34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban pajak pertambahan nilai pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Cibeunying. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variable (X) adalah pemeriksaan pajak yang terdiri dari perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kemudian menjadi variabel terikat atau dependent variable (Y) ialah kepatuhan pengusaha kena pajak yang terdiri dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, kepatuhan dalam pembayaran tunggakan Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengusaha kena pajak yang terdaftar di KPP Cibeunying yang terletak di pusat kota Bandung, maka dari itu yang akan dianalisis adalah yang berhubungan dengan pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak pada KPP Cibeunying. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husein Umar (2008: 45) metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8) pengertian penelitian deskriptif dan peneltian verifikatif, yaitu: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak pada KPP Cibeunying. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak pada KPP Cibeunying. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010: 11) yang dimaksud dengan metode survey adalah: Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. 3.2.2 Operasionalisasi variabel Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam konsep teori dari variabel yang diteliti, indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Berdasarkan objek penelitian yang telah dikemukakan di atas diketahui bahwa variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak pada KPP Cibeunying sebagai variabel independen/variabel bebas (X). Variabel tersebut dicari bagaimana pengaruhnya terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak sebagai variabel dependen/variabel terikat (Y). Data yang diperoleh dari jawaban responden disusun
dengan
menggunakan metode skala semantic differential sebagai berikut: Bad|_____|_____|_____|_____|_____|_____|_____|
Good
Responden diberi keleluasaan memberikan penilaian/tanggapan sesuai dengan keinginannya. Skala data dengan menggunakan semantic differential ini memiliki skala interval.Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
Variabel
Dimensi
Pemeriksaan Rencana Pajak (X) Pemeriksaan
Proses Pemeriksaan
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Indikator Ukuran
Interval Tingkat pengumpulan data wajib pajak yang akurat
Penyusunan profil wajib pajak
Interval Tingkat penyusunan profil wajib pajak Interval Tingkat pemahaman SPT lengkap
2
Tingkat melakukan pencatatan sesuai fakta Tingkat implementasi pemenuhan atau pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak Tingkat pemberitahuan hasil pemeriksaan pajak Tingkat kejelasan laporan pemeriksaan pajak Tingkat
Interval
4
Interval
5
Interval
6
Interval
7
Interval
8
Pemahaman SPT lengkap
Implementasi pemenuhan atau pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak Pemberitahuan hasil pemeriksaan Kejelasan laporan pemeriksaan pajak Kepatuhan
Kepatuhan
No Item 1
Pengumpulan data wajib pajak
Melakukan pencatatan sesuai fakta
Hasil Pemeriksaan
Skala
Waktu
3
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
Pajak (Y)
wajib pajak dalam mendaftarka n diri
mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Waktu melaporkan atau mendaftarkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Kepatuhan Kebenaran untuk pengisian SPT menyetorka n kembali Kelengkapan Surat pengisian SPT Pemberitahu an (SPT) Kejelasan pengisian SPT
Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
Waktu melaporkan SPT tepat waktu Waktu pembayaran pajak tepat waktu Keyakinan perhitungan pajak terutang secara benar Menerima bukti pembayaran
mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tepat waktu Tingkat melaporkan atau mendaftarkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) tepat waktu Tingkat kebenaran pengisian SPT Tingkat kelengkapan pengisian SPT Tingkat kejelasan pengisian SPT Tingkat waktu melaporkan SPT tepat waktu Tingkat pembayaran pajak tepat waktu Tingkat keyakinan perhitungan pajak terutang secara benar Tingkat menerima bukti
Interval
9
Interval
10
Interval
11
Interval
12
Interval
13
Interval
14
Interval
15
Interval
16
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
pajak Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
Kesalahan pengisian SPT Waktu membayar sanksi administrasi berupa denda,bunga atau kenaikan
pembayaran pajak Interval Tingkat kesalahan pengisian SPT Interval Tingkat membayar sanksi administrasi berupa denda, bunga atau kenaikan tepat waktu
17
18
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010: 129). Berdasarkan jenis dan sumbernya dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan sekunder. Menurut Asep Hermawan (2006: 168) mengatakan bahwa: Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data beberapa survei ataupun observasi. Data Sekunder menurut Husein Umar (2002: 84), “Data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel dan jurnal ilmiah.” Sedangkan menurut Asep Hermawan (2006: 168) Data Sekunder adalah ”Struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui jenis dan sumber data yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data Sumber Data www.anggaran.depkeu.go.id
Data Penelitian Realisasi penerimaan dalam negeri tahun 2008-2010 Jangka Waktu www.stanpajak.blogspot.com Penyerahan Spt Dan Pembayaran Pajak Tingkat kepatuhan detikFinance melaporkan SPT pajak (06 Maret 2011) di Indonesia Kondisi tingkat Tribun, 17 Maret 2011 kepatuhan wajib pajak di Jawa Barat (JABAR) Jumlah Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Terdaftar Pada KPP (Cibeunying) Cibeunying 10 Oktober 2011 Tahun 2007-2010 Tingkat kepatuhan www.bisnis.vivanews.com wajib pajak badan di (30 September 2011) Indonesia Penyampaian SPT Media Indonesia, 06 April Tahunan 2010 Tingkat Kepatuhan Kantor Pelayanan Pajak Pengusaha Kena Pajak (Cibeunying) di Kantor Pelayanan 10 Oktober 2011 Pajak Pratama Cibeunying Bandung Data penyampaian SPT Kantor Pelayanan Pajak tahunan pengusaha kena (Cibeunying) pajak pada Kantor 10 Oktober 2011 Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying periode 2007-2010. Sumber : Diolah dari berbagai data 2011
Jenis Data Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder Sekunder
Sekunder
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1 Populasi Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Sugiyono (2010: 115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran merupakan populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha kena pajak pada KPP Cibeunying dengan jumlah N= 6.990 orang pada tahun 2010. Ukuran populasi tersebut, diperoleh dari hasil observasi pada minggu pertama bulan Oktober 2011 di KPP Cibeunying
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
3.2.4.2 Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya: 1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga 3. Keterbatasan waktu yang tersedia.
Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010: 116): Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008: 141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan.
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
𝑛=
𝑁 1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan: n
: Ukuran Sampel
N
: Ukuran populasi
e
: Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 0,1) Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut : 𝑛=
6990 1 + 6990 (0,1)2 𝑛=
6990 70,9
𝑛 = 98,5 ≈ 99 (hasil pembulatan) Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 99 orang.
3.2.4.3 Teknik Sampel Teknik
sampling
merupakan
teknik
pengambilan
sampel
untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Sugiyono (2010: 116) “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Margono (2009: 11) teknik sampling jenis purposive sampling, peneliti melakukan pengambilan sampel secara acak atau sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang dilakukan. Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010: 61) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi: 1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari program layanan unggulan dan Kepatuhan pengusaha kena pajak. Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
2. Wawancara, sebagai cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan langsung dari sumber yang bersangkutan. 3. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu pengusaha kena pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Cibeunying. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel (X) pemeriksaan pajak dan Variabel (Y) Kepatuhan pengusaha kena pajak Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut: a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan. b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia. c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval. 4. Studi Literatur Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari pelayanan prima dan kepatuhan pengusaha kena pajak Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
Studi literatur tersebut disapat dari berbagai sumber, yaitu: a) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Cibeunying; b) Perpustakaan,UPI, Perputakaan UNPAD, dan Perpustakaan Widyatama; c) Skripsi; d) Jurnal pajak; e) Media cetak (majalah); dan f) media Elektronik (Internet).
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas Suatu instrumen yang sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Kusnendi (2008: 94) mengatakan bahwa “validitas menunjukan kemampuan instrumen penelitian mengukur dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur”. Untuk memperoleh instrumen yang valid harus diperhatikan langkah-langkah dalam menyusun instrumen, yaitu memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator, setelah itu memasukannya ke dalam butir-butir pertanyaan. Apabila langkah tersebut dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas yang logis. Dikatakan logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. (Suharsimi Arikunto, 2010: 145). Menurut Sugiyono (2010: 172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
Suharsimi Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa: Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang vaid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanankan dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS (Statistical Product for Service Solution) 16.0 dan dibantu software microsoft excel. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi
product
moment yang dikemukakan oleh pearson 𝑛( 𝑥𝑦) −
𝑟𝑥𝑦 =
𝑋 ( 𝑌)
{𝑛( 𝑥2 ) − ( 𝑋)2 } {𝑛( 𝑦2 ) − ( 𝑌)2 } Keterangan: r
= Koefisien validitas item yang dicari
X
= Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y
= Skor total
X
= Jumlah skor dalam distribusi X
Y
= Jumlah skor dalam distribusi Y
X
2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
Y
2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n
= Banyaknya responden
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut: Thitung
𝑟 𝑛−2 =
1−𝑟 2
(Riduwan dan Sunarto, 2010:81) Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut: 1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung > rtabel). 2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung ≤ rtabel).
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen pemeriksaan pajak sebagai variabel (X) dan kepatuhan pengusaha kena pajak sebagai variabel (Y). Jumlah pertanyaan untuk variabel (X) adalah 9 terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid, sedangkan untuk item pertanyaan variabel (Y) berjumlah 13 dan setelah di uji terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid. Lalu dilakukan drop out pada 2 Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
item pertanyaan yang tidak valid dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut Tabel 3.3 dan 3.4 mengenai hasil uji validitas. Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Pemeriksaan Pajak NO PERNYATAAN rhitung PEMERIKSAAN PAJAK 1. Rencana Pemeriksaan Pajak Pengumpulan data wajib pajak yang 1. 0, 666 dilakukan aparat KPP Cibeunying. Penyusunan profil wajib pajak yang 2. 0, 566 dilakukan aparat KPP Cibeunying. 2. Proses Pemeriksaan Pajak Pemahaman SPT lengkap aparat KPP 3. 0.475 Cibeunying. Aparat KPP Cibeunying melakukan 4. 0.426 pencatatan sesuai fakta. Implementasi pemenuhan atau pelaksanaan 5. 0,555 kewajiban perpajakan oleh wajib pajak 3. Hasil Pemeriksaan Pajak Pemberitahuan hasil pemeriksaan pajak yang 6. 0.513 dilakukan aparat KPP Cibeunying. Kejelasan laporan pemeriksaan pajak dari 7. 0.439 aparat KPP Cibeunying.
rtabel
KET
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
Berdasarkan Tabel 3.3 pada instrumen variabel pemeriksaan pajak dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi media dengan item pernyataan Pengumpulan data wajib pajak yang dilakukan aparat KPP Cibeunying, dibandingkan dengan media lain yang bernilai 0,666. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi Aparat KPP Cibeunying melakukan pencatatan sesuai fakta yang bernilai 0,426 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya sedang. Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pemeriksaan pajak berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel. Berikut ini Tabel 3.4 mengenai hasil uji validitas variabel kepatuhan pengusaha kena pajak yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y. Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak NO. PERNYATAAN rhitung rtabel KET KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK 1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri Pendaftaran untuk mendapatkan Nomor 1. 0.726 0,374 Valid Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pendaftaran usaha untuk dikukuhkan sebagai 0.796 0,374 Valid Pengusaha Kena Pajak (PKP). 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT) 2. 3.
Melakukan pengisian SPT secara benar.
0.585
0,374
Valid
4.
Melakukan pengisian SPT secara lengkap
0.769
0,374
Valid
5.
Melakukan pengisian SPT secara jelas
0.584
0,374
Valid
6.
Melaporkan SPT
0,536
0,374
Valid
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
7.
Melakukan pembayaran pajak tepat waktu.
0. 386
0,374
Valid
8.
Melakukan perhitungan pajak terutang secara benar.
0.632
0,374
Valid
9.
Penerimaan bukti pembayaran pajak.
0.561
0,374
Valid
0.688
0,374
Valid
4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
10.
Kesalahan saat pengisian SPT.
Pembayaran sanksi administrasi berupa 0.551 0,374 Valid denda, bunga atau kenaikan. Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows) 11.
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
Tabel 3.4 pada instrumen variabel kepatuhan pengusaha kena pajak dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi Pendaftaran usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang bernilai 0,796. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi Melaporkan SPT yang bernilai 0,536. Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kepatuhan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel .
3.2.6.2 Hasil Pengujian Realibilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Menurut Sugiyono (2010: 183) “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 178) reliabilitas adalah:
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Perhitungan reliabilitas dalam pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha atau bisa pula disebut Alpha Cronbach.
𝑟
11=
𝑘 𝑘−1
1−
ó𝑏 2 ó𝑏 2
(Suharsimi Arikunto, 2009: 196)
Keterangan: r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
𝜎2𝑡
= Varians total
𝜎𝑏 2 = Jumlah varians butir soal
Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus varians yang digunakan adalah sebagai berikut :
ó2 =
𝑋2 −
𝑋 𝑛
2
𝑛
(Suharsimi Arikunto, 2009: 184) Keterangan: n
= Jumlah responden
X
= Nilai skor yang dipilih
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
𝜎
= Nilai varian
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel. 2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung ≤ rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.5 berikut.
NO. 1 2
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas VARIABEL rhitung Pemeriksaan Pajak 0.790 Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak 0.902
rtabel 0,374 0,374
KET Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan. Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu : 1. Menyusun data Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden. 2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul 3. Tabulasi data Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor pada setiap item. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh pemeriksaan pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y), dengan skala pengukuran menggunakan skala semantic differensial.
3.2.7.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel
melalui
analisis
korelasi
dan
membuat
perbandingan
dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikannya. Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mendeskripsikan variabelvariabel peneltian, antara lain: Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
1. Analisis deskriptif pemeriksaan pajak
Variabel X terfokus pada penelitian terhadap pemeriksaan pajak yang meliputi: rencana pemeriksaan, proses pemeriksaan dan hasil pemeriksaan. 2. Analisis deskriptif kepatuhan pengusaha kena pajak
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak yang meliputi: kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden No Kriteria Penafsiran Keterangan 1 0% Tidak Seorangpun 2 1% - 25% Sebagian Kecil 3 26% - 49% Hampir Setengahnya 4 50% Setengahnya 5 51% - 75% Sebagian Besar 6 76% -99% Hampir Seluruhnya 7 100% Seluruhnya Sumber: Sugiyono (2010: 184)
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
3.2.7.2 Analisis Verifikatif Menggunakan Korelasi dan Regresi Linier Sederhana Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat pengaruh pemeriksaan pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y) yaitu menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel. Analisis tersebut untuk melihat pengaruh pemeriksaan pajak (X) yang terdiri dari rencana pemeriksaan, proses pemeriksaan dan hasil pemeriksaan, kepatuhan pengusaha kena pajak (Y) terdiri dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh pemeriksaan pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y), dengan skala pengukuran menggunakan skala semantic differensial. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas dimensi pemeriksaan pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y), baik secara langsung maupun tidak langsung.
1) Analisis Korelasi Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya jika: r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif) r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif) r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient of Correlation) menurut Suharsimi Arikunto (2009: 170), yaitu: 𝑟=
𝑛 𝑛
𝑋𝑌 −
𝑋2 −
𝑋
𝑋 .
2
𝑛
𝑌
�𝑝2 −
𝑌
2
Keterangan :
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.7 di bawah ini. Tabel 3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2011: 231)
2) Regresi Linier Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu pemeriksaan pajak dengan satu variabel dependen yaitu kepatuhan pengusaha kena pajak. Persamaan umum regresi linier sederhana 𝑌′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 adalah: Keterangan : Y’ = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. a
= Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b
= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan rumus menurut Sugiyono, (2010: 262): 𝑎=
𝑏=
𝑌𝑖
𝑛
𝑋𝑖 − 𝑛 𝑋𝑖2 −
𝑋𝑖 𝑋𝑖
𝑋𝑖 𝑌𝑖 −
𝑋𝑖
𝑛
2
𝑋𝑖 −
𝑋𝑖
𝑋𝑖 𝑌𝑖 2
𝑌𝑖 2
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
Keterangan : Y
= Sumbu kepatuhan pengusaha kena pajak
X
= Sumbu pemeriksaan pajak
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
n
= Banyaknya responden
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
3) Mencari Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah kuadrat dari nilai koefisien korelasi; dinyatakan dalam persen, sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase analisis yang terjadi dari pemeriksaan pajak (variabel bebas) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (variabel terikat), maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus berikut:
KD = r2 X 100%
Sumber: Sugiyono, (2010:210)
Keterangan: KD
= Koefisien determinasi
r
= Koefisien korelasi Adapun untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan
pada Tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2010: 184)
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
3.2.8
Pengujian Hipotesis Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel X dan Y
dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student (tstudent). Untuk menentukan kriteria pengambilan hasil keputusan hipotesis pengaruh yang diajukan, terlebih dahulu perlu dicari nilai dari thitung yang dibandingkan dengan nilai dari ttabel, dengan toleransi kesalahan sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta uji satu pihak yaitu pihak kanan. Maka: a. thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima b. thitung ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
a. Ho : 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak. b. Ha : > 0 Artinya terdapat pengaruh yang positif antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak.
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai : Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu