Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISBN : 978-979-8940-29-3
Uji Adaptasi Beberapa Galur/Varietas Gandum di NTT Oom Komalasari dan Muslimah Hamdani Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi hasil beberapa galur gandum pada ketinggian 300-400 m dpl. Materi evaluasi terdiri dari 15 galur atau varietas gandum . Percobaan di lakukan di TTS (NTT) , mulai bulan April 2009 hingga Desember 2009. Karakter yang diamati meliputi: umur berbunga, umur panen, penampilan tanaman, tinggi tanaman, jumlah malai/m 2, panjang malai, jumlah biji/malai, bobot 1000 biji dan hasil biji. Dari hasil uji adaptasi di NTT hasil tertinggi diperoleh pada galur CDB 17 (2.27 t/ha) dan berbeda nyata dengan varietas Dewata dan Nias tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Selayar. Kata kunci : Uji adaptasi,, gandum
tertentu, seperti NTT dan sebagian Papua yang memiliki iklim mikro yang cocok unutuk pertanaman gandum. Hal ini disebabkan oleh pengaruh iklim dingin dari Australia, suhu yang ideal untuk pertanaman gandum jatuh pada periode Juli-September namun kendalanya adalah belum tersedianya varietas unggul yang cocok dan yang berdaya hasil tinggi pada dataran rendah sampai sedang. Saunders (1988), mengemukakan bahwa dengan pengairan, pemupukan dan pemeliharaan yang sesuai hasil gandum dapat mencapai 5 t/ha dan akan semakin menurun pada ketinggian tempat yang lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gandum di dataran tinggi Malino (1350 m dpl) dapat mencapai hasil 3-5 t/ ha (Hamdani et al, 2002), sedang penelitian di Urut Sewu, Boyolali (675 m dpl) hasil yang diperoleh hanya berkisar 0,71-2,34 t/ha (Dahlan et al, 2003). Pengembangan gandum di Indonesia terhambat karena ketersediaan galur dan cekaman organism pengganggu tanaman yang adaptif pada ketinggian 300-400 m dpl. Penggunaan varietas yang toleran mudah dilaku-
Pendahuluan Gandum (Triticum aestivum L.) adalah tanaman serealia yang cukup penting sebagai bahan pangan. Konsumsi pangan berbasis gandum terus meningkat yang dewasa ini telah mencapai 16 kg/kapita/tahun. Kebutuhan gandum nasional hampir seluruhnya dipenuhi dari impor, sehingga Indonesia kini menjadi negara pengimpor gandum terbesar kelima dengan total impor 4,5 juta t/tahun dan angka ini terus meningkat dengan laju 2,6% /tahun. Pada tahun 2020 impor gandum diperkirakan akan mencapai 8,5 juta t/tahun tentu saja memerlukan devisa yang tidak sedikit (Adnyana et al, 2006). Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan penyedian varietas yang mempunyai sifat unggul dan beragam. Ketersediaan plasma nutfah yang memiliki variasi yang besar merupakan sumber gen yang mendukung pembentukan varietas baru yang berdaya hasil tinggi, tahan hama penyakit, umur genjah dan sifat lainnya (Subandi, 1999). Prospek pertanaman gandum cukup baik karena beberapa wilayah di Indonesia cocok untuk pengembangan gandum mulai dari dataran tinggi sampai sedang, pada daerah 146
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISBN : 978-979-8940-29-3
kan petani dan dapat sebagai entry point teknologi produksi.
27 (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dahlan et al, 2003 bahwa jumlah malai/m2 dan jumlah biji per malai lebih banyak akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding galur yang bobot 1000 biji tinggi tetapi jumlah malai dan jumlah biji per malai lebih rendah. Jumlah biji per malai berkisar 27 sampai 40 dan panjang malai berkisar 6,6 cm sampai 9,3 cm. Ditinjau dari panjang malai dan jumlah biji per malai ternyata tidak semua malai yang panjang mempunyai jumlah biji yang lebih banyak. Galur OASIS/SKAUZ// 4*BCN panjang malainya 7,1 cm tetapi jumlah biji per malai mencapai 39 sedang galur CHOIX/STAR/ 3/HEI/3* CN097/2*SERI dengan panjang malai 8,3 cm ternyata jumlah biji per malai hanya 31 (Tabel 1). Kisaran bobot 1000 biji adalah 25,5 g sampai 37,3 g. Galur CAZO/KAUZ/KAUZ mempunyai bobot biji yang terendah (25,5 g) tetapi hasil lebih tinggi (1,84 t/ha) dibanding galur KANCHAN yang bobot biji lebih tinggi (37,3 g) dengan hasil 1,31 t/ha. Hal ini disebabkan karena galur CAZO/KAUZ/KAUZ menghasilkan jumlah malai (204) dan jumlah biji per malai lebih tinggi (33) dengan panjang malai 6,6 cm, sedangkan KANCHAN jumlah malai hanya 196, jumlah biji per malai 32 dan panjang malai 8,0 cm. Pada Tabel 2 tampak bahwa tinggi tanaman hanya berkisar 35,2 cm - 61,7 cm. Tinggi tanaman ini sangat berbeda dengan hasil penelitian di Malino dengan kisaran tinggi tanaman 84,5 cm - 117,5 cm (Hamdani et al, 2002). Hal ini disebabkan karena perbedaan ketinggian tempat yaitu Malino (1350 m dpl) dan tempat penelitian ini (TTS) hanya 400 m dpl. Bahar dan Kahar (1989) mengemukakan bahwa tinggi tanaman terigu mulai 150 cm
Bahan dan Metode Percobaan dilaksanakan di TTS (NTT) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan, ukuran plot 1,5 x 5 m. Materi evaluasi terdiri atas 15 galur atau varietas gandum. Tiap nomor ditanam 6 baris sepanjang 5 m dengan jarak tanam didalam baris 25 cm dan benih dilarik dalam baris. Tanaman dipupuk dengan dosis 150 kg Urea, 200 kg SP36, dan KCL 100 kg/ha pada umur 10 hst dan pemupukan kedua dengan dosis Urea 200 kg/ha pada umur 30 hst. Sebelum ditanam benih diberi insektisida Saromil dan pada saat tanam lubang larikan diberi Carbofuran dengan takaran satu tutup botol saramil/tanaman. Karakter yang diamati meliputi : umur berbunga, umur panen, penampilan tanaman, tinggi tanaman, jumlah malai/m2, panjang malai, jumlah biji/malai, bobot 1000 biji dan hasil biji.
Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh berkisar 1,04 t/ ha sampai 2,27 t/ha, galur CBD 17 memberikan hasil tertinggi (2,27 t/ha) dan berbeda nyata dengan varietas Nias (1,23 t/ha) dan Dewata (1,45 t/ha) tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Selayar (2,19 t/ha) sebagai varietas pembanding. Hasil yang tertinggi ini dipengaruhi oleh jumlah malai yang tinggi (263) dan jumlah biji per malai yang juga tinggi (39), sedang galur W462/VEE/KOEL 13/PEG/MRL/BUC memberikan hasil terendah (1,04 t/ha) dengan jumlah malai (117) dan jumlah per malai juga paling rendah yaitu 147
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 1. Hasil,jumlah malai/m2, jumlah biji/malai dan panjang malai 15 galur atau varietas gandum di TTS (NTT), MK. 2009 Galur atau Varietas
Hasil (t/ha)
Jumlah malai/m2
Jumlah biji/ malai
Panjang malai (cm)
KAUZ/WEAVER CMSS93Y00076S-1DH-1B-0100B-OHTY
1,54 cd
200 bcd
29 bc
7,9 bc
KAUZ/RAYON CRG2756-1-OB-099Y-099M-24Y-0BOHTY
1,63 bc
185 bcd
33 abc
7,2 bcd
KANCHAN -OBGD
1,31 cde
196 bcd
32 abc
8,0 bc
CAZO/KAUZ/KAUZ CMBW90Y32284-OTOPM-14Y-010M010M-010Y-6M015Y-OY
1,48 cde
204 bcd
33 abc
6,6 cd
LAJ3302//CMH73A.497/3*CN079 CMSS92Y00077S-030Y-015M-OY-2M-OYOHTY
1,26 cde
179 cd
40 a
7,3 bcd
RABE/2**MO88 CMSS92Y01634T-18Y-010M-010Y-010Y1M-0Y-OHTY
1,18 cde
165 de
37 ab
7,6 bcd
SKAUS*B2/PRLI I/CM65531 CWBW91M02698F-OTOPY-14M-010Y010M-010Y-4Y-OM-OHTY
1,55 cd
197 bcd
33 abc
7,7 bcd
OASIS/SKAUS//4*BCN CMSS93Y04054M-1M-OY-OHTY
2,04 bc
242 ab
39 a
7,1 bcd
CHOTX/STAR/3/H1/5*CN079//2*SERI CMSS93Y02712T-40Y-010Y-010Y-010M010Y-6M-OY
1,51 cde
184 bcd
31 abc
8,3 b
W462/VEE/KEL/3/PEG/MRL/BUC CMBW91M03389T- OTOPY- 13M- 1Y010M-1KBY-4KBY-OM-OKBY-1PR-OBOHTY
1,04 e
117e
27 c
6,9 bcd
CBD-17
2,27 a
263 a
39 a
7,1 bcd
CBD-20
1,11 de
179 cd
30 abc
6,3d
SELAYAR
2,19 a
231 abc
37 ab
7,6 bcd
NIAS
1,23 cde
156 de
28 bc
7,1 bcd
DEWATA
1,45 cde
184 bcd
40 a
9,9 a
16,3
16,2
14,2
10,5
KK (%)
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT
pada varietas berumur dalam. Umur berbunga berkisar 48 HST sampai 59 HST dan umur panen berkisar 87 HST sampai 90 HST. Galur CBD 17 dan varietas Nias memberikan penampilan tanaman yang terbaik dengan scoring 1.
Rata-rata suhu minimum selama pertanaman 25,0oC dan suhu maksimum rata-rata 37,0oC dan kelembaban 80%. Hasil analisa tanah tercantum pada Tabel 3.
148
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 2. Bobot 1000 biji, tinggi tanaman, umur bunga, umur panen dan penampilan tanaman 15 galur atau varietas gandum di TTS (NTT), MK. 2009 Galur atau varietas
Bobot 1000 biji (g)
Tinggi tanaman (cm)
Umur bunga (HST)i
Umur Panen (HST)
Penampilan tanaman (Skoring)
KAUZ/WEAVER CMSS93Y00076S-1DH-1B-0100B-OHTY
26,7 de
47,7 bcd
50 cde
89 bc
2,7
KAUZ/RAYON CRG2756-1-OB-099Y-099M-24Y-0B-OHTY
29,8 cde
52,1 abcd
54 bc
89 abc
2,3
KANCHAN -OBGD
37,3 a
58,4 abc
50 b
87 c
2,3
CAZO/KAUZ/KAUZ CMBW90Y32284-OTOPM-14Y-010M010M-010Y-6M015Y-OY
25,5 a
46,9 bcde
55 b
90 a
3,0
LAJ3302//CMH73A.497/3*CN079 28,1 cde CMSS92Y00077S-030Y-015M-OY-2M-OYOHTY
44,8 de
55 b
90 a
2,0
RABE/2**MO88 CMSS92Y01634T-18Y-010M-010Y-010Y1M-0Y-OHTY
26,3 de
45,5 cde
51 cde
88 abc
2,3
SKAUS*B2/PRLI I/CM65531 CWBW91M02698F-OTOPY-14M-010Y010M-010Y-4Y-OM-OHTY
32,1 bc
56,7 abcd
49 de
88 abc
3,0
OASIS/SKAUS//4*BCN CMSS93Y04054M-1M-OY-OHTY
35,4 ab
56,0 abcd
55 b
90 a
1,7
CHOTX/STAR/3/H1/5*CN079//2*SERI CMSS93Y02712T-40Y-010Y-010Y-010M010Y-6M-OY
39,7 a
56,6 abcd
52 bcd
89 ab
2,0
W462/VEE/KEL/3/PEG/MRL/BUC CMBW91M03389T-OTOPY-13M-1Y-010M -1KBY-4KBY-OM-OKBY-1PR-OB-OHTY
26,4 de
35,2 e
48 de
87 c
2,0
CBD-17
30,1 cde
61,7 a
51 cde
89 ab
1,0
CBD-20
31,1 bcd
48,0 bcd
49 de
87 bc
2,0
37,2 a
52,9 abcd
52 bcde
89 ab
1,0
NIAS
26,9 cde
51,7 abcd
48 a
87 c
3,0
DEWATA
31,0 bcd
59,8 ab
59 a
90 a
2,3
8,9
12,9
4,1
1,4
-
SELAYAR
KK (%)
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT
149
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010
ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 3. Hasil analisis tanah pada penelitian Uji Adaptasi Gandum di Timor Tengah Selatan (TTS), NTT. MK. 2009 Ciri fisik dan kimia tanah Liat Debu Pasir pHH2O pH KCL N (%) P Olsen (ppm) Kdd (m/100 g) Cadd (m/100 g) Mgdd Nadd (me/100 g) AIdd
Daftar Pustaka Adnyana, MO, M. Subiksa, N. Argosubekti, L. Hakim dan, M.S. Pabbage. 2006. Prospek dan arah pengembangan agribisnis Gandum, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Kandungan 29 32 39 7,03 6,48 0,12 30 0,41 66
Dahlan M., Rudjianto, J. Murdianto dan M. Yusuf. 2003. Usulan Pelepasan Varietas Gandum Balai Penelitian Tanaman Serealia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hamdani, M., Sriwidodo, Ismail, dan Marsum M, Dahlan. 2002. Evaluasi galur gandum Introduksi dan CIMMYT. Prosiding Kongres IV dan Simposium Nasional PERIPI. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2,00 0,39 0
Saunders, D.A. 1988. Characterization of Tropical Wheat Environments; Identitication of Production Constraints and Progress Achieved in South and South East Asia in Klatt (Ed). Wheat Production Constraints in Tropical Environments (CMMYT) Mexico DF. Pp, 12026.
Kesimpulan Hasl uji adaptasi di Timur Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, galur CBD 17 memberikan hasil tertinggi di NTT (2,27 t/ha). Pada ketinggian yang lebih rendah (400 m dpl)dan penelitian sebelumnya yaitu di Malino (1350 m dpl) dan Boyolali (675 m dpl) dapat diperoleh hasil 2,27 t/ha.
Subandi, 1999. Perbaikan varietas Dalam Subandi M. Syam dan A. Wijono (Eds) pp: 81-100. Pusitbangtan Bogor. 432 hal.
150