TINJAUAN PUSTAKA
Ventilator Induced Kidney Injury
Mochamat Helmi
PENDAHULUAN
Penggunaan ventilasi tekanan positif pada ventilasi mekanik dapat meningkatkan tekanan intratoraks yang berakibat pada penurunan curah jantung dan mengganggu perfusi organ lain, termasuk ginjal. Faktor lain seperti biotrauma dan mediator inflamasi juga ikut berperan dalam kejadian gagal ginjal akibat ventilasi mekanik atau disebut sebagai ventilatory induced kidney injury (VIKI). Tinjauan pustaka ini bertujuan memberikan dasar kejadian VIKI secara umum tetapi tidak menggambarkan VIKI pada pola ventilasi mekanik yang berbedabeda. FISIOLOGI INTERAKSI PARU DAN GINJAL
Dalam kondisi normal, paru dan ginjal berkerja sama terutama dalam menjaga keseimbangan asambasa, seperti yang dipaparkan oleh HendersonHasselbalch1 dengan rumus : pH = pK + log (konsentrasi basa/konsentrasi asam). Berdasarkan persamaan di atas, tingkat asam-basa darah ditentukan oleh hubungan antara konsentrasi basa dan konsentrasi asam. Basa yang dimaksud adalah HCO3-, sedangkan asam adalah CO2 yang kemudian dirumuskan sebagai : pH =pK + log [konsentrasi HCO3- /(0,03xPaCO2 )] Konsentrasi HCO3- normalnya diatur oleh ginjal dan PaCO2 ditentukan oleh ventilasi alveolar, maka Intensive Care Adults Erasmus MC Kamer H - 602 ‘s - Gravendijkwal 230 3000CA Rotterdam - The Netherlands Korespondensi :
[email protected] 198
hubungan antara paru dan ginjal menjadi : pH = pK + (ginjal/paru) Kondisi asidosis metabolik yang ditandai dengan berkurangnya konsentrasi HCO3- akan diimbangi dengan usaha paru untuk mendapatkan kondisi alkalosis respiratorik dengan meningkatkan ventilasi alveolar.2 Kejadian ini dikenal sebagai kompensasi pernapasan terhadap asidosis metabolik. Sedangkan kondisi alkalosis metabolik yang ditandai dengan konsentrasi HCO3- tinggi3, menyebabkan berkurangnya ventilasi alveolar (asidosis 4 respiratorik). Sebaliknya, peningkatan PaCO2 akan menstimulasi ginjal untuk mempertahankan HCO3sehingga didapatkan kondisi alkalosis metabolik yang menormalkan pH arteri kembali. Sebaliknya, hipokapnia berakibat meningkatnya buangan HCO3-, menyebabkan asidosis respiratorik terkompensasi metabolik yang menurunkan pH arteri.5 ACUTE KIDNEY INJURY
Acute kidney injury (AKI) atau dikenal sebagai cedera ginjal akut, didefinisikan sebagai berkurangnya fungsi ginjal yang ditandai dengan retensi produk sisa yang mengandung nitrogen (urea) disertai dengan gangguan regulasi homeostasis cairan dan elektrolit. Berkurangnya fungsi ginjal dapat diketahui melalui peningkatan konsentrasi kreatinin darah. Temuan terkini dari beberapa biomarker urin AKI (neutrophil gelatinase-associated lipocalin /NGAL), kidney injury molecule-1, interleukin-18/IL-18, cystatin C dapat mendeteksi AKI lebih awal daripada kreatinin serum.6,7 Meskipun kegunaan biomarker ini secara klinis memang belum dapat direalisasi dengan baik. Gagal ginjal iatrogenik dapat didapatkan setelah Majalah Kedokteran Terapi Intensif
Mochamat Helmi
masuk ke intensive care unit (ICU).5 Banyak kondisi klinis dapat menyebabkan iskemia ginjal, baik itu dari faktor ekstrarenal atau intrarenal yang mengganggu renal blood flow (RBF).8 Gangguan RBF dapat menyebabkan kerusakan vaskular dan tubulus ginjal (apoptosis dan nekrosis) dan akhirnya dapat mempengaruhi fungsi ginjal dalam jangka panjang.9 Meskipun mekanisme pasti belum dapat dipastikan, apoptosis dan nekrosis mempunyai peran yang penting dalam kejadian gangguan hipoksik/ iskemik ginjal.10 Beberapa segmen ginjal bervariasi dalam hal sensitivitasnya terhadap iskemia.11 Tubulus proksimal bergantung hampir seluruhnya pada pernapasan mitokondria sebagai sumber energi sehingga lebih rentan terhadap gagal ginjal iskemik.12 Selain itu area medula renalis juga dapat lebih hipoksik dibandingkan dengan korteks seiring dengan berkurangnya RBF.11 PATOFISIOLOGI VIKI
Ventilasi mekanik mempengaruhi hemodinamik sistemik melalui interaksi kompleks antara tekanan intratoraks, volume intravaskular dan kerja jantung. Positive pressure ventilation (PPV) dapat menyebabkan VIKI melalui tiga jalan, yaitu melalui efek pada ventilasi/oksigenasi, positive end expiratory pressure (PEEP) dan volume tidal (VT) (Gambar 1).
Efek Ventilasi Mekanik pada PaO2 dan PaCO2
Pada pasien dengan acute lung injury (ALI) atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), menjaga pertukaran gas darah untuk tetap dalam kondisi normal dapat sangat sukar untuk dilakukan dan terkadang membutuhkan pola ventilasi mekanik yang justru dapat membahayakan jaringan paru. Sehingga pada kasus ini, PaO2 yang lebih rendah dari normal atau PaCO2 yang lebih tinggi dari normal masih dapat diterima.13 Tetapi perubahan pada PaO2 dan PaCO2 dapat pula mempengaruhi hemodinamik ginjal. Hipoksemia Hipoksemia berat (PaO2 < 40 mmHg) dapat menurunkan RBF sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal fungsional.14 Rose dkk.15 dan Guignard dkk.16 menunjukkan bahwa hipoksemia normokapnik dapat meningkatkan resistensi vaskular ginjal, hipoperfusi ginjal dan berkurangnya glomerulo filtration rate (GFR). Mekanisme yang dimungkinkan adalah melalui (in)aktivasi faktor vasoaktif seperti nitric oxide,17 angiotensin II,18 endotelin,19 bradikinin,20 dan juga refleks simpatis yang dimediasi oleh kemoreseptor endotelin.21 Hiperkapnia Nilai PaCO2 berkorelasi terbalik dengan RBF.22 Hiperkapnia menurunkan RBF melalui mekanisme
Gambar 1. Pengaruh PPV terhadap kejadian VIKI (Dikutip dari Kuiper JW, etal.50 )
Volume 2 Nomor 4 Oktober 2012
199
Ventilator Induced kidney Injury
langsung dan tidak langsung. Hiperkapnia secara langsung menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah ginjal23 dan menstimulasi pelepasan adrenalin yang berperan pada sistem saraf simpatis.24 Peningkatan aktivitas simpatis dapat menurunkan RBF dan GFR menyebabkan pelepasan vasopressin nonosmitik (antidiuretic hormone/ADH).25 Secara tidak langsung, hiperkapnia menyebabkan vasodilatasi sistemik yang menurunkan resistensi vaskuler sistemik,26 dan inaktifasi baroreseptor dengan pelepasan noradrenalin dan stimulasi sistem renin-angiotensin aldosteron,27 sehingga RBF menurun.22 Efek PEEP pada PPV terhadap Hemodinamik dan Sistem Neurohormonal
Efek hemodinamik PPV pada fungsi dan perfusi ginjal telah diketahui sejak tahun 1947.28 Semenjak studi pertama pada individu sehat yang mendapatkan continuous positive airway pressure, beberapa mekanisme diketahui dapat mengganggu curah jantung yang akhirnya mengganggu perfusi dan fungsi ginjal.29 Ada dua komponen yang dipercaya sebagai komponen utama yang berkontrubusi terhadap berkurangnya perfusi dan fungsi ginjal, yaitu hemodinamik dan neurohormonal.30,31 Efek PPV terhadap Hemodinamik Peningkatan tekanan intratoraks menyebabkan berkurangnya aliran darah balik vena ke jantung preload) mengakibatkan curah jantung berkurang.32,33 Kejadian ini menyebabkan hipotensi dan syok yang respons terhadap pemberian cairan dan sering ditemui pada awal peridoe awal pascaintubasi saat awal PPV.33 Peningkatan tekanan intratoraks menyebabkan berkurangnya aliran plasma ginjal, GFR dan produksi urin selama periode PPV.34 PPV mengkompresi struktur mediastinum dan vaskulasi pulmoner, meningkatkan afterload ventrikel kanan, kemudian menyebabkan berkurangnya curah jantung33 dan perfusi ginjal. Selain itu, penggunaan PPV pada pasien dengan peningkatan tekanan intratoraks (trauma toraks, paru atau dinding toraks yang kurang elastis), atau pasien dengan peningkatan tekanan intra-abdominal (obesitas, abdominal compartment syndrome) dapat ikut berperan dalam berkurangnya aliran darah ginjal akibat peningkatan tekanan vena renalis (yang mengurangi tekanan perfusi ginjal). Kompresi pembuluh darah ginjal ini akan meningkatkan risiko kejadian VIKI.35,36
200
Efek PPV terhadap Sistem Neurohormonal PEEP dapat meningkatkan tekanan intratoraks mengakibatkan curah jantung menurun melalui mekanisme berkurangnya preload, volume dan retensi vaskular pulmoner, serta meningkatkan afterload ventrikel kanan.33,37 PPV mempengaruhi sistem neuro-hormonal, termasuk sistem simpatis, renin angiotensin, menyebabkan pelepasan ADH, dan produksi atrial natriuretic peptide (ANP).29 Sebagai akibatnya RBF, GFR serta clearance ureum dan kreatinin menjadi berkurang dan terjadi retensi cairan (garam dan air) dengan oliguria.29,38 Retensi cairan yang terjadi dapat pula disebabkan oleh produksi substansi vasoaktif yang dimediasi oleh PPV. Mediator-mediator ini memindahkan aliran darah intrarenal dari korteks ke medula, mengakibatkan retensi cairan yang lebih berat.32 Sedangkan pelepasan ADH saat PPV terjadi akibat beberapa faktor. Penurunan tarikan atrium akibat berkurangnya volume intravaskular yang berhubungan dengan ventilasi mekanik diduga memegang peran penting dalam peningkatan sekresi ADH.39 Tetapi pelepasan ADH bukan merupakan mekanisme primer yang bertanggung jawab terhadap berkurangnya produksi urin saat PPV. Selain itu, jalur renin-angotensin aldosteron juga ikut dipengaruhi oleh PPV, PPV akan meningkatkan aktivitas renin pula.40 Dengan demikian PPV meningkatkan tonus simpatis, aktivasi jalur renin angiotensin melalui jalur sekunder, menurunkan cairan plasma ginjal, GFR, dan produksi urin.6,39,41 Tekanan pada pelepasan ANP dimungkinkan sebagai penyebab dari berkurangnya volume urin dan sodium content yang berhubungan dengan PPV. Pada hewan coba, Ramamoorthy dkk. menunjukkan bahwa nilai ANP plasma berkorelasi dengan tekanan pengisian atrium kanan yang berkurang pada awal PPV.42 Lebih jauh lagi, nitric oxide, vasodilator yang metabolitnya dapat menyebabkan efek sitotoksik pada sistemik dan ginjal, berperan penting dalam beberapa fungsi selular, termasuk apoptosis dan permeabilitias vaskular dan epitel.44,45 Hambatan nitric oxide synthase (NOS) dapat meningkatkan tekanan darah dan vasokonstriksi renal. Pada hewan coba dengan VILI, Choi dkk.46 menunjukkan bahwa PPV dengan VT tinggi (20 ml/kg) mengaktivasi ekspresi NOS pada paru dan ginjal. Pada saat yang bersamaan, juga mengakibatkan kebocoran mikrovaskular sistemik di kedua organ tersebut. Respons merugikan yang disebabkan oleh NOS pada strategi ventilasi tidak aman ini berkurang pada Majalah Kedokteran Terapi Intensif
Mochamat Helmi
saat PPV disertai dengan resusitasi cairan. Selain itu, NOS dan metabolitnya dapat meningkatan permeabilitas vaskular.46 Sehingga peningkatan permeabilitas vaskular dan pelepasan sitokin merupakan kontributor dari perkembangan VIKI.38,42 Saat ini belum ada studi terapetik untuk terapi hipoperfusi ginjal dan AKI akibat PPV dan PEEP. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pemberian cairan dan penggunaan obat-obat vasoaktif (dopamin 5 mg/kg/menit atau fenoldopam) dapat memperbaiki fungsi ginjal.38,43 Efek PPV terhadap Biotrauma
PPV dapat menyebabkan pelepasan mediator inflamasi di paru dan sirkulasi sehingga dapat menyebabkan biotrauma yang mempengaruhi fungsi ginjal. Gurkan dkk.47 pada hewan coba menemukan kerusakan histologis paru dan peningkatan nilai IL-6 paru, hepar dan ginjal setelah ventilasi mekanis dengan volume tidal besar.47 Imai dkk.48 menyebutkan bahwa strategi ventilasi mekanis tersebut berkontribusi terhadap apoptosis sel epitel ginjal dan meningkatkan konsentrasi marker biokimia yang menunjukkan kejadian disfungsi ginjal. Penelitian klinis oleh Ranieri dkk.49 menunjukkan strategi ventilasi mekanik konvensional berhubungan dengan respons sitokin lokal dan sistemik yang bertahan dalam waktu lebih dari 36 jam pada pasien dengan ARDS, sedangkan respons inflamasi tersebut berkurang dengan penggunaan strategi lung protective. Mediator inflamasi dapat mempengaruhi fungsi ginjal melalui beberapa mekanisme, termasuk efek langsungnya terhadap RBF dengan pelepasan beberapa mediator vasoaktif melalui aktivasi respons inflamasi lokal pada ginjal.50 Mediator Inflamasi VIKI
Mediator pro-inflamasi pada PPV ikut berperan terhadap kejadian VIKI terutama pada beberapa strategi ventilasi mekanik konvensional (volume tidal besar dan PEEP rendah).48,49,51,52 Imai dkk.48 pada penelitian dengan hewan coba mendapatkan bahwa strategi ventilasi mekanik tersebut dapat meningkatan produksi sitokin, apoptosis sel epitel ginjal dan usus. Pada hewan coba yang sama, Kuiper dkk.53 menemukan pengurangan sebesar 40% aliran darah renal pada hewan coba yang menerima strategi ventilasi mekanik konvensional. Selain itu mereka juga menemukan bahwa strategi ventilasi mekanik tersebut menyebabkan peningkatan yang bermakna pada produksi endotelin-1 ginjal yang menyebabkan vasokonstriksi renal dan berpotensi terhadap kejadian Volume 2 Nomor 4 Oktober 2012
VIKI.53 Lebih jauh lagi, Ranieri dkk.54 pada uji acak terkontrol yang melibatkan 44 pasien dengan ARDS yang menjalani strategi ventilasi mekanik dengan lung protective ventilation didapatkan bahwa respons inflamasi intrapulmoner dan sistemik (TNF alfa, IL6, IL-8 dari serum dan cairan kurasan bronkoalveolar) lebih sedikit bila dibandingkan dengan strategi ventilasi mekanik konvensional. Selain itu, ditemui pula bahwa strategi lung protective ventilation ini mempunyai jumlah pasien yang lebih sedikit dengan gagal sistem organ, dengan penurunan lebih besar pada insidens gagal ginjal dibandingkan dengan disfungsi organ lainnya.55 Jalur dan mediator pasti yang bertanggung jawab terhadap gangguan fungsi ginjal dan organ lain masih belum pasti.38,42 Mediator inflamasi sistemik biasanya teraktivasi pada saat terjadi AKI yang diiringi dengan berkurangnya bersihan ginjal.56 Sehingga dapat disimpulkan bahwa sitokin/kemokin memegang peranan penting dalam kejadian VIKI.57 KESIMPULAN
Ventilasi mekanik harus dilakukan dengan tujuan selain untuk menjaga tekanan O2 dan CO2 darah arteri yang adekuat juga untuk menjaga RBF yang dapat dilakukan dengan strategi proteksi paru dan dengan berusaha untuk mengurangi mediator inflamasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Adrogue HE, Adrogue HJ. Acid-base physiology. Respir Care. 2001;46(4):328-41. 2. Foster GT, Vaziri ND, Sassoon CS. Respiratory alkalosis. Respir Care. 2001;46(4):384-91. 3. Khanna A, Kurtzman NA. Metabolic alkalosis. Respir Care. 2001;46(4):354-65. 4. Epstein SK, Singh N. Respiratory acidosis. Respir Care. 2001;46(4):366-83. 5. Pierson DJ. Respiratory considerations in the patient with renal failure. Respir Care. 2006;51(4):413-22. 6. Koyner JL, Murray PT. Mechanical ventilation and lung-kidney interactions. Clin J Am Soc Nephrol. 2008; 3(2):562-70. 7. Parikh CR, Mishra J, Thiessen PH, Dursun B, Ma Q, Kelly C, etal. Urinary IL-18 is an early predictive biomarker of acute kidney injury after cardiac surgery. Kidney Int. 2006;70(1):199-203. 8. Thadhani R, Pascual M, Bonventre JV. Acute renal failure. N Engl J Med. 1996;334(22):1448-60. 9. Sutton TA, Mang HE, Campos SB, Sandoval RM, Yoder MC, Molitoris BA. Injury of the renal microvascular endothelium alters barrier function after ischemia. Am J Physiol Renal Physiol. 201
Ventilator Induced kidney Injury
2003;285(2):191-8. 10. Saikumar P, Venkatachalam MA. Role of apoptosis in hypoxic/ischemic damage in the kidney. Semin Nephrol. 2003;23(6):511-21. 11. Epstein FH, Agmon Y, Brezis M. Physiology of renal hypoxia. Ann New York Acad Sci. 1994;718:7281. 12. Thompson CB. Apoptosis in the pathogenesis and treatment of disease. Science. 1995;267(5203):145662. 13. Amato MB, Barbas CS, Medeiros DM, Magaldi RB, Schettino GP, Lorenzi FG, etal. Effect of a protective-ventilation strategy on mortality in the acute respiratory distress syndrome. N Engl J Med. 1998;338(6):347-54. 14. Baudouin SV. Oedema and cor pulmonale revisited. Thorax. 1997;52(5):401-2. 15. Rose CE, Kimmel DP, Godine RL, Kaiser DL, Carey RM. Synergistic effects of acute hypoxemia and hypercapnic acidosis in conscious dogs. Renal dysfunction and activation of the renin-angiotensin system. Circ Res. 1983;53(2):202-13. 16. Guignard JP, Torrado A, Mazouni SM, Gautier E. Renal function in respiratory distress syndrome. J Pediatr. 1976;88(5):845-50. 17. Howes TQ, Keilty SE, Maskrey VL, Deane CR, Baudouin SV, Moxham J. Effect of L-arginine on renal blood flow in normal subjects and patients with hypoxic chronic obstructive pulmonary disease. Thorax. 1996;51(5):516-9. 18. Huet F, Semama DS, Gouyon JB, Guignard JP. Protective effect of perindoprilat in the hypoxemia-induced renal dysfunction in the newborn rabbit. Pediatr Res. 1999;45(1):138-42. 19. Semama DS, Thonney M, Guignard JP. Does endothelin-1 mediate the hypoxemia-induced renal dysfunction in newborn rabbits? Biol Neonate. 1995;67(3):216-22. 20. Toth HP, Viani MT, Guignard JP. Bradykinin and hypoxemia-induced renal changes in the newborn rabbit. Pediatr Nephrol. 1998;12(5):377-80. 21. Honig A, Wedler B, Zingler C, Ledderhos C, Schmidt M. Kidney function during arterial chemoreceptor stimulation. III. Long-lasting inhibition of renal tubular sodium reabsorption due to pharmacologic stimulation of the peripheral arterial chemoreceptors with almitrine bismesylate. Biomed Biochim Acta. 1985;44(11-12):1659-72. 22. Anand IS, Chandrashekhar Y, Ferrari R, Sarma R, Guleria R, Jindal SK, Wahi PL, Poole-Wilson PA, Harris P. Pathogenesis of congestive state in chronic obstructive pulmonary disease. Studies of body water and sodium, renal function, hemodynamics, and plasma hormones during edema and after recovery. Circulation. 1992;86(1):12-21. 202
23. Kilburn KH, Dowell AR. Renal function in respiratory failure. Effects of hypoxia, hyperoxia, and hypercapnia. Arch Intern Med. 1971;127(4):754-62. 24. Henriksen JH, Christensen NJ, Kok JA, Christiansen I. Increased plasma noradrenaline concentration in patients with chronic obstructive lung disease. relation to haemodynamics and blood gases. Scand J Clin Lab Invest. 1980;40(5):419-27. 25. Schrier RW. Pathogenesis of sodium and water retention in high-output and low-output cardiac failure, nephrotic syndrome, cirrhosis, and pregnancy. N Engl J Med. 1988;319(16):1065-72. 26. Weinberger SE, Schwartzstein RM, Weiss JW. Hypercapnia. N Engl J Med. 1989; 321(18):1223-31. 27. Anand IS, Ferrari R, Kalra GS, Wahi PL, Poole WPA, Harris PC. Edema of cardiac origin. Studies of body water and sodium, renal function, hemodynamic indexes, and plasma hormones in untreated congestive cardiac failure. Circulation. 1989;80(2):299-305. 28. Drury DR, Henry JP, Goodman J. The effects of continuous pressure breathing on kidney function. J Clin Invest. 1947;26(5):945-51. 29. Pannu N, Mehta RL. Effect of mechanical ventilation on the kidney. Best Pract Res Clin Anaesthesiol. 2004;18(1):189-203. 30. Annat G, Viale JP, Bui Xuan B, Hadj Aissa O, Benzoni D, Vincent M, et al. Effect of PEEP ventilation on renal function, plasma renin, aldosterone, neurophysins and urinary ADH, and prostaglandins. Anesthesiol. 1983;58(2):136-41. 31. Mullins RJ, Dawe EJ, Lucas CE, Ledgerwood AM, Banks SM. Mechanisms of impaired renal function with PEEP. J Surg Res. 1984;37(3):189-96. 32. Priebe HJ, Heimann JC, Hedley WJ. Mechanisms of renal dysfunction during positive end-expiratory pressure ventilation. J Appl Physiol. 1981;50(3):6439. 33. Helmi M. Peran ventilasi mekanis terhadap fungsi jantung. Maj Ked Ter Intensif. 2012;2(3):139-43. 34. Bernard GR, Artigas A, Brigham KL, Carlet J, Falke K, Hudson L, etal. The American-European Consensus Conference on ARDS. Definitions, mechanisms, relevant outcomes, and clinical trial coordination. Am J Respir Crit Care Med. 1994;149(3):818-84. 35. Sugerman HJ. Effects of increased intra-abdominal pressure in severe obesity. Surgic Clin North Am. 2001;81(5):1063-75. 36. Shear W, Rosner MH. Acute kidney dysfunction secondary to the abdominal compartment syndrome. J Nephrol. 2006;19(5):556-65. 37. Luecke T, Roth H, Herrmann P, Joachim A, Weisser G, Pelosi P, Quintel M. Assessment of cardiac preload and left ventricular function under increasing levels of positive end-expiratory pressure. Intensive Majalah Kedokteran Terapi Intensif
Mochamat Helmi
Care Med. 2004;30(1):119-26. 38. Pannu N, Mehta RL. Mechanical ventilation and renal function: an area for concern? Am J Kidney Dis. 2002;39(3):616-24. 39. Fewell JE, Bond GC. Renal denervation eliminates the renal response to continuous positivepressure ventilation. Proc Soc Exp Biol Med. 1979;161(4):574-8. 40. Andrivet P, Adnot S, Sanker S, Chabrier PE, Macquin MI, Braquet P, Brun BC. Hormonal interactions and renal function during mechanical ventilation and ANF infusion in humans. J Appl Physiol.1991;70(1):287-92. 41. Koyner JL, Murray PT. Mechanical ventilation and the kidney. Blood Purif 2010;29(1):52-68. 42. Ramamoorthy C, Rooney MW, Dries DJ, Mathru M. Aggressive hydration during continuous positive-pressure ventilation restores atrial transmural pressure, plasma atrial natriuretic peptide concentrations, and renal function. Crit Care Med. 1992;20(7):1014-9. 43. Poinsot O, Romand JA, Favre H, Suter PM. Fenoldopam improves renal hemodynamics impaired by positive end-expiratory pressure. Anesthesiology. 1993;79(4):680-4. 44. Moncada S, Higgs A. The L-arginine-nitric oxide pathway. N Engl J Med 1993;329(27):2002-12. 45. Scheel PJ, Liu M, Rabb H. Uremic lung: new insights into a forgotten condition. Kidney Int. 2008;74(7):849-51. 46. Choi WI, Quinn DA, Park KM, Moufarrej RK, Jafari B, Syrkina O, etal. Systemic microvascular leak in an in vivo rat model of ventilator-induced lung injury. Am J Respir Crit Care Med. 2003;167(12):162732. 47. Gurkan OU, O’Donnell C, Brower R, Ruckdeschel E, Becker PM. Differential effects of mechanical ventilatory strategy on lung injury and systemic organ inflammation in mice. Am J Physiol Lung Cell Mol Physiol. 2003;285(3):710-8. 48. Imai Y, Parodo J, Kajikawa O, de Perrot M, Fischer S, Edwards V, etal. Injurious mechanical ventilation and end-organ epithelial cell apoptosis and organ dysfunction in an experimental model
Volume 2 Nomor 4 Oktober 2012
49.
50. 51.
52.
53.
54. 55.
56.
57.
of acute respiratory distress syndrome. JAMA. 2003;289(16):2104-12. Ranieri VM, Suter PM, Tortorella C, De Tullio R, Dayer JM, Brienza A, etal. Effect of mechanical ventilation on inflammatory mediators in patients with acute respiratory distress syndrome. a randomized controlled trial. JAMA. 1999;282(1):54-61. Kuiper JW, Groeneveld AB, Slutsky AS, Plotz FB. Mechanical ventilation and acute renal failure. Crit Care Med. 2005;33(6):1408-15. Ranieri VM, Giunta F, Suter PM, Slutsky AS. Mechanical ventilation as a mediator of multisystem organ failure in acute respiratory distress syndrome. JAMA. 2000;284(1):43-4. Ventilation with lower tidal volumes as compared with traditional tidal volumes for acute lung injury and the acute respiratory distress syndrome. The Acute Respiratory Distress Syndrome Network. N Engl J Med. 2000;342(18):1301-8. Kuiper JW, Versteilen AM, Niessen HW, Vaschetto RR, Sipkema P, Heijnen CJ, etal. Production of endothelin-1 and reduced blood flow in the rat kidney during lung-injurious mechanical ventilation. Anesth Analg. 2008;107(4):1276-83. Meyer NJ, Garcia JG. Wading into the genomic pool to unravel acute lung injury genetics. Proc Am Thoracic Soc. 2007;4(1):69-76. Kim DJ, Park SH, Sheen MR, Jeon US, Kim SW, Koh ES, Woo SK. Comparison of experimental lung injury from acute renal failure with injury due to sepsis. Respiration. 2006;73(6):815-24. Goes N, Urmson J, Ramassar V, Halloran PF. Ischemic acute tubular necrosis induces an extensive local cytokine response. Evidence for induction of interferon-gamma, transforming growth factor-beta 1, granulocyte-macrophage colony-stimulating factor, interleukin-2, and interleukin-10. Transplantation. 1995;59(4):565-72. Feltes CM, Van EJ, Rabb H. Distant-organ changes after acute kidney injury. Nephron Physiol. 2008;109(4):80-4.
203