengembangkan pusat‐pusat inovasi dan inkubator teknologi 4. Merumuskan standar dan regulasi teknis serta melaksanakan pelayanan standardisasi 5. Mengembangkan Lembaga Penilaian Kesesuaian yang terakreditasi secara nasional dan internasional 6. Fasilitasi pengembangan kawasan industri di daerah 7. Melakukan litbang energi terbarukan, contoh: biodiesel dari minyak kelapa dan biji jarak, j k turbin t bi air, i energii angin, i dll 8. Melakukan litbang di bidang pencegahan dan pengolahan pencemaran industri serta mengembangkan IPAL pada berbagai sentra industri 9. Memfasilitasi p 9 perlindungan g HKI hasil litbang g 10. Mengembangkan Kompetensi SDM dan Alih Teknologi BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
4
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI BALAI BESAR 1. Tekstil (BBT Bandung)
KOMPETENSI INTI Desain Struktur dan Permukaan Tekstil
3 Logam dan Mesin (BBLM Bandung) 3. Band ng)
Quality assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer Desain proses dan produk engineering (fokus : peralatan energi d tooling) dan t li )
4. Industri Agro (BBIA Bogor)
Komponen aktif bahan alami komoditas agro
5. Kimia dan Kemasan (BBKK Jakarta)
Fine Chemical & Degradable Packaging Design
6. Keramik (BBK Bandung)
Material Engineering for Electric & Structural Ceramic
7. Pulp dan Kertas (BBPK Bandung)
Bioengineering untuk pulp dan kertas
8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI Semarang)
Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri
9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP Yogyakarta)
Desain bahan dan konstruksi sepatu
10. Kerajinan dan Batik (BBKB Yogyakarta)
Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik
2. Bahan dan Barang Teknik (B4T Bandung)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI 11. Industri Hasil Perkebunan
(BBIHP Makassar)
Proses5 produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao
FOKUS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BARISTAND
FOKUS
1. Aceh
Rempah dan Minyak Atsiri
2. Medan
Mesin dan Peralatan Pabrik
3. Padang
Makanan Tradisional
4. Palembang
Karet Komponen Teknis
5 Lampung 5.
Tepung Industri Agro
6. Surabaya
Mesin Listrik & Peralatan Listrik
7. Banjarbaru
Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan Bambu
8. Samarinda
H il Perikanan Hasil P ik dan d Perkebunan P k b
9. Pontianak
Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah
10. Manado
Teknologi pengolahan Palma
11. Ambon
Teknologi pengolahan Hasil Laut
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
6
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JENIS PELAYANAN TEKNIS TEKNOLOGIS OLEH BALAI BESAR DAN BARISTAND INDUSTRI Kesesuaian standar dan mutu produk p Kalibrasi dan Testing Training/Diklat Teknis dan Technical Assistance
Litbang Industri untuk meningkatkan nilai tambah dan mutu produk‐produk industri
P Penanggulangan l d i pencemaran industri dari i d ti
D i & Rancang Desain & R g Bangun B g Perekayasaan P k I d ti Industri BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
7
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Permasalahan Litbang Industri Keterbatasan sumber daya litbang (SDM, sarana & prasarana litbang); Minimnya hasil Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha karena umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi Litbang terhadap Pembangunan Ekonomi masih kurang; Rendahnya kemampuan Litbang Industri Nasional; Kurangnya kerjasama atau Kolaborasi Litbang antar Lembaga Litbang Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Dunia Industri relatif masih rendah, jika dibandingkan dengan negara lain; Lemahnya Sinergi Kebijakan Litbang Industri; Umumnya Industri masih menerapkan Teknologi Follower (bukan indigenous t h l ) sehingga technology), hi d daya serap teknologi t k l i ditingkat diti k t perusahaan h nasional i l lebih l bih rendah (indeks 4,5) dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, seperti Thailand (5,3), Malaysia (5,8) dan Singapura (6,0). (Sumber: World Bank 2006); g y budaya y Litbangg Industri di kalangan g masyarakat. y Belum berkembangnya BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
8
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI 9
Pemasaran Pro oduksi Penjualan Purna Jual Ino ovasi
Faktanya
RISET di bawah Pemerintah: Perguruan Tinggi g gg Lembaga/Institusi Riset
Pengemban gan Produk dan Proses
Pemanfaat Pajak
Me engemba ngkan Perusahaan baru/bermit ra dengan Perusahaan yan ng sudah ada
Stu udi Kelayakan Risset Pasar
Risset Terrapan
Risset Dasar Berorientasi Terrapan
Invvensi Pendidikan
Permasalahan Penerapan Hasil Litbang Industri Bayar Pajak
INDUSTRI
Jurang Pemisah
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Tantangan Litbang Industri 1. Perkembangan teknologi yang sangat cepat 2. Perubahan kebutuhan dunia usaha 3. Perubahan dalam segmen pasar atau munculnya segmen pasar yang baru 4. Tekanan persaingan yang semakin ketat 5. Peraturan/kebijakan pemerintah
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
10
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
II. RENCANA STRATEGIS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
11
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ARAH KEBIJAKAN Sesuai dengan KIN dan PP No. 28 Tahun 2008 dan RPJMN 2010‐2014, maka arah kebijakan litbang industri tahun 2010‐2014 adalah: a. b. cc. d. e. e f. g.
Mempertajam fokus litbang g industri yang g berorientasi pada pemetaan dan kebutuhan dunia usaha dengan road map yang jelas; Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat sumber daya manusia, kelembagaan intermediasi dan sarana litbang; Meningkatkan e g at a networking et o g (jeja (jejaring) g) aantara ta a lembaga e baga litbang, tba g, memperkuat e pe uat kompetensi inti balai‐balai dan memperkuat pemasaran bersama balai‐balai; Meningkatkan pengelolaan pengetahuan (Knowledge management) melalui pusat‐pusat inovasi industri, inkubator, dan pilot project di daerah‐daerah; Meningkatkan Pelayanan teknis standar industri & regulasi teknis; Perumusan kebijakan menuju Iklim usaha kondusif dan KPIN yang efektif; Meningkatkan fasilitasi kepada kawasan industri hijau dan pengembangan pemanfaatan energi terbarukan.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
12
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
VISI DAN MISI Visi BPPI: “Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang profesional bagi sektor industri nasional”
Misi BPPI: 1. Merumuskan konsep dan mengevaluasi kebijakan pembangunan industri nasional; 2. Meningkatkan peran standardisasi dalam mendukung daya saing industri nasional; 3. Mengembangkan teknologi industri yang berdaya saing termasuk nanoteknologi, bioteknologi serta teknologi informatika dan komunikasi; 4. Mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan (Green Industry); 5. Mendukung pengembangan industri regional melalui penyediaan teknologi tepat guna dan kawasan industri hijau. upaya‐upaya terstruktur dan terukur yang dijabarkan ke dalam peta strategi yang mengakomodasi perspektif pemangku kepentingan berupa pencapaian strategik / Strategic Outcomes BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
13
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
TUJUAN 1. Terumuskannya konsep kebijakan pembangunan industri nasional 2015‐ 2019 beserta kebijakan turunannya j y y y g 2. Terwujudnya sistem standardisasi dan infrastrukturnya yang memadai untuk mendukung daya saing industri nasional 3. Meningkatnya penerapan teknologi industri yang berdaya saing termasuk industri berbasis nanoteknologi, bio‐teknologi serta teknologi informatika dan komunikasi 4. Meningkatnya pengembangan industri yang berwawasan lingkungan 5. Berkembangnya industri regional yang berbasis kompetensi inti industri d daerah h 6. Meningkatnya pengembangan kawasan industri di daerah dan terbentuknya kawasan ekonomi khusus BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
14
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
STRATEGI I “Meningkatkan peran litbang dan aplikasi teknologi industri pada dunia usaha “M i gk tk litb g d lik i t k l gi i d t i d d i h melalui pengembangan Pusat Inovasi dan inkubator teknologi di daerah serta membangun jejaring kerja dengan institusi litbang lainnya, perguruan tinggi, dan industri pengguna” dan industri pengguna
Strategi Implementasi 1. 2. 3 3. 4.
Meningkatkan pemanfaatan teknologi pada dunia usaha; Tersusunnya peta panduan fokus litbang teknologi industri; Ketersediaan sarana/prasarana; Meningkatkan kerjasama dan jejaring kerja antar akademisi, birokrasi dan industri; 5. Meningkatkan penerapan hasil‐hasil litbang unggulan; g g Pusat Inovasi dan inkubator teknologi; g; 6. Pengembangan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
15
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Pendekatan Strategi Penerapan dan Pengembangan Industri Nasional yang Sarat Teknologi dan Berdaya Saing ‐ PERPRES (Kebijakan Industri)
‐ Permen ‐ Renstra Depperin
Lembaga Litbang: ‐ Balai Litbang Perguruan Tinggi ‐ Perguruan Tinggi ‐ Lembaga LN ‐ Instansi Litbang Lain
‐ RBD g ‐ Inovasi teknologi ‐ Prospektus Bisnis
PUSAT INOVASI
Dukungan Advis Inovasi Dukungan Advis Inovasi mengenai: ‐ Produk & Teknologi ‐ Keuangan & Pendanaan ‐ Peluang Pasar ‐ Strategi Penjualan ‐ HAKI ‐ Promosi Promosi
Inkubasi Bisnis Industri
KOMPETENSI INTI DAERAH
Pilot Project
Sentra Industri
K O M E R S I A L I S A S I
Penguatan Struktur Industri
Umpan balik (informasi/masalah/peluang) ‐ Sarat Teknologi ‐ Biaya Rendah ‐ Produk Berkualitas
Industri yang sarat teknologi dan berdaya S i Ti i Saing Tinggi 21
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
16
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
STRATEGI II “Meningkatkan kemampuan dan pengakuan standardisasi di “ i k k k d k d di i di lingkup nasional dan internasional” Strategi Implementasi 1. Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang berkepentingan dalam rangka perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI); 2 Mengadopsi berbagai standar internasional (ISO dan IEC) sebagai standar acuan; 2. ac an 3. Merumuskan Regulasi Teknis yang lebih sesuai dengan kepentingan nasional (Smart Regulation); 4. Menyiapkan lembaga penilaian kesesuaian agar terakreditasi secara nasional dan internasional; 5. Mengkaji kesiapan industri dan lembaga penilaian kesesuaian dalam mendukung penerapan regulasi teknis; 6. Melakukan kesepakatan saling pengakuan antara lembaga penilaian kesesuaian di Indonesia dengan lembaga penilaian kesesuaian di negara lain; 7. Melakukan reposisi LS‐PRO. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
17
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
STRATEGI III “Meningkatkan koordinasi dan jejaring kerja dengan seluruh stakeholders dalam rangka merumuskan kebijakan yang berkualitas”
Strategi Implementasi 1. Melakukan koordinasi dengan instasi terkait dalam melakukan review, evaluasi dan analisis industri; 2. Meningkatkan pengembangan sumber daya industri; 3. Meningkatkan fasilitasi pengembangan kawasan industri; 4. Meningkatkan fasilitasi pengembangan kompetensi inti industri daerah untuk mendukung pengembangan industri regional; 5. Meningkatkan i k k pengembangan b SD litbang SDM li b i d industri. i BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
18
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
III. PROGRAM AKSI 2010 III. PROGRAM AKSI 2010‐‐2014
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
19
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROGRAM AKSI 2010‐‐2014 PROGRAM AKSI 2010 1.Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri: aa. Pemodelan dan analisis industri; b.Analisis kebijakan insentif bagi sektor industri;
2.Pengembangan Standardisasi Industri: a. Perumusan SNI b.Harmonisasi SNI dengan standar internasional c. Pengembangan lembaga penilaian kesesuaian d.Perumusan Regulasi Teknis yang sesuai dengan kebutuhan industri dalam negeri e. Reposisi Lembaga Sertifikasi Produk p g f. Peningkatan kemampuan laboratorium uji
3.Pengembangan Sumber Daya Industri a. Fasilitasi pengembangan kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) b F ilit i b.Fasilitasi pengembangan kompetensi inti industri di daerah g b g k t i i ti i d t i di d h c. Penyusunan peta potensi emisi di sektor industri d.Penyusunan peta panduan penurunan emisi CO2 di sektor industri e. Fasilitasi penerapan penurunan emisi CO2 di sektor industri f Audit dan konservasi energi f. A dit d k i gi g.Pengembangan teknologi peralatan energi (turbin air, kincir angin) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
20
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROGRAM AKSI 2010‐‐2014 PROGRAM AKSI 2010 4 Pengembangan Teknologi Industri dengan fokus: 4. a. b. cc. d. e.
Nanoteknologi Bioteknologi Peralatan Energi e a ata eg Teknologi Lingkungan Pangan
55. Pemanfaatan hasil‐hasil litbang unggulan melalui: g gg a. Penumbuhan pusat‐pusat inovasi di daerah b. Pendirian inkubator teknologi
6. Pengembangan SDM Kelitbangan g g g a. Peningkatan kompetensi SDM litbang industri b. Pelaksanaan reformasi birokrasi di BPPI Catatan: Rincian Program Aksi terdapat pada Lampiran 2 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
21
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
IV. PROGRAM KERJA 2010
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
22
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROGRAM KERJA 2010 1 Perumusan Standar Industri 1. Keluaran : Penyusunan 118 Rancangan SNI
2. Penerapan Standar, Akreditasi dan Peningkatan Mutu p , g Keluaran : Penerapan di 107 perusahaan lokal yang memperoleh SPPT‐ SNI serta penetapan pemberlakuan SNI wajib (10 permen)
3. Pengembangan Teknologi Baru dan Aplikasi ke Industri Keluaran : 5 teknologi baru melalui Pilot Project dan Pusat Pengembangan Inovasi, 2 PerMen tentang mitigasi perubahan iklim sektor industri
4. Fasilitasi pengembangan industri di daerah Keluaran : Kajian kompetensi inti di 32 kab./kota
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
23
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROGRAM KERJA 2010 5. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri Keluaran : Fasilitasi pembangunan 12 Kawasan Industri (di BPPI 8 KI) melalui penyusunan Master Plan, rencana detil teknis (DED) dan kajian p y , ( ) j AMDAL
6. Pengembangan Lingkungan Industri Keluaran : K l Pemetaan potensi emisi CO2 di sektor industri (5 cabang Industri); Peta panduan penurunan emisi CO2 di industri semen; Penyusunan konsep Green Industry;
7. Pengembangan energi dan diversifikasinya Keluaran : Hasil audit dan konservasi energi (2 cabang industri); BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
24
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
V. RENCANA KERJA 2011
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
25
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ARAH KEBIJAKAN 1 Penerapan fokus litbang industri yang berorientasi 1. pada roadmap; 2. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat SDM, kelembagaan intermediasi dan sarana litbang; 3. Peningkatan kerjasama dan jejaring kerja antara akademisi, birokrasi dan industri; 4. Perumusan Regulasi Teknis, peningkatan k kemampuan Laboratorium Uji dan reposisi LS‐Pro; L b t i Uji d i i LS P 5. Perumusan insentif dan fasilitas (FTA dan KEK) 6. Penurunan emisi gas CO2 dan pengembangan industri hijau BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
26
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
TUJUAN 1 Meningkatnya hasil litbang industri sesuai dengan 1. kebutuhan dunia usaha; 2. Tumbuhnya Pusat‐Pusat Inovasi dan inkubator y teknologi di daerah; 3. Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri di pasar domestik dan untuk menghadapi produk impor; 4. Meningkatnya efisiensi industri dalam rangka pembangunan industri berkelanjutan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
27
RENCANA KERJA (2011) 11. Penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (3 daerah); 2. Penyusunan Roadmap penurunan emisi CO2 (5 cabang industri); 3. Penerapan Litbang Nanoteknologi ke industri (3 cabang industri); 4. Pengembangan Turbin Air (kapasitas 300 KVA) dan energi angin; 5. Dampak Kebijakan FTA dengan Australia – NZ, India dan Pakistan; 6. Pendirian Lembaga Sertifikasi Produk yang terpadu dan profesional; 7. Perumusan Standar (120 RSNI) dan Regulasi Teknis (10 Permen); 8. Penyiapan infrastruktur Standardisasi (10 paket); 9. Pengembangan Green Industry (2 kawasan industri); 10. Pengembangan Pusat Inovasi Industri (2 lokasi); 11. Pilot Project Hasil Litbang (3 Pilot Project); 12. Model Penerapan Kompetensi Inti Industri di Daerah secara terintegrasi M d l P K t i I ti I d t i di D h t i t i (5 Kab/Kota); 13. Model Penerapan Kompetensi Inti Industri berbasis Rumput Laut di (3 ); Daerah (3 Kab); BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
28
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
VI. KETERKAITAN BADAN LITBANG DENGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
29
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
KETERKAITAN BADAN LITBANG DENGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
1. Mekanisme Kerjasama Pusat dan Daerah dalam Pengembangan Industri 2. Pengembangan Kawasan Industri g g 3. Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah 4. Kawasan Ekonomi Khusus BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
30
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PERMASALAHAN KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH ∗ Masalah fokus dalam perencanaan (focusing); ∗ Masalah sinkronisasi dan integrasi perencanaan industri; ∗ Masalah sekuensi; ∗ Masalah pengorganisasian perencanaan; dan ∗ Masalah kewenangan.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
31
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PERAN PEMERINTAH PROPINSI Ketidaksamaan persepsi dan pengertian konsep klaster dan kompetensi inti daerah menyulitkan pemerintah pusat untuk mensinergikan dan menyelaraskan perencanaan pembangunan industri antara pusat dan daerah.
Pemerintah P i t h Propinsi P i i menjadi j di vital it l sebagai b i wakil kil pemerintah pusat untuk menjalankan kebijakanj dan p program-programnya g p g y di regional g serta kebijakan sebagai koordinator dalam mensinergikan dan mengkoneksikan berbagai kompetensi inti daerah kabupaten/kota di wilayahnya dalam rangka menciptakan dan menumbuhkan klaster-laster industri. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
32
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
MEKANISME KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI • Pendekatan top‐down dan bottom‐up diperlukan aga r terjadi d k d d b d l k d sinergi antara perencanaan pusat dan daerah • Mekanisme kerjanya : j y • • •
perlu bisa mengakomodasikan berbagai dimensi perencanaan menyediakan tahapan bagi proses argumentasi pusat – daerah membuka peluang terjadinya koreksi p g j y Tersedianya periode evaluasi bisa mengevaluasi keberhasilan suatu usulan program
• Mekanisme kerja ini perlu tetap memperhatikan kepentingan strategis
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
33
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PRINSIP‐PRINSIP DASAR MEKANISME PERENCANAAN TOP DOWN DAN BOTTOM UP PERENCANAAN TOP‐DOWN DAN BOTTOM‐UP RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) 2005‐2025)
KPIN (Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
Kebijakan (Rencana Strategis/Rencana Jangka Panjang) Pembangunan Industri Nasional Pendekatan Top‐Down : j ‐ 32 jenis Industri Prioritas ‐ Pembangunan dengan pendekatan klaster
1b
1a Kondisi/Pencapaian Aktual P b Pembangunan Industri I d t i Nasional N i l pada Tahun tertentu
1c Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun h tertentu))
2
17 3
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan disampaikan ke daerah‐daerah 34
Kalender Waktu Perencanaan (1 tahun)
18
PRINSIP‐PRINSIP DASAR MEKANISME PERENCANAAN TOP‐ DOWN DAN BOTTOM‐UP (Lanjutan ‐1) DOWN DAN BOTTOM UP (Lanjutan 1) 17 ‐Kondisi/Pencapaian Aktual Pembangunan Industri Daerah pada Tahun tertentu ‐ Strategi Pembangunan Industri Daerah yang arahnya berbeda dari KPIN Kalender Waktu Perencanaan (1 tahun)
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievaluasi dan dikomentari Daerah‐daerah sesuai posisi pembangunan Industri masing‐masing Daerah
4
18
5
6
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievaluasi dan dikomentari Daerah‐daerah sesuai posisi pembangunan Industri masing‐masing Daerah
Revisi Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)
35
PRINSIP‐PRINSIP DASAR MEKANISME PERENCANAAN TOP‐ DOWN DAN BOTTOM‐UP (Lanjutan ‐2) ( )
Revisi Kebijakan (Rencana ) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (Untuk Tahun tertentu) disampaikan ke Daerah‐daerah
Tidak
7
Disetujui Daerah ?
17
Kalender Waktu Perencanaan (1 tahun)
18
Ya Daerah membuat usulan Perencanaan Pembangunan Industri Tahunan Daerah
8
Usulan Perencanaan Pembangunan Industri Tahunan Daerah diajukan ke Pusat
9
36
PRINSIP‐PRINSIP DASAR MEKANISME PERENCANAAN TOP‐ DOWN DAN BOTTOM‐UP (Lanjutan ‐3) ( )
18 12
Kriteria Kesesuaian dengan : ‐ Pendekatan Top‐Down ‐ Pendekatan Bottom‐Up (K (Kompetensi Inti Daerah) iI iD h) ‐ Sinergi Pusat dan Daerah ‐ Sinergi Antar Wilayah/Daerah ‐ Ketersediaan/prioritas Anggaran ‐ Keterkaitan/Kesinambungan logis dengan program/proyek sebelumnya ‐ Kriteria‐kriteria Perencanaan ‐ Performansi Daerah sebelumnya dalam pelaksanaan Program/Proyek ‐ dll
Evaluasi oleh Pusat untuk menetapkan Program/Proyek yang bisa disetujui Negosiasi Pusat dan Daerah
10
17
11 Masukan untuk Kebijakan Pembangunan Industri Daerah dan Nasional Tahun berikutnya
Daftar Program/Proyek Derah yang bisa disetujui
16 Pelaksanaan Program/Proyek oleh Daerah
13 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Proyek ( l hD (oleh Daerah) h) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Proyek 37 (secara nasional)
14
15
Kalender Waktu Perencanaan (1 tahun)
18
PENUTUP ¾ Era industrialisasi akan mencapai p keemasan,, bila terjadi kolaborasi antara pusat dan daerah, yang didukung oleh pusat inovasi industri di daerah ¾ Daerah akan memiliki daya saing yang kuat bila terjadi kolaborasi yang kuat antara government ((ABG)) akademisi,, bisnis dan g BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
38
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Terima kasih Terima Kementerian Perindustrian R.I Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Jakarta 39
39
LAMPIRAN
1. Road Map Fokus Litbang Industri 2. Kompetensi Balai Besar dan Fokus Baristand
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
40
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
LAMPIRAN 1. LAMPIRAN 1.a Roadmap Fokus Litbang Industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
41
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Fokus Litbang Industri Teknologi: Nanoteknologi Bioteknologi
Aplikasi: lik i Diversifikasi Pangan Energi Baru dan Terbarukan Lingkungan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
42
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Nanoteknologi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
43
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Nanoteknologi Nano teknologi Sasaran: 1.Terbentuk jejaring antara lembaga litbang dan Perguruan Tinggi; 2.Meningkatkan kapabilitas balai litbang industri; 3 Meningkatkan jumlah riset nanoteknologi; 3.Meningkatkan jumlah riset nanoteknologi; 4.Mendorong terbentuknya industri penyedia nano‐material.
Strategi: 1.Membangun aliansi antara lembaga litbang dan Perguruan Tinggi; g g g g gg 2.Pelatihan/pendidikan SDM baik formal maupun informal di dalam dan di luar negeri; 3.Menyediakan anggaran kegiatan litbang nanoteknologi; 4.Sosialisasi kepada masyarakat industri pentingnya nanoteknologi.
Target: 1.Dikuasainya teknologi pembuatan nano‐material dan aplikasinya; 2.Terbentuknya aliansi strategis di bidang nanoteknologi; 3.Munculnya industri pembuatan nano‐material.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
44
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Nano Nanoteknologi 2010 teknologi 2010‐‐2025
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
45
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Nano Nanoteknologi 2010 teknologi 2010‐‐2014 Waktu Pengembangan Sumber Daya
Teknologi
2010
2011
2012
2013
2014
1. Mineral non‐ Mineral non‐ logam Clay Kuarsa/silika Pigmen Carbon Black 2. Polimer Serat alam Serat buatan 3. Mineral logam Pasir besi
1. Mineral non‐ Mineral non‐ logam Clay Kuarsa Kaolin Feldspar Pigmen Carbon Black 2. Polimer Serat alam Serat buatan 3. Mineral logam Pasir besi
1. Mineral non‐ Mineral non‐ logam Clay Kuarsa Kaolin Feldspar Pigmen Zirconia Carbon Black 2. Polimer Serat alam Serat buatan 3. Mineral logam Pasir besi P i b i
1. Mineral non‐ Mineral non‐ logam Kuarsa Kaolin Feldspar Pigmen Zirconia Carbon Black Titania 2. Polimer Serat alam Serat buatan 3. Mineral logam Pasir besi P i b i Emas, Tembaga
1. Mineral non‐ Mineral non‐ logam Clay Kuarsa Kaolin Feldspar Pigmen Zirconia Carbon Black Titania 2. Polimer Serat alam Serat buatan 3 Mineral logam 3. Mi ll Pasir besi Emas, Tembaga
1. High energy miling 2 Solgel 2. S l l 3. Pelapisan (spray) Pelapisan (spray)
1. High energy miling 2 Solgel 2. S l l 3. Filtrasi/pemisahan 4. Penguapan 5. Pelapisan (spray) Pelapisan (spray)
1. High energy miling 2 Solgel 2. S l l 3. Filtrasi/pemisahan 4. Penguapan 5. Pelapisan (spray) Pelapisan (spray) 6. Polishing
1. High energy miling 2 Solgel 2. S l l 3. Filtrasi/pemisahan 4. Penguapan 5. Pelapisan (CVD) Pelapisan (CVD) 6. Polishing 7 Emulsifikasi 7.
1. High energy miling 2 Solgel 2. S l l 3. Filtrasi/pemisahan 4. Penguapan 5. Pelapisan (CVD, Pelapisan (CVD, PCD) 6 Polishing 6. 7. Emulsifikasi 8. Plasma
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
46
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Nano Nanoteknologi 2010 teknologi 2010‐‐2014 Waktu
2010
Pengembangan Produk/Aplikasi
1. 2.
Nano Powder Submikro pigmen Submikro silika Submikro silika Submikro zirconia Submikro logam Produk nano keramik Keramik konvensional Keramik sensor Keramik amalgam
2011 1. 2.
2012
Nano Powder Submikro pigmen Submikro silika Submikro silika Submikro zirconia Submikro logam Submikro karbon Produk nano keramik Keramik konvensional Keramik porous Keramik porous Nano katalis Keramik sensor
1. 2.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
47
Nano Powder Nano pigmen Submikro silika Submikro silika Submikro zirconia Submikro titania Nano karbon Nano keramik Keramik konvensional Keramik elektronik Keramik komponen otomotif t tif Keramik porous Keramik porous Nano katalis
2013 1. 2.
2014
Nano Powder Nano pigmen Nano silika Nano silika Nano zirconia Nano titania Nano karbon Nano keramik Keramik konvensional Keramik elektronik Keramik komponen otomotif t tif Keramik porous Keramik porous Nano katalis
1. 2.
Nano Powder Nano pigmen Nano silika Nano silika Nano zirconia Nano titania Nano karbon Nano keramik Keramik konvensional Keramik elektronik Keramik komponen otomotif t tif Kaca emisi rendah Keramik porous Keramik porous Nano katalis
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Nano Nanoteknologi 2010 teknologi 2010‐‐2014 Waktu Pengembangan Produk/Aplikasi (lanjutan...)
2010
2011
2012
2013
2014
3. Produk Tekstil (nano fiber alami & sintetis) & sintetis) Fungsi:: Fungsi Anti noda Anti mikroba Anti bau Kontrol kelembaban Bahan pelapisan nano Anti UV Tahan api Tahan air Th i Aplikasi:: Aplikasi Sandang Tekstil Rumah Tangga Kesehatan Tekstil Teknik Militer Otomotif Olahraga Lingkungan Penerbangan
3. Produk Tekstil (nano fiber alami & sintetis) & sintetis) Fungsi:: Fungsi Anti noda Anti mikroba Anti bau Kontrol kelembaban Bahan pelapisan nano Anti UV Tahan api Tahan air Th i Aplikasi:: Aplikasi Sandang Tekstil Rumah Tangga Kesehatan Tekstil Teknik Militer Otomotif Olahraga Lingkungan Penerbangan
3. Produk Tekstil (nano fiber alami & sintetis) & sintetis) Fungsi:: Fungsi Anti noda Anti mikroba Anti bau Kontrol kelembaban Bahan pelapisan nano Anti UV Tahan api Tahan air Th i Aplikasi:: Aplikasi Sandang Tekstil Rumah Tangga Kesehatan Tekstil Teknik Militer Otomotif Olahraga Lingkungan Penerbangan
3. Produk Tekstil (nano fiber alami & sintetis) & sintetis) Fungsi:: Fungsi Anti noda Anti mikroba Anti bau Kontrol kelembaban Bahan pelapisan nano Anti UV Tahan api Tahan air Th i Aplikasi:: Aplikasi Sandang Tekstil Rumah Tangga Kesehatan Tekstil Teknik Militer Otomotif Olahraga Lingkungan Penerbangan
3. Produk Tekstil (nano fiber alami & sintetis) & sintetis) Fungsi:: Fungsi Anti noda Anti mikroba Anti bau Kontrol kelembaban Bahan pelapisan nano Anti UV Tahan api Tahan air Th i Aplikasi:: Aplikasi Sandang Tekstil Rumah Tangga Kesehatan Tekstil Teknik Militer Otomotif Olahraga Lingkungan Penerbangan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
48
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Nano Nanoteknologi 2010 teknologi 2010‐‐2014 Waktu
2010
Pengembangan Produk/Aplikasi (lanjutan...)
4. 5.
Produk Kertas Nano fiber Nano lignin Nano lignin Nano selulosa Nano Silika Nano PPC Nano partikel logam
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
2011 4. 5.
2012
Produk Kertas Nano fiber Nano lignin Nano lignin Nano selulosa Nano Silika Nano PPC Nano partikel logam
4. 5.
49
Produk Kertas Nano fiber Nano lignin Nano lignin Nano selulosa Nano Silika Nano PPC Nano partikel logam
2013 4. 5.
Produk Kertas Nano fiber Nano lignin Nano lignin Nano selulosa Nano Silika Nano PPC Nano partikel logam
2014 4. 5.
Produk Kertas Nano fiber Nano lignin Nano lignin Nano selulosa Nano Silika Nano PPC Nano partikel logam
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Bioteknologi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
50
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Bioteknologi Bio teknologi Sasaran: 1. Meningkatnya pertumbuhan industri berbasis bioteknologi; 2. Terjaminnya kualitas dan kuantitas bahan baku penolong; 3. Meningkatnya diversifikasi bahan berbasis bioteknologi.
Strategi: 1.Pengembangan produk dan proses baru yang efisien; 2.Pengembangan metoda dalam monitoring dan pengendalian bioteknologi; b d d l i i d d li bi k l i 3.Pengembangan dan diversifikasi bahan yang dapat mengurangi biaya produksi dan tingkat pencemaran.
Target: 1.Dikuasainya teknologi pembuatan nano‐material dan aplikasinya; 2.Terbentuknya aliansi strategis di bidang nanoteknologi; 3.Munculnya industri pembuatan nano‐material. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
51
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Bio Bioteknologi (Target 2014 dan 2025) teknologi (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
I. Bio I. Bioteknologi Bahan Baku teknologi Bahan Baku 1 Mengembangkan bahan baku 1. Mengembangkan bahan baku yang dapat mengurangi biaya produksi dan menurunkan tingkat pencemaran
Tersedianya bahan Tersedianya bahan Dihasilkannya bahan Terjaminnya kualitas Dihasilkannya bahan Terjaminnya kualitas baku yang berkualitas baku penolong yang dan kuantitas bahan dan ramah lingkungan memenuhi syarat baku bahan penolong produksi industri
BBPK BBIA BBT BBPK, BBIA, BBT, Baristand, BBKKP, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, Industri gg terkait, dll.
2. Diversikasi bahan baku/bahan penolong sebagai bahan baku/bahan penolong alternatif
Tersedianya bahan Dihasilkannya bahan baku/bahan penolong baku alternatif yang alternatif memenuhi syarat produksi p
Terjaminnya kualitas dan kuantitas bahan baku alternatif untuk industri
Tersedianya Tersedianya rancangan proses yang efisien
Terealisasinya Terealisasinya BBPK BBIA BBT BBPK, BBIA, BBT, penggunaan rancangan Baristand, BBKKP, bioproses separasi di BBKK, PEMDA industri secara setempat, Lembaga berkesinambungan Litbang terkait, g gg , Perguruan Tinggi, Industri terkait, dll
BBPK, BBIA, BBT, BBKK, Baristand, BBKKP, PEMDA setempat, Lembaga p , g Litbang terkait, Perguruan Tinggi, Industri Terkait, dll
II. Bioteknologi Industri (Bioproses) 1 Pengembangan rekayasa 1. Pengembangan rekayasa bioproses hilir untuk proses separasi dalam industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Dihasilkannya Dihasilkannya rancangan proses yang dapat diaplikasikan di industri
52
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Bio Bioteknologi (Target 2014 dan 2025) teknologi (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
II. Bio II. Bioteknologi Industri (Bioproses) teknologi Industri (Bioproses) ‐‐ lanjutan... 2 Pemeliharaan dan 2. Pemeliharaan dan pengembangan kearifan lokal yang mempunyai nilai tambah
Berkembangnya Berkembangnya Terpeliharanya Terpeliharanya kearifan lokal yang kearifan lokal tanpa memiliki nilai tambah merusak keasliannya
Terjaminnya kearifan BBKB, Baristand, Terjaminnya kearifan BBKB Baristand lokal yang berkembang PEMDA, Perguruan tanpa merusak Tinggi, LSM, BBPK, dll keasliannya
3. Peningkatan industri manufaktur Berkembangnya yang kompetitif dan mendukung industri manufaktur yang kompetitif dan mendukung industri manufaktur bioproses yang mendukung bioproses
Bertambahnya riset di Meningkatnya bidang bioproses bidang bioproses pertumbuhan pertumbuhan industri pertumbuhan industri‐ industri‐ industri berbasis bioproses
BBPK, BBIA, BBT, Baristand BBKKP Baristand, BBKKP, BBKK, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, dll
4. Pengembangan produk dan proses baru yang efisien yang proses baru yang efisien yang dapat mengurangi biaya produksi dan menurunkan tingkat pencemaran
Berkembangnya teknologi bioproses teknologi bioproses yang efisien dan ramah lingkungan serta menghasilkan produk yang memenuhi standar
Diaplikasikannya teknologi bioproses teknologi bioproses yang menghasilkan produk memenuhi standar kualitas dan lingkungan
Meningkatnya pertumbuhan pertumbuhan industri pertumbuhan industri‐ industri‐ industri berbasis bioproses
BBPK, BBIA, BBT, Baristand BBKKP Baristand, BBKKP, BBKK, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, industri terkait, dll ,
5. Pengembangan metoda untuk monitoring dan pengendalian bioproses di industri, salah satu contoh adalah pengembangan p y biosensor dan aplikasinya
Diperolehnya metoda pemantauan bioproses yang cepat dan akurat
Dapat diterapkannya metoda pemantauan bioproses yang efektif dan efisien
Meningkatnya jumlah industri pengguna meotda pemantauan bioproses
BBPK, BBIA, BBT, Baristand, BBKKP, BBKK, PEMDA setempat, Perguruan Tinggi, industri terkait, gg , , cll
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
53
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Bio Bioteknologi (Target 2014 dan 2025) teknologi (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
II. Bio II. Bioteknologi Industri (Bioproses) teknologi Industri (Bioproses) ‐‐ lanjutan... 6 Pengembangan biometal, 6. Pengembangan biometal biomembran, bioplastik dan lain lain yang berbasis biodiversitas Indonesia
Diperolehnya bahan Diperolehnya Diperolehnya bahan‐ bahan‐ bahan‐ bahan baru yang berkualitas berbasis bioproses
7. Pengembangan standardisasi Diperolehnya proses dan mutu produk industri standardisasi proses biotek dan mutu produk industri biotek
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Diproduksinya bahan Diproduksinya Diproduksinya bahan‐ bahan‐ Meningkatnya bahan‐ Meningkatnya bahan baru berbasis diversifikasi bahan diversifikasi bahan‐‐ bioproses oleh bahan berbasis bio industri
Produk yang dihasilkan memiliki karakteristik yang konsisten Mutu Produk yang dihasilkan lebih terjamin Berkurangnya keluhan dari k konsumen
54
BBPK BBTPPI BBT BBPK, BBTPPI, BBT, Baristand, BBKKP, BBKK, BBIA, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, g gg industri terkait, dll
Produk yang dihasilkan BBIA, BBPK, Ditjen mampu memenuhi IKM, dan BB terkait kebutuhan pasar lainnya, PEMDA secara kontinu dengan g setempat, Lembaga p , g kualitas dan berdaya Litbang terkait, saing di pasar lokal dan Perguruan Tinggi, internasional industri terkait, dll
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Bio Bioteknologi (Target 2014 dan 2025) teknologi (Target 2014 dan 2025) No.
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Diaplikasikannya Diaplikasikannya mikroorganisme selektif di dalam limbah industri untuk meningkatkan kualitas lingkungan g g
Meningkatnya jumlah Meningkatnya jumlah industri pengguna mikroorganisme selektif untuk meningkatkan kualitas lingkungan g g
BBPK BBTPPI BBT BBPK, BBTPPI, BBT, Baristand, BBKKP, BBKK, BBIA, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, g gg industri terkait, dll
2. Pengembangan teknik yang cost Pengembangan teknik yang cost Diperolehnya teknik effective dalam pengolahan baru pengelolaan limbah limbah yang efektif dan ekonomis
Diaplikasikannya teknik baru pengelolaan limbah yyang efektif dan g ekonomis di industri
Meningkatnya jumlah industri pengguna teknik baru pengelolaan limbah p g
BBPK, BBTPPI, BBT, Baristand, BBKKP, BBKK, BBIA, PEMDA setempat, Lembaga p , g Litbang terkait, Perguruan Tinggi, industri terkait, dll
3. Pengembangan metode, teknik pengujian, dan evaluasi p g j , termasuk biocontrol termasuk biocontrol dan biosensor untuk pemantauan kualitas lingkungan
Dapat diterapkannya metoda, teknik , pengujian dan evaluasi biocontrol evaluasi biocontrol dan biosensor dan biosensor yang efektif dan efisien
Meningkatnya jumlah industri pengguna p gg metoda, teknik pengujian dan evaluasi termasuk biocontrol termasuk biocontrol dan biosensor dan biosensor
BBPK, BBIA, BBT, Baristand, BBKKP, , , BBKK, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, industri terkait, dll
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Lembaga Pelaksana
III. Bio III. Bioteknologi Lingkungan teknologi Lingkungan 1 Pemanfaatan mikroorganisme 1. Pemanfaatan mikroorganisme aerobik dan anaerobik yang mampu mendegradasi polutan
Tersedianya Tersedianya mikroorganisme selektif yang mampu mendegradasi polutan
Diperolehnya metoda teknik pengujian dan p g j evaluasi termasuk biocontrol dan biocontrol dan biosensor untuk pemantauan kualitas lingkungan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
55
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Bio Bioteknologi (Target 2014 dan 2025) teknologi (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
III. Bio III. Bioteknologi Lingkungan teknologi Lingkungan ‐‐ lanjutan... 4 Pengembangan bioteknologi 4. Pengembangan bioteknologi dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah industri
Tersedianya Tersedianya rancangan bioproses pengolahan dan pemanfaatan limbah yang efektif
Diperolehnya sistem Diperolehnya sistem pengolahan dan pemanfaatan limbah industri yang memenuhi persyaratan p y lingkungan
Meningkatnya jumlah Meningkatnya jumlah industri yang menggunakan teknologi bioproses
BBPK BBTPPI BBT BBPK, BBTPPI, BBT, Baristand, BBKKP, BBKK, PEMDA setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, g gg industri terkait, dll
Tersedianya energi berbasis bio dari sumber daya alam sumber daya alam terbarukan
Diperolehnya bioenergi yang memenuhi standar memenuhi standar kualitas bahan bakar
Meningkatnya jumlah BBPK, BBKK, penggunaan bioenergi Baristand, PEMDA setempat Lembaga setempat, Lembaga Litbang terkait, Perguruan Tinggi, industri terkait, dll
III. Bio III. Bioenergi energi Pengembangan Bioenergi dari sumber daya alam terbarukan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
56
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Diversifikasi Pangan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
57
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Diversifikasi Pangan Diversifikasi Pangan Sasaran: Mendukung tercapainya target pola pangan harapan (PPH) 100 tahun 2015
Strategi: Mendorong terbentuknya struktur industri pangan yang kuat dan berdaya saing tinggi melalui penanganan secara menyeluruh dalam beberapa aspek yang meliputi penguatan bahan baku, modifikasi dan aplikasi teknologi, pendirian sentra industri, serta penguatan struktur industri k i d i
Target: 1.Tersedianya bibit unggul yang cukup dan sesuai dengan standar mutu; 2 Tersedianya produk olahan berbasis umbi umbian; 2.Tersedianya produk olahan berbasis umbi‐umbian; 3.Meningkatnya kualitas SDM industri pangan berbasis umbi‐umbian dari hulu sampai hilir.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
58
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Diversifikasi Diversifikasi Pangan (Target 2014 dan 2025) Pangan (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
Terjaminnya kualitas Terjaminnya kualitas dan kuantitas umbi‐‐ dan kuantitas umbi umbian sebagai bahan baku industri
BPSB PEMDA BPSB, PEMDA setempat, (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
Industri pengolahan p g dapat berjalan dengan lancar karena pasokan bahan bakunya terjamin
BPSB, PEMDA , setempat, (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
I. Penguatan Bahan Baku 1 Meningkatnya ketersediaan 1. Meningkatnya ketersediaan bahan baku melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan serta memfasilitasi kemitraan petani dan industri
Tersedianya bibit Tersedianya bibit Bertambahnya luas Bertambahnya luas unggul dalam jumlah area panen dan yang cukup dan produktivitas mudah diperoleh tanaman Adanya kerjasama yyang baik antar g petani dan antara petani dengan industri dalam suatu wadah tertentu
j p gg Standardisasi mutu Benih yang beredar y g 2. Menjamin suplai bibit unggul melalui sertifikasi benih dengan umbi‐umbian umbi‐ memiliki sertifikasi harga terjangkau di tingkat sebagai bahan baku dan mudah diperoleh petani dan pengawasan industri sertifikasi benih Tersedianya mekanisme k kemitraan dalam d l pemasaran benih umbi‐‐umbian umbi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
59
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Diversifikasi Diversifikasi Pangan (Target 2014 dan 2025) Pangan (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
II. Modifikasi dan Aplikasi Teknologi 1 Mengembangkan teknologi 1. Mengembangkan teknologi penyediaan bahan baku industri (cassava block, mocal, dll) cassava block, mocal, dll) dengan teknologi yang efisien
Mengembangkan Mengembangkan Pilot Project untuk produk setengah jadi dengan teknologi pengeringan yang efisien (cassava efisien (cassava block) di daerah Jawa Barat yang potensial dengan ubi kayu yang menerapkan sanitasi, GMP dan keamanan pangan
2. Mengembangkan produk pangan yang menarik, bergizi dan inovatif (roti, bubur untuk ibu hamil dan menyusi, makanan ringan, mie dan berbagai produk d b b d k pangan lainnya)
Pemanfaatan hasil Tersedianya produk penelitian dan inovasi olahan berbasis oleh pelaku industri pangan lokal pengolahan umbi‐‐ pengolahan umbi umbian b
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Industri terutama IKM Penguasaan teknologi Industri terutama IKM Penguasaan teknologi dapat mengatasi proses dan peralatan kendala teknologi pengolahan umbi‐‐ pengolahan umbi pengeringan umbian serta sistem manajemen keamanan pangan p g
60
Propinsi/Kabupaten/Ko ta menjadi sentra produksi yang dapat diterima oleh pasar nasional dan menjadi ld d produk unggulan ekspor
BBIA, BKPD, BPPI BBIA BBIA, BKPD, BPPI‐ BKPD BPPI‐ BPPI‐ Kemenperin c.q. Puslitbang Teknologi, Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
BBIA, BKPD, BPPI‐ BBIA, BKPD, BPPI‐ Kemenperin c.q. Puslitbang Teknologi, Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Diversifikasi Diversifikasi Pangan (Target 2014 dan 2025) Pangan (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
II. Modifikasi dan Aplikasi Teknologi ‐ II. Modifikasi dan Aplikasi Teknologi ‐ lanjutan... 3 Mengembangkan standardisasi 3. Mengembangkan standardisasi Standardisasi proses Standardisasi proses Produk yang Produk yang Produk yang dihasilkan Produk yang dihasilkan proses dan mutu produk industri dan mutu produk dihasilkan memiliki mampu memenuhi berbasis umbi‐‐umbian berbasis umbi industri berbasis karakteristik yang kebutuhan pasar umbi‐‐umbian umbi konsisten secara kontinu dan Mutu produk yang berkualitas serta dihasilkan lebih berdaya saing di pasar y g p terjaga lokal dan internasional Berkurangnya keluhan dari konsumen
BBIA Ditjen IKM BBIA, Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
III. Pendirian Sentra Industri 1. Meningkatkan konsumsi pangan melalui diversifikasi, sosialisasi, promosi dan pameran produk pangan berbasis umbi‐‐umbian pangan berbasis umbi dan produk unggulan daerah p gg
Tumbuhnya industri pangan olahan berbasis umbi‐‐ berbasis umbi umbian
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Terjadinya peningkatan permintaan produk pangan berbasis umbi‐‐umbian umbi Mudahnya memperoleh informasi mengenai produk tersebut
61
Produksi yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan pasar secara kontinu dan berkualitas serta berdaya saing di pasar lokal dan internasional
BBIA, Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri g, ), terkait.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Diversifikasi Diversifikasi Pangan (Target 2014 dan 2025) Pangan (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
III. Pendirian Sentra Industri ‐‐ lanjutan... III. Pendirian Sentra Industri 2 Membangun sistem dan jaringan 2. Membangun sistem dan jaringan Meningkatnya Meningkatnya pemasaran bersama kemampuan suplai dan akses pasar produk pangan berbasis umbi‐‐ berbasis umbi umbian
Terbentuknya jejaring Terwujudnya sistem Terbentuknya jejaring Terwujudnya sistem pemasaran bersmaa jaringan pemasaran yang berkesinambungan
Ditjen IKM Ditjen IAK Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
Petani mampu meningkatkan produktivitas lahannya
Petani dapat memenuhi permintaan industri baik dari segi kuantitas maupun kuantitas maupun kualitas
Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag dll) Dinas Perindag, dll), industri terkait.
Produk olahan umbi‐ Produk olahan umbi‐ umbian memiliki umbian memiliki kemasan yang menarik dan mampu mempertahankan mutu produk yang dikemas
BBIA, BBKK, Ditjen IKM Ditjen IAK IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
IV. Penguatan Struktur Industri 1. Meningkatkan kemampuan petani dalam peningkatan produktivitas tanaman umbi‐ produktivitas tanaman umbi‐ umbian melalui penyuluhan umbian melalui penyuluhan
Petani memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menghasilkan menghasilkan produktivitas tanaman umbi‐‐ tanaman umbi umbian yang tinggi
2. Meningkatkan kemampuan produsen dalam memproduksi produsen dalam memproduksi, mengemas dan memasarkan produk berbasis umbi‐‐umbian produk berbasis umbi
Meningkatnya pen Meningkatnya pen‐‐ Produsen mampu dapatan petani dan mendesain kemasan dapatan petani dan mendesain kemasan menjadi petani yang menarik pengusaha Produsen skala IKM mempunyai penge‐‐ mempunyai penge tahuan & keteram‐‐ tahuan & keteram pilan dlm memenuhi permintaan pasar
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
62
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Diversifikasi Diversifikasi Pangan (Target 2014 dan 2025) Pangan (Target 2014 dan 2025) No.
FOKUS PROGRAM
Target Capaian 2014
Indikator Keberhasilan 2014
Sasaran Akhir 2025
Lembaga Pelaksana
Produk olahan umbi Produk Produk olahan umbi‐ olahan umbi‐ umbi‐ umbian mampu memenuhi persyaratan mutu dan keamanan
BBIA Ditjen IKM BBIA, Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), industri terkait.
IV. Penguatan Struktur Industri IV. Penguatan Struktur Industri –– lanjutan... 3 Membenahi industri terkait agar 3. Membenahi industri terkait agar Meningkatnya Meningkatnya Mutu produk Mutu produk menerapkan sistem sanitasi, kesadaran industri terutama dari segi GMP dan keamanan pangan terkait untuk sanitasi lebih terjaga menghasilkan produk Berkurangnya yang bermutu dan keluhan dari aman untuk pelanggan p gg dikonsumsi 4. Mengembangkan klaster industri Terjadinya berbasis umbi‐ berbasis umbi‐umbian harmonisasi antara para pelaku industri berbasis umbi‐‐ berbasis umbi umbian
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Terbentuknya klaster Terbentuknya ikatan umbi‐‐umbian umbi dan saling ketergantungan yang kuat antara para p pelaku usaha pengolahan umbi‐‐ pengolahan umbi umbian
63
Ditjen IKM, Ditjen IAK, PEMDA setempat (Dinas Pertanian, Dinas Perindag, dll), g, ), industri terkait.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Energi Baru dan Terbarukan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
64
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Energi Baru dan Terbarukan Energi Baru dan Terbarukan Sasaran: Mewujudkan kemandirian nasional di bidang energi
Strategi: 1.Mengembangkan teknologi gasifikasi batu bara; M b k k l i ifik i b b 2.Mengembangkan pengolahan sumber minyak nabati dan teknologi pembudidayaannya; 3.Mengeksplorasi peluang tanaman penghasil nabati selain singkong sebagai bahan pembuatan ethanol; 4 Melakukan riset dengan lembaga litbang lain dalam pengembangan teknologi 4.Melakukan riset dengan lembaga litbang lain dalam pengembangan teknologi pemanfaatan energi alternatif.
Target: 1.Gasifikasi batu bara telah mampu membangkitkan energi 2 MW; 2.Pemanfaatan gelombang laut, angin, dan air sebagai pembangkit tenaga listrik sampai f l b l d b b k l k kapasitas 3,2 MW; 3.Mengembangkan dan mencari sumber energi baru dan terbarukan seperti mikro algae dan biomasa
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
65
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Energi Energi Baru dan Terbarukan 2010 Baru dan Terbarukan 2010‐‐2014 Tujuan Pengembangan energi baru dan g terbarukan; Budidaya Proses Peralatan
Bahan Baku Pemanfaatan Energi Energi Terbarukan: 1.Air 1. Air Air Terjun Air Sungai
2 Angin 2. A i
Peralatan
Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
Tenaga
Turbin
Perancangan Pembuatan Pemasangan Sosialisasi dan Target listrik turbin Kaplan turbin Kaplan turbin Kaplan turbin Kaplan dan uji coba pemanfaatan tenaga air untuk kapasitas untuk kapasitas turbin dengan turbin untuk tercapai 1 MW 1 MW kapasitas 1 mempercepat dengan Prototipe Pembuatan MW pemanfaatan kapasitas 1 t bi b li ‐ turbin baling‐ turbin baling t bi li turbin aliran air terjun dan i t j d MW baling untuk sungai untuk aliran sungai aliran sungai pedesaan untuk dengan memenuhi kapasitas 50 kebutuhan KW listrik
Tenaga T
Kincir Angin Ki i A i
Pembuatan P b Pengembang P Pengembang‐ b ‐ Pengembang P Pengembang‐ b ‐ Penerapan P Sosialisasi dan S i li i d alternator dan an sudu baling an sudu baling‐‐ an sudu baling an sudu baling‐‐ prototipe kincir skala komersil rotor untuk untuk low low baling untuk baling untuk angin skala 60 untuk turbin speed low speed tipe low speed tipe low speed tipe low speed tipe KW tipe angin skala 60 horizontal vertikal dengan horizontal KW dengan kapasitas < 2 kapasitas kapasitas < 2 <2 m/detik m/detik
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
66
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Energi Energi Baru dan Terbarukan 2010 Baru dan Terbarukan 2010‐‐2014 Tujuan Lanjutan ...
Bahan Baku Pemanfaatan Energi 3. Tanaman/ Biomassa Minyak Nabati Pati Pati‐‐patian
Biodiesel Ethanol
Peralatan Transester Transester‐‐ fikasi Expeller Ultrasonic
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
Pengembang Pengembang‐‐ Pengembang Pengembang‐‐ Kerjasama Pemanfaatan Penyebarluas Penyebarluas‐‐ an teknologi g an mesin dengan g biodiesel untuk an pemanfaat‐ an pemanfaat p ‐ budidaya mikro pengolah industri untuk alat an biodiesel algae biodiesel membuat transportasi untuk alat Alat ekstraksi dengan sistem pengolah dan energi transportasi minyak nabati gravitasi biodiesel skala listrik dan energi Identifikasi Pengembang Pengembang‐‐ industri listrik sumber‐‐ sumber an teknologi Pengembang Pengembang‐‐ sumber minyak b i k budidaya b did an unit it nabati yang penghasil pengolah potensial minyak nabati biodiesel dan Pengembang Pengembang‐‐ dan penghasil mikroalgae an proses pati lainnya skala pilot skala pilot pembuatan Pengembang Pengembang‐‐ ethanol proses ethanol proses an unit an unit basah pengolah pati Identifikasi menjadi bahan sumber‐‐ sumber bakar ethanol sumber pati skala pilot skala pilot untuk ethanol
67
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Energi Energi Baru dan Terbarukan 2010 Baru dan Terbarukan 2010‐‐2014 Tujuan Lanjutan ...
Bahan Baku Pemanfaatan Energi
Peralatan
Sasaran 2010
2011
4. Bahan Baku Biogas Kimia (CH Hidrogen ( 4 g dan N2)
Alat Fluidasi ((Reaktor)) Dekomposer Penyiapan
Penelitian dan Pembuatan pengembang‐ pengembang p g g‐ miniplant p an peralatan peralatan untuk pengolah mengolah gas biogas methan Pengembang Pengembang‐‐ menjadi bahan an teknolgi bakar gas penyimpanan (Hidrogen) (Hid ) gas hidrogen hid untuk Uji coba kendaraan pemanfaatan bermotor gas hidrogen Uji coba untuk pemanfaatan kendaraan bermotor gas hidrogen gas hidrogen untuk pembangkit tenaga listrik
5. Gelombang Tenaga Laut
Turbin
Pengembang Pengembang‐‐ an teknologi turbin mikro turbin mikro
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
68
Uji coba
2012
2013
2014
Penerapan biogas untuk g industri dan transportasi
Pembuatan Penerapan biogas dalam g biogas dalam g skala komersial skala besar
Pengembang Pengembang‐‐ an turbin mini
Uji coba hasil pengembang‐‐ pengembang an turbin mini an turbin mini
Sosialisasi hasil penerapan turbin mini turbin mini
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Energi Energi Baru dan Terbarukan 2010 Baru dan Terbarukan 2010‐‐2014 Tujuan Lanjutan ...
Bahan Baku Pemanfaatan Energi 6. Penurunan Limbah Panas
Energi Batu Bara: 1.Batubara 1. Batubara
Peralatan
Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
Listrik Waste heat Tenaga panas g p recoveryy CO CO generation generation Steam turbin
Penerbitan Pengusulan peta potensi p p proyek pada p y p limbah panas Bluebook proses industri BAPPENAS Fasilitas kelayakan ekonomi: 1.Industri Kimia 1. Industri Kimia 2 Industri Kaca 2.Industri Kaca 2. I d t iK dan Keramik 3.Industri Karet 3. Industri Karet Penjaringan komitmen industri
Bahan Bakar Gas
Perancangan Kerjasama Pembuatan Pengembang Pengembang‐‐ Pengembang Pengembang‐‐ gasifikasi skala dengan gasifikasi an pembuatan an pembuatan 250 KW 250 KW industri dalam industri dalam dalam skala dalam skala peralatan peralatan peralatan peralatan pembuatan komersil untuk gasifikasi untuk gasifikasi untuk prototipe mendukung dalam skala dalam skala gasifikasi 250 kebutuhan besar di atas 2 besar di atas 2 KW listrik MW MW untuk komersialisasi
Gasifikasi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
69
Penerapan proyek CO p y generation waste heat recovery
Penerapan proyek CO p y generation waste heat recovery
Diseminasi keberhasilan proyek Penerapan proyek CO generation waste heat recovery
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Energi Energi Baru dan Terbarukan 2010 Baru dan Terbarukan 2010‐‐2014 Tujuan lanjutan...
Bahan Baku Pemanfaatan Energi 2. Batubara
Bahan Bakar Cair
Peralatan Reaktor
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Sasaran 2010 Perancangan peralatan p pengolah batubara cair
70
2011 Pembuatan prototipe p p peralatan pengolah batubara cair Tahap I
2012 Pembuatan prototipe p p peralatan pengolah batubara cair Tahap II
2013 Pembuatan prototipe p p peralatan pengolah batubara cair Tahap III
2014 Pembuatan prototipe p p peralatan pengolah batubara cair untuk komersialisasi
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Lingkungan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
71
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Lingkungan Sasaran: Mendukung terciptanya industri ramah lingkungan dalma menghadapi climate change
Strategi: 1.Mendorong pelaksanaan program pencegahan dan pencemaran; 2.Mendorong peningkatan kemampuan SDM dalam penerapan 3R; 3.Mendorong penelitian dan pengembangan kultur bakteri dan nanoteknologi pada IPAL; 4.Mendorong pemanfaatan limbah industri.
Target: 1.Terlaksananya jejaring produksi bersih bekerjasama dengan pusat inovasi nasional; 2 Terciptanya prototipe bioteknologi industri pulp dan kertas untuk energi baru; 2.Terciptanya prototipe bioteknologi industri pulp dan kertas untuk energi baru; 3.Tersusunnya pedoman teknis pemanfaatan limbah padat kertas untuk bahan baku industri kreatif.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
72
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Lingkungan Lingkungan 2010 2010‐‐2014 No.
Program
1. Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran
Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
Pelaksanaan jejaring Produksi Bersih bekerjasama dengan Pusat Produksi Bersih Nasional Peningkatan kemampuan SDM aparatur pusat, daerah dan industri dalam penerapan 3R, kerjasama Jepang dalam rangka Green Aid g Green Aid rangka Plan (GAP) Pengembangan kultur bakteri pengganti bahan kimia pada IPAL Penelitian dan Penelitian dan pengembangan teknologi Nano pada IPAL
Peningkatan atau jejaring Produksi Bersih Penyesuaian insentif penerapan produksi bersih industri Fasilitas penerapan EPCM ke daerah provinsi di Kalimantan Pengembangan sistem tanpa limbah organik g untuk degradable untuk degradable plastik Pengembangan prototipe IPAL berteknologi elektro pada elektro pada industri logam Pengembangan prototipe IPAL berteknologi Nano
Peningkatan je Peningkatan je‐‐ jaring Produksi Bersih Penghargaan in Penghargaan in‐‐ dustri yang mene‐‐ dustri yang mene rapkan produksi bersih Fasilitas penerap‐ Fasilitas penerap‐ an EPCM di dae‐ an EPCM di dae‐rah prov. di Sulawesi Pengembangan zero waste pada industri makanan dan minuman Kerjasama dan uji coba teknologi pengolahan lim‐‐ pengolahan lim bah organik dgn pemerintah daerah Uji coba prototipe Uji coba prototipe IPAL berteknologi elektro pada industri logam Uji coba teknologi portable prototipe IPAL teknologi IPAL teknologi nano pada IKM
Peningkatan je Peningkatan je‐‐ jaring Produksi Bersih Fasilitas penerap‐ Fasilitas penerap‐ an EPCM di wilayah Indonesia Timur Pengembangan zero waste pada industri kimia dan logam Pengembangan penerapan g teknologi pengolhaan limb ah organik Komersialisasi IPAL berteknologi elektro pada industri logam industri logam Komersialisasi IPAL berteknologi nano pada IKM
Peningkatan je Peningkatan je‐‐ jaring Produksi Bersih Pengembangan zero waste pada industri non‐‐logam industri non Komersilasisasi teknologi pengolahan limbah organik Diseminasi IPAL berteknologi elektro pada g industri non‐‐logam industri non Penerapan IPAL berteknologi nano pada industri skala besar
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
73
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Roadmap Lingkungan Lingkungan 2010 2010‐‐2014 No.
Program
2. Pemanfaatan limbah industri
Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
Prototipe Uji coba prototipe Paten bioteknologi Pembangunan unit Pembangunan unit bioteknologi pulp bioteknologi pemanfaatan pelayanan teknis pelayanan teknis dan kertas untuk 3R di pusat dan 3R di pusat dan pemanfaatan limbah industri energi baru daerah daerah limbah industri pulp dan kertas untuk energi baru Pedoman teknis pulp dan kertas pemanfaatan untuk energi baru Komersialisasi bioteknologi limbah padat pemanfaatan kertas untuk bahan baku industri limbah pulp dan kreatif kertas untuk energi baru
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
74
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
LAMPIRAN 1.b LAMPIRAN 1. Program Aksi BPPI Tahun 2010‐ Program Aksi BPPI Tahun 2010‐2014
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
75
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Kebijakan Iklim Usaha Industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
76
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Kebijakan Iklim Usaha Industri Program Aksi Kebijakan Iklim Usaha Industri Kegiatan
Outcome/Output
Indikator
Pemodelan dan analisis industri
Meningkatkan kualitas keputusan dan mempercepat proses pengambilan kep t san proses pengambilan keputusan pimpinan dan stake holder dalam perumusan kebijakan bagi sektor industri Efektivitas dan efisiensi produksi cabang industri tertentu untuk meningkatkan daya saing k k d
Pengelolaan Rantai Pasokan (Supply Chain Chain) ) d dan Rantai Nilai (Value dan Rantai Nilai l (Value ( l Chain) komoditi tertentu Kebijakan Insentif Fiskal bagi sektor industri Kebijakan Insentif non Fiskal bagi sektor industri Diseminasi/Sosialisa Diseminasi/ Sosialisassi Kebijakan Iklim Usaha Sektor Industri Partisipasi Aktif pada Fora Kerjasama Internasional di bidang perdagangan dan industri dan jasa dalam rangka pengembangan rangka pengembangan iklim usaha sektor industri
Meningkatkan daya saing industri dalam negeri secara keseluruhan Meningkatkan daya saing industri dalam negeri secara keseluruhan Mengoptimalkan kinerja peraturan sektor industri dalam rangka meningkatkan daya saing
2010
2011
2012
2013
2014
Basis data, model analisis, peralatan peralatan analisis berbasis computer
3 Model
3 Model
3 Model
3 Model
3 Model
System pasok, system produksi, system pemasaran Kelompok industri
3 Model
3 Model
3 Model
3 Model
3 Model
15 Kelompok Industri 15 Kelompok Industri 11 Kab/Kota
15 Kelompok Industri 15 Kelompok Industri 10 Kab/Kota
15 Kelompok Industri 15 Kelompok Industri 10 Kab/Kota
15 Kelompok Industri 15 Kelompok Industri 10 Kab/Kota
15 Kelompok Industri 15 Kelompok Industri 10 Kab/Kota
5 Paket Bahan Masukan
5 Paket Bahan Masukan
5 Paket Bahan Masukan
5 Paket Bahan Masukan
5 Paket Bahan Masukan
Kelompok industri
Partisipasi aktif stakeholder atau jumlah daerah kab/kota Mampu melakukan penyesuaian Paket informasi regulasi/peraturan terhadap kebijakan perubahan kebijakan nasional, regional dan regional, dan internasional internasional untuk keperluan perumusan perumusan regulasi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Target
77
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Standardisasi Industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
78
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Standardisasi Industri Program Aksi Standardisasi Industri Kegiatan Kaji ulang SNI Harmonisasi SNI dengan Harmonisasi SNI dengan standar internasional Peningkatan kualitas usulan RSNI
Outcome/Output Jumlah SNI yang dikaji ulang J mlah SNI ang telah Jumlah SNI yang telah harmonis Jumlah PNPS yang disetujui BSN
Peningkatan kualitas RSNI3 Peningkatan kualitas SDM standardisasi Peningkatan kuantitas regulasi teknis Notifikasi regulasi teknis
Jumlah RSNI yang d dirumuskan k Jumlah personel
Pengembangan kemampuan pengujian Pengembangan kemampuan LPK Peningkatan kerjasama g j standar internasional Melakukan pengawasan terhadap LPK
Jumlah lingkup komoditi yang mampu diuji Jumlah lingkup sertifikasi Jumlah lembaga g standardisasi Frekuensi pengawasan
jumlah konsep regulasi teknis Jumlah notifikasi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Target
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
Evaluasi validitas SNI
500
500
500
500
500
SNI ang ditetapkan dan SNI yang ditetapkan dan telah harmonis RSNI yang berhasil dirumuskan oleh Panita Teknis RSNI3 yang terkirim ke BSN Bertambahnya jumlah SDM standardisasi Regulasi teknis yang ditetapkan Regulasi teknis yang telah dinotifikasi Bertambahnya ruang lingkup pengujian Bertambahnya lingkup sertifikasi MRA yang disepakati y g p
80
80
80
80
80
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
10
10
10
10
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
1
1
1
1
Efektivitas LPK
79
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Standardisasi Industri Program Aksi Standardisasi Industri Kegiatan
Outcome/Output
Peningkatan kemampuan Lembaga Sertifikasi
Jumlah lingkup akreditasi
Pelatihan teknis
Jumlah dukungan personil sertifkasi yg kompeten k Jumlah pelaksanaan
Pertemuan personel sertifikasi
Tersedianya dukungan infrastruktur
Jumlah sertifikat produk
Pengembangan Sistem Terpenuhinya Informasi Manajemen waktu pelayanan sertifikasi sertifikasi Produk ((hari kerja) j ) Pengkajian Jumlah industri kemampuan industri yang dikaji dalam rangka pemenuhan standardisasi internasional
Target
Indikator Pemenuhan persyaratan personel, dukungan infrastr kt r dan sistem infrastruktur dan sistem manajemen sertifikasi dalam rangka penambahan lingkup akreditasi Pelatihan SMM dan persyaratan produk dalam rangka sertifikasi produk k fk d k Penyamaan persepsi personel sertifikasi (auditor, PPC) tentang proses sertifikasi produk Tersedianya dukungan pengujian dan personel dalam rangka sertifikasi produk Tersedianya pelayanan yang terintegrasi
Ketersediaan hasil evaluasi
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
80
2010
2011
2012
2013
2014
10
10
10
10
10
30
30
30
30
30
4
4
4
4
4
50
50
50
50
50
41
39
37
34
30
10
10
10
10
10
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Standardisasi Industri Program Aksi Standardisasi Industri Kegiatan
Outcome/Output
Identifikasi persyaratan standardisasi standardisasi internasional Adopsi dan pengembangan skema sertifikasi dalam rangka memenuhi persyaratan internasional Evaluasi kemampuan industri dalam pemenuhan persyaratan internasional Bimbingan teknis dalam rangka pemenuhan persyaratan p internasional terhadap industri
Jumlah persyaratan standardisasi internasional ang internasional yang teridentifikasi Jumlah skema sertifikasi yang dirumuskan
Target
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
Meningkatnya persyaratan standardisasi internasional yang diidentifikasi ang diidentifikasi
2
2
2
2
2
Tersedianya naskah skema sertifikasi
1
1
1
1
1
Jumlah industri yang dievaluasi
Tergambarkannya kondisi industri
10
10
10
10
10
Frekuensi bimbingan teknis yang dilaksanakan
Meningkatnya kemampuan industri untuk menerapkan skema sertifikasi
3
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
81
3
3
3
3
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
82
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Kegiatan
Outcome/Output
Kajian kelayakan teknis dan ekonomi kawasan industri ind stri
Tersedianya lokasi yang layak untuk dikembangkan KI dikembangkan KI
Penyusunan Master Plan
Tersusun arahan pengembangan KI (site plan dan block dan block plan)) plan Tersusunnya informasi dampak pengembangan KI terhadap lingkungan Tersusunnya rancangan dan gambar teknis Tersusunnya lembaga pengelola KI yang professional Tersusunnya data dan informasi tentang kawasan industri di Indonesia
Penyusunan AMDAL
Penyusunan DED
Kajian Kelembagaan
Pemuktahiran data kawasan industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Target
Indikator Tersedianya data dan informasi tentang lokasi yang prospektif untuk ang prospektif nt k pengembangan KI Tersedianya informasi tentang rencana utama pengembangan KI (deskripsi dan pemetaan) Tersedianya informasi d f tentang analisis lingkungan sebelum, sedang, dan sesudah kegiatan industri Tersedianya rancangan detail untuk pembangunan KI Tersedianya alternatif kelembagaan yang efektif untuk pengelolaan KI Akses data dan informasi tentang kawasan industri di g P. Jawa dan luar P.Jawa.
83
2010
2011
2012
2013
2014
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
3 dokumen
3 dokumen
3 dokumen
3 dokumen
3 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Kegiatan
Outcome/Output
Penyusunan rencana induk pengembangan ka asan ind stri kawasan industri nasional
Tersusunnya arahan kebijakan pengembangan pengembangan kawasan industri secara Nasional. Sosialisasi PP dan Tersosialisasikannya petunjuk pelaksanaan PP No.24 Tahun kawasan industri 2009 tentang Kawasan Industri d dan Pedoman Teknis Kawasan Industri Memastikan Tersusunnya arahan pengembangan Kawasan kebijakan Ekonomi Khusus (KEK) di pengembangan KEK 5 (lima) lokasi melalui skema Public Private Partnership
Pembangunan konsep Green Industry
Pedoman Penerapan CP, 3R, Efisiensi energi di sektor industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Target
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah kawasan industri yang akan dikembangkan di P P.Jawa dan luar P.Jawa Ja a dan l ar P Ja a
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
Jumlah daerah yang mendapat informasi tentang pemahaman PP No.24 Tahun 2009 dan Pedoman h d d Teknis Kawasan Industri
10 daerah
10 daerah
10 daerah
10 daerah
10 daerah
Konsep Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pendelegasian Kewenangan Rekomendasi dan Izin Investasi ke Daerah, Rekomendasi Impor Produk Impor Produk‐‐produk Tertentu. p p Pemilihan dan penetapan lokasi KEK. Tersedianya konsep Green Industry
1 Permen
1 Permen
1 Permen
1 Permen
1 Permen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
84
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Kegiatan Penyusunan Road Map Penyusunan Road Map pengurangan emisi CO2 pada ind stri pada industri Pembangunan database emisi gas rumah kaca (GRK) seperti CO2, CH4, HFC, PF6, SOx, NOx Peran serta dalam isu d l lingkungan global
Pengembangan Environmental Pollution Control Manager (EPCM) g ( ) di industri Program bantuan IPAL
Program kerjasama Cleaner Production Cleaner Production (CP)
Outcome/Output
Indikator
Target 2010
2011
2012
2013
2014
Tersedianya Road Map emisi CO2 sektor industry
Turunnya emisi CO2 di sektor industri
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
Adanya kesepakatan kerjasama dengan lembaga‐‐lembaga terkait lembaga untuk penanganan tindak lanjut. Terlaksananya industri l k d yang memanfaatkan yang memanfaatkan Clean Clean Development Mechanism (CDM)
Tersedianya data emisi gas rumah kaca di industri
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
Menurunnya emisi Gas rumah kaca di sektor industri
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
Terlaksananya komitmen bersama dalam penghapusan BPO disektor industri Adanya Kebijakan industri yang wajib EPCM
Menurunnya tingkat penggunaan BPO di industri Tersedianya personil EPCM di Industri
5 daerah
5 daerah
5 daerah
5 daerah
5 daerah
Tersedianya pedoman pengolahan limbah cair, padat, dan gas Tersedianya produk yang ramah lingkungan ramah lingkungan
Tercapainya industri yang memenuhi baku mutu lingkungan Tercapainya penerapan teknologi penerapan teknologi CP di industri
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
85
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Program Aksi Pengembangan Sumber Daya Industri Kegiatan Pengembangan Audit dan Konservasi Energi Pengembangan energi dan diversifikasi
Pengembangan Perencanaan Energi
Outcome/Output Terlaksananya penerapan sistem manajemen energi untuk industri nt k ind stri Tersedianya pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan pada industri Tersedianya pola k kerjasama penggunaan energi alternatif dan terbarukan secara sektoral maupun regional
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Indikator Penerapan sistem manajemen energi untuk industri nt k ind stri Pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan pada industri Pola kerjasama penggunaan energi alternatif dan terbarukan secara sektoral maupun regional
86
Target 2010
2011
2012
2013
2014
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 d k dokumen
1 d k dokumen
1 d k dokumen
1 d k dokumen
1 d k dokumen
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Teknologi Industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
87
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Teknologi Industri Program Aksi Pengembangan Teknologi Industri Kegiatan
Outcome/Output
Target
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
Meningkatnya teknologi i d t ib b i industri berbasis nano teknologi
1 Tek.
1 Tek.
1 Tek.
1 Tek.
1 Tek.
Meningkatnya litbang teknologi yang dilakukan oleh Dunia Usaha/Lembaga litbang Berkembangnya teknologi industri berbasis industri prioritas
6 Tek.
6 Tek.
6 Tek.
6 Tek.
6 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
Mendorong Pengembangan dan Peningkatan Inovasi Industri Pengembangan T k l iI d t i Teknologi Industri Berbasis Nano Teknologi Peningkatan Kemampuan Teknologi Berbasis Rintisan Teknologi Pengembangan Teknologi Industri Berbasis Industri Prioritas
Terwujudnya Pilot P j t P tI k b t Project, Pusat Inkubator Nano Teknologi, dan Aliansi Strategis. Terpilihnya hasil litbang teknologi industri sebagai rintisan teknologi bagi dunia industri. Terwujudnya Pilot Project, Pusat Inkubator, dan Pusat Inovasi Teknologi berbasis Industri Prioritas
Meningkatkan Kerjasama Litbang Industri dengan Perguruan Tinggi, Industri, dan Lembaga‐lembaga Litbang lainnya di dalam dan di l Meningkatkan Kerjasama Litbang Industri dengan Perguruan Tinggi, Industri, dan Lembaga‐ lembaga Litbang lainnya di dalam dan di luar uar negeri Kerjasama di Bidang Teknologi Industri
1) Meningkatnya Penguasaan Teknologi bagi Balai Besar dan Baristand Industri; 2) Baristand Industri; 2) Melancarkan perdagang‐‐ Melancarkan perdagang an dengan adanya peng an dengan adanya peng‐‐ gunaan teknologi yang setara dengan konsumen internasional; 3) Mening‐‐ internasional; 3) Mening katnya kemampuan katnya kemampuan manajemen litbang Balai.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Meningkatnya Penguasaan Teknologi bagi Balai Besar dan Baristand Industri; Baristand Industri;
88
2 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
2 Tek.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan Teknologi Industri Program Aksi Pengembangan Teknologi Industri Kegiatan
Outcome/Output
Target
Indikator
2010 2011 2012 2013 2014 Meningkatkan Kerjasama Litbang Industri dengan Perguruan Tinggi, Industri, dan Lembaga Meningkatkan Kerjasama Litbang Industri dengan Perguruan Tinggi, Industri, dan Lembaga‐‐lembaga Litbang lainnya di dalam dan di l lembaga Litbang lainnya di dalam dan di luar uar negeri Koordinasi Penelitian dan Penerapan Teknologi Balai Besar dan Baristand Industri Percepatan Pemanfaatan Teknologi Melalui Program DAPATI
Terpilihnya proposal hasil Meningkatnya kuantitas dan kualitas hasil litbang litbang teknologi oleh industri. Peneliti Balai Besar dan Baristand Industri Terlaksananya bantuan jasa teknis untuk IKM melalui Program DAPATI
Meningkatnya kemampuan tekinologi yang dimanfaatkan oleh IKM
40 Judul
40 Judul
40 Judul
40 Judul
40 Judul
5 IKM
5 IKM
5 IKM
5 IKM
5 IKM
10 Tek.
10 Tek.
10 Tek.
10 Tek.
10 Tek.
5 HL
5 HL
5 HL
5 HL
Menyebarluaskan Hasil Litbang di Bidang Industri dan HKI Pemasyarakatan p Kemampuan Pelayanan/ Teknologi Industri Balai Besar dan Baristand Industri Perlindungan Hasil Litbang Industri Litbang Industri
Dimanfaatkannya kemampuan dan hasil p litbang Industri untuk dunia usaha
Dimanfaatkannya hasil litbang teknologi oleh g g dunia usaha industri
Hasil litbang Balai yang dipatenkan
Jumlah hasil litbang industri yang dipatenkan industri yang dipatenkan meningkat.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
89
5 HL
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi Pengembangan SDM Kelitbangan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
90
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Program Aksi SDM Kelitbangan Program Aksi SDM Kelitbangan Kegiatan
Outcome/Output
Indikator
Target 2010
2011
2012
2013
2014
Meningkatnya lulusan S3 di bid S3 di bidang tertentu t t t
10 orang
15 orang
20 orang
25 orang
30 orang
Terwujudnya perencanaan pola karir pegawai
50 pegawai
50 pegawai
60 pegawai
70 pegawai
100 pegawai
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
10 orang
10 orang
10 orang
10 orang
10 orang
Tersedianya berbagai Tersedianya berbagai pelatihan teknis di bidang teknologi industri
22 22 pelatihan
25 25 pelatihan
30 30 pelatihan
40 40 pelatihan
50 50 pelatihan
Meningkatnya jumlah pelatihan yang pelatihan yang terlaksana
11 pelatihan
11 pelatihan
11 pelatihan
11 pelatihan
11 pelatihan
Pengembangan Kualitas Pegawai Peningkatan pelaksanaan program rintisan gelar S3 i ti l S3 di bidang tertentu Peningkatan pelaksanaan sistem pola karir pegawai
Terlaksananya program rintisan gelar S3 di i ti l S3 di bidang tertentu. Terlaksananya sistem pola karir pegawai
Peningkatan Kompetensi SDM Aparat Peningkatan sistem pelatihan internal
Tercapainya peningkatan Meningkatnya jumlah sistem pelatihan internal SDM yang mendapatkan pelatihan internal Pengembangan Terlaksananya Meningkatnya kompetensi SDM melalui p pengembangan p g g kompetensi SDM p kerjasama dengan kompetensi SDM melalui melalui kerjasama lembaga‐‐lembaga lembaga kerjasama dengan lembaga‐‐lembaga lembaga internasional lembaga‐‐lembaga lembaga internasional internasional
Peningkatan SDM Industri Peningkatan Peningkatan kemampuan instansi daerah dalam penyediaan pelatihan di bidang teknologi industri Pengembangan sistem pemasaran dan promosi pemasaran dan promosi pelatihan di bidang teknologi industri
Tercapainya peningkatan Tercapainya peningkatan kemampuan instansi daerah dalam penyediaan pelatihan di bidang teknologi industri Tersusunnya sistem pemasaran dan promosi pemasaran dan promosi pelatihan untuk pelatihan untuk pengembangan industri
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
91
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 Kompetensi Inti Balai Besar dan Fokus Baristand
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
92
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI Balai Besar 1. Tekstil
(BBT Bandung)
2. Bahan dan Barang Teknik
(B4T Bandung)
Kompetensi Inti
Hasil Litbang Unggulan
Desain Struktur dan Permukaan Tekstil
• Pemanfaatan sabut kelapa untuk tekstil non sandang • Pemanfaatan rumput laut coklat untuk p pembuatan tekstil kesehatan (Pembalut Luka) • Pemanfaatan serat nanas untuk vertical blind • Pemanfaatan serat alam untuk pembuatan Wallpaper dan Urban Eco Fashion
Quality assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer
• Kopolimer lateks alam sebagai aditif beton untuk meningkatkan kekuatan dan durabilitas • Hardmagnet bahan loudspeaker berbasis bahan alam untuk substitusi impor • Pemanfaatan kalsium karbonat ringan sebagai bahan ekstender pada industri cat • Perekayasaan alat produksi elektroda las ‘bawah air’ • Perekayasaan alat uji daya tahan Accu kendaraan bermotor
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
93
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI Balai Besar 3. Logam dan Mesin
(BBLM Bandung)
4. Industri Agro
( (BBIA Bogor) )
Kompetensi Inti
Hasil Litbang Unggulan
Desain proses dan produk engineering (fokus : peralatan energi dan tooling)
• Perancangan & Pembuatan Alternator Permanen Magnet Putaran Rendah • Perekayasaan Expeller Algae Kapasitas 100 kg/jam g/j • Pembuatan Prototype Crankcase dan Cylinder Liner Mesin Diesel 500 cc • Pembuatan Turbin Air Kapasitas 300 KVA
Komponen aktif bahan alami k komoditas agro dit g
• Teknologi Pengolahan Rumput Laut untuk agar dan karagenan Biodiesel Minyak nabati agar dan karagenan, Biodiesel Minyak nabati, produk olahan dari tepung umbi‐umbian, VCO (Virgin coconut oil), dan nata de coco • Pengembangan teknologi pirolisis bambu dalam pembuatan arang dan vinegar serta aplikasinya pada industri agro • Teknologi Proses Pengolahan Minyak Atsiri dan Rancang Bangun Perekayasaan Industrinya • Diversifikasi produk olahan hasil laut dan rancang bangun alat pengering • Pemanfaatan sediaan Emolient alami asal lemak nabati untuk kosmetik
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
94
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI Balai Besar 5. Kimia dan Kemasan
(BBKK Jakarta)
6. Keramik
(BBK Bandung)
Kompetensi Inti
Hasil Litbang Unggulan
Fine Chemical & Degradable Packaging Design
• Prototype Mesin Pengolah Minyak Atsiri, Sabut Kelapa, Coco Diesel, dan TBS‐CPO • Pembuatan Stearyl Alcohol Ethoksilat untuk Kosmetik • Pemanfaatan Crude Glyserol sebagai Bio Hydrogen • Pengembangan & Penerapan Cold Rool Box (CRB) menggunakan PCM untuk Mempertahankan Kesegaran Produk
Material Engineering for Electric & Structural Ceramic
• Penelitian pembuatan Ceramic Foam Filter untuk penyaringan leburan logam • Keramik Tahan Peluru sebagai bagian dari Rompi Tahan Peluru Level IV dan Kendaraan Militer • Pembuatan New Porcelain untuk keramik teknik
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
95
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI Balai Besar
Kompetensi Inti
Hasil Litbang Unggulan
(BBPK Bandung)
Bioengineering untuk pulp dan kertas
• Kertas kemas untuk proteksi korosi atmosferik pada produk logam dan baja • Kanvas rem kendaraan dari pulp • Daur ulang pulp serat panjang dari kemasan gp p p j g minuman aseptic bekas • Aplikasi pemanfaatan limbah padat IPAL pabrik kertas sebagai kompos tanaman
8. Teknologi Pencegahan P Pencemaran Industri I d t i
Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri g d li b g i d t i
• Daur ulang limbah padat industri peleburan besi sebagai bahan industri beton yang berwawasan lingkungan • Pengolahan limbah padat sludge minyak dari industri kilang minyak dengan sistem penghancuran thermal • Pemanfaatan limbah industri kelapa sawit sebagai sumber lemak pada pembuatan pakan ternak • Pembuatan larutan induk minuman isotonik dengan pekatan limbah cair ladang garam
7. Pulp dan Kertas
(BBTPPI Semarang)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
96
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI Balai Besar
Kompetensi Inti
Hasil Litbang Unggulan
9.Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP Yogyakarta)
Desain bahan dan konstruksi sepatu
• Pengembangan pembuatan sol karet untuk sepatu • Teknologi finishing kulit ikan nila untuk atasan sepatu • Pembuatan karet mikroseluler untuk sol ringan
10. Kerajinan dan Batik (BBKB Yogyakarta)
Desain dan bahan baku baru untuk produk‐produk kerajinan dan batik
• Pemanfaatan centre log kayu sengon g y g utk kerajinan kayu sengon utk kerajinan komponen interior • Rekayasa alat Wax Injection untuk produksi perhiasan dengan metode C ti Casting • Pengembangan finishing gerabah dengan teknik batik
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
97
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR INDUSTRI
Balai Besar 11. Industri Hasil Perkebunan
(BBIHP Makassar)
Kompetensi Inti Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
98
Hasil Litbang Unggulan • Pengembangan Produk Pangan ( (Minuman & Candy) Kakao Berbasis ) Rempah • Pengembangan Produk SPA: Sabun Superlux dari Lemak Kakao • Pembuatan Hand & Body Lotion dari Lemak Kakao • Inkubator Bisnis Kakao
FOKUS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI Baristand
Fokus
Hasil Litbang Unggulan
1. Aceh
Rempah dan Minyak Atsiri
• Isolasi radinol dari minyak sereh wangi dgn cara destilasi fraksionasi vacuum • Ekstraksi minyak jahe dengan bantuan gelombang ultrasonik
2. Medan
Mesin dan Peralatan Pabrik
• Peningkatan mutu nozzle untuk saluran aluminium cair • Pembuatan Screw Press untuk pabrik kelapa sawit
3. Padang
Makanan Tradisional
• Modifikasi peralatan proses kerupuk ubi kubang • Aneka pengolahan talas sebagai makanan fungsional instan
4. Palembang
Karet Komponen Teknis
• Pemanfaatan Brushing Rubber dengan teknologi nano
5. Lampung
Tepung Industri Agro
• Peningkatan teknologi proses pengolahan tepung tapioka IKM l h k
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
99
FOKUS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI Baristand
Fokus
Hasil Litbang Unggulan • Penelitian Evikasi Lampu LHE • Penelitian Polymer untuk bahan cap LHE
6. Surabaya
Mesin Listrik & Peralatan Listrik
7. Banjarbaru
Teknologi pengolahan kayu, • Rekayasa pembuatan mebel dari bambu lamina rotan, dan Bambu • Pemanfaatan limbah plastik dan limbah pengolahan kayu untuk bahan papan komposit
8. Samarinda
Hasil Perikanan dan Perkebunan
• Pemanfaatan perekat dari tanin akasia untuk industri MDF • Pengembangan pemanfaatan hasil samping minyak sawit sebagai bahan substitusi resin sintetis
9. Pontianak
Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah
• Pengolahan jelly lidah buaya sbg makanan ringan kesehatan • Pengembangan lotion anti nyamuk (insect repellent) berbasis Aloe Vera
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
100
FOKUS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI Baristand
Fokus
Hasil Litbang Unggulan
10. Manado
Teknologi pengolahan Palma
• Pengembangan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai sumber nutrisi dan pangan nasional • Pengembangan teknologi pembuatan P g b g t k l gi b t ubin lantai tempurung kelapa
11. Ambon
Teknologi pengolahan Hasil Laut
• Pemanfaatan rumput laut, sumber bahan bioenergi • Pemanfaatan minyak ikan sebagai suplemen asam lemak Omega‐3 pada bahan makanan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
101