22 III METODE PENELITIAN
3.1
Obyek Penelitian Objek yang diteliti adalah kondisi dari anggota kelompok KPSP Manglayang
berupa skala usaha, curahan tenaga kerja, dan pendapatan peteranak. Pengertian objek penelitian menurut Arikunto (1998) yaitu variabel penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
3.2
Metode Penelitian
3.2.1 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei adalah metode riset yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpul data (Singarimbun, 1995). Tujuan metode ini untuk memperoleh informasi dari sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. 3.2.2 Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan pada anggota kelompok KPSP Manglayang. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive didasari atas pertimbangan bahwa lokasi-lokasi tersebut merupakan daerah yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah dan sebagai daerah pengembangan usaha peternakan sapi perah di lingkungan yang hampir berdekatan dengan perkotaan. Sebagian dari anggota peternak KPSP Manglayang sebelumnya merupakan anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Sinar Jaya yang saat ini sudah gulung tikar. Hal tersebut
23 membuat peneliti tertarik untuk menganalisis kondisi para peternak di daerah tersebut. 3.2.3 Penentuan Responden Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah peternak yang mengelola usaha ternak sapi perah. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998). Pengambilan sampel dalam populasi peternak sapi perah KPSP Manglayang dilakukan berdasarkan teori rumus Slovin dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2014), yaitu :
π
n = π.πΒ²+1 dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi yang ditetapkan Pengambilan responden dilakukan dengan metode two stage random sampling, dengan pengambilan sampel pada tiap-tiap tahap dilakukan secara acak (Singarimbun, 1995) yang terdiri dari : ο Langkah 1, peternakan sapi perah dikelompokan berdasarkan skala kepemilikan sapi perah pada tiga skala usaha, yaitu : (i)
Skala Usaha I
: 1 β 3 ekor
(ii)
Skala Usaha II
: 4 β 6 ekor
(iii) Skala Usaha III
: >7 ekor
24 Tabel 1. Populasi Peternak Sapi Perah KPSP Manglayang No
Strata
Nama Kelompok
I
II
III
4 5 3 3 3 8 9 35
1 1 3 3 1 7 16
...peternak...
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Cipatat I Cipatat II Palalangon Pasir Angin Cikalamiring Cigupakan Cipulus Garung Cikoneng Total
37 27 34 30 16 29 17 32 28 251
Hal ini berdasarkan pendapat Suryadi, dkk (1989) bahwa skala usaha peternakan rakyat dibedakan atas tiga skala usaha, yaitu: (1) skala usaha dengan jumlah kepemilikkan ternak betina produktif sebanyak 1 β 3 ekor, (2) skala usaha dengan jumlah kepemilikkan ternak betina produktif sebanyak 4 β 6 ekor, (3) skala usaha dengan jumlah kepemilikkan ternak betina produktif sebanyak lebih dari 7 ekor. ο Langkah II, pengambilan responden dari masing-masing stratum diambil secara propotional random sampling. Dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2014), pengambilan sampel secara propotional random sampling memakai rumusan alokasi proporsional yaitu : πα΅’
ni = π x n
25 dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum. n = jumlah sampel seluruhnya. Ni = jumlah populasi menurut stratum. N = jumlah populasi seluruhnya. Hasil dari perhitungan menurut proportional random sampling adalah skala usaha I sebanyak 62 sampel, skala usaha II sebanyak 9 sampel, dan skala usaha III sebanyak 4 sampel. Seluruh sampel tersebut menjadi responden dalam penelitian ini. 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden, yaitu peternak sapi perah dengan pengambilan informasi dari penyebaran kuisioner dan wawancara serta observasi atau pengamatan langsung pada objek penelitian sehingga hasil data yang dihasilkan lebih relevan. Data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi literatur dari berbagai instansi terkait, diantaranya Badan Pusat Statistik, Dinas Peternakan Jawa Barat, Kementrian Pertanian, hasil penelitian sebelumnya yang sesuai dengan judul yang akan diteliti.
3.3
Operasionalisasi Variabel Kriteria pengukuran yang akan diteliti dalam penelitian ini terbagi atas dua
variabel, yaitu variabel eksogen atau bebas dan variabel endogen atau terikat. 1)
Variabel Eksogen Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah curahan tenaga kerja (X1) dan skala usaha sapi perah (X2). a.
Curahan tenaga kerja adalah alokasi waktu yang dikeluarkan tenaga kerja dalam menjalankan usaha, dimana yang masuk ke dalam perhitungan merupakan tenaga kerja keluarga mulai dari suami, istri,
26 dan anak-anak umur di bawah 15 tahun serta tenaga kerja luar keluarga peternak yang menjadi tanggungan keluarga peternak. Perhitungan didasarkan pada jumlah jam kerja yang digunakan oleh tenaga kerja dalam satuan jam yang dihitung selama satu hari. b.
Skala usaha sapi perah adalah jumlah kepemilikan ternak dihitung berdasarkan sapi perah produktif yang dipelihara oleh responden. Ternak produktif terdiri atas ternak laktasi dan kering kandang. Seluruh ternak dikonversikan ke dalam satuan ternak, dimana pedet setara dengan 0,25 ST; dara maupun dara bunting setara dengan 0,5 ST; dan induk setara dengan 1 ST.
2)
Variabel Endogen Variabel endogen dalam penelitian ini yaitu pendapatan yang dihitung berdasarkan selisih antara total penerimaan dan total biaya produksi berupa biaya tetap dan tidak tetap selama kurun waktu satu bulan. Penerimaan meliputi penjualan susu secara rutin, penjualan ternak, peningkatan nilai ternak.
3.4
Model Analisis
3.4.1 Analisis Pencurahan Tenaga Kerja Menurut Adiwilaga (1982), tenaga kerja merupakan orang yang membantu jalannya proses pemeliharaan, terbagi atas dua bagian : (1) Tenaga kerja luar keluarga (dibayar) dan (2) Tenaga kerja keluarga (tidak dibayar). Perhitungan biaya tenaga kerja keluarga dihitung berdasarkan biaya non tunai (alokasi tenaga kerja/tahun) (Priyanto Dwi dkk., 1999), dengan rumus :
27 Nilai HOK =
πΆππ» π₯ 365 8
x UPH
Dimana : HOK = Nilai curahan tenaga kerja/th (Rp) CTH = Curahan tenaga kerja (jam/hari) 8 = 1 HOK diasumsikan 8 jam kerja UPH = Upah tenaga kerja harian buruh ternak di lokasi Tenaga kerja keluarga (tidak dibayar) dihitung berdasarkan total nilai upah yang dibayarkan satu bulan, sedangkan tenaga kerja luar keluarga (dibayar) dihitung berdasarkan upah tenaga kerja yang diterima selama satu bulan. Perhitungan alokasi waktu tenaga kerja dinyatakan dalam satu harian kerja pria (HKP), dimana satu hari kerja equivalen dengan 8 jam lama kerja. Nilai tenaga kerja dihitung berdasarkan tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian dan dinilai dalam satuan rupiah perbulan (Pujianto dalam Achmad dkk., 2015). 1 HKP (Harian Kerja Pria)
= 8 jam kerja pria dewasa (1 HKP)
1 HKW (Harian Kerja Wanita) = 8 jam kerja wanita dewasa (0,75 HKP) 1 HKA (Harian Kerja Anak)
= 8 jam kerja anak-anak < 15 tahun (0,5 HKP)
3.4.2 Analisis Pendapatan Ukuran yang dipakai dalam mengukur nilai kemampuan usaha peternakan dalam menghasilkan keuntungan dari keseluruhan kegiatan usaha peternakan dihitung dari selisih antara penerimaan usaha peternakan dan pengeluaran total usaha peternakan. Secara matematis, menurut Hadiana, dkk. (2005) pendapatan usaha peternakan dapat dirumuskan sebagai berikut : Ξ
=
Ξ£TR β Ξ£TC
28 Dimana : Ξ = Keuntungan pada usaha peternakan (Rp/bulan) Ξ£TR = Jumlah pendapatan pada usaha peternakan (Rp/bulan) Ξ£TC = Jumlah biaya pada usaha peternakan (Rp/bulan) 3.4.3 Hubungan Skala Usaha Sapi Perah dan Curahan Tenaga Kerja serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternak Seluruh data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dan analisis jalur. Analisis jalur (path analysis) merupakan teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebas mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Teknis analisis yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah analisis jalur model satu persamaan strukturan (a single equation path model). Model ini menggambarkan hubungan kausal secara sederhana antara variabel X1, X2, Xn sebagai variabel bebas terhadap Y sebagai variabel terikat. Dalam model ini, hanya akan dilihat pengaruh secara langsung antara variabel X terhadap Y, disamping melihat pengaruhnya secara bersama-sama dan ingin mengetahui variabel dominan dalam peranannya (Juanim, 2004). Dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini : X1
Y
Οx12
X2
Ι
1
Ilustrasi 4. Diagram Jalur yang Menunjukkan Hubungan dan Pengaruh Skala Usaha (X1) dan Curahan Tenaga Kerja (X2) terhadap Pendapatan Peternak(Y)
29
Keterangan : X1 = Skala usaha sapi perah X2 = Curahan tenaga kerja Y = Pendapatan Peternak Οx21 = Hubungan X1 terhadap X2 Οyx1 = Pengaruh X1 terhadap Y Οyx2 = Pengaruh X2 terhadap Y
Ι
1
= Pengaruh variabel selain X terhadap Y Ilustrasi tersebut menyatakan bahwa diagram jalur hanya terdiri dari satu
persamaan struktural, dimana X1 dan X2 sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel terikat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, didapat matrik korelasi sebagai berikut: 1 r12 ry1 R
=
1
ry2 1
Persamaan struktur yang sesuai dengan diagram jalur adalah sebagai berikut: Y = Οyx1.X1 + Οyx2.X2 + Ι Beberapa asumsi dipergunakan sebagai efektifitas penggunaan analisis jalur, diantaranya (Sudjana, 2003) : 1. Pada model analisis jalur, hubungan antara variabel bersifat linear, adaptif, dan bersifat normal, 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, tidak ada arah kausalitas yang berbalik, 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio,
30 4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populai untuk dipilih menjadi anggota sampel, 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable), artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung, dan 6. Model analisis yang diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep yang relevan, artinya berdasarkan kerangka teoritis yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang diteliti. Analisis korelasi digunakan untuk menghitung koefisien korelasi parsial antara variabel X1, X2, dan Y dengan menggunakan rumus :
r12
=
ry1
=
π βπβπβ β (βπβ)(βπβ ) β{πβπβ2β(βπk)2 } β {πβπ 2 β(βπ)2} π βπkπ β (βπk)(βπ ) β{πβπk2β(βπk)2 } β {πβπ 2 β(βπ)2}
Keterangan : r12 = koefisien korelasi antara X1 dan X2 ry1 = koefisien korelasi antara Y dan X1 (k=1,2) 3.4.4
Pengujian Model
a. Secara gabungan Pengujian variabel bebas, yaitu curahan tenaga kerja dan skala usaha secara bersama terhadap pendapatan digunakan uji F (F-test) dengan pengujian hipotesis sebagai berikut :
31 H0 = Οyx1 = Οyx2 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas secara besama-sama terhadap variabel tidak bebas H1 = Οyx1 = Οyx2 β 0 (terdapat pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas Hipotesis tersebut diuji dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996) : RΒ²(n-k-1) Statistik uji : F = k(1 - RΒ²) Keterangan : R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah parameter Adapun kriteria keputusan : Fhitung > Ftabel β Tolak Ho Fhitung < Ftabel β Terima Ho Jika Ho diterima, maka secara bersama-sama variabel X1 dan X2 tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan dan jika Ho ditolak, maka secara bersamasama variabel X1 dan X2 berpengaruh nyata terhadap pendapatan. b. Secara parsial Pengujian variabel curahan tenaga kerja dan skala usaha sapi perah terhadap pendapatan dilakukan secara parsial (masing-masing), dengan pengujian sebagai berikut (Sitepu, 1994) : Rumus hipotesis : H01 : Οyx1 = 0, (tidak ada pengaruh nyata antara variabel X1 terhadap Y) H11 : Οyx1 β 0, (terdapat pengaruh nyata antara variabel X1 terhadap Y) H02 : Οyx2 = 0, (tidak ada pengaruh nyata antara variabel X2 terhadap Y) H12 : Οyx2 β 0, (terdapat pengaruh nyata antara variabel X2 terhadap Y)
32 Statistik uji : t =
Οπ¦π₯1
(1βπ
2π¦π₯1π₯2)πΆππ πβπβ1
β
Keterangan : Οyx1 = pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah parameter
Kriteria keputusan adalah jika : thitung > ttabel β Tolak Ho thitung < ttabel β Terima Ho Jika Ho ditolak berarti curahan tenaga kerja atau skala usaha sapi perah yang digunakan di dalam model berpengaruh nyata terhadap pendapatan dan jika Ho diterima artinya curahan tenaga kerja atau skala usaha sapi perah yang digunakan pada model tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Keterangan : Proses perhitungan analisis jalur (path analysis) dilakukan dengan menggunakan program LISREL. Model atau paradigma tersebut menjelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Fhitung memperlihatkan adanya pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Pengaruh tersebut terjadi karena ada korelasi diantara variabel bebasnya. 3. Diantara korelasi tersebut memperlihatkan mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel terikat. 4. R2 mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.