4/2/2014
VARIABLE PENELITIAN
Juni Sumarmono, PhD Email:
[email protected] Telp. 08384432882
APA YANG DIMAKSUD DENGAN VARIABEL PENELITIAN?
Variable (EN), Peubah (IND) PENGERTIAN: • atribut/sifat/nilai dari orang/obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari/diteliti dan ditarik kesimpulannya. •
Karakteristik yang terdapat pada individu/benda/obyek yang menunjukkan ada perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki
Variabel harus dapat diukur
1
4/2/2014
CONTOH:
MAKANAN • • • • • • • • •
Rasa Warna Tekstur Aroma Konsistensi Volume Komposisi Teknik olah Jenis bahan makanan
GIZI DAN EFEKNYA • • • • • • • •
Kadar zat gizi Sumber zat gizi Efek gizi bagi tubuh Status gizi Perubahan kadar zat gizi Konsumsi makanan Fungsi gizi pada hewan coba Zat anti gizi
Pada saat merencanakan sebuah penelitian, variabel sangatlah penting…. • Variabel merupakan komponen yang sangat penting dalam penelitian • Peneliti akan bingung jika variabel tidak didefinisikan dan diukur dengan baik, yaitu bingung dalam menentukan desain penelitian yang tepat serta dalam menentukan prosedur analisis statistik yang sesuai.
2
4/2/2014
Komposisi
Karakteristik Sensori
Makanan yang berkualitas (ASUH)
Pengemasan dll
Karakteristik fisik
SYARAT VARIABEL PENELITIAN 1. Dapat diukur atau dinilai 2. Menunjukan variasi atau perbedaan 3. Ada alat ukur yang valid 4. Layak untuk dikerjakan/dilaksanakan/diukur
3
4/2/2014
Pembagian Variabel Berdasarkan pada Hubungan antar Variabel: 1. Variabel Bebas
2. Variabel Moderator L. Kerja
Upah
Semangat Kerja Semangat Kerja
Upah
2. Variabel Tergantung 4. Variabel Intervening Upah
Semangat Kerja
Prestasi Akademik
Karir
Kekaya an
VARIABEL BEBAS (INDEPENDEN) DAN TERGANTUNG (DEPENDEN)
4
4/2/2014
CONTOH: • Konsumsi energi (X1) • Aktivitas fisik (X2)
Status gizi
• Konsumsi teh hijau
Penurunan bobot badan
• Pengetahuan gizi • Jumlah uang makan
Pemilihan makanan
BEBAS
TERGANTUNG
TIGA KEMUNGKINAN POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL POSITIF Penambahan nilai pada X akan diikuti penambahan nilai pada Y
NEGATIF
Penambahan nilai pada X akan diikuti penurunan nilai pada Y
KONSTAN Tidak ada hubungan antara X dan Y
5
4/2/2014
VARIABEL MODERATOR (variabel independen ke-2) Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
VARIABEL INTERVENING • Variabel intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati atau diukur. • Variabel intervening merupakan variabel penyela (variabel antara) yang terletak di antara variabel dependen dan variabel independen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen
Sebuah penelitian mengenai hubungan antara tingkat penghasilan dengan usia harapan hidup:
Moderator Variabel LINGKUNGAN
PENGHASILAN
Independent Variabel
GAYA HIDUP
Intervening Variabel
HARAPAN HIDUP
Dependent Variabel
6
4/2/2014
PENGUKURAN VARIABEL • Variabel dalam penelitian haruslah memiliki skala pengukuran. • Skala Pengukuran : merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif • Skala pengukuran berupa angka atau kode pada suatu variabel (yaitu DATA), yang dapat dikelompokan menjadi 4: Nama aye NORI
Nominal, Ordinal, Rasio, dan Interval.
Skala NOMINAL • Skala yang paling rendah tingkatannya dan hanya bisa digunakan untuk data yang bersifat kategori. Data yang diperoleh dengan skala ini termasuk jenis data kualitatif. • Informasi yang didapat hanya bertujuan untuk mengelompokkan (namun tidak menyatakan rangking) CONTOH: Variabel berupa jenis kelamin dari responden Jenis Kelamin
Kode
Laki-laki
1
Perempuan
2
Catatan: selisih angka antara laki-laki dan perempuan (yaitu 2-1 = 1) tidak memiliki arti apa-apa.
7
4/2/2014
• Contoh lain dari skala pengukuran NOMINAL atau variabel dengan skala nominal ialah agama, suku dan golongan darah.
Skala ORDINAL • adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori sekaligus melakukan ranking terhadap kategori. • Skala ini mirip dengan skala nominal, yaitu sama-sama digunakan untuk data bersifat kategori.
• BEDANYA, kategori pada skala ordinal memiliki tingkatan, misalnya: dari kecil ke besar, tidak penting ke penting atau sangat tidak setuju ke sangat setuju. CONTOH PENGUKURAN DENGAN SKALA ORDINAL • tingkat pendidikan • kelompok pendapatan • tingkat keganasan penyakit
8
4/2/2014
Skala ORDINAL Apabila peneliti ingin mengkaji perbedaan status gizi keluarga berdasarkan pendidikan tertinggi orangtuanya, maka tingkat pendidikan orangtua dapat diberi kode sebagai berikut:
Tingkat Pendidikan
Kode
SD
1
SMP
2
SMA
3
UNIVERSITAS
4
Harus Diingat • Kode-kode variabel pada skala NOMINAL dan ORDINAL berguna pada saat pengolahan dan hanya sebagai label kategori saja. • Peneliti TIDAK BISA melakukan perhitungan matematis pada kode-kode diatas, misalnya menjumlahkan, membagi dan menentukan rata-rata
9
4/2/2014
Skala INTERVAL • Skala interval memungkinkan peneliti untuk mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan antar nilai (tidak hanya mengelompokan atau mengurutkan peringkatnya) • Contoh: TEMPERATUR (SUHU) dalam derajat Celcius atau Fahrenheit. Misal hasil pengukuran variabel (C) adalah 50, 40, 30 dan 20; maka: 50C lebih tinggi dibanding 40C 20C lebih rendah daripada 30C Perbedaan temperatur antara 40C dan 50C nilainya sama dengan perbedaan temperatur antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10 derajat.
•
JADI pada skala interval, peneliti dapat membedakan (mengkategorikan), mengurutkan nilainya, dan JUGA BISA MENGHITUNG berapa perbedaannya atau selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan.
•
Perbedaan antara dua nilai pada skala interval sudah punya makna yang berarti, misalnya, perbedaan antara 40C dan 50C dua kali lebih besar dibandingkan dengan perbedaan antara suhu 30 dan 35.
•
Batas-batas variasi nilai pada skala interval adalah arbiter (angka nolnya tidak absolut, yaitu masih ada nilai di bawah 0).
10
4/2/2014
Skala Likert adalah salah satu contoh skala pengukuran Interval yang paling umum dilakukan pada penelitian sosial. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
SKOR
DESKRIPSI
1
Sangat setuju
Sangat positif
2
Setuju
Positif
3
Ragu-ragu
Netral
4
Tidak setuju
Negatif
5
Sangat tidak setuju
Sangat negatif
Skala RASIO • adalah skala interval yang memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat diubah. Contoh : umur responden memiliki nilai dasar nol. • Jadi pembeda kunci antara skala Interval dan Rasio adalah di angka 0 yaitu apakah nilai nol tersebut mutlak atau tidak? Angka 0 tidak mutlak artinya masih ada nilai dibawah 0 • Dengan skala RASIO memungkinkan peneliti untuk menyatakan rasio atau perbandingan di antara kedua nilai, misalnya x adalah dua kali lebih y. • CONTOH, berat A = 70 kg, berat B =35 kg, Berat C = 0 kg. Maka peneliti dapat membandingkan rasio, misalnya dengan mengatakan bahwa berat A dua kali berat B (A:B = 2:1). Berat C = 0 kg, artinya C tidak mempunyai bobot. Angka 0 di sini jelas dan menunjukkan nilai 0 mutlak.
11
4/2/2014
Skala RASIO Skala rasio sangat mirip dengan skala interval, yaitu disamping sudah memiliki semua sifat variabel interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak
,
CONTOH PENGUKURAN DENGAN SKALA RASIO
Berat badan Tinggi badan Umur/usia Temperatur dalam derajat Kelvin Panjang
12
4/2/2014
LATIHAN Berdasarkan judul-judul publikasi terkait gizi di bawah ini, tentukan variabelvariabel yang digunakan oleh peneliti: • Masithah, T., & Martianto, D. (2005). Hubungan Pola Asuh Makan dan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Mulya Harja. • Himawan, A. W. (2006). Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). • Mahardikawati, V. A., & Roosita, K. (2012). Aktivitas fisik, asupan energi dan status gizi wanita pemetik teh di PTPN VIII Bandung, Jawa Barat. Jurnal Gizi dan Pangan, 3(2). • Rowa, S. S. (2003). Perbedaan Pola Asuh Ibu dan Status Gizi Anak Balita yang Lahir dari Ibu Kurang Energi Kronis (KEK) dan Tidak KEK Waktu Hamil di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan (Doctoral dissertation, Tesis) Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta).
13