Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) ABSTRAK Verifikasi Perhitungan Temperatur Elemen Bakar Reaktor Kartini. . Sehubungan dengan akan berakhirnya izin operasi reaktor Kartini pada tahun 2010, pihak pengoperasi saat ini mengajukan permohonan perpanjangan izin operasi reaktor. Sejalan dengan proses ini, Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, melakukan pengkajian independen terhadap keselamatan termohidrolika teras reaktor Kartini guna mendukung evaluasi terhadap Laporan Analisis Keselamatan (LAK) yang diajukan. Tulisan ini menyajikan prediksi temperatur elemen bakar reaktor Kartini. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program PARET/ANL yang merupakan program komputer termohidrolik yang secara luas digunakan untuk perhitungan teras reaktor. Dalam analisis ini teras reaktor dibagi menjadi dua daerah, yakni kanal panas dan kanal ratarata. Kanal panas mewakili satu kanal pendingin di mana elemen bakar terpanas berada di dalamnya, sedangkan kanal ratarata mewakili seluruh kanal lainnya. Pada daya reaktor 115 kW, yang merupakan batas keselamatan, dan suhu pendingin masuk teras 49 oC, kajian ini memberikan hasil perhitungan temperatur bahan bakar di titik terpanas sebesar 157.2 oC. Nilai yang tercantum di LAK untuk parameter ini adalah 184 oC, atau terdapat perbedaan sebesar 15.7 % antara hasil kajian dengan nilai di LAK. Kata kunci: Reaktor Kartini, temperatur elemen bakar, PARET/ANL ABSTRACT Verification to the Calculation of Fuel Temperature of Kartini Reactor. The Operating License of Reactor Kartini will be expired in 2010. In anticipation of this matter, the Operating Organization is now submitting the application for Operating License renewal. In conjunction with this activity, the Center for Regulatory Assessment of Nuclear Installations and Nuclear Materials, Nuclear Energy Regulatory Agency, is performing independent safety assessment in thermalhydraulic aspects to support the regulatory evaluation to the Safety Analysis Report (SAR) of the reactor. This paper presents prediction calculation on the temperature of fuel element of the reactor. The calculation is performed using PARET/ANL, a thermalhydraulic code widely applied in the reactor core calculation. For the purpose of this analysis, the reactor core is subdivided into two different regions, i.e. hot channel and average channel. Hot channel represents one cooling channel with the hottest fuel element inside, while average channel represents the remaining channels. For reactor power 115 kW, i.e. the safety limit for the power, and inlet coolant temperature 49 oC, calculation shows that the maximum fuel temperature being 157.2 oC, while the value listed in the SAR reaches 184 oC. In this case, there is a difference of 15.7 % between calculation result and the value listed in the LAK for this parameter. Keywords: Kartini Reactor, fuel temperature, PARET/ANL
221
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
BAB I
kajian termohidrolik teras reaktor Kartini,
PENDAHULUAN
di mana temperatur elemen bakar merupakan parameter yang sangat penting untuk dihitung karena terkait
1. LATAR BELAKANG
secara lanagsung dengan keselamatan
Reaktor Kartini merupakan
operasi reaktor. Metode yang diterapkan
reaktor penelitian yang berlokasi di
dalam kajian ini adalah dengan
Yogyakarta yang dioperasikan oleh Pusat
komputasi menggunakan paket program
Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
PARET/ANL.
(PTAPB), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Saat ini PTAPB sedang
2. TUJUAN KAJIAN
mengajukan izin perpanjangan operasi reaktor ke BAPETEN karena izin operasi
Tujuan kajian ini adalah untuk
reaktor tersebut akan habis masa
melakukan verifikasi pada perhitungan
berlakunya pada tahun 2010. Dalam
temperatur elemen bakar reaktor Kartini
pengajuan izin operasi reaktor, dokumen
guna mendukung evaluasi perhitungan
Laporan Analisis Keselamatan (LAK)
termohidrolik teras reaktor yang terdapat
merupakan salah satu dokumen yang
di dalam LAK Reaktor Kartini yang saat
harus dilampirkan. Sejalan dengan proses
ini tengah diajukan ke BAPETEN dalam
tersebut, Pusat Pengkajian Sistem dan
rangka memperoleh perpanjangan izin
Teknologi Pengawasan Instalasi dan
operasi reaktor.
Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN melakukan pengkajian mandiri terhadap
3. METODE PERHITUNGAN
keselamatan reaktor Kartini terkait dengan tugas pengawasan. Hasil kajian
Perhitungan temperatur elemen
ini digunakan untuk memberikan
bakar reaktor Kartini dilakukan dengan
dukungan teknis kepada Direktorat
menggunakan
Perizinan dalam proses evaluasi dokumen
PARET/ANL. Perhitungan ini dilakukan
LAK.
pada dua tingkat daya yang berlainan, Salah satu aspek yang dilakukan
paket
yakni 100 kW dan 115 kW.
dalam pengkajian keselamatan ini adalah
222
program
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
4. DESKRIPSI TERAS REAKTOR
kendali, tabung iradiasi, serta elemen
KARTINI
grafit. Teras reaktor memiliki ketinggian 58 cm dan dilingkupi oleh reflektor grafit
Reaktor Kartini merupakan
berbentuk silinder dengan diameter
reaktor jenis TRIGA Mark II tipe kolam
dalam 45.7 cm. Teras dan reflektor
terbuka dengan desain daya 250 kW[1].
ditopang oleh struktur penyangga yang
Berdasarkan izin dari BAPETEN, reaktor
dipasang di dasar tangki. Teras dan
Kartini dioperasikan dengan daya
reflektor ini terendam dalam air setinggi
nominal 100 kW. Kisi reaktor Kartini
4.9 m. Dimensi kisi teras reaktor Kartini
berbentuk anular yang terdiri atas 91
dapat diperoleh dari desain reaktor
lubang masingmasing dengan diameter
TRIGA Mark II seperti tercantum di
3.823 cm seperti dapat dilihat di Gb. 1
Tabel 1.
yang diisi dengan elemen bakar, batang
Tabel 1. Dimensi kisi reaktor TRIGA Mark II[2].
Ring Radius [cm] A 0.000 B 4.054 C 7.981 D 11.946 E 15.916 Dalam konfigurasi saat ini, teras
UZrH1.65 dengan kandungan uranium 8.5
reaktor Kartini memuat 67 elemen bakar
% berat dengan pengkayaan 20 %.
tipe 104 dan 2 elemen bakar tipe 204
Elemen bakar ini berada di dalam
(Instrumented Fuel Element/IFE) serta 3
kelongsong berbentuk tabung yang
batang kendali yang terbuat dari serbuk
terbuat dari SS304. Di antara daging
B4C di dalam kelongsong aluminium
bahan bakar dengan kelongsong terdapat
yang menempati posisi C5, C9, dan E1.
celah (gap) yang diisi dengan He.
Komposisi elemen bakar kedua tipe ini
Dimensi utama elemen bakar tipe104
sama, yakni daging bahan bakar adalah
dapat dilihat di Tabel 2.
Tabel 2. Dimensi elemen bakar tipe 104 [1, 2, 3] Panjang total [cm] 72.24 Dia. daging bahan bakar [cm]
223
36.3
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Panjang aktif [cm]
38.1
Reflektor grafit, panjang bawah [cm]
9.39
atas [cm]
6.6
Kelongsong, dia. luar [cm]
3.75
tebal [cm]
0.51
Posisi di tengahtengah teras adalah
dengan dengan satu elemen bakar
central thimble. Posisi di ring terluar
berbentuk silinder atau plat dengan kanal
selain yang berisi elemen bakar berisi
pendingin yang berhubungan dengannya.
tabung pneumatik, sumber neutron, atau
Elemen bakar dapat dibagi hingga 21
elemen bakar tiruan dummy.
bagian aksial dengan perpindahan panas
Teras reaktor didinginkan oleh air
pada masingmasing bagian dihitung
yang ada di dalam tangki reaktor dengan
secara konduksi satu dimensi. Persamaan
mode sirkulasi alam. Air tangki ini
hidrodinamik juga diselesaikan secara
selanjutnya disirkulasikan melalui sistem
satu dimensi pada masingmasing kanal
pendingin primer, di mana panasnya
pendingin tiap node waktu. Perpindahan
ditransfer ke sistem pendingin sekunder
panas dapat terjadi secara konveksi alam
melalui alat penukar panas.
atau paksa, pendidihan inti, transisi, atau pendidihan film stabil. Air pendingin
5.
DESKRIPSI
PROGRAM
dapat mencakup fasa cair subdingin, rezim dua fasa, dan fasa uap lewatpanas.
PARET/ANL
Program ini juga memiliki kemampuan merupakan
untuk perhitungan pembalikan arah aliran
program komputer yang menggabungkan
air pendingin. Selain itu, program ini juga
kemampuan perhitungan termal,
dapat menghitung void yang timbul
hidrodinamik, dan kinetika titik[4]. Teras
dalam pendidihan subdingin.
dapat dimodelkan dalam satu sampai
6.
dengan empat daerah yang berlainan.
KARTINI DALAM PARET
PARET/ANL
Tiaptiap daerah dapat memiliki
PEMODELAN
REAKTOR
Susunan teras reaktor Kartini
parameter pembangkitan daya, laju alir
yang dimodelkan adalah konfigurasi
massa pendingin, dan hidrolika yang
seperti yang diuraikan di LAK Reaktor
berlainan. Daerah tersebut diwakili
Kartini Bab V: Reaktor[1] seperti dapat 224
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
dilihat di Gb. 1. Dalam konfigurasi ini
anular. Dengan bentuk yang demikian
terdapat 69 elemen bakar dan 3 posisi
maka luasan aliran pendingin menjadi
batang kendali. Distribusi neutron
berlainan dari satu ring ke ring yang lain.
diambil dari perhitungan neutronik
Pada pemodelan dalam PARET, susunan
menggunakan program MCNP5. Untuk
elemen bakar ini didekati dengan kisi
menyederhanakan pemodelan kanal
(lattice) triangular, yakni tiaptiap kanal
pendingin, posisi selain yang berisi
terdiri dari sekelompok tiga batang
elemen bakar atau batang kendali
elemen bakar dengan aliran pendingin di
dianggap berisi batang grafit dummy
antaranya.
dengan diameter sama dengan elemen
Teras reaktor Kartini memiliki
bakar.
bentuk simetri dalam 1/6 bagian seperti Teras reaktor Kartini diwakili
dapat dilihat di Gb. 1. Susunan kanal
oleh dua buah kanal pendingin dengan
dengan kisi triangular untuk 1/6 bagian
pembangkitan daya yang berlainan, yakni
teras tersebut dapat dilihat di Gb. 2. Jarak
kanal panas dan kanal ratarata. Kanal
antar elemen bakar (pitch) dihitung
panas mewakili 1 kanal dengan elemen
dengan merataratakan jarak antara dua
bakar terpanas, sedangkan kanal ratarata
pusat elemen bakar pada ruasruas garis
mewakili kanalkanal yang berisi bahan
seperti digambarkan di Gb. 2. Dengan
bakar selebihnya yang berjumlah 68.
alasan simetri ini, pitch yang dihitung untuk 1/6 bagian teras dapat dianggap mewakili seluruh teras. Dengan berdasar
6.1. Pemodelan Kanal Pendingin Seperti sudah disebut di atas,
pada geometri teras reaktor sebagaimana
susunan elemen bakar dan elemen lain
telah diuraikan di atas, diperoleh dimensi
dalam teras reaktor Kartini berbentuk
untuk kisi triangular reaktor Kartini (lihat Gb. 3) sebagai berikut:
Pitch (P)
= 4.387 cm
Luas aliran kanal
= 2.813 cm2
Jarak pusat elemen bakarpusat aliran pendingin (RN)= 2.533 cm 6.2. Pemodelan Elemen Bakar
Elemen bakar reaktor dibagi menjadi 21 daerah aksial dan 21 titik
6.2.1. Arah aksial
node. Fluks neutron di masingmasing
225
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
titik node merupakan fluks neutron relatif
Susunan elemen bakar reaktor
yang didefinisikan sebagai perbandingan
dari dalam ke luar meliputi daging bahan
antara fluks neutron setempat dengan
bakar (fuel meat), celah yang berisi He,
fluks neutron ratarata teras. Distribusi
dan kelongsong yang dibuat dari SS304.
fluks neutron ini diwakili oleh distribusi
Elemen bakar ini dimodelkan dalam 3
pembangkitan daya dalam setiap sel
zona atau bagian sesuai dengan material
elemen bakar. Pembagian elemen bakar
penyusunnya sebagaimana digambarkan
dan kanal pendingin pada arah aksial
di Gb. 5. Pembagian node radial untuk
dapat dilihat di Gb. 4.
masingmasing bagian adalah sebagai
6.2.2. Arah radial
berikut:
Daging (meat) bahan bakar
: 5
Celah (gap)
: 2
Kelongsong
: 2
Sifatsifat termal elemen bakar yang digunakan dalam perhitungan ini dapat dilihat di Tabel 3. Tabel 3. Sifat termal elemen bakar. Material
Konduktivitas panas
Panas spesifik volumetrik
[W/(m.oC)]
[J/(m3.oC)]
18
2.04×106+4.17×103T
0.199
666.34
10.59+1.495×102T
3.438×106+1442T
Daging bahan bakar (8.5 % weight UZrH1.6)[5] Celah (He)[6] Kelongsong SS304[7]
digunakan adalah komposisi elemen
6.3. Distribusi Fluks Neutron Distribusi fluks neutron yang
bakar segar tanpa memperhitungkan
digunakan dalam analisis ini didasarkan
fraksi bakar. Dalam pemodelan ini ketiga
pada konfigurasi teras sebagaimana
batang kendali dianggap ditarik ke atas
dijelaskan di atas dan dihitung dengan
seluruhnya sehingga posisinya di teras
program MCNP5. Dalam pemodelan di
digantikan oleh air, dan posisi tabung
MCNP, komposisi elemen bakar yang
pneumatik dianggap sebagai ruang 226
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
hampa. Input untuk program MCNP 6.4. Pemodelan dan Asumsi Lain
dibangkitkan dengan menggunakan program bantu TrigaMCNP[8]. Dalam perhitungan ini elemen
Perhitungan termohidrolik teras
bakar aktif dibagi menjadi 15 daerah
reaktor Kartini menggunakan program
aksial. Dalam input untuk perhitungan di
PARET dilakukan dengan kode operasi
program PARET elemen bakar dibagi
reactivity specified. Input untuk daya
menjadi 21 daerah aksial sebagaimana
reaktor berturutturut adalah 100 dan 115
dijelaskan di atas di mana nilai fluks
kW, sedang dan temperatur pendingin
neutron untuk masingmasing titik
masuk teras berturutturut adalah 29 dan
dihitung dengan membangkitkan
49 oC sebagaimana dapat dilihat di Tabel
persamaan polinomial berdasarkan
4. Nilai paramterparamer ini diambil se
distribusi fluks neutron sebagaimana
cara demikian dengan maksud agar hasil
dihitung oleh MCNP. Dari perhitungan
perhitungan dapat dibandinginkan
dengan MCNP diperoleh faktor puncak
dengan nilai yang tertera di dalam Bab
daya (Power Peaking Factor/PPF)
XVI: Analisis Keselamatan[1]. Waktu
sebesar 1.88 untuk kanal panas dan 1.25
total perhitungan adalah 100 detik yang
untuk kanal ratarata. Distribusi fluks
merupakan rentang waktu maksimum
neutron yang berasal dari perhitungan
dalam perhitungan dengan program
dengan MCNP dan pendekatan yang
PARET. Parameter hasil perhitungan di
digunakan sebagai input untuk program
anggap representatif kalau nilainya sudah
PARET/ANL baik untuk kanal panas
stabil.
maupun ratarata dapat dilihat di Gb. 6. Tabel 4. Variasi parameter input. Parameter Daya reaktor [kW] Suhu pendingin masuk teras [oC]
Nilai Keterangan 100 Daya nominal 115 Batas keselamatan Temperatur minimum air tangki yang digunakan 29 pada analisis keselamatan dalam LAK Temperatur maksimum air tangki yang digunakan 49 pada analisis keselamatan dalam LAK
227
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
di LAK adalah 164 oC tau terdapat per
BAB II
bedaan sebesar 10.1 %.
HASIL PERHITUNGAN DAN
Pada daya reaktor 115 kW, untuk
PEMBAHASAN
suhu pendingin masuk teras 29 oC perhi tungan kajian ini memperoleh suhu bahan
Hasil perhitungan memperli
bakar di titik terpanas sebesar 154.9 oC.
hatkan bahwa untuk daya reaktor 100
LAK tidak mencantumkan nilai pada
kW, untuk suhu pendingin masuk teras
kondisi ini. Untuk suhu pendingin masuk
29 C diperoleh suhu bahan bakar di titik
teras 49 oC, perhitungan kajian ini
paling panas sebesar 144.6 oC, sedang
menghasilkan suhu bahan bakar di titik
nilai yang tercantum di LAK adalah 143
terpanas sebesar 157.2 oC, sedangkan
C atau terdapat perbedaan sebesar 1 %
nilai yang terdapat di LAK adalah 184 oC
antara hasil perhitungan dengan nilai
atau terdapat perbedaan sebesart 15.7 %
yang terdapat di LAK. Untuk suhu
antara hasil kajian dengan nilai di LAK.
pendingin masuk teras 49 C, suhu bahan
Hasil selengkapnya dari kajian ini serta
bakar di titik paling panas menurut kajian
nilai yang ada di LAK baik untuk bahan
ini adalah 148.2 C, sedang nilai yang ada
bakar maupun kelongsong dapat dilihat
o
o
o
o
di Tabel 5. Tabel 5. Temperatur elemen bakar Reaktor Kartini. P Tin Tbhn bakar [oC] Perbedaan Tkelongsong [oC] Perbedaan [kW] [oC] (1) (2) [%] (1) (2) [%] 100 29 144.6 143 1.1 103.9 98.4 5.5 49 148.2 164 10.1 106.9 115 29 154.9 109.1 126. 49 157.2 184 15.7 110.8 0 12.8 Keterangan: (1): Nilai dari kajian ini. (2): Nilai dalam LAK Rev. 7[1]. Perbedaan nilai ini bisa berasal dari hal
yang meliputi konduktivitas panas
hal berikut:
dan panas spesifik volumetrik dari ba
•
Perbedaan dalam nilai sifat fisis ba
han bahan bakar, gap, dan kelong
han bakar yang digunakan. Kajian ini
song. Sifat fisis yang tercantum di
memasukkan sifat fisis bahan bakar
LAK yang terkait dengan hal ini ada 228
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
lah konduktivitas panas dan panas
batas keselamatan (115 kW) masih
spesifik volumetrik bahan bakar,
jauh berada di bawah nilai batas yang
sedangkan parameter lain tidak dican
ditentukan di BKO untuk temperatur
tumkan sehingga tidak bisa diketahui
bahan bakar yakni sebesar 700 oC.
dengan pasti. •
DAFTAR PUSTAKA
Perbedaan dalam asumsi dan korelasi perpindahan panas antara permukaan
[1] Badan Tenaga Nuklir Nasional,
kelongsong dengan air pendingin Secara umum, sampai dengan
Laporan Analisis Keselamatan
daya 115 kW yang merupakan batas ke
Reaktor Kartini Rev. 7. Pusat
selamatan, kondisi bahan bakar yang ter
Teknologi Akselerator dan Proses
cermin dari hasil perhitungan temper
Bahan
aturnya baik yang ada di LAK maupun
Yogyakarta, 2008.
(PTAPB)BATAN,
[2] Ravnik, M., Description of TRIGA
dari hasil kajian menunjukkan kondisi se lamat karena masih berada jauh di bawah
Reactor
nilai batas yang ditentukan di BKO yakni
(www.rcp.ijs.si/ric/description
sebesar 700 oC.
a.html). [3] Villa, M., et. al., The New Area
BAB III
Monitoring System and The Fuel
KESIMPULAN
Database of The TRIGA Mark II Reactor in Vienna.
•
•
Kajian ini memberikan hasil perhitun
[4] Woodruff, W.L., A User Guide for
gan temperatur bahan bakar di titik
the Current ANL Version of the
terpanas untuk suhu pendingin masuk
PARET Code. Argonne National
teras 49 oC adalah sebesar 157.2 oC.
Laboratory, Argonne, Illinois,
Nilai yang tercantum di LAK untuk
December 1982.
parameter ini adalah 184 oC, atau ter
[5] Simnad, M.T., The UZrHx Alloy: Its
dapat perbedaan sebesar 15.7 % ant
Properties and Use in TRIGA Fuel.
ara hasil kajian dengan nilai di LAK.
General Atomic, February 1980.
Nilai temperatur bahan bakar baik
[6] Candalino, Robert W., Engineering
dari hasil perhitungan maupun yang
Analysis of Low Enriched Uranium
tercantum di LAK untuk daya di
Fuel Using Improved Zirconium
229
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Hydride Cross Sections. Texas A&M University, August 2006. [7] Incropera, Frank P., et. al., Introduction to Heat Transfer. John Wiley & Sons, New York, 1996. [8] Yazid, Putranto Ilham, TrigaMCNP Ver. 9.0 (computer program). Center for Nuclear Technology of Materials and Radiometry, National Nuclear Energy Agency (BATAN), Bandung, January 2006.
230
LAMPIRAN
Gb. 1. Konfigurasi teras reaktor Kartini[1, 8].
Gb. 3. Kanal pendingin dengan kisi triangular.
Gb. 2. Kisi triangular elemen bakar dalam 1/6 bagian teras.
Gb. 4. Pemodelan elemen bakar arah aksial.
Gb. 5. Pemodelan elemen bakar arah radial.
40 35
Height from Lower end of Active Fuel [cm]
30 25 20 15 10 5 0 0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
Relative Neutron Flux Hot Ch (MCNP) Hot Ch (PARET)
Ave Ch (MCNP) Ave Ch (PARET)
Gb. 6. Distribusi fluks neutron.
1.8
2.0